Uploaded by meliasma0712

UTS SPP

advertisement
KELOMPOK 1
1. Zaman Purba
Tujuan pendidikan saat itu adalah agar
generasi muda dapat mencari nafkah, membela
diri dan hidup bermasyarakat. Belum ada
pendidikan
formal,
maka
kurikulum
pendidikannya meliputi pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan mengenai agama. Kurikulum
pendidikannya meliputi pengetahuan, sikap dan
nilai mengenai kepercayaan melalui upacaraupacara keagamaan dalam rangka menyembah
nenek moyang, pendidikan keterampilan mencari
nafkah (khususnya bagi anak laki-laki) dan
pendidikan hidup bermasyarakat serta bergotong
royong
melalui
kehidupan
riil
dalam
masyarakatnya. Pendidiknya terutama adalah para
orangtua (ayah dan ibu), dan secara tidak langsung
adalah
para
orang
dewasa
di
dalam
masyarakatnya. Sekalipun ada yang belajar
kepada empu, apakah kepada pandai besi atau
kepada dukun jumlahnya sangat terbatas,
utamanya adalah anak-anak mereka sendiri.
2. Zaman Kerajaan Hindu-Budha
Pendidikan bersifat aristokratis, artinya masih
terbatas hanya untuk minoritas yaitu anak-anak
kasta Brahmana dan Ksatria, belum menjangkau
masyarakat mayoritas, yaitu anak-anak kasta
Waisya dan Syudra, apalagi bagi anak-anak dari
kasta Paria. Tujuan pendidikan umumnya agar
menjadi penganut agama yang taat, mampu hidup
bermasyarakat, mampu membela diri, dan
membela negara. Kurikulum pendidikannya
meliputi agama, bahasa sansekerta termasuk
membaca dan menulis (huruf Palawa),
kesusasteraan, keterampilan memahat atau
membuat candi, dan bela diri (ilmu berperang).
Sesuai dengan jenis lembaga pendidikannya
(perguruan), maka metode atau cara-cara
pendidikannya adalah Sistem Gurukula.
3. Zaman Kerajaan Islam
Tujuan pendidikan pada zaman kerajaan
Islam diarahkan agar manusia bertaqwa kepada
Allah S.W.T., sehingga mencapai keselamatan di
dunia dan akhirat melalui iman, ilmu dan amal.
Kurikulum pendidikannya tidak tertulis (tidak ada
kurikulum formal). Pendidikan berisi tentang
tauhid (pendidikan keimanan terhadap Allah
S.W.T.), Al-Qur’an, hadist, fikih, bahasa Arab
termasuk membaca dan menulis huruf Arab.
Pendidikan dilakukan dengan metode yang
bervariasi, tergantung dengan sifat materi
pendidikan, tujuan, dan peserta didiknya. Contoh
metode yang sering digunakan adalah: ceramah
atau tabligh dan sorogan (cara-cara belajar
individual). Selain itu dilakukan pula melalui
media dan cerita-cerita yang telah digunakan para
pandita Hindu-Budha, hanya saja isi ajarannya
diganti dengan ajaran yang Islami.
4. Zaman Pengaruh Portugis dan Spanyol
Pengaruh bangsa Portugis dalam bidang
pendidikan
utamanya
berkenaan
dengan
penyebaran agama Katholik. Demi kepentingan
tersebut, tahun 1536 mereka mendirikan sekolah
(Seminarie) di Ternate, selain itu didirikan pula di
Solor.
Kurikulum
pendidikannya
berisi
pendidikan agama Katolik, ditambah pelajaran
membaca, menulis dan berhitung. Pendidikan
diberikan bagi anak-anak masyarakat terkemuka.
5. Zaman kolonial Belanda
Kondisi pendidikan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pendidikan yang dilaksanakan
oleh pemerintah kolonial belanda sesuai
kepentingan penjajahan dan pendidikan yang
dilaksanakan oleh kaum pergerakan sebagai
sarana perjuangan demi mencapai kemerdekaan.
Ciri-ciri pendidikan zaman itu adalah
minimnya partisipasi bagi rakyat hanya untuk
bangsa belanda dan putera golongan priayi,
pendidikan bertujuan untuk menghasilkan tenaga
kerja murah atau pegawai rendahan. Implikasi dari
kondisi politik, ekonomi, dan sosial-budaya di
Indonesia pada zaman ini, secara umum dapat
dibedakan dua garis penyelenggaraan pendidikan,
yaitu: Pertama, pendidikan yang diselenggarakan
oleh pemerintah kolonial Belanda; Kedua,
pendidikan yang diselenggarakan oleh rakyat dan
Kaum Pergerakan Kebangsaan (Pergerakan
Nasional) sebagai sarana perjuangan demi
merebut kembali kemerdekaan dan sebagai upaya
rintisan ke arah pendidikan nasional.
Pendidikan pada masa penjajahan Belanda
dilakukan oleh VOC dengan tujuan untuk misi
keagamaan khususnya agama Protestan, bukan
untuk misi intelektualitas. Adapun tujuan lainnya
adalah untuk menghasilkan pegawai administrasi
rendahan di pemerintahan dangereja. Kurikulum
pendidikannya berisi pelajaran agama Protestan,
membaca dan menulis. Kurikulum pendidikan
belum bersifat formal (belum tertulis), dan lama
pendidikannya pun tidak ditentukan dengan pasti.
Murid-muridnya berasal dari anak anak pegawai,
sedangkan anak-anak rakyat jelata tidak diberi
kesempatan untuk sekolah.
6. Zaman Kedudukan Jepang
pada masa Jepang dihapusnya sistem dualisme
pengejaran, berbagai jenis sekolah rendah yang
diselenggarakan pada zaman pemerintahan
Belanda dihapuskan. Sehingga hanya ada satu
sekolah rendah, yaitu Sekolah Rakyat 6 tahun (
Kokimin Gakkoo )
7. Pendidikan Sesudah Kemerdekaan
Perkembangan
pendidikan
sesudah
kemerdekaan terbagi mejadi 2 priode yaitu: 1)
Kondisi Pendidikan Periode 1945 – 1969, pada
masa awal kemerdekaan terdapat perubahanperubahan yang medasar dari pendidikan
Indonesia. Pertama, Revolusi Fisik Kemerdekaan
diamana jenjang pendidikan disempurnakan
menjadi SMTP dan SMTA dan mulai
mempersiapkan sistem pendidikan nasional sesuai
dengan amanat UUD 1945. Menteri pendidikan,
pengajaran dan kebudayaan mengintruksikan agar
membuang sistem pendidikan kolonial dan
mengutamakan patriotisme. Rancangan UU yang
dihasilkan : UURI no. 4 tahun 1950 tentang dasardasar pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Kedua, mengenaidasar Pendidikan Nasional mulai
tanggal 18 Agustus 1945, sejak PPKI menetapkan
UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang
didalamnya memuat pancasila, implikasinya
bahwa sejak saat itu dasar sistem pendidikan
nasional kita adalah Pancasila dan UUD 1945.
Tiga, lahirnya LPTK pada Tingkat Universiter,
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
mendorong Prof. Moh. Yamin mendirikan
Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Atas
dasar konferensi antar FKIP negeri seluruh
Indonesia maka lembaga pendidikan tenaga guru (
PGSLP, Kursus BI, BII, dan PTPG) diintegrasikan
dalam FKIP pada Universitas. Kemudian didirkan
IKIP yang berdiri sendiri sebagai pindahan dari
PTPG sesuai dengan UU PT No. 22 tahun 1961.
2) Kondisi Pendidikan Priode 1969 – 1993,
selama kurun waktu pelita I-V, pendidikan
Indonesia mengalami banyak kemajuan. Pada
masa ini masyarakat dan pemerintah Indonesia
sudah memiliki rasa kepedulian yang tinggi
mengenai pendidikan dan merencanakan serta
memutuskan secara matang peraturan-peraturan
yang akan berlaku berkaitan dengan pendidikaan
di Indonesia. Bukti bahwa semakin mantapnya
sistem pendidikan nasional dengan disahkannya
Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional beserta sejumlah
Peraturan Pemerintah yang menyertainya.Sebagai
penjabaran Undang-undang nomor 2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional disahkan 8
Peraturan Pemerintah (PP) yaitu :a) PP No.
27/1990 tentang Pendidikan Prasekolah, b) PP No.
28/1990 tentang Pendidikan Dasar, c) PP No.
29/1990 tentang Pendidikan Menengah, d) PP No.
30/1990 tentang Pendidikan Tinggi (kemudian
diganti PP No. 60/1999), e) PP No. 72/1991
tentang Pendidikan Luar Biasa, f) PP No. 73/1991
tentang Pendidikan Luar Sekolah, g)PP No.
38/1992 tentang Tenaga Kependidikan, h) PP No.
39/1992 tentang Peran serta Masyarakat dalam
Pendidikan Nasional.
KELOMPOK 2
1. Ciri-ciri sitem pendidikan Hindu-Budha untuk
setiap kasta:
1) Bagi kaum Brahmana (kasta tertinggi),
pendidikan bertujuan untuk menguasai kitab suci
(Weda untuk Hindu dan Tripitaka untuk Budha)
sebagai sumber kebenaran dan pengetahuan yang
universal.(2) Bagi golongan Ksatria sebagai raja
yang berkuasa, pendidikan bertujuan untuk
memiliki pengetahuan teoritis yang berkaitan
tentang
pengaturan
pemerintahan
(kerajaan).(3) Bagi rakyat biasa, pendidikan
bertujuan agar warga masyarakat memiliki
keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup, sesuai
dengan pekerjaan yang secara turun temurun.
Misalnya
keterampilan
bercocok
tanam,
pelayaran, perdagangan, seni pahat dan
sebagainya.
2. Jenis-jenis pendidikan masa Hindu-Budha dan
manfaatnya:

Pendidikan Intelektual
Kegiatan pendidikan ini dikhususkan untuk
menguasai kitab-kitab suci. Pendidikan intelektual
juga berkaitan dengan penguasaan doa dan
mantera, yang berkaitan dengan penguasaan alam
semesta, pengabdian kepada Syiwa dan Budha
Gautama.
 Pendidikan Kesatriaan
Kegiatan pendidikan ini dilakukan untuk
mendidik kaum bangsawan keluarga istana
kerajaan, untuk memiliki pengetahuan dan
kemampuan yang berkaitan dengan mengatur
pemerintahan (kerajaan), mengatur Negara, dan
belajar untuk berperang.
 Pendidikan Keterampilan
Pendidikan
keterampilan
dan
pendidikan
kesatriaan merupakan pendidikan kegiatan yang
deprogram secara tertib(dalam arti pendidikan
bagi kaum Brahmana dan bangsawan (keluarga
raja)
KELOMPOK 3
membaca dan menerangkan pelajaran sedangkan
1. Jelaskan pengaruh perkembangan islam dimasa
siswa mempelajari atau mendengar saja, hampir
awal2 perkembangan islam
mirip dengan sistem klasikal yang berlaku
Sebelum Islam masuk dan berkembang,
sekarang. Sistem ini mendidik palajar belajar
Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang
secara mandiri.
dipengaruhi oleh Agama Hindu-Budha. Dengan
b. Meunasah, Rangkang dan Dayah
masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami
Di tinjau dari segi pendidikan, meunasah adalah
proses akulturasi (proses bercampurnya dua atau
lembaga pendidikan awal bagi anak-anak yang
lebih kebudayaan) yang melahirkan kebudayaan
dapat di samakan dengan tingkatan sekolah dasar.
baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Masuknya
Di
Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu-
menulis/membaca huruf Arab, ilmu agama dalam
Budha hilang. Bentuk budaya sebagai hasil dari
bahasa Jawi (Melayu), dan akhlak. Rangkang
proses akulturasi tersebut tidak hanya bersifat
adalah tempat tinggal murid yang di bangun di
kebendaan/material
sekitar masjid. Sistem pendidikan di Rangkang ini
tetapi
juga
menyangkut
meunasah
para
murid
di
ajarkan
perilaku masyarakat Indonesia.
sama dengan sistem pendidikan di pesantren,
Wujud budaya yang sudah mengalami proses
murid-murid duduk membentuk lingkaran dan si
akulturasi diantaranya bentuk bangunan masjid
guru menerangkan pelajaran, berbentuk halakah,
dan
proses
metode yang disampaikan di dunia pesantren di
pendidikan Islam di Indonesia. Kebanyakan
sebut dengan sorogan dan wetonan. Sistem
masjid di Indonesia terutama di Jawa berbentuk
pendidikan yang dikembangkan di dayah atau
seperti pendopo yang berbentuk bujur sangkar.
rangkang
Selain itu atap masjid berbentuk tumpang. Ini
dikembang di pesantren-pesantren di Jawa atau
merupakan perpaduan dengan Hindu dimana
surau-surau di Sumatera Barat, yakni bisa ditinjau
tumpang dalam Agama Hindu menghiasi pura.
dari berbagai segi, yaitu (1) ditinjau dari segi
Atap ini sangat berbeda dengan atap-atap masjid
materi pelajarannya, yang diajarkan adalah mata
di Timur Tengah sebagai asal Islam. Akan tetapi
pelajaran agama semata-mata yang bertitik tolak
dalam Islam tidak ada aturan khusus dalam
kepada kitab-kitab klasik. . (2) Ditinjau dari segi
masalah atap masjid, yang terpenting dapat
metodenya
adalah
dijadikan sebagai tempat sholat.
muedeubat.
(3)
2. jelaskan sistem pend.di Indonesia di masa awal
pembelajaran adalah non-klasikal, yakni santri
perkembangan islam
(aneuk dayah) tidak dibagi berdasarkan tingkatan
a. Masjid dan Langgar
kelas, tetapi berdasarkan kitab yang dipelajarinya.
Selain dari fungsi utama masjid dan langgar
(4) Ditinjau dari segi manajemen pendidikan,
difungsikan juga untuk tempat pendidikan di
maka di lembaga pendidikan ini tidak mengenal
tempat ini dilakukan pendidikan buat orang
nomor induk pelajar, ada rapor, ada sertifikat dan
dewasa maupun anak-anak. Sistem pengajaran di
lain sebagainya. Surau di artikan tempat (rumah)
masjid sering memakai sistem halaqah, yaitu guru
ummat Islam melakukan ibadahnya (shalat,
menara
yang
berperan
dalam
tidak
berbeda
dengan
hafalan,
Ditinjau
dari
apa
meudrah
segi
yang
dan
sistem
mengaji dan sebagainya). Sistem pendidikan di
surau
banyak
kemiripannya
dengan
sistem
madrasah walaupun sudah berada dibawah
naungan Departemen Agama tetapi hanya sebatas
pembinaan dan pengawasan.
pendidikan di pesantren. Murid tidak terikat
dengan sistem administrasi yang ketat. Syekh atau
guru mengajar dengan metode bendongan dan
sorongan, ada juga murid yang berpindah ke surau
lain apabila dia sudah merasa cukup memperoleh
ilmu di surau terdahulu.
KELOMPOK 4
1. Jelaskan pend.formal dan non formal bercorak
islam di masa sebelum dan sesudah kemerdekaan
a.
Periode Sebelum Kemerdekaan
Pendidikan dan pengajaran agama Islam dalam
bentuk pengajaran Al-Qur’an dan pengajian kitab
yang diselenggarakan di rumah-rumah, surau,
masjid,
pesantren,
dan
lain-lain.
Pada
perkembangan selanjurtnya mengalami perubahan
bentuk baik dari segi kelembagaan, materi
pengajaran,
metode
maupun
struktur
organisasinya, sehingga melahirkan suatu bentuk
yang baru yang disebut madrasah
b. Periode Sesudah Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia tanggal 17
Agustus 1945, kemudian pada tanggal 3 januari
1946 dibentuklah Departemen Agama yang akan
mengurus masalah keberagamaan di Indonesia
termasuk didalamnya pendidikan, khususnya
madrasah. Namun pada kemerdekaan selanjutnya
2. adakah persamaan dan perbedaan sistem
pend.nonformal bercorak islam sebelum dan
setelah adanya SKB
Sistem pendidikan madrasah
mulai
tersebar di mana-mana sistem itu terbagi menjadi
dua, yaitu: madrasah yang khusus memberikan
pendidikan dan pengajaran agama di sebut
Madrasah Diniyah kemudian madrasah yang di
samping memberikan pengajaran agama juga
memberi pelajaran umum. Untuk tingkat dasar di
sebut Madrasah Ibtidaiyah, untuk tingkat
menengah
pertama
di
sebut
Madarsah
Tsanawiyah, dan untuk tingkat menengah atas di
sebut Madrasah Aliyah. Di dorong oleh keinginan
memberi bekal pada anak-anak agar dapat
menyesuaikan diri dalam dunia modern maka
selain di madrasah di ajarkan agama seperti
tersebut di atas juga di ajarkan ilmu pengetahuan
umum. Sebagai contoh dapat di lihat Rencana
Pelajaran Madrasah Tajhiziyah Masrulah Tanjung
Pura Langkat tahun 1927-1942.
Berdasarkan SKB3M (Surat Keputusan
Bersama 3 Menteri) ini, pengetahuan umum dan
pengetahuan agama di berikan di madrasah
berbanding 70% (umum) dan 30% (agama).
Adapun tujuan pokok dari SKB3M (surat
keputusan 3 menteri) ini agar mutu pengetahuan
umum di madrasah sama dengan di sekolah umum
sederajat, oleh karena itu ijasah dai madrasah di
samakan dengan ijazah sekolah umum yang
sederajat yaitu ijazah Madrasah Itidiyah= SD,
Madrasah Sanawiyah= SMP Madrasah Aliyah=
SMA.
KELOMPOK 5
1. Jelaskan ciri2 pokok sistem pend.di jenjng dasar, menengah dan tinggi pd masa kependudukan belanda
2.
VOC
SESUDAH REFORMASI
PROSES
EVALUASI
TUJUAN
PENDIDIKAN
KELOMPOK 6
1. jenis2 persekolahan yg berkembang pd masa belanda & perbedaanyadari segi mata pelajaran, tempat
pembelajaran dan lama kependudukan
PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH KELAS 1
MATA PELAJARAN
TEMPAT PEMBELAJARAN
SEKOLAH KELAS 2
meliputi pelajaran
membaca, menulis, dan
berhitung
Sekolah
Kelas
Dua
menggunakan berbagai
macam gedung sebagai
tempat belajar, yakni(1)
di gereja, . (2) Sekolah
yang didirikan oleh
penduduk, yang biasanya
tidak memenuhi syarat.
(3) Rumah sewaan,
tangsi
militer,
atau
benteng tua, . (4)
Sekolah yang dibangun
pemerintah berdasarkan
biaya yang tersedia.
SEKOLAH DESA
. Di samping pelajaran
membaca, menulis, dan
berhitung juga diajarkan
kerajianan membuat
keranjang, pot, genteng
dan sebagainya
Yang digunakan sebagai
tempat belajar sementara
ialah pendopo, Sebidang
tanah dipagari sebagai
tempat untuk
menggembala kerbaukerbau saat mereka
sedang belajar yang
diawasi oleh seorang
yang dewasa
Europese Lagere
School(ELS)
SEMUA MAPEL TERMASUK
MEMPELAJARI BAHASA
BELANDA
Hollands Chinese School
(HCS)
Pada mulanya Bahasa
Belanda termasuk dalam
kurikulum.
MEMPELAJARI B.
PERANCIS DAN
INGGRIS
(1) membaca dan
menulis dalam bahasa
daerah dalam huruf
daerah dan latin,
(2)membaca dan menulis
dalam bahasa melayu,
(3) berhitung, (4) ilmu
bumi Indonesia, (5) ilmu
alam, (6) sejarah pulau
tempat tinggal, (7)
menggambar, dan (8)
mengukur tanah.
LAMA KEPENDUDUKAN
Sekolah Kelas Satu, yang
dikhususkan bagi anakanakkaum
bangsawan
lamanya 5 tahun. Mulai
tahun
1912
bahasa
Belanda di ajarkan sejak
kelas 1 dan lama belajar
diperpanjang menjadi 7
tahun
Perbedaan lama belajar
juga cenderung hilang
setelah menambah kelas
4 dan kelas 5.
ELS menetukan pola
sekolah rendah 7 tahun,
yang kemudian diikuti
oleh HCS dan HIS
Kurikulum HCS sama
dengan ELSagar dapat
memberikan pendidikan
yang murni kepada anakanak cina.
PENDIDIKAN
MENENGAH
MATA PELAJARAN
Meer Uitgebreid
bahasa belanda sebagai
bahasa pengantar.
Program kurikulum
terdiri atas 4 bahasa:
Belanda, Perancis,
Inggris, dan Jerman.
Setengah dari waktu
digunakan untuk
pelajaran bahasa,
sepertiga untuk
matematika dan ilmu
pengetahuan alam, dan
seperenam untuk ilmu
pengetahuan sosial.
Lager Onderwijs
(Mulo)
Algemene
Middelbare School
(AMS)
Hogere Burger
School (HBS)
TEMPAT PEMBELAJARAN
LAMA
KEPENDUDUKAN
3 -4TAHUN (SETARA
SMP)
3 TAHUN ( SETARA
AMS menggunakan
sekolah AMS hanya ada di
pengantar bahasa Belanda beberapa ibu kota provinsi Hindia SMA)
dan pada tahun 1930-an
Belanda yaitu Medan (Sumatera),
Bandung (Jawa Barat), Semarang
(Jawa Tengah), Surabaya (Jawa
Timur), Makassar (Indonesia
Timur). Selain itu AMS ada di
Yogyakarta (Kasultanan
Yogyakarta), Surakarta
(Kasunanan Surakarta) dan
beberapa kota Karesidenan seperti
di Malang
bahasa Belanda sebagai
Pada waktu itu HBS hanya ada di 3 tahun
bahasa pengantarnya
kotaSurabaya,Semarang,Bandung,
Jakarta dan Medan, sedangkan
AMS ada di kota Jakarta,
Bandung, Medan, Yoyakarta dan
Surabaya
PENDIDIKAN KEJURUAN
Sekolah Pertukangan
(Amachts leergang)
sekolah berbahasa daerah dan menerima sekolah lulusan bumi putra kelas III
(limatahun). bertujuan untuk mendidik tukang-tukang
Sekolah Pertukangan
sekolah pertukangan berbahasa pengantar Belanda dan lamanya sekolah tiga
(Ambachtsschool)
tahun menerima lulusan HIS, HCS atau Schakel. Bertujuan untuk mendidik dan
mencetak mandor jurusanya antara lain montir mobil, mesin, listrik, kayu dan
piñata batu.
Sekolah Teknik
kelanjutan dari Ambachtsschool, berbahasa Belanda, lamanya sekolah 3 tahun.
(Technish Onderwijs)
bertujuan untuk mendidik tenaga-tenaga Indonesia untuk menjadi pengawas,
semacam tenaga teknik menengah dibawah insinyur.
4. Pendidikan Tinggi (Hooger Onderwijs)
Sekolah Tehnik Tinggi (Technische Hoge School)
Sekolah Tehnik Tinggi ini yang diberi nama THS didirikan atas usaha yayasan pada tahun 1920 di
Bandung. THS adalah sekolah Tinggi yang pertama di Indonesia, lama belajarnya lima tahun. Sekolah ini
kemudian menjelma menjadi ITB.
Sekolah Hakim Tinggi (Rechskundige Hoge school).
RHS didirikan pada tahun 1924 di Jakarta. Lama belajarnya 5 tahun, yang tama AMS dapat diterima
di RHS. Tamatan ini dijadikan jaksa atau hakim pada pengadilan.
Pendidikan Tinggi kedokteran
Lembaga ini di Indonesia di mulai dari sekolah dasar lima tahun. Bahasa pengantarnya bahasa
melayu .pada tahun 1902 sekolah dokter jawa diubah menjadi STOVIA (School Tot Opleiding Voor
Indische Artsen) yang menerima lulusan ELS, dan berbahasa pengantar Belanda. Lama belajarnya 7 tahun.
Kemudian syarat penerimaannya ditingkatkan menjadi lulusan MULO. Pada tahun 1913 disamping
STOVIA di Jakarta didirikan sekolah tinggi kedokteran (Geneeskundige Hogeschool) Yang lama
belajaranya 6 tahun dan menerima lulusan AMS dan HBS.
KELOMPOK 7
1.Perbedaan sistem pend.zaman VOC & Jepang dilihat dari tujuan, sistem pend., proses pembelajaran
Download