Uploaded by User43404

isi

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan kesenian dan budaya. Menurut sensus
BPS tahun 2010 tercatat ada lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia
atau tepatnya 1340 suku bangsa yang mana Setiap daerahnya memiliki keunikan
tersendiri, terutama pada seni tradisional yang telah secara turun-temurun di wariskan
pada generasinya. Salah satu seni dan budaya asli Indonesia yang sampai kini masih ada
dan cukup terkenal adalah alat musik tradisional. Salah satu alat musik tradisional
nusantara yang terkenal di dunia adalah angklung. Angklung merupakan alat musik
tradisional khas Jawa Barat bermaterial bambu yang di akui oleh UNESCO sebagai
warisan budaya dunia. Dalam sidangnya pada tanggal 16 November 2010 di Nairobi,
Kenya yang terdiri dari perwakilan 147 negara UNESCO telah mengukuhkan angklung
sebagai warisan budaya khas Indonesia dalam list intangible heritage. Gamelan juga kini
tengah dalam proses administrasi untuk pengukuhan oleh UNESCO sebagai salah satu
warisan budaya dunia khas Indonesia. Di akuinya angklung dan gamelan merupakan
bukti bahwa alat musik tradisional khas indonesia memiliki kualitas di mata dunia .
Angklung dan gamelan hanya beberapa dari sekian banyaknya alat musik tradisional dari
indonesia. Semuanya merupakan kekayaan yang di miliki oleh Indonesia. Maka sudah
sepantasnya kekayaan itu harus tetap di jaga kelestariannya. tetapi sayangnya, seiring
dengan bertumbuhnya perkembangan gaya hidup dan teknologi, banyak masyarakat
Indonesia lupa dengan budaya peninggalan nenek moyangnya sendiri. Hal inilah yang
menyebabkan banyak budaya Indonesia diklaim oleh negara lain. Pada rentang waktu
2007-2012, Malaysia pernah mengklaim tujuh budaya milik Indonesia dan mengakui itu
sebagai warisan budaya mereka. Klaim budaya pertama yang dilakukan Malaysia
terhadap budaya asli Indonesia adalah pada November 2007 terhadap kesenian Reog
Ponorogo. Selanjutnya, klaim itu berlanjut pada Desember 2008 yaitu klaim atas lagu
Rasa Sayange dari Kepulauan Maluku. Daftar klaim berikutnya adalah pada Januari
2009 pada budaya batik, kemudian Tari Pendet juga diklaim oleh salah satu iklan pihak
1
swasta yang muncul pada promo pariwisata di televisi pada program Discovery Channel
berjudul enigmatic Malaysia pada Agustus 2009 Selanjutnya instrumen dan ansambel
musik angklung pada Maret 2010 dan klaim Malaysia atas tari tor-tor dan Gondang
Sambilan yang merupakan kesenian asli dari Sumatera Utara. Perselisihan mengenai
batik juga terjadi di tahun 2009, setelah itu pemerintah Malaysia memasukkan wayang
kulit dan gamelan ke dalam Statistik Daftar Warisan dan Warisan Kebangsaan Malaysia.
Kita seharusnya sebagai warga NKRI memiliki rasa bangga dengan peninggalan seni
dan budaya pininggalan leluhur kita dengan melestarikan dan mengembangkannya
mengikuti perkembangan zaman. Namun sayangnya warga Indonesia sendiri masih
banyak yang tidak kenal dengan kekayaan budaya yang di miliki oleh NKRI bahkan
kekayaan seni dan budaya yang di miliki daerahnya terutama warga perkotaan yang
cenderung memiliki gaya hidup kebarat-baratan. Berdasarkan beberapa hal tersebut
sudah sepatutnya Indonesia memiliki suatu bangunan yang mampu memfasilitasi
kegiatan untuk melestarikan alat musik tradisional Indonesia yang dapat di nikmati oleh
masyarakat umum guna memperkenalkan kekayaan budaya berupa alat musik
tradisional yang di miliki Indonesia kepada masyarakat umum baik turis lokal maupun
dunia.
Pariwisata budaya kini ditengarai sebagai salah satu segmen industri pariwisata
yang perkembangannya paling cepat. Hal ini dilandasi oleh adanya kecenderungan atau
trend baru di kalangan wisatawan untuk mencari sesuatu yang unik dan autentik dari
suatu kebudayaan. Hasil studi yang dilakukan oleh Travel Industry Association and
Smithsonian Magazine pada tahun 2003 menunjukkan bahwa wisatawan yang
mengunjungi situs sejarah dan atraksi budaya umumnya berpendidikan lebih tinggi,
dengan pendapatan lebih banyak, tinggal lebih lama dan membelanjakan uangnya lebih
banyak dibandingkan dengan jenis wisatawan lainnya Pariwisata budaya diyakini
memiliki manfaat positif secara ekonomi dan sosial budaya. Jenis pariwisata ini dapat
memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal, dan di sisi lain dapat
melestarikan warisan budaya yang sekaligus berfungsi sebagai jati diri masyarakat
bersangkutan.
2
Museum adalah salah satu daya tarik wisata budaya. Artefak atau benda warisan
budaya yang menjadi koleksi dan bahan pameran dari suatu museum sering menjadi
daya tarik wisata. Aneka ragam benda budaya yang menjadi koleksi sebuah museum
biasanya merupakan milik berbagai etnik dan berasal dari beberapa daerah. Dalam
konteks ini museum di harapkan bisa menjadi bangunan yang mampu menjadi bangunan
yang berpengaruh dalam pelestarian budaya berupa alat musik tradisional khas
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mendesain museum yang dapat memenuhi kebutuhan ruang untuk
berbagai macam alat musik tradisional khas indonesia, kegiatan pertunjukan, dan
edukasi mengenai peralatan musik ?
2. Bagaimana mendesain museum yang mampu beradaptasi dengan lingkungan site
yang terletak di area kota tua dan beradaptasi dengan modernisasi sehingga memiliki
daya tarik dari segi desain bangunan baik desain fasad maupun keunikan konsep
yang di angkat dalam layout ruangan museum ?
1.3 Tujuan Perancangan
1. Mendesain museum yang mampu memenuhi kebutuhan ruang untuk berbagai macam
alat musik tradisional khas indonesia, kegiatan pertunjukan dan edukasi mengenai
alat musik.
2. Mendesain museum yang memadukan konsep desain arsitektur art deco dan modern
kontemporer.
1.4 Ruang Lingkup
Lokasi site terletak di Jl. Kunir tepatnya di depan halte transjakarta museum
fatahillah dan pintu masuk utara Fatahillah Square. Lokasi tersebut sangat strategis
sehingga di harapkan mampu menarik banyak pengunjung.
Lingkungan sekitar kawasan kota tua merupakan bangunan tua peninggalan
zaman Belanda dengan dominasi gaya arsitektur klasik dan art deco sehingga desain
museum di haruskan beradaptasi dengan lingkungan sekitar agar terlihat senada dan
indah. Kondisi existing site terkini merupakan bangunan-bangunan ruko tua yang
3
terbengkalai dan terkesan kumuh sehingga dengan di buatnya museum di tempat
tersebut di harapkan site terasa lebih hidup dan meningkatkan perekonomian mikro di
daerah tersebut.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1.1 Pengertian Museum
Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Museum
berfungsi
mengumpulkan,
merawat,
dan
menyajikan
serta
melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan
kesenangan atau hiburan (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum
adalah
lembaga,
tempat
penyimpanan,
perawatan,
pengamanan
dan
pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan
budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM)
: dalam Pedoman Museum Indoneisa,2008. Museum adalah sebuah lembaga
yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
perkembangannya,
terbuka
untuk
umum,
memperoleh,
merawat,
menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan
lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 : dalam
Pedoman Museum Indonesia, 2008. museum memiliki tugas menyimpan,
merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda
cagar budaya. Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu :
a.
Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan
sebagai berikut :
•
Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi
koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan
koleksi.
•
Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi
kerusakan koleksi.
5
•
Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga
koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah
manusia.
b.
Sebagai
sumber
informasi,
museum
melaksanakan
kegiatan
pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian.
•
Penelitian
dilakukan
untuk
mengembangkan
kebudayaan
nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi.
•
Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan
pengamanannya.
Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melaui beberapa
jenis klasifikasi (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009), yakni sebagai berikut :
A.
Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua
jenis :
•
Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan
bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan
dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
•
Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan
bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan
satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi.
B.
Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis :
•
Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari
kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan
bukti material manusia dan atau lingkungannya dari seluruh
wilayah Indonesia yang bernilai nasional.
•
Museum Provinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan
benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material
manusia dan atau lingkungannya dari wilayah propinsi dimana
museum berada.
6
•
Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan
benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material
manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau
kotamadya dimana museum tersebut berada.
2.1.2 Persyaratan Pendirian Museum
Adapun persyaratan berdirinya sebuah museum adalah:
a.
Lokasi museum Lokasi harus strategis dan sehat (tidak terpolusi, bukan
daerah yang berlumpur/tanah rawa).
b.
Bangunan museum Bangunan museum dapat berupa bangunan baru
atau memanfaatkan gedung lama. Harus memenuhi prinsip-prinsip
konservasi, agar koleksi museum tetap lestari. Bangunan museum
minimal dapat dikelompok menjadi dua kelompok, yaitu bangunan
pokok (pameran tetap, pameran temporer, auditorium, kantor,
laboratorium konservasi, perpustakaan, bengkel preparasi, dan ruang
penyimpanan koleksi) dan bangunan penunjang (pos keamanan,
museum shop, tiket box, toilet, lobby, dan tempat parkir).
c.
Koleksi Koleksi merupakan syarat mutlak dan merupakan rohnya
sebuah museum, maka koleksi harus:
1.
mempunyai nilai sejarah dan nilai-nilai ilmiah (termasuk nilai
estetika)
2.
harus diterangkan asal-usulnya secara historis, geografis dan
fungsinya
3.
harus dapat dijadikan monumen jika benda tersebut berbentuk
bangunan yang berarti
4.
juga mengandung nilai sejarah
dapat diidentifikasikan mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi,
makna, asal secara historis dan geografis, genus (untuk biologis),
atau periodenya (dalam geologi, khususnya untuk benda alam)
5.
harus dapat dijadikan dokumen, apabila benda itu berbentuk
dokumen dan dapat dijadikan bukti bagi penelitian ilmiah
7
6.
harus merupakan benda yang asli, bukan tiruan
7.
harus merupakan benda yang memiliki nilai keindahan (master
piece); dan
8.
d.
harus merupakan benda yang unik, yaitu tidak ada duanya.
Peralatan museum, Museum harus memiliki sarana dan prasarana
museum berkaitan erat dengan kegiatan pelestarian, seperti vitrin,
sarana perawatan koleksi (AC, dehumidifier, dll.), pengamanan (CCTV,
alarm system, dll.), lampu, label, dan lain-lain.
e.
Organisasi dan ketenagaan Pendirian museum sebaiknya ditetapkan
secara hukum. Museum harus memiliki organisasi dan ketenagaan di
museum, yang sekurang-kurangnya terdiri dari kepala museum, bagian
administrasi,
pengelola
(perawatan),
bagian
koleksi
penyajian
(kurator),
bagian
konservasi
(preparasi),
bagian
pelayanan
masyarakat dan bimbingan edukasi, serta pengelola perpustakaan. 6.
Sumber dana tetap Museum harus memiliki sumber dana tetap dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan museum.
2.1.3 Pengertian Alat Musik Tradisional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata Alat yang berarti
Suatu benda yang digunakan untuk mempermudah suatu kegiatan atau kerjaan.
Kata Musik berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Mousike yang diambil dari nama
Dewa yang terkenal dalam mitologi Yunani Kuno, yaitu Mousa. Dewa yang
memimpin Seni dan Ilmu. Sedangkan kata Tradisional berasal dari Bahasa
Latin, yaitu Traditio yang artinya Suatu kebiasaan masyarakat yang dilakukan
secara turun temurun. Dari keterangan secara bahasa diatas, dapat disimpulkan
bahwa, Alat Musik Tradisional adalah Alat musik yang berkembang secara
turun menurun pada suatu daerah, yang digunakan untuk mengiringi sebuah
musik-musik yang terdapat dikalangan masyarakat daerah tersebut.
Berdasarkan bunyinya alat musik di bagi menjadi 5 jenis yaitu :
8
1. Aerofon (Aerophone) adalah Sebuah alat musik berdasarkan
Instrument yang sumber bunyinya berasal dari hembusan udara yang
terdapat pada rongga-rongga alat musik itu sendiri.
2. Idiofon (Idiophone) adalah
Sebuah
alat
musik
bedasarkan
Instrument yang sumber bunyinya berasal dari bahan dasar alat
musik itu sendiri.
3. Kordofon (Chordophone) adalah Sebuah alat musik berdasarkan
Instrument yang sumber bunyinya berasal dari dawai atau senar
yang terdapat pada bagian alat musik itu sendiri.
4. Membranofon (Membranophone) adalah
Sebuah
alat
musik
berdasarkan Insturment yang sumber bunyinya berasal dari selaput
atau membran yang terdapat pada bagian alat musik itu sendiri.
5. Elektrofon (Electrophone) adalah Sebuah alat musik berdasarkan
Instrument yang sumber bunyinya berasal dari dibangkitkan oleh
tenaga listrik.
2.2 Precedents
2.2.1 Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh, di Banda aceh, Indonesia, adalah sebuah
museum yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk bencana gempa
bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 sekaligus pusat pendidikan dan tempat
perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi.
Museum
Tsunami
Aceh
dirancang
oleh
arsitek
asal
Indonesia, Ridwan Kamil. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai
dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di
dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua
dinding air yang tinggi untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat
tsunami. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari saman, sebuah
makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku
aceh. Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang
mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.
9
Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya
dicantumkan didinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga
masyarakat yang selamat dari bencana ini. Selain perannya sebagai tugu
peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat
perlindungan dari bencana semacam ini di masa depan, termasuk “bukit
pengungsian” bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.
Gambar 2.1 Museum Tsunami Aceh (Sumber: merahputih.com)
2.1.2 Museum Gunung Merapi
Museum Gunung Api Merapi (MGM), yang digadang menjadi geowisata di DIY diharapkan menjadi wahana edukasi konservasi yang
berkelanjutan serta pengembangan ilmu kebencanaan gunungapi, gempabumi,
dan bencana alam lainnya. Lokasi MGM terletak di kawasan lereng Merapi,
tepatnya di Jalan Boyong, Dusun Banteng, Desa Hargobinangun Kecamatan
Pakem Kabupaten Sleman. Dengan luas bangunan sekitar 4,470 yang berdiri di
atas tanah seluas 3,5 hektar, museum yang ke depan juga akan dilengkapi
dengan taman, area parkir, dan plasa ini ingin dikenal masyarakat sebagai
‘Museum Gunungapi Merapi, Merapi Jendela Bumi’. Museum Gunungapi ini
dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan, penyebarluasan informasi aspek
kegunungapian khususnya dan kebencanaan geologi lainnya yang bersifat
rekreatif-edukatif untuk masyarakat luas dengan tujuan untuk memberikan
wawasan dan pemahaman tentang aspek ilmiah, maupun sosial-budaya dan
10
lain-lain yang berkaitan dengan gunungapi dan sumber kebencanaan geologi
lainnya. Museum Gunungapi ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif
sebagai sarana yang sangat penting dan potensial sebagai pusat layanan
informasi kegunungapian dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat,
serta sebagai media dalam meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan
masyarakat tentang manfaat dan ancaman bahaya letusan gunungapi serta
bencana geologi lainnya.
Gambar 2.2 Museum Gunung Merapi (Sumber: outingjogja.com)
11
BAB 3
SITE DATA
3.1 Data Tapak Site
Gambar 3.1 site (Sumber: google maps )
Kota
: Jakarta Pusat
Kecamatan
: Taman Sari
Kelurahan
: Pinangsia
Blok
: O1
Subblok
: OO1
Zona
: Zona perkantoran, perdagangan, dan jasa
Sub – zona
: K.2
Intensitas
:

KDB : 75

KLB
:3

KB
:4

KDH : 30

KTB : 55
12
3.2 Visual Survey
A. General context and character, outstanding visual features
site existing adalah bangunan ruko-ruko tua terbengkalai yang di kelilingi
bangunan 4 lantai dengan gaya arsitektur klasik dan art deco. Site di kelilingi oleh
jalan Kunir, Jalan teh dan Jalan Kali Besar
B. Traffic movement patterns, noise, pollution
Terdapat empat jalan yang mengelilingi site yaitu jalan Kunir di sebelah selatan,
jalan Kali Besar Timur II di sebelah utara, jalan teh di sebelah timur dan jalan Kali
Besar Timur di sebelah barat. Jalan kunir merupakan jalan tersibuk dengan polusi
udara dan suara tertinggi karena jalan Kunir merupakan jalan utama.
3.3 Site Survey Information
A. Site Boundary
Site memiliki luas 4777 m2 dimana di bagian selatan berbatasan langsung
dengan jalan Kunir dan museum Fatahillah, sebelah utara berbatasan dengan jalan
Kali Besar Timur II dan bangunan ruko, di sebelah timur berbatasan langsung dengan
jalan Teh dan bangunan ruko, dan sebelah barat berbatasan langsung dengan jalan
Kali Besar Timur dan kali Krukut.
B. Right of way / access
Akses menuju site bisa di akses dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum
yaitu trans Jakarta dengan halte terdekatnya halte musum Fatahillah, KRL comutter
line dengan stasiun terdekatnya stasiun Jakarta Kota dan rencana pembangunan
stasiun MRT kota.
C. Outline of existing buildings
13
Gambar 3.2 site (Sumber: google maps )
Di sebelah selatan terdapat bangunan kawasan Fatahillah Square, di sebelah utara
terdapat bangunan ruko-ruko tua dan parkir bus pariwisata, di sebelah timur terdapat
bangunan ruko-ruko tua dan di sebelah barat terdapat sungai yang di sebrangnya
terdapat bangunan pertokoan dan hotel Mercure Jakarta Batavia.
14
BAB 4
DATA PENDUKUNG
4.1 Data Pengguna
4.1.1. Pengguna Museum
Terdapat dua kategori pengguna dalam sebuah museum (Pedoman
Museum Indonesia,2008) yakni sebagai berikut :
A. Pengelola
Pengelola museum adalah petugas yang berada dan melaksanakan
tugas museum dan dipimpin oleh seorang kepala museum. Kepala museum
membawahkan dua bagian yaitu bagian administrasi dan bagian teknis.
•
Bagian administrasi
Petugas administrasi mengelola ketenagaan, keuangan, suratmenyurat, kerumahtanggaan, pengamanan, dan registrasi koleksi.
•
Bagian teknis
Bagian teknis terdiri dari tenaga pengelola koleksi, tenaga
konservasi, tenaga preparasi, tenaga bimbingan dan humas.
a. Tenaga pengelola koleksi bertugas melakukan inventarisasi dan
kajian setiap koleksi museum.
b. Tenaga konservasi bertugas melakukan pemeliharaan dan
perawatan
c.
koleksi.
Tenaga preparasi bertugas menyiapkan sarana dan prasarana
sertamenata pameran.
d. Tenaga bimbingan dan humas bertugas memberikan informasi dan
mempublikasikan koleksi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.
B. Pengunjung
Berdasarkan intensitas kunjungannya dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu :
•
Kelompok orang yang secara rutin berhubungan dengan museum
seperti kolektor, seniman, desainer, ilmuwan, mahasiswa, dan pelajar.
•
Kelompok orang yang baru mengunjungi museum.
15
Berdasarkan tujuanya pengunjung dibedakan atas :
•
Pengunjung pelaku studi
•
Pengunjung bertujuan tertentu
•
Pengunjung pelaku rekreasi
4.1.2. Kegiatan Dalam Museum
Kegiatan pelayanan museum kepada pengunjung museum meliputi
kegiatan pameran tetap dan temporer, bimbingan dan pemanduan keliling
museum, ceramah, bimbingan karya tulis, pemutaran film dan slide, dan
museum
keliling (Ayo
Kita
Mengenal
Museum
:
2009). Menurut Sutaarga,1989/1990 kegiatan dalam museum secara garis
besar meliputi :
a. Pengumpulan koleksi, kegiatan ini antara lain jual beli koleksi, peminjaman
koleksi, pembuatan film dokumenter, dan kegiatan lainya.
b. Penyimpanan
dan
pengelolaan
koleksi,
kegiatan
ini
antara
lain
penampungan, penyimpanan, penelitian, dan penggandaan (reproduksi).
c. Preservasi, kegiatan ini antara lain meliputi :
• Reproduksi, sebagai cadangan koleksi untuk menyelamatkan koleksi
aslinya.
• Penyimpanan, untuk menyelamatkan koleksi asli dari faktor
merugikan.
• Registrasi, pemberian dan penyusunan keterangan menyangkut benda
koleksi.
d. Observasi, penyeleksian koleksi untuk disesuaikan dengan
persyaratan
koleksi museum.
e. Apresiasi, kegiatan ini antara lain meliputi :
-
Pendidikan, menunjang fungsi museum sebagai sarana pendidikan
bagi masyarakat yang sifatnya non formal.
-
Rekreatif, museum sebagai obyek rekreasi yang menyajikan acara
yang menghibur.
16
f.
Komunikasi, kegiatan ini antara lain meliputi :
-
Pameran, ruang pamer merupakan sarana komunikasi antara
masyarakat / pengunjung dengan materi koleksi, yang dibantu
dengan guide.
-
Pertemuan, antara pengelola dengan masyarakat sebagai penunjang
kegiatan.
-
Administrasi.
4.2 Data Iklim
4.2.1 Temperatur
Gambar 4.1 Grafik Temperatur (sumber: weather and climate)
4.2.2 Cahaya Matahari
Gambar 4.2 Grafik Cahaya Matahari (Sumber: Weather and Climate)
17
4.2.3 Kelembapan
Gambar 4.3 Grafik Kelembapan (Sumber: Weather and Climate)
4.2.4 Curah Hujan
Gambar 4.4 Grafik Curah Hujan (Sumber: Weather and Climate)
18
REFERENSI
Zakaria, Mohammad (2015). Pengertian, Fungsi, dan Jenis Museum.
Jones, Paul. McLeod, Suzanne. Museum Architecture Matters.
Caffey, S M and Campagnol, G 2015 Dis/Solution: Lina Bo Bardi’s Museu de Arte de São
Paulo. Journal of Conservation and Museum Studies, 13(1): 5, pp. 1-13.
Sahuri, Sofyan. (2015). Revitalisasi Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Skripsi.
Fitriany, Detty. Optimalisasi Program Perancangan Interior Museum Konferensi AsiaAfrika. No. 1 Vol. 2. 2014. FSRD Itenas.
19
Download