TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF Disusun oleh: Kelompok 15 Dosen Pembimbing: Ismansyah, S.Kp.,M.Kep KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR PROGRAM STUDI PROFESI NERS TAHUN 2019 TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF “TERAPI HERBAL REBUSAN TEMULAWAK DAN KENCUR” Disusun oleh: Kelompok 15 1. 2. 3. Husaini Mariana Oktaviane Ngula Tata Maulita Dosen Pembimbing: Ismansyah, S.Kp.,M.Kep KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR PROGRAM STUDI PROFESI NERS TAHUN 2019 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisanmakalah “Herbal Terapi Rebusan Temulawak Dan Kencur” dapat kami selesaikan. Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga akhir zaman. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar Keperawatan Paliatif. Selain itu, agar pembaca dapat memperluas ilmu yang berkaitan dengan judul makalah, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber dan hasil kegiatan yang telah dilakukan. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait, terutama kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Dan kami menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon keterbukaan dalam pemberian saran dan kritik agar lebih baik lagi untuk ke depannya. Samarinda, Agustus 2019 Kelompok 15 iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang iii iv v vi B. Rumusan Masalah 3 C. Tujuan Penulisan 3 D. Manfaat Penulisan 4 E. Sistematika Penulisan 4 BAB II TELAAH PUSTAKA A. Tanaman Temulawak 5 B. Tanaman Kencur 7 C. Prosedur Pengolahan Rebusan Temulawak dan Kencur 13 1 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 22 B. Saran 23 DAFTAR PUSTAKA iv DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 2.1 : Tanaman Temulawak 8 Gambar 2.2 : Tanaman Beras Kencur 12 v DAFTAR TABEL Tabel Tabel 2.1 Halaman : Tanaman Temulawak 7 vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang ditandai dengan potensi kerusakan jaringan. Nyeri juga merupakan salah satu aspek penting dalam bidang medis dan menjadi penyebab tersering yang mendorong seseorang untuk mencari pengobatan. Pengobatan yang umum digunakan untuk mengatasi nyeri adalah obat antinyeri yang biasa disebut dengan analgesik. Analgesik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi susunan saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgesik termasuk dalam golongan non steroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang bekerja dengan cara menghambat enzim cyclooxigenase (COX), sehingga konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin E2 (PGE2) terhambat. Namun penggunaan analgesik juga memiliki beberapa keterbatasan contohnya pada penggunaan NSAID yang dapat mengiritasi saluran cerna, berefek samping pada ginjal dan hati, gangguan fungsi trombosit serta penggunaan opioid yang dapat mengakibatkan ketergantungan (Wilmana dan Gunawan, 2012). Pengobatan herbal masih digunakan sebagai pengobatan utama di negara berkembang yaitu sekitar 75-80% dari total jumlah penduduk karena obat herbal lebih dapat diterima, lebih terjangkau, dan memiliki efek samping yang ringan. Indonesia terkenal sebagai Negara yang kaya akan tanaman obat, yaitu Curcuma xanthorrhiza Roxb yang merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari famili Zingeberaceae yang dikenal dengan nama temulawak, dan termasuk salah satu dari sembilan tanaman obat unggulan yang telah diteliti sejak tahun 2003 (BPOM, 2005). Kandungan senyawa aktif dalam temulawak yang memberikan khasiat pengobatan adalah curcumin, minyak atsiri dan flavonoid. Curcumin merupakan fraksi dari curcuminoid yang termasuk 1 molekul dengan kadar polifenol rendah namun memiliki aktivitas biologi berspektrum luas. Kandungan senyawa curcumin telah terbukti memiliki efek antioksidan, anti inflamasi dan analgesik (Al Tahan, 2012). Selain itu, curcumin bertindak sebagai agen kemopreventif yang menghambat ekspresi dan aktivitas COX-2 sehingga konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin tidak terjadi (Al Tahan, 2012). Kandungan lainnya yaitu ditemukan xanthorrhizol yang merupakan komponen utama dari minyak atsiri yang berperan dalam pengobatan nyeri inflamasi pada sel saraf, memiliki aktivitas anti bakteri dan anti kandidal (Devaraj et al., 2010). Temulawak juga mengandung flavonoid yang memiliki aktivitas sebagai analgesik, antiulkus dan antiinflamasi kuat Selain temulawak, tanaman obat kencur (Kaempferia galanga Linn) dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti : batuk, tradang lambung, perut nyeri, tetanus, bengkak, panas dalam. Penggunaan kencur karena minyak atsirin adalah sebagai campuran obat sakit gigi, obat gosok, antiseptik, karminatif, bakterisid, bahan wangi-wangian, dan analgesik. . B. Rumusan Masalah Bagaimana terapi herbal rebusan temulawak dan kencur? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa/i dapat menerapkan dan mengembangkan berbagai terapi herbal tanaman temulawak dan kencur. 2. Tujuan Khusus Agar mahasiswa/ (i) mampu mengetahui dan memahami tentang: a. Tanaman Temulawak b. Tanaman Kencur c. Prosedur pengolahan rebusan temulawak dan kencur. D. Manfaat 1. Bagi Penulis 2 Diharapkan agar penulis meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang terapi herbal rebusan temulawak dan kencur. 2. Bagi Institusi Pelayanan Menjadi acuan dalam memberikan wawasan tentang terapi herbal tanaman temulawak dan kencur. 3. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan tentang terapi herbal tanaman temulawak dan kencur. 4. Bagi Masyarakat Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahauan tentang terapi herbal tanaman temulawak dan kencur E. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan makalah ini dibagi dalam beberapa bab, yaitu: BAB I : Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sistematika penulisan. BAB II : Berisi telaah pustaka yang terdiri dari pengertian temulawak dan kencur serta prosedur pengolahan rebusan temulawak dan kencur. BAB III : Berisi penutup yang terdri dari kesimpulan dan saran. 3 BAB II TELAAH PUSTAKA A. Tanaman Temulawak 1. Pengertian Temulawak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) adalah tanaman asli Indonesia yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan dari berbagai penyakit. Temulawak dikenal dengan nama Koneng Gede (Jawa Barat), temolabak (Jawa Tengah), temulawak (Sumatera). Sistematika temulawak yaitu (Hembing, 2010; Mangan, 2008; Soesilo, 1989cit Bogor Agricultural, 2012): Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sub Kelas : Commelinidae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Curcuma Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb. Tanaman temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun dengan batang semu dan tingginya dapat mencapai 2-2,5 meter. Tiap rumpun tanaman ini terdiri atas beberapa anakan dan tiap anakan memiliki 2-9 helai daun. Daun tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar, berwarna hijau tua dengan semburat ungu kecoklatan di bagian tengah daun. Panjang daun sekitar 50–55 cm dan lebar ±18 cm (Gambar 1a). Bunga temulawak biasanya muncul dari batang 4 semunya setelah tanaman cukup dewasa. Bunga berukuran pendek dan lebar, berwarna putih kekuningan bercampur merah (Gambar 1b). Temulawak menghasilkan rimpang temulawak (umbi akar) yang bentuknya bulat seperti telur (silinder dengan pusatnya berwarna kuning tua dan kulitnya berwarna kuning muda). Jika rimpang dibelah akan beraroma khas dan jika dimakan akan terasa pahit (Gambar 1c). Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah umbi akar atau rimpangnya (Mahendra, 2005; Mangan, 2008; Rukmana, 1995 cit Bogor Agricultural, 2012). B A C Gambar 2.1 Tanaman Temulawak (a) bagian batang dan daun, (b) bagian bunga, dan (c) bagian rimpang. 2. Manfaat Temulawak Rimpang temulawak Temulawak digunakan terbukti sebagai berkhasiat obat untuk kesehatan. hepatoproteksi, antiinflamasi, antikanker, antidiabetes, antimikroba, antihiperlipidemia, antikolera, antibakteri, antioksidan (Hwang, 2006, Darusman et al. 2007, Rukayadi et al. 2006, Masuda et al. 1992). Olahan temulawak ini diyakini dapat 5 mengatasi pegal linu, rhematik, rasa lelah, diare, wasir, disentri, pembengkakan akibat infeksi, cacar, jerawat, eksim, sakit kuning, sembelit, kurang nafsu makan, radang lambung, kejang kejang, kencing darah, kurang darah dan ayan. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh institusi kesehatan untuk mengetahui lebih jauh tentang manfaat tanaman ini bagi manusia. Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa kandungan kimia dalam rimpang temulawak seperti flavonida berkhasiat dalam menyembuhkan radang, kandungan minyak atsiri berkhasiat fungistatimk pada beberapa jenis jamur dan bakteriostatik pada mikroba Staphylococcus sp. dan Salmonella sp. Laporan penelitian lainnya menyebutkan bahwa rimpang temulawak bisa dijadikan sebagai anti kolesterol, meningkatkan nafsu makan, anemia, dan pencegah kanker. Rimpang temulawak juga diketahui sebagai obat fitofarmaka, berkhasiat dalam mengatasi gangguan pada saluran pencernaan, kandung empedu, kelainan hati, pankreas, tekanan darah tinggi, usus halus, kontraksi usus, TBC, sariawan dan dapat dipergunakan sebagai tonikum.Penelitian lainnya yang dilakukan oleh beberapa universitas berhasil membuktikan bahwa rimpang temulawak bisa juga digunakan sebagai obat antistroke, antioksidan, menghambat osteoporosis, sebagai antiplasmodial, anti plak dan pertahanan gigi (Raharjo dan Rostiana, 2005; Dalimartha,2007; Anonim, 2008; Sardi, 2000cit Anonim, 2013). Komposisi kandungan kimia pada rimpang temulawak dan khasiat untuk kesehatan dapat dilihat pada Tabel 1. 6 No Kandungan Kimia Khasiat Untuk Kesehatan Zat Tepung Meningkatkan Kerja Ginjal 1 Kurkumin Antiinflamasi 2 Minyak Atsiri Antiinflamasi, Antihepatotoksik 3 Kurkuminoid Antikeracunan Empedu, Antikolestrol 4 Fellandrean Anemia, Antioksidan, dan Antikanker 5 Turmerol Antimikroba, Sakit Limpa, dan Asma 6 Kamfer Meningkatkan Produksi ASI dan Nafsu Makan 7 Glukosida Obat Jerawat, Sakit Pinggang 8 Foluymetik Sakit Kepala, Cacar 9 Sariawan, Asma, dan Nyeri Haid. 10 Karbinol Antiinflamasi dan Anti Nyeri 11 Germakron (Sumber : Istafid, 2006cit Bogor Agricultural, 2012) Tabel 2.1 Komposisi kandungan kimia temulawak dan manfaatnya Kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari diferuloilmetan terdiri atas senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi diferuloilmetan (desmetoksikurkumin). Kurkumin berwarna kuning, rasa sedikit pahit, larut dalam aseton, alkohol, asam asetat glasial, dan alkali hidroksida. Manfaat kurkumin antara lain sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, antioksidan, pencegah kanker, dan antimikroba. Zat warna kurkumin dimanfaatkan sebagai pewarna untuk makanan manusia dan ternak. Hasil penelitian Liang et al. 1985 menyatakan bahwa kurkumin rimpang temulawak berkhasiat menetralkan racun, menghilangkan rasa nyeri sendi, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah pembentukan lemak dalam sel hati dan sebagai antioksidan. Jumlah kurkumin yang aman dikonsumsi oleh manusia adalah 100 mg/hari sedangkan untuk tikus 5 g/hari. Berdasarkan penelitiaan Zhu et al. (2004) dalam Bogor Agricultural (2012), kurkumin dapat melindungi sel saraf dari kerusakan oksidatif setelah sel diiinduksi tert-butyl hydroperoxide (tBHP). T-BHP merupakan zat yang dapat menimbulkan kerusakan oksidatif pada sel saraf tikus. Perlakuan 7 kultur sel saraf tikus dewasa menggunakan kurkumin dapat melindungi sel saraf dari kerusakan dan kematian sel sehingga kurkumin dapat digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit neurodegenerasi. Minyak atsiri merupakan senyawa yang dapat meningkatkan produksi getah empedu dan sebagai antiinflamasi. Kandungan kimia minyak atsiri antara lain feladren, kamfer, tumerol, tolil-metilkarbinol, arkurkumen, zingiberen, kuzerenon, germakron, β-tumeron serta xanthorrhizol yang dihasilkan hingga 40%. Menurut Ozaki (1990) dalam Bogor Agricultural (2012), efek antiinflamasi dan analgesik pada temulawak disebabkan oleh adanya germakron. Senyawa fenol yang terdapat pada temulawak bisa berfungsi sebagai antioksidan karena kemampuannya mennghilangkan radikalradikal bebas dan radikal peroksida sehingga efektif dalam menghambat oksidasi lipida. Xanthorrhizol merupakan senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri. Xanthorrhizol merupakan antibakteri potensial yang memiliki spektrum luas terhadap aktivitas antibakteri, stabil terhadap panas, dan aman terhadap kulit manusia. Xanthorrhizol secara efisien dapat menghambat infeksi pada gigi dan penyakit kulit, dapat misalnya digunakan sebagai dimanfaatkan pada agen antibakteri, berbagai pasta gigi, produk sabun, pembersih mulut, permen karet, dan kosmetik yang memerlukan aktivitas antibakteri. Xanthorrhizol memberikan efek antiproliferasi pada sel kanker payudara (Hwang, 2006). B. Tanaman Kencur 1. Pengertian Kencur Kencur (Kaempferia galangal L) berasal dari India. Daerah penyebaran kencur meluas ke kawasan Asia Tenggara dan Cina.Kencur termasuk salah satu tanaman temutemuan yang banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional.Pusat pertanaman kencur masih terkonsenterasi di pulau Jawa, terutaman Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah satu daerah sentra kencur terbesar saat ini adalah Kabupaten 8 Boyolali (Jawa Tengah), yang pada tahun 1992 terdapat areal pertanaman kencur seluas 703 hektar dengan produksi 1.301 ton gelondong basah. Klasifikasi Klasifikasi tanaman kencur termasuk ke dalam tata nama sebagai berikut: a. Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan) b. Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) c. Subdivisio : Angiospermae (Berbiji tertutup) d. Class : Monocotyledonae (Biji berkeping satu) e. Ordo : Zingiberales f. Famili : Zingiberaceae g. Genus : Kaempferia h. Spesies : Kaemferia galanga L. C A D B Gambar 2.2 Tanaman Kencur (a) bagian batang dan daun, (b) bagian bunga, (c) bagian rimpang, batang dan daun dan (d) bagian rimpang Susunan Tubuh Kencur termasuk ke dalam terna kecil yang siklus hidupnya semusim atau beberapa musim. Susunan tubuh tanaman kencur terdiri atas: 9 a. Akar dan Rimpang. Rimpang adalah akar tinggal yang bercabang halus dan menempel pada umbi akar.terletak di atas tanah berbentuk rimpang bulat, bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya coklat kekuningan dan berbau harum. Rimpang kencur terdapat didalam tanah bergerombol dan bercabang cabang dengan induk rimpang ditengah. Kulit ari berwarna coklat dan bagian dalam putih berair dengan aroma yang tajam. Rimpang yang masih muda berwarna putih kekuningan dengan kandungan air yang lebih banyak dan rimpang yang lebih tua ditumbuhi akar pada ruas ruas rimpang berwarna putih kekuningan. b. Batang dan Daun Tanaman kencur memiliki batang semu yang sangat pendek, terbentuk dari pelepah-pelepah daun yang saling menutupi. Daundaun kencur tumbuh tunggal, melebar dan mendatar hampir rata dengan permukaan tanah. Jumlah daun bervariasi antara 8-10 helai dan tumbuh secara berlawanan satu sama lain. Bentuk daun elip melebar sampai bundar, ukuran panjang daun 7-12cm dan lebarnya 3-6cm, serta berdaging agak lebar. c. Bunga dan Buah. Bunga kencur keluar dalam bentuk buliran setengah duduk dari ujung tanaman di sela-sela daun. Warna bunganya putih, ungu hingga lembayung dan tiap tangkai bunga berjumlah 4-12 kuntum bunga. Bunga kencur berwarna putih berbau harum terdiri dari empat helai daun mahkota. Tangkai bunga berdaun kecil sepanjang 2 – 3 cm, tidak bercabang, dapat tumbuh lebih dari satu tangkai, panjang tangkai 5 – 7 cm berbentuk bulat dan beruas ruas. Putik menonjol keatas berukuran 1 – 1,5 cm, tangkai sari berbentuk corong pendek. Buah kencur termasuk buah kotak beruang 3 dengan bakal buah yang letaknya tenggelam, tetapi sulit sekali menghasilkan biji. 10 Zat-zat Kimia yang dikandung hampir seluruh bagian tanaman kencur mengandung minyak atsiri. Zat-zat kimia yang telah banyak diteliti adalah pada rimpangnya, yakni mengandung minyak atsiri 2,4%-3,9%, juga cinnamal, aldehide, asam motil p-cumarik, etil ester dan pentadekan. Selain itu rimpang kencur mengandung sineol, paraeumarin, asam anisic, gom, pati (4,14%) dan mineral (13,73%). Kandungan kimia tersebut sangat berguna bagi obat-obatan, terutama obat batuk, sakit perut dan obat pengeluaran keringat. Berdasarkan analisis laboratorium, minyak atsiri dalam rimpang kencur mengandung lebih dari 23 jenis senyawa. Tujuh di antaranya mengandung senyawa aromatik, monoterpena, dan seskuiterpena. Kandungan kimia yang terdapat di dalam rimpang kencur adalah: a. Pati (4,14%) b. Mineral (13,73%) c. Minyak astiri (0,02%) d. Berupa sineol e. Asam metal kanil f. Penta dekaan g. Asam cinnamic h. Ethyl aster i. Asam sinamic j. Borneol k. Kamphene l. Paraeumarin m. Asam anisic n. Alkaloid o. Gom 2. Manfaat Kencur Dari penelitian terdahulu telah dibuktikan bahwa rimpang kencur memberikan efek analgesic/pegel linu. Pegel linu dapat diartikan sebagai 11 rasa nyeri. Nyeri selalu menyertai setiap penyakit sehingga penderita merasa tertekan, tak berdaya dan selalu ingin bebas darinya. Kandungan analgesic pada kencur terdapat pada hasil isolasi dari Kristal Etil parametoksi sinamat yang merupakan komponen terbanyak dalam bentuk bebas. Kencur mengandung minyak astiri dan alkaloid. Senyawa ini berfungsi sebagai stimulant. Komponen tersebut dapat mereduksi rasa nyeri pada tubuh atau yang sering dikenal dengan pegal linu, akibat dari turunnya daya tahan tubuh. Selain itu kencur digunkan sebagai obat sakit perut, karminatif, obat batuk, asma, mengurangi bengkak, obat memar, dan reumatik otot. C. Prosedur pengolahan rebusan 1. Pengolahan Rebusan Temulawak a. Alat 1) Pisau 2) Mangkuk atau Nampan 3) Panci (stentlees, Kaca) (Bukan Panci Alumuium) 4) Sendok 5) Saringan 6) Gelas 7) Blender b. Bahan 1) 50 gr Temulawak 2) 25 gr Kencur 3) 2 Sendok Makan Asam Jawa 4) 100 gr Gula Aren 5) 2 gr Jintan 6) 500 ml Air 12 Cara Pembuatan : 1. Pilih temulawak yang segar, kemudian cuci bersih kencur dan temulawak. Kemudian keringkan dan kupas kulitnya. 2. Iris kencur dan temulawak, sangrai irisan sebantar. 3. Haluskan temulawak, kencur, jintan, air asam jawa sebanyak 2 sendok, dan air. 4. Rebus air, gula aren, dan daun pandan. Rebus diatas api besar. Setelah mendidih kecilkan api dan biarkan hingga air rebusan tersebut tersisa setenggah. 5. Tambahkan temulawak yang sudah dihaluskan. Kemudian aduk sampai benar-benar rata. 6. Saring air rebusan, sajikan. 7. Pengolahan Rebusan Kencur a. Alat 1) Parutan 2) Pisau 3) Mangkuk atau Nampan 4) Panci (stentlees, kaca) 5) Sendok 6) Saringan 7) Botol Kaca c. Bahan 1) 3 rimpang kencur (kupas kulitnya, cuci bersih lalu parut halus) 2) 1 rimpang jahe (kupas kulitnya, cuci bersih lalu parut halus) 3) 100 gram beras putih (rendam dalam air selama 3 jam, sangrai lalu haluskan) 4) 1 sdm air asam jawa 5) 5 cm kunyit (kupas kulitnya, cuci bersih lalu parut halus) 6) Gula pasir (secukupnya) 13 7) Gula jawa (secukupnya, sisir halus) 8) Air (kira-kira 3 gelas besar) d. Cara Membuat 1) Langkah pertama yang dilakukan adalah merendam 200 gr beras yang sudah disiapkan kemudian rendam dengan air bersih kurang lebih 3 jam. 2) Kemudian sangrai beras lalu haluskan. 3) Panaskan air dengan api sedang, lalu masukakan kencur, jahe, kunyit, air asam, gula pasir dan gula jawa. Aduk hingga bahan tercampur rata. 4) Rebus semua bahan hingga mendidih. 5) Jika sudah mendidih, saring air rebusan. Pisahkan ampas dengan air yang jernih. 6) Selanjutnya, masukkan beras yang sudah dihaluskan ke dalam air rebusan. 7) Jika ingin rasa kencur lebih terasa, kamu bisa ditambahkan kencur mentah yang telah dimemarkan ke dalam air rebusan. 8) Aduk rata dan tunggu hingga pati kencur atau beras mengendap di bawah. 9) Sajikan beras kencur selagi masih hangat untuk membuat tubuh makin hangat dan nyaman. Atau, bisa menyajikannya dengan menambahkan es batu 14 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Rimpang temulawak terbukti berkhasiat untuk kesehatan. Temulawak digunakan sebagai obat hepatoproteksi, antiinflamasi, antikanker, antidiabetes, antimikroba, antihiperlipidemia, antikolera, antibakteri, antioksidan, dan sebgai analgesik (Hwang, 2006, Darusman et al. 2007, Rukayadi et al. 2006, Masuda et al. 1992). Kencur mengandung minyak astiri dan alkaloid. Komponen tersebut dapat mereduksi rasa nyeri pada tubuh atau yang sering dikenal dengan pegal linu, akibat dari turunnya daya tahan tubuh. Selain itu kencur digunkan sebagai obat sakit perut, karminatif, obat batuk, asma, mengurangi bengkak, obat memar, dan reumatik otot. B. Saran 1. Untuk Penulis Diharapkan dapat menambah beberapa sumber refrensi lain untuk terapi rebusan herbal temulawak dan kencur. 2. Institusi Pelayanan Hendaknya institusi pelayanan dan pemerintah melakukan peningkatan berbagai upaya dalam menggalakkan program pengobatan herbal sebagai alternatif dalam pengobatan. 3. Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambahkan koleksi sumber refrensi dan buku terbaru di perpustakaan tentang terapi rebusan herbal temulawak dan kencur . 4. Masyarakat Diharapkan dapat memanfaatkan tanaman obat untuk sebagai obat alternatif yang dapat mengatasi permasalah penyakit yang tejadi di masyarakat. 15 DAFTAR PUSTAKA Al-Tahan, F. J. (2012) “Exploration of antinociceptive, antipyretic and antiinflammatory activities of Curcumin in male rat”. Iraqi Journal of Science.786-79 Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI. 2005 Informasi Temulawak Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI bekerja sama dengan Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia, Jakarta. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO). 2013. Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). BALITRO, Bogor. Bogor Agricultural. 2012. Temulawak(Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Institut Pertanian Bogor, Bogor. Devaraj, S., Esfahani, A. S., Ismail, S., Ramanathan, S., & Yam, M. F. (2010) “Evaluation of The Antinoceptive Activity and Acute Oral Toxicity of Standardized Ethanolic Extract of The Rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb”. Journal of Molecules. 15:2925-2934 Hasanah, M. dan M. Rahardjo. 2008. Javanese Turmeric Cultivation. Proceeding Of The First International Symposium On Temulawak. Biopharmaca Research Center Bogor Agricultural University, Bogor. Hwang, J.K., J.S. Shim and Y.R. Pyun. 2006. Antibacterial activity of xanthorrhizol from Curcuma xanthorrhizaagainst oral pathogens. Fitoterapia 71:321-323. Kemala, S. Sudiarto, E.R.Pribadi, J.T. Yuhono, M. Yusron, L. Mauludi, M. Raharjo, B. Waskito, dan H. Nurhayati.2003. Studi Serapan, Pasokan dan Pemanfaatan Tanaman Obat di Indonesia. Laporan teknis penelitian Bagian Proyek Penelitian Tanaman Rempah dan Obat APBN, Bogor. . Wilmana, P. F & Gunawan, S.G., 2012. Analgesik antipiretik, analgetik antiinflamasi nonsteroid dan obat gangguan sendi lainnya. Farmakologi dan terapi. Jakarta : departemen farmakologi dan terapuetik fakultas kedoteran universitas indonesia. Pp 230-237 16