Uploaded by User46749

282357512-Serius-Proses-Homeostasis-Pada-Tubuh-Berkeringat

advertisement
Proses Homeostasis Pada Tubuh Berkeringat
Icha Cloudia Crishtin 102014158
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
JalanArjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
[email protected]
Abstrak
Homeostasis adalah kecenderungan tubuh untuk mempertahankan stabilitas serta
pemeliharaan lingkungan internal yang relatif stabil dinamik. Dimana sistem kontrol homeostatis
harus mampu mendeteksi dan menahan perubahan. Respon terhadap perubahan yang terdeteksi
adalah umpan balik. Ada dua umpan balik yaitu umpan balik positif dan negatif. Jalur umum
homeostasis ada yang melibatkan sinyal input, pusat control, dan sinyal output. Dalam
homeostasis terdapat lingkungan internal dan ektrinsik serta lengkung reflek untuk mengetahui
apakah respon sudah sesuai untuk mempertahankan kondisi normal tubuh. Kompensasi
homeostasis untuk mengetahui tentang reaksi tubuh terhadap ketidaknormalan dalam tubuh,
dimana jika homeostasis
terjadi sangat berat akan menganggu kelangsungan hidup dan
menyebabkan kematian.
Kata kunci : homeostasis, stabilitas tubuh, umpan balik, lengkung reflek
Abstract
Homeostasis is the tendency of the body to maintain the stability and the maintenance of a
relatively stable internal environment dynamic . Where the homeostatic control system must be able to
detect and resist change . The response to the detected change is feedback . There are two feedback is
positive and negative feedback . There’s also existing common pathway homeostasis such as input signal,
controller, and output signal. In the internal environment and homeostasis are extrinsic and curved reflex
to determine whether the response is appropriate to maintain the normal condition of the body .
Compensation homeostasis to know about the body's reaction to an abnormality in the body , where if
homeostasis occurs very heavy will disturb the survival and causes of death .
Keywords : homeostasis, body stability, feedback, reflex loop
Pendahulan
Mengetahui bagaimana cara kerja sistem yang ada di tubuh manusia sangat penting
untukmengetahui bagian mana yang tidak berfungsi secara normal. Setelah mengetahui itu kita
dapat menjaga keadaan itu agar tetap bekerja secara normal. Tubuh manusia juga dapat
dipengaruhi oleh keadaan luar tubuhnya, seperti suhu, kelembaban udara, polusi udara. Jika
keadaan atau kondisi dalam (internal) tubuh manusia tetap konstan walaupun keadaan di luar
berubah - ubah maka disebut homeostasis.
Keseimbangan (homeostasis) dimasukkan kedalam bagian fisiologi. Karena pada
fisiologi dijelaskan bagaimana cara kerja tubuh kita secara normal. Sehingga homeostasis adalah
keadaan yang ada pada tubuh yang masih berfungsi secara normal. Jika tubuh mendapat suatu
rangsangan maka tubuh akan melakukan sesuatu untuk merespon rangsangan tersebut.
Rangsangan dari titik tertentu harus melewati beberapa tahap sebelum akhirnya melakukan
tindakan.
Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai homeostasis pada tubuh manusia yang
berkaitan dengan skenario, sehingga mampu menjelaskan proses tubuh untuk mempertahankan
kondisinya stabil sehingga mampu melaksanakan fungsi-fungsi yang esensial bagi kelangsungan
hidup tubuh secara keseluruhan.
Skenario B
Di hari yang sangat panas, seorang laki-laki berusia 19 tahun sedang tidur di kamar tidur
dengan pendingin ruangan dinyalakan, beberapa saat kemudian terjadi pemadaman listrik, ia pun
terbangun dari tidurnya dengan tubuh penuh keringat.
Homeostatis
Homeostatis (keadaan tetap) mengacu pada mempertahankan kondisi fisik dan kimia
yang relative konstan dalam lingkungan sel organisme, menurut batas-batas fisiologis. 1
Homeostasis merupakan sebuah proses fisiologis normal untuk menjamin bahwa sistem di dalam
tubuh kita seperti metabolisme, tekanan darah dan suhu tubuh tetap berada pada kondisi yang
seimbang meskipun kondisi di luar tubuh berbeda-beda. 2 Misalnya ketika suhu tubuh meningkat,
tubuh mensekresikan keringat untuk mengeluarkan panas yang ada di dalam tubuh sehingga suhu
tubuh dapat kembali ke keadaan normal.3
2
Lingkungan Internal
Cairan yang secara kolektif terkandung dalam semua sel tubuh dinamai cairan intrasel
(CIS) dan cairan diluarsel disebut cairan extrasel (CES). Cairan ekstra sel adalah lingkungan
internal tubuh. Ini adalah lingkungan cair tempat sel hidup. Cairan ekstarsel (lingkungan
internal) terbentuk oleh dua kompartmen: plasma,bagian cair darah; dan cairan interstisium, yang
mengelilingi dan membasahi sel (inter berarti “antara”;stisium berarti “yang berdiri”).
Seberapapun jauhnya sebuah sel dari lingkungan eksternal,sel tersebut dapat melakukan
pertukaran-pertukaran untuk mempertahankan hidup dengan lingkungan internal yang
mengelilinginya. Sebaliknya, sistem-sistem tubuh tertentu melakukan pemindahan bahan antara
lingkungan eksternal dan lingkungan internal nya sehingga komposisi lingkungan internal
dipertahankan sesuai untuk menunjang kehidupan dan fungsi sel. Sel-sel tubuh dapat hidup
berfungsi hanya jika cairan ekstrasel memungkinkan kelangsungan hidup mereka : karena itu,
komposisi kimiawi dan keadaan fisik lingkungan internal ini harus dipertahankan dalam batasbatas yang ketat. Pemiliharaan lingkungan internal yang relative stabil disebut homeostatis.4
Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis. Faktor
faktor yang dipertahankan adalah :
1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi.
Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap untuk digunakan sebagai bahan
bakar metabolic untuk menghasilkan energi. Energy kemudian digunakan untuk menunjang
aktifitas-aktifitas khusus dan untuk mempertahankan hidup.
2. Konsentrasi O2 dan CO2
Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik sebanyak mungkin
energi dari molekul nutrien digunakan oleh sel. CO2 yang dihasilkan selama reaksi-reaksi
tersebut berlangsung harus diseimbangkan dengan CO2 yang dikeluarkan oleh paru,
sehingga CO2 pembentuk asam ini tidak meningkatkan keasaman di lingkungan internal.
3. Konsentrasi zat-zat sisa
3
Berbagai reaksi kimia menghasilkan proiduk-produk akhir yang berefek toksik bagi sel
apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.
4. PH
Diantara efek-efek paling mencolok dari perubahan keasaman lingkungan cairan internal
adalah perubahan mekanisme pembentuk sinyal listrik di sel saraf dan perubahan aktifitas
enzim di semua sel.
5. Konsentrasi air, garam-garam, dan elektrolit-elektrolit
Karena konsentrasi relative garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel (lingkungan
internal) mempengaruhi berapa banyak air yang masuk atau keluar sel, konsentrasi
keduanya diatur secara ketat untuk mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak
dapat berfungsi secara normal apabila mereka membengkak atau menciut. Elektrolit lain
memiliki bermacam-macam fungsi fital lainnya. Sebagai contoh denyut jantung yang
teratur bergantung pada konsentrasi kalium di cairan ekstra sel yang relative konstan.
6. Suhu
Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang sempit. Sel-sel akan
mengalami perlambatanaktifitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin dan yang lebih
buruk protein-protein structural dan enzimatiknya akan terganggu apabila suhunya terlalu
panas.
7. Volume dan tekanan.
Komponen sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu plasma, harus dipertahankan pada
tekanan darah dan volume yang kuat agar penghubung vital antara sel dan lingkungan
eksternal ini dapat terdistribusi ke seluruh tubuh.4
Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah lingkungan dimana tubuh manusia hidup atau dapat
dikatakan segala sesuatu yang berada di luar tubuh manusia.5
Jalur Umum Homeostasis
Terdapat tiga komponen dasar dalam jalur umum homeostatis, yaitu:
1. Sinyal input : berdasarkan skenario yang menjadi sinyal input adalah perubahan yang
terjadi di dalam tubuh akibat suhu
4
2. Pusat control : otak
3. Sinyal output : respon yang dihasilkan tubuh. Dalam hal ini adalah berkeringat.
Mekanisme Homeostasis
Perubahan kondisi lingkungan internal dapat timbul karena dua hal, yaitu adanya
perubahan aktifitas sel tubuh dan perubahan lingkungan eksternal yang berlangsung terusmenerus. Untuk menyelenggarakan seluruh aktifitas sel dalam tubuhnya, selalu memerlukan
pasokan berbagai bahan dari lingkungan luar secara konstan, misalnya oksigen, nutrient dan
garam. Sementara itu, aktivitas sel juga menghasilkan bermacam – macam hasil sekresi sel yang
bermanfaat dan berbagai zat sisa, yang di alirkan ke lingkungan internal yaitu cairan
ekstraseluler (CES). Apabila aktifitas sel berubah pengambilan zat dari lingkungan internal dan
pengeluarran berbagai zat dari dalam sel ke lingkungan internal juga berubah. Perubahan
aktifitas sel semacam itu akan mengubah keadaan lingkungan internal. Perubahan lingkungan
internal yang ditimbulkan oleh sebab manapun ( penyebab pertama atau kedua ) harus selalu
dikendalikan agar kondisi homeostasis selalu terjaga.6
Mekanisme pengendalian kondisi homeostasis berlangsung melalui system system umpan
balik. Akan tetapi, kita tidak boleh lupa bahwa ada dua macam system umpan balik, yaitu umpan
balik positif dan negative. Sistem umpan balik yang berfungsi dalam pengendalian kondisi
homeostasis adalah system umpan balik negative.6
Sistem Kontrol untuk Mempertahankan Homeostasis
Mekanisme ini melibatkan hampir seluruh sistem organ tubuh. Walaupun kondisi internal
berubah secara konstan, tubuh dilindungi terhadap perubahan yang besar dengan mekanisme
kontrol pengaturan sendiri seperti sistem umpan balik. Sisem ini mengacu pada pemberian
informasi dari suatu sistem (output) kembali ke dalam sistem (input) untuk menimbulkan
respon.1
Secara umum, ada dua jenis mekanisme pengaturan dari dalam tubuh untuk
mempertahankan homeostasis, yaitu:
1. Autoregulation, atau pengaturan intrinsic (lokal) dimana sel, jaringan, atau sistem organ
yang ada di dalam tubuh manusia mengatur aktivitasnya sendiri secara otomatis untuk
merespon perubahan yang terjadi di lingkungan. Seperti misalnya ketika terjadi
5
kekurangan oksigen dalam suatu jaringan, sel akan mengirimkan sinyal berupa zat kimia
untuk melakukan dilatasi pembuluh darah sehingga darah yang mengalir akan semakin
banyak dan secara otomatis kekurangan oksigen dalam jaringan tersebut dapat teratasi.
2. Extrinsic regulation, dimana aktivitas dari sistem-sistem organ di dalam tubuh dikontrol
oleh aktivitas dari sistem saraf dan sistem endokrin. Misalnya ketika manusia
berolahraga, sistem saraf akan memerintahkan peningkatan denyut jantung sehingga
darah dapat melakukan sirkulasi dengan lebih cepat. Selain itu, saat berolahraga, sistem
saraf juga menurunkan aliran darah ke organ-organ yang lebih tidak aktif seperti perut
untuk kemudian disalurkan ke tempat-tempat yang lebih membutuhkan seperti otot.7
Meskipun kedua jenis regulasi tersebut berbeda, akan tetapi, dalam kedua jenis regulasi
tersebut sama-sama membutuhkan tiga komponen penting dalam melakukan mekanisme untuk
mempertahankan homeostasis. Ketiga komponen tersebut beserta fungsinya adalah reseptor yang
digunakan untuk menerima stimulus, pusat pengontrolan atau pusat integrasi yang berfungsi
untuk menerima dan memproses rangsangan dari reseptor, dan efektor yang digunakan untuk
melaksanakan perintah dari pusat pengontrol.7
Lengkung Refleks
Unit dasar aktivitas refleks terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung refleks ini
terdiri atas alat indra, neuron aferen, satu sinaps atau lebih yang umumnya terdapat di pusat
integrasi sentral, neuron eferen, dan efektor. Pada mamalia, hubungan (sinaps) antara neuron
somatik aferen dan eferen biasanya terdapat di otak atau medulla spinalis. Serat neuron aferen
masuk susunan saraf pusat melalui radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis,
sedangkan badan selnya akan terdapat di ganglion dorsalis atau di ganglion-ganglion homolog
nervi kranialis. Serat neuron eferen keluar melalui radiks ventralis atau melalui nervus cranial
yang sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla spinalis bersifat sensorik dan radiks ventralis
bersifat motorik dikenal sebagai hukum Bell-Magendie. 8
Semua lengkung (jalur refleks) terdiri dari komponen yang sama.
1. Stimulus adalah rangsang yang diberikan.
6
2. Reseptor adalah ujung distal dendrit, yang menerima stimulus.
3. Jalur aferen melintas sepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak atau medulla
spinalis.
4. Bagian pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu SSP. Impuls
dapat ditransmisi, diulang rutenya atau dihambat pada bagian ini.
5. Jalur eferen melintas disepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor, yang akan
merespons impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas.
6. Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau kelenjar yang
merespon.
7. Respon.
8. Umpan balik, bisa berupa feedback negative atau positif.9
Feedback Negatif dan Feedback Positif
Feedback negatif merupakan feedback yang terjadi ketika stimulus yang didapat dari
lingkungan luar menyebabkan respon yang sebaliknya dari tubuh, sedangkan feedback positif
merupakan feedback yang terjadi ketika stimulus yang didapat dari lingkungan luar
menyebabkan respon yang sebanding dari tubuh.10
Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, feedback jenis ini jarang ditemui dibandingkan
dengan feedback negatif karena feedback ini dapat membahayakan tubuh kita seperti layaknya
pemanas ruangan yang lupa dimatikan akan membuat ruangan semakin panas dan suhunya
semakin tinggi.7
Kompensasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi didalamnya.
Misalnya apabila secara tiba – tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer
akan mengalami konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan
kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tubuh tetap stabil,
7
pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh,
dan peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh.11
Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar, homeostasis terganggu
dansemua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh lingkungan yang optimal
tempatmereka hidup dan berfungsi. Muncul berbagai keadaan patofisiologi. Patofisiologi
mengacukepada abnormalitas fungsional tubuh (perubahan fisiologi) yang berkaitan dengan
penyakit.Jika gangguan terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak
lagimemungkinkan kelangsungan hidup, timbul kematian.12
Kesimpulan
Hipotesis diterima. Tubuh mengeluarkan keringat dalam rangka mempertahankan suhu dalam
tubuh agar tetap stabil. Ini merupakan proses homeostasis dengan sistem control jarak jauh karena
melibatkan sistem saraf dan sistem endokrin. Terjadi feedback negative karena setelah terjadi respon
berupa sekresi keringat, keringat akan menguap dan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh
tetap konstan. Respon ini melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh
kembali normal.
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.
2. Marcovitch Harvey. Black’s medical dictionary. 41st ed. London: A & C Black
Publishers Limited; 2005.
3. Ann P. BMA illustrated medical dictionary: Essential A-Z quickreference to over
5,000 medical terms. 2nd ed. London: Dorling Kindersley; 2007.
4. Sherwood L. Human physiology . Belmont: Thomson learning;2004.
5. Guy T, Arthur C, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.11. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC;2007.
6. Siagian, Minarma. Homeostasis: Keseimbangan yang halus dan dinamis. Jakarta :
Departemen Ilmu Faal FKUI; 2004.
7. Martini F, Nath JL. An introduction to anatomy and physiology. Fundamentals of
anatomy & physiology. 8th ed. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings; 2009. p.
12-16
8
8. Ganong, William F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta:Penerit Buku Kedokteran
EGC;2001.
9. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta:Penerit Buku Kedokteran
EGC; 2004.
10. Hall J E. Introduction to physiology: The cell and general physiology. Guyton and
Hall textbook of medical physiology. 8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.
p. 7-8.
11. Uliyah M, Hidayat A. Keterampilan dasar klinik untuk kebidanan edisi ke-2. Jakarta:
Salembamedika; 2008.h.1-3
12. Hall J, Guyton, Hall. Buku saku fisiologi kedokteran. Editor : Muttaqin H, Yesdelita
N. Edisi ke-11. Jakarta: EGC; 2009. h.3-9
9
Download