Al Mudtastsir ayat 38 Ash-Shaffat ayat 102 “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS.ash-Shaffat:102) Ayat diatas menjelaskan tentang bagaimana Nabi Ibrahim a.s mengajarkan sikap tanggung jawab terhadap anaknya, Ismail a.s. Beliu menanyakan bagaimana pendapat Ismail tentang mimpinya. Lalu Ismail memilih menuruti perintah Allah Ta’ala yang mana Ia berarti memiliki rasa tanggung jawab terhadap Sang Maha Kuasa. Kapan sebaiknya mengajarkan tanggung jawab pada anak? Mengajarkan tanggung jawab pada anak memang sebaiknya dimulai sejak usia dini. Bahkan ada yang bilang, semakin dini semakin baik. Tapi ini bukan berarti kita harus melakukannya sejak ia bayi loh. Sama seperti potty training atau melatihnya makan sendiri, mengajarkan tanggung jawab pada anak pun ada batas usianya. Kita bisa memulainya bila ia sudah memahami sebab akibat dan bisa melakukan perintah sederhana. Usia ideal untuk menerapkannya adalah 3 tahun, meski ada juga yang memulainya pada usia 2 tahun lebih. Tentu hanya kitalah yang bisa memahami anak masing-masing. Kitalah yang paling tahu kapan si Kecil sudah siap diajarkan untuk bertanggung jawab. Cara menanamkan rasa tanggung jawab pada anak Tanggung jawab sebaiknya dipandang sebagai sebuah kebiasaan baik yang bisa dimiliki setiap orang. Namun, ‘kebiasaan baik’ itu tidak bisa tumbuh dengan sendirinya jika tidak ditanam, dipupuk dan dipelihara. Inilah beberapa cara untuk mengajarkan tanggung jawab pada anak. 1. Menjadi contoh dan konsisten Kami tak akan bosan mengatakan bahwa kita adalah contoh dan panutan bagi si Kecil. Jadi, kita pun harus menjadi pribadi yang bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Lakukanlah setiap saat, bukan hanya saat kita menginginkannya. Menjadi panutan bisa kita lakukan dengan melakukan hal-hal sederhana. Misalnya, mengucapkan maaf atau mengembalikan barang yang tidak sengaja tersenggol saat kita berbelanja di supermarket bersama anak. Agar konsisten, lakukan dalam segala hal, walau Anda sedang sangat lelah. 2, Mulai dari yang sederhana Mulailah dari hal-hal kecil. Misalnya, meminta anak membuang bungkus kue di tempat sampah, atau membawa piring makan yang telah dipakai ke bak cuci. Anak perlu diingatkan berulang kali sebelum ia bisa melakukannya sendiri tanpa disuruh. Jika ia lupa melakukannya, jangan diam saja. Segera tegur agar ia menuntaskan apa yang telah biasa dilakukannya. Jangan lupa ucapkan terima kasih saat ia selesai melakukannya. 3. Sistem punishment Pada usia 3 tahun anak sudah bisa mengerti tentang punishment atau hukuman. Misalnya, bila ia sengaja membuat rumah berantakan walau sudah dilarang, mintalah ia merapihkan dan membersihkan rumah sebagai bentuk tanggung jawab sekaligus punishment untuknya. Tentu saja, Anda tidak dapat mengharapkan anak 3 tahun bisa membersihkan rumah, tetapi setidaknya ia tahu bahwa itulah bentuk sebuah tanggung jawab atas kelakuannya. 4. Meminta dengan suara tegas, namun tidak membentak Sudah jadi tanggung jawab anak untuk membersihkan minuman yang ia tumpahkan. Meski Anda marah, tidak perlu memintanya dengan suara keras ataupun membentak. Ingatlah, pada usia 2-3 tahun anak sedang terus belajar tentang sebab akibat. Membentak akan membuat anak merasa dirinya tidak berharga dan takut berbuat salah lagi. Di kemudian hari, rasa takut salah akan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri. 5. Siapkan situasi Kita perlu menyiapkan atau mengatur kondisi rumah jika ini adalah pertama kalinya kita mengajarkan rasa tanggung jawab pada anak. Ini karena fisik anak masih terbatas untuk menuntaskan tanggung jawab kelas berat. Misalnya, letakkan tong sampah di tempat yang mudah ia jangkau. Bak pakaian kotor jangan ditaruh di atas meja atau mesin cuci, tapi di lantai. Sediakan lap-lap bersih yang bisa diraih anak untuk melap bekas tumpahan susu. Berikan piring dan gelas melamin agar tidak pecah saat anak ‘melemparkannya’ ke bak cuci piring. Bersihkan wadah mainan anak setiap minggu karena mungkin saja anak membuang kue, kulit buah atau bungkus permen di situ. Satu hal yang perlu Anda ingat, kita sebaiknya jangan buru-buru bangga mengatakan “Oh pandainya, anakku sudah bisa bertanggung jawab.” Seperti kedewasaan, tanggung jawab adalah sikap yang dibentuk melalui proses. Tak perlu sedih atau berkecil hati bila anak tampak menolak saat Anda mengajarkannya bertanggung jawab. Suatu saat nanti hatinya akan terketuk untuk mengikuti teladan Anda. Ini bisa terjadi jika Anda tak berhenti dan menyerah untuk mengajarkan anak tentang rasa tanggung jawab. Mendengar kata 'tanggung jawab' banyak yang beranggapan kalau hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa. Padahal, anak-anak juga bisa melakukan dan mengerti jika dicontohkan dan dilatih. Tentunya tanggung jawab yang dilakukan anak bukanlah hal berat. Tapi yang memang disesuaikan dengan usianya. Misalnya pada anak 3 tahun sudah bisa menaruh pakaian kotornya di tempatnya atau menaruh piring dan gelas plastik kotor di bak cuci piring. Bagaimana caranya membuat buah hati terbiasa dengan tanggung jawab? Coba terapkan empat hal ini. 1. Mulai dari balita Setelah anak-anak cukup memahami perkataan orangtuanya, mulailah sedini mungkin mengajarkan tanggung jawab. Minta anak untuk mengambil pakaian sendiri dari tumpukan baju. Berantakan memang, tapi ia akan terbiasa. Setelah itu ajarkan untuk menaruh pakaian kotornya di tempat yang sudah disediakan. Anak pun akan terbiasa mengurus dirinya dan bertanggung jawab pada kebutuhannya sendiri. 2. Konsekuensi Setiap tindakan memiliki konsekuensi. Misalnya ketika anak berlarian dan menumpahkan minuman, jangan memarahinya. Minta anak untuk segera mengampil pel dan membersihkannya. Dia harus tahu setiap melakukan kesalahan berarti harus diperbaiki. Bertanggung jawab!. 3. Pujian Selalu berikan pujian pada anak-anak atas hal yang mereka lakukan dengan baik. Anak-anak cenderung lebih menanggapi kata-kata dan tindakan yang baik dari orangtuanya. Jadi setiap ia mulai melakukan halhal penuh tanggung jawab, jangan lupa untuk memberikannya pujian. 4. Tugas ringan Berikan tugas rumah tangga yang rutin tapi sesuai untuk usianya. Misalnya membuang sampah ke luar, menyalakan lampu saat sore hari, atau tugas lain yang tak memberatkannya. Biarkan tugas itu menjadi tanggung jawab anak.