Uploaded by IDP.PDAU

Etik dalam kinerja perusahaan

advertisement
PENDAHULUAN
Pola hubungan antara Pengusaha dengan Tenaga Kerja sebagai suatu kesatuan, perlu
diwujudkan dan ditegaskan dalam peraturan-peraturan. Peraturan-Peraturan tersebut
tentunya harus sesuai dengan pola hubungan industrial yang berlaku dan diakui oleh
Pemerintah. Untuk mewujudkan hal tersebut dan sebagaimana yang telah diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka disusunlah Peraturan Perusahaan ini.
Dimana Peraturan Perusahaan ini diperuntukan untuk PT Multi Indocitra yang berkantor
pusat di Jakarta dengan cabang-cabang di wilayah Indonesia.
Peraturan Perusahaan ini diharapkan dapat menjadi petunjuk operasional, baik bagi pihak
perusahaan maupun pihak karyawan dalam menjalankan fungsinya masing-masing dengan
memperhatikan segala hak dan kewajiban dari kedua belah pihak. Peraturan Perusahaan ini
juga dimaksudkan untuk menjadi pegangan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang
sekiranya timbul dalam proses hubungan kerja di antara ke dua belah pihak dan diharapkan
dapat menjadi sarana untuk memajukan perusahaan dan kesejahteraan karyawannya.
Direksi dengan segenap Pimpinan Perusahaan mengharapkan agar seluruh karyawan PT
Multi Indocitra mampu meluangkan waktu untuk mempelajari, memahami dan melaksanakan
seluruh peraturan dan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Perusahaan ini.
Jakarta, 2 Januari 2012
PT MULTI INDOCITRA Tbk
Herman Wirawan
Direktur Utama
1
BAB I
UMUM
PASAL 1
ISTILAH - ISTILAH
1.
Perusahaan
2.
Direksi
3.
Karyawan Baru
4.
Karyawan Tetap
5.
Keluarga Karyawan
6.
Istri / Suami
7.
Anak Karyawan
8.
Ahli Waris
9.
Hari Libur
Ialah PT. Multi Indocitra Tbk yang disingkat
PT. MIC dengan cabang-cabangnya yang
ada di seluruh Indonesia.
Ialah Direksi PT. Multi Indocitra Tbk atau
orang yang ditunjuk mewakilinya.
Ialah karyawan yang masa kerjanya belum
melewati masa percobaan Paling lama
3 (tiga) bulan, dengan pemberitahuan
secara tertulis.
Ialah orang yang diterima berkerja untuk
jangka
waktu
tidak
tertentu,
telah
menandatangani perjanjian kerja dan telah
melewati masa percobaan paling lama
3 (tiga) bulan serta menerima upah bulanan.
Ialah seorang Istri / Suami dan Anak-anak
dari karyawan berdasarkan hukum yang
berlaku menjadi tanggungan karyawan
tersebut serta terdaftar dalam administrasi
perusahaan.
Ialah seorang Istri / Suami yang sah dari
karyawan yang terdaftar dalam administrasi
perusahaan.
Ialah semua anak karyawan (maksimal 3
orang) menjadi tanggungannya dari seorang
istri yang sah sebagaimana terdaftar dalam
administrasi perusahaan, dengan ketentuan
belum menikah, dibawah usia 21 tahun atau
masih sekolah dan tidak berpenghasilan
berusia maximal 23 tahun.
Ialah keluarga atau orang lain yang ditunjuk
oleh karyawan untuk menerima pembayaran
dalam hal kematian, bila tidak ada ahli
warisnya maka pembayaran dilaksanakan
menurut hukum yang berlaku.
Ialah hari dimana kegiatan produksi dan
pekerjaan tidak dilakukan sesuai dengan
ketetapan
pengusaha
dengan
sepengetahuan karyawan kecuali bagi
karyawan tertentu yang ditunjuk.
Ialah hari libur yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah
dan
Pengusaha
akan
meliburkan karyawan dengan upah penuh.
Ialah hari libur yang diberikan oleh
Pengusaha kepada karyawan sehubungan
dengan karyawan tersebut mendapat
panggilan dari instansi Pemerintah dan
penilaian absensi libur semacam ini
diperlakukan sebagai hadir.
10. Hari Libur Resmi
11. Hari Libur dengan Izin Khusus
2
12. Hari Kerja
Ialah hari yang memuat jam kerja ditentukan
oleh pengusaha.
13. Waktu Kerja Lembur
Adalah Waktu Kerja yang melebihi 7 (tujuh)
jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan) jam
sehari, dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1
(satu) minggu atau waktu kerja pada hari
istirahat mingguan dan atau pada hari libur
resmi yang ditetapkan Pemerintah.
14. Kerja Shift
Adalah Waktu Kerja yang diatur oleh
Perusahaan secara bergantian sesuai
dengan kondisi pekerjaan yang dilakukan
oleh karyawan.
15. Karyawan Shift
Adalah
Karyawan
yang
melakukan
pekerjaannya sesuai dengan waktu yang
ditentukan oleh Perusahaan berdasarkan
tempat dan kondisi pekerjaan.
16. Promosi
Ialah kenaikan pangkat / jabatan yang lebih
tinggi
berdasarkan
restrukturisasi
perusahaan diikuti dengan penyesuaian
tunjangan dan fasilitas sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan.
17. Demosi
Ialah penurunan pangkat / jabatan yang
lebih rendah berdasarkan restrukturisasi
perusahaan diikuti dengan penyesuaian
tunjangan dan fasilitas sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan.
18. Mutasi
Adalah perpindahan karyawan dari jabatan
sebelumnya ke jabatan lainnya yang
setingkat
berdasarkan
restrukturisasi
perusahaan diikuti dengan penyesuaian
tunjangan dan fasilitas sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan.
19. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Ialah perjanjian kerja antara pekerja/buruh
dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja dalam waktu tertentu atau
untuk pekerjaan tertentu.
20. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
Adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh
(PKWTT)
dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja yang bersifat tetap.
3
BAB II
TATA TERTIB
PASAL 2
TATA TERTIB KERJA DAN DISIPLIN KERJA
TATA TERTIB KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Karyawan wajib menggunakan kartu pengenal karyawan selama jam kerja didalam
lingkungan kerja.(jika ada)
Selama jam kerja, karyawan wajib mengerjakan tugas yang telah diberikan pengusaha
kepadanya melalui atasan ataupun kepala bagiannya dan bersikap sopan terhadap
pimpinan dan kerabat kerjanya.
Selama jam kerja karyawan wajib untuk mengenakan pakaian yang pantas dan sopan
atau seragam yang telah diberikan (jika ada)
Yang dimaksud dengan pakaian pantas dan sopan bagi pria adalah kemeja dengan
kerah dan celana panjang bahan.
Yang dimaksud dengan pakaian pantas dan sopan bagi wanita adalah baju/atasan dari
bahan dan rok minimal 5 cm di atas lutut atau celana panjang bahan.
Karyawan wajib datang ke tempat kerja yang sudah ditentukan baginya, tepat pada
waktunya.
Karyawan wajib mengikuti jam kerja sesuai yang ditentukan.
Karyawan wajib mengisi daftar hadir / kartu hadir sendiri/ absen jari setiap kali waktu
tiba dan waktu kerja usai.
Karyawan yang tidak hadir / absen wajib memberitahukan kepada atasannya pada hari
pertama ketidakhadirannya, dan bilamana sakit wajib melampirkan surat keterangan
dokter.
Dilarang melakukan absensi pada kartu atas nama orang lain.
SANKSI – SANKSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Baik pengusaha dan karyawan akan mengusahakan sepenuhnya penegakkan disiplin
kerja, karenanya terhadap pelanggaran-pelanggaran disiplin kerja yang dilakukan perlu
diberikan tindakan-tindakan sanksi yang berupa lisan maupun tulisan.
Peringatan lisan hanya diberikan satu kali saja untuk pelanggaran tata tertib dan
disiplin kerja selain pelanggaran berat yang telah dilakukan oleh karyawan.
Peringatan tertulis terdiri dari :

Peringatan Pertama berlaku 6 ( enam ) bulan sejak diterbitkannya surat
peringatan.

Peringatan Kedua berlaku 6 ( enam ) bulan sejak diterbitkannya surat peringatan
pertama.

Peringatan Ketiga berlaku 6 ( enam ) bulan sejak diterbitkannya surat peringatan
kedua
Penerbitan surat peringatan dilakukan oleh atasan yang bersangkutan setelah
berkonsultasi terlebih dahulu dengan bagian HRD.
Penerbitan surat peringatan dilakukan oleh HRD apabila hal tersebut di atas tidak
dilakukan oleh atasan setelah mengetahui terjadinya pelanggaran ringan maupun berat
yang dilakukan oleh bawahannya.
Surat peringatan akan gugur bilamana hingga digenapinya masa berlakunya surat
peringatan tersebut, yang bersangkutan tidak melakukan pelanggaran.
Apabila dalam masa yang masih berlaku dalam suatu surat peringatan, karyawan
melakukan pelanggaran terhadap peraturan perusahaan yang berlaku, maka baginya
akan diberikan sanksi disipliner satu tingkatan di atas peringatan yang telah diberikan
sebelumnya, setelah masa surat peringatan berakhir.
4
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Jenis peringatan yang diberikan tergantung atas berat ringannya pelanggaran atau
kesalahan yang karyawan perbuat. Untuk kesalahan yang dianggap besar dapat
langsung diberikan surat peringatan terakhir atau pemutusan hubungan kerja tanpa
adanya surat-surat peringatan sebelumnya.
Penjelasan mengenai Surat Peringatan akan diberikan dalam bentuk prosedur yang
terpisah dengan tetap mengindahkan peraturan yang berlaku.
Keterlambatan lebih dari 40 (empat puluh) menit dalam sebulan atau 4 (empat) kali
dalam sebulan akan dikenakan sanksi berupa Surat Peringatan.
Ketidakhadiran tanpa disertai surat keterangan dokter akan dikenakan pemotongan
hak cuti.
Ketidakhadiran tanpa adanya pemberitahuan apapun kepada atasannya ataupun ke
bagian HRD setelah masuknya karyawan yang bersangkutan akan dikenakan sanksi
administratip berupa pemberian surat peringatan.
Karyawan tidak masuk kerja selama 5 hari kerja berturut-turut tanpa disertai
pemberitahuan yang sah dan telah dipanggil oleh pihak perusahaan dua kali secara
tertulis dapat diproses pemutusan Hubungan kerjanya sesuai dengan Undang –
Undang No. 13 tahun 2003, karena dikualifikasikan mengundurkan diri.
BAB III
ADMINISTRASI KARYAWAN
PASAL 3
PENERIMAAN DAN MASA KERJA KARYAWAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Pengadaan karyawan dapat berasal dari 2 sumber, yakni :

Dari dalam perusahaan sendiri, dalam pengadaan karyawan untuk pengisian
suatu posisi yang lowong prioritas utama akan dipilih dari karyawan yang telah
ada, dengan jalan promosi atau mutasi.

Dari luar perusahaan, kalau ternyata perusahaan tidak bisa mendapatkan tenaga
untuk maksud tersebut, maka perusahaan akan mengambil tenaga kerja dari luar
untuk mengisi lowongan tersebut.
Penerimaan karyawan baru berdasarkan kebutuhan yang ada dan persyaratanpersyaratan yang ditentukan perusahaan.
Pelamar yang telah lulus seleksi akan diterima sebagai calon karyawan.
Karyawan baru harus menjalani masa percobaan maksimum selama 3 ( tiga ) bulan.
Adanya masa percobaan harus diberitahukan kepada calon karyawan yang
bersangkutan.
Selama dalam masa percobaan hubungan kerja dapat diputuskan oleh masing-masing
pihak dengan pemberitahuan sekurang – kurangnya 1 (satu) bulan sebelumnya.
Setelah masa percobaan selesai calon karyawan diberi penilaian oleh atasan yaitu
berupa Form Penilaian 3 (tiga) bulan masa percobaan atau masa kontrak dan setelah
itu dibuatkan Surat Keputusan sesuai pangkat dan jabatan. Untuk pangkat dan jabatan
Supervisor ke bawah ditandatangi oleh Manager HRD. Untuk pangkat dan jabatan
Assisten Manager ke atas ditandatangani oleh Direktur Utama.
Jika tidak ada pemberitahuan dari pihak atasan yang bersangkutan maka karyawan
dianggap telah menyelesaikan masa percobaan dengan baik.
Masa kerja seorang karyawan dihitung sejak hari pertama masa percobaan.
Masa Kerja Karyawan berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu dihitung sejak
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) pertama ditandatangani oleh kedua belah
pihak.
Dengan pertimbangan tertentu perusahaan tidak memperbolehkan suami-istri bekerja
dalam satu perusahaan. Jika terjadi demikian maka salah satu dapat di PHK sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku, terkecuali bagi karyawan yang telah
menikah sebelum berlakunya ketentuan dalam Peraturan Perusahaan periode
sebelumnya (periode 2005 s/d 2007).
5
PASAL 4
PERJANJIAN KERJA DAN STATUS KARYAWAN
1.
2.
3.
4.
5.
Setiap karyawan harus menandatangani suatu perjanjian kerja yang antara lain
menyatakan telah mengetahui dan menyetujui status karyawan, syarat kerja, ketentuan
kerja dan peraturan perusahaan dengan mengindahkan peraturan yang berlaku.
Bagi karyawan staff / non staff ( diluar SPG ), setelah masa percobaan/kontrak selesai
dan karyawan yang bersangkutan memenuhi persyaratan-persyaratan kerja yang
ditetapkan oleh perusahaan, maka karyawan tersebut secara otomatis diangkat
sebagai karyawan tetap yang secara administratif mempunyai hak dan kewajiiban
sebagaimana yang telah ditetapkan.
Bagi karyawan non staff-SPG, status karyawan adalah Status Pekerja dengan
perjanjian waktu tertentu dengan menerapkan peraturan yang berlaku bagi
sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah Repulik Indonesia.
Karyawan yang bekerja di PT. Multi Indocitra Tbk tidak diperkenankan untuk bekerja di
perusahaan lain.
Karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap ayat 4 di atas akan dianggap telah
mengundurkan diri secara sepihak.
PASAL 5
PERUBAHAN STATUS KERJA KARYAWAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Dalam hal pengangkatan dan pengisian lowongan jabatan oleh karyawan dari dalam,
pada dasarnya pengusaha akan memperhatikan / mengutamakan prestasi, potensi,
pendidikan, dedikasi dan masa kerjanya.
Bilamana seorang karyawan akan dipromosikan / diangkat untuk suatu jabatan
tertentu, maka pengusaha akan mengadakan penilaian atas kemampuan karyawan
pada jabatan baru tersebut selama maksimum 6 ( enam ) bulan.
Apabila karyawan telah melewati masa tersebut di depan, maka bagi karyawan
tersebut akan dibuatkan suatu ketetapan berupa Surat Keputusan pada jabatan baru
tersebut.
Dalam hal terjadi pemindahan / pengangkatan / mutasi sebagai akibat dari reorganisasi / modernisasi perusahaan dan dianggap perlu bagi pengusaha untuk
mengadakan pemindahan dari bagian satu ke bagian lain, maka pemindahan tersebut
tidak boleh mengurangi gaji yang pernah diterima sebelumnya.
Oleh karena kepentingan perusahaan, pengusaha berhak mengadakan mutasi /
pemindahan dari satu Departemen ke Departemen lain dalam lingkungan Perusahaan
atau lingkungan Group dengan memperhatikan ayat-ayat diatas.dan tidak mengurangi
hak – hak karyawan yang bersangkutan.
Bagi karyawan yang di Demosi ke bagian lain karena melakukan kesalahan atau
dianggap tidak mampu untuk memegang jabatannya lagi serta telah mendapatkan
Surat peringatan ke III, maka segala fasilitas dan tunjangan yang melekat pada
jabatannya disesuaikan dengan jabatan yang baru.
Pengusaha akan menanggung biaya yang diakibatkan karena perpindahan karyawan
atas perintah pengusaha. Adapun biaya yang akan ditanggung adalah :
 Pengangkutan barang keperluan sehari-hari
 Biaya perjalanan karyawan dan keluarganya sesuai dengan peraturan perjalanan
dinas
 Biaya pendaftaran sekolah untuk anak-anak disekolah negeri setempat.
Bagi yang menolak pemindahan tersebut, pengusaha berhak mengambil tindakan
dengan memberi surat peringatan secara tertulis mulai dari SP1 sampai dengan PHK
dengan tetap mengindahkan peraturan yang berlaku.
6
9.
Jika sampai jangka waktu yang ditetapkan setelah diperintahkan dan mendapatkan
Surat peringatan ke III belum juga dilaksanakan maka pengusaha akan mengambil
tindakan administratip antara lain pemutusan hubungan kerja / PHK berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV
HARI KERJA, JAM KERJA, LEMBUR
PASAL 6
HARI KERJA
1.
Hari kerja dalam seminggu adalah 5 ( lima ) hari dan tidak termasuk hari libur resmi
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Jam kerja diatur sebagai berikut :

Senin - Jumat
Senin - Jumat

Istirahat
>
Sabtu dan Minggu
2.
: 08.30 - 17.30
: 08.00 - 17.00 (SO HORI)
: 12.00 - 13.00
: Libur
Hari kerja dalam seminggu adalah 6 ( enam ) hari dan tidak termasuk hari libur resmi
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Jam kerja diatur sebagai berikut :

Senin - Jumat

Istirahat

Sabtu
>
Minggu
: 08.00 - 16.00
: 12.00 - 13.00
: 08.00 - 13.00
: Libur
Pengaturan hari kerja ditetapkan oleh pengusaha berdasarkan atas kebutuhan / kepentingan
dari masing-masing departemen dengan tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah
PASAL 7
JAM KERJA
1.
2.
3.
Jam kerja tidak boleh melebih 8 ( Delapan ) jam sehari, belum termasuk satu jam
istirahat, dan total maksimal adalah 40 ( empat puluh ) jam seminggu.
Jam kerja yang berlaku diperusahaan ditetapkan berdasarkan urgensi / kepentingan
dari tiap departemen dengan tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
Setiap karyawan yang ditentukan untuk bekerja pada dinas shift, wajib mentaati
dengan penuh tanggung jawab dan pelaksanaannya dengan mengindahkan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
7
PASAL 8
KERJA LEMBUR
1.
2.
3.
Kerja lembur yaitu kerja yang dilakukan selebihnya dari 8 ( Delapan ) jam sehari
ataupun waktu lebih dari pada waktu kerja biasa atau pada hari istirahat mingguan /
berkala hari-hari libur resmi.
Perhitungan kerja lembur beserta tarif lembur disesuaikan dengan peraturan
pemerintah yang berlaku
Umumnya karyawan melakukan kerja lembur atas dasar kesadaran, dan atas
perintah atasan kecuali :



Dalam hal darurat, dan jika ada pekerjaan yang bila tidak diselesaikan akan
menimbulkan kerugian bagi Pengusaha atau dapat menganggu kelancaran
operasional perusahaan.
Dalam karyawan shift harus terus menerus bekerja karena penggantinya tidak
datang.
Dalam hal pekerjaan yang harus diselesaikan segera.
4.
Tiada upah lembur bagi karyawan dengan jabatan / tingkat Supervisor ke atas, karena
sebagai kompensasi telah diberikan tunjangan sesuai dengan pekerjaan dan
jabatannya masing-masing. ( Berpedoman pada ketentuan Surat Edaran Dirjen
Binawas No. SE.02/M/BW/1987 ) Jo. Kepmenakertrans No. 102/ Men/ VI/ 2004
5.
Rincian dan besarnya upah lembur dibayar sesuai Kepmenakertrans No. 102 / Men/
VI/ 2004, yaitu ditentukan sebagai berikut :
a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari keja biasa.
Untuk jam lembur pertama dibayar sebesar 1 ½ x upah sejam
Untuk jam lembur selebihnya dibayar 2 x upah sejam
b
Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan atau Hari Raya
resmi :
1. Untuk setiap jam dalam batas 7 ( tujuh ) jam harus dibayar upah sediktdikitnya 2 (dua ) kali upah sejam.
2. Untuk jam kerja pertama selebihnya 7 (tujuh) jam harus dibayar upah
sebesar 3 ( tiga ) kali upah sejam.
3. Untuk jam kerja kedua setelah 7 ( tujuh ) jam dan seterusnya, dibayar upah
sebesar 4 ( empat ) kali upah sejam.
c. Perhitungan upah biasa sejam : 1 / 173 x upah sebulan
d. Perhitungan upah yang dipakai sebagai dasar perhitungan Upah lembur ialah Upah
Minimum Propinsi yang berlaku.
6.
Kerja Lembur bagi yang berhak mendapatkan lembur harus berdasarkan perintah
lembur dari atasan, jika tidak upah lemburnya tidak dibayar.
8
BAB V
CUTI DAN HARI LIBUR
PASAL 9
CUTI TAHUNAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Setelah bekerja selama 1 ( satu ) tahun terus menerus, terhitung sejak tanggal diterima
bekerja menjadi karyawan perusahaan ( lingkungan Group ) dan tahun-tahun kerja
berikutnya, karyawan berhak atas cuti tahunan selama 12 ( dua belas ) hari kerja
dengan upah penuh.
Setiap hari libur resmi yang jatuh di dalam masa cuti tahunan tersebut tidak termasuk
hari cuti yang dimaksud di atas.
Karyawan yang akan menggunakan hak cutinya harus mengajukan permohonan cuti
tahunan 2 (dua) minggu sebelumnya untuk mendapatkan persetujuan Kepala Bagian
yang bersangkutan setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan bagian HRD untuk
mengetahui sisa cutinya.
Bila dalam waktu 6 ( enam ) bulan setelah tanggal lahirnya hak cuti, karyawan tidak
mengambil cutinya, maka hak cuti tahunannya dinyatakan gugur.
Selama menjalankan cuti karyawan tidak mendapatkan uang makan dan uang
transport/allowance.
Hak cuti karyawan tidak dapat diganti dengan uang ( diuangkan ) .
PASAL 10
CUTI PANJANG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Karyawan yang telah bekerja pada perusahaan ( lingkungan Group ) secara terus
menerus selama 6 ( enam ) tahun berhak memperoleh cuti panjang.
Cuti panjang yang dimaksud di atas dapat diambil pada tahun ke-7 dan ke-8, yang
lamanya adalah 2 (dua) bulan dengan ketentuan karyawan tersebut tidak berhak lagi
atas cuti tahunan selama masa 2 (dua) tahun berjalan cuti panjang.
Untuk selanjutnya cuti panjang berlaku setiap kelipatan 6 (enam) tahun setelah masa 2
(dua) tahun cuti panjang berakhir.
Pelaksanaan cuti panjang berpedoman pada peraturan perundang undangan yang
berlaku.
Bila dalam waktu 9 ( sembilan ) bulan setelah lahirnya hak cuti panjang, karyawan tidak
mengambil cutinya, maka hak cuti panjangnya dinyatakan gugur.
Untuk menggunakan hak hak cuti panjang harus mengajukan secara tertulis satu bulan
sebelumnya, kepada Manajer HRD dan sudah mendapat persetujuan dari atasannya.
Jika atas dasar pertimbangan tertentu, permohonan penggunaan hak cuti panjang
dapat ditunda oleh atasannya, maka atasan yang bersangkutan harus menyatakan
secara tertulis dengan disertai alasannya yang disetujui dan diketahui oleh pihak
Departemen HRD dan dapat dialihkan ke hari lainnya untuk pelaksanaannya.
Hak cuti panjang tidak dapat diganti dengan uang ( diuangkan ).
9
PASAL 11
CUTI HAID, CUTI MELAHIRKAN DAN
CUTI GUGUR KANDUNGAN DENGAN UPAH PENUH
Karyawati yang masa haid meraskan Haid tidak wajib bekerja pada hari pertama dan
kedua dengan memberitahukan kepada atasan langsung.
Karyawati yang melaksanakan cuti tersebut diwajibkan memberitahukan secara tertulis
kepada bagian Personalia yang disetujui oleh Kepala Bagiannya masing-masing.
Karyawati yang akan melahirkan anak sesuai dengan surat keterangan dokter / bidan,
diberikan cuti 1½ ( satu setengah ) bulan sebelum melahirkan dan 1½ ( satu setengah )
bulan setelah melahirkan.
Karyawati yang mengalami gugur kandungan diberikan cuti sesuai dengan keterangan
dokter, maksimal 1½ ( satu setengah ) bulan.
1.
2.
3.
4.
PASAL 12
HARI LIBUR RESMI DAN ISTIRAHAT MINGGUAN
Hari libur resmi adalah hari-hari yang ditetapkan Pemerintah, dimana semua karyawan
mendapat istirahat dengan tetap mendapat upah.
Karyawan yang karena perintah Kepala Bagiannya harus tetap bekerja, akan
mendapat upah lembur sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Setiap karyawan berhak atas istirahat mingguan minimal 1 ( satu ) hari dalam
seminggu pada hari minggu bagi yang bekerja 7 jam/hari dan 6 hari/minggu dan
ataupun pada hari lain yang ditetapkan oleh pengusaha.
Karyawan shift yang bertugas pada hari sabtu atau minggu tetapi bukan merupakan
hari liburnya, tidak diberikan uang lembur.
1.
2.
3.
4.
PASAL 13
ABSEN DENGAN UPAH PENUH
Seorang karyawan dapat diberikan izin meninggalkan pekerjaannya dengan mendapat upah
penuh, asalkan karyawan tersebut dapat menunjukan surat keterangan yang syah, dalam hal
yang disebut dibawah ini :
1.
2.
3.
4.
5.
Pernikahan Karyawan sendiri
Istri Karyawan melahirkan/ keguguran
Ayah/ Ibu / Istri / Suami / Anak Meninggal
Pernikahan / Khitanan / Babtisan Anak Karyawan
Menjaga Istri / Suami / Anak yang sakit Keras
Dirumah sakit atas anjuran dokter.
6. Mertua Karyawan meninggal
7. Mendapat panggilan dari instansi pemerintah
5 hari kerja
3 hari kerja
5 hari kerja
2 hari kerja
2 hari kerja
2 hari kerja
Sesuai dengan jumlah
panggilan
8. Dan hal lain sesuai Undang – Undang No. 13 tahun 2003
Sebelum meninggalkan pekerjaan, karyawan harus terlebih dahulu mengajukan permohonan
secara tertulis kepada Atasannya & Manager HRD dan melaporkannya kembali apabila
sudah selesai, kecuali dalam keadaan yang sangat mendesak.
Izin – izin tersebut dalam ayat 1 diatas harus diurus sebelumnya ( Kecuali yang bersifat
mendadak ) , dan tidak diperkenankannya untuk mengambil pada hari sesudah kejadian.
1
0
PASAL 14
ABSEN TANPA MENDAPAT UPAH
1. Karyawan yang tidak masuk kerja tanpa izin dari perusahaan, dianggap mangkir dan
tidak mendapat upah.
2. Karyawan yang sakit harus mengajukan bukti surat keterangan Dokter Umum atau
Dokter Rumah Sakit bila surat keterangan sakit tidak sah maka dianggap mangkir.
3. Bila Karyawan tidak masuk kerja tanpa izin selama 5 ( lima ) Hari kerja berturut –
turut tanpa keterangan tertulis dan dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah
dipanggil pihak perusahaan sebanyak 2 kali secara patut, maka karyawan tersebut
dapat diproses Pemutusan Hubungan kerjanya sesuai peraturan perusahaan yang
berlaku yang tertera pada Bab IX Pasal 35 ayat 5.
BAB VI
PENGUPAHAN
PASAL 15
UPAH
1. Yang dimaksud dengan upah adalah setiap pembayaran dalam bentuk uang atau
barang yang dinilai dengan uang kepada karyawan atas pekerjaannya.
2. Penetapan Upah pada dasarnya ditetapkan menurut :
 Jabatan yang di pegang
 Jenis dan sifat pekerjaan
 Keahlian / Kecakapan, prestasi dan konduite
 Pengalaman kerja, masa kerja
3. Pembayaran upah dilakukan satu kali dalam satu bulan selambat – lambatnya pada
akhir bulan untuk karyawan bulanan, yang hari dan tanggalnya akan diatur tersendiri
oleh pengusaha ( Akhir bulan pembayaran ).
4. Upah terendah tidak kurang dari upah minimum yang ditetapkan pemeritah.
5. Pajak Penghasilan atas upah besarnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah,
menjadi tanggungan karyawan ( Penerima Upah )
6. Upah lembur diperhitungkan sesuai dengan ketentuan Peraturan ketenagakerjaan
yang berlaku.
PASAL 16
PENYESUAIAN UPAH
1. Penyesuaian upah berkala
 Penyesuaian upah berkala diberikan kepada karyawan tetap yang telah memiliki
masa kerja satu tahun atau lebih, dimana penyesuaian berkala ini dilakukan
setiap tahun pada triwulan pertama dan diberlakukan mulai tanggal 1 Januari.
 Penyelenggaraan penyesuaian upah berkala ditetapkan oleh pengusaha dan
akan disesuaikan dengan keadaan keuangan Perusahaan.
 Penyelenggaraan upah berkala disesuaikan dengan kemampuan perusahaan
dengan berpedoman pada indeks harga konsumen (IHK) yang dikeluarkan oleh
Biro Pusat Statistik (BPS).
1
1
2. Penyesuaian Upah Khusus,
Penyesuaian upah khusus diadakan oleh pengusaha dalam Hal–Hal sebagai berikut :
 Kenaikan Jabatan / Pangkat
 Jika terdapat kekeliruan tentang penetapan upah terhadap karyawan tertentu.
Perubahan gaji pertama yang diberikan kepada karyawan baru setelah masa
percobaan kecuali ada perjanjian khusus.
PASAL 17
UPAH SELAMA SAKIT
1. Karyawan yang tidak masuk karena sakit dengan keterangan resmi dari dokter tetap
mendapat upah.
2. Karyawan yang menderita sakit pada waktu jam – jam kerja di hari kerja terpaksa
pulang / meninggalkan pekerjaan atas izin resmi dari kepala bagiannya, akan
menerima upah penuh untuk hari itu tanpa memerlukan surat keterangan dokter.
3. Sesuai dengan Undang – Undang No. 13 tahun 2003, karyawan yang dinyatakan
oleh dokter perusahaan menjalani sakit panjang selama 12 (dua belas) bulan
berturut – turut akan menerima upah terhitung mulai saat karyawan yang tersebut
dinyatakan sakit panjang sebagai berikut :
 4 ( Empat ) bulan pertama upah dibayarkan
100% dari upah sebulan.
 4 ( Empat ) bulan Kedua upah dibayarkan
75% dari upah sebulan.
 4 ( Empat ) bulan ketiga upah dibayarkan
50%dari upah sebulan
 Bulan selanjutnya
25%dari upah sebulan
4. Selewatnya 12 ( dua belas ) bulan berturut – turut seperti pada ayat 3 Pengusaha
dapat mengambil kebijaksanaan untuk mengadakan Pemutusan Hubungan Kerja
dengan memberikan hak – haknya yang besarnya sesuai dengan Undang – undang
No. 13 tahun 2003.
PASAL 18
UPAH SELAMA SKORSING
1. Karyawan yang dikenakan skorsing karena ia ditahan sementara oleh instansi
pemerintah atas tuduhan pengusaha, upahnya akan dibayarkan 100 %.
2. Karyawan yang ditahan oleh instansi pemerintah bukan atas tuduhan pengusaha,
maka pengusaha tidak wajib membayar upah tetapi wajib memberikan bantuan
kepada keluarga pekerja/buruh yang menjadi tanggungannya sesuai pasal 160
UU.No 13 Th.2003.
3. Bilamana oleh pengadilan dinyatakan karyawan tidak bersalah, perusahaan tidak
diwajibkan membayar kekurangan upah.
4. Apabila pengadilan menjatuhkan hukuman kurungan, perusahaan akan memutuskan
hubungan kerja sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
1
2
BAB VII
TUNJANGAN - TUNJANGAN
PASAL 19
TUNJANGAN MAKAN
1.
2.
3.
Perusahaan memberikan tunjangan makan bagi karyawan yang masuk kerja, sesuai
dengan tingkat jabatannya.
Besarnya uang makan ditentukan sesuai keputusan perusahaan.
Pajak penghasilan /PPh. 21 atas tunjangan uang makan menjadi tanggungan karyawan.
PASAL 20
TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN
1. Perusahaan akan memberikan tunjangan Hari Raya kepada karyawan selambat –
lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum hari raya ( Idul Fitri bagi yang beragama Islam dan
maupun bukan Islam ). Jumlah tunjangan Hari Raya Keagamaan yang diberikan kepada
setiap karyawan adalah ketentuan sebagai berikut :
a. Karyawan yang berdinas 3 ( tiga ) bulan atau lebih tetapi kurang dari 12 ( dua belas )
bulan, proporsional dengan masa kerjanya, dengan perhitungan :
b. Jumlah kerja ( bulan )
----------------------------12
X
1 (satu) bulan gaji/ upah
c.
Karyawan yang sudah berdinas 1 ( satu ) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 2 (dua )
tahun mendapat 1 ( satu ) bulan gaji/ upah.
d. Karyawan yang sudah berdinas 2 ( dua ) tahun atau lebih mendapat 2 ( dua ) bulan
gaji/ upah, yaitu Jumlah maksimal.
e. Tunjangan Hari Raya tidak diberikan kepada karyawan yang berhenti bekerja lebih
dari 1 bulan sebelum Hari Raya Keagamaan.
f. Tunjangan Hari Raya diberikan hanya 1 (satu ) kali dalam 1 tahun.
g. Pajak Penghasilan / PPH 21 atas THR menjadi tanggung jawab karyawan.
2. Untuk menghitung masa kerja dalam hal pemberian tunjangan hari raya adalah sebagai
berikut :
Sejak tanggal mulai bekerja sampai dengan hari raya Idul Fitri, bagi yang beragama
Islam
1
3
PASAL 21
TUNJANGAN PERNIKAHAN
1.
Perusahaan memberikan tunjangan pernikahan kepada karyawan sendiri yang telah
berdinas lebih dari 1 (satu) tahun, apabila karyawan yang akan melangsungkan
pernikahan yang pertama dapat menunjukan Surat keterangan yang sah ( Buku Nikah )
dengan ketentuan sebagai berikut :



Karyawan yang berdinas 1 ( satu ) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua )
tahun mendapat Rp. 400.000,Karyawan yang berdinas 2 ( dua ) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 ( tiga )
tahun mendapat Rp. 500.000,Karyawan yang berdinas 3 ( tiga ) tahun atau lebih mendapat Rp. 600.000,- yaitu
jumlah maksimal.
2.Pajak Penghasilan atas tunjangan pernikahan menjadi tanggungan karyawan.
PASAL 22
TUNJANGAN KELAHIRAN
1.
Perusahaan akan memberikan tunjangan kelahiran kepada karyawan yang istrinya
melahirkan sampai batas 3 ( tiga ) anak yaitu anak pertama, kedua, dan ketiga dengan
ketentuan sebagai berikut :
-
2.
3.
4.
Direksi
General Manager / Manager
Asisten Manager
Supervisor
Kepala Seksi
Karyawan Biasa
Rp. 1.000.000,Rp. 750.000.Rp. 600.000,Rp. 400.000,Rp. 400.000,Rp. 400.000,-
Bagi karyawan wanita yang melahirkan akan diberikan tunjangan kelahiran sama seperti
ayat 1 diatas.
Tunjangan kelahiran tersebut pada ayat 1 dan 2 diatas diberikan apabila yang
bersangkutan telah berdinas lebih dari 1 (satu) tahun dan dapat menunjukkan surat
keterangan yang sah ( akte Kelahiran ).
Pajak penghasilan atas tunjangan kelahiran menjadi tanggungan karyawan.
PASAL 23
TUNJANGAN KEMATIAN
1. Apabila anggota keluarga ( Istri / Suami / ayah / ibu / anak yang sah ) meninggal dunia ,
pengusaha akan memberikan tunjangan kematian sebagai sumbangan dukacita sebesar
Rp. 600.000,- ( Enam ratus ribu rupiah )
2. Tunjangan kematian tersebut diatas diberikan bagi karyawan yang telah melewati masa
percobaan dan dapat memperlihatkan akte kematian yang dikeluarkan oleh pemerintah
setempat.
3. Pajak penghasilan atas tunjangan kematian menjadi tanggungan karyawan.
1
4
PASAL 24
TUNJANGAN KESEHATAN
Bagi karyawan yang telah menjalani masa percobaan dengan baik ( selepas 3 bulan
pertama ) atau selama masa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) perusahaan akan
meyertakan dalam dana kesehatan yang diselenggarakan oleh perusahaan. Pengusaha
akan membayar penggantian biaya pengobatan karyawan dan keluarganya, baik perawatan
dirumah sakit maupun perawatan berobat jalan sesuai peraturan yang berlaku.
PASAL 25
PERAWATAN / PENGOBATAN YANG TIDAK DITANGGUNG PERUSAHAAN
1. Mengejar kesenangan pribadi diluar hari / jam kerja melakukan olah raga yang bersifat
kasar dan berbahaya, penyakit akibat perbuatan asusila seperti penyakit kelamin,
akibat menggunakan narkotika atau minuman keras
2. Usaha / percobaan bunuh diri atau melakukan tindakan melawan hukum.
3. Pengguguran kandungan ( Abortus ) bukan atas nasehat dokter perusahaan.
4. Pelanggaran atas peraturan kesehatan dan keselamatan kerja
5. Menolak atau tidak mentaati petunjuk dokter perusahaan dan ketentuan – ketentuan
lain yang diatur diluar ayat ini.
6. Biaya pembuatan gigi palsu, alat pembantu dan sebagainya yang bukan dikarenakan
kecelakaan kerja.
7. Hal – hal yang diatur dalam petunjuk penggantian biaya pengobatan karyawan.
PASAL 26
TUNJANGAN PERJALANAN DINAS
1. Bagi karyawan yang dinas keluar kota atas perintah pengusaha, maka diberikan
tunjangan dinas sesuai dengan keputusan Perusahaan.
2. Perjalanan dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh karyawan dalam rangka
tugas.
3. Karyawan yang hendak mengajukan perjalanan dinas harus mengajukan proposal
pengajuan perjalanan dinas beserta anggarannya yang telah disetujui oleh pihak
direksi, kecuali telah diberikan izin khusus dari pihak direksi.
4. Kecuali Direksi, seluruh karyawan harus menyertakan laporan hasil perjalanan.
5. Setelah perjalanan dinas dilakukan, karyawan wajib membuat laporan perjalanan
dinas yang disertai nota pembayaran dari semua pengeluaran.
6. Segala bentuk pengeluaran harus disertai nota pembayaran yang berlaku, kecuali
untuk beberapa item pengeluaran yang bisa tidak menggunakan nota pembayaran
tersebut.
7. Perjalanan dinas yang memakan waktu tidak lebih dari satu minggu, tidak
menggunakan fasilitas laundry.
8. Segala bentuk pembelanjaan yang berhubungan dengan biaya entertain selama
perjalanan dinas dilakukan dan diatur secara terpisah.
9. Jika dipandang tidak relevan, perusahaan tidak akan mengganti item pembelanjaan
yang dimaksud dalam perjalanan tersebut diatas.
1
5
PASAL 27
KETENTUAN PENGAMBILAN TUNJANGAN.
Semua tunjangan tersebut diatas akan ditransfer bersamaan dengan gaji bulanan.
PASAL 28
PENINJAUAN KEMBALI TERHADAP TUNJANGAN DAN FASILITAS
Apabila di kemudian hari terdapat beberapa keadaan yang sudah tidak sesuai lagi, maka
pemberian tunjangan dan fasilitas akan ditinjau kembali oleh pengusaha untuk disesuaikan
dengan kenyataan yang ada.
BAB VIII
KESEJAHTERAAN KARYAWAN
PASAL 29
REKREASI
1. Perusahaan memberikan kebijaksanaan bagi karyawan untuk mengadakan rekreasi
sebanyak 1 (satu) kali dalam setahun, yang pengadaannya ditentukan oleh kebijakan
Perusahaan.
2. Kebijaksanaan penggantian dana rekreasi dilakukan dengan memperhatikan
keadaan perusahaan.
3. Kebijaksanaan penggantian dana rekreasi tidak bisa diambil tanpa melakukan
rekreasi.
4. Kebijaksanaan penggantian dana rekreasi diberikan pada tahun berjalan dan tidak
berlaku surut.
PASAL 30
KECELAKAAN KERJA
1. Semua karyawan yang diikut sertakan dalam program Jaminan Sosial tenaga kerja
sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku yang dalam hal ini dikelola
oleh PT. Persero Jamsostek.
2. Apabila terjadi kecelakaan kerja, maka perusahaan akan mengurus dengan pihak
pengelola asuransi Tenaga Kerja.
3. Biaya perawatan untuk kasus kecelakaan kerja (sebelum keluarnya penggantian
klaim dari PT. Pesero Jamsostek ) akan dibayarkan oleh pengusaha, dimana biaya
tersebut akan diperhitungkan dari hasil penggantian klaim dari PT. Pesero
Jamsostek.
PASAL 31
PEMBERIAN REKOMENDASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH
1.
2.
Perusahaan dapat memberikan rekomendasi kepada karyawan untuk mengurus
Kredit Pemilikan Rumah melalui Bank atau Badan Usaha lainnya.
Perusahaan berhak untuk tidak memberikan rekomendasi jika ternyata karyawan
tersebut tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam hal Kredit Pemilikan
Rumah ataupun karyawan tersebut tidak memiliki disiplin kerja.
1
6
BAB IX
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
PASAL 32
PROSEDUR PENGADUAN KELUH KESAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bila seorang karyawan menganggap perlakuan atas dirinya bertentangan dengan
Perjanjian Kerja atau berlawanan dengan keadilan, maka yang bersangkutan dapat
mengajukan hal tersebut kepada atasannya langsung.
Bila dalam waktu 6 (enam) hari kerja belum dapat diselesaikan, maka keluhannya
dapat diteruskan kejenjang kedua yang dilakukan oleh Pejabat Perusahaan yang
pangkatnya lebih tinggi dari yang menyelesaikan pada jenjang pertama
Bila dalam waktu 6 (enam) hari kerja belum dapat diselesaikan ataupun
penyelesaiannya dirasakan kurang adil, maka karyawan yang bersangkutan dapat
meneruskan keluhannya ke jenjang ke tiga yang akan diselesaikan oleh Manager HRD
beserta Pimpinan Perusahaan.
Jika pada jenjang ketiga ini dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja ternyata juga tidak
mendapatkan penyelesaian, maka salah satu pihak dapat mengajukan persoalan
tersebut kepada pihak ketiga, yaitu Kantor Instansi yang bertanggung jawab dibidang
ketenaga kerjaan Propinsi atau kabupaten.
Pengusaha akan berusaha semaksimal mungkin agar Pemutusan Hubungan kerja
dapat dihindari .
Pemutusan Hubungan Kerja akan diupayakan terlebih dahulu secara bipartit.
Jika proses tersebut di atas tidak dapat terselesaikan oleh kedua belah pihak (pihak
perusahaan dan pihak karyawan ), maka penyelesaian dilakukan dengan tripartit yang
mellibatkan kantor Dinas Tenaga Kerja Setempat atau sesuai peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
Tidak menutup kemungkinan dilakukan kesepakatan oleh kedua belah pihak selama
proses yang tersebut di ayat di atas.
PASAL 33
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1. Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja dengan alasan mendesak
yang dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku bagi karyawan yang melakukan
perbuatan – perbuatan dibawah ini sbb :







Penipuan ,Pencurian dan Pengelapan barang / uang milik pengusaha atau milik
teman sekerja atau milik tuan teman pengusaha.
Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
Perusahaan atau kepentingan Negara.
Meminum minuman keras yang memabokan, madat, memakai obat bius atau
menyalah gunakan obat-obat terlarang, atau obat-obatan perangsang lainnya di
tempat kerja yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan.
Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian di tempat kerja.
Melakukan tindak kejahatan misalnya menyerang mengintimidasi atau menipu
pengusaha atau teman sekerja dan memperdagangkan barang terlarang baik
dalam lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan.
Menganiaya mengancam secara phisik atau mental, menghina secara kasar
pengusaha atau keluarga pengusaha atau teman sekerja.
Membujuk pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan sesuatu perbuatan
yang bertentangan dengan hukum serta peraturan perundangan yang berlaku.
1
7

Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang milik pengusaha.
 Dengan ceroboh atau sengaja merugikan atau membiarkan diri teman sekerjanya
dalam keadaan bahaya.
 Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan atau mencemarkan nama
baik pengusaha dan atau keluarga pengusaha yang seharusnya dirahasiakan
kecuali untuk kepentingan Negara.
 Menyalah gunakan wewenang yang diberikan perusahaan yang mengakibatkan
kerugian bagi Perusahaan.
 Melakukan tindakan lain dalam lingkungan perusahaan yang diancam pidana 5
tahun atau lebih.
2.
Berpedoman pada Undang – Undang No. 13 tahun 2003, terhadap karyawan yang
melakukan pelanggaran-pelanggaran seperti tersebut dibawah ini . Perusahaan akan
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja setelah melalui penerbitan surat peringatan I,
II dan III, tetapi tetap tidak mengindahkan :
 Menolak perintah yang layak dari atasnya , termasuk hal promosi /mutasi dan
sering absen.
 Tidak Masuk kerja tanpa alasan yang sah dan tanpa pemberitahuan kepada atasan
ataupun pimpinan perusahaan selama 8 ( delapan ) hari kerja tidak perlu berturut –
turut dalam sebulan, Sebab hal tersebut telah mengganggu dan menghambat
kelancaran jalannya perusahaan.
 Dengan sengaja atau karena lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan demikian
sehingga ia tidak dapat menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya .
 Tidak cakap, tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan pekerjaan walaupun
sudah dicoba dibidang tugas yang ada.
3.
Dalam hal – hal mengenai pelanggaran Tata tertib diatas, Perusahaan mempunyai hak
untuk melakukan pemberhentian sementara ( schorsing) sebelum dilakukannya
pemutusan Hubungan Kerja, selama dalam schorsing upah dibayar sebesar 100 %.
4.
Dalam hal hubungan kerja berakhir karena karyawan meninggal dunia, maka sesuai
dengan ketentuan UU No.13 tahun 2003, pengusaha wajib memberikan uang
pesangon sebesar 2 (dua) kali pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja
sebesar 1 (satu) kali pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai pasal 156
ayat (4) kepada ahli warisnya.
5.
Apabila karyawan telah memasuki usia pensiun normal atau karena
pertimbangan/kebijakan perusahaan yang menetapkan karyawan pensiun dipercepat,
maka pengusaha wajib memberikan kepada karyawan uang pesangon sebesar 2 (dua)
kali pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali pasal 156
ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai pasal 156 ayat (4).
6.
Pembayaran pajak penghasilan/ PPH 21 sebagai kompensasi PHK ini menjadi
tanggungan karyawan.
7.
Pemutusan hubungan kerja dengan karyawan dilakukan dengan memperhatikan masa
peralihan dan serta terima jabatan dan melalui prosedur UU. No. 13 tahun 2003 dan
atau Keputusan / Peraturan Perubahannya yang berlaku.
PASAL 34
1
8
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ATAS KEHENDAK KARYAWAN SENDIRI
1.
Dengan memperhatikan masalah peralihan pekerja dan lain-lain, bagi karyawan yang
ingin mengundurkan diri dari Perusahaan, harus memberitahukan terlebih dahulu
secara tertulis kepada atasan langsung dengan tembusan kepada Manager HRD, paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri.
2.
Karyawan yang mengajukan pengunduran diri, diwajibkan melakukan pekerjaan
sebagimana biasa sampai hari terakhir sesuai dengan isi surat pemberitahuannya.
3.
Apabila karyawan yang mengundurkan diri telah menempuh prosedur
diatas,
Pengusaha berkewajiban memberikan Surat Keterangan Bekerja kepada karyawan
yang bersangkutan.
4.
Pengusaha tidak berkewajiban memberi uang pesangon bagi karyawan yang
mengundurkan diri, namun perusahaan memberikan uang penggantian hak dan uang
pisah, besarnya uang pisah bagi karyawan yang mempunyai masa kerja 3 ( Tiga )
tahun atau lebih yang besarnya sebagai berikut :
5.
Masa kerja 3 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 tahun
1,5 bulan upah
Masa kerja 6 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 9 tahun
2
Masa kerja 9 tahun atau lebih
2,5 bulan upah
bulan upah
Dalam hal karyawan tidak masuk kerja dalam waktu sedikit-dikitnya 5 (lima) hari kerja
berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis dengan bukti yang sah dan telah
dipanggil 2 kali secara patut dan tertulis, sehingga di PHK karena dikualifikasikan
mengundurkan diri (pasal 168 UU No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan), mendapatkan
uang penggantian hak dan uang pisah yang besarnya sebagai berikut :
Masa kerja 3 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 tahun
0,5 bulan upah
Masa kerja 6 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 9 tahun
0,75 bulan upah
Masa kerja 9 tahun atau lebih
1
bulan upah
PASAL 35
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA KONDISI OPERASIONAL PERUSAHAAN
1. Apabila Pemutusan Hubungan Kerja terpaksa dilakukan karena dikuranginya atau
diberhentikannya kegiatan operasional Perusahaan atau berhubungan dengan kondisi
Perusahaan tertentu, maka Perusahaan berwajiban memberi uang pesangon dan uang
penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak berpedoman peraturan perundangundangan yang berlaku yaitu UU No. 13 tahun 2003.
2. Jika pada saat terjadi musibah yang melanda perusahaan seperti kebakaran atau
musibah lainnya macam bencana alam lainnya yang mengakibatkan perusahaan tidak
dapat beroperasi lagi dalam waktu selambat-lambatnya 6 bulan, maka perusahaan dapat
melakukan pemutusan hubungan kerja kepada karyawan dengan kompensasi yaitu
pesangon sebesar 1 X pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 X
pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sebesar pasal 156 ayat (4).
3. Pembayaran pajak penghasilan/ PPH 21 sebagai kompensasi PHK ini menjadi
tanggungan karyawan.
1
9
PASAL 36
UANG PESANGON , UANG PENGHARGAAN MASA KERJA DAN UANG
PENGGANTIAN HAK
Ketetapan pemberian uang pesangon dan Uang Penghargaan masa Kerja dan uang
penggantian hak Berpedoman pada ketentuan Undang – Undang No. 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :
1. Besarnya uang pesangon ditetapkan sekurang-kurangnya sebagai berikut :
Masa kerja kurang dari 1 tahun
Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang adari 2 tahun
Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun
Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun
Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun
Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun
Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun
Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun
Masa kerja 8 tahun atau
1 bulan upah
2 bulan upah
3 bulan upah
4 bulan upah
5 bulan upah
6 bulan upah
7 bulan upah
8 bulan upah
9 bulan upah
2. Besarnya uang jasa ditetapkan sebagai berikut :
Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang 6 tahun
Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang 9 tahun
Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang 12 tahun
Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang 15 tahun
Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang 18 tahun
Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang 21 tahun
Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang 24 tahun
Masa kerja 24 tahun atau lebih
2 bulan upah
3 bulan upah
4 bulan upah
5 bulan upah
6 bulan upah
7 bulan upah
8 bulan upah
10 bulan upah
8. Besarnya uang penggantian hak sesuai dengan Undang – undang no. 13 tahun 2003
9. Pajak Penghasilan atas uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan
atau kerugian menjadi tangungan karyawan ( Penerima uang pesangon dan atau
uang penghargaan masa kerja dan atau ganti kerugian ).
PASAL 37
PENGGANTIAN CUTI DALAM HAL PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1.
2.
3.
4
Pengusaha akan membayar sisa cuti tahunan dan cuti panjang yang belum diambil
kecuali cutinya telah gugur karena tidak diambil sesuai dalam pasal 9 & 10 BAB V.
Pengantian hak cuti panjang harus disertai dengan surat penundaan pengambilan cuti
panjang sebagaimana telah dijelaskan dalam pasal mengenai hak cuti panjang.
Dalam hal Pemutusan Hubungan Kerja oleh Pengusaha, seorang karyawan berhak atas
cuti tahunan apabila telah bekerja minimal 6 (enam) bulan terhitung dari saat ia berhak
atas cuti tahun yang terakhir.
Pembayaran pajak penghasilan / PPH 21 sebagai kompensasi PHK ini menjadi
tangungan karyawan.
PASAL 38
2
0
KARYAWAN YANG TELAH BERHENTI BEKERJA
Karyawan yang telah diberhentikan dari Perusahaan atau telah mengundurkan diri atas
kemauan sendiri tidak dapat diterima kembali untuk bekerja kecuali atas persetujuan Direksi.
BAB X
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
PASAL 39
PENDIDIKAN DAN LATIHAN DIDALAM PERUSAHAAN ( INHOUSE TRAINING )
1.
2.
3.
Pengusaha berusaha meningkatkan pengetahuan khusus, pengetahuan umum,
kecakapan / ketrampilan, sikap mental, cara berpikir dan disiplin yang tinggi para
karyawan dengan mengadakan pendidikan dan latihan.
Pendidikan dan latihan senantiasa disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan tingkat
kedudukan para karyawan.
Para karyawan diharuskan mengikuti dan mematuhi seluruh program pendidikan dan
latihan yang telah digariskan oleh Pengusaha guna meningkatkan ketrampilan dan
efisiensi kerja, dan semua biaya pendidikan dan latihan termasuk perlengkapan yang
diwajibkan ditanggung oleh pengusaha
PASAL 40
PENDIDIKAN DAN LATIHAN DILUAR PERUSAHAAN
1.
2.
Apabila pendidikan dan latihan didalam perusahaan tidak memungkinkan, maka dengan
persetujuan Pengusaha, pendidikan dan latihan dapat dilakukan / diteruskan di luar
Perusahaan.
Dana apabila pendidikan dan latihan diadakan baik diluar kota maupun diluar negeri
yang telah disetujui oleh pengusaha, maka semua biaya temasuk biaya transportasi
pergi pulang, penginapan, makan selama berada di luar kota maupun di luar negeri
ditanggung oleh Pengusaha, yang besarnya disesuaikan dengan Pedoman perjalanan
Dinas.
BAB XI
KESELAMATAN KERJA
PASAL 41
PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA
1.
2.
3.
Perlengkapan keselamatan kerja seperti alat pemadam kebakaran sepenuhnya
disediakan oleh Pengusaha.
Pengusaha wajib melakukan pengontrolan terhadap Hydrant dan berbagai alat
pembantu keselamatan lainnya yang sudah disediakan.
Karyawan yang pekerjaanya berhubungan langsung dengan bahan-bahan kimia harus
disediakan perlengkapan khusus seperti masker, sarung tangan sesuai dengan
kebutuhannya.
PASAL 42
2
1
LARANGAN GUNA MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN KERJA
Untuk menghindarkan kecelakaan kerja, maka seluruh karyawan dilarang :
a. Memasuki bagian - bagian lain yang rawan terhadap kebakaran seperti ruang diesel,
tanpa izin atasan yang berwenang.
b. Memakai peralatan kerja karyawan lain tanpa izin dari atasan yang berwenang.
c. Menjalankan mesin, mematikan mesin, melakukan reparasi mesin yang bukan tugasnya
tanpa izin dari atasan yang berwenang.
d. Karyawan yang lalai sehingga dapat mengakibatkan bahaya kerugian terhadap
perusahaan dan karyawan lain dapat dikenakan sanksi mulai SP 1 s/d SP 3 dan PHK
dan pelaksanaannya berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XII
PASAL 43
KOPERASI KARYAWAN
1. Dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas kerja, perlu ditunjang adanya
peningkatan kesejahteraan karyawan
2. Bahwa salah satusarana penunjang kearah peningkatan kesejahteraan tersebut
tidak tergantung pada keadaan upah namun dengan sebagian upah masing –
masing karyawan dapat dikembangkan untuk usaha sinpam pinjam melalui
pembentukan koperasi karyawan.
3. Dalam pada itu perusahaan dengan kemampuan yang ada akan berusaha ikut
mendorong kearah tumbuh berkembangnya kehidupan koperasi karyawan
diperusahaan.
BAB XIII
PENUTUP
PASAL 44
MASA BERLAKUNYA PERATURAN PERUSAHAAN
1.
2.
3.
4.
Masa berlakunya Peraturan Perusahaan ini adalah 2 (dua ) tahun sejak disyahkan
oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Peraturan Perusahaan ini merupakan satu rangkaian dengan peraturan – peraturan
lain yang ditetapkan kedalam peraturan perundangan – undangan yang berlaku
Peraturan perusahaan ini dibagikan kepada karyawan untuk diketahui dan
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Apabila terdapat syarat – syarat kerja dalam peraturan perusahaan ini kurang /
bertentangan dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku, maka batal
demi hukum dan yang berlaku adalah perturan perundang – undangan yang
berlaku.
Jakarta, Januari 2012
PT. MULTI INDOCITRA,Tbk
Herman Wirawan
President Director
2
2
Download