Uploaded by User27565

dlscrib.com pedoman-pelayanan-kebidanan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang ada di
Indonesia. Angka kematian ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi di
ASEAN
dengan
jumlah
kematian
ibu
tiap
tahunnya
mencapai
450/100.000 kelahiran hidup yang jauh diatas angka kematian ibu di
Filipina
yang
mencapai
170/100.000
kelahiran
hidup,
Thailand
44/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2010) dan
menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,
angka kematian bayi sebesar 34/1000 kelahiran hidup. Berdasarkan
kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDG’s 2000) untuk
tahun
2015,
diharapkan
angka
kematian
ibu
menurun
menjadi
102/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menurun menjadi
23
per
1000
kelahiran
hidup
(Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesai, 2011).
Masa
persalinan
merupakan
salah
satu
periode
yang
mengandung risiko bagi ibu hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan
juga berbagai komplikasi lainnya pada umumnya terjadi pada masa
persalinan,
setelah
melahirkan
dan
1
minggu
pertama
setelah
melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka
kematian yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
yang berkualitas. Pelayanan kebidanan dalam hal ini memiliki peran
yang sangat penting. Pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan
paripurna, berfokus kepada aspek pencegahan, promosi kesehatan dan
berlandaskan kemitraan adalah hal penting yang dapat membantu
menurunkan angka kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian
Bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input
dan proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan
diantaranya meliputi kebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan
prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau metode
1
yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam
mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan
pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika
kebidanan.
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RSUD
Pasar Minggu, maka disusunlah pedoman pelayan kebidanan ini dengan
harapan
dapat
menjadi
acuan
dalam
melaksanakan
pelayanan
kebidanan.
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di RSUD Pasar
Minggu
dalam
menentukan
sikap
menghadapi
perkembangan
pelayanan kesehatan global, nasional maupun regional.
2. Tujuan Khusus
2.1. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan
secara professional.
2.2. Sebagai
bahan
dasar
pengembangan
pelayanan
asuhan
kebidanan dan organisasi profesi bidan.
2.3. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan
C.
Sasaran
1. Bagi
fungsional
medis
dan
keperawatan
sebagai
pedoman
pelaksanaan pelayanan kebidanan di RSUD Pasar Minggu
2. Bagi
manajemen
medis
dan
keperawatan
sebagai
pengelola
pelayanan kebidanan di RSUD Pasar Minggu
3. Bagi
direksi
RSUD
Pasar
Minggu
sebagai
pedoman
mengevaluasi kinerja pelayanan medis dan keperawatan
D.
Landasan Hukum
1
Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2
Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2
untuk
3
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
:
1575/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Terja Departemen
Kesehatan.
4
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1457
Tahun
2003
tentang
Standar
Pelayanan
Minimal
Bidang
Kesehatan/Kota.
5
Keputusan
Menteri
836/Menkes/SK/VI/
Kesehatan
2005
Republik
tentang
Indonesia
Pedoman
Nomor
:
Pengembangan
Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan.
6
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
:
Nomor
:
369/Menkes/SK/III/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
7
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
938/Menkes/SK/VIII/ 2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan
E.
Pengertian
1. Kebidanan
Adalah suatu bidang ilmu yang memepelajari keilmuan dan
seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas
dan
menyusui,
masa
interval
dan
pengaturan
kesuburan,
klimakterium dan monopuase, bayi baru lahir, balita, fungsi-fungsi
reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada
perempuan, keluarga dan komunitasnya.
2. Pelayanan kebidanan
Adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan yang telah teregistrasi yang dapat dilakukan
secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
3. Praktik kebidanan
Adalah implementasi dari ilmu kebidanan yang bersifat
otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya didasari
etika dan kode etik.
4. Manajemen asuhan kebidanan
Adalah pendekatan dan kerangka fikir yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
3
sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
5. Asuhan kebidanan
Adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan
F.
Ruang lingkup pelayanan kebidanan
1. Poliklinik kebidanan
-
Melaksanakan pemeriksaan kehamilan, seleksi dan pencegahan
kehamilan resiko tinggi
-
Melaksanakan kegiatan penyuluhan, imunisasi dan senam hamil
-
Melaksanakan pelayanan post partum lanjutan
-
Melakukan deteksi dini terhadap kejadian infeksi luka operasi
2. Kamar bersalin
-
Melayani ibu bersalin normal maupun patologis
-
Melayani ibu post partum sebelum dipindah ke rawat gabung atau
rawat inap khusus
G.
-
Melakukan Inisisasi Menyusui Dini (IMD)
-
Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir
Batasan operasional pedoman pelayanan kebidanan
1. Administrasi dan pengelolaan pelayanan kebidanan
2. Sumber daya manusia, staf dan pimpinan
3. Fasilitas dan peralatan
4. Kebijakan dan prosedur
5. Pengendalian mutu
4
BAB II
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) dan
ADIMINISTRASI PELAYANAN KEBIDANAN
1. Struktur organisasi
Kepala ruang
kebidanan
Clinical
instructur
(pembimbing
klinik)
Penanggung
jawab shift
ruang
kebidanan
Bidan senior
Bidan junior
Nurse aid
(asisten
perawat/
bidan)
2. Uraian tugas
2.1.
Kepala ruangan
Nama jabatan
Tugas pokok
: Kepala Ruangan Kebidanan
:
Memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelayanan
kamar bersalin berdasarkan standar yang berlaku agar dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas.
5
Uraian tugas
a.
:
Melakukan kerjasama dan berkomunikasi dengan seluruh
bagian terkait, pasien dan dokter serta menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif sesuai dengan pedoman
pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar pelayanan
b.
dapat berjalan secara maksimal.
Melakukan pengawasan pelayanan
kebidanan
sesuai
dengan pedoman pelayanan agar pelayanan dapat berjalan
c.
sesuai standar.
Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana,
inventaris alat dan bagian logistik di unit perawatan yang
menjadi supervisinya sesuai dengan kebijakan rumah sakit
d.
agar selalu dalam keadaan tersedia dan siap pakai.
Membuat laporan setiap bulan sesuai dengan kebijakan
e.
agar terinformasikan data pelayanan kebidanan.
Membuat jadwal dinas dan mengawasi pelaksanaannya
serta membuat rekapitulasinya sesuai dengan pedoman
agar ketenagaan yang ada sesuai dengan rasio pasien dan
f.
kompetensi yang dibutuhkan.
Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi
personel yang berada dibawah supervisinya sesuai dengan
pedoman pengorganisasian agar pelayanan terlaksana
g.
dengan baik.
Membuat usulan kebutuhan alat kesehatan yang diperlukan
sesuai dengan kebijakan rumah sakit agar terpenuhinya
h.
alat kesehatan sesuai kebutuhan.
Mengusulkan promosi, rotasi dan peningkatan pendidikan
bagi bidan sesuai dengan peraturan kepegawaian dan
i.
kebijakan pelayanan agar komposisi ketenagaan seimbang.
Melakukan pembinaan staf bidan sesuai dengan peraturan
j.
kepegawaian agar tercipta sumber daya yang berkualitas.
Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan
melakukan
orientasi
pelayanan
kepada
karyawan
k.
perawat/bidan lama maupun baru
Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan
l.
kepada perawat/bidan.
Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan
secara komprehensif
6
m.
Melakukan penilaian terhadap kinerja staf bidan sesuai
dengan peraturan kepegawaian agar terlaksana sistem
n.
penghargaan dengan baik.
Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang
o.
sedang menjalankan praktik klinik keperawatan/kebidanan
Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung
jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau
keadaan mendesak
Tanggung jawab :
a.
Keterwujudan koordinasi dengan seluruh bagian terkait,
pasien,
dokter,
tim
kesehatan
lain
serta
terciptanya
b.
lingkungan kerja yang kondusif.
Kelancaran pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
c.
sesuai dengan standar serta mengevaluasinya.
Ketersediaan sarana dan prasarana, inventatris alat dan
logistik di unit yang menjadi supervisinya agar selalu dalam
d.
e.
keadaan siap pakai dan sesuai dengan kebutuhan.
Ketersediaan laporan bulanan
Ketersediaan jadwal dinas dan rekapitulasi jadwal dinas
f.
bagi personel yang menjadi bawahannya
Terlaksananya distribusi dan delegasi kerja bagi personel
g.
yang berada dibawah supervisinya
Ketersediaan usulan kebutuhan akan alat kesehatan yang
h.
diperlukan
Ketersediaan usulan promosi, rotasi, dan peningkatan
i.
j.
pendidikan bagi perawat
Ketercapaian pembinaan staf di unitnya
Keterlaksanaan penilaian terhadap kinerja staf di unitnya
Wewenang
:
a.
Mengatur sumber daya yang berada di bawah supervisinya.
b.
Mengatur pelayanan kebidanan yang berada di bawah
c.
supervisinya sesuai standar.
Mengelola sarana, prasarana dan alat kesehatan yang
d.
menjadi tanggung jawabnya.
Mengatur pelaksanaan mutu asuhan kebidanan sesuai
e.
standar.
Mengatur kelancaran proses persalinan normal jika dalam
keadaan mendesak
2.2.
Penanggung jawab shift
7
Nama jabatan
:
penanggung
jawab
shift
ruang
kebidanan
Tugas pokok
:
Memimpin, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan
asuhan keperawatan unit selama dalam shift yang menjadi
tanggung jawabnya dan ketika kepala ruangan tidak ada di
tempat sesuai ketentuan yang berlaku agar pelayanan dapat
berjalan lancar.
Uraian tugas
:
a.
Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
pedoman
b.
pelayanan
agar
dapat
memberikan
asuhan
keperawatan/kebidanan yang berkualitas dan komprehensif.
Melakukan pengawasan terhadap pelayanan asuhan
kebidanan yang diberikan kepada pasien dalam shift yang
menjadi tanggung jawabnya dan menciptakan komunikasi
yang baik dengan pasien, dokter dan petugas kesehatan
lainnya sesuai dengan pedoman pelayanan dan pedoman
c.
d.
pengorganisasian agar pelayanan berjalan lancar.
Membuat laporan harian pelayanan kebidanan
sesuai
dengan
pasien
kebijakan
keperawatan
agar
data
terinformasi dengan baik.
Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana
dan inventaris alat yang terdapat di unitnya sesuai dengan
e.
pedoman pelayanan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
Melakukan partisipasi dalam program pendidikan dan
pelatihan
f.
sesuai
dengan
kebijakan
pelayanan
untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan staf.
Membantu melakukan penilaian prestasi bidan sesuai
dengan peraturan kepegawaian agar terlaksananya sistem
g.
penghargaan dengan baik.
Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi
personel yang berada di bawah supervisinya selama jam
kerjanya sesuai dengan pedoman pengorganisasian agar
h.
pelayanan terlaksana dengan baik.
Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan
melakukan
i.
orientasi
pelayanan
kepada
karyawan
perawat/bidan lama maupun baru
Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan
kepada perawat/bidan.
8
j.
Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan
k.
secara komprehensif
Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang
l.
sedang menjalankan praktik klinik keperawatan/kebidanan
Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung
jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau
keadaan mendesak
Tanggung jawab :
a.
Pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas.
b.
Kelancaran terhadap pemberian asuhan kebidanan secara
c.
komprehensif.
Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh
bagian terkait, klien, dokter serta terciptanya lingkungan
d.
e.
kerja yang kondusif.
Ketersediaan laporan harian.
Ketersediaan sarana dan prasarana serta inventaris alat
f.
g.
h.
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan
Ketersediaan penilaian kinerja karyawan
Kejelasan distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang
i.
berada di bawah supervisinya
Kelancaran proses persalinan
normal
yang
menjadi
tanggung jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di
ruangan atau keadaan mendesak
2.3.
Bidan senior
Nama jabatan
: bidan senior
Tugas pokok
:
Melaksanakan asuhan kebidanan di unit selama dalam
shiftnya sesuai ketentuan yang berlaku agar pelayanan dapat
berjalan lancar.
Uraian Tugas:
a.
Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter
dan petugas kesehatan lain sesuai dengan pedoman
pelayanan dan pengorganisasian agar pelayanan berjalan
b.
lancar.
Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
pedoman
kebidanan
pelayanan
yang
agar
dapat
komprehensif
memberikan
dan
berkualitas
asuhan
serta
bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan.
9
c.
Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya
sesuai pedoman pelayanan agar selalu berada dalam
d.
keadaan siap pakai
Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat
rumah tangga yang berada dalam unitnya sesuai dengan
pedoman pelayanan agar alat-alat selalu dalam keadaan
e.
siap pakai.
Membimbing
dan
mendampingi
bidan
junior
dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan pedoman
f.
pelayanan untuk meningkatkan kemampuan bidan.
Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan
g.
pengetahuan dan ketrampilan staf.
Membantu melakukan penilaian prestasi bidan junior dan
nurse aid sesuai dengan peraturan kepegawaian agar
h.
terlaksananya sistem penghargaan dengan baik.
Membantu persalinan normal yang menjadi tanggung
jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau
keadaan mendesak.
Tanggung Jawab:
a.
Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh
bagian terkait, klien, dokter serta terciptanya lingkungan
b.
kerja yang kondusif.
Kelancaran
pelaksanaan
c.
berkualitas dan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
Memastikan sarana dan prasarana, alat kesehatan dan alat
asuhan
kebidanan
yang
medis yang ada di unitnya dalam keadaan baik dan siap
pakai setiap shift serta alat rumah tangga berfungsi dengan
d.
baik.
Memastikan bidan junior dapat melaksanakan pelayanan
e.
f.
asuhan kebidanan dengan benar.
Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
Ketersediaan penilaian kinerja karyawan bidan junior dan
asisten perawat.
2.4.
Bidan junior
Nama jabatan
: Bidan junior
Tugas pokok
:
Melaksanakan asuhan kebidanan di unit dalam shiftnya
sesuai dengan pedoman pelayanan agar pasien mendapatkan
pelayanan keperawatan yang berkualitas.
10
Uraian tugas :
a.
Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter
dan petugas kesehatan lainnya sesuai dengan pedoman
pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar pelayanan
berjalan lancar.
b.
Melakukan asuhan kebidanan dasar kepada pasien yang
menjadi
tanggung
jawabnya sesuai dengan
pedoman
pelayanan kebidanan agar pasien mendapatkan pelayanan
kebidanan yang berkualitas dan komprehensif.
c.
Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya
sesuai dengan pedoman pelayanan agar selalu berada
dalam keadaan siap pakai.
d.
Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat
rumah tangga yang berada dalam unitnya sesuai dengan
kebijakan rumah sakit agar alat-alat selalu dalam keadaan
siap pakai.
e.
Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan staf.
Tanggung jawab :
a.
Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh
bagian terkait, klien dan dokter.
b.
Kelancaran pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas
dan sesuai dengan standar asuhan kebidanan
c.
Memastikan sarana dan prasarana yang ada di unitnya
dalam keadaan baik dan siap pakai
2.5.
d.
Ketersediaan inventaris alat
e.
Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan
Asisten perawat/bidan
Nama jabatan
: asisten perawat/bidan
Tugas pokok
:
Membantu
perawat/bidan
dalam
memberikan
asuhan
keperawatan/ kebidanan sesuai dengan pedoman pelayanan agar
pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan berjalan lancar.
11
Uraian tugas:
a.
Membantu
kelancaran
keperawatan/kebidanan
pelaksanaan
dalam
hal
asuhan
transportasi
pasien
tanpa alat bantu dan kondisi pasien baik (minimal care)
sesuai dengan pedoman pelayanan agar pelaksanaan
b.
asuhan keperawatan/kebidanan berjalan lancar.
Membantu kelancaran asuhan keperawatan/kebidanan
dalam hal serah terima linen kotor dan bersih, pengiriman
dan pengambilan instrument, pengiriman formulir dan
sample pemeriksaan dan mengantarkan berkas rekam
medik pasien pulang sesuai dengan pedoman pelayanan
c.
agar pelayanan berjalan lancar.
Membantu
kegiatan
pelayanan
diluar
asuhan
keperawatan/kebidanan sesuai dengan pedoman pelayanan
d.
agar pelayanan berjalan lancar.
Menjaga kebersihan dan kerapihan ruang perawatan sesuai
dengan pedoman pelayanan agar ruangan selalu bersih
e.
dan rapi.
Mengambil barang permintaan logistik medis dan non
medis sesuai dengan pedoman pelayanan agar kebutuhan
logistik medis dan non medis selalu terpenuhi.
Tanggung Jawab:
a.
Kelancaran transportasi
pengiriman
dan
pasien,
pengambilan
serah
terima
instrument,
linen,
pengiriman
formulir pemeriksaan, pengembalian berkas rekam medis,
pengerjaan tugas diluar asuhan keperawatan/kebidanan
b.
dan pengambilan permintaan logistik
Terjaganya kebersihan dan kerapihan ruangan
3. Standar kualifikasi dan kompetensi SDM
12
Persyaratan jabatan kepala ruang kebidanan
Persyaratan formal dan keahlian
1
Pendidikan : S1 kebidanan/DIV kebidanan
2
Pengalaman kerja minimal 5 tahun
3
Memiliki keterampilan kebidanan
4
Mampu melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV terapi
Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawatdaruratan
maternal dan neonatal
5
6
Menguasai program komputer MS Word dan Excell
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan umum
1
Orientasi karyawan
2
3
Pelatihan communication skill
Pelatihan customer service quality
4
Program komputer MS Word, Excell dan Power Point
5
Basic supervisor
6
7
Handling complain
Pelatihan nosokomial infection control
8
Patient safety
9
Pelatihan K3
1
Pelatihan wajib
Manajemen kepala ruangan (manajemen bangsal)
2
APN
3
PONEK
4
IMD
5
Resusitasi neonates
6
Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1
BLS
2
IV therapy
3
4
Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
Pelaporan pelayanan kebidanan
TOT kebidanan
5
Standar asuhan kebidanan
Persyaratan jabatan penanggung jawab shift ruang kebidanan
Persyaratan formal dan keahlian
13
1
Pendidikan : S1 Kebidanan/D IV Kebidanan
2
Pengalaman kerja minimal 3 tahun
3
4
Memiliki keterampilan kebidanan
5
6
1
2
3
Mampu melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV terapi
Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawatan maternal
dan neonatal
Menguasai program komputer MS Word dan Excell
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan umum
Orientasi karyawan
Pelatihan communication skill
Pelatihan customer service quality
4
5
6
7
8
Program komputer MS Word, Excell dan Power Point
9
Kursus Bahasa Inggris
Pelatihan Wajib
APN
1
Handling complain
Pelatihan nosokomial infection control
Patient safety
Pelatihan K3
2
3
PONEK
4
BLS
Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
Kegawatdaruratan maternal neonatal
5
IV therapy
6
IMD
7
8
Konselor ASI
Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1
Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
2
Senam hamil dan senam nifas
3
Standar asuhan kebidanan
4
Pijat bayi
Persyaratan jabatan bidan senior
Persyaratan formal dan keahlian
1
Pendidikan : D3 Kebidanan
14
2
Pengalaman kerja : minimal 3 tahun
3
Keterampilan kebidanan
4
melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV therapy
5
Penatalaksanaan kegawatan maternal dan neonatal
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan umum
1
Orientasi karyawan
2
Pelatihan communication skill
3
Pelatihan customer service quality
4
Pelatihan nosokomial infection control
5
Patient safety
6
Pelatihan K3
Pelatihan wajib
1
APN
2
PONEK
3
Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
4
BLS
Kegawatdaruratan maternal neonatal
5
IV therapy
6
Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1
Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
2
Senam hamil dan senam nifas
3
Standar asuhan kebidanan
4
Pijat bayi
5
Kegawatdaruratan maternal neonatal
Persyaratan jabatan bidan junior
Persyaratan formal dan keahlian
1 Pendidikan : minimal D3 kebidanan
2 Pengalaman kerja : minimal 1 tahun atau baru lulus
15
3 Keterampilan kebidanan
4 Melaksanakan bantuan hidup dasa dan IV therapy
5 Penatalaksanaan kegawatan maternal dan neonatal
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Pelatihan nosokomial infection control
5 Patient safety
6 Pelatihan K3
7 Kursus Bahasa Inggris
Pelatihan wajib
1
APN
2 PONEK
3 Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
4 BLS
5 IV therapy
Kegawatdaruratan maternal neonatal
Pelatihan pendukung
1 Seminar workshop terkait konsep kebidanan
2 Pijat bayi
Persyaratan jabatan asisten perawat/bidan
Persyaratan formal dan keahlian
1
SMA/sederajat
2
Baru lulus/1 tahun
3
Menguasai program komputer MS Word dan Excell
Persyaratan Pelatihan informal
Pelatihan umum
16
1
2
Pelatihan communication skill
program komputer MS Word, Excell dan Power Point
3
Pelatihan nosokomial infection control
4
Pelatihan K3
1
Pelatihan wajib
Pelatihan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan asistensi
keperawatan dasar
Pelatihan pendukung
1
BLS
2
Pelatihan pengarsipan dan kesekretariatan
4. Perhitungan Kebutuhan Tenaga
a. Kebutuhan tenaga bidan dihitung dengan menentukan :

Jumlah hari kerja efektif selama 1 tahun

Jumlah hari tidak kerja (hari non efektif) dalam 1 tahun

Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam/tingkat
ketergantungan pasien

Jumlah jam kerja perawat tiap shift
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari
Jumlah hari tidak kerja dalam 1 tahun :
 Jumlah hari minggu
= 52 hari
 Jumlah hari libur nasional/hari besar
= 14 hari
 Jumlah cuti tahunan
= 12 hari
Total hari tidak kerja (non efektif)
= 78 hari
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
= 365 – 78 hari = 287
Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam
Kamar bersalin (standar tenaga keperawatan di rumah sakit,
Departemen Kesehatan, 2005)

4 jam (mencakup kala I–IV)

Nifas

Bayi/neonatus
: 3 jam/hari
: 2,5 jam/hari
17
Rumus perhitungan tenaga
Jumlah pasien/hari x 4 jam
+ Loss Day + koreksi 10%
Jam kerja efektif/shift
5. Mekanisme rekrutmen
5.1.
Aturan umum
a. Permintaan
karyawan
dapat
disebabkan
oleh
adanya
pengunduran diri, perluasan organisasi, pemutusan hubungan
kerja atau pola ketenagaan pada masing-masing unit tersebut.
b. Penerimaan
karyawan
didasarkan
perencanaan
tahunan
organisasi.
c. Permintaan penambahan karyawan diajukan secara tertulis
kerpada direktur/wakil direktur dan mendapat persetujuan dari
wakil direktur keuangan dan umum.
d. Proses penerimaan karyawan hanya dilaksankan di bagian
SDM (satuan pelaksana rekrutmen dan prestasi kerja).
e. Pelaksanaan penerimaan karyawan dilakukan secara terbuka,
langsung atau melalui pihak ketiga.
f.
Setiap tahap seleksi menggunakan sistem gugur.
g. Pada kondisi tertentu, rumah sakit dapat meniadakan sistem
gugur tersebut.
h. Pada pegawai yang dalam pengangkatanya langsung diangkat
menjadi pegawai kontrak maka wajib mengikuti seluruh
tahapan rekrutmen.
5.2.
Aturan khusus
Setiap
orang
yang
mencalonkan
diri
untuk
menjadi
pegawai RSUD Pasar Minggu maka akan melalui tahapan seleksi
yang meliputi :
a. Seleksi administrasi calon bidan
18

Surat lamaran.

Daftar riwayat hidup.

IPK
minimal
3.00/≥
2,75
apabila
sudah
memiliki
pengalaman kerja minimal 2 tahun

Fotocopy ijazah pendidikan dan foto copy kursus-kursus
yang dimiliki.

Usia antara 19-35 tahun.

Pas foto 4x6 cm berwarna sebanyak 1 buah.
b.
Seleksi tertulis dan atau seleksi teknis.
c.
Seleksi wawancara.
d.
Uji kesehatan jiwa.
e.
Uji kompetensi.
f.
Uji kesehatan fisik
6. Program orientasi
Program orientasi dijalankan setiap selesai proses rekrutmen
penerimaan bidan baru sebelum pegawai tersebut ditempatkan di salah
satu unit yang akan menjadi area kerjanya.
Materi orientasi
a. Struktur organisasi dan tata laksana dalam pelayanan di rumah sakit.
b. Misi, visi, prinsip dan tujuan organisasi dan pelayanan di rumah sakit.
c. Jenis-jenis pelayanan dan program yang tersedia.
d. Fasilitas-fasilitas yang ada di rumah sakit.
e. Prosedur
yang
digunakan
untuk
pemeliharaan
fasilitas-fasilitas
rumah sakit.
f.
Sistem pengamanan dan ketertiban termasuk peraturan di rumah
sakit.
g. Wewenang dan larangan.
h. Hak dan kewajiban pegawai (insentif, libur, cuti, pension dan
kesejahteraan).
i.
Sistem penghargaan dan sanksi.
j.
Sistem pengembangan staf.
k. Sistem evaluasi kinerja staf.
l.
Program pelayanan keperawatan dan kebidanan.
m. Deskripsi pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
19
n. Batas kewenangannya.
o. Kode etik profesi keperawatan dan kebidanan.
p. Dukungan standar keperawatan dan kebidanan.
q. Program pemasaran dan kepuasan konsumen.
r.
Fasilitas peralatan kesehatan yang tersedia.
s. Prosedur pemeliharaan fasilitas atau perawatan/kebidanan.
t. Berbagai SPO asuhan/pelayanan, antara lain prosedur :
 SPO penanganan pasien gawat.
 Sistem pengendalian infeksi nosokomial.
 Persiapan dan perawatan pasien operasi (kasus bedah).
 Prosedur tindakan-tindakan seperti resusitasi dari kardio pulmonary
pertolongan melahirkan dan instalasi seperti NGT, kateter, O2,
infus, transfusi darah dan lain-lain.
7. Distribusi Ketenagaan
Pola ketenagaan di ruang kebidanan adalah sebagai berikut :
Petugas yang berdinas berjumlah 12 bidan pelaksana + 1 kepala
ruangan + 2 bidan penanggung jawab shift + 2 orang asisten perawat.
a. Dinas pagi
Petugas yang berdinas berjumlah 6 orang dengan :

1 (satu) orang kepala ruangan

4 orang bidan pelaksana

1 (satu) orang asisten perawat
b. Dinas Sore
Petugas yang berdinas 6 orang dengan kategori:

1 (satu) orang bidan penanggung jawab shift

4 orang bidan pelaksana

1 (satu) orang asisten perawat
c. Dinas Malam
Petugas yang berdinas 5 orang dengan kategori:

1 (satu) orang bidan penanggung jawab shift

4 orang bidan pelaksana
8. Pengaturan jaga
20
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh
kepala
ruangan
dan
disetujui
oleh
kepala
satuan
pelayanan
keperawatan.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan
kepada bidan pelaksana
c. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu
dapat
mengajukan
permintaan
dinas
pada
buku
permintaan.
Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Apabila
tenaga
mencukupi
dan
berimbang
serta
tidak
mengganggu
pelayanan maka permintaan akan disetujui.
d. Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan penanggung jawab shift
dengan syarat dan kualifikasi yang telah ditetapkan.
e. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan llibur
f.
Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat
menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
maka yang bersangkutan harus memberitahu atasan minimal 4 jam
sebelum jam dinas berlangsung untuk dicarikan pengganti dinasnya
tersebut.
BAB III
FASILITAS DAN PERALATAN
21
1.
Standar alat kebidanan di ruangan kebidanan/kamar
bersalin dengan kapasitas persalinan 10 orang/hari
NO
.
RATIO
Partus set
70 % x
persalinan/hari
2.
Hecting set
50 % x
persalinan/hari
3.
Perdarahan Partus set
30 % x
persalinan/hari
4.
Alat vacuum
1 set
5.
Alat forceps
1 set
6.
Alat kuret
2 set
7.
Alat resusitasi ibu dan
bayi
2 set
8.
Infus set
6 set
9.
Perlengkapan bayi baru
lahir
1 set
1.
10.
2.
NAMA BARANG
Bengkok
Sesuai kebutuhan
Kebutuhan alat tenun/linen
NO
.
NAMA BARANG
RATIO
1.
Gordyn
1:2
2
Kimono/baju pasien
1:5
3
Sprei besar
1:5
4
Manset dewasa
1:¼
5
Mitela/topi
6
Penutup sprei
1:5
7
Selimut wool/bed cover
1:1
8
Selimut biasa
1:5
9
Sarung bantal
1:6
10
Sarung guling
1:3
1 : 1/3
22
NO
.
3.
NAMA BARANG
RATIO
11
Sarung kasur
1:1
12
Sarung buli buli panas
1:¼
13
Stick laken
1:6
14
Handuk
1:3
15
Masker
1:½
16
Popok bayi
1 : 15
17
Baju bayi
18
Duk
1 : 1/3
19
Duk bolong
1 : 1/3
1:8
Kebutuhan alat medis dan alat rumah tangga
NO
.
NAMA BARANG
RATIO
1.
Kursi roda
12/ruangan
2.
Comode chair
1/ruangan
3.
Lemari obat emergency
1/ruangan
4
Meja pasien
1:1
5
Over bed table
1:1
6
Standar infuse
23/ruangan
7
Lampu sorot/lampu tindakan
1/ruangan
8
Lampu senter
12/ruangan
9
Nampan
23/ruangan
10
Tempat tidur pasien
1:1
11
Troly obat
1/ruangan
12
Timbangan berat badan/ timbangan badan
1/ruangan
13
Timbangan bayi
1/ruangan
23
NO
.
4.
NAMA BARANG
RATIO
14
Matras for adult
1:1
15
Matras for baby
1:1
16
Box bayi
20
17
Brancard
1
18
Standar waskom double
46/ruangan
812/ruangan
19
Waskom mandi
20
Canul curet no. 5
4
21
Canul curet no. 6
5
22
Canul curet no. 7
2
23
Canul curet no. 8
5
24
CTG
1
25
Dingklik
4
26
Dopler
2
27
Infant warmer
1
28
Kursi tindakan bulat
4
29
Meja mayo
3
30
Pasien monitor
1
31
USG
1
32
Chamber pot/pispot
1
33
Rak pispot
34
Tempat sampah pasien
35
Tempat sampah besar tertutup (Tempat sampah
Infeksius)
4/ruangan
36
Gelas ukur besar
2/ruangan
37
Gelas ukur sedang
1/ruangan
1/ruangan
1:1
Kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan dengan
kapasitas 30 orang pasien
24
NO
.
5.
NAMA BARANG
RATIO
1.
Formulir pengkajian awal
1:1
2.
Formulir asuhan kebidanan
1:5
3.
Formulir catatan perkembangan
pasien
1 : 10
4.
Formulir observasi
1 : 10
5.
Formulir partograf
1:1
6.
Formulir resume
1:1
7.
Formulir catatan pengobatan
8.
Formulir medik lengkap
1:1
9.
Formulir laboratorium lengkap
1:3
10.
Formulir rontgen
1:2
11.
Formulir permintaan darah
1:1
12.
Formulir keterangan kematian
5 lembar/bulan
13.
Formulir keterangan kelahiran
10-20 lembar/bulan
14.
Resep
15.
Formulir konsul
1:5
16.
Formulir permintaan makanan
1:1
17.
Formulir permintaan obat
1:1
18.
Buku ekspedisi
19.
Buku register pasien
4/ruangan/tahun
20.
Buku folio
4/ruangan/tahun
21.
White board
1
22.
Perforator
1
23.
Steples
1
24.
Pensil
2
25.
Pensil merah biru
2
26.
Spidol white board
1
1 : 10
10 buku/bulan
10/ruangan/tahun
Kebutuhan alat medis
25
NO
.
NAMA BARANG
RATIO
1.
Bed pasien kelas 1
2
2.
Bed pasien kelas 2
2
3.
Bed pasien kelas 3
8
4.
Matras for adult
12
5.
Matras for baby
20
6.
Box bayi
20
7.
Brancard
1
8.
Canul curet no. 5
4
9.
Canul curet no. 6
5
10.
Canul curet no. 7
2
11.
Canul curet no. 8
5
12.
CTG
1
13.
Dingklik
4
14.
Dopler
2
15.
Infant warmer
1
16.
Kursi tindakan bulat
4
17.
Lampu tindakan kecil
6
18.
Lemari obat 2 pintu
1
19.
Matras for baby besar
2
20.
Matras sedang
1
21.
Meja mayo
3
22.
Pasien Monitor
1
23.
USG
1
24.
Chamber pot/pispot
1
26
6.
Denah Ruangan
27
BAB IV
28
TATA LAKSANA PELAYANAN KEBIDANAN
A. Kebijakan dan prosedur
1. Penerimaan pasien baru
Prosedur yang dilakukan oleh bidan
-
Menerima
pasien
baru
dan
melakukan
serah
terima
dengan
perawat/bidan dari ruangan sebelumnya.
-
Mencocokkan
gelang
identitas
pasien,
meyakinkan
ketepatan
identitas pasien dengan bertanya langsung kepada pasien. Setelah
identitas sesuai, gelang dikenakan ke tangan pasien.
-
Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko tinggi
sesuai dengan ketentuan.
-
Melakukan pengkajian kebidanan.
-
Melakukan observasi tanda-tanda vital.
-
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien.
-
Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab dan
melakukan tindakan sesuai instruksi dokter.
-
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
-
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
-
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
-
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan
2. Penerimaan dan perawatan pasien rawat inap sehari (one
day care)
29
Prosedur yang dilakukan oleh bidan
-
Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
-
Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien
-
Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan dokter
anastesi bahwa pasien sudah di kamar bersalin
-
Bidan
kamar
bersalin
melakukan
persiapan
tindakan
seperti
mengganti baju pasien, membersihkan lipstik dan melepaskan
perhiasan pasien, observasi tanda-tanda vital, anjurkan pasien buang
air kecil terlebih dahulu dan lain-lain
-
Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum dan
tanda-tanda vitalnya
-
Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu keluarga
pasien untuk menyelesaikan administrasi
-
Keluarga pasien menyerahkan kartu izin pulang dari penata rekening
pada bidan
-
Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan paska
tindakan dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu kontrol
dengan menggunakan formulir resume keperawatan
-
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
-
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
-
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
-
Melakukan tindakan di ruang tindakan
-
Membuat resep dan menjadwalkan kontrol
-
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan
30
3. Persiapan pasien pre op sectio cesarea
Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab
kepada pasien
Prosedur :
-
Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari dokter
penanggung jawab dan anestesi mengenai tindakan operasi yang
akan dilakukan
-
Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan
tindakan section cesarea dan surat ijin tindakan anestesi
-
Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya sesuai anjuran dokter (hematologi, masa perdarahan,
PT/APTT)
-
Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah bila
diperlukan, melepas protese dan lain-lain
-
Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat didalam
pendokumentasian
-
Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan pasien
sudah siap diantar ke kamar operasi
-
Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar
-
Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30 menit
sebelum jadwal operasi
-
Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat kamar
operasi
-
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
-
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
-
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
-
Melakukan tindakan di kamar operasi
-
Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
31
-
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan
4. Asistensi dokter dalam menolong persalinan normal
Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab
kepada pasien
Prosedur :
-
Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan keadaan
umum pasien
-
Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses
persalinan, laporkan pada dokter
-
Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II
-
Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf
-
Lakukan perawatan kala III
-
Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum
-
Lakukan perawatan kala IV
-
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
-
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
-
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
-
Melakukan tindakan pertolongan persalinan
-
Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan
-
Membuat resep dan membuat protap perawatan selanjutnya
-
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan
5. Asistensi tindakan curretage
32
Prosedur :
-
Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang
akan dilakukan oleh dokter operator
-
Mempersiapkan surat izin tindakan curettage dan surat izin tindakan
anestesi yang telah ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien
-
Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infuse, pakaian pasien,
kosongkan kandunng kemih dan lain-lain
-
Masukan jaringan dalam bokal berisi formalin 10% dan diberi
identitas pasien untuk jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan
patologi
anatomi,
untuk
jaringan
yang
tidak
akan
dilakukan
pemeriksaan patologi anatomi, jaringan dapat dimasukan dalam
bokal/plastik tanpa formalin dan diberikan pada keluarga (dicek
apakah boleh jaringan yanng sudah diambil tidak di PA)
-
Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan perdarahan
sampai dengan 3-4 jam pasca tindakan curretage
-
Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada
perdarahan dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang setelah
menunjukkan surat ijin pulang.
-
Mempersiapkan pasien pulang
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
-
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
-
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
-
Pasien dilakukan anastesi oleh dokter anestesi
-
Melakukan tindakan curretage
-
Membuat resep dan jadwal kontrol
-
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan
33
B. Alur-alur pelayanan
34
35
36
BAB V
37
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety)
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Sistem tersebut meliputi :

Assesment resiko

Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien

Pelaporan dan analisis insiden

Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
C. Standar keselamatan pasien di rumah sakit
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan progam peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
D. 7 langkah keselamatan pasien
38
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai
berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf anda
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
E. Kejadian tidak diharapkan (KTD)
Adverse event :
Adalah
suatu
kejadian
yang
tidak
diharapkan
yang
mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil suatu tindakan yang seharusnya diambil dan bukan
karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan
oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat
dicegah.
F. Kejadian tidak diharapkan yang tidak dapat dicegah
Unpreventable adverse event :
Suatu kejadian tidak diharapkan akibat komplikasi yang tidak
dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.
G. Kejadian nyaris cedera (KNC)
Near miss :
Suatu
kesalahan
akibat
melaksanakan
suatu
tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission) yang dapat menciderai pasien tetapi cedera serius tidak
terjadi karena keberuntungan (misalnya pasien terima suatu obat kontra
indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat) karena pencegahan (suatu obat
dengan overdosis lethal akan diberikan tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan) atau peringanan (suatu obat
dengan overdosis lethal diberikan tetapi diketahui secara dini lalu
diberikan antidotumnya).
H. Kesalahan medis
Medical errors :
39
Kesalahan
yang
terjadi
dalam
proses
asuhan
medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
termasuk
gagal
melaksanakan
sepenuhnya
suatu
rencana
atau
menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya, dapat
merupakan akibat dari melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).
I. Insiden keselamatan pasien
Patient safety incident :
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien.
J. Kejadian sentinel
Sentinel event :
Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian
atau cedera serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak
diharapkan atau tidak dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh
yang salah. Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera
yang
terjadi
sehingga
pencarian
fakta
terhadap
kejadian
ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan
prosedur yang berlaku.
K. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien
1. Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun
observasi kebidanan harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan
fisik
2. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam
medis
3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter
penanggung jawab pasien atau dokter konsulen sebelum pasien
mendapatkan penatalaksanaan medis
4. Seluruh persalinan normal wajib ditolong oleh dokter spesialis
kebidanan,
bidan
boleh
menolong
persalinan
dalam
kondisi
emergensi, disaat tidak ada dokter atau dokter spesialis kebidanan
5. Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan dilakukan setiap 4
jam sekali atau bila ada indikasi
40
6. Observasi pasien ODC dilakukan selama 3-4 jam pasca tindakan,
pasien baru diperbolehkan pulang setelah sadar penuh dan keadaan
umumnya baik
7. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan
identitas pasien yang lengkap, benar dan jelas
8. Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan fisik, dicap
kaki dan diberikan peneng untuk identitas
9. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang
bila ada pasien di atas tempat tidur
10.Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat
11.Kuku petugas harus pendek
12.Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan
13.Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
14.Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran
BAB VI
41
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut
menjadi lebih tinggi dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak
menampakan gejala dan yang lebih mengkhawatirkan hal tersebut
banyak terjadi di negara-negara berkembang yang belum mampu
menyelenggarakan
berbagai
kegiatan
pencegahan
dan
penanggulangan secara memadai.
Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan
semakin tingginya potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang
dengan perilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan
yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik dan penggunaan bersama peralatan yang menembus
kulit, tato, tindik dan lain-lain.
Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan
C
yang
keduanya
potensial
menular
melalui
tindakan
pada
pelayanan kesehatan. Kedua penyakit ini sering tidak dapat terkenali
secara klinis karena tidak menampakan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di
atas
memperkuat
keinginan
untuk
mengembangkan
dan
menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari
penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal
melalui “Universal Precaution”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang
melakukan kontak 24 jam dengan pasien mempunyai resiko terpajan
lebih besar, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar
dapat bekerja maksimal.
B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan
masyarakat dari penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
2. Petugas
kesehatan
harus
menerapkan
prinsip
universal
precaution dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga
dapat
mengurangi
resiko
menular.
42
terpajan
atau
terinfeksi
penyakit
C. Tindakan yang beresiko terpajan
Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga
kesehatan dapat terpajan dengan infeksi menular yaitu:
1. Cuci tangan yang tidak benar
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai
D. Prinsip keselamatan kerja
Prinsip
utama
dari
prosedur
universal
precaution
dalam
kaitannya dengan keselamatan kerja khususnya di Instalasi Kamar
Bersalin adalah menjaga higine sanitasi individu, higine dan sanitasi
ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dapat
dijabarkan dalam kegiatan yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yaitu pelindung kaki/sandal
sepatu khusus kamar bersalin, apron/gaun pelindung, topi,
masker, goggle/kaca mata dan sarung tangan.
3. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk mencegah
perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
7. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan
pemberian imunisasi
E. Hal-hal yang harus diketahui oleh petugas terpapar
Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang
harus dilakukan jika terpajan/terpapar dengan infeksi menular
sehingga dapat ditanggulangi dengan tepat dan cepat. Hal-hal yang
harus diketahui petugas kesehatan yang terpapar adalah :
1. Tindakan sesuai dengan jenis paparan
2. Status kesehatan petugas terpapar
3. Status kesehatan sumber paparan
4. Kebijakan yang ada
5. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
43
6. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam
bekas pakai lainnya
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
A.
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah
Sakit Umum Daerah Pasar Minggu diambil dari Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/ Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, yaitu:
1.
2.
Kejadian kematian ibu karena persalinan


Perdarahan ≤ 1 %
Pre –Eklamsia ≤ 30%

Sepsis ≤ 0,2 %
Pemberi pelayanan persalinan normal



3.
Dokter spesialis kebidanan
Dokter umum terlatih asuhan persalinan normal
Bidan
Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit : Tim PONEK yang
terlatih.
4.
5.
6.
Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
 Dokter spesialis kebidanan
 Dokter spesialis anak
 Dokter spesialis anastesi
Pertolongan persalinan melalui secsio cesaria ≤ 20%
Keluarga berencana :
 Persentase keluarga berencana vasektomi dan tubektomi yang
dilakukan oleh tenaga kompeten dokter spesialis kebidanan,
dokter spesialis bedah umum, dokter spesialis urologi dan

dokter umum terlatih 100%
Persentase peserta keluarga
berencana
mantap
yang
mendapatkan konseling keluarga berencana mantap oleh
bidan terlatih 100%
7.
Kepuasan pelanggan ≥ 80%
44
B.
Evaluasi dan pengendalian mutu
Merupakan
upaya
yang
dilakukan
untuk
mengetahui
capaian mutu pelayanan berdasarkan indikator yang telah
ditetapkan, dapat dilakukan dengan cara :
1. Audit pelayanan Kebidanan
2. Audit pendokumentasian
3. Audit prosedur pelayanan kebidanan
4. Survey kepuasan pasien
BAB VIII
PENUTUP
Buku Pedoman Pelayanan Kebidanan ini disusun dalam rangka
memberikan acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di unit
pelayanan
Kebidanan
RSUD
45
Pasar
Minggu
agar
dapat
menyelenggarakan pelayanan Kebidanan yang bermutu, aman, efektif
dan efisien dengan mengutamakan keselamatan pasien.
Apabila di
kemudian hari diperlukan adanya perubahan, maka Buku Pedoman
Pelayanan Unit Kebidanan ini akan disempurnakan.
46
Download