BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan kesenian dan budaya. Menurut sensus BPS tahun 2010 tercatat ada lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia atau tepatnya 1340 suku bangsa yang mana Setiap daerahnya memiliki keunikan tersendiri, terutama pada seni tradisional yang telah secara turun-temurun di wariskan pada generasinya. Salah satu seni dan budaya asli Indonesia yang sampai kini masih ada dan cukup terkenal adalah alat musik tradisional. Salah satu alat musik tradisional nusantara yang terkenal di dunia adalah angklung. Angklung merupakan alat musik tradisional khas Jawa Barat bermaterial bambu yang di akui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Dalam sidangnya pada tanggal 16 November 2010 di Nairobi, Kenya yang terdiri dari perwakilan 147 negara UNESCO telah mengukuhkan angklung sebagai warisan budaya khas Indonesia dalam list intangible heritage. Gamelan juga kini tengah dalam proses administrasi untuk pengukuhan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia khas Indonesia. Di akuinya angklung dan gamelan merupakan bukti bahwa alat musik tradisional khas indonesia memiliki kualitas di mata dunia . Angklung dan gamelan hanya beberapa dari sekian banyaknya alat musik tradisional dari indonesia. Semuanya merupakan kekayaan yang di miliki oleh Indonesia. Maka sudah sepantasnya kekayaan itu harus tetap di jaga kelestariannya. tetapi sayangnya, seiring dengan bertumbuhnya perkembangan gaya hidup dan teknologi, banyak masyarakat Indonesia lupa dengan budaya peninggalan nenek moyangnya sendiri. Hal inilah yang menyebabkan banyak budaya Indonesia diklaim oleh negara lain. Pada rentang waktu 2007-2012, Malaysia pernah mengklaim tujuh budaya milik Indonesia dan mengakui itu sebagai warisan budaya mereka. Klaim budaya pertama yang dilakukan Malaysia terhadap budaya asli Indonesia adalah pada November 2007 terhadap kesenian Reog Ponorogo. Selanjutnya, klaim itu berlanjut pada Desember 2008 yaitu klaim atas lagu Rasa Sayange dari Kepulauan Maluku. Daftar klaim berikutnya adalah pada Januari 2009 pada budaya batik, kemudian Tari Pendet juga diklaim oleh salah satu iklan pihak 1 swasta yang muncul pada promo pariwisata di televisi pada program Discovery Channel berjudul enigmatic Malaysia pada Agustus 2009 Selanjutnya instrumen dan ansambel musik angklung pada Maret 2010 dan klaim Malaysia atas tari tor-tor dan Gondang Sambilan yang merupakan kesenian asli dari Sumatera Utara. Perselisihan mengenai batik juga terjadi di tahun 2009, setelah itu pemerintah Malaysia memasukkan wayang kulit dan gamelan ke dalam Statistik Daftar Warisan dan Warisan Kebangsaan Malaysia. Kita seharusnya sebagai warga NKRI memiliki rasa bangga dengan peninggalan seni dan budaya pininggalan leluhur kita dengan melestarikan dan mengembangkannya mengikuti perkembangan zaman. Namun sayangnya warga Indonesia sendiri masih banyak yang tidak kenal dengan kekayaan budaya yang di miliki oleh NKRI bahkan kekayaan seni dan budaya yang di miliki daerahnya terutama warga perkotaan yang cenderung memiliki gaya hidup kebarat-baratan. Berdasarkan beberapa hal tersebut sudah sepatutnya Indonesia memiliki suatu bangunan yang mampu memfasilitasi kegiatan untuk melestarikan alat musik tradisional Indonesia yang dapat di nikmati oleh masyarakat umum guna memperkenalkan kekayaan budaya berupa alat musik tradisional yang di miliki Indonesia kepada masyarakat umum baik turis lokal maupun dunia. Pariwisata budaya kini ditengarai sebagai salah satu segmen industri pariwisata yang perkembangannya paling cepat. Hal ini dilandasi oleh adanya kecenderungan atau trend baru di kalangan wisatawan untuk mencari sesuatu yang unik dan autentik dari suatu kebudayaan. Hasil studi yang dilakukan oleh Travel Industry Association and Smithsonian Magazine pada tahun 2003 menunjukkan bahwa wisatawan yang mengunjungi situs sejarah dan atraksi budaya umumnya berpendidikan lebih tinggi, dengan pendapatan lebih banyak, tinggal lebih lama dan membelanjakan uangnya lebih banyak dibandingkan dengan jenis wisatawan lainnya Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan sosial budaya. Jenis pariwisata ini dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal, dan di sisi lain dapat melestarikan warisan budaya yang sekaligus berfungsi sebagai jati diri masyarakat bersangkutan. 2 Museum adalah salah satu daya tarik wisata budaya. Artefak atau benda warisan budaya yang menjadi koleksi dan bahan pameran dari suatu museum sering menjadi daya tarik wisata. Aneka ragam benda budaya yang menjadi koleksi sebuah museum biasanya merupakan milik berbagai etnik dan berasal dari beberapa daerah. Dalam konteks ini museum di harapkan bisa menjadi bangunan yang mampu menjadi bangunan yang berpengaruh dalam pelestarian budaya berupa alat musik tradisional khas Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana mendesain museum yang dapat memenuhi kebutuhan ruang untuk berbagai macam alat musik tradisional khas indonesia, kegiatan pertunjukan, dan edukasi mengenai peralatan musik ? 2. Bagaimana mendesain museum yang mampu beradaptasi dengan lingkungan site yang terletak di area kota tua dan beradaptasi dengan modernisasi sehingga memiliki daya tarik dari segi desain bangunan baik desain fasad maupun keunikan konsep yang di angkat dalam layout ruangan museum ? 1.3 Tujuan Perancangan 1. Mendesain museum yang mampu memenuhi kebutuhan ruang untuk berbagai macam alat musik tradisional khas indonesia, kegiatan pertunjukan dan edukasi mengenai alat musik. 2. Mendesain museum yang memadukan konsep desain arsitektur art deco dan modern kontemporer. 1.4 Ruang Lingkup Lokasi site terletak di Jl. Kunir tepatnya di depan halte transjakarta museum fatahillah dan pintu masuk utara Fatahillah Square. Lokasi tersebut sangat strategis sehingga di harapkan mampu menarik banyak pengunjung. Lingkungan sekitar kawasan kota tua merupakan bangunan tua peninggalan zaman Belanda dengan dominasi gaya arsitektur klasik dan art deco sehingga desain museum di haruskan beradaptasi dengan lingkungan sekitar agar terlihat senada dan indah. Kondisi existing site terkini merupakan bangunan-bangunan ruko tua yang 3 terbengkalai dan terkesan kumuh sehingga dengan di buatnya museum di tempat tersebut di harapkan site terasa lebih hidup dan meningkatkan perekonomian mikro di daerah tersebut. 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi 2.1.1 Pengertian Museum Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009). Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) : dalam Pedoman Museum Indoneisa,2008. Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 : dalam Pedoman Museum Indonesia, 2008. museum memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu : a. Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut : • Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi. • Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan koleksi. 5 • Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia. b. Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian. • Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. • Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya. Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melaui beberapa jenis klasifikasi (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009), yakni sebagai berikut : A. Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis : • Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. • Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi. B. Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis : • Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional. • Museum Provinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah propinsi dimana museum berada. 6 • Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana museum tersebut berada. 2.1.2 Persyaratan Pendirian Museum Adapun persyaratan berdirinya sebuah museum adalah: a. Lokasi museum Lokasi harus strategis dan sehat (tidak terpolusi, bukan daerah yang berlumpur/tanah rawa). b. Bangunan museum Bangunan museum dapat berupa bangunan baru atau memanfaatkan gedung lama. Harus memenuhi prinsip-prinsip konservasi, agar koleksi museum tetap lestari. Bangunan museum minimal dapat dikelompok menjadi dua kelompok, yaitu bangunan pokok (pameran tetap, pameran temporer, auditorium, kantor, laboratorium konservasi, perpustakaan, bengkel preparasi, dan ruang penyimpanan koleksi) dan bangunan penunjang (pos keamanan, museum shop, tiket box, toilet, lobby, dan tempat parkir). c. Koleksi Koleksi merupakan syarat mutlak dan merupakan rohnya sebuah museum, maka koleksi harus: 1. mempunyai nilai sejarah dan nilai-nilai ilmiah (termasuk nilai estetika) 2. harus diterangkan asal-usulnya secara historis, geografis dan fungsinya 3. harus dapat dijadikan monumen jika benda tersebut berbentuk bangunan yang berarti 4. juga mengandung nilai sejarah dapat diidentifikasikan mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal secara historis dan geografis, genus (untuk biologis), atau periodenya (dalam geologi, khususnya untuk benda alam) 5. harus dapat dijadikan dokumen, apabila benda itu berbentuk dokumen dan dapat dijadikan bukti bagi penelitian ilmiah 7 6. harus merupakan benda yang asli, bukan tiruan 7. harus merupakan benda yang memiliki nilai keindahan (master piece); dan 8. d. harus merupakan benda yang unik, yaitu tidak ada duanya. Peralatan museum, Museum harus memiliki sarana dan prasarana museum berkaitan erat dengan kegiatan pelestarian, seperti vitrin, sarana perawatan koleksi (AC, dehumidifier, dll.), pengamanan (CCTV, alarm system, dll.), lampu, label, dan lain-lain. e. Organisasi dan ketenagaan Pendirian museum sebaiknya ditetapkan secara hukum. Museum harus memiliki organisasi dan ketenagaan di museum, yang sekurang-kurangnya terdiri dari kepala museum, bagian administrasi, pengelola (perawatan), bagian koleksi penyajian (kurator), bagian konservasi (preparasi), bagian pelayanan masyarakat dan bimbingan edukasi, serta pengelola perpustakaan. 6. Sumber dana tetap Museum harus memiliki sumber dana tetap dalam penyelenggaraan dan pengelolaan museum. 2.1.3 Pengertian Alat Musik Tradisional Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata Alat yang berarti Suatu benda yang digunakan untuk mempermudah suatu kegiatan atau kerjaan. Kata Musik berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Mousike yang diambil dari nama Dewa yang terkenal dalam mitologi Yunani Kuno, yaitu Mousa. Dewa yang memimpin Seni dan Ilmu. Sedangkan kata Tradisional berasal dari Bahasa Latin, yaitu Traditio yang artinya Suatu kebiasaan masyarakat yang dilakukan secara turun temurun. Dari keterangan secara bahasa diatas, dapat disimpulkan bahwa, Alat Musik Tradisional adalah Alat musik yang berkembang secara turun menurun pada suatu daerah, yang digunakan untuk mengiringi sebuah musik-musik yang terdapat dikalangan masyarakat daerah tersebut. Berdasarkan bunyinya alat musik di bagi menjadi 5 jenis yaitu : 8 1. Aerofon (Aerophone) adalah Sebuah alat musik berdasarkan Instrument yang sumber bunyinya berasal dari hembusan udara yang terdapat pada rongga-rongga alat musik itu sendiri. 2. Idiofon (Idiophone) adalah Sebuah alat musik bedasarkan Instrument yang sumber bunyinya berasal dari bahan dasar alat musik itu sendiri. 3. Kordofon (Chordophone) adalah Sebuah alat musik berdasarkan Instrument yang sumber bunyinya berasal dari dawai atau senar yang terdapat pada bagian alat musik itu sendiri. 4. Membranofon (Membranophone) adalah Sebuah alat musik berdasarkan Insturment yang sumber bunyinya berasal dari selaput atau membran yang terdapat pada bagian alat musik itu sendiri. 5. Elektrofon (Electrophone) adalah Sebuah alat musik berdasarkan Instrument yang sumber bunyinya berasal dari dibangkitkan oleh tenaga listrik. 2.2 Precedents 2.2.1 Museum Tsunami Aceh Museum Tsunami Aceh, di Banda aceh, Indonesia, adalah sebuah museum yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk bencana gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 sekaligus pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi. Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek asal Indonesia, Ridwan Kamil. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku aceh. Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami. 9 Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan didinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini. Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini di masa depan, termasuk “bukit pengungsian” bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi. Gambar 2.1 Museum Tsunami Aceh (Sumber: merahputih.com) 2.1.2 Museum Gunung Merapi Museum Gunung Api Merapi (MGM), yang digadang menjadi geowisata di DIY diharapkan menjadi wahana edukasi konservasi yang berkelanjutan serta pengembangan ilmu kebencanaan gunungapi, gempabumi, dan bencana alam lainnya. Lokasi MGM terletak di kawasan lereng Merapi, tepatnya di Jalan Boyong, Dusun Banteng, Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Dengan luas bangunan sekitar 4,470 yang berdiri di atas tanah seluas 3,5 hektar, museum yang ke depan juga akan dilengkapi dengan taman, area parkir, dan plasa ini ingin dikenal masyarakat sebagai ‘Museum Gunungapi Merapi, Merapi Jendela Bumi’. Museum Gunungapi ini dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan, penyebarluasan informasi aspek kegunungapian khususnya dan kebencanaan geologi lainnya yang bersifat rekreatif-edukatif untuk masyarakat luas dengan tujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman tentang aspek ilmiah, maupun sosial-budaya dan 10 lain-lain yang berkaitan dengan gunungapi dan sumber kebencanaan geologi lainnya. Museum Gunungapi ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif sebagai sarana yang sangat penting dan potensial sebagai pusat layanan informasi kegunungapian dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat, serta sebagai media dalam meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat tentang manfaat dan ancaman bahaya letusan gunungapi serta bencana geologi lainnya. Gambar 2.2 Museum Gunung Merapi (Sumber: outingjogja.com) 11 BAB 3 SITE DATA 3.1 Data Tapak Site Gambar 3.1 site (Sumber: google maps ) Kota : Jakarta Pusat Kecamatan : Taman Sari Kelurahan : Pinangsia Blok : O1 Subblok : OO1 Zona : Zona perkantoran, perdagangan, dan jasa Sub – zona : K.2 Intensitas : KDB : 75 KLB :3 KB :4 KDH : 30 KTB : 55 12 3.2 Visual Survey A. General context and character, outstanding visual features site existing adalah bangunan ruko-ruko tua terbengkalai yang di kelilingi bangunan 4 lantai dengan gaya arsitektur klasik dan art deco. Site di kelilingi oleh jalan Kunir, Jalan teh dan Jalan Kali Besar B. Traffic movement patterns, noise, pollution Terdapat empat jalan yang mengelilingi site yaitu jalan Kunir di sebelah selatan, jalan Kali Besar Timur II di sebelah utara, jalan teh di sebelah timur dan jalan Kali Besar Timur di sebelah barat. Jalan kunir merupakan jalan tersibuk dengan polusi udara dan suara tertinggi karena jalan Kunir merupakan jalan utama. 3.3 Site Survey Information A. Site Boundary Site memiliki luas 4777 m2 dimana di bagian selatan berbatasan langsung dengan jalan Kunir dan museum Fatahillah, sebelah utara berbatasan dengan jalan Kali Besar Timur II dan bangunan ruko, di sebelah timur berbatasan langsung dengan jalan Teh dan bangunan ruko, dan sebelah barat berbatasan langsung dengan jalan Kali Besar Timur dan kali Krukut. B. Right of way / access Akses menuju site bisa di akses dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum yaitu trans Jakarta dengan halte terdekatnya halte musum Fatahillah, KRL comutter line dengan stasiun terdekatnya stasiun Jakarta Kota dan rencana pembangunan stasiun MRT kota. C. Outline of existing buildings 13 Gambar 3.2 site (Sumber: google maps ) Di sebelah selatan terdapat bangunan kawasan Fatahillah Square, di sebelah utara terdapat bangunan ruko-ruko tua dan parkir bus pariwisata, di sebelah timur terdapat bangunan ruko-ruko tua dan di sebelah barat terdapat sungai yang di sebrangnya terdapat bangunan pertokoan dan hotel Mercure Jakarta Batavia. 14 BAB 4 DATA PENDUKUNG 4.1 Data Pengguna 4.1.1. Pengguna Museum Terdapat dua kategori pengguna dalam sebuah museum (Pedoman Museum Indonesia,2008) yakni sebagai berikut : A. Pengelola Pengelola museum adalah petugas yang berada dan melaksanakan tugas museum dan dipimpin oleh seorang kepala museum. Kepala museum membawahkan dua bagian yaitu bagian administrasi dan bagian teknis. • Bagian administrasi Petugas administrasi mengelola ketenagaan, keuangan, suratmenyurat, kerumahtanggaan, pengamanan, dan registrasi koleksi. • Bagian teknis Bagian teknis terdiri dari tenaga pengelola koleksi, tenaga konservasi, tenaga preparasi, tenaga bimbingan dan humas. a. Tenaga pengelola koleksi bertugas melakukan inventarisasi dan kajian setiap koleksi museum. b. Tenaga konservasi bertugas melakukan pemeliharaan dan perawatan c. koleksi. Tenaga preparasi bertugas menyiapkan sarana dan prasarana sertamenata pameran. d. Tenaga bimbingan dan humas bertugas memberikan informasi dan mempublikasikan koleksi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. B. Pengunjung Berdasarkan intensitas kunjungannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : • Kelompok orang yang secara rutin berhubungan dengan museum seperti kolektor, seniman, desainer, ilmuwan, mahasiswa, dan pelajar. • Kelompok orang yang baru mengunjungi museum. 15 Berdasarkan tujuanya pengunjung dibedakan atas : • Pengunjung pelaku studi • Pengunjung bertujuan tertentu • Pengunjung pelaku rekreasi 4.1.2. Kegiatan Dalam Museum Kegiatan pelayanan museum kepada pengunjung museum meliputi kegiatan pameran tetap dan temporer, bimbingan dan pemanduan keliling museum, ceramah, bimbingan karya tulis, pemutaran film dan slide, dan museum keliling (Ayo Kita Mengenal Museum : 2009). Menurut Sutaarga,1989/1990 kegiatan dalam museum secara garis besar meliputi : a. Pengumpulan koleksi, kegiatan ini antara lain jual beli koleksi, peminjaman koleksi, pembuatan film dokumenter, dan kegiatan lainya. b. Penyimpanan dan pengelolaan koleksi, kegiatan ini antara lain penampungan, penyimpanan, penelitian, dan penggandaan (reproduksi). c. Preservasi, kegiatan ini antara lain meliputi : • Reproduksi, sebagai cadangan koleksi untuk menyelamatkan koleksi aslinya. • Penyimpanan, untuk menyelamatkan koleksi asli dari faktor merugikan. • Registrasi, pemberian dan penyusunan keterangan menyangkut benda koleksi. d. Observasi, penyeleksian koleksi untuk disesuaikan dengan persyaratan koleksi museum. e. Apresiasi, kegiatan ini antara lain meliputi : - Pendidikan, menunjang fungsi museum sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat yang sifatnya non formal. - Rekreatif, museum sebagai obyek rekreasi yang menyajikan acara yang menghibur. 16 f. Komunikasi, kegiatan ini antara lain meliputi : - Pameran, ruang pamer merupakan sarana komunikasi antara masyarakat / pengunjung dengan materi koleksi, yang dibantu dengan guide. - Pertemuan, antara pengelola dengan masyarakat sebagai penunjang kegiatan. - Administrasi. 4.2 Data Iklim 4.2.1 Temperatur Gambar 4.1 Grafik Temperatur (sumber: weather and climate) 4.2.2 Cahaya Matahari Gambar 4.2 Grafik Cahaya Matahari (Sumber: Weather and Climate) 17 4.2.3 Kelembapan Gambar 4.3 Grafik Kelembapan (Sumber: Weather and Climate) 4.2.4 Curah Hujan Gambar 4.4 Grafik Curah Hujan (Sumber: Weather and Climate) 18 REFERENSI Zakaria, Mohammad (2015). Pengertian, Fungsi, dan Jenis Museum. Jones, Paul. McLeod, Suzanne. Museum Architecture Matters. Caffey, S M and Campagnol, G 2015 Dis/Solution: Lina Bo Bardi’s Museu de Arte de São Paulo. Journal of Conservation and Museum Studies, 13(1): 5, pp. 1-13. Sahuri, Sofyan. (2015). Revitalisasi Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Skripsi. Fitriany, Detty. Optimalisasi Program Perancangan Interior Museum Konferensi AsiaAfrika. No. 1 Vol. 2. 2014. FSRD Itenas. 19