Uploaded by User43555

Dokumen Blueprint ICT

advertisement
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah Cetak Biru TIK (ICT Blueprint) 2014-2018 dapat diselesaikan.
Blueprint TIK Universitas Negeri Makassar (UNM) ini diharapkan mampu memberikan arah
dan langkah dalam mencapai cita-cita dalam pemanfaatan Tl secara utuh dalam kurun
waktu tersebut.
Berdasarkan sebuah proses yang partisipatif bersama dari para civitas akademika;
Fakultas, Lembaga, Biro, Bagian, ICT Center dan Unit-unit TIK dalam lingkungan UNM sehingga
dihasilkanlah suatu pedoman yang memberikan kesamaan pola pikir, visi dan misi dalam
pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Universitas Negeri Makassar (UNM) berharap Cetak Biru (Blueprint) yang dirancang
untuk jangka waktu yang cukup panjang yaitu 5 tahun dapat menjadi langkah besar untuk
pengembangan teknologi informasi yang akan dilakukan serta diharapkan dapat berjalan
lebih baik lagi, lebih terstuktur, lebih terukur dan tepat sasaran.
Blueprint teknologi informasi 2014-2018 ini merupakan dokumen yang bersifat
dinamis, sehingga isinya akan selalu dimutakhirkan sesuai perkembangan dan pelaksanaan
dilapangan oleh karenanya dukungan dari berbagai pihak, terutama civitas akademika
sangat diharapkan.
Pada kesempatan ini pula saya ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah mendukung dalam penyusunan blueprint teknologi informasi dan komuniksi ini,
yaitu para pimpinan Fakultas, Lembaga, Biro, ICT Center dan Unit-unit ICT yang ada.
Penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada para anggota tim penyusun dan tim
perumus dari blueprint teknologi informasi dan omunikasi Universitas Negeri Makassar
(UNM) 2014-2018 ini. Semoga kerja keras kita menjadi pemicu bagi semua pihak untuk
bergerak mencapai terwujudnya "Universitas Negeri Makassar (UNM) Berstandar
Internasional dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tepat terstruktur, terukur
dan tepat sasaran".
Makassar, Desember 2013
Rektor,
Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd.
NIP. 196207141987021001
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menyadari pentingnya teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan,
pimpinan UNM telah mencetuskan gagasan pengembangan teknologi informasi pada akhir
tahun 2004 yang diwujudkan dengan pembentukan tim PPTI (Pusat Pengembangan
Teknologi Informasi) dibawah naungan SISDIKSAT UNM pada Maret 2005. PPTI ini secara
umum berfungsi untuk membuat perencanaan dan melakukan pengembangan TIK yang
pelayanannya mencakup semua unit yang ada di UNM. PPTI ini terdiri atas 3 divisi, yakni
Divisi Administrasi Server, Divisi Pengembangan Website, dan Divisi Jaringan. Divisi
administrasi server bertugas untuk mengelola dan memelihara server Universitas yang
merupakan gateway untuk akses internet bagi seluruh unit yang terkoneksi melalui jaringan
lokal. Divisi pengembangan website bertugas untuk mengembangkan website dan
memutakhirkan (update) informasi secara berkala. Divisi jaringan bertugas untuk melakukan
pengembangan dan pemeliharaan jaringan ke beberapa unit di UNM. Untuk mendukung tim
ini, UNM juga mengangkat Tim Database pada Mei 2005. Tugas utama tim adalah
merencanakan dan mengembangkan database universitas. Namun, tim ini belum dapat
bekerja secara maksimal karena beberapa alasan, terutama ketersediaan data yang kurang
dan rendahnya kesadaran dalam hal pemanfaatan TIK.
Pengelolaan TIK pada tingkat fakultas, lembaga, dan UPT belum terkoordinasi
dengan baik. Beberapa fakultas/unit telah memiliki tim khusus yang menangani TIK.
Idealnya, tim pengelola TIK harus ada pada setiap unit dibawah koordinasi langsung TIM TIK
tingkat universitas. Dengan demikian, pemanfaatan TIK dapat dioptimalkan untuk
menunjang manajemen universitas secara keseluruhan. Ini merupakan aspek kelemahan
yang dimiliki UNM yang harus segera dibenahi.
Sebelum UPT ICT center terbentuk, pengelolaan TIK di UNM di lakukan oleh UPT
BKS/SISDIKSAT, UPT ini sesungguhnya merupakan bagian dari badan kerjasama Indonesia
Timur dalam rangka pengembangan Sistem Pendidikan Satelit. Sistem ini mulai ditinggalkan
seiring perkembangan teknologi internet yang memungkinkan sistem pendidikan jarak jauh
yang lebih murah, efektif dan efesien. Karena alasan itupula BKS/SISDIKSAT lebih
berkonsentrasi pada pengembangan TIK di UNM. Dengan unit pendukungnya, sampai awal
2008, BKS/SISDIKSAT telah melakukan pengembangan berbagai layanan TIK dilingkungan
UNM seperti aplikasi web server, email server, dan data base server, jaringan komputer
lokal pada setiap kampus serta jaringan antar kampus UNM pada 4 lokasi kampus yang
berjarak hingga 5 km. UNM juga telah terkoneksi dengan backbone DIKTI melalui simpul
Inherent yang ada di UNHAS dengan menggunakan antenna canopy point to point pada
frekuensi 2,4 Ghz dan mikrotic point to point pada frekuensi 5,8 Ghz. Selain itu, UNM juga
telah terhubung dengan Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) melalui antena VSAT serta
pada awal tahun 2009 telah melakukan kesepatan dengan seamolec untuk melakukan
koneksi pembelajaran jarak jauh melalui teknologi multitasking.
2
Aktivitas yang telah dilaksanakan antara lain: peningkatan layanan Akses intranet
dan internet, pengembangan sistem informasi akademik, dan peningkatan kemampuan staf
akademik dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran berbasis TIK, serta
pengembangan sistem aplikasi untuk kepentingan stakeholder.
Perluasan akses tugas dan tanggung jawab BKS/SISDIKSAT mendorong diperlukannya
perubahan nama unit penunjang BKS/SISDISAT menjadi ICT Center UNM pada awal tahun
2009. Hingga penghujung tahun 2011 ini, layanan jaringan yang telah dilakukan oleh ICT
Center adalah 6 kampus UNM, yaitu kampus Gunung Sari, kampus Parang Tambung ,
kampus Banta-Bantaeng , kampus Tidung, Kampus UNM Bone , Kampus UNM Pare-Pare.
Terdiri dari 9 fakultas Sarjana dan Program Pascasarjana. Implementasi
penggunaan/pemanfaatan TIK, yaitu:
a. Dari sisi hardware dan jaringan intra/internet yang menghubungkan node-node
dalam lingkup kampus UNM dengan memanfaatkan teknologi wireless LAN sebagai
backbone dan bandwidth distribute
b. Saat ini UNM telah memiliki SIA mencakup data master (dosen/mahasiswa dan
mata kuliah), data transaksi akademik (penugasan, KRS dan nilai KHS dan Transkrip)
dan lain-lain dengan kondisi data 90%.
c. Saat ini telah dikembangkan sistem informasi lainnya diantaranya simpeg, simkeu,
sima, sim alumni dll, yang diharapkan rampung akhir tahun 2011.
d. Saat ini telah dibangun jaringan Fiber Optik antar gedung dalam ligkungan kampus
Gunungsari, Parangtambung, Tidung dn Banta’bantaeng.
e. Saat ini telah dibangun tower untuk koneksi point to point ke empat (ke-4) kampus
dan antar gedung. Tower ini diperuntukkan agar UNM memiliki infrastruktur sendiri
untuk melakukan koneksi antar kampus.
Namun seiring dengan perkembangan dinamika kampus UNM yang menuntut
peningkatan kapasitas TIK dan mampu melakukan lompatan besar dalam implementasinya,
maka diperlukan peningkatan SDM, pengembangan aplikasi & content, serta peningkatan
infrastruktur hardware dan jaringan intra/internet yang baik agar kampus UNM dapat
bersaing dengan kampus-kampus besar di Pulau Jawa bahkan kampus-kampus luar negeri
dalam mencapai visi dan misi universitas.
B. TUGAS DAN FUNGSI
1. TUGAS
Mengelola, memelihara dan mengembangkan kualitas dan kapasitas UNM dalam
bidang TIK
2. FUNGSI
a.
b.
c.
d.
Meningkatkan kapasitas UNM dalam bidang TIK, baik dalam hal perangkat keras
maupun perangkat lunak.
Meningkatkan kapasitas sivitas akademika UNM dan masyarakat umum dalam
bidang TIK.
Meningkatkan kecakapan hidup sivitas akademika dalam bidang TIK.
Meningkatkan mutu pembelajaran berbasis TIK di UNM.
3
e.
f.
Meningkatkan mutu pelayanan akademik dan administrasi bagi sivitas akademika
UNM.
Menyediakan layanan hosting
3. TUJUAN
Blue Print TIK UNM 2014 – 2018 memberikan landasan bagi penataan kelembagaan,
arah, tahapan dan strategi pengembangan teknologi informasi dan komunikasi Universitas
Negeri Makassar (UNM).
a. Terlatihnya SDM pengguna dan pengelola TIK dilingkungan UNM sesuai dengan Tata
Kelola TI (IT Governance) yang baik
b. Tersedianya perangkat keras (infrastruktur hardware dan jaringan intra/internet)
pendukung operasional sistem informasi kampus yang terintegrasi
c. Terpenuhinya standar-standar baku yang berlaku dalam implementasi infrastruktur
hardware, jaringan intra/internet & pengembangan aplikasi
d. Tersedianya aplikasi-aplikasi yang dapat menunjang business process dan/atau
administrasi akademis
e. Tersedianya layanan TIK yang dapat memenuhi kebutuhan internal UNM dan
kebutuhan eksternal institusi diluar kampus (melalui proses kerjasama antar
institusi/lembaga)
4. SASARAN
a. Pada akhir tahun 2014 seluruh kampus UNM yang lokasinya terpencar dapat
disatukan dalam satu sistem tata kelola melalui jaringan TIK
b. Pada akhir tahun 2014 telah terimplementasikan sistem informasi manajemen
terpadu (SIMPADU) yang mensinergikan sistem informasi akademik (SIAKAD),
kepegawaian (SIMPEG), keuangan (SIMKEU), dan sarana dan prasarana (SIMFAS),
yang dilengkapi dengan perangkat lunak sistem pendukung kebijakan Decision
Supporting System (DSS) dan diarahkan untuk meningkatkan transparansi,
akuntabilitas dan kualitas kinerja UNM
c. Pada akhir tahun 2015, UNM telah mampu menjadi salah satu kampus penyedia
konten (content provider) untuk bidang pendidikan
d. Pada akhir tahun 2016, UNM meraih sertifikasi ISO atau sejenisnya dalam bidang
sistem informasi manajemen.
e. Pada akhir tahun 2017 telah terwujud infrastruktur yang mantap serta kondusif
bagi terbentuknya lembaga baru pengembangan TIK UNM yang berfungsi sebagai
resource center.
f. Pada akhir tahun 2018, UNM telah mampu menjadi salah satu kampus penyedia
konten (content provider) dan penyedia layanan internet (internet service
provider).
C. ISU STRATEGIS DAN KEBIJAKAN UTAMA
1. ISU STRATEGIS
a. Meningkatnya tuntutan dan kebutuhan terhadap manajemen UNM yang efisien,
efektif, transparan dan akuntabel sebagai ciri perguruan tinggi moderen yang
otonom
4
b. Meningkatnya tugas dan tanggungjawab UNM sebagai lembaga pendidikan tinggi
yang juga merupakan LPTK terkait dengan program peningkatan kualifikasi,
sertifikasi dan pendidikan profesi guru sebagaimana diamanatkan oleh UU No.20
tahun 2003 tentang Sisdiknas, PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan dan UU No.14 Tahun 2007 tentang Guru dan Dosen.
c. Besarnya potensi UNM sebagai multi kampus yang dapat dimanfaatkan untuk
memperluas akses pendidikan.
d. Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, memperkaya model
penyelenggaraan pendidikan dan mendukung tugas-tugas manajemen UNM.
2. KEBIJAKAN UTAMA
a. Strategi pengembangan TIK didasarkan atas kebijakan sentralisasi sistem dan
desentralisasi kewenangan.
b. Arah pengembangan TIK mengikuti kebijakan taat asas dan jaminan keamanan
dengan memanfaatkan perangkat lunak open source dan perangkat legal lainnya.
c. Tahapan pengembangan TIK didasarkan atas kebijakan keterpaduan dan
keseluruhan.
5
BAB II
Analisis Kondisi TIK
A. Analisis Kondisi Internal
Sebagai sebuah organisasi pendidikan tinggi publik, Universitas Negeri Makassar
memiliki fakultas, jurusan, program studi, lembaga-lembaga dan unit-unit pelaksana teknis
yang jumlahnya cukup besar dan terkait satu sama lain. Setiap bagian organisasi tersebut
memiliki sumber daya dan program kerja yang akan mempengaruhi dalam perencanaan TIK
di UNM. Program studi menggunakan berbagai perangkat dan layanan TIK untuk proses
belajar mengajar, e-administrasi, input data akademik, publikasi informasi dan akses
informasi (internet). Lembaga di UNM yaitu Lembaga penelitian dan Lembaga Pengabdian
Masyarakat menggunakan perangkat dan layanan TIK dalam pendataan proposal, laporan
dan jurnal penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Unit Pelaksana Teknis menggunakan
TIK dalam memberikan layanan pada civitas akademik demi efisiensi dan efektifitas layanan.
Analisis lingkungan internal berikut adalah analisis situasi internal yang mempengaruhi
kebijakan TIK di UNM.
Secara internal, ICT Center Universitas Negeri Makassar berkewajiban untuk
memberikan layanan dan akses terhadap fasilitas ICT bagi semua civitas akademika UNM.
baik untuk pembelajaran, penelitian dan administrasi. Semua program studi, Unit Pelaksana
Tenis maupun Lembaga di UNM memiliki program kerja yang berkaitan dengan TIK. Untuk
mendukung tersedianya layanan dan fasilitas ini dibutuhkan infrastruktur, hardware,
software dan sumber daya manusia. Dalam hal ini beberapa faktor pendukung termasuk
komitmen pimpinan universitas dalam pengembangan TIK dengan menempatkan TIK
sebagai indikator setiap pengembangan program di Renstra UNM. Sumber daya dari
berbagai bidang ilmu (program studi) di UNM yang bersinergi dalam pengembangan TIK.
Namun, ada juga beberapa faktor kendala yang harus dipertimbangkan yaitu (1) kondisi
dimana lokasi kampus yang terpisah; UNM memiliki 6 (enam) kampus pada lokasi yang
terpisah. 4 (empat) kampus berada di kota Makassar maisng-masing di Gunung Sari, Parang
Tambung, Banta-bantaeng dan Tidung. Kampus pusat berada di Gunung Sari sementara 3
kampus lainnya berjarak antara 2-5 km. Kondisi ini merupakan kendala dalam koneksi
jaringan termasuk maintenance (pemeliharaannya) (2) Besarnya jumlah mahasiswa; UNM
setiap tahunnya rata-rata memiliki jumlah mahasiswa aktif 25.000 orang (3) perangkat TIK
yang ada belum mampu mengokomodir jumlah mahasiswa tersebut; hal ini ditunjukkan
dengan rasio PC/mahasiswa masih sangat rendah (4) Tidak ada program studi khusus; dari
52 Program studi di UNM, belum ada satupun yang bersinggungan langsung dengan TIK,
sumber daya TIK yang ada umumnya berasal dari fakultas MIPA dan Teknik.
B. ANALISIS KONDISI EKSTERNAL
Sebagai salah satu unit central dari suatu Perguruan Tinggi publik, ICT Center akan
dipengaruhi oleh berbagai perubahan politik, ekonomi, sosial dan IPTEK dalam masyarakat,
6
baik nasional maupun internasional. Analisis lingkungan eksternal berikut ini merupakan
analisis tentang kondisi-kondisi penting yang sangat berpengaruh pada sistem manajemen
UNM, yang akan memberikan pengaruh pada sistem manajemen ICT Center UNM.
1. Perubahan Peraturan Perundangan dan Kebijakan Pemerintah tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
Peraturan perundangan dan Kebijakan yang paling besar dampaknya bagi
penyelenggaraan UNM adalah Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang. Sistem
Pendidikan Nasional, HELTS DIKTI 2003-2010, dan terakhir, RENSTRA DIKNAS 2005-2009.
UU No. 20 tahun 2003 menuntut seluruh institusi pendidikan, termasuk Perguruan Tinggi
untuk menjadi subjek hukum dalam bentuk institusi Badan Hukum Pendidikan. HELTS DIKTI
2003-2010 menekankan pada aspek-aspek desentralisasi pengelolaan Pendidikan Tinggi
yang bermuara pada isu daya saing bangsa (nation competitiveness), otonomi dan
organisasi yang sehat (organization health). Sementara RENSTRA DIKNAS 2005-2009
memuat tiga pilar pokok kebijakan, yakni (i) pemerataan dan perluasan akses; (ii)
peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; (iii) penguatan tata kelola (governance),
akuntabilitas dan pencitraan publik.
Pemberlakuan peraturan perundangan dan kebijakan-kebijakan di atas
mengisyaratkan perubahan status hukum UNM (dari UNM PTN menjadi UNM BLU),
perubahan standar mutu pendidikan UNM (dari lokal menjadi internasional), serta
perluasan dan pemerataan akses UNM terhadap publik. Seluruh perubahan tersebut
menuntut otonomi pengelolaan UNM, sehingga standar mutu dan tata nilai akademis yang
dipakai UNM dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, baik secara moral maupun
secara hukum. Dengan tuntutan ini ICT Center UNM harus siap mengikuti laju perubahan
UNM di masa depan.
2. Perubahan Peraturan Perundangan dan Kebijakan tentang Keuangan
Perguruan Tinggi
Hasil amandemen UUD 1945 dan Undang Undang No. 20/2003 tentang sistem
pendidikan nasional mengamanatkan agar dana pendidikan dialokasikan minimal 20% dari
APBN dan APBD. Namun demikian anggaran tersebut baru mencapai 2,15% dari anggaran
pembangunan keseluruhan atau 6,6% dari dari APBN yang dibelanjakan oleh Pemerintah
Pusat. Anggaran tersebut juga belum termasuk anggaran yang dialokasikan Pemerintah
Daerah melalui APBD. Berdasarkan hal ini alokasi anggaran pendidikan di Indonesia masih
sangat rendah. Kecilnya anggaran ini akan berdampak pada jumlah dana pemerintah untuk
UNM khususnya ICT Center UNM.
Regulasi anggaran (Undang Undang No. 17 tahun 2003 tentang keuangan negara,
Undang Undang No.1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara dan Undang Undang No.
15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara)
mengamanatkan perlunya pengelolaan keuangan yang diselenggarakan secara profesional,
7
terbuka, dan bertanggung jawab, serta harus memakai asas asas umum yang meliputi asas
tahunan, asas universalitas, asas kesatuan dan asas spesialitas maupun asas-asas baru
sebagai pencerminan best practices dalam pengelolaan keuangan negara. Regulasi ini
menuntut perubahan dalam tata keuangan internal di UNM.
3. Otonomi Daerah
Pemberlakuan otonomi daerah memacu daerah untuk mengembangkan potensi
dirinya sesuai dengan keunggulan di daerah tersebut. Perguruan Tinggi yang ada pada suatu
daerah akan menjadi resources yang strategis untuk mensupport hal ini. UNM sebagai PT
yang ada di Sulawesi Selatan, khususnya Makassar, sejak lama telah memberikan kontribusi
yang besar bagi Pembangunan daerah-daerah di Sulawesi Selatan, baik melalui kerjasamakerjasama perorangan dan institusional, maupun melalui lulusan/alumni yang bekerja di
berbagai institusi. Otonomi daerah, dengan demikian, akan mendorong UNM untuk
memberikan kontribusi yang lebih besar. Kendala yang akan dihadapi UNM adalah terbitnya
Kepres No. 80 tahun 2003 yang membatasi sistem penunjukkan langsung Perguruan Tinggi
dalam menjalin kerjasama menggunakan dana pemerintah. Kendala ini mendorong UNM
segera menjadi UNM PT BLU, sehingga memiliki unit usaha komersial yang dapat digunakan
untuk bersaing dengan badan usaha lain dalam menjalin kerjasama dengan instansi
pemerintah maupun swasta, termasuk PEMDA. Dengan demikian membuka peluang ICT
Center untuk ikut andil dalam mejalin kerjasama dengan instansi tersebut.
4. Globalisasi Pendidikan Tinggi
Perguruan Tinggi menurut GATS (General Agreement for Trade and Services), bagian
dari WTO (World Trade Organization) tahun 2002, merupakan industri jasa komersial dalam
era pasar bebas. Kesepakatan ini menimbulkan kompetisi global, baik dalam memperoleh
mahasiswa maupun dalam memasarkan lulusan dan produk-produk penelitian dari
Perguruan Tinggi. Konsekuensinya, UNM tidak lagi hanya bersaing dengan PT nasional,
namun juga dengan PT dari negara lain, seperti negara-negara ASEAN dan Australia.
Menyadari hal tersebut, UNM tengah berusaha memperbaiki dan menerapkan sistem
jaminan mutu pendidikan. Perbaikan sistem manajemen mutu mengacu pada ISO
9000:2000 yang mengutamakan pelanggan, pelaksanaan Plan Do Check Action (PDCA) serta
keterlibatan manajemen puncak pada proses manajemen. Sistem ini akan didukung dengan
sistem dokumentasi yang baik dan adanya Standart Operating and Procedure (SOP) untuk
setiap kegiatan termasuk semua kegiaan pada ICT Center, sehingga kelangsungan
manajemen dapat dijaga tanpa bertumpu pada figur individu.
5. Perubahan Teknologi Komunikasi dan Informasi
Perkembangan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi telah menimbulkan efek
yang luar biasa pada akses dan pengiriman informasi, termasuk intormasi tentang
pendidikan. Informasi yang tersedia di situs-situs Web internet ataupun komunikasi dengan
telepon genggam dengan berbagai nara sumber dapat digunakan sebagai sumber ilmu baru.
8
Perubahan trend TIK ini, menuntut ICT Center UNM harus senantiasa mampu mengantar
UNM selalu berperan sebagai sumber informasi keilmuan yang up to date, unggul dan
bermanfaat. Untuk itu, Perguruan Tinggi harus mampu mengakses dengan cepat setiap
perubahan informasi IPTEK dari dunia luar untuk kemudian mengolah, melakukan inovasi
dan improvisasi, sehingga dihasilkan informasi IPTEK baru yang juga dapat dikomunikasikan
secara cepat.
C. ANALISIS SWOT
Kondisi terkini dan layanan TIK UNM dapat dijabarkan ke dalam bentuk analisa
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats), sehingga untuk pengembangan ke
depan akan mudah memilah-milah sesuai dengan hasil analisa.
1. Strengths
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Sudah memiliki ICT Center (terstruktur) yang berfungsi sebagai pengelola dan
pengembang (developer) layanan-layanan TIK
UNM memiliki infrastruktur TIK yang lebih baik jika dibandingkan dengan instansi
pemerintah lainnya
Adanya komitmen yang baik (awareness) oleh seluruh stakeholder kampus atas
pentingnya TIK dalam business process akademis
Beberapa layanan TIK telah sampai pada level transaksi (dua arah)
UNM telah memiliki program studi Ilmu Komputer/Teknik Informatika sehingga
ketersediaan regenerasi SDM TIK dapat diperloleh dari pendidikan pada program
studi yang mengajarkan Ilmu Komputer/Teknik Informatika
UNM telah memiliki kerja sama dengan lembaga kursus internasional, misalnya
Genetic Computer School Singapore, untuk mendidik generasi muda dalam bidang
profesioanal office.
Sedang membangun berbagai aplikasi sistem informasi managemen untuk
menunjang tatakelola administarsi akademik, sumberdaya manusia, sumber daya
aset, dan sumberdaya uang.
2. Weaknesses
a. Masih banyak civitas akademika tidak melek TIK
b. ICT Center telah memiliki dokumen perencanaan (Blueprint/Master Plan) TIK yang
merupakan acuan dalam pembangunan/pengembangan TIK di UNM dalam
mencapai Visi & Misi Universitas, namun belum lengkap.
c. Jumlah SDM TIK tidak sesuai dengan tanggung jawab/beban kerja yang harus
dilaksanakan dalam memberikan layanan TIK yang layak (sesuai dengan SLA atau
standar baku yang berlaku, dalam manageen tata kelola, misalkan standar ISO)
d. Belum terdapat SOP dalam pelaksanaan layanan-layanan TIK
e. Belum tersedianya sistem informasi pengambilan keputusan.
9
3. Opportunities
a.
Selain sebagai barometer, kelebihan resources infrastruktur TIK yang ada, bisa
ditawarkan sebagai services terhadap instansi pemerintah lainnya.
b. Memiliki kampus yang tersebar dan terjangkau oleh layanan TIK dari kampus pusat,
maka kampus-kampus remote dapat menjadi inkubator TIK
c. UNM sebagai mitra Kementrian Pendidikan dalam mencetak tenaga pengajar,
dimana “melek TI” menjadi kewajiban baik tenaga pengajar, sekolah maupun
siswa-siswa yang ada di dalamnya
d. LPSE UNM Sebagai koordinator wilayah 4 LPSE PTN, yang mencakup
pembinaan/pembimbingan seluruh LPSE PTN Indonesia wilayah timur. Dimana LPSE
memerlukan resources TIK yang reliable (handal)
e. Pengembangan TIK berbasis komunitas dan gotong-royong.
4. Threats
a.
Model layanan TIK masih untuk keperluan internal umumnya akan menyerap
banyak biaya (cost center) sehingga pelaksanaan proyek-proyek TIK akan menjadi
sorotan serius oleh banyak pihak. Untuk itu perlu ada strategi untuk merubah
paradigma tersebut, menjadikan layanan TIK bisa mendatangkan benefit
(keuntungan) atau setidaknya menjadi cost reduction untuk ICT Center itu sendiri.
b. UNM memiliki kampus-kampus remote, beberapa kampus ada yang letaknya tidak
dalam satu kota dengan kampus utama. Peningkatan layanan TIK di kampus pusat
(atau yang dalam satu kota) harus dibarengi dengan kampus remote/kota lain, agar
tidak timbul konotasi adanya diskriminasi/pilih kasih dalam layanan TIK
c. Perkembangan kampus lainnya yang dapat memiliki dan mengadopsi kapasitas TIK
dengan baik dan cepat.
10
BAB III
PROGRAM PENGEMBANGAN TIK
A. Rencana Pembangunan / Pengembangan TIK UNM
Implementasi pemanfaatan TIK (pembangunan atau pengembangan) tidak lepas dari entitasentitas dalam sistem komputer itu sendiri, dimana di dalamnya terdapat : Brainware atau SDM yang
menggunakan dan mengelola TIK; Hardware atau perangkat keras yang digunakan sebagai tempat
file, data, aplikasi dan content di-running-kan; dan Software baik berupa Aplikasi, Digital Content,
data atau file. Oleh sebab itu pemanfaatan TIK bersifat integratif dan holistik serta disesuaikan
dengan kebutuhan dari institusi yang akan mengimplementasikannya agar manfaat yang diperoleh
bisa maksimal dan sesuai dengan visi dan misi universitas.
B. Brainware /SDM & Tata kelola TIK
B.1. Peningkatan SDM
Salah satu kunci dalam implementasi TIK dari adalah adopsi TIK dengan cepat dan
tepat, karena kecepatan perkembangan TIK yang sangat dinamis dan persaingan yang ketat
antar sesama instansi yang mengimplementasikannya, maka diperlukan SDM yang handal
dalam bidang TIK. Peningkatan SDM dapat di wujudkan dengan akselerasi peningkatan
knowledge untuk itu diperlukan pelatihan dalam bidang
a. Rekayasa Perangkat Lunak,
b. Jaringan Dan Keamanan,
c. Multimedia Komputer,dan
d. Sistem Administator.
Untuk menjamin konsistensi dan keberlanjutan knowledge SD tersebut dibutuhkan
pula sarana antara lain :
a. Laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak
b. Laboratorium Jaringan Komputer
c. Laboratorium Multimedia
d. Laboratorium System Administrator
B.2 Pembentukan inkubator TIK
Dengan adanya inkubator TIK, pihak kampus akan memperoleh 2 keuntungan, yaitu:
secara internal akan mendapatkan suplai knowledge, SDM profesional & pengembangan
berbasis komunitas yang cost less; secara eksternal akan mendapatkan keuntungan dari
kerjasama-kerjasama dengan institusi lainnya. Untuk itu dapat dibentuk pusat-pusat
komunitas seperti:
a. Pusat pengembangan aplikasi Free Software & Open Source (FOSS)
b. Pusat pengembangan creative content (web & mobile content)
B.3. Pembuatan Perencanaan Impementasi & SOP TIK
11
Pemanfaatan/implementasi TIK merupakan siklus yang berkelanjutan, sehingga
diperlukan perencanaan implementasi yang baik. Dokumen perencanaan TIK dapat
dituangkan ke dalam berbagai bentuk seperti IT Blueprint; IT Masterplan; IT Strategic Plan;
Sedangkan dalam implementasinya diperlukan Standard Operating Procedure (SOP)
agar business process TIK dapat berjalan sesuai dengan standar yang berlaku dan apa yang
telah di rencanakan dapat tercapai.
B.4. Service Level Agreement (SLA) & Quality Of Service (QoS) Layanan TIK
SLA & QoS merupakan salah satu target (Key Goal Indicator/KGI & Key Preformance
Indicator/KPI) yang harus dicapai, umumnya juga tertuang di dalam dokumen perencanaan
TIK & SOP. Keberhasilan implementasi TIK dapat diukur dari SLA dan QoS semua layanan TIK
yang disediakan oleh universitas.
B.5. Penetapan Acuan Standarisasi Layanan & Audit/Evaluasi
Ada banyak acuan standarisasi internasional dalam TIK, untuk itu pihak ICT Center
universitas harus dapat memilih yang sesuai dengan kemampuan dan kemauan dari seluruh
stakeholder kampus. Standarisasi internasional dari layanan TIK akan menjadi acuan bahwa
perguruan tinggi tersebut merupakan world class university. Untuk itu diperlukan:
a. Pembentukan tim audit internal
b. Melakukan konsultasi standarisasi layanan TIK (ISO; ITIL; COBIT) dengan pihak yang
berkompeten
c. Menetapkan dan mengadopsi salah satu standarisasi dalam layanan TIK
C. Infrastruktur Hardware
C.1. Peningkatan dan Pemeliharaan Infrastruktur yang ada
Jika implementasi TIK berbasis layanan atau untuk keperluan layanan dari suatu
business process, maka model Service Oriented Network Architecture (SONA) merupakan
jawaban yang tepat untuk menjawab kebutuhan infrastruktur berbasis layanan. Dengan
membuka layanan kepada pihak luar kampus, maka akan ada kebutuhan pemeliharaan dan
supporting unit yang dapat mem-followup user-user yang mengalami permasalahan.
C.2. Implementasi VoIP & Call Center
Implementasi Voice Over Internet Protocol (VoIP): IP PBX; VoIP Gateway; IVR Server;
Call Center ADC; Conference, dapat digunakan untuk mereduksi biaya telpon melalui jalur
operator PSTN atau seluler. Dengan kapasitas bandwidth jaringan lokal yang umumnya
sudah menggunakan fibre optic sangat memungkinkan softphone via VoIP untuk melakukan
video call (bukan hanya sekedar vioce call) ke sesama pengguna VoIP. Universitas juga dapat
menerapkan solusi Call Center yang terintegrasi mulai dari telpon PSTN, Seluler sampai
dengan panggilan yang berasal dari softphone/IP Phone.
12
C.3. Pembangunan Backbone mandiri ke semua kampus
PTN merupakan organisasi bisnis yang akan bertahan dalam jangka waktu lama,
sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan investasi jangka panjang untuk memiliki
backbone fiber optic & wireless connection sendiri secara bertahap dari pada mengeluarkan
biaya sewa setiap bulan atau tahunnya, untuk mengalirkan bandwidth ke arah kampuskampus remote.
Dimulai dari yang paling dekat dengan kampus pusat menggunakan wireless. Selain
untuk keperluan sendiri, backbone yang ada dapat di jual kembali kepada institusi lain yang
membutuhkan.
C.4. Pembangunan backup koneksi internasional
Untuk memenuhi syarat koneksi ideal, SLA & QoS layanan TIK maka diperlukan
backup, selain backup powering, juga diperlukan backup koneksi/bandwitdth internet
(internasional). Backup koneksi juga menjadi prasyarat dalam Pembangunan Disaster
Recovery System/Center, sehingga apabila 1 jalur koneksi down, maka akan di tunjang oleh
jalur lainnya, baik fully backup maupun partial/priority backup
C.6. Pembangunan Disaster Recovery System/Center
UNM memiliki beberapa kampus yang tersebar dibeberapa daerah, sehingga datadata penting dan infrastruktur yang ada dapat di buatkan backup-nya di kampus-kampus
remote dengan konsep distribute system.
C.7. Pembangunan Celebes IX
Seluruh perusahaan telekomunikasi memiliki divisi/kantor perwakilan regional di
Makassar, sehingga bisa di pastikan bandwidth masuk dari Pulau Jawa akan ke kota ini
terlebih dahulu, kemudian di sebarkan ke wilayah lain di Pulau Sulawesi dan pulau lain
disekitarnya. Dengan pembangunan Internet Exchange (IX) Celebes di UNM, maka dapat
dilakukan penghematan signifikan terhadap beban koneksi keluar baik ke arah gateway
internasional maupun gateway nasional di Jakarta (IIX/OpenIXP) sehingga akses yang
bersifat internal di wilayah Sulawesi, cukup berada di regional Sulawesi saja.
C.8. Penggunaan Blok IPv4 & IPv6 sendiri
Untuk mengurangi waktu down ketika proses handover ISP (perlu waktu 2x24 jam
untuk DNS Resolve), maka diperlukan blok IPv4 & IPv6 sendiri (AS Number sendiri) sehingga
ketika handover ISP yang beralih cukup bandwidth-nya, tidak perlu ada peralihan IP address.
Selain itu slot IPv4 yang semakin langka maka perlu diprioritaskan penggunaan IPv6 dan
keunggulannya terhadap IPv4.
13
D. Infrastruktur Software & Content
D.1. Integrasi Sistem Informasi (Interoperability)
Integrasi sistem informasi dalam lingkungan UNM sangat diperlukan dalam
penambilan kebutuhan dan layanan kepada sivitas akademika, selain itu, kenyataan bahwa
keterkaitan antara instansi pemerintahan sangat tinggi khususnya lembaga tingkat nasionaI
dengan Perguruan Tinggi, bahkan antar peruruan tinggi itu sendiri, namun dalam proses
implementasi Sistem Informasi yang dikembangkan oleh suatu instansi hanya untuk
kepentingan institusinya saja, tidak memikirkan adanya keterkaitan dengan Sistem Informasi
dari instansi lain, misalkan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) PTN
dengan SIMPEG di BKN (SAPK).
Adanya perbedaan cara men-develop (bahasa pemrograman) dan platform (Sistem
Operasi; Database; dll) tempat running-nya Sistem-sistem Informasi tersebut akan
menyulitkan dalam proses integrasi. Untuk menjembatani proses integrasi tersebut dapat
menggunakan web service & SOA (Service Oriented Achitecture) sebagai solusi
interoperabilitas antar aplikasi atau sistem informasi.
D.2. Pengembangan CIO Dash Board / Business Service Management /
Business IT Portfolio
Untuk menjamin layanan TIK terterima (ter-deliver) dengan baik kepada user atau pengguna
layanan, maka diperlukan sistem monitoring yang baik atas parameter-parameter Key Permance
Indicator (KPI) dan Key Goal Indicator (KGI) Layanan-layanan TIK. Model CIO Dash Board / Business
Service Management / Business IT Portfolio menjadi sistem monitoring realtime yang dapat
mendukung kebutuhan pimpinan PT, pimpinan ICT Center/CIO. Termasuk dalam hal ini adalah
tersedianya aplikasi mail management, server managment file, client management billing and
support, aplikasi classroom management, serta aplikasi sistem informasi pengambilan keputusan.
D.3. Penggunaan Certificate Authority (CA) khusus UNM
Sebagai Identifier yang sah di jaringan internet, maka UNM harus memiliki CA sendiri untuk
layanan-layanan yang membutuhkan keamanan/security, seperti Single Sign On (SSO), portal
akademik, email dan layanan lainnya yang memerlukan otentikasi.
D.4. Pengembangan content pendidikan
UNM sebagai kampus yang mencetak calon guru dan berkembangnya model Pembelajaran
Berbasis Internet/Web, maka melalui ICT UNM dapat melakukan pengembangan-pengembangan
content pendidikan berbasis internet dan interaktif.
D.5. Pengembangan Aplikasi-aplikasi penunjang operasional LPSE
Sistem Pengarsipan data-data Badan Usaha Penyedia Barang Jasa, Sistem Berita Acara (BA)
Pelaksanaan SOP LPSE, Sistem Pembelajaran Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa, Sistem Penjadwalan
eTendering LPSE), Sistem Announcing Lelang, Sistem Event Management LPSE, Knowledge
Management LPSE,
14
BAB IV
PENUTUP
Keterbukaan, Kesiapan dan kesigapan Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam
merespon perubahan akan memperkuat posisi Universitas Negeri Makassar (UNM)
menjadi institusi pendidikan yang mampu menghasilkan keluaran yang berkualitas
sehingga mampu berdiri setara dalam pergaulan masyarakat di daerah, nasional bahkan
dunia, ikut berperan aktif dalam menggerakkan roda ekonomi dan pembangunan bangsa,
dan menghasilkan karya yang mampu mendorong peningkatan keunggulan bangsa.
Untuk itu pengelolaan Universitas Negeri Makassar (UNM) dewasa ini tidak dapat
lagi diselenggarakan secara konvensional namun harus berpedoman pada prinsip-prinsip
Good University Governance (GUG). Pengelolaan tersebut menjadi semangat dasar
Universitas Negeri Makassar (UNM) sebagai pusat keilmuan, kebudayaan, peradaban, dan
inovasi. Hal itu sejalan dengan kondisi kompetisi global yang menuntut Universitas Negeri
Makassar (UNM) untuk secara kontinu melakukan perbaikan program pendidikannya agar
berorientasi pada stakeholders.
Harapan besar dengan adanya blueprint Tl 2014-2018 ini dapat menjadi arah,
panduan dalam mengembangkan TlK dilingkungan Universitas Negeri Makassar (UNM).
Terutama yang menjadi pusat perhatian adalah pengebangan program TIK. Sehingga cita-cita
UNM menjadi word class university segera dapat terwujud.
15
Download