BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri khas manusia adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan selama hidupnya. Dengan ciri khas tersebut, manusia pasti mengalami fase prenatal hingga dewasa. Pertumbuhan itu sendiri memiliki pengertian bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan perkembangan dapat diartikan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut terjadi hingga akhir hayat manusia. Proses tumbuh kembang manusia, khususnya pada anak mempunyai beberapa ciriciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perkembangan yang menimbulkan sebuah perubahan 2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan mnentukan perkembangan selanjutnya 3. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki kecepatan yang berbeda Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan 4. Perkembangan mempunyai pola yang tetap Perkembangan memiliki tahap yang berurutan Pada umumnya, manusia dalam hal ini adalah anak, memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor- faktor tersebut antara lain : a. Faktor internal yang berpengaruh pada tumbuh kembang manusia (anak) 1) Ras/etnik atau bangsa 2) Keluarga 3) Umur 4) Jenis kelamin 1 5) Genetik 6) Kelainan kromosom b. Faktor luar (eksteral) c. Faktor prenatal 1) Gizi sang ibu pada saat hamil 2) Posisi fetus yaang abnormal 3) Toksin/zat kimia yang dikonsumsi sang ibu pada saat hamil 4) Endokrin, dalam hal ini penyakit yang diderita oleh sang ibu 5) Radiasi, lebih menekankan pada sinar Rontgen 6) Infeksi yang diderita sang ibu 7) Kelainan imunologi 8) Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta 9) Psikologi sang ibu d. Faktor persalinan 1. Faktor pascasalin 1) Gizi 2) Penyakit kronis/kelainan konginetal 3) Lingkungan fisis dan kimia 4) Psikologis 5) Endokrin, dalam hal ini adanya gangguan hormon 6) Sosio-ekonomi 7) Lingkungan pengasuhan 8) Stimulasi 9) Obat-obatan yang dikonsumsi Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode, yaitu sebagai berikut: a. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan). Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu : 1. Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu 2. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu 3. Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan. Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu: 2 1) Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ke-2 kehidupan intra uterin. 2) Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. b. Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan. Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu : 1) Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari. Masa neonatal dibagi menjadi 2, yaitu : a) Masa neonatal dini, umur 0 - 7 hari. b) Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari. 2) Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan. c. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan). d. Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan). Perkembangan berlangsung secara terus menerus ke arah kemajuan, kelengkapan, dan kesempurnaan berdasar pada suatu tahapan yang teratur. Setiap aspek perkembangan dipengaruhi dan mempengaruhi aspek perkembangan lain, sehingga setiap aspek perkembangan tidak dapat berkembang secara terpisah-pisah atau sendiri-sendiri. Perkembangan organisme berlangsung secara komprehensif dalam satu kesatuan, meskipun setiap aspek memiliki fungsi sendiri. Di samping itu dalam proses perkembangan dapat terjadi satu aspek berkembang lebih cepat, di sisi lain satu aspek berkembang secara lambat. Dalam hal ini, perkembangan dipengaruhi berbagai faktor dari dalam diri maupun dari luar individu. Dalam makalah ini, saya hanya akan membahas mengenai perkembangan anak pada fase prenatal hingga bayi. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat dikemukakan pada makalah ini yaitu : Proses Perkembangan Janin Dalam Kandungan Ibu C. Tujuan Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini yaitu : untuk mengetahui Proses Perkembangan Janin Dalam Kandungan Ibu 3 BAB II PEMBAHASAN A. Perkembangan Masa Prenatal Menurut ajaran Islam, kehidupan manusia telah dimulai pada saat sebelum lahir. Manusia diberikan ruh yang telah hidup sebelum kelahirannya di dunia. Manusia terus berkembang dalam rahim sang ibunda. Setiap tahapan perkembangan sangatlah penting. Diantara perkembangan yang penting tersebut adalah tahapan pada saat manusia berada dalam kandungan ibu atau sering disebut perkembangan masa prenatal. Masa prenatal adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi ( selepas persenyawaan ), yakni ketika ovum dibuahi oleh sperma hingga seorang manusia terlahir ke dunia. Jangka waktunya sekitar 266 hari selepas persenyawaan atau 280 hari dari pertama haid yang terakhir sebelum seseorang hamil. Periode pra kelahiran (pre natal period) mulai pada saat pembuahan (konsepsi) dan berakhir pada saat kelahiran (kira-kira 38 minggu). Periode ini memiliki ciri khas khusus, yaitu : 1. Periode di mana sifat bawaan dan jenis kelamin ditentukan 2. Kondisi-kondisi dalam tubuh ibu dapat mendorong atau mengganggu pola perkembangan prenatal 3. Pertumbuhan dan perkembangan secara proporsional lebih besar dan lebih cepat daripada periode-periode perkembangan lainnya 4. Banyak terdapat bahaya fisik dan psikologis yang dapat mempengaruhi pola perkembangan pola berikutnya 5. Periode dimana orang-orang yang berarti membentuk sikap terhadap individu yang baru I. Tahapan-tahapan dalam perkembangan masa prenatal Selama masa prenatal, manusia mengalami perkembangan yang pesat. Saat ini, para ilmuwan membagi tahapan prenatal menjadi 3 tahap, yaitu : 1) Tahap Germinal Tahap germinal sering juga disebut periode zigot, ovum, atau periode nuthfah adalah periode awal kejadian manusia. Proses ini dimulai ketika sperma melakukan penetrasi terhadap telur dalam proses pembuahan, yang normalnya terjadi akibat 4 hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. Pada tahap ini zigot dibentuk. Zigot terbentuk dari campuran sperma dan sel telur. Sel telur yang telah dibuahi, atau zigot, bergerak menuju rahim. Pergerakan ini membutuhkan waktu selama empat hari dan selama pergerakan ini, zigot yang semula berupa satu sel, melalui proses mitosis membelah menjadi dua sel identik. Pembelahan ini terjadi setiap sekitar 30 jam. Dalam proses pembelahan ini, bayi masih disebut dengan blastocyte (Blastula), yang terdiri dari 100 sel. Blastocyte yaitu lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal ini, sel-selnya berkembang menjadi embrio. Bagian luar blastocyte akan menjadi placenta, sedangkan bagian dalam akan menjadi embrio. Setelah sekitar tiga hari blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi karena jumlahnya semakin banyak maka sel ini semakin mengecil sebab blastokis tidak mungkin lebih besar dari zigotnya yang asli. Pada minggu kedua, blastokis terdiri dari sekitar 150 sel. Pada saat terjadinya pembelahan blastokis mengapung dan berproses disepanjang tubafalopi. Placenta mulai terbentuk, bagian dalam sel memadat dan berkembang menjadi tiga lapisan yang disebut piringan embrionik (embryonic disc), yang terdiri dari lapisan ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Dari ectoderm berkembang membentuk kulit ari dan kelenjar kulit (indera peraba), panca indra dan sistem saraf (otak), tulang belakang, dan lensa mata. Juga lapisan epidermis (enamel gigi, kulit, rambut, kuku). Lapisan tengah atau mesoderm berkembang menjadi otot, tulang dan cartilage, sistem buah pelir dan genitalia, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit lapisan dalam. Lapisan paling dalam, disebut endoderm (endoblast), nantinya akan berkembang menjadi sistem pernafasan dan pencernaan, juga berbagai kelenjar seperti pankreas, hati, thyroid, dan thymus. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusar, dan kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel blastokis. Setelah beberapa hari setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim, inilah yang disebut embrio dan peristiwa ini menandakan akhir dari tahap germinal. 2) Tahap Embriotik Tahap ini dimulai dari dua minggu sampai delapan minggu setelah pembuahan. Tahap embrio mulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim. Dalam tahap ini, sistem dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel. Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda dibandingkan manusia dewasa, beberapa bentuk seperti mata dan tangan, bahkan telinga dan kaki mulai dapat dikenali. Selama periode ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola yaitu cephalocaudal dan 5 proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian kepala, kemudian terus kebawah sampai ke bagian ekor dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung lebih dahulu berkembang daripada lengan, kaki dan tangan. Pertumbuhan proximodistal adalah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan. 3) Tahap Fetus/ Janin Tahap ini merupakan tahap terakhir pada masa kehamilan. Tahap fetus ini dimulai sejak minggu ke-9 hingga kelahiran bayi. Pada tahapan ini, embrio disebut fetus. Tahap ini berlangsung selama 30 minggu. Embrio yang telah terbentuk mulai berubah menjadi sel-sel tulang membentuk wajah, kaki, dan tangan sehingga terlihat berbeda dan fetus tampak dalam bentuk manusia. Selain itu, otak juga telah terbentuk, dan mulai menjadi lebih kompleks dalam beberapa bulan. Pada bulan ketiga, janin yang panjangnya kira-kira tiga inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya serta jantungnya mulai berdenyut. Pada minggu awal perkembangan tahap fetal ini, kebanyakan organ dan jaringan utama telah dibentuk. Bentuk wajah telah terbentuk dengan baik. Lobang telinga mulai terbentuk. Perkembangan mata juga terlihat hampir penuh, meski selaput mata masih tertutup dan tidak akan terbuka sampai minggu ke-28. Tangan, lengan, kaki, paha dan jari jemari telah terbentuk penuh. Fetus dapat membentuk tinju dari jari-jemarinya. Kuku mulai terbentuk dan bakal gigi mulai berkembang pada daging mulut, jantung telah hampir berkembang penuh, dan detak jantung telah dapat didengar dengan mesin Doppler. Sel darah merah mulai diproduksi dalam hati. Testosterone (hormon seks laki-laki) telah diproduksi pada testes fetus laki-laki. Dalam psikologi Islam, setelah janin dalam kandungan genap berumur empat bulan, yaitu ketika janin telah berbentuk sebagai manusia maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Pada trimester kedua (minggu ke 13-16), otak telah berkembang penuh. Fetus dapat menghisap, mengunyah, dan membuat suara nafas yang belum teratur. Fetus juga sudah dapat merasakan sakit. Kulit fetal masih transparan. Jaringan otot memanjang dan tulang semakin kuat. Hati dan organ lain memproduksi cairan yang dibutuhkan. Alis dan garis mata muncul. Fetus sangat aktif bergerak, termasuk menendang bahkan jungkir balik. Pada minggu ke dua puluh, gerakan bayi biasanya telah dapat dirasakan pada perut ibu, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Pada saat ini panjang 6 janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ke-tujuh, panjang janin sudah mencapai kira-kira enam belas inci dengan berat kira-kira 1,5-2,5 kilogram. Kuku tangan dan jari kaki telah muncul. Lanugo, bulu halus pada bayi menutup seluruh tubuh. Fetus dapat mendengar dan mengenali suara ibu. Alat kelamin dapat dilihat dengan menggunakan ultrasound. Pada trimester ketiga zat lilin pelindung yang disebut vernix menutupi kulit. Vernix berguna untuk mengatur temperatur badannya setelah kelahiran. Pada kelahiran, vernix umumnya akan hilang dan sisanya akan dengan cepat diserap. Fetus telah memulai refleks terkejut pada tangannya. Sidik jari pada kaki dan tangan mulai terbentuk. Fetus mulai berlatih pernafasan dengan menghirup cairan amniotic pada paru-parunya yang sedang berkembang. Pada bulan ke-delapan, berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5-3,5 kilogram. Janin dalam perut ibu juga telah mampu mendengarkan atau merespon terhadap stimulus dari lingkungan eksternal, terutama pola-pola suara. Pada minggu ke-25 sampai 28 perkembangan otak yang cepat terjadi dan sistem saraf mampu mengontrol fungsi tubuh. Kelopak mata fetus dapat membuka dan menutup. Pada minggu ke-29 sampai 32, terdapat pertambahan jumlah lemak pada tubuh fetus. Ritme pernafasan telah terjadi, namun paru-paru belum matang. Fetus tidur 90-95% tiap harinya. Pada sekitar minggu ke-38 atau ke-40, fetus telah cukup umur. Lanugo mulai hilang kecuali pada lengan atas dan bahu. Rambut bayi pada saat itu mulai menebal. Paru-paru sudah matang. Berat rata-rata bayi pada saat kelahiran sekitar 2,5 – 3,5 kg. Pada waktu lahir placenta yang melekat pada rahim dan umbilical cord akan dipotong begitu pertama kali bayi bernafas dari udara. Pernafasan akan memicu jantung dan arteri bekerja menekan darah melalui paru-paru. II. Arti Penting Periode Pranatal bagi Perkembangan Pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa yang sangat penting dan menentukan perkembangan manusia pada periode-periode selanjutnya. Menurut Hurlock 1980, setidaknya ada empat kondisi penting yang berpengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa mendatang, yaitu: 1. penentuan sifat 2. bawaan penentuan jenis kelamin 7 3. penentuan jumlah anak 4. penentuan urutan anak. Periode prenatal merupakan periode awal yang sangat menentukan pola perkembangannya pada periode-periode selanjutnya. Sifat-sifat bawaan yang di turunkan sekali untuk selamanya dan berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya, ditentukan pada periode ini. Kondisi yang baik dalam tubuh ibu, dabpat menunjang perkembangan sifat bawaan, sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya, bahkan merusak perkembangan selanjutnya. Di samping itu, periode prenatal juga merupakan periode penentuan jenis kelamin individu. Jenis kelamin yang sudah ditentukan pada saat pertumbuhan ini tidak dapat diubah, karena itu jelas akan memengaruhi pola perkembangan di kemudian hari. Di samping terjadinya perkembangan yang lebih cepat, periode prenatal juga ditandai dengan lebih banyaknya terjadi perkembangan dan pertumbuhan secara normal dibandingkan dengan periode-periode lain dalam seluruh rentang kehidupan individu. Hal ini dapat dipahami, betapa selama 9 bulan sebelum kelahiran, individu tumbuh dari sel yang sangat kecil menjadi bayi yang panjangnya menjadi 20 inci dengan berat rata-rata 3,5 kg. Diperkirakan bahwa selama masa prenatal ini berat badan bertambah 11 juta kali. Demikian juga, dikatakan bahwa bahwa pada periode prenatal terjadi perkembangan cepat, karena dari sebuah sel berbentuk bulat berkembanglah anggota-anggota tubuh, baik eksternal maupun internal, sehingga pada saat kelahiran bayi dapat dikenali sebagai manusia. Meskipun periode prenatal merupakan periode di mana perkembangan dan pertumbuhan terjadi lebih banyak dan lebih cepat, namun periode ini juga mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis yang sangat memengaruhi pola perkembangan selanjutnya bahkan dapat mengakhiri perkembangan atau kematian. Periode prenatal juga merupakan saat di mana calon orang tua menentukan sikapnya terhadap anak yang akan lahir. Sikap ini akan sangat memengaruhi cara bagaimana orang tua memperlakuukan atau mengasuh anaknya, terutama selama tahun-tahun pertama pembentukan kepribadian. III. Pengaruh Prenatal pada Tingkah Laku Sesudah Dilahirkan Tahap prenatal yang berlangsung, memberikan beberapa pengaruh terhadap tingkah laku anak pasca kelahiran. Beberapa faktor tersebut adalah : 8 1. Faktor Lingkungan a. Faktor ekstern yang diperkirakan mempengaruhi tingkah laku pos-natal antara lain : 1. Sinar Rontgen dapat mempengaruhi tingkah laku motorik, gerak bebas, pembuangan, aktivitas, belajar diskriminatif dan tingkah laku persetubuhan. Akibat penyinaran memiliki hubungan dengan usia kehamilan dan banyak sedikitnya penyinaran pada satu pihak dengan besar kecilnya akibat yang ditimbulkan, makin banyak dosis penyinaran makin buruk akibatnya 2. Pemakian obat-obat penenang seperti softenon atau thalidomid dapat mengakibatkan cacat berat. Penelitian antara tahun 1959-1962 menemukan bahwa cacat yang disebabkan thalidomid terjadi antara hari ke-34 dan ke-50, jadi antara minggu kelima dan ketujuh usia kehamilan. Usaha-usaha pengguguran kandungan dengan menggunakan obat-obatan yang lain pada usia kehamilan awal dapat menyebabkan gangguan-gangguan perkembangan b. Ketegangan emosional dapat berpengaruh pada kenaikan aktivitas yang sangat menyolok pada fetus. Penelitian yang pernah dilakukan bahwa wanita dengan susunan syaraf otonom yang labil mempunyai fetus yang paling aktif c. Takhayul di Indonesia menjadi masalah, terutama mengenal pengaruh tingkah laku orang tua terhadap bayi yang akan dilahirkan. Dalam diri ibu hamil terdapat pengaruh keadaan hormonal terhadap psikis ibu. 2. Sikap Ibu Ada anggapan bahwa sikap menolak dari pihak ibu terhadap janin dalam kandungan akan diteruskan sesudah anak dilahirkan. Dalam penelitian Geissler menunjukkan bahwa ada perubahan sikap ibu terhadap anak yang dikandungnya, yakni dari sikap positif ke negatif, dan dari sikap negatif ke positif, dan sikap yang berubah-ubah itu akhirnya menjadi positif, yaitu sika menerima terhadap anak yang dilahirkan. IV. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal Sebagian besar proses pertumbuhan janin sangat bergantung pada kondisi internal ibu, baik kondisi fisik maupun psikisnya. Sebab ibu dan janin merupakan satu unitas organik yang tunggal. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal yaitu: 9 a. Kesehatan ibu Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal apalagi penyakit yang bersifat kronis dapat mengakibatkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian pula bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan disertai dengan gangguan kesehatan pada ibu dapat merusak perkembangan janin. Apabla ibu hamil terserang campak rubellah (campak jerman) dapat dipastikan 60% kemungkinan bayi lahir dalam keadaan cacat. Jika campak rubellah menyerang pada dua bulan pertama kahamilan, mengakibatkan kebutaan, ketulian, kelainan jantung, kerusakan pada system syaraf pusat, serta keterbelakangan mental dan emosional. Jika terjadi pada trisemester kedua setelah fetus terbentuk, dampaknya kecil sekali. Mungkin hanya gangguan pada pendengaran, penglihatan, dan bicara. (seifert dan hoffnung, 1964-1965). Besarnya dampak kesehatan ibu hamil terhadap perkembangan masa prenatal juga terlihat jelas ketika ibu menderita sydrom kehilangan kekebalan tubuh. Yang lebh dikenal dengan AIDS. AIDS adalah penyebab utama kematian peringkat ke delapan di kalangan anak-anak dari usia 1-4 tahun pada tahun 1989. Mayoritas ibu yang menularkan HIV kepada keturunannya terinfeksi melalui penggunaan obatobatan yang disuntikan ke dalam pembuluh darah atau hubungan heteroseksual dengan para pengguna obat-obatan suntik (santock, 1995) b. Gizi ibu Faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang diperoleh melalui darah ibunya. Oleh sebab itu makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat. c. Pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil dapat mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping baik pada fisik maupun pada system kimiawi dalam tubuh janin yang dinamakan metabolite. Salah satu jenis obat mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomide. 10 d. Keadaan dan ketegangan emosi ibu Keadaan emosional ibu selama kahamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stress, dan emosi lain yang mendalam maka terjadi perubahan psikoligis antara lain meningkatnya pernafasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormone adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membut janin kekurangan udara. Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemunginan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal di bandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Di samping itu sress dan kecemasan yang dialami ibu setelah kelahiran, diasosiasikan dengan bayi yang sangat aktif, cepat marah, dan tidak teratur dalam makan, tidur, dan buang air. V. Bahaya Fisik Selama Periode Prenatal 1. Periode Zigot 1) Ovum yg dibuahi kemungkinan akan mati kelaparan sebelum menempel di dinding rahim karena lamanya waktu yg dibutuhkan melewati tuba falopi 2) tidak adanya persiapan dinding rahim untuk menerima ovum yg dibuahi karena ketidakseimbangan antara kelenjar pituitary dan ovarium ibu 3) melekatnya ovum yg dibuahi pada dinding tuba falopi mengakibatkan tidak adanya makanan atau ruangan untuk tumbuh 2. Periode Embrio 1) Jatuh, kejutan emosi, kekurangan gizi, gangguan kelenjar, kekurangan vitamin, dan penyakit berbahaya seperti pneumonia dan diabetes, dapat mengakibatkan embrio keluar dr tempatnya di dinding uterus, yg menyebabkan keguguran--sering terjadi pd minggu ke-10 dan 11 setelah pembuahan 2) Malnutrisi ibu, pemakaian obat-obatan dan alkohol secara berlebihan mengakibatkan gangguan perkembangan yg normal Periode Fetus Keguguran 11 VI. Kelahiran prematur Komplikasi pada saat melahirkan Ketidakteraturan perkembangan Bahaya Psikologis Selama Perkembangan Prenatal 1. Kepercayaan tradisional tentang prenatal 1) Keinginan mendapatkan anak dengan jenis kelamin tertentu 2) Gangguan perkembangan karena faktor keturunan, terutama ibu 2. Stress ibu selama prenatal: 1) Tidak menghendaki kehadiran anak 2) Gangguan-gangguan fisik selama prenatal 3) Ketakutan anaknya mengalami kecacatan/keterlambatan mental 3. Sikap negatif terhadap prenatal 1) Anak yg tidak diinginkan 2) Tidak menghendaki anak saat ini 3) Lebih menyukai anak dengan jenis kelamin tertentu 4) Konsep anak impian 5) Menghendaki aborsi VII. Teratologi dan GangguanPerkembangan Prenatal Teratogen: setiap agen/unsur lingkungan yang menyebabkan gangguan kelahiran Teratologi: ilmu yg mengkaji sebab-sebab kelainan kelahiran Pengaruh teratogen muncul sejak 3 minggu setelah pembuahan dan menyebabkan: Kerusakan struktural/anatomis organ selama periode embrionik Kerusakan fungsional organ selama periode fetal Jenis-jenis Teratogen dalah sebagai berikut : a. Penyakit dan Kondisi Ibu Campak Rubella (Jerman) menyebabkan retardasi mental, kebutaan, ketulian, dan kelainan jantung--terutama ketika kehamilan pada usia 3 dan 4 minggu Sifilis, terutama ketika kehamilan bulan ke-4, merusakan organ tubuh yg sudah terbentuk:kerusakan mata, kulit, sistem syaraf pusat, dan pencernaan 12 Herpes genital: 1/3 bayi yg lahir melalui saluran yg terinfeksi penyakit ini meninggal dunia, 1/4 mengalami kerusakan otak AIDS: menempati peringkat ke-8 penyebab utama kematian anakanak, bayi menjadi terinfeksi HIV; menular melalui: (1) Ari-ari selama hamil, (2) Kontak dengan darah atau cairan ibu selama melahirkan, dan (3) Air susu ibu setelah melahirkan Gizi Ibu: jumlah total kalori dan tingkat protein, vitamin, dan mineral yg sesuai. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat, berat badan rendah, kurang vitalitas, lahir prematur, dan meninggal b. Keadaan dan Ketegangan Emosional Ibu Ketakutan, kecemasan, dll mengakibatkan perubahan fisiologis berupa meningkatnya hormon adrenalin yg dapat menghambat aliran darah ke kandungan-janin kekurangan oksigen Keadaan emosional ibu selama melahirkan mengakibatkan kontraksi menjadi tidak teratur sehingga proses kelahiran mjd lama dan pasokan oksigen ke bayi menjadi terganggu ( bayi memiliki penyesuaian diri yang lambat dan mudah marah, lebih sering menangis ) c. Obat-obatan Alkohol: jumlah sedikit berhubungan dengan aborsi spontan, jumlah sedang berhubungan dengan ketidakmampuan menaruh perhatian pada masa bayi, dan jumlah banyak berasosiasi dengan fetal alcohol syndrome (kecacatan wajah, tungkai, lengan, dan jantung; intelegensi di bawah rata-rata, retardasi mental d. Bahaya Lingkungan Radiasi dan zat-zat kimia dapat menyebabkan mutasi gen yaitu perubahan yang tiba-tiba tetapi permanen dalam di dalam bahan pembawa gen Polutan lingkungan dan limbah beracun: karbonmonoksida, merkuri, dan timbal--retardasi mental, autisme Toxoplasmosis: suatu infeksi ringan yang menyebabkan gejala flu ringan atau suatu penyakit yang tidak jelas pada orang dewasa. Toxoplasmosis merupakan teratogen bagi bayi yang belum lahir, yang 13 menyebabkan kemungkinan kerusakan mata, kerusakan otak, dan kelahiran prematur Mandi sauna terlalu lama bagi ibu yang sedang hamil menyebabkan demam yang membahayakan bagi janin (demam panas yang tinggi mempengaruhi pemecahan sel, menyebabkan kelainan kelahiran, dan kematian janin). B. Perkembangan Masa Bayi a. Tahap-tahap kelahiran Tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung kontraksi semakin sering yang terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran. Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benra keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit. Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek. b. Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir Kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir: 1. Jenis kelahiran Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau spontan, kelahiran dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan ceasar. 2. Pengobatan ibu Obat-obtanan yang digunakan ibu yang digunakan sebelum dan selama proses kelahiran dapat mempengaruhi kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang diberikan pada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan 14 kehidupan pasca lahir. Bayi yang lahir dari ibu yang memakan oxytocin cendurung mengalami penyakit kuning. Demikian juga kelahiran yang dipaksakan dengan dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran. 3. Lingkungan pra lahir Setiap kondisi dalam lingkungan pra lahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan table waktu yang normal akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pasca lahir di bandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman. 4. Jangka waktu periode kelahiran Lama rata-rata periode kelahiran 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit bayi yang lahir tepat pada waktunya. Adakalanya bayi lahir lebih awal dan adakalanya lebih lambat dari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal disebut premature sedangkan bayi yang lebih lambat disebut posmatur. Bayi yang lahir premature,(lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya rendah dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat. bayi posmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan bayi yang normal sekalipun. 5. Perawatan pasca lahir Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan perawatan dengan baik cenderung lebih waspada, lebih aktif, dan lebih tanggap terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat perawatan. Beberapa dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah kelahiran memiliki arti penting bagi perkembangan bayi oleh karena itu selama waktu ini, orang tua dan bayi perlu membentuk hubungan kedekatan emosional yang memberi landasan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahun ke depan. Bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan. Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat 15 tidur ibunya dimaksudkan agar ibu segera dapat merespon dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi ibunya. Disamping itu metode lain yang dilakukan adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengan keyakinan bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu dan bayi. 6. Sikap orang tua Hubungan baik orang tua dengan anak dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkuungan baru yang di alami setelah lahir. Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat dituntut dalam persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam konteks psikologi Islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan mempunyai kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan lafadz adzan di telinga kanan dan khomat di telinga kiri pada saat ia lahir. c. Perkembangan pada masa bayi i. Pertumbuhan Fisik 1. Tinggi dan berat badan Pada saat baru lahir bayi memiliki kepala yang sangat besar dibandingkan bagian tubuh lainnya. Pada saat rentang waktu 12 tahun perkembangan bayi sudah banyak berubah dimana bayi sudah bisa duduk, berdiri, membungkuk, memanjat dan bahkan berjalan. Pada saat lahir panjang bayi ± 20 inci atau 50 cm dengan berat badan 3,4 kg. Selama bulan-bulan pertama kehidupannya, berat badan bayi bertambah sekitar 5 hingga 6 ons per minggu. Pada usia 2 tahun berat badan mencapai sekitar 13 hingga 19 dengan tinggi sekitar 32 hingga 35 inci. 2. Perkembangan refleks Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkoordinir sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi respons penyesuaian diri terhadap lingkungan. Refleksrefleks utama pada bayi yang baru lahir, Selfert dan Hoffinung menyebutkan ada 12 gerakan refleks yaitu: pernapasan, menghisap, 16 mencari, menelan, mengedip, biji mata, moro, memegang, penguatan leher, bebinski, melangkah, berenang. Kedua bentuk refleks tersebut : 3. a. Refleks survival b. Refleks primitif Refleks menghisap dan mencari Refleks menghisap terlihat pada saat bayi baru lahir secara otomatis akan menghisap benda yang ditempatkan dimulutnya dengan refleks menghisap akan memudahkan bayi memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Refleks mencari dan menghisap akan menghilang setelah bayi berusaha kira-kira 3 hingga 4 bulan. Kemudian usia bayi 1 tahun refleks menghisap menyatu dan diperluas dengan aktivitas makan yang disengaja 4. Refleks moro (moro refleks) Refleks moro adalah suatu respons tiba-tiba dari bayi yang baru lahir sebagai akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkannya. Refleks moro ini merupakan suatu upaya mempertahankan hidup. Bayi yang sehat aka menunjukkan respons tersebut apabila ia terkejut. 5. Refleks menggenggam (grasping refleks) Refleks menggenggam merupakan langkah awal bagi bayi untuk lebih memudahkan melakukan aktivitas menggenggam selanjutnya yang lebih sengaja. Refleks ini terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi dan bayi akan merespons dengan cara menggenggam dengan kuat. Beberapa refleks yang muncul pada bayi yang baru lahir yang menghilang karena bergabung ke dalam beberapa tindakan yang lebih konfleks dan spontan. 6. Rangkaian tingkah laku dan keadaan bayi Perkembangan refleks dalam fungsi metorik pada bayi kemuidan memunculkan serangkaian tingkah laku yang lebih kompleks. Dengan tingkah laku yang kompleks tersebut telah memungkinkan bayi sebagai makhluk biologis dapat bertahan hidup. 7. Pola tidur dan bangun 17 Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur. Rata-rata bayi yang baru lahir selama 16 hingga 17 jam sehari. Biasanya jumlah tidur bayi itu berkurang secara teratur setiap bulan. Tingkah Laku Ciri Utama adalah sebagai berikut : Siklus tidur dan bangun Neonatal : 80 % waktu dihabiskan untuk tidur. 6 – 7 bulan : tidur sepanjang malan tanpa bangun. 12 bulan : 50 % dihabiskan waktu untuk tidur. Tingkah laku Neonatal : basah dan BAB setiap saat. 2 bulan : bayi BAB 2 kali sehari 4 bulan : interval makan dan BAB bisa diramalkan. Tingkah laku makan dan minum Neonatal : bayi makan 7 – 8 kali sehari. 1 bulan : bayi makan 5 – 6 kali sehari. 2 bulan : memakan makanan padat. 12 bulan : makan 3 kali sehari. 8. Pola makan dan minum Perkembangan fisik pada bayi tergantung makanan yang baik selama 2 tahun pertama. Bayi membutuhkan makanan yang mengandung sejumlah protein, kalori, vitamin dan mineral. Bagi bayi usia 4 – 6 bulan pertama, ASI atau susu formula lain merupakan sumber makanan dan energi yang utama. Memberi ASI berarti susu yang bersih dan dapat dicerna serta menolong mengimunisasi bayi yang baru lahir dari penyakit. 9. Pola buang air Kemampuan untuk mengendalikan buah air ini sangat tergantung pada kematangan otot dan motivasi yang mereka miliki. Ketika baru lahir bayi belum mampu mengendahkan buang airnya sehingga buang air setiap saat. Pada usia empat bulan, interval buang airnyasudah bisa diramalkan. 10. Perkembangan keterampilan motorik 18 Secara garis besarnya, urutan perkembangan keterampilan motorik ini mengikuti dua prinsip, yaitu : Prinsip cephalocaudal (dari kepala keekor), menunjukkan urutan perkembangan, dimana bagian atas badan lebih dahulu berfungsi dan terampil digunakan sebelum bagian yang lebih rendah. Prinsip proximodistal (dari dekat kejauh), menunjukkan perkembangan keterampilan motorik, dimana bagian tengah badan lebih dahulu terampilan sebelum bagian-bagian disekelilingnya atau bagian yang lebih jauh. 11. Keterampilan motorik kasar Gross motor skill, meliputi keterampilan otot-otot besar lengan, kaki dan batang tubuh seperti berjalan dan melompat. Sebelum tingkah laku refleks menghilang, bayi sudah dapat melakukan beberapa gerakan tubuh yang lebih terkendali dan disengaja. Keterampilan Motorik Usia Normatif Mengangkat dagu sambil tengkurap 1 bulan Mengangkat dada sambil tengkurap 2 bulan Duduk dengan bantuan 4 bulan Duduk tanpa bantuan 7 bulan Berdiri dengan bantuan 8 bulan Berdiri dengan berpegang pada perabot 9 bulan Merangkak 10 bulan Berjalan dengan bimbingan 11 bulan Berusaha berdiri sendiri 12 bulan Naik tangga 13 bulan Berdiri sendiri 14 bulan Berjalan 15 bulan Naik turun tangga tanpa bantuan 18 bulan Dapat lari dan berjalan mundur 24 bulan 12. Keterampilan motorik halus 19 Keterampilan motorik halus meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh tubuh, seperti menyentuh dan memegang. Bayi dilahirkan dengan dilengkapi seperangkat komponen penting yang kelak akan menjadi gerakan-gerakan lengan, tangan dan jari yang terkoordinir dengan baik. Meskipun demikian, pada saat baru dilahirkan bayi masih mengalami kesulitan dalam mengontrol keterampilan motorik halusnya. 13. Perkembangan sensor Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan peralatan yang dirancang sedemikian rupa untuk mengumpulkan informasi alat-alat yang berfungsi untuk menangkap informasi inilah yang disebut dengan indera (sense) atau sistem sensorik. 14. Pengecapan Bayi yang baru lahir juga telah memiliki kepekatan rasa hal ini terbukti dengan jelas bahwa bayi lebih menyukai rasa manis dan mereka akan menghisap labuh kuat dan cepat ketika mengeluarkan air gula dibanding dengan mengeluarkan air biasa atau air tawar. 15. Penciuman Bayi yang baru lahir juga telah memiliki reaksi terhadap berbagai bau, baik bau harum atau bau busuk bayi yang baru lahir juga dapat mengenali bau payudara ibunya. 16. Pendengaran Setelah lahir bayi sudah bisa dapat mendengar sekalipun belum sempurna, namun pendengaran bayi ini akan berkembang sehingga ia akan memperlihatkan kemampuan melokalisasi sumber suara dan membedakan keras atau lunaknya serta durasi melalui respons yang berbeda. 17. Penglihatan Secara psikologis dan anatomis, bayi yang baru lahir telah memiliki kesiapan untuk merespons secara diferensial berbagai aspek penglihatannya. Dari penelitian yang dilakukan oleh Fantz dapat ditarik kesimpulan bahwa: Bayi yang baru lahir telah mampu membuat diskriminasi visual secara baik. 20 Bayi merespons secara selektif berbagai stimulasi visual. Misalnya bayi lebih senang melihat pola atau bentuk daripada warna atau kecerahan. 18. Perkembangan otak Pada waktu bayi masih berada dalam kandungan ibunya, bedanya telah membentuk sekitar 1,5 milyar sel-sel saraf permenit. Pada saat lahir berat otak bayi seperdelapan otak dewasanya, maka pada saat umur 2 tahun kedua otak bayi sudah mencapai kira-kira 75 % dari otak dewasanya. ii. Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Pengertian kognitif itu sendiri dapat dipahami sebagai sebuah istilah yang digunakan psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengelolaan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah. iii. Perkembangan Attachment Attachment yang menggambarkan pertalian atau ikatan antara ibu dan anak dan Attachment mengacu pada ikatan antara dua orang individu atau lebih; sifatnya adalah hubungan psikologis yang diskriminatif dan spesifik serta mengikat seseorang dengan orang lain dalam rentang waktu dan ruang tertentu. Tahap-Tahap Pembentukan Attachment a. Tahap 1 Indiscriminate Sociability pada umur 0 – 2 bulan. Bayi tidak membedakan antara orang-orang yang ada disekelilingnya dan merasa senang dengan orang yang dikenal b. Tahap 2 Attachment makin terasa dan terlihat pada umur 2 – 7 bulan. Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal, tersenyum pada orang yang lebih dikenal. 21 c. Tahap 3 Pada umur 7 – 24 bulan bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuhnya dan akan berusaha untuk menangis ketika berpisah dengannya d. Tahap 4 Goal – coordinated parteneships 24 bulan dan seterusnya Sekarang bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, bayi tidak merasa sedih selama berpisah dari ibu atau pengasuh pertamanya dalam jangka waktu yang lainnya. iv. Perkembangan Rasa Percaya (Trust) Erikson menyatakan bahwa tahun-tahun pertama kehidupan ditandai oleh perkembangan rasa percaya (trust) dan rasa tidak percaya (mistrust). Keadaan percaya pada umumnya mengandung tiga aspek, yaitu: - Bahwa bayi belajar percaya pada kesamaan dan kesinambungan dari pengaruh di luarnya - Bahwa bayi menganggap dirinya cukup dapat dipercaya pada kemampuan organ-organnya sendiri untuk menanggulangi dorong-dorongan. - Bahwa bayi menganggap dirinya cukup dapat dipercaya sehingga mengasuh tak perlu waspada dirugikan. - Bukti pertama yang menunjukkan adanya kepercayaan sosial pada bayi terlihat pada kesenangan menikmati air susu, kepulasan tidur dan kemudahan buang air besar. v. Perkembangan Otonomi Otonomi adalah kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan dirinya sendiri. Ada juga yang menyatakan bahwa otonomi atau kemandirian merupakan tahap kedua psikososial yang berlangsung pada akhir masa bayi dan masa baru pandai berjalan. Otonomi dibangun atas perkembangan kemampuan mental dan kemampuan motorik. 22 BAB II PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan tentang perkembangan masa prenatal hingga masa bayi tadi, dapat disimpulkan bahwa manusia mengalami perkembangan sejak sebelum dilahirkan (masih dalam kandungan) atau biasa disebut dengan periode prenatal. Dalam periode prenatal, terdapat tahapan-tahapan perkembangan. Tahap-tahap yang dimaksud adalah tahap germinal, embrio, dan fetal. Begitu juga untuk periode kelahiran hingga bayi. Tahap-tahap kelahiran yang berlangsung adalah tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 1520menit, tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran, dan tahap ketiga setelah bayi lahir dimana pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan di buang. Dalam setiap tahap tersebut, manusia mengalami proses perkembangan yang sangat teratur. B. Saran Dari penulisan makalah ini kami sangat berharap semoga apa yang kami tulis bisa membuahkan manfaat,pembaca bisa memahami dan menyiapkam diri sebelum proses kelahiran dan apa saja yang harus dilakukan ketika proses persalinan telah tiba waktunya. 23 DAFTAR PUSTAKA Desmita. Psikologi Perkembangan. 2010. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Meilina Rupiani. Makalah Perkembangan Masa Pranatal Dan Kelahiran Pada Peserta Didik. Program Study D-III Kebidanan Uninersitas Respati Yogyakarta. Tahun 2014/2015 Muhibbin Syah. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. 2014. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 24