Uploaded by tisepdelau

VENTILASI PARU

advertisement
VENTILASI PARU
Tujuan pernapasan
Untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang karbondioksida
Empat peristiwa fungsional utama
Ventilasi paru
Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah
Transpor oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel
Pengaturan ventilasi dan hal-hal lain dari pernapasan
Pengembangan paru
Diagfragma bergerak turun naik untuk memperbesar atau memperkecil rongga paru
Depresi dan elevasi tulang iga untuk memperbesar atau memperkecil diameter anteroposterior rongga dada
Otot Pernapasan
Interkostalis eksterna
Sternokleidomastoideus, mengangkat sternum keatas
Serratus anterior, mengangkat sebagian besar iga
Skalenus, mengangkat dua iga pertama
Otot yang menarik rangka iga kebawah selama ekspirasi
Rektus abdominis
Interkostalis Internus
Tekanan Pleura
Adalah tekanan cairan dalam ruang sempit antara pleura paru dan pleura dinding dada.
Tekanan pleura normal pada saat dimulainya inspirasi adalah -5 sentimeter air, kemudian selama inspirasi,
pengembangan rangka dada akan menciptakan tekanan yang sedikit lebih negatif yaitu – 7,5.
Tekanan Alveolus
Adalah tekanan dibagian dalam alveoli paru
Saat glotis terbuka,dan tidak ada udara yang masuk dan keluar, tekanan pada jalan napas 0.
Inspirasi : tekanan alveoli harus turun
Ekpirasi : tekanan Alveoli harus naik
Tekanan Transpulmonal
Adalah perbedaan antara tekanan alveolus dan tekanan pleural
Compliance Paru
Adalah nilai dimana pengembangan paru untuk setiap unit dapat meningkatkan tekanan transpulmonal
Nilai normal rata-rata sekitar 200 ml/cm tekanan air
Kerja Pernapasan
Selama pernapasan normal dan tenang,hampir semua kontraksi otot pernapasan hanya terjadi pada saat
inspirasi,sedangkan ekspirasi adalah proses yang hampir seluruhnya pasif akibat elastisitas paru.
Kerja inspirasi
Kerja compliance atau kerja elastis, yang dibutuhkan untuk pengembangan paru dalam melawan daya
elastisitas paru dan dada
Kerja resistensi jaringan, yang dibutuhkan untuk mengatasi viskositas jaringan paru dan struktur dinding
dada.
Kerja resistensi jalan napas, yang dibutuhkan untuk mengatasi resistensi jalan napas selama udara masuk
kedalam paru.
Spirometri
Adalah metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru dengan mencatat volume paru yang masuk dan
keluar paru-paru.
Volume paru
Volume alun napas (Tidal), Volume udara yang di inspirasi atau diekspirasi sekali bernapas normal,
besarnya rata-rata 500 ml pada rata-rata orang dewasa muda
Volume cadangan inspirasi, volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume alun
napas normal, dan biasanya mencapai 3000 ml
Volume cadangan ekspirasi, jumlah udara ekstra yang dapat di ekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir
ekspirasi alun napas normal,jumlah normalnya adalah sekitar 1100 ml
Volume residual, volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat, volume
ini besarnya kira-kira 1200 ml
Kapasitas paru
Kapasitas inspirasi sama dengan volume alun napas ditambah volume cadangan inspirasi,ini adalah jumlah
udara (kira-kira 3500 ml) yang dapat dihirup oleh seseorang.
Kapasitas residual fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu, ini adalah
jumlah udara yang tersisa dalam pada pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 m)
Kapasitas Vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume alun napas dan volume cadangan
ekspirasi, kira-kira sekitar 4600 ml
Kapasitas paru total adalah volume maksimum di mana paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan
inspirasi paksa (kira-kira 5800 ml), jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu
Adalah jumlah total udara baru yang masuk kedalam saluran pernapasan tiap menit, dan ini sesuai dengan
volume alun napas dikalikan dengan frekwensi pernapasan.
Ventilasi alveolus
Adalah kecepatan udara baru yang masuk pada alveoli, kantung alveolus, duktus alveolaris dan bronkiolus
respiratorius.
Salah satu faktor penting yang menentukan konsentrasi oksigen dan karbon dioksida dalam alveoli
Saluran pernapasanUdara didistribusikan kedalam paru melalui trakea, bronkus dan bronkiolus
Trakea disebut generasi pertama saluran napas,dua bronkus kiri kanan adalah generasi kedua, tiap-tiap
bagian sesudah itu disebut generasi tambahan.
Terdapat 20-25 generasi sebelum udara akhirnya mencapai alveoli.
Salah satu masalah yang paling penting pada seluruh bagian pernapasan adalah memelihara supaya saluran
tetap terbuka agar udara bisa keluar masuk alveoli dengan mudah
Untuk mempertahankan agar trakhea tidak kolaps, terdapat cincin kartilago multiple.
Faktor-faktor lokal yang sering kali menyebabkan konstriksi Bronkiolus
Antihistamin dan substansi anafilaksis yang bereaksi lambat
Keduanya dilepaskan dalam jaringan paru oleh sel mast
Bahan perangsang yang sama yang menyebabkan refleks vasokonstriktor parasimpatis pada saluran nafas
Ruang Rugi
Saluran napas dimana tidak terjadi pertukaran gas
Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah pertukaran gas, tetapi tetap
berada dalam saluran napas dimana pada tempat ini tidak terjadi pertukaran gas.
Mukus
Berguna untuk mempertahankan kelembaban permukaan.
Menangkap partikel-partikel kecil dari udara inspirasi dan menahannya agar tidak terus ke alveoli
Fungsi pelembab udara dari saluran napas bagian atas
Udara dihangatkan oleh permukaan konka dan septum yang luas, dengan total area kira-kira 160 cm2
Udara dilembabkan sampai hampir lembab sempurna sebelum udara meninggalkan hidung
Udara disaring
Fungsi penyaring hidung
Bulu-bulu pada pintu masuk lubang hidung penting untuk menyaring partikel-partikel besar
Mengeluarkan partikel melalui presipitasi turbulen.
bernafas adalah nikmat dari Allah SWT, syukurilah.......
selama anada masih diberi nafas
by: masykur alawi
Volume pernapasan se
Anatomi Sistem Pernapasan
Pernapasan adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari
tubuh melalui paru.
Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil Oksigen dari atmosfer kedalam sel-sel tubuh
dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ–organ
respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan dalam keseimbanga asam basa,
pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.
Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan mekanisme
pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung - faring – laring - trakea bronkus - paru-paru (bronkiolus dan alveolus).
Adapun alat-alat Pernapasan pada manusia adalah sebagai berikut :
1. alat pernafasan atas
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis
selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk
bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menghangatkan udara yang masuk.
Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga udara yang
masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas tidak hanya mengandung
oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon dioksida (CO2), belerang (S), dan nitrogen
(N2). Selain sebagai organ pernapasan, hidung juga merupakan indra pembau yang sangat sensitif.
Dengan kemampuan tersebut, manusia dapat terhindar dari menghirup gas-gas yang beracun atau
berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya. Dari rongga hidung, udara
selanjutnya akan mengalir ke faring.
b. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian
belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita
vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai
suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena
saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur
agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan
gangguan kesehatan.
Gambar.Faring
c. Laring
laring (tekak) adalah tempat terletaknya pita suara (pita vocalis).Masuknya udara melalui faring
akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. Laring berparan untuk
pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring
dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing ( gumpalan makanan ), infeksi ( misalnya infeksi dan
tumor).
Gambar.Laring
2. Alat pernafasan bawah
a. Trakea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di
rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada
bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke
saluran pernapasan.
b. Bronkus
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak
teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan
sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
Gambar.Bronkus
c. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan
rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu
paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri
atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang
langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi
rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Gambar.paru-paru
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.
Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru
berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk
pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya
makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus ini memiliki gelembung-gelembung halus yang
disebut alveolus. Bronkiolus memiliki dinding yang tipis, tidak bertulang rawan, dan tidak bersilia.
Gas memakai tekanannya sendiri sesuai dengan persentasenya dalam campuran, terlepas dari
keberadaan gas lain (hukum Dalton). Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih
mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal
kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya
terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di
situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
2.2.
Proses Inspirasi Dan Ekspirasi
2) Mekanisme Pernapasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya
pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan luar dan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan
darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam
kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam
rongga dada dengan tekanan udara diluar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar, maka
udara akan masuk. Sebaliknya apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukan udara (inspirasi) dan pengeluaran
udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi secara bersamaan.
a. Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi.
Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar
yang kaya oksigen masuk
2. Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula
yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan
di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.
Gambar.pernapasan dada
b. Pernapasan perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot
diafragma yang membatasi rongga perut dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni :
1. Fase Inspirasi.
Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada
membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
2. Fase Ekspirasi.
Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula,
mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar
dari paru-paru.
Beberapa fungsi pernafasan antara lain adalah:
1. Mengambil oksigen yang kemudian dabawa oleh darah keseluruh tubuh.
2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran pernafasan kemudian
dibawa oleh darah ke paru-paru untuk di buang ke luar tubuh.
Gambar.pernapasan perut
-
Inspirasi
Tepatnya proses inspirasi adalah sebagai berikut diafragma berkontraksi, bergerak ke arah bawah,
dan mengembangkan rongga dada dari atas ke bawah. Otot-otot interkosta eksternal menarik iga ke atas
dan ke luar, yang mengembangkan rongga dada ke arah samping kiri dan kanan serta ke depan dan ke
belakang.
Dengan mengembangnya rongga dada, pleura parietal ikut mengembang. Tekanan intrapleura
menjadi makin negatif karena terbentuk isapan singkat antara membran pleura. Perlekatan yang
diciptakan oleh cairan serosa, memungkinkan pleura viseral untuk mengembang juga, dan
hal ini juga mengembangkan paru-paru.
Dengan mengembangnya paru-paru, tekanan intrapulmonal turun di bawah tekanan atmosfir, dan
udara memasuki hidung dan terus mengalir melalui saluran pernapasan sampai ke alveoli. Masuknya
udara terus berlanjut sampai tekanan intrapulmonal sama dengan tekanan atmosfir; ini merupakan
inhalasi normal. Tentu saja inhalasi dapat dilanjutkan lewat dari normal, yang disebut sebagai napas
dalam. Pada napas dalam diperlukan kontraksi yang lebih kuat dari otot-otot pernapasan untuk lebih
mengembangkan paru-paru, sehingga memungkinkan masuknya udara lebih banyak.
Otot-otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya dimana otot-otot
yang berkontraksi adalah :
a. Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang rileks akan memipih saat berkontraksi dan
memperbesar rongga toraks kearah inferior.
b. Otot intrerkostal eksternal mengangkat iga keatas dan kedepan saat berkontraksi sehingga
memperbesar rongga toraks kearah anterior dan superior.
c. Dalam pernafasan aktif atau pernafasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid, pektoralis mayor,
serratus-anterior, dan otot skalena juga akan memperbesar rongga toraks.
-
Ekspirasi
Ekspirasi atau yang juga disebut ekshalasi dimulai ketika diafragma dan otot-otot interkosta rileks.
Karena rongga dada menjadi lebih sempit, paru-paru terdesak, dan jaringan ikat elastiknya yang
meregang selama inhalasi, mengerut dan juga mendesak alveoli. Dengan meningkatnya tekanan
intrapulmonal
di
atas
tekanan
atmosfir,
udara
didorong
ke
luar
paruparu sampai kedua tekanan sama kembali.
Perhatikan bahwa inhalasi merupakan proses yang aktif yang memerlukan kontraksi otot, tetapi
ekshalasi yang normal adalah proses yang pasif, bergantung pada besarnya regangan pada elastisitas
normal paru-paru yang sehat. Dengan kata lain, dalam kondisi yang normal kita harus mengeluarkan
energi untuk inhalasi tetapi tidak untuk ekshalasi.
Namun begitu kita juga dapat mengalami ekshalasi diluar batas normal, seperti ketika sedang
berbicara, bernyanyi, atau meniup balon. Ekshalasi yang demikian adalah proses aktif yang
membutuhkan kontraksi otot-otot lain.
Otot-otot ekspirasi menurunkan volume rongga toraks. Ekspirasi pada pernafasan yang tenang
dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses pasif. Pada ekspirasi dalam, otot interkostal internal
menarik kerangka iga ke bawah dan otot abdomen berkontraksi sehingga mendorong isi abdomen
menekan diafragma.
Kepatenan Ventilasi tergantung pada empat factor :
a) Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan menghalangi masuk dan
keluarnya dari dan ke paru-paru
b) Adekuatnya system syaraf pusat dan pusat pernafasan
c) Adekuatnya pengembangan dan pengempesan peru-peru
d) Kemampuan oto-otot pernafasan seperti diafpragma, eksternal interkosa, internal interkosa, otot
abdominal.
Ventilasi paru mengacu kepada pergerakan udara dari atmosfir masuk dan keluar paru. Ventilasi
berlangsung secara bulk flow.Bulk flow adalah perpindahan atau pergerakan gas atau cairan dari
tekanan tinggi ke rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi antara lain :
Ø tekanan
Ø resistensi bronkus
Ø persyarafan bronkus
2.3. Pernafasan Eksternal dan Internal
Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Proses Pernafasan pulmonal atau paru-paru (external)
Pernafasan external adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernafasan
melalui paru-paru atau penafasan externa, oksigen didapatkan melalui hidung dan mulut, pada waktu
bernafas oksigen mesul melalui trachea dan pipa bronchial ke alveoli dan berhubungan erat dengan
darah di kapiler pulmonalis. Hanya satu lapis membrane, yaitu membrane alveoli-kapiler, memisahkan
oksigen dan darah oksigen menembus membrane ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah di
bawa ke jantung. Dari sini di pompa di dalam arteri ke seluruh bagian tubuh. Didalam paru-paru karbon
dioksida merupakan hasil buangan yag menembus membrane alveoli. Dari kapiler darah dikeluarkan
melalui pipa bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung. Darah meninggalkan paru-paru pada
tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat hemoglobinnya 95% jenuh oksigen. Empat proses
berhubungan dengan pernafasan paru-paru atau pernafasan externa :
a) Ventilisasi pulmorter, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
b) Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh, karbondioksida
dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.
c) Distribusi arus udar dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat mencapai
semua bagian tubuh.
d) Difusi gas yang menembusi membrane pemmisah alveoli dan kapiler. Karbondioksida lebih mudah
berdifusi dapi pada oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima
jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak, darah dating ke paru-paru membawa
terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2, jumlah CO2 tidak dapat di keluarkan, maka konsentrasinya
dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar dan
didalam pernafasan.penambahan fentilasi yang dengan demikian terjadi mengeluarkan CO2 dan
memungut lebih benyak O2.
Struktur.pernapasan eksternal
-
2. Proses pernafasan Jaringan (internal)
Darah yang telah dijernihkan hemoglobinnya dengan oksigen (oxihemoglobin), mengitari seluruh
tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut
oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan sel melakukan oksidasi pernafasan, sebagai gantunya
hasil dari oksidasi yaitu karbondioksida.
Perubahan-parubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam olveoli, yang disebabkan
pernafasan externa dan interna.
Udara yang di hirup: Nitrogen (79%), Oksigen (20%), karbondioksida (0-0,4%). Udara yang masuk ke
alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.
Udara yang dihembuskan: Nitrogen(79%), Oksigen(16%), karbondoiksida ( 4-0.4%).
2.4. Transport Gas Pernapasan
Ventilasi, Difusi, transportasi, perfusi
a) Ventilasi paru
Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas ke dalam dan keluar paru-paru.Ventilasi
membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan pernapasan yang utuh. Otot pernapasan
inspirasi utama adalah diafragma. Diafragma dipersarafi oleh saraf frenik yang keluar dari medulla
spinalis pada vertebra servicalkeempat. Perpindahan O2 di atmosfer ke alveoli,dari alveoli CO2 kembali
ke atmosfer.
Faktor yang mempengaruhi proses oksigenasi dalam sel adalah :
a. Tekanan O2 atmosfer
b. Jalan nafas
c. daya kembang toraks dan paru)
d. Pusat nafas (Medula oblongata) yaitu kemampuan untuk meransang CO2 dalam darah
Gambar.ventilasi paru
b) Difusi gas
Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah. Difusi gas pernapasan terjadi di membran kapiler alveolar dan kecepatan
difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan membran. Peningkatan ketebalan membrane merintangi proses
kecepatan difusi karena hal tersebut membuat gas memerlukan waktu lebih lama untuk melewati
membrane tersebut. Klien yang mengalami edema pulmonar, atau efusi pulmonar Membrane memiliki
ketebalan membrane alveolar kapiler yang meningkat akan mengakibatkan
proses difusi yang lambat, pertukaran gas pernapasan yang lambat dan menganggu proses pengiriman
oksigen ke jaringan. Daerah permukaan membran dapat mengalami perubahan sebagai akibat suatu
penyakit kronik, penyakit akut, atau proses pembedahan. Apabila alveoli yang berfungsi lebih sedikit
maka darah permukaan menjadi berkurang O2 alveoli berpindah ke
kapiler paru, CO2 kapiler paru berpindah ke alveoli.
Faktor yang mempengaruhi difusi :
Luas permukaan paru
Tebal membrane respirasi
Jumlah eryth/kadar Hb
Perbedaan tekanan dan konsentrasi gas
Waktu difusi
Afinitas gas
Gambar.difusi gas
c) Transportasi gas
Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer
dari paru- paru alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru- paru ke darah dan karbon
dioksida ditransfer dari darah ke alveoli untuk dikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jarinagn,
oksigen ditransfer dari darah ke jaringan, dan karbon dioksida ditransfer dari jaringan ke darah untuk
kembali ke alveoli dan dikeluarkan. Transfer ini bergantung pada proses difusi.
-
Transpor O2
Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem kardiovaskular. Proses
pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru (ventilasi), aliran darah ke
paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan kapasitas membawa oksigen. Kapasitas darah
untuk
membawa
oksigen
dipengaruhi
oleh
jumlah
oksigen
yang
larut
dalam plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen (Ahr
ens, 1990).
Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%.
Sebagian besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa
oksigen dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksi
hemoglobin.
Pembentukan oksi hemoglobin dengan
mudah
berbalik
memungkinkan hemoglobin dan oksigen berpisah,
membuat
bebas. Sehingga oksigen ini bias masuk ke dalam jaringan.

(revesibel),
oksigen
sehingga
menjadi
Transpor CO2
Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat di hidrasi menjadi
asam karbonat(H2 CO3 ) akibat adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudian berpisah menjadi
ion hydrogen(H+ )dan ion bikarbonat (HCO3-) berdifusi dalam plasma. Selain itu beberapa karbon
dioksida
yang ada dalam sel darah merah
bereaksi
dengan
kelompok
asam
amino
membentuk senyawa karbamino. Reaksi
ini
dapat
bereaksi
dengan
cepat tanpa adanya enzim. Hemoglobin yang berkurang (deoksihemoglobin) dapat bersenyawa dengan
karbon
dioksida dengan lebih midah
daripada
oksi
hemoglobin. Dengan demikian darah vena mentrasportasi sebagian besar karbondoiksida.
d) perfusi
Perfusi
pulmonal
adalah
aliran
darah
aktual
melalui
sirkulasi
pulmonal
O2 diangkut dlm darah; dalam eritrosit bergabung dgn Hb(oksi Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%) dalam
plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%)
Fungsi paru, yg mencerminkan mekanisme ventilasi disebut volume paru dan kapasitas paru.
Volume paru dibagi menjadi :
:
volume tidal (TV) volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas.
Volume cadangan inspirasi (IRV) , volume udara maksimal yg dapat dihirup setelah inhalasi normal.
Volume
Cadangan
Ekspirasi
(ERV),
volume
udara
maksimal
yang
dapat
dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal.
Volume residual (RV) volume udara yg tersisa dalam paru-paru setelah ekhalasi maksimal.
Kapasitas Paru :
Kapasitas
vital
(VC),
volume
udara
maksimal
dari
poin
inspirasi
maksimal
Kapasitas inspirasi (IC) Volume udara maksimal yg dihirup setelah ekspirasi normal.
Kapasitas
residual
fungsiunal
(FRC),
volume
udara
yang
tersisa
dalam
paruparu setelah ekspirasi normal.
Kapasitas total paru (TLC) volume udara dalam paru setelah inspirasi maksimal.
2.5. Hubungan Sistem Pernapasan dalam Kehamilan, Persalinan, Nifas
a) KEHAMILAN
-
Pengaruh kehamilan pada sistem pernapasan
Rahim membesar: mendorong diafragma ke atas sehingga rongga dada menjadi sempit, pernapasan
menjadi lebih sepat.
Perubahan hormonal: relaksi otot-otot pernapasan
Peningkatan volume darah dan curah jantung
-
Perubahan imunologik: bila kadar langit meningkat pada penderita asma dengan kehamilan akan
menyebabkan serangan yang lebih sering dan lebih berat.
Sering merasa mudah lelah atau nafas tersengal - sengal / sesak pada saat melakukan aktifitas dan
sulit tidur, dikarenakan pembuluh darah pada saluran pernapasan akan membesar dan juga rahimpun
akan bertambah semakin besar pula, yang berefek menekan paru - paru dan diafragma serta jantung
Sang Ibu hamil
b) PERSALINAN
Pada persalinan pernapasan meningkat karena sehubungan dengan meningkatnya metabolisme.
Pernafasan lambat (tingkat pertama dari pernafasan terpola) sewaktu mencapai satu titik pada
persalinan saat kontraksi cukup kuat sehingga tidak dapat lagi berjalan atau berbicara tanpa berhenti
sejenak. Variasinya jika menjadi tegang dan tidak rileks selama kontraksi.Pernafasan ringan sangat
bermanfaat jika dan saat menemukan bahwa tidak lagi dapat rileks selama kontraksi, kontraksi terlalu
sakit untuk pernafasan lambat, atau secara naluriah mempercepat pernafasan. Selama persalinan,
pernafasan ringan tanpa lebih alami karena rahim bekerja sangat keras sehingga membutuhkan lebih
banyak oksigen. Selama persalinan secara alami akan diatur oleh kebutuhan oksigen serta rasa sakit
dan frekwensi kontraksi.
C) NIFAS
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu
dan denyut nadi tidak normal pernafasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada
saluran pernafasan.
Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam
keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaanpernafasan selalu berhubungan dengan
keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhunadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali
apabila adagangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partummenjadi lebih
cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Download