Uploaded by nada.farida

WPPE-HE-Transaksi Efek

advertisement
\
PERTEMUAN III | TRANSAKSI EFEK
HUKUM DAN ETIKA
TRANSAKSI EFEK
Didukung
Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 515 0 515 ext. 8102, 8103, 8106
www.ticmi.co.id
0
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 1 - 2015
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Transaksi Efek
Daftar Isi
REGULASI TRANSAKSI EFEK
A. Jenis Mekanisme Transaksi Efek ...............................................................................1
A.1 Transaksi Menurut Tempat Pelaksanaan ....................................................................1
A.1.1 Transaksi Bursa .............................................................................................1
A.1.2 Transaksi Luar Bursa ......................................................................................1
A.2 Transaksi Menurut Pembiayaan ................................................................................2
A.3 Transaksi Menurut Nasabah ....................................................................................2
B. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa ................................................................2
B.1 Definisi................................................................................................................2
B.2 Prosedur..............................................................................................................3
C. Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi Short
Selling Oleh Perusahaan Efek (Peraturan Bapepam Nomor V.D.6 ) .............................3
C.1 Definisi Istilah : ....................................................................................................3
C.2 Persyaratan Perusahaan Efek Yang Dapat Memberikan Pembiayaan Penyelesaian Transaksi
Efek:...................................................................................................................4
C.3 Persyaratan Nasabah Yang Dapat Menerima Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek
Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Marjin atau Transaksi Short Selling hanya dapat
diberikan oleh Perusahaan Efek apabila nasabah memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:
..........................................................................................................................4
C.4 Pokok-pokok Perjanjian Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah Perjanjian Pembiayaan Wajib
Memuat Klausula Sebagai Berikut: ...........................................................................4
C.5 Persyaratan Efek yang Dapat Ditransaksikan Dalam Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah..5
C.6 Mekanisme Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah ........................................................5
C.6.1 Ketentuan Umum ...........................................................................................5
C.6.2 Transaksi Marjin.............................................................................................5
C.6.3 Pembiayaan Transaksi Short Selling ..................................................................6
C.6.4 Perjanjian Pinjam Meminjam Efek dalam rangka pembiayaan Transaksi Short Selling
nasabah. ......................................................................................................7
C.6.5 Ketentuan bagi Perusahaan Efek yang melakukan Transaksi Short Selling untuk
kepentingan sendiri ........................................................................................7
D. Kontrak Berjangka Dan Opsi Atas Efek Atau Indeks Efek (KBIE) ................................8
D.1 Peraturan Bapepam III.E.1 .....................................................................................8
D.1.1 Definisi Istilah ...............................................................................................8
D.1.2 Setiap Underlying yang dijadikan dasar transaksi Kontrak wajib: ............................9
D.1.3 Bursa Efek yang menyelenggarakan perdagangan Kontrak sekurang-kurangnya wajib
mengatur hal-hal sebagai berikut :....................................................................9
D.1.4 Bursa Efek wajib menerbitkan informasi tertulis dan mengumumkan surat kabar harian
berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional 7 (tujuh) hari sebelum
transaksi dimulai, memuat hal-hal sebagai berikut:..............................................9
D.1.5 Dalam rangka pelaksanaan kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Kontrak,
Lembaga Kliring dan Penjaminan sekurang-kurangnya wajib mengatur hal-hal sebagai
berikut: ........................................................................................................9
D.1.6 Perusahaan Efek yang memberikan layanan jasa perantara pedagang Kontrak, wajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut: ............................................................. 10
D.2 Peraturan BEI II-E tentang Perdagangan KBIE LQ-45 ................................................ 10
D.2.1 Definisi ....................................................................................................... 10
D.2.2 Ketentuan Umum Perdagangan....................................................................... 11
i
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
TRANSAKSI EFEK
Tahapan transaksi dalam pasar modal terjadi melalui dua tahapan yaitu (1) pasar primer (primary
market) dan (2) pasar sekunder (secondary market). Pasar primer merupakan pasar yang
memperdagangkan obligasi dan saham yang baru diterbitkan pertama kali oleh emiten kepada
underwriter. Kegiatan pada pasar primer tersebut dikenal dengan IPO (Initial Public Offering) atau
penawaran umum pertama. IPO dilakukan berdasarkan waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer)
sebelum sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder, umumnya IPO dilakukan pada jangka
waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga sekuritas di pasar primer ditentukan oleh penjamin emisi
(underwriter) dan perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public) berdasarkan analisis
fundamental perusahaan yang bersangkutan, harga sekuritas yang ditentukan pada pasar perdana bernilai
tetap.
Pasar sekunder merupakan pasar yang memperdagangkan saham dan obligasi antar investor
setelah melewati masa penawaran di pasar primer. Setelah saham dan obligasi dibeli investor dari emiten
melalui underwriter, investor menjual kembali saham dan obligasi kepada investor lainnya, baik dengan
tujuan mengambil untung dari kenaikan harga (capital gain) maupun menghindari kerugian (capital loss).
Harga sekuritas pada pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspektasi pasar. Pada pasar sekunder
investor dapat membeli dan menjual sekuritas setiap saat, dengan demikian pula pasar sekunder berguna
sebagai tempat untuk menghimpun dana investor baik perseorangan maupun lembaga
Investor dapat membuka rekening di Perusahaan Efek dengan cara mengisi dokumen-dokumenyang
diperlukan. Secara umum, Perusahaan Efek biasanya mewajibkan investor untuk menyetorkan sejumlah
dana tertentu sebagai jaminan dalam proses penyelesaian transaksi. Transaksi diawali dengan
memberikan perintah jual dan/atau perintah beli ke Perusahaan Efek. Perintah tersebut dapat diberikan
lewat telepon atau perintah secara tertulis. Perintah tersebut harus berisikan nama saham, jumlah yang
akan dijual dan/atau dibeli, serta berapa harga jual dan/atau harga beli yang diinginkan. Perintah tersebut
selanjutnya akan diverifikasi oleh Perusahaan Efek bersangkutan. Selanjutnya, perintah tersebut
dimasukkan ke dalam sistem perdagangan di Bursa Efek. Semua perintah jual dan/atau perintah beli dari
seluruh Perusahaan Efek akan dikumpulkan di Bursa Efek dalam sistem yang disebut JATS (Jakarta
Automatic Trading System).
Ketentuan mengenai Transaksi Efek secara umum diatur didalam Peraturan No. III.A.10 tentang
Transaksi Efek.
A. Jenis Mekanisme Transaksi Efek
A.1 Transaksi Menurut Tempat Pelaksanaan
A.1.1 Transaksi Bursa
Definisi: Kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam-meminjam Efek, atau kontrak
lain mengenai Efek atau harga Efek.
Manfaat:
a.Penempatan order yang fair (Price priority dan time priority)
b.Jaminan penyelesaian transaksi
c. Patokan harga yang wajar
d.Pasar yang likuid
e.Informasi yang transparan
f. Biaya transaksi yang ekonomis
g.Keamanan bertransaksi
A.1.2 Transaksi Luar Bursa
Definisi: Transaksi antar Perusahaan Efek atau antara Perusahaan Efek dengan Pihak lain
yang tidak diatur oleh Bursa Efek, dan transaksi antar Pihak yang bukan Perusahaan Efek.
Karakteristik:
a.Tidak diatur oleh Bursa Efek
b.Dilakukan oleh Perusahaan Efek dengan Pihak
c. Dilakukan oleh Pihak dengan Pihak
d.Untuk menampung transaksi atas Efek tidak tercatat dan Efek atas unjuk
e.Untuk menampung kebutuhan spesifik dari bermacam ragam investor
Kelemahan:
a.Kurang transparan dan tidak likuid
b.tidak mendapatkan harga terbaik
c. Penyelesaian transaksi tidak dijamin
d.Keamanan transaksi tidak dijamin
e.Berdasarkan UUPT dan AD pemindahan hak atas saham harus dilakukan secara notariel
f. Biaya transaksi & penyelesaiannya tidak standar & tidak ekonomis
1
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
A.2 Transaksi Menurut Pembiayaan
1. Transaksi Regular
Definisi: Transaksi efek yang dilakukan nasabah di pasar sekunder tanpa pembiayaan dari
perusahaan efek.
Persyaratan:
a. Telah membuka rekening efek (bagi nasabah retil) atau memiliki perjanjian tertulis (bagi
nasabah Kelembagaan) di Perusahaan Efek
b. Memiliki kecukupan dan ketersediaan dana dan efek.
2. Transaksi Margin
Jenis transaksi lain-lain
a. Pinjam-meminjam efek
b. Transaksi repo/reverserepo
A.3 Transaksi Menurut Nasabah
1. Transaksi Nasabah Pemilik Rekening
Definisi: Transaksi Efek yang dilaksanakan oleh Perusahaan Efek untuk kepentingan rekening
nasabahnya sesuai dengan kontrak antara Perusahaan Efek dengan nasabah tersebut.
2. Transaksi Nasabah Umum
Definisi: Transaksi melalui pemesanan Efek dalam Penawaran Umum oleh pemodal yang tidak
mempunyai rekening Efek pada Perusahaan Efek.
Ketentuan:
1). Wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam Prospektus
2). Jika dalam Penawaran Umum terjadi kelebihan permintaan Efek, Perusahaan Efek harus
memprioritaskan pesanan melalui rekening Efek, kecuali dalam hal rekening Efek dimiliki
oleh Pihak terafiliasi
3. Transaksi Nasabah Kelembagaan
Definisi: Transaksi Efek antara Perusahaan Efek dengan nasabah kelembagaan tertentu yang
didasarkan pada perjanjian antara Perusahaan Efek dengan nasabah kelembagaan tersebut
seperti perusahaan asuransi, Reksa Dana, bank atau lembaga keuangan lainnya yang tidak
mempunyai rekening Efek pada Perusahaan Efek tersebut
Ketentuan:
1. Dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam perjanjian antara
Perusahaan Efek dan nasabah kelembagaan.
2. Penyelesaian Transaksi Nasabah Kelembagaan dapat dilakukan dengan cara penyerahan
uang dan Efek pada saat yang bersamaan, atau dengan cara lain, sesuai dengan
perjanjian yang dibuat oleh para Pihak.
3. Perusahaan Efek wajib mencatat setiap Transaksi Nasabah Kelembagaan pada tanggal
transaksi tersebut mulai mengikat.
4. Perusahaan Efek wajib mencatat dalam rekening Gagal Terima atau Gagal Serah atas
Efek untuk setiap keterlambatan penyelesaian Transaksi Nasabah Kelembagaan pada
tanggal yang ditentukan untuk penyelesaian transaksi tersebut.
5. Perusahaan Efek wajib mengirim konfirmasi kepada nasabah kelembagaan yang menjadi
Pihak dalam Transaksi Nasabah Kelembagaan dengan memuat hal-hal sebagaimana
dimaksud dalam angka 3 huruf p peraturan in
B. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
Peraturan mengenai Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa saat ini diatur dalam POJK No.
26/POJK.04/2014 menggantikan Peraturan III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
dan III.B.7 tentang Dana Jaminan.
B.1 Definisi
1) Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa adalah kewajiban Lembaga Kliring dan
Penjaminan untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab Anggota Kliring yang
gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa dan untuk
menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara yang sama sebagaimana diwajibkan
kepada Anggota Kliring yang bersangkutan.
2) Dana Jaminan adalah kumpulan dana dan/atau Efek yang diadministrasikan dan dikelola oleh
Lembaga Kliring dan Penjaminan yang digunakan untuk melakukan Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan
3) Cadangan Jaminan adalah akumulasi dana yang berasal dari penyisihan laba bersih Lembaga
Kliring dan Penjaminan dalam bentuk kas atau setara kas yang digunakan untuk melakukan
Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan.
4) Kliring adalah proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari Transaksi Bursa. Asda
2
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
5) Netting adalah kegiatan Kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi setiap Anggota
Kliring untuk menyerahkan atau menerima sejumlah saldo Efek tertentu untuk setiap jenis Efek
yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah saldo dana untuk seluruh
atau setiap jenis Efek yang ditransaksikan.
6) Anggota Kliring adalah Anggota Bursa Efek atau pihak lain, yang memenuhi persyaratan
untuk mendapatkan layanan jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
berdasarkan peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan.
7) Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam meminjam Efek,
atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek.
B.2 Prosedur
 Apabila Anggota Kliring tidak dapat memenuhi sebagian atau seluruh kewajibannya untuk
menyelesaikan Transaksi Bursa sesuai dengan waktu dan cara yang telah diatur dalam
peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan maka Anggota Kliring dinyatakan gagal memenuhi
kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa. Kemudian Anggota Kliring
tersebut wajib melaksanakan Fungsi Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
 Fungsi Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, dilaksanakan dengan sumber keuangan dan
urutan sebagai berikut:
a. Cadangan Jaminan;
b. Kredit bank, jika sudah ada kontrak antara Lembaga Kliring dan Penjaminan dengan bank;
c. Dana Jaminan;
d. Sumber keuangan dari anggota Jaringan Kredit yang lain, apabila seluruh sumber keuangan
sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c telah digunakan tetapi tidak
mencukupi, dengan pembagian sebagai berikut:
1) 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban
Lembaga Kliring dan Penjaminan dibagi sama rata di antara anggota Jaringan Kredit
yang tersisa;
2) 80% (delapan puluh per seratus) dari jumlah yang dibutuhkan untuk membayar
kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan dibagi di antara anggota Jaringan Kredit
yang tersisa secara proporsional berdasarkan nilai Kliring masing-masing anggota
Jaringan Kredit dimaksud selama 6 (enam) bulan terakhir
3) jumlah yang tidak dibayar dalam 30 (tiga puluh) hari oleh anggota Jaringan Kredit
tertentu, dibagi kembali di antara anggota Jaringan Kredit yang tersisa sesuai ketentuan
nomor 1) dan 2) diatas

Penggunaan sumber keuangan yaitu Dana Jaminan wajib dibayar kembali dari sumber
keuangan Anggota Kliring yang gagal menyelesaikan Transaksi Bursa.
C. Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi
Short Selling Oleh Perusahaan Efek (Peraturan Bapepam Nomor V.D.6)
C.1 Definisi Istilah :
1). Jaminan Awal adalah sejumlah dana dan atau Efek yang wajib disetor nasabah kepada
Perusahaan Efek sebagai Jaminan Pembiayaan pada saat pembukaan Rekening Efek
Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling.
2). Jaminan Pembiayaan adalah sejumlah dana dan atau Efek milik nasabah yang ditahan oleh
Perusahaan Efek sebagai jaminan untuk penyelesaian Transaksi Marjin atau Transaksi Short
Selling.
3). Permintaan Pemenuhan Jaminan adalah permintaan Perusahaan Efek kepada nasabah
untuk menyerahkan dana dan atau Efek dalam rangka memenuhi batas maksimal nilai
pembiayaan yang diberikan oleh Perusahaan Efek kepada nasabah atau batas minimal nilai
Jaminan Pembiayaan yang wajib dipenuhi oleh nasabah.
4). Perjanjian Pembiayaan adalah perjanjian antara Perusahaan Efek dengan nasabah yang
memuat hak dan kewajiban terkait dengan pembiayaan penyelesaian transaksi Efek nasabah
oleh Perusahaan Efek yang dapat berupa pembiayaan dana dan atau pembiayaan Efek.
5). Posisi Long adalah saldo Efek dalam akun tertentu di buku pembantu Efek yang
menunjukkan sejumlah Efek yang dimiliki oleh Perusahaan Efek atau sejumlah Efek yang
wajib diserahkan oleh Perusahaan Efek kepada nasabah.
6). Posisi Short adalah saldo Efek dalam akun tertentu di buku pembantu Efek yang
menunjukkan sejumlah Efek yang dijual oleh Perusahaan Efek untuk kepentingannya sendiri
dan atau kepentingan nasabah, tetapi pada saat dijual Efek dimaksud belum dimiliki oleh
Perusahaan Efek dan atau belum diserahkan oleh nasabah kepada Perusahaan Efek
7). Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin adalah rekening Efek nasabah yang khusus
dipergunakan untuk aktivitas Transaksi Marjin.
3
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
8). Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling adalah rekening Efek nasabah yang
khusus dipergunakan untuk aktivitas Transaksi Short Selling.
9). Saldo Debit adalah saldo dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening
Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling yang menunjukkan jumlah uang yang wajib dibayar
oleh nasabah kepadaPerusahaan Efek.
10). Saldo Kredit adalah saldo dana dalam rekening Efek nasabah yang menunjukkan kewajiban
Perusahaan Efek kepada nasabah dan atau yang menunjukkan jaminan termasuk Jaminan
Pembiayaan dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek
Pembiayaan Transaksi Short Selling.
11). Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai
oleh Perusahaan Efek.
12). Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud tidak
dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.
C.2 Persyaratan Perusahaan Efek Yang Dapat Memberikan Pembiayaan Penyelesaian
Transaksi Efek:
1. Pembiayaan penyelesaian Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling, hanya dapat
dilakukan apabila Perusahaan Efek telah memenuhi seluruh ketentuan sebagai berikut:
a) Memiliki izin usaha dari Bapepam dan LK untuk melakukan kegiatan sebagai Perantara
Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah;
b) Memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan sesuai dengan yang dipersyaratkan ;
c) Memperoleh persetujuan dari Bursa Efek untuk melakukan Transaksi Marjin dan atau
Transaksi Short Selling;
d) Dalam hal Perusahaan Efek memberikan pembiayaan dana melaluiTransaksi Marjin,
Perusahaan Efek wajib mempunyai cukup sumber pembiayaan untuk membiayai
penyelesaian transaksi pembelianEfek; dan
e) Dalam hal Perusahaan Efek memberikan pembiayaan Efek melaluiTransaksi Short Selling,
Perusahaan Efek wajib memiliki perikatan dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan,
Perusahaan Efek lain,Bank Kustodian, dan atau Pihak lain yang disetujui Bapepam dan
LKuntuk meminjam Efek yang diperlukan bagi penyelesaian transaksi penjualan Efek.
2. Sebelum memberikan persetujuan, Bursa Efek wajib memeriksa sistem operasional Perusahaan
Efek terutama yang terkait dengan sistem manajemen risikoatas pembiayaan penyelesaian
transaksi Efek bagi nasabah.
3. Bursa Efek yang telah memberikan persetujuan tersebut wajib melakukan pemeriksaan atas
sistem operasional secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
C.3 Persyaratan Nasabah Yang Dapat Menerima Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek
Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Marjin atau Transaksi Short Selling hanya dapat
diberikan oleh Perusahaan Efek apabila nasabah memenuhi seluruh kriteria sebagai
berikut:
1. Telah memiliki rekening Efek reguler, untuk mengetahui riwayat transaksi nasabah;
2. Telah membuka Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin untuk nasabah yang akan
melakukan Transaksi Marjin atau Rekening EfekPembiayaan Transaksi Short Selling untuk
nasabah yang akan melakukan Transaksi Short Selling pada Perusahaan Efek berdasarkan
Perjanjian Pembiayaan dan masih memiliki rekening Efek reguler sebagaimana dimaksud dalam
huruf a untuk menampung transaksi Efek yang tidak dibiayai oleh Perusahaan Efek; dan
3. Telah menyetorkan Jaminan Awal dengan nilai paling kurang sebesar Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) untuk masing-masing Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin dan
Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling.
C.4 Pokok-pokok Perjanjian Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah Perjanjian Pembiayaan
Wajib Memuat Klausula Sebagai Berikut:
1. Tingginya tingkat risiko investasi nasabah karena perubahan harga Efek yang dapat
mengakibatkan antara lain Jaminan Pembiayaan nasabah berkurang, habis, atau minus;
2. Kebijakan penilaian Jaminan Pembiayaan berupa Efek, antara lain meliputi jenis Efek yang
dapat diterima sebagai Jaminan Pembiayaan, penetapan nilai pasar wajarnya, dan penetapan
haircut (jika ada);
3. Kewajiban nasabah untuk setiap saat memenuhi permintaan Perusahaan Efek sehubungan
antara lain Permintaan Pemenuhan Jaminan atas Transaksi Marjin, dan atau Transaksi Short
Selling;
4. Kewajiban Perusahaan Efek untuk melakukan pemberitahuan Permintaan Pemenuhan Jaminan
kepada nasabah;
5. Hak Perusahaan Efek, dalam hal nasabah tidak memenuhi Permintaan Pemenuhan Jaminan,
untuk setiap saat tanpa memberikan alasan atau pemberitahuan atau memperoleh
4
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
persetujuan terlebih dahulu untuk menjual atau membeli Efek atau tindakan lain yang
disepakati dengan nasabah guna memenuhi:
Persyaratan nilai Jaminan Pembiayaan yang ditentukan dalam Perjanjian Pembiayaan; dan
Kewajiban nasabah dalam penyelesaian transaksi Efek.
Nasabah Perusahaan Efek tidak dapat memilih Efek yang akan dilikuidasi atau dijual untuk
memenuhi kewajibannya;
Batasan maksimal Efek nasabah yang menjadi Jaminan Pembiayaan yangdapat dijual atau
dibeli oleh Perusahaan Efek dalam rangka Permintaan Pemenuhan Jaminan, penyelesaian
Transaksi Marjin, dan atau Transaksi Short Selling;
Hal-hal yang menyebabkan Perusahaan Efek dapat setiap saat menutup Rekening Efek
Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling;
Ketentuan pembiayaan yang antara lain meliputi jangka waktu pembiayaan, perhitungan
tingkat bunga pembiayaan, dan metode perhitungan bunga pembiayaan; dan
Ketentuan mengenai perjanjian pinjam meminjam Efek antara nasabah dengan Perusahaan
Efek dalam rangka Transaksi Short Selling nasabah.
C.5 Persyaratan Efek yang Dapat Ditransaksikan Dalam Pembiayaan Transaksi Efek
Nasabah
1. Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling hanya dapat dilaksanakan apabila Efek
tersebut tercatat di Bursa Efek kecuali ditentukan lain oleh Bapepam dan LK.
2. Persyaratan Efek yang dapat ditransaksikan dengan pembiayaan penyelesaian transaksi Efek
dan yang dapat digunakan sebagai Jaminan Pembiayaan ditetapkan oleh Bursa Efek dalam
peraturan Bursa Efek.
3. Dalam menetapkan persyaratan Efek, Bursa Efek wajib mempertimbangkan sekurangkurangnya hal-halsebagai berikut:
a) Nilai minimal rata-rata transaksi harian dalam periode tertentu;
b) Jumlah minimal Pihak yang memiliki Efek dalam periode tertentu;
c) Faktor fundamental Efek; dan
d) Kriteria khusus untuk Efek yang dapat dilakukan Transaksi Short Selling, termasuk batasan
persentase jumlah maksimal Efek dari totalEfek yang beredar yang dapat ditransaksikan.
4. Efek yang memenuhi syarat wajib:
a) Diumumkan kepada publik dan dilaporkan kepada Bapepam dan LK oleh Bursa Efek pada
hari kerja terakhir setiap bulan;
b) Direview pemenuhan persyaratannya apabila ada informasi material, dan hasil review
dimaksud diumumkan kepada publik dan dilaporkan kepada Bapepam dan LK oleh Bursa
Efek pada hari yang sama.
5. Dalam hal Efek tidak lagi memenuhi syarat yang ditetapkan Bursa Efeksebagai Efek yang dapat
ditransaksikan dengan pembiayaan penyelesaian transaksi Efek dan yang dapat digunakan
sebagai Jaminan Pembiayaan, maka pembiayaan atas transaksi Efek Nasabah yang sudah
berjalan wajib diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari bursa sejak Efek tidak lagi memenuhi
syarat yang ditetapkan Bursa Efek.
C.6 Mekanisme Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah
C.6.1 Ketentuan Umum
1. Sebelum membiayai penyelesaian Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling,
Perusahaan Efek wajib meneliti hal-hal sebagai berikut:
a) Nasabah telah memenuhi persyaratan; dan
b) Perusahaan Efek telah memenuhi persyaratan.
2. Nilai Jaminan Pembiayaan atas kewajiban nasabah dalam Rekening Efek Pembiayaan
Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling adalah:
a) Jumlah uang yang tercatat pada Saldo Kredit sebagai jaminan dalam Rekening Efek
Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short
Selling; dan
b) Nilai pasar wajar Efek pada Posisi Long sebagai jaminan dalam Rekening Efek
Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling
pada buku pembantu Efek setelah memperhitungkan haircut.
3. Perusahaan Efek wajib melakukan pencatatan Transaksi Marjin dan Transaksi Short
Selling sesuai dengan ketentuan akuntansi Perusahaan Efek yang berlaku.
C.6.2 Transaksi Marjin
1. Sebelum menyetujui untuk membiayai penyelesaian Transaksi Marjin, petugas kredit
di bagian pesanan dan perdagangan Perusahaan Efek harus memastikan telah tersedia
sejumlah dana danatau Efek di Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin sebagai
Jaminan Awal.
5
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
2. Nilai pembiayaan dana atas Transaksi Marjin adalah sebesar jumlah piutang atas
Transaksi Marjin yang diberikan Perusahaan Efek kepada nasabahnya dan dicatat
sebagai Saldo Debit dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin.
3. Nilai Jaminan Awal paling kurang 50% (lima puluh perseratus) dari nilai pembelian Efek
pada saat transaksi atau Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) mana yang lebih
tinggi.
4. Nilai pembiayaan dana atas Transaksi Marjin yang dapat diberikan oleh Perusahaan
Efek kepada nasabah paling banyak 65% (enam puluh lima perseratus) dari nilai
Jaminan Pembiayaan.
5. Jika nilai Jaminan Pembiayaan mengalami penurunan sehingga nilai pembiayaan
melebihi 65% (enam puluh lima perseratus) dari nilai Jaminan Pembiayaan, maka
Perusahaan Efek wajib melakukan Permintaan Pemenuhan Jaminan kepada
nasabahnya dan nasabah wajib memenuhi Permintaan Pemenuhan Jaminan, sehingga
nilai pembiayaan tidak melebihi 65% (enam puluh lima perseratus) dari nilai Jaminan
Pembiayaan.
6. Jika nasabah tidak memenuhi Permintaan Pemenuhan paling lambat 3 (tiga) hari bursa,
maka Perusahaan Efek pada hari bursa ke-4 (keempat) wajib segera menjual Efek
dalam Jaminan Pembiayaan yang dibuktikan dengan melakukan penawaran jual
sehingga nilai pembiayaan tidak melebihi 65% (enam puluh lima perseratus) dari nilai
Jaminan Pembiayaan.
7. Jika nilai pembiayaan telah mencapai 80% (delapan puluh perseratus) dari nilai
Jaminan Pembiayaan, maka Perusahaan Efek baik dengan ataupun tanpa
pemberitahuan kepada nasabahnya, wajib segera menjual Efek dalam Jaminan
Pembiayaan yang dibuktikan dengan melakukan penawaran jual sehingga nilai
pembiayaan tidak melebihi 65% (enam puluh lima perseratus) dari nilai Jaminan
Pembiayaan.
8. Perusahaan Efek wajib menyampaikan konfirmasi secara tertulis kepada nasabahnya
atas transaksi penjualan, yang dibedakan dengan konfirmasi tertulis atas transaksi
berdasarkan pesanan nasabah pada hari yang sama dengan penjualan Efek nasabah
oleh Perusahaan Efek.
C.6.3 Pembiayaan Transaksi Short Selling
1. Sebelum menyetujui untuk membiayai penyelesaian Transaksi Short Selling, petugas
kredit di bagian pesanan dan perdagangan Perusahaan Efek wajib:
a) Memastikan telah tersedia sejumlah dana dan atau Efek di Rekening Efek Pembiayaan
Transaksi Short Selling sebagai Jaminan Awal;
b) Mempertimbangkan ketersediaan Efek pada saat penyelesaian Transaksi Short Selling
antara lain:
(1). Memiliki Efek lain yang dapat dikonversi atau ditukar menjadi Efek yang
digunakan untuk penyelesaian Transaksi Short Selling; atau
(2). Telah melaksanakan hak atas opsi atau waran untuk memperoleh Efek yang
digunakan untuk penyelesaian Transaksi Short Selling.
(3). Memastikan bahwa nasabah telah menandatangani perjanjian pinjam meminjam
Efek dengan Perusahaan Efek; dan
(4). Memastikan bahwa nasabah telah memahami hak dan kewajiban berkenaan
dengan Transaksi Short Selling tersebut.
2. Nilai pembiayaan Efek atas Transaksi Short Selling adalah sebesar nilai pasar wajar
Efek yang ditransaksikan secara short selling oleh nasabah yang dibiayai oleh
Perusahaan Efek dan dicatat pada saldo Posisi Short Rekening Efek Pembiayaan
Transaksi Short Selling di buku pembantu Efek.
3. Nilai Jaminan Awal paling kurang 50% (lima puluh perseratus) dari nilai Transaksi Short
Selling atau Rp 200.000.000,00 (dua ratus jutarupiah) mana yang lebih tinggi.
4. Nilai Jaminan Pembiayaan paling kurang 150% (seratus lima puluh perseratus) dari
nilai Transaksi Short Selling pada saat Transaksi Short Selling pertama terjadi, dimana
Jaminan Pembiayaan dimaksud paling kurang terdiri dari Jaminan Awal dan dana yang
diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling dimaksud.
5. Nilai Jaminan Pembiayaan atas Transaksi Short Selling yang wajib dipelihara nasabah
paling kurang 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek
pada Posisi Short.
6. Jika nilai Jaminan Pembiayaan mengalami penurunan dan atau nilai pasar wajar Efek
dalam Posisi Short mengalami kenaikan sehingga nilai Jaminan Pembiayaan kurang dari
135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi
Short, maka Perusahaan Efek wajib melakukan Permintaan Pemenuhan Jaminan
kepada nasabahnya dan nasabah wajib memenuhi Permintaan Pemenuhan Jaminan,
6
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
sehingga nilai Jaminan Pembiayaan tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima
perseratus) dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short.
7. Jika nasabah tidak memenuhi Permintaan Pemenuhan paling lambat 3 (tiga) hari bursa,
maka Perusahaan Efek pada hari bursa ke-4 (keempat) wajib segera membeli Efek yang
dijual melalui Transaksi Short Selling yang dibuktikan dengan melakukan penawaran
beli sehingga nilai Jaminan Pembiayaan tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh
lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short.
8. Jika nilai Jaminan Pembiayaan kurang dari 120% (seratus dua puluh perseratus) dari
nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short, maka Perusahaan Efek wajib segera membeli
Efek pada Posisi Short yang dibuktikan dengan melakukan penawaran beli sehingga
nilai Jaminan Pembiayaan tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus)
dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short.
9. Perusahaan Efek wajib menyampaikan konfirmasi secara tertulis kepada nasabahnya
atas transaksi pembelian, yang dibedakan dengan konfirmasi tertulis atas transaksi
berdasarkan pesanan nasabah pada hari yang sama dengan pembelian Efek nasabah
oleh Perusahaan Efek.
10. Transaksi Short Selling dibatasi dengan ketentuan:
a) Harga penawaran jual yang dimasukkan dalam sistem perdagangan Bursa Efek
harus di atas harga yang terjadi terakhir di Bursa Efek; dan
b) Perusahaan Efek wajib memberi tanda “short” pada saat pelaksanaan order jual pada
sistem perdagangan Bursa Efek.
C.6.4 Perjanjian Pinjam Meminjam Efek dalam rangka pembiayaan Transaksi Short
Selling nasabah.
1. Perusahaan Efek hanya dapat melakukan pembiayaan Transaksi Short Selling nasabah apabila
Efek yang digunakan oleh Perusahaan Efek untuk penyelesaian transaksi Efek tersebut akan
diperolehdengan cara Perusahaan Efek meminjam Efek dari dan atau melalui:
a) Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP);
b) Perusahaaan Efek lain;
c) Bank Kustodian; dan atau
d) Pihak lain.
2. Kontrak standar pinjam meminjam Efek wajib memuat rincian antara lain mengenai:
a) Jumlah dan jenis Efek;
b) Waktu berlakunya pinjam meminjam;
c) Jaminan;
d) Hak-hak sehubungan dengan pemilikan Efek termasuk hak suara, hak memesan Efek
terlebih dahulu, bonus, dividen, danbunga;
e) Kewajiban perpajakan;
f) Biaya-biaya dalam rangka pinjam meminjam;
g) Wanprestasi;
h) Metode penilaian Efek yang dipinjamkan dan jaminan;dan
i) Mekanisme penyelesaian perselisihan.
3. Dalam rangka menjalankan fungsinya, Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib membuat
kontrak standar pinjam meminjam Efek yang isinya sesuai dan telah disetujui oleh
Bapepam dan LK untuk dapat dipergunakan oleh semua Pihak.
4. Setiap Pihak yang tidak menggunakan kontrak standar pinjam meminjam Efek, dapat
membuat kontrak pinjam meminjam Efek yang isinya sesuai dengan peraturan ini
sepanjang disertai pendapat hukum dari 2 (dua) konsultan hukum yang terdaftar di
Bapepam dan LK dan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK untuk mendapat
persetujuan sebelum berlaku.
5. Perusahaan Efek dilarang memberikan pembiayaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi
Short Selling kepada nasabahnya yang merupakan komisaris, direktur, atau pegawai
Perusahaan Efek dimaksud.
C.6.5 Ketentuan bagi Perusahaan Efek yang melakukan Transaksi Short Selling untuk
kepentingan sendiri
1. Sebelum melakukan Transaksi Short Selling, Perusahaan Efek wajib:
a) Telah membuka rekening terpisah untuk Transaksi Short Selling;
b) Telah menyisihkan dana dan atau Efek dalam rekeningpaling kurang 50% (limapuluh
per seratus) dari nilai Transaksi Short Selling sebagai aset yang disisihkan Perusahaan
Efek untuk menutup risiko Transaksi Short Selling; dan
c) Memastikan telah tersedia Efek pada saat penyelesaian Transaksi Short Selling antara
lain:
i. Memiliki Efek lain yang dapat dikonversi atau ditukar menjadi Efek yang digunakan
untuk penyelesaian Transaksi Short Selling;
7
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
ii. Telah melaksanakan hak atas opsi atau waran untuk memperoleh Efek yang
digunakan untuk penyelesaian Transaksi Short Selling; dan atau
iii. Telah melakukan perjanjian pinjam meminjam Efek dalamrangka Transaksi Short
Selling dari dan atau melalui pihak-pihak. Perjanjian pinjam meminjam Efek dibuat
dengan menggunakan kontrak .
2. Pada saat Transaksi Short Selling pertama terjadi, nilai aset yang disisihkan ditambah
dana yang diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling paling kurang
150% (seratus lima puluh perseratus) dari nilai Transaksi Short Selling.
3. Nilai aset yang disisihkan ditambah dana yang diterima dari penjualan Efek melalui
Transaksi Short Selling wajib dipelihara Perusahaan Efek paling kurang 135% (seratus
tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short.
4. Jika nilai aset yang disisihkan ditambah dana yang diterima dari penjualan Efek melalui
Transaksi Short Selling mengalami penurunan dan atau nilai pasar wajar Efek dalam
Posisi Short mengalami kenaikan sehingga nilai aset yang disisihkan ditambah dana yang
diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling kurang dari:
a) 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efekdalam Posisi
Short, maka Perusahaan Efek wajib menambah aset yang disisihkan dan atau
membeli Efek yang ditransaksikan secara short selling paling lambat 3 (tiga) hari
bursa, sehingga nilai aset yangdisisihkan ditambah dana yang diterima dari penjualan
Efek melalui Transaksi Short Selling tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima
perseratus) dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short.
b) 120% (seratus dua puluh perseratus) dari nilai pasar wajar Efekdalam Posisi Short,
maka Perusahaan Efek wajib segera menambah aset yang disisihkan dan atau
membeli Efek yang ditransaksikansecara short selling, sehingga nilai aset yang
disisihkan ditambah danayang diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short
Selling tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar
wajar Efek dalam Posisi Short.
5. Transaksi Short Selling Perusahaan Efek dibatasi dengan ketentuan:
a) Harga penawaran jual yang dimasukkan dalam sistem perdagangan Bursa Efek harus
di atas harga yang terjadi terakhir di Bursa Efek; dan
b) Perusahaan Efek wajib memberi tanda “short” pada saat pelaksanaan order jual pada
sistem perdagangan Bursa Efek.
6. Perusahaan Efek hanya dapat melakukan Transaksi Short Selling atas Efek yang
ditetapkan Bursa Efek sebagai Efek yang dapat ditransaksikan secara short selling.
7. Dalam hal Efek tidak lagi memenuhi syarat yang ditetapkan Bursa Efek sebagai Efek yang
dapat ditransaksikan secara short selling, maka Transaksi Short Selling Perusahaan Efek
yang sudah berjalan wajib diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari bursa sejak Efek tidak
lagimemenuhi syarat yang ditetapkan Bursa Efek.
8. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK
dapat mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini,
termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.
D. Kontrak Berjangka Dan Opsi Atas Efek Atau Indeks Efek (KBIE)
KBIE selain diatur didalam Peraturan III.E.1 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek Atau
Indeks Efek juga diatur dalam Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor II.E tentang Perdagangan
Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45
D.1 Peraturan Bapepam III.E.1
D.1.1 Definisi Istilah
1. Jaminan adalah dana dan atau Efek yang dapat digunakan oleh Lembaga Kliring dan
Penjaminan untuk menyelesaikan Transaksi Bursa atas Kontrak atau untuk
menyelesaikan kewajiban anggota kliring kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan.
2. Kontrak Berjangka adalah suatu perjanjian yang mewajibkan para Pihak untuk
membeli atau menjual sejumlah Underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di
masa yang akan datang.
3. Kontrak adalah Kontrak Berjangka atau Opsi.
4. Likuidasi Kontrak adalah penutupan Posisi Terbuka anggota kliring oleh Lembaga
Kliring dan Penjaminan.
5. Opsi adalah hak yang dimiliki oleh Pihak untuk membeli atau menjual kepada Pihak lain
atas sejumlah Efek pada harga dan dalam waktu tertentu.
6. Posisi Terbuka adalah posisi Kontrak baik jual maupun beli yang belum diselesaikan.
8
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
7. Transaksi Saling Hapus adalah transaksi yang dilakukan oleh Anggota Bursa Efek
untukmenyelesaikan Kontrak dengan posisi berlawanan, baik itu jual maupun beli atas
Kontrak
8. yang sama.
9. Underlying adalah Efek, indeks Efek, sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan Efek
yangmenjadi dasar transaksi Kontrak
D.1.2 Setiap Underlying yang dijadikan dasar transaksi Kontrak wajib:
1. Memperoleh persetujuan tertulis dari Bapepam;
2. Pemilihan Underlying didasarkan riset Bursa Efek bersama dengan LKP;
3. Mendapat dukungan tertulis sekurangnya 10 Anggota Bursa Efek;
4. Dalam 1 tahun terakhir, memiliki rata-rata volatilitas harga harian tertentu, dan untuk
Underlying sekumpulan Efek atau indeks Efek:
a. Sekurang-kurangnya terdiri dari gabungan 10 Efek;
b. Dalam 3 bulan terakhir, rata-rata kontribusi nilai harian masing-masing Efek tidak
lebih dari 30% dari total nilai atau harga sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan
Efek yang bersangkutan; dan
c. Untuk sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan Efek luar negeri, telah
diperdagangkan di negara lain.
5. Bursa Efek dan LKP wajib menetapkan parameter tertentu dan mengkaji kelayakan
kembali setiap Underlying sekurangnya sekali dalam 6 bulan.
D.1.3 Bursa Efek yang menyelenggarakan perdagangan Kontrak sekurang-kurangnya
wajib mengatur hal-hal sebagai berikut :
1. Spesifikasi Kontrak yang diperdagangkan, antara lain :
a) Jenis dan periode Kontrak;
b) Jaminan yang dibutuhkan;
c) Penentuan penghitungan nilai Kontrak dan angka pengganda (multiplier); dan
d) Penentuan penghitungan harga penyelesaian.
2. Kualifikasi Underlying Efek
3. Persyaratan Anggota Bursa Efek yang dapat melakukan transaksi Kontrak mekanisme
transaksi
4. Ketentuan umum kliring dan penyelesaian Kontrak
5. Pengawasan atas perdagangan Kontrak wajib mengikuti informasi mengenai Underlying
6. Tindakan yang diambil atas perdagangan Kontrak apabila perdagangan Underlying
dihentikan;
7. Tindakan yang diambil terhadap Posisi Terbuka bila terjadi hal yang mengakibatkan
Bursa Efekdan Lembaga Kliring dan Penjaminan tidak dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik
8. Kewajiban Anggota Bursa Efek melakukan Transaksi Saling Hapus atau mengalihkan
semua Posisi Terbuka kepada Anggota Bursa Efek lain pada hari bursa yang sama,
apabila Anggota Bursa Efek dimaksud tidak mampu atau dianggap tidak mampu
melaksanakan fungsinya dalamjangka waktu tertentu; dansanksi yang dikenakan
terhadap Anggota Bursa Efek atas pelanggaran peraturan.
D.1.4 Bursa Efek wajib menerbitkan informasi tertulis dan mengumumkan surat kabar
harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional 7 (tujuh) hari
sebelum transaksi dimulai, memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Spesifikasi Kontrak yang akan diperdagangkan;
2. Risiko-risiko yang dihadapi;
3. Gambaran umum Underlying, termasuk harga Underlying; dan
4. Dasar penentuan pemilihan Underlying
D.1.5 Dalam rangka pelaksanaan kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi
Kontrak, Lembaga Kliring dan Penjaminan sekurang-kurangnya wajib mengatur
hal-hal sebagai berikut:
1. Mekanisme kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Kontrak;
2. Jaminan dan Dana Jaminan yang diperlukan;
3. Setiap Jaminan yang diserahkan oleh Anggota Bursa Efek wajib dikuasai oleh Lembaga
Kliringdan Penjaminan;
4. Kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan menyampaikan pemberitahuan kepada
anggota kliring dan Bursa Efek apabila terdapat Kontrak pada anggota kliring yang
kerugiannya telahMencapai 50% (lima puluh perseratus) dari total jumlah Jaminan
anggota kliring yang dikuasai
9
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
5. Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau pada tingkat persentase tertentu berdasarkan
analisarisiko penjaminan; dan
6. Kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan melakukan Likuidasi Kontrak anggota kliring
7. Apabila anggota kliring mengalami kerugian yang telah mencapai 75% (tujuh puluh lima
perseratus) atau lebih dari jumlah Jaminan yang dikuasai Lembaga Kliring dan
Penjaminan, atau pada tingkat persentase tertentu berdasarkan analisa risiko
penjaminan
D.1.6 Perusahaan Efek yang memberikan layanan jasa perantara pedagang Kontrak,
wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Dilarang memberikan pembiayaan penyelesaian transaksi bagi nasabah;
2. Menyampaikan pemberitahuan kepada nasabahnya apabila terdapat Kontrak nasabah
yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek telah merugi sehingga nilai kerugian tersebut
telah mencapai 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah kekayaan nasabah yang
dikuasakan kepada Perusahaan Efek;
3. Memiliki wewenang untuk melakukan Transaksi Saling Hapus apabila Kontrak nasabah
yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek telah merugi sehingga nilai kerugian tersebut
telah mencapai 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah kekayaan nasabah yang
dikuasakan kepada Perusahaan Efek;
4. Wajib menyampaikan setiap pesanan nasabah melalui sistem perdagangan yang
disediakan oleh Bursa Efek;
5. Menyediakan rekening khusus untuk perdagangan Kontrak; dan
6. Memperoleh pernyataan tertulis dari investor bahwa investor telah memahami setiap
risiko yang akan diperolehnya.
D.2 Peraturan BEI II-E tentang Perdagangan KBIE LQ-45
D.2.1 Definisi
1) Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE) LQ-45 adalah janji untuk menjual atau
membeli kontrak Indeks Efek LQ-45 dengan penyelesaian di waktu yang akan datang,
yang mewajibkan setiap Pihak untuk memenuhi perjanjian tersebut pada saat jatuh
tempo.
2) Indeks Efek adalah indeks dari Efek atau sekumpulan Efek, baik yang berasal dari Efek
yang tercatat di Bursa Efek lokal maupun Bursa Efek negara lain.
3) Nilai Indeks Efek adalah angka dari Indeks LQ-45.
4) Harga KBIE LQ-45 adalah angka yang terbentuk berdasarkan perjumpaan penawaran
jual dan permintaan beli KBIE LQ-45 yang dilakukan oleh Anggota Bursa Efek di Bursa.
5) Fraksi Harga KBIE LQ-45 adalah satuan perubahan Harga KBIE LQ-45 yang digunakan
dalam melakukan penawaran jual dan/atau permintaan beli KBIE LQ-45.
6) Angka Pengganda (Multiplier) KBIE LQ-45 adalah nilai Rupiah yang mewakili satu
Harga KBIE LQ-45.
7) Pasar KBIE LQ-45 adalah pasar dimana perdagangan KBIE LQ-45 di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous
auction market) oleh Anggota Bursa Efek.
8) Harga Penyelesaian Final (HPF) adalah harga yang digunakan untuk penentuan hak
dan kewajiban Anggota Bursa Efek pada hari jatuh tempo.
9) Harga Penyelesaian Harian (HPH) adalah harga yang digunakan untuk penentuan hak
dan kewajiban harian Anggota Bursa Efek.
10) Daftar Hasil Kliring Kontrak Berjangka dan Opsi (DHK-Kontrak Berjangka dan
Opsi) adalah dokumen elektronik yang memuat perincian hak dan kewajiban masingmasing Anggota Bursa Efek yang timbul dari Transaksi Bursa Kontrak Berjangka dan/atau
Opsi.
11) Laporan Penyelesaian Kewajiban Kontrak Berjangka dan Opsi (LPK Kontrak
Berjangka dan Opsi ) adalah dokumen yang memuat status pemenuhan hak atau
kewajiban uang dari masing-masing Anggota Bursa Efek terkait Transaksi Kontrak
Berjangka dan/atau Opsi.
12) Anggota Bursa Efek (AB) adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha
dari Otoritas Jasa Keuangan sebagai Perantara Pedagang Efek atau Penjamin Emisi Efek
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah memperoleh Persetujuan Keanggotaan Bursa
untuk mempergunakan sistem dan/atau sarana Bursa dalam rangka melakukan kegiatan
perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan Peraturan Bursa.
13) Liquidity Provider Kontrak Berjangka adalah Anggota Bursa Efek yang telah
mendapat persetujuan dari Bursa untuk dapat memperdagangkan Kontrak Berjangka dan
Opsi, dan mempunyai kewajiban untuk melakukan penawaran jual dan permintaan beli
10
Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA
Kontrak Berjangka setiap Hari Bursa guna mendukung terciptanya likuiditas perdagangan
Kontrak Berjangka tersebut.
14) Jakarta Automated Trading System (JATS) adalah sistem perdagangan Efek yang
berlaku di Bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomasi dengan
menggunakan sarana komputer.
15) Auto Rejection KBIE LQ-45 adalah penolakan secara otomatis oleh JATS terhadap
penawaran jual dan/atau permintaan beli KBIE LQ-45 yang dimasukkan ke JATS akibat
dilampauinya batasan harga yang ditetapkan oleh Bursa.
D.2.2 Ketentuan Umum Perdagangan
1) AB yang melakukan transaksi KBIE LQ-45 wajib melaksanakan transaksi tersebut di
Bursa melalui JATS.
2) AB bertanggung jawab atas seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk
kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
3) AB dilarang melaksanakan transaksi di luar Bursa atau memberikan fasilitas transaksi
jual dan/atau beli di luar Bursa atas KBIE LQ-45.
4) Dalam hal AB memasukkan penawaran jual dan/atau permintaan beli KBIE LQ-45 ke
JATS, dan penawaran jual dan/atau permintaan beli KBIE LQ-45 tersebut terjadi
(match), maka transaksi dimaksud adalah sah sebagai Transaksi Bursa.
5) Perdagangan KBIE LQ-45 diselenggarakan melalui JATS berdasarkan proses tawar
menawar secara lelang berkesinambungan.
6) Setiap AB yang melakukan perdagangan KBIE LQ-45 wajib terlebih dahulu menyetor
agunan sebagaimana diatur dalam Peraturan KPEI.
7) AB dilarang untuk melakukan koreksi Trading-ID.
8) Dalam hal KPEI melakukan koreksi Trading-ID atas Posisi Terbuka dengan melakukan
Transaksi Saling Hapus maka KPEI akan melaporkan koreksi tersebut ke Bursa di Hari
Bursa yang sama (T+0) dengan dilakukannya koreksi Trading-ID tersebut
DAFTAR PERATURAN
NO.
III.A.10
KETERANGAN
Transaksi Efek
POJK 26/POJK.04/2014 Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
V.D.6
III.E.1
Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan
Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek
Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek atau Indeks Efek
11
Download