Uploaded by User46020

kencur

advertisement
TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN
MENJELANG AJAL DAN PALIATIF
Disusun oleh:
Kelompok 15
Dosen Pembimbing:
Ismansyah, S.Kp.,M.Kep
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2019
TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN
MENJELANG AJAL DAN PALIATIF
“TERAPI HERBAL REBUSAN TEMULAWAK
DAN KENCUR”
Disusun oleh:
Kelompok 15
1.
2.
3.
Husaini
Mariana Oktaviane Ngula
Tata Maulita
Dosen Pembimbing:
Ismansyah, S.Kp.,M.Kep
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulisanmakalah “Herbal Terapi Rebusan Temulawak Dan Kencur”
dapat kami selesaikan.
Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah
SAW, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga
akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar
Keperawatan Paliatif. Selain itu, agar pembaca dapat memperluas ilmu yang
berkaitan dengan judul makalah, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber dan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait, terutama
kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran
dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Dan kami menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon keterbukaan dalam pemberian saran
dan kritik agar lebih baik lagi untuk ke depannya.
Samarinda, Agustus 2019
Kelompok 15
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
iii
iv
v
vi
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penulisan
3
D. Manfaat Penulisan
4
E. Sistematika Penulisan
4
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Tanaman Temulawak
5
B. Tanaman Kencur
7
C. Prosedur Pengolahan Rebusan Temulawak dan Kencur
13
1
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
22
B. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 2.1 : Tanaman Temulawak
8
Gambar 2.2 : Tanaman Beras Kencur
12
v
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 2.1
Halaman
: Tanaman Temulawak
7
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan
nyeri sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional
yang ditandai dengan potensi kerusakan jaringan. Nyeri juga merupakan salah
satu aspek penting dalam bidang medis dan menjadi penyebab tersering yang
mendorong seseorang untuk mencari pengobatan. Pengobatan yang umum
digunakan untuk mengatasi nyeri adalah obat antinyeri yang biasa disebut
dengan analgesik. Analgesik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi
susunan saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit
tanpa mempengaruhi kesadaran.
Analgesik termasuk dalam golongan non steroid anti-inflammatory drugs
(NSAIDs) yang bekerja dengan cara menghambat enzim cyclooxigenase
(COX), sehingga konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin E2 (PGE2)
terhambat.
Namun
penggunaan
analgesik
juga
memiliki
beberapa
keterbatasan contohnya pada penggunaan NSAID yang dapat mengiritasi
saluran cerna, berefek samping pada ginjal dan hati, gangguan fungsi
trombosit serta penggunaan opioid yang dapat mengakibatkan ketergantungan
(Wilmana dan Gunawan, 2012). Pengobatan herbal masih digunakan sebagai
pengobatan utama di negara berkembang yaitu sekitar 75-80% dari total
jumlah penduduk karena obat herbal lebih dapat diterima, lebih terjangkau,
dan memiliki efek samping yang ringan.
Indonesia terkenal sebagai Negara yang kaya akan tanaman obat, yaitu
Curcuma xanthorrhiza Roxb yang merupakan tanaman asli Indonesia yang
berasal dari famili Zingeberaceae yang dikenal dengan nama temulawak, dan
termasuk salah satu dari sembilan tanaman obat unggulan yang telah diteliti
sejak tahun 2003 (BPOM, 2005). Kandungan senyawa aktif dalam temulawak
yang memberikan khasiat pengobatan adalah curcumin, minyak atsiri dan
flavonoid. Curcumin merupakan fraksi dari curcuminoid yang termasuk
1
molekul dengan kadar polifenol rendah namun memiliki aktivitas biologi
berspektrum luas.
Kandungan senyawa curcumin telah terbukti memiliki efek antioksidan,
anti inflamasi dan analgesik (Al Tahan, 2012). Selain itu, curcumin bertindak
sebagai agen kemopreventif yang menghambat ekspresi dan aktivitas COX-2
sehingga konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin tidak terjadi (Al
Tahan, 2012). Kandungan lainnya yaitu ditemukan xanthorrhizol yang
merupakan komponen utama dari minyak atsiri yang berperan dalam
pengobatan nyeri inflamasi pada sel saraf, memiliki aktivitas anti bakteri dan
anti kandidal (Devaraj et al., 2010). Temulawak juga mengandung flavonoid
yang memiliki aktivitas sebagai analgesik, antiulkus dan antiinflamasi kuat
Selain temulawak, tanaman obat kencur (Kaempferia galanga Linn) dapat
digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti : batuk, tradang
lambung, perut nyeri, tetanus, bengkak, panas dalam. Penggunaan kencur
karena minyak atsirin adalah sebagai campuran obat sakit gigi, obat gosok,
antiseptik, karminatif, bakterisid, bahan wangi-wangian, dan analgesik.
.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana terapi herbal rebusan temulawak dan kencur?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i dapat menerapkan dan mengembangkan berbagai
terapi herbal tanaman temulawak dan kencur.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa/ (i) mampu mengetahui dan memahami tentang:
a. Tanaman Temulawak
b. Tanaman Kencur
c. Prosedur pengolahan rebusan temulawak dan kencur.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
2
Diharapkan agar penulis meningkatkan wawasan dan pengetahuan
tentang terapi herbal rebusan temulawak dan kencur.
2. Bagi Institusi Pelayanan
Menjadi acuan dalam memberikan wawasan tentang terapi herbal
tanaman temulawak dan kencur.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan keperawatan tentang terapi herbal tanaman temulawak dan
kencur.
4. Bagi Masyarakat
Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan wawasan
dan pengetahauan tentang terapi herbal tanaman temulawak dan
kencur
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini dibagi dalam beberapa bab, yaitu:
BAB I : Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan sistematika penulisan.
BAB II : Berisi telaah pustaka yang terdiri dari pengertian temulawak dan
kencur serta prosedur pengolahan rebusan temulawak dan
kencur.
BAB III : Berisi penutup yang terdri dari kesimpulan dan saran.
3
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Tanaman Temulawak
1. Pengertian Temulawak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) adalah tanaman asli
Indonesia yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan dari berbagai
penyakit. Temulawak dikenal dengan nama Koneng Gede (Jawa
Barat), temolabak (Jawa Tengah), temulawak (Sumatera). Sistematika
temulawak yaitu (Hembing, 2010; Mangan, 2008; Soesilo, 1989cit Bogor
Agricultural, 2012):
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Spesies
: Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Tanaman temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh
merumpun dengan batang semu dan tingginya dapat mencapai 2-2,5
meter. Tiap rumpun tanaman ini terdiri atas beberapa anakan dan tiap
anakan memiliki 2-9 helai daun. Daun tanaman temulawak bentuknya
panjang dan agak lebar, berwarna hijau tua dengan semburat ungu
kecoklatan di bagian tengah daun. Panjang daun sekitar 50–55 cm dan
lebar ±18 cm (Gambar 1a). Bunga temulawak biasanya muncul dari batang
4
semunya setelah tanaman cukup dewasa. Bunga berukuran pendek dan
lebar, berwarna putih kekuningan bercampur merah (Gambar 1b).
Temulawak menghasilkan rimpang temulawak (umbi akar) yang
bentuknya bulat seperti telur (silinder dengan pusatnya berwarna kuning
tua dan kulitnya berwarna kuning muda). Jika rimpang dibelah akan
beraroma khas dan jika dimakan akan terasa pahit (Gambar 1c). Bagian
tanaman yang digunakan sebagai obat adalah umbi akar atau rimpangnya
(Mahendra, 2005; Mangan, 2008; Rukmana, 1995 cit Bogor Agricultural,
2012).
B
A
C
Gambar 2.1 Tanaman Temulawak
(a) bagian batang dan daun, (b) bagian bunga, dan (c) bagian rimpang.
2. Manfaat Temulawak
Rimpang temulawak
Temulawak
digunakan
terbukti
sebagai
berkhasiat
obat
untuk
kesehatan.
hepatoproteksi, antiinflamasi,
antikanker, antidiabetes, antimikroba, antihiperlipidemia, antikolera,
antibakteri, antioksidan (Hwang, 2006, Darusman et al. 2007, Rukayadi
et al. 2006, Masuda et al. 1992). Olahan temulawak ini diyakini dapat
5
mengatasi pegal linu, rhematik, rasa lelah, diare, wasir, disentri,
pembengkakan akibat infeksi, cacar, jerawat, eksim, sakit kuning,
sembelit, kurang nafsu makan, radang lambung, kejang kejang, kencing
darah, kurang darah dan ayan.
Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh institusi kesehatan untuk
mengetahui lebih jauh tentang manfaat tanaman ini bagi manusia. Dari
beberapa penelitian didapatkan bahwa kandungan kimia dalam rimpang
temulawak seperti flavonida berkhasiat dalam menyembuhkan radang,
kandungan minyak atsiri berkhasiat fungistatimk pada beberapa jenis
jamur dan bakteriostatik pada mikroba Staphylococcus sp. dan Salmonella
sp. Laporan penelitian lainnya menyebutkan bahwa rimpang temulawak
bisa dijadikan sebagai anti kolesterol, meningkatkan nafsu makan, anemia,
dan pencegah kanker.
Rimpang temulawak juga diketahui sebagai obat fitofarmaka,
berkhasiat dalam mengatasi gangguan pada saluran pencernaan, kandung
empedu, kelainan hati, pankreas, tekanan darah tinggi, usus halus,
kontraksi usus, TBC, sariawan dan dapat dipergunakan sebagai
tonikum.Penelitian lainnya yang dilakukan oleh beberapa universitas
berhasil membuktikan bahwa rimpang temulawak bisa juga digunakan
sebagai obat antistroke, antioksidan, menghambat osteoporosis, sebagai
antiplasmodial, anti plak dan pertahanan gigi (Raharjo dan Rostiana, 2005;
Dalimartha,2007; Anonim, 2008; Sardi, 2000cit Anonim, 2013).
Komposisi kandungan kimia pada rimpang temulawak dan khasiat
untuk kesehatan dapat dilihat pada Tabel 1.
6
No
Kandungan Kimia
Khasiat Untuk Kesehatan
Zat Tepung
Meningkatkan Kerja Ginjal
1
Kurkumin
Antiinflamasi
2
Minyak Atsiri
Antiinflamasi, Antihepatotoksik
3
Kurkuminoid
Antikeracunan Empedu, Antikolestrol
4
Fellandrean
Anemia, Antioksidan, dan Antikanker
5
Turmerol
Antimikroba, Sakit Limpa, dan Asma
6
Kamfer
Meningkatkan Produksi ASI dan Nafsu Makan
7
Glukosida
Obat Jerawat, Sakit Pinggang
8
Foluymetik
Sakit Kepala, Cacar
9
Sariawan, Asma, dan Nyeri Haid.
10 Karbinol
Antiinflamasi dan Anti Nyeri
11 Germakron
(Sumber : Istafid, 2006cit Bogor Agricultural, 2012)
Tabel 2.1 Komposisi kandungan kimia temulawak dan manfaatnya
Kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari
diferuloilmetan
terdiri
atas
senyawa
dimetoksi
diferuloilmetan
(kurkumin) dan monodesmetoksi diferuloilmetan (desmetoksikurkumin).
Kurkumin berwarna kuning, rasa sedikit pahit, larut dalam aseton,
alkohol, asam asetat glasial, dan alkali hidroksida. Manfaat kurkumin
antara
lain
sebagai
obat
jerawat,
meningkatkan
nafsu makan,
antioksidan, pencegah kanker, dan antimikroba. Zat warna
kurkumin
dimanfaatkan sebagai pewarna untuk makanan manusia dan ternak.
Hasil penelitian Liang et al. 1985 menyatakan bahwa kurkumin
rimpang temulawak berkhasiat menetralkan racun, menghilangkan rasa
nyeri sendi, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah pembentukan
lemak dalam sel hati dan sebagai antioksidan. Jumlah kurkumin yang
aman dikonsumsi oleh manusia adalah 100 mg/hari sedangkan untuk tikus
5 g/hari. Berdasarkan penelitiaan Zhu et al. (2004) dalam Bogor
Agricultural (2012),
kurkumin
dapat
melindungi
sel saraf
dari
kerusakan oksidatif setelah sel diiinduksi tert-butyl hydroperoxide
(tBHP).
T-BHP merupakan zat yang dapat menimbulkan kerusakan oksidatif
pada sel
saraf
tikus.
Perlakuan
7
kultur
sel
saraf
tikus
dewasa
menggunakan kurkumin dapat melindungi sel saraf dari kerusakan
dan kematian sel sehingga kurkumin dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit neurodegenerasi. Minyak atsiri merupakan senyawa
yang dapat meningkatkan produksi getah empedu
dan
sebagai
antiinflamasi. Kandungan kimia minyak atsiri antara lain feladren,
kamfer, tumerol, tolil-metilkarbinol, arkurkumen, zingiberen, kuzerenon,
germakron, β-tumeron serta xanthorrhizol yang dihasilkan hingga 40%.
Menurut
Ozaki
(1990) dalam Bogor Agricultural (2012),
efek
antiinflamasi dan analgesik pada temulawak disebabkan oleh adanya
germakron. Senyawa fenol yang terdapat pada temulawak bisa berfungsi
sebagai antioksidan karena kemampuannya mennghilangkan radikalradikal
bebas
dan
radikal
peroksida
sehingga
efektif
dalam
menghambat oksidasi lipida. Xanthorrhizol merupakan senyawa yang
terkandung dalam minyak atsiri. Xanthorrhizol merupakan antibakteri
potensial yang memiliki spektrum luas terhadap aktivitas antibakteri,
stabil terhadap panas, dan aman terhadap kulit manusia.
Xanthorrhizol secara efisien dapat menghambat infeksi pada gigi
dan penyakit
kulit,
dapat
misalnya digunakan sebagai
dimanfaatkan
pada
agen antibakteri,
berbagai
pasta gigi,
produk
sabun,
pembersih mulut, permen karet, dan kosmetik yang memerlukan
aktivitas
antibakteri. Xanthorrhizol memberikan
efek
antiproliferasi
pada sel kanker payudara (Hwang, 2006).
B.
Tanaman Kencur
1. Pengertian Kencur
Kencur (Kaempferia galangal L) berasal dari India. Daerah
penyebaran kencur meluas ke kawasan Asia Tenggara dan Cina.Kencur
termasuk salah satu tanaman temutemuan yang banyak digunakan
sebagai bahan obat tradisional.Pusat pertanaman kencur masih
terkonsenterasi di pulau Jawa, terutaman Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Salah satu daerah sentra kencur terbesar saat ini adalah Kabupaten
8
Boyolali (Jawa Tengah), yang pada tahun 1992 terdapat areal
pertanaman kencur seluas 703 hektar dengan produksi 1.301 ton
gelondong basah.
Klasifikasi Klasifikasi tanaman kencur termasuk ke dalam tata nama
sebagai berikut:
a. Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
b. Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
c. Subdivisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)
d. Class : Monocotyledonae (Biji berkeping satu)
e. Ordo : Zingiberales
f. Famili : Zingiberaceae
g. Genus : Kaempferia
h. Spesies : Kaemferia galanga L.
C
A
D
B
Gambar 2.2 Tanaman Kencur
(a) bagian batang dan daun, (b) bagian bunga, (c) bagian rimpang, batang dan daun dan
(d) bagian rimpang
Susunan Tubuh Kencur termasuk ke dalam terna kecil yang siklus
hidupnya semusim atau beberapa musim. Susunan tubuh tanaman kencur
terdiri atas:
9
a. Akar dan Rimpang.
Rimpang adalah akar tinggal yang bercabang halus dan
menempel pada umbi akar.terletak di atas tanah berbentuk rimpang
bulat, bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya coklat
kekuningan dan berbau harum. Rimpang kencur terdapat didalam
tanah bergerombol dan bercabang cabang dengan induk rimpang
ditengah. Kulit ari berwarna coklat dan bagian dalam putih berair
dengan aroma yang tajam. Rimpang yang masih muda berwarna
putih kekuningan dengan kandungan air yang lebih banyak dan
rimpang yang lebih tua ditumbuhi akar pada ruas ruas rimpang
berwarna putih kekuningan.
b. Batang dan Daun
Tanaman kencur memiliki batang semu yang sangat pendek,
terbentuk dari pelepah-pelepah daun yang saling menutupi. Daundaun kencur tumbuh tunggal, melebar dan mendatar hampir rata
dengan permukaan tanah. Jumlah daun bervariasi antara 8-10 helai
dan tumbuh secara berlawanan satu sama lain. Bentuk daun elip
melebar sampai bundar, ukuran panjang daun 7-12cm dan lebarnya
3-6cm, serta berdaging agak lebar.
c. Bunga dan Buah.
Bunga kencur keluar dalam bentuk buliran setengah duduk dari
ujung tanaman di sela-sela daun. Warna bunganya putih, ungu
hingga lembayung dan tiap tangkai bunga berjumlah 4-12 kuntum
bunga. Bunga kencur berwarna putih berbau harum terdiri dari empat
helai daun mahkota. Tangkai bunga berdaun kecil sepanjang 2 – 3
cm, tidak bercabang, dapat tumbuh lebih dari satu tangkai, panjang
tangkai 5 – 7 cm berbentuk bulat dan beruas ruas. Putik menonjol
keatas berukuran 1 – 1,5 cm, tangkai sari berbentuk corong pendek.
Buah kencur termasuk buah kotak beruang 3 dengan bakal buah
yang letaknya tenggelam, tetapi sulit sekali menghasilkan biji.
10
Zat-zat Kimia yang dikandung hampir seluruh bagian tanaman
kencur mengandung minyak atsiri. Zat-zat kimia yang telah banyak
diteliti adalah pada rimpangnya, yakni mengandung minyak atsiri
2,4%-3,9%, juga cinnamal, aldehide, asam motil p-cumarik, etil ester
dan pentadekan. Selain itu rimpang kencur mengandung sineol,
paraeumarin, asam anisic, gom, pati (4,14%) dan mineral (13,73%).
Kandungan kimia tersebut sangat berguna bagi obat-obatan, terutama
obat batuk, sakit perut dan obat pengeluaran keringat. Berdasarkan
analisis laboratorium, minyak atsiri dalam rimpang kencur
mengandung lebih dari 23 jenis senyawa. Tujuh di antaranya
mengandung senyawa aromatik, monoterpena, dan seskuiterpena.
Kandungan kimia yang terdapat di dalam rimpang kencur adalah:
a. Pati (4,14%)
b. Mineral (13,73%)
c. Minyak astiri (0,02%)
d. Berupa sineol
e. Asam metal kanil
f. Penta dekaan
g. Asam cinnamic
h. Ethyl aster
i. Asam sinamic
j. Borneol
k. Kamphene
l. Paraeumarin
m. Asam anisic
n. Alkaloid
o. Gom
2. Manfaat Kencur
Dari penelitian terdahulu telah dibuktikan bahwa rimpang kencur
memberikan efek analgesic/pegel linu. Pegel linu dapat diartikan sebagai
11
rasa nyeri. Nyeri selalu menyertai setiap penyakit sehingga penderita
merasa tertekan, tak berdaya dan selalu ingin bebas darinya. Kandungan
analgesic pada kencur terdapat pada hasil isolasi dari Kristal Etil
parametoksi sinamat yang merupakan komponen terbanyak dalam
bentuk bebas. Kencur mengandung minyak astiri dan alkaloid. Senyawa
ini berfungsi sebagai stimulant. Komponen tersebut dapat mereduksi
rasa nyeri pada tubuh atau yang sering dikenal dengan pegal linu, akibat
dari turunnya daya tahan tubuh. Selain itu kencur digunkan sebagai obat
sakit perut, karminatif, obat batuk, asma, mengurangi bengkak, obat
memar, dan reumatik otot.
C. Prosedur pengolahan rebusan
1. Pengolahan Rebusan Temulawak
a. Alat
1) Pisau
2) Mangkuk atau Nampan
3) Panci (stentlees, Kaca) (Bukan Panci Alumuium)
4) Sendok
5) Saringan
6) Gelas
7) Blender
b. Bahan
1) 50 gr Temulawak
2) 25 gr Kencur
3) 2 Sendok Makan Asam Jawa
4) 100 gr Gula Aren
5) 2 gr Jintan
6) 500 ml Air
12
Cara Pembuatan :
1. Pilih temulawak yang segar, kemudian cuci bersih kencur dan
temulawak. Kemudian keringkan dan kupas kulitnya.
2. Iris kencur dan temulawak, sangrai irisan sebantar.
3. Haluskan temulawak, kencur, jintan, air asam jawa sebanyak 2
sendok, dan air.
4. Rebus air, gula aren, dan daun pandan. Rebus diatas api besar.
Setelah mendidih kecilkan api dan biarkan hingga air rebusan
tersebut tersisa setenggah.
5. Tambahkan temulawak yang sudah dihaluskan. Kemudian aduk
sampai benar-benar rata.
6. Saring air rebusan, sajikan.
7. Pengolahan Rebusan Kencur
a. Alat
1) Parutan
2) Pisau
3) Mangkuk atau Nampan
4) Panci (stentlees, kaca)
5) Sendok
6) Saringan
7) Botol Kaca
c. Bahan
1) 3 rimpang kencur (kupas kulitnya, cuci bersih lalu parut halus)
2) 1 rimpang jahe (kupas kulitnya, cuci bersih lalu parut halus)
3) 100 gram beras putih (rendam dalam air selama 3 jam, sangrai lalu
haluskan)
4) 1 sdm air asam jawa
5) 5 cm kunyit (kupas kulitnya, cuci bersih lalu parut halus)
6) Gula pasir (secukupnya)
13
7) Gula jawa (secukupnya, sisir halus)
8) Air (kira-kira 3 gelas besar)
d. Cara Membuat
1) Langkah pertama yang dilakukan adalah merendam 200 gr beras
yang sudah disiapkan kemudian rendam dengan air bersih kurang
lebih 3 jam.
2) Kemudian sangrai beras lalu haluskan.
3) Panaskan air dengan api sedang, lalu masukakan kencur, jahe,
kunyit, air asam, gula pasir dan gula jawa. Aduk hingga bahan
tercampur rata.
4) Rebus semua bahan hingga mendidih.
5) Jika sudah mendidih, saring air rebusan. Pisahkan ampas dengan
air yang jernih.
6) Selanjutnya, masukkan beras yang sudah dihaluskan ke dalam air
rebusan.
7) Jika ingin rasa kencur lebih terasa, kamu bisa ditambahkan kencur
mentah yang telah dimemarkan ke dalam air rebusan.
8) Aduk rata dan tunggu hingga pati kencur atau beras mengendap di
bawah.
9) Sajikan beras kencur selagi masih hangat untuk membuat tubuh
makin hangat dan nyaman. Atau, bisa menyajikannya dengan
menambahkan es batu
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rimpang temulawak
terbukti
berkhasiat
untuk
kesehatan.
Temulawak digunakan sebagai obat hepatoproteksi, antiinflamasi,
antikanker, antidiabetes, antimikroba, antihiperlipidemia, antikolera,
antibakteri, antioksidan, dan sebgai analgesik (Hwang, 2006, Darusman
et al.
2007, Rukayadi et al.
2006, Masuda et al. 1992). Kencur
mengandung minyak astiri dan alkaloid. Komponen tersebut dapat
mereduksi rasa nyeri pada tubuh atau yang sering dikenal dengan pegal
linu, akibat dari turunnya daya tahan tubuh. Selain itu kencur digunkan
sebagai obat sakit perut, karminatif, obat batuk, asma, mengurangi
bengkak, obat memar, dan reumatik otot.
B. Saran
1. Untuk Penulis
Diharapkan dapat menambah beberapa sumber refrensi lain untuk
terapi rebusan herbal temulawak dan kencur.
2. Institusi Pelayanan
Hendaknya institusi pelayanan dan pemerintah melakukan
peningkatan berbagai upaya dalam menggalakkan program pengobatan
herbal sebagai alternatif dalam pengobatan.
3. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambahkan koleksi sumber refrensi dan buku
terbaru di perpustakaan tentang terapi rebusan herbal temulawak dan
kencur .
4. Masyarakat
Diharapkan dapat memanfaatkan tanaman obat untuk sebagai obat
alternatif yang dapat mengatasi permasalah penyakit yang tejadi di
masyarakat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tahan, F. J. (2012) “Exploration of antinociceptive, antipyretic and antiinflammatory activities of Curcumin in male rat”. Iraqi Journal of
Science.786-79
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI. 2005 Informasi
Temulawak Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
bekerja sama dengan Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia, Jakarta.
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO). 2013. Standar
Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.). BALITRO, Bogor.
Bogor Agricultural. 2012. Temulawak(Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Devaraj, S., Esfahani, A. S., Ismail, S., Ramanathan, S., & Yam, M. F. (2010)
“Evaluation of The Antinoceptive Activity and Acute Oral Toxicity of
Standardized Ethanolic Extract of The Rhizome of Curcuma xanthorrhiza
Roxb”. Journal of Molecules. 15:2925-2934
Hasanah, M. dan M. Rahardjo. 2008. Javanese Turmeric Cultivation.
Proceeding Of The First International Symposium On Temulawak.
Biopharmaca Research Center Bogor Agricultural University, Bogor.
Hwang, J.K., J.S. Shim and Y.R. Pyun. 2006. Antibacterial activity of
xanthorrhizol from Curcuma xanthorrhizaagainst oral pathogens.
Fitoterapia 71:321-323.
Kemala, S. Sudiarto, E.R.Pribadi, J.T. Yuhono, M. Yusron, L. Mauludi, M.
Raharjo, B. Waskito, dan H. Nurhayati.2003. Studi Serapan, Pasokan
dan Pemanfaatan Tanaman Obat di Indonesia. Laporan teknis
penelitian Bagian Proyek Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
APBN, Bogor.
.
Wilmana, P. F & Gunawan, S.G., 2012. Analgesik antipiretik, analgetik
antiinflamasi nonsteroid dan obat gangguan sendi lainnya. Farmakologi
dan terapi. Jakarta : departemen farmakologi dan terapuetik fakultas
kedoteran universitas indonesia. Pp 230-237
16
Download