1. Penulis Critical apprasial : Penulis dalam jurnal ini adalah : Pengajar bagian psikiatri University of Heidelberg, Jerman; Dokter pada bagian psikiatri dan psikoterapi di SRH Hospital KarlsbadLangensteinbach, Jerman; Psikiater di Psychiatrisches Zentrum Nordbaden, Jerman. 2. Penerbit Hindawi Publishing Coorporation, Schizophrenia Research and Treatment Tebusan: Judul : http:/downloads.hindawi.com/journals/schizort/2016/8213165 Influence of Antipsychotic and Anticholinergic Loads on Cognitive Functions in Patients with Schizophrenia 3. Abstrak : Critical Apprasial : Abtsrak jurnal sudah lengkap dengan terdiri dari tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. 4. Pendahuluan/Latar Belakang : Critical apprasial : Penelitian pada jurnal ini memiliki tujuan untuk menambah pengetahuan terhadap hubungan pemberian antipsikotik dan antikolinergik terhadap fungsi kognitif pada pasien skizofrenia. Penelitian dilakukan dengan memperhatikan beberapa variabel fungsi kognitif seperti verbal memori, atensi, kemampuan memproses informasi dan fungsi eksekutif. 5. Metode Penelitian Critical apprasial : Desain penelitian dalam jurnal ini sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian. 6. Referensi Jurnal Referensi yang dipakai dalam jurnal ini berjumlah 38 jurnal mempunyai rentang tahun 1978-2015. 1 BAB I PENDAHULUAN Disamping gejala positif dan negatif dari skizofrenia, gejala kognitif merupakan gejala yang tidak kalah penting pada penderita skizofrenia. Beberapa pasien mengalami defisit fungsi kognitif seperti gangguan atensi, memori dan beberapa gangguan pada fungsi eksekutif. Gejala dari gangguan dari kognitif dapat timbul sebelum atau bersamaan dengan timbulnya gejala positif dari skizofrenia dan kemudian akan menetap secara stabil selama pasien mengalami gangguan. Penatalaksanaan dari gangguan kognitif pada pasien skizofrenia saat ini menjadi fokus dari beberapa penelitian, terdapat beberapa bukti penggunaan antipsikotik memiliki efek positif terhadap gangguan kognitif. Walaupun dikatakan antipsikotik memiliki efek positif terhadap gangguan kognitif, namun antipsikotik memiliki efek samping pada fungsi kognitif. Generasi pertama dari antipsikotik dikatakan mempengaruhi fungsi memori dan pemahaman terutama apabila diberikan dalam dosis tinggi. Terdapat juga beberapa bukti yang menyatakan penggunaan dosis tinggi pada mono atau politerapi dari antipsikotik dapat mempengaruhi fungsi kognitif seseorang secara signifikan, walaupun beberapa penelitian terkadang gagal untuk mengulangi penelitian ini. Kemudian, penggunaan antipsikotik dapat menyebabkan hilangnya jaringan di otak ketika digunakan dalam jangka waktu yang lama dan dengan dosis yang tinggi. Terdapat dua mekanisme yang menjelaskan mengenai terjadinya disfungsi kognitif pada pasien yang sedang menggunakan antipsikotik. Yang pertama adalah, blokade dari Dopamine reseptor. Ketidakseimbangan blokade Dopamine reseptor menyebabkan berkurangnya aktivitas dari striatal dan telencefali sehingga menyebabkan gangguan pada kecepatan memproses informasi dan gangguan pada atensi. Variasi individu dalam kerentanan terhadap mekanisme ini mungkin ditunjukkan oleh kadar dopamin awal endogen yang berbeda-beda. Studi lainnya mendapatkan penggunaan antipsikotik selama 7 hari pada orang yang sehat memberikan efek negatif pada kemampuan memproses informasi dan atensi dibandingkan dengan pemberian plasebo. Mekanisme kedua terjadinya disfungsi kognitif pada pasien dengan antipsikotik adalah blokade dari kolinergik. Penjelasan ini didukung pada tingkat biologis dari pengamatan profil pengikatan obat ke muskarinik serebral reseptor yang ditemukan di hampir semua sistem kolinergik yang ada di otak. Secara ringkas, antipsikotik hanya 2 memiliki efek relevan yang kecil pada fungsi kognitif, dan terdapat beberapa bukti yang menyatakan penggunaan antipsikotik yang melebihi dosis harian akan menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif dan kehilangan jaringan di otak pada beberapa pasien, hal ini juga sejalan dengan beberapa penelitian yang menyatakan dosis yang tinggi dari kolinergik dapat menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif. 3 ABSTRAK JURNAL Banyak pasien skizofrenia yang mengalami gangguan kognitif. Terdapat beberapa bukti yang menyatakan penggunaan antipsikotik yang melebihi dosis harian akan menyebabkan gangguan kognitif. Oleh karena antipsikotik merupakan antagonis D2 reseptor sehingga antipsikotik akan berikatan dengan kolinergik muskarinik reseptor. Terapi dengan menggunakan dosis tinggi obat kolinergik akan menyebabkan gangguan memori dan atensi. Untuk mengetahui hubungan antara kognitif individu dengan penggunaan antipsikotik dan obat kolinergik, dilakukan analisis retrospektif dengan n= 104 dari pasien yang didiagnosa menderita skizofrenia dan sudah melakukan neuropsikologikal komprehensif tes. Untuk menghitung dosis harian antipsikotik dan obat kolinergik, pada saat tes dilakukan obat dikonversi sesuai dengan kesetaraan model. Setelah dilakukan lima prinsipal komponen kognitif, kemudian dilakukan pemeriksaan pengaruh dosis harian antpsikotik dan obat kolinergik terhadap fungsi kognitif pada sampel penelitian dan subgroup menggunakan analisis regresi multiple. Terakhir, dilakukan weighted scatterplot smoothing untuk meneliti lebih jauh pengaruh pada fungsi kognitif dengan dosis obat yang ditingkatkan. Hasil menunjukkan efek negatif yang signifikan dari dosis harian antipsikotik pada kecepatan memproses informasi dan memori verbal. Tidak didapatkan efek pada penggunaan obat kolinergik. 4 BAB II RINGKASAN JURNAL Isi Jurnal Jurnal ini memaparkan pengaruh antipsikotik dan obat kolinergik terhadap fungsi kognitif yang diteliti pada pasien skizofrenia. Hubungan antara keduanya diteliti secara keseluruhan pada pasien yang hanya mengkonsumsi antipsikotik dan pada pasien yang menkonsumsi antipsikotik dan obat antikolinergik, serta menilai dasar fungsi kognitif dari pasien skizofrenia. Penelitian ini dilakukan pada akhir tahun 2015 dengan mengumpulkan artikel antara tahun 1978-2015. Untuk mengukur defisit kognitif pada pasien skizofrenia digunakan tes neuropsikologikal berdasarkan MATRICS yang untuk menilai verbal memori, atensi, fungsi eksekutif dan kecepatan memproses informasi dan sudah dilakukan informed consent untuk mengevaluasi data dengan tujuan untuk dilakukan penelitian. Tujuan Penelitian Penelitian ini untuk mengetahui fungsi kognitif pasien skizofrenia yang dihubungkan dengan dosis harian antipsikotik dan obat antikolinergik dan kombinasi keduanya, fungsi kognitif dilihat dari memori, kecepatan memproses informasi, fungsi eksekutif dan atensi. Sebelumnya didapatkan penggunaan antipsikotik dan obat antikolinergik dapat menyebabkan gangguan kognitif yang penelitiannya dilakukan secara terpisah antara kedua obat tersebut, dan pada penelitian ini dilakukan kombinasi terapi pada kedua obat tersebut untuk mengetahui lebih lanjut apakah kombinasi kedua obat tersebut dapat mempengaruhi fungsi kognitif pada pasien skizofrenia. Subjek Penelitian Subjek penelitian diambil dari 458 pasien psikiatrik antara tahun 2004-2010 yang sudah menjalani tes neuropsikologikal pada 2 jam sesi pagi hari yang sudah merupakan kegiatan rutin di Psychiatric Outpatient Unit for Cognitive Training of the Psychiatric Department at the Heidelberg University Hospital yang berada di Jerman. Dari 458 pasien, n= 126 memenuhi kriteria skizofrenia pada ICD-10. Pasien dengan diagnose skizoafektif tidak dimasukkan dalam penelitian ini. 5 HASIL 1. Baseline Cognitive Performance Angka rata-rata dari kontrol populasi digunakan untuk dibandingkan dengan sampel pada penelitian ini. Hasil baseline dari parameter fungsi kognitif pada sampel penelitian didapatkan angka rata-rata yang lebih rendah dari angka kontrol populasi (<50). Hasil dari sampel pada subgroup A dan B menunjukkan hasil yang sama dan pada pasien yang sehat didapatkan hasil yang lebih baik. 2. Efek dari dosis harian antipsikotik dan antikolinergik. Pengaruh dosis harian antipsikotik dan antikolinergik pada fungsi kognitif diteliti dengan menggunakan analisis multiple regresi di beberapa bagian pada sampel penelitian, kontrol dilakukan pada usia, jenis kelamin, edukasi dan lama menderita penyakit. Pada tahap analisis, hanya pasien yang minum obat yang masuk dalam analisis ini n=104. Multiple Regression Analyses in the Medicated Sample n=104, didapatkan efek signifikan pada pemberian dosis harian antipsikotik dengan penurunan fungsi kognitif (𝐵 = .242, 𝑝 < .05) dan tidak ditemukan efek pada pemberian dosis harian antikolinergik. Multiple Regression Analyses in the Subgroups of ADD Only versus ADD + CDD Receivers, kemudian pasien dikelompokkan menjadi group A dan group B. Group A terdiri dari pasien yang hanya meminum obat antipsikotik tanpa antikolinergik (ADD only; 𝑛 = 41), dan group B terdiri dari pasien yang meminum obat antipsikotik dan atau antikolinergik (n= 63). Pertama, kedua group ini dibandingkan menggunakan ANOVA dan tabel analisis 6 kontingensi. Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada group yang diobservasi berdasarkan demografi, klinikan dan variabel kognitif. Efek kecenderungan untuk umur (p< .10), waktu dari pertama kali onset muncul (p< .10), dan kemudian dilakukan analisis efek pengobatan pada group A dan group B secara terpisah, dengan menggunakan analisis regresi multiple. Pada group A didapatkan tidak ada hasil yang signifikan pada faktor kognitif di semua variabel. Bagaimanapun, pada hubungan preliminary group A didapatkan hubungan yang signifikan antara dosis harian antipsikotik dengan verbal memori (𝑟 = −.344, 𝑝 < .05), efek yang hilang dari model regresi kemungkinan dikarenakan data statistik yang kurang baik. Pada group B, didapatkan hasil signifikan antara dosis harian antipsikotik (𝐵 = .292, 𝑝 < .05), dan didapatkan hasil yang tidak signifikan antara pemberian dosis harian antikolinergik (p< .10). Locally Weighted Scatterplot Smoothing (Loess). Untuk meneliti lebih lanjut dari analisis regresi multiple yang telah dilakukan sebelumnya, digunakan LOESS untuk meneliti pengaruh dosis yang dinaikkan dengan fungsi kognitif pada semua sampel dan subgroup. Dilihat dari semua sampel (n=104), didapatkan peningkatan verbal memori kemudian terjadi penurunan mendadak dari angka rata-rata ketika dosis dinaikkan 4.53 mg/d RIS-Eq. DISKUSI Seperti yang telah diduga sebelumnya, pasien dengan skizofrenia memiliki baseline kognitif yang lebih rendah dari populasi kontrol. Dikatakan pasien tanpa obat memiliki fungsi kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan pasien yang meminum obat. Pemberian dosis harian antipsikotik yang tinggi berhubungan dengan lambatnya memproses informasi, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pasien yang meminum obat antipsikotik dengan antikolinergik seperti olanzapine memiliki kecepatan informasi yang lebih lambat, hasil ini tidak sejalan dengan pasien yang hanya meminum antipsikotik tanpa antikolinergik seperti aripiprazole. Hal ini menandakan penggunaan antikolinergik dan antipsikotik akan memperlambat kecepatan memproses informasi pada pasien skizofrenia. Terdapat penelitian lain yang mengatakan, penggunaan polifarmasi dan atau dosis yang terlalu tinggi (chlorpromazine equivalents of 1000mg/d) dihubungkan dengan kemampuan visual memori yang buruk, delayed recall, IQ yang rendah, dan penurunan pada fungsi eksekutif. Dikatakan pengurangan dosis akan meningkatkan fungsi kognitif pasien. Efek dari antikolinergik terhadap fungsi kognitif pasien skizofrenia sudah banyak diketahui. Terdapat bukti yang kuat bahwa pemberian antikolinergik akan mengganggu 7 fungsi kogntitif, terutama fungsi memori dan atensi, dan terdapat perbaikan fungsi memori dengan dosis antikolinergik yang diturunkan. Didapatkan juga gangguan fungsi kognitif juga dapat terjadi dengan pemberian dosis antikolinergik yang meningkat. Namun pada penelitian ini tidak didapatkan efek yang signifikan pada sampel yang meminum obat anti kolinergik, hal ini mungkin terjadi karena kalkulasi dari dosis ekuivalen. Kemudian, analisis kognitif menggunakan LOESS mendapatkan efek negative yang sama pada fungsi kognitif setelah sampel dipisahkan kedalam subgroup. Pada group B (antipsikotik+antikolinergik) kemampuan memproses informasi menjadi terganggu seiring dengan peningkatan dosis dari antikolinergik, dan kemampuan verbal memori terganggu dengan peningkatan dosis antipsikotik 4.26mg Ris-Eq. KETERBATASAN PENELITIAN Terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian ini. Pertama, hasil dari penelitian ini harus diintepretasikan secara teliti karena analisis diambil dari data retrospektif korelatif, yang menandakan hubungan antara keduanya tidak bisa terlihat dengan begitu baik. Kemudian sampel pada penelitian ini rata-rata berusia masih muda dan durasi menderita penyakit yang relatif singkat, kedua faktor ini akan menampilkan fungsi kognitif yang baik pada tes MATRICS. Lalu pada penelitian ini, pasien dengan skizoafektif tidak dimasukkan dalam sampel penelitian, hal ini dikarenakan fungsi neurokognitif pasien skizoafektif berbeda dengan pasien skizofrenia. 8 Kesimpulan Penelitian ini mendukung literatur yang menunjukkan bahwa obat antipsikotik memiliki efek samping pada fungsi kognitif, khususnya pada pasien skizofrenia. Diketahui antipsikotik memiliki efek negative pada fungsi kognitif, sedangkan pemberian antikolinergik atau bersama antikolinergik tidak didapatkan gangguan fungsi kognitif yang signifikan. Pentingnya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan antara keduanya, sebagai contoh, implikasi klinik dari penelitian ini dan efek perbedaan pada berbagai fungsi kognitif dari clozapine antikolinergik dan hubungannya dengan neurotransmitter lainnya. 9