BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis, karena terletak di garis khatulistiwa serta pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian atau produk nasional yang berasal dari pertanian (Mubyarto, 1995). Pertanian merupakan sektor ekonomi yang mempunyai peran penting di Indonesia. Sektor pertanian berperan besar dalam penyediaan pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan bahan mentah yang dibutuhkan oleh suatu negara. Kebutuhan produk-produk pertanian semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Sektor pertanian juga merupakan sumber pekerjaan dan pendapatan bagi sebagian besar penduduk negara berkembang seperti di Indonesia. Biaya yang dikeluarkan dapat menghasilkan produksi maksimal, apabila dalam pengolahan usahatani, petani mengupayakan agar hal yang diperoleh secara ekonomis menguntungkan. Sehingga pada akhirnya pendapatan petani akan meningkat, dan dengan meningkatnya pendapatan maka secara otomatis tingkat kesejahteraan petani juga akan meningkat. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, menyediakan pangan dan dapat menyumbangkan devisa kepada negara. Oleh karena itu, kebijaksanaan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dalam penyerapan tenaga kerja dan penanggulangan terpusat pada peningkatan produksi pertanian. Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor yang meliputi tanaman bahan makanan, peternakan, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan hortikultura. Komoditas hortikultura memiliki peluang dan prospek untuk dikembangkan. Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki biodiversitas tinggi, termasuk tanaman labu atau waluh yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai sumber bahan pangan. Seiring dengan banyaknya petani 1 Universitas Sriwijaya 2 yang mulai membudidayakan buah ini, dibentuklah asosiasi bernama APBSI (asosiasi petani butternut squash Indonesia) untuk memajukan dan mengembangkan budidaya serta mengatur produksi agar tidak terjadi ledakan produksi dan harga anjlok di pasaran. Butternut Squash atau labu madu (Cucurbita moschata) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang potensial untuk dikembangkan. Labu butternut termasuk jenis labu yang baru mulai dikenal di Indonesia. Teknik budidaya labu butternut tergolong mudah, seperti jenis labu/waluh pada umumnya. Tanaman labu butternut memerlukan para-para supaya dihasilkan buah yang berkualitas. Genus Cucurbita dari familia Cucurbitaceae ini merupakan tanaman tropis dan sub tropis yang terdiri dari 27 spesies (Hazra et al., 2007), mencakup lima spesies domestikasi dengan beberapa kultivar yaitu Cucurbita pepo L. (Summer squash dan Zucchini), Cucurbita maxima Duchesne (Pumpkin), Cucurbita moschata Duchesne (Butternut), Cucurbita argyrosperma Huber (C. mixta Pang.) (Cushaw) dan Cucurbita ficifolia Bouché (Inan et al., 2012; Šiško et al., 2003). Cucurbita moschata dan Cucurbita ficifolia diperkirakan berasal dari Asia. Namun, sekarang terbukti bahwa kedua spesies tersebut domestikasi di Amerika Latin meskipun masih belum jelas presisi daerahnya (Purnomo et al., 2015). Meksiko Tengah merupakan pusat daerah asal Cucurbita moschata (Paris and Brown, 2005) dan telah dibudidayakan lebih dari 5.000 sampai 6.000 tahun SM (Bisognin, 2002; Ferriol et al., 2004). Secara sitogenetika, beberapa spesies genus Cucurbita memiliki jumlah kromosom sebanyak 20 pasang (2n=40) dan memiliki beragam kultivar berdasarkan gen mitokondria. Klasifikasi intraspesies Cucurbita moschata secara morfologi didasarkan pada karakter buah dan warna daging buah (Purnomo et al., 2015). Labu madu memiliki nilai gizi yang baik bagi tubuh manusia (Riaz et al., 2015). Buahnya mengandung nutrisi dan senyawa bioaktif seperti fenolat, flavonoid, vitamin (termasuk vitamin β-karoten, vitamin A, vitamin B2, αtokoferol, vitamin C, dan vitamin E) (Suwanto et al., 2015), polisakarida, protein, asam amino esensial, karotenoid, antioksidan, dan mineral. Kandungan gizi pada buah labu dapat dijadikan makanan alternatif pengganti beras. Tanaman labu dimanfaatkan masyarakat sebagai bubur bayi, sayuran, sumber pakan ternak, Universitas Sriwijaya 3 pembuatan kuaci, serta obat tradisional sebagai anti diabetes, anti hipertensi, anti tumor, imunomodulasi, anti bakteri, obat cacing pita, dan bahan penawar racun binatang berbisa (Muzzaffar et al., 2016; Suwanto et al., 2015). Labu butternut masih memiliki pangsa pasar yang terbatas di Indonesia. Terbatas pada pasar-pasar eksklusif seperti supermarket di kota-kota besar, hotel dan restoran. Peningkatan produktifitas labu madu merupakan tantangan untuk meningkatkan produksi komoditas hortikultura secara umum, pendapatan nasional serta mengurangi komoditas impor. Menurut Pardede (2014) konsumsi labu di Indonesia masih rendah, hanya 2 persen dari konsumsi sayur nasional (40 kg/kapita/tahun). Labu butternut dijual dengan harga yang cukup fantastis. Kisaran harga di atas Rp. 50.000,- per kg buah. Hal ini disebabkan Labu Butternut memiliki karakter unik, terdapat banyak kandungan karbohidrat dan juga kaya akan serat, vitamin A, C, E, serta mineral yang dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan melawan radikal bebas. Kandungan dan manfaat yang terdapat dalam labu butternut, membuat praktikkan tertarik untuk membudidayakannya. Serta akan dilakukan perhitungan analisis biaya produksi dan pendapatan yang akan didapatkan dari hasil panen dan pascapanen labu butternut. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari praktik lapangan yang dilaksanakan, yaitu: 1. Mempraktikan budidaya tanaman labu butternut (Cucurbita moschata). 2. Menganalisis biaya produksi dan pendapatan pada budidaya labu butternut (Cucurbita moschata). 1.3. Kegunaan Praktik lapangan yang dilaksanakan oleh praktikan diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan, keterampilan dan pemahaman yang lebih baik dalam budidaya labu butternut (Cucurbita moschata). Serta untuk mengetahui dan menganalisis biaya produksi dan pendapatan yang didapatkan dalam budidaya tanaman labu butternut (Cucurbita moschata). Universitas Sriwijaya