Uploaded by User44084

3. ANALISA INDIKATOR DAN DATA

advertisement
1. Analisis indikator
Data
Kesimpulan
Indikator Kesehatan
Hasil Survey
Prevalensi hipertensi di
Sesuai data yang
keluarga sehat yang
Indonesia berdasarkan
diperoleh pada hasil
dilakukan di RT 1
hasil pengukuran pada
survey di kelurahan
dan 2 kelurahan
umur ≥18 tahun sebesar
Bandungrejo, lansia yang
Bandungrejosari
25,8 persen. Jadi cakupan
didapati mempunyai
sebanyak 11 dari 57
nakes hanya 36,8 persen,
penyakit hipertensi masih
lansia terdiagnosa
sebagian besar (63,2%)
tergolong tinggi (19,3%)
hipertensi atau
kasus hipertensi di
dan tidak jauh berbeda
sebanyak 19,3%
masyarakat tidak
dengan hasil riskesdas
terdiagnosis. Data dari
pada tahun 2013 yaitu
Riskesdas (2013) pada
sebesar 20,5%.
usia 55 – 64 tahun
(Masalah : Aktual)
didapati sebanyak 20,5%
terdiagnosis hipertensi.
Perilaku lansia yang Secara
ditemukan
garis
besar, Perilaku
lansia
di posyandu lansia bertujuan mempunyai
wilayah
tersebut untuk
diantaranya
kurangnya olah raga wilayah
dan
lansia
di yang kurag terbukti hanya
masing-masing sebanyak 17,5% saja yang
untuk
menerapkan rutin
mengikuti kegiatan
Hasil
survey pola hidup sehat, yaitu diposyandu
keluarga
sehat, salah
sebanyak
17,5% aktivitas fisik (Depkes RI, meningkatkan
satuya
lansia
di
lansia.
adalah tersebut
melakukan kegiatan 2003)
rutin
kebiasaan
memantau olahraga dan aktifitas fisik
yaitu kesehatan
secara teratur.
masih
terkena
posyandu Selain olahraga, aktivitas Hipertensi.
fisik
Sebanyak 102 KK kegiatan
dapat
berupa (Masalah: Risiko)
sehari-hari
Hal
dapat
risiko
penyakit
yang terdapat di RT seperti berjalan, berkebun,
1 dan 2 didapatkan bermain
dan
menari
data bahwa terdapat (senam) (WHO, 2012)
41,1%
tidak
Keluarga Hasil penelitian Mannan
melakukan (2013) yang menunjukkan
olahraga
atau bahwa aktivitas fisik yang
aktifitas fisik secara kurang berisiko 2,67 kali
teratur.
menderita hipertensi
dibandingkan dengan
yang sering beraktivitas
fisik/olahraga.
Puskesmas
dapat
yang Penelitian yang dilakukan Keberadaan
dengan oleh
mudah
Mahyuliansyah kesehatan
dijangkau padatahun
oleh
masyarakat puskesmas
juga
terdapat Kecamatan
pelayanan
dokter
kesehatan
tidak
dapat
dalam yang dapat menimbulkan
seperti Mulianingtias2012 bahwa dan meningkatkan risiko
gigi,
dan lansia
posyandu sakit
sangat
optimal
oleh sebanyak
17,9%
lansia
sehingga lansia tidak sakit 2,1%.
belum
mencapai
sesuai
target
yang
ditetapkan
oleh
seperti
masyarakat
oleh (masalah : Aktual)
lansiasakitterdapat
dimanfaatkan
pada
rendah. khususnya
bidan. Namun belum Partisipasi
Depkes
dapat
Gubeng dimanfaatkan dengan baik
praktek, pemanfaatan
sasaran
yang
di meningkatkan
Mojo masyarakat
Surabaya
kesehatan
dokter
2009
fasilitas
dan
lansia
kasus hipertensi.
Serta
sebanyak Merokok dapat merusak Merokok yang dilakukan di
40,2% dari Keluarga dinding pembuluh darah dalam rumah tidak hanya
merokok di dalam dan mempercepat proses berpengaruh bagi masalah
rumah
lingkungan
kurang baik
dan pengerasan
yg darah
oleh
pembuluh kesehatan yang merokok
arteri.
Penelitian saja
Mannan
bahwa orang
perilakumerokok
kali
dengan
yang
berisiko dalam
dibandingkan termasuk
yang
tidak dapat
merokok.
berbagai
kesehatan
Berdasarkan
studi
pendahuluan
yang
dilakukan
pada
peneliti
tanggal 1 Januari 2016
kepada 9 orang lansia
laki-laki yang menderita
hipertensi
di
Muktiharjo
Kecamatan
Desa
Margorejo Kabupaten Pati,
dari 9 orang tersebut 6
diantaranya
mengatakan
sebagai perokok berat dan
3
diantaranya
merokok
pernah
kemudian
berhenti dimasa tuanya.
Desa
juga
Muktiharjo
terdiri
berada
rumah.
menderita prosentase
hipertensi
tetapi
(2013) berbahaya bagi kesehatan
menunjukkan
2,32
akan
Dengan
40,2%
tinggi
di
yang
maka
menimbulkan
masalah
dalam
masyarakat yang harus di
hindari (Masalah : Aktual)
dari 815 KK dan 2.836
jiwa, dari jumlah tersebut
berdasarkan
data
Puskesmas
Margorejo
didapatkan 152 lansia lakilaki menderita hipertensi
dan
50
lansia
diantaranya
hipertensi
laki-laki
menderita
juga
sebagai
perokok aktif. Faktor risiko
yang
mempengaruhi
hipertensi
adalah
kebiasaan merokok yang
pada umumnya terdapat
pada laki-laki perokok aktif
(Retnaningsih et al, 2016).
17,5%
melakukan Didapatkan data dari Studi Pemeriksaan
kegiatan
rutin
posyandu lansia
12,3%
di Pendahuluan
di
Bakulan
kesehatan
Dusun yang dilakukan oleh lansia
Wetan, terutama yang menderita
rutin Kecamatan Jetis Bantul, hipertensi
untuk
melakukan
terdapat 40 lansia yang mengontrol tekanan darah
pemeriksaan
berkunjung ke posyandu yang
kesehatan
lansia diketahui 40 (100%) posyandu lansia memiliki
pencatatan
lansia tersebut menderita partisipan
disediakan
lansia
oleh
yang
posyandu lansia di hipertensi. Dari 40 lansia masih minimimal padahal
RW 06 Kelurahan terdapat
Bandungrejosari
mencatat
melakukan
15
lansia salah
kunjungan pencegahan
menderita
tindakan
hipertensi
bahwa rutin ke posyandu lansia yaitu mengetahui tekanan
16% dari dari 31 tetapi masih mengalami darah
responden
satu
lansia kekambuhan
secara
hipertensi (masalah : actual)
meskipun jarang terjadi.
rutin
hipertensi.
Berdasarkan
catatan
pelaporan dari posyandu
lansia Sumber Sehat desa
Kangkung,
ternyata
sebesar 64% (130 orang).
Dari penderita hipertensi
tersebut hanya 32% (42
orang)
yang
melakukan
pemeriksaan secara rutin
tia bulan, seebihnya tidak
melakukan
secara
rutin
(Dinkes Demak, 2008).
Hasil
wawancara Studi pendahuluan yang Tingkat pengetahuan dari
didapatkan informasi dilakukanpada tanggal 1 seseorang mempengaruhi
bahwa
beberapa November
lansia
tidak diposyandu
mengetahui
mereka
mengetahui
dan 45orang perempuan dan bagaimana
mengontrol 25
Lansia
orang
laki.Sebagian
laki- hipertensi
besar
yang posyandu lansia inibanyak penyakit
ditemukan
tidak meminumobat
melakukan
dan
pengobatan
hipertensi Aktual)
orang
untuk tidakmengetahui
tentang
penyakit
tersebut
hipertensinya.
Kebanyakan
45
lansia danmenganggapnya biasa
mengetahui saja (Sari et al, 2018).
penyakit
penanganan
maka
di menimbulkan
mengidap hipertensi yang tidak patuh dalam lebih
tentang
yang
lansia dialami, karena dalam RW
menderita 70 orang lansia Terdiri dari belum
tekan darah.
tidak
kesehatan
jika Bululawang denganjumlah 06 banyak lansia yang
hipertensi
jarang
2016 kondisi
dapat
risiko
berkelanjutan
tinggi
(Masalah:
hipertensi
penanganannya.
dan Berdasarkan
hasil
wawancara
lansia,
beberapa
sebagian
lansia
hanya minum obat ketika
tekanan
darah
naik,
sedangkan kalau tekanan
darahnya
sudah
turun
banyak lansia yang tidak
minum obat karena masih
banyak lansia yang tidak
mengerti
tentang
hipertensi dan pentingnya
minum obat secara teratur
(Sari et al, 2018).
Survey
di
Puskesmas
Pingit
Kecamatan
Pringsurat
Kabupaten
Temanggung
didapatkan
jumlah kunjungan pasien
dari
bulan
Maret
–
Agustus 2012 adalah 838
orang. Sebanyak 31 orang
pasien hipertensi di desa
Pingit tidak pernah kontrol
ke Puskesmas Pingit, 9
orang
hipertensi
mengatakan
dianggap
penyakit tidak berbahaya.
kurangnya konsumsi Asupan makanan dengan Dalam masyarakat RW 06
buah
kandungan
lemak
dan beberapa
masyarakat
kurangnya perhatian natrium yang tinggi dapat masih
terhadap lingkungan mempengaruhi
yang
minimal
tinggi mengonsumsi buah yang
menunjang rendahnya tekanan darah dapat
kesehatan
dalam
khususnya
kasus menyebabkan
Hipertensi
tubuh
sehingga gangguan
meningkat
menurunkan
darah
akan
tekanan
pada
beberapa
kasus tertentu (Ernitasari
dkk, 2009)
Kepatuhan
dicapai
sangat
pada
hipertensi
sulit
pasien
yang
menunjukkan
tidak
gejala
sebelum
memulai
pengobatan
sehingga
keberlanjutan
proses
pengobatan
sangat
bergantung pada persepsi
penderita tentang manfaat
obat yang dikonsumsinya.
Apabila penderita hanya
merasakan efek samping
dari obat yang diberikan
dan
tidak
menyadari
manfaat jangka panjang
dari
terapi
dijalankan,
terapi
akan
menyebabkan
kesehatan
terjadinya (Masalah : Risiko)
hipertensi. Asupan kalium
yang
dalam
yang
keberlanjutan
bergantung
pada
informasi
diterima
penderita
yang
dari
lingkungan sosial.
2. Analisis data
Data
Masalah Keperawatan
Data Primer :
-
Ketidakefektifan
Dari hasil survey yang didapatkan dari Kesehatan
pencatatan posyandu lansia di RW 06,
mencatat bahwa 16% dari dari 30
anggota posyandu lansia menderita
hipertensi
-
Hasil Survey keluarga sehat yang
dilakukan RT 1 dan 2 sebanyak 11
dari 57 lansia atau 19,3% terdiagnosa
hipertensi
-
Berdasarkan
dari
hasil
survey,
didapatkan RT 1 dan 2, dari 102 KK
sebanyak 11,8% diantaranya tidak
mengonsumsi buah dan sayur
-
Berdasarkan dari hasil survey dari 102
KK,
sebanyak
40,2%
keluarga
merokok di dalam rumah
-
Berdasarkan dari hasil survey dari 102
KK, terdapat 41,1% keluarga tidak
melakukan olahraga atau aktifitas fisik
secara teratur
Data Sekunder :
-
Berdasarkan
hasil
wawancara,
Manajemen
didapatkan informasi bahwa beberapa
lansia tidak mengetahui jika mereka
menderita
hipertensi
dan
jarang
mengontrol tekan darah.
-
Berdasarkan hasil wawancara, lansia
yang mengidap hipertensi ditemukan
tidak melakukan pengobatan untuk
hipertensinya dan kebanyakan lansia
tidak mengetahui tentang penyakit
hipertensi dan penanganannya.
Data Primer :
-
Defisiensi
Berdasarkan survey keluarga yang Komunitas
dilakukan RT 1 dan 2, sebanyak
17,5% anggota lansia melakukan
kegiatan rutin di posyandu lansia
-
Berdasarkan survey keluarga yang
dilakukan RT 1 dan 2, sebanyak
12,3% rutin melakukan pemeriksaan
kesehatan
Data Sekunder :
-
Berdasarkan
wawancara
yang
dilakukan ke Kader Kesehatan dalam
posyandu lansia terdapat beberapa
program
rutin,
yaitu
pengecekan
kesehatan dan senam lansia. Akan
tetapi, program tersebut hanya diikuti
30-40% lansia di RT 1 dan 2
3. Penepatan prioritas masalah
Kesehatan
Diagnosa
Keperawatan
Motivasi
Masyarakat
Pentingnya
Untuk
masalah
Menyelesaik
Untuk
Diselesaikan an Masalah
1 : rendah
0 : tidak ada
2 : sedang
1 : rendah
3 : tinggi
2 : sedang
3 : tinggi
Peningkatan
Kualitas
Hidup
Masyarakat
bila masalah
diselesaikan
0 : tidak ada
1 : rendah
2 : sedang
Rangking
masalah
dari 1
sampai 6
Jml
1 : paling
skor
tidak penting
6 : yang
paling
penting
3 : tinggi
Ketidakefektif
an
Manajemen
Kesehatan
2
2
3
6
Defisiensi
Kesehatan
Komunitas
3
2
2
5
4. Daftar prioritas diagnose
a. Xx
b. xxx
13
12
Download