Uploaded by User42302

6bb20ee8e4c065b9e63a1e7dadd45ff6

advertisement
JST Kesehatan, Juli 2014, Vol.4 No.3 : 291 – 298
ISSN 2252-5416
KADAR SERUM P38 MAPK, PROFIL DARAH RUTIN PADA PASIEN
PREEKLAMPSIA BERAT DIBANDINGKAN KEHAMILAN NORMAL
The Levels of P38 MAPK Serum, Routine Blood Profile in Patients with Severe
Preeclampsia Compared to Normal Pregnancy
Yusrianty D, Efendi Lukas, Mardiah Tahir
Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
(E-mail: [email protected])
ABSTRAK
Preeklampsia merupakan sindroma spesifik pada kehamilan ditandai dengan proteinuria dan
hipertensi, dimana diyakini insufisiensi plasenta menyebabkan hipoksia dan iskemik plasenta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar serum P38 MAPK, profil darah rutin pada pasien
preeklampsia berat dibandingkan kehamilan normal. Metode penelitian adalah potong silang.
Penelitian dilakukan di beberapa rumah sakit di Makasar dari bulan Agustus 2013 sampai Januari
2014. Sampel penelitian adalah penderita preeklampsia berat dalam keadaan inpartu atau yang akan
diterminasi kehamilannya di RS Wahidin Sudirohusodo dan RSKDIA St. Fatimah Makassar yang
memenuhi kriteria inklusi.Dilakukan analisis terhadap 22 wanita dengan kehamilan normal dan 45
penderita preeklamsia berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar P38 MAPK serum pada
penderita preeklampsia berat (195,45) lebih tinggi dibandingkan kehamilan normal (126,28) dengan
nilai p=0,001. Terdapat perbedaan kadar lekosit yang lebih tinggi pada penderita preeklampsia berat
(15.174,00) dibandingkan kehamilan normal (10.554,55) dengan nilai p=0,000. Dan terdapat
korelasi positif antara kadar P38 MAPK serum dengan kadar leukosit pada penderita preeklampsia
berat (r=0,471;p=0,001). Kesimpulan penelitian ini adalah kadar serum P38 MAPK pada penderita
preeklampsia berat lebih tinggi dibandingkan pada kehamilan normal, dan kadar leukosit pada
penderita preeklampsia berat lebih tinggi dibandingkan kehamilan normal, sedangkan kadar
hemoglobin dan kadar trombosit tidak didapatkan perbedaan yang bermakna, juga didapatkan kadar
serum P38 MAPK berkorelasi positif dengan kadar leukosit pada penderita preeklampsia berat.
Kata Kunci: P38 MAPK, Profil Darah Rutin, Preeklampsia Berat
ABSTRACT
Preeclampsia is a pregnancy-specific syndrome characterized by proteinuria and hypertension which
is believed placental insufficiency resulting in placental hypoxic and ischemic. This study aims to
determine the levels of P38 MAPK serum, routine blood profiles in patients with severe
preeclampsia compared to normal pregnancy. The research method was cross-sectional.The research
was conducted in several hospitals in Makassar from August 2013 to january 2014.The samples
were patiens with severe preeclampsia. They were in labour condition or would have their pregnancy
terminated at Wahidin Sudirohusodo hospital and RSKDIA St.Fatimah, they all fulfilled the
inclusion criteria.The analysis was conducted on 22 women with normal pregnancy and 45 patiens
with severe preeclampsia. The results reveal that the level of P38 MAPK serum in patients with
severe preeclampsia (195,45) was higher compared to women with normal pregnancy (126.28) with
p=0.001). There is a difference in the levels of leukocytes,there is a higher level of leukocytes in
patients with severe preeclampsia (15,174.00) compared to women with normal pregnancy
(10,554.55) with p=0,000. In addition, there is a positive correlation between the levels of P38
MAPK serumand leukocytes in patients with severe preeclampsia (r=0,471;p=0,001). The
conclusion of this study is the level of P38 MAPK serum in patients with severe preeclampsia was
higher compared to women with normal pregnancy, and there is a higher level of leukocytes in
patients with severe preeclampsia compared to women with normal pregnancy, In addition, there is
291
Yusrianty D
ISSN 2252-5416
a positive correlation between the levels of P38 MAPK serum and leukocytes in patients with severe
preeclampsia.
Keywords: P38 MAPK , Routine Blood Profiles, Severe Preeclampsia
sehingga preeklampsia disebut juga
sebagai “disease of theories”, karena
hingga saat ini patogenesis preeklampsia
belum dapat dipahami dan dimengerti
dengan baik. Namun secara luas telah
diterima bahwa defek pada invasi trofoblas plasenta saat terjadinya implantasi
mempunyai peran terhadap tidak sempurnanya proses remodeling arteri spiralis yang berakibat terjadinya hipertensi
pada penderita preeklampsia. (Roberts,
2007)
Kadar P38 MAPK diaktivasi oleh
berbagai rangsangan ekstraseluler seperti
sitokin inflamasi (IL-1 dan TNFα), faktor-faktor pertumbuhan seperti: fibroblast
growth factor (FGF), dan perubahanperubahan osmolaritas, sinar ultraviolet
dan zat-zat kimia yang meningkatkan
respon stres. Angiogenesis pada plasenta
seperti pada yolk sac dan embrio juga
memerlukan aktivitas p38 MAPK. Ada 4
isoform MAPK yang telah diidentifikasi,
yang dikode pada lokus gen yang
berbeda, P38 α MAPK berperan dalam
respon stress, ditemukan isoform P38 α
MAPK memainkan peran penting dalam
perkembangan embrio yang normal.
Tikus yang tidak mempunyai alel p38a
akan mengalami kematian saat embrio.
(Mudgett et al., 2000)
Mitogen-activated protein (MAP)
kinase menyusun famili dari protein kinase yang fungsi dan regulasinya telah
dipertahankan sejak evolusi dari organisme uniseluler sampai organisme kompleks termasuk manusia. MAPK melakukan fosforilasi serin spesifik dan threonin
dari substrat protein target dan mengatur
aktivitas seluler dari ekspresi gen,
mitosis, pergerakan, metabolisme dan
program kematian sel (apoptosis). Oleh
karena banyaknya fungsi yang dikontrol
oleh MAPK maka telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu
masalah kesehatan, diperkirakan 1 dari 4
orang dewasa di dunia mengalami hipertensi dan tanpa penanganan yang baik
akan menyebabkan kematian. Menurut
hasil survei kesehatan di Amerika
Serikat, dalam kurun waktu 1999-2004
ada 29,3% penduduk yang menderita
hipertensi. Prevalensi hipertensi pada
wanita usia reproduksi berkisar 20 - 25%
dengan tekanan darah terutama pada
dekade ketiga dan keempat. (August et
al., 2009)
Hipertensi pada masa kehamilan
dapat diklasifikasikan menjadi: hipertansi
kronik, preeklampsia-eklampsia, superimposed preeklampsia dan transient
hypertension. (Lindheimer et al., 2009)
Preeklampsia merupakan suatu sindroma yang terjadi pada usia kehamilan
diatas 20 minggu pada wanita yang
sebelumnya normotensi. Ditandai dengan
peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg dan disertai dengan proteinuria.
Preeklampsia mempengaruhi 3-5% wanita hamil diseluruh dunia dan diperkirakan
sekitar 76.000 wanita meninggal setiap
tahun karena preeklampsia. (Cunningham
et al., 2010, WHO, 2005) Di Indonesia,
angka kejadian preeklampsia berkisar
antara 3,5 - 8,5% dari seluruh kehamilan
dengan angka kematian maternal akibat
preeklampsia berat/eklampsia adalah 9,8
- 25%. (Saifuddin et al., 2002) Angka
kematian maternal akibat komplikasi
preeklampsia berkisar antara 30 - 40%
dari seluruh kematian maternal sedangkan angka kematian perinatal berkisar
antara 30 - 50%. (Working Group on
Research on Hypertension During Pregnancy, 2001, Young et al., 2010)
Banyak teori telah dikemukakan
sebagai etiologi dari penyakit ini
292
P38 MAPK, Profil Darah Rutin, Preeklampsia Berat
peranan MAPK dalam fisiologi dan
penyakit pada manusia. (Johnson et al.,
2002)
Tujuan penelitian ini adalah menilai
kadar P38 MAPK dan profil darah rutin
pada penderita preeklampsia berat dibandingkan dengan kehamilan normal. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
hanya menilai ekspresi MAPK pada
plasenta, namun hal ini tidak dapat
dilakukan pada saat antenatal. Jika kadar
p38 MAPK dapat diperiksa pada serum
ibu hamil, maka akan dapat menjadi
salah satu petanda untuk menilai derajat
disfungsi endotel yang terjadi pada
kehamilan dengan preeklampsia. Hal
inilah yang menjadi dasar penulis tertarik
melakukan penelitian ini.
ISSN 2252-5416
kehamilan normal dan 45 penderita
preeklampsia berat.
Metode pengumpulan data
Subyek yang memenuhi kriteria
sampel penelitian dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kehamilan normal dan kelompok preeklampsia berat. Seluruh penderita diberikan
Informed Consent sebelum diambil sampel penelitian. Sampel darah diambil
pada bagian ventral daerah fossa cubiti.
Darah diambil sebanyak 5 cc lalu dikirim
ke Laboratorium Prodia dan diperiksa
dengan metode ELISA menggunakan
reagen
kit
dari
R&D
System,
Minneapolis.
Analisis data
Pengolahan data dengan program
SPSS. Untuk membandingkan rerata
kadar P38 MAPK serum pada 2 kelompok digunakan uji T. Untuk mengetahui
perbandingan kadar hemoglobin, leukosit
dan trombosit antara preeklampsia berat
dengan kehamilan normal digunakan uji
Mann Whitney, sedangkan uji korelasi
Spearman digunakan mengetahui hubungan kadar P38 MAPK serum dengan
kadar hemoglobin, leukosit dan trombosit
pada preeklampsia berat dibandingkan
kehamilan normal.
BAHAN DAN METODE
Desain penelitian
Rancangan penelitian ini adalah
cross sectional untuk mengetahui kadar
serum P38 MAPK, profil darah rutin
pada pasien preeklampsia berat dibandingkan kehamilan normal.
Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di RS dr.
Wahidin Sudirohusodo dan RSKDIA St.
Fatimah Makassar yang merupakan
rumah sakit pendidikan bagian Obstetri
dan Ginekologi FK-UNHAS.
HASIL
Penelitian ini dilaksanakan selama 6
bulan yaitu bulan Agustus 2013 hingga
bulan Januari 2014 di BLU RS
Dr.Wahidin Sudirohusodo dan RSKDIA
St. Fatimah. Total sampel yang diperoleh
adalah 67 sampel yang memenuhi kriteria
inklusi, terdiri dari 45 orang preeklampsia berat dan 22 orang dengan kehamilan normal.
Tabel 1 mempelihatkan data
karakteristik demografi penelitian pada
kehamilan normal dan preeklampsia
berat. Pada tabel ini terlihat hanya berat
badan lahir bayi yang bermakna secara
statistik (p<0,05), sedangkan untuk umur
dan paritas tidak memiliki hubungan
yang bermakna (p>0,05).
Populasi dan sampel
Populasi penelitian adalah penderita
preeklampsia berat di BLU RS Dr.
Wahidin Sudirohusodo dan RSKDIA St.
Fatimah Makassar.
Sampel penelitian adalah penderita
preeklampsia berat, usia kehamilan > 34
minggu, hamil tunggal, dalam keadaan
inpartu atau yang akan
diterminasi
kehamilannya di BLU RS Dr. Wahidin
Sudirohusodo dan RSKDIA St.Fatimah
Makassar dengan menandatangani informed consent. Diagnosis preeklampsia
berat ditegakkan dengan pemeriksaan
klinis dan pemeriksaan penunjang.
Pengambilan sampel secara consecutive
sampling, didapatkan 22 wanita dengan
293
Yusrianty D
ISSN 2252-5416
Tabel 2 menunjukkan kadar P38
MAPK serum pada penderita preeklampsia berat bermakna secara statistik
dari kelompok ibu dengan kehamilan
normal (p<0,05).
Grafik 1 menunjukkan rerata kadar
P38 MAPK serum lebih tinggi pada
kelompok penderita preeklampsia berat
dibandingkan kehamilan normal. Tabel 3
menunjukkan bahwa kadar leukosit pada
preeklampsia berat lebih tinggi secara
bermakna daripada kadar leukosit pada
kehamilan normal (p<0,05), dan tidak
ditemukan perbedaan yang bermakna
pada kadar hemoglobin dan trombosit
(p>0,05).
Tabel 4 menunjukkan bahwa ada
korelasi linear positif antara kadar P38
MAPK serum dengan kadar leukosit pada
preeklampsia berat (r=0,471;p=0,001).
Tabel 1. Karakteristik demografi preeklampsia berat dan kehamilan normal
Variabel
Umur Ibu (thn)
Paritas
Berat badan lahir bayi (gram)
Tabel 2.
Kehamilan Normal
(n=22)
27.86 ± 5.89
Preeklampsia Berat
(n=45)
29.58 ± 7.34
.344
2.00 ± 1.51
2.33 ±1.78
.776
3004.55 ± 341.882
2719.56 ± 705.59
.029
Perbandingan kadar P38 MAPK serum antara preeklampsia berat dan kehamilan
normal
Kehamilan Normal
Preeklampsia Berat
(n=22)
(n = 45)
Mean
Median
Mean
Median
(Standar Deviasi) (min-max) (Standar Deviasi) (min-max)
P38 MAPK
126.28
108.54
195.45
188.44
Serum
(69.22)
(28-246)
(82.71)
(54-372)
Uji T
Tabel 3.
p
p
0.001
Perbandingan kadar hemoglobin, lekosit, dan trombosit antara preeklampsia
berat dan kehamilan normal
Variabel
Hemoglobin (g/dl)
Lekosit (u/l)
Trombosit (u/l)
Kehamilan Normal
(n=22)
PEB
(n=45)
P
10.65 ±1.15
11.54 ± 1.81
.068
10554.55 ± 2873.15
15174.00 ± 6028.89
.000
294398.18 ± 51698.19
267711.11 ± 94940.80
.143
Uji Mann Whitney
294
P38 MAPK, Profil Darah Rutin, Preeklampsia Berat
ISSN 2252-5416
Tabel 4. Korelasi antara P38 MAPK serum dengan kadar hemoglobin, leukosit, dan
trombosit pada preeklampsia berat dibandingkan kehamilan normal
Variabel
P38 MAPK
Preeklampsia Berat
(n=45)
r
p
P38 MAPK
Kehamilan Normal
(n=22)
r
p
Hemoglobin
-0,011
0,944
-0,113
0,618
Leukosit
0,471
0.001
-0,230
0,303
Tombosit
-0,061
0,688
-0,065
0,772
Uji Korelasi Spearman
Grafik 1. Perbandingan kadar P38 MAPK serum pada kelompok preeklampsia berat
dengan kehamilan normal
dapat memberikan hasil akhir luaran bayi
dengan berat lahir kurang atau pertumbuhan janin terganggu (PJT).
(Shibata et al., 2005)
Pada beberapa dekade terakhir
dengan
meningkatnya
bukti-bukti
penelitian yang mendukung hipotesis
bahwa kerusakan (injury) sel endotelial
dan gangguan fungsi sel endotelial adalah
faktor yang penting dalam patogenesis
preeklampsia.
Beberapa penelitian telah membuktikan adanya hubungan yang erat
antara jalur P38 MAPK dan proses
inflamasi. Jalur P38 MAPK di duga
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini menunjukkan
bahwa karakteristik umur dan paritas
subjek penelitian tidak menunjukkan
perbedaan yang bermakna. Hal ini
menunjukkan bahwa kedua variabel
tersebut tidak mempengaruhi hasil
analisis kelompok yang diteliti.
Berat badan lahir bayi menunjukkan
perbedaan yang bermakna dari uji
statistik yang dilakukan, hal ini dapat di
mengerti karena pada preeklampsia berat
terjadi kerusakan endotelial pembuluh
darah di plasenta, mengakibatkan suplai
nutrisi ke janin berkurang selanjutnya
295
Yusrianty D
ISSN 2252-5416
berperan dalam regulasi penyakitpenyakit artritis rhematoid, Alzeheimer
dan penyakit inflamasi pada usus.
(Zarubin et al., 2005)
Pada penelitian ini memperlihatkan
perbedaan bermakna (p=0,001) antara
kadar serum P38 MAPK pada preeklampsia berat (195,45) dibandingkan
dengan kehamilan normal (126,28). Hasil
ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lohmann dkk. Mereka
melakukan penelitian untuk mengukur
aktivitas p38 MAPK dengan immunoprecipitation kinase assay. Pada
preeklampsia
mereka
menemukan
peningkatan aktivitas P38 MAPK. Pada
hipoksia jalur MAPK akan diaktifkan.
(Lohmann et al., 2000)
Pada penelitian yang dilakukan oleh
Webster dkk juga didapatkan hasil yang
sama. Mereka mendapatkan hasil
peningkatan ekspresi P38 MAPK pada
plasenta pada preeklampsia berat di
banding kehamilan normal. P38 MAPK
adalah protein nitrat di plasenta dan
kadarnya meningkat pada preeklampsia
berat. Peningkatan kadar nitrat ini akan
berhubungan dengan penurunan aktivitas
katalitik dari phospho P38 MAPK dan
diduga mekanisme ini berperan pada
buruknya implantasi dan gangguan
pertumbuhan janin yang ditemukan pada
penderita preeklampsia. (Webster et al.,
2006)
Peningkatan aktivitas P38 MAPK
dapat meningkatkan permebilitas dan
edema pembuluh darah namun bersamaan dengan itu menurunkan aktifitas
angigenesis (Corradetti et al., 2010).
Penekanan terhadap faktor-faktor angiogenik kemudian merubah keseim-bangan
terhadap faktor-faktor anti angiogenik.
Pelepasan zat-zat anti angiogenik ini
dipicu oleh peningkatan stress oksidatif
dan stress nitratif yang kemudian
menyebabkan hipoksia pada plasenta dan
peningkatan kadar P38 MAPK. (Webster
et al., 2006)
Efek lanjutan dari hipoksia yang
berat dan pelepasan zat-zat anti angiogenik adalah terjadinya injury pada
endotel pembuluh darah (disfungsi
endotel) dimana tomboxan meningkat
dan prostasiklin menurun, yang akan
meningkatkan tekanan darah dan
permeabilitas endotel terhadap protein
dan akhirnya bermanifestasi menjadi
hipertensi
dan
proteinuria
yang
merupakan gejala preeklampsia berat.
(Ramma et al., 2011)
Pada penelitian ini didapatkan
perbandingan kadar hemoglobin, leukosit, dan trombosit antara kehamilan
normal dengan preeklampsia berat terdapat perbedaan bermakna (p<0,05)
hanya pada kadar leukosit saja,
sedangkan untuk kadar hemoglobin dan
trombosit tidak ada perbedaan bermakna.
Didapatkan leukosit pada preeklampsia
berat lebih tinggi dibandingkan kehamilan normal.
Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Bernard J dkk., pada
penelitian mereka didapatkan peningkatan jumlah leukosit pada preeklampsia
ringan dan adanya peningkatan jumlah
leukosit yang signifikan pada preeklampsia berat di bandingkan kehamilan
normal. Analisis lebih lanjut menyebutkan terjadi peningkatan neutrofil pada
total keseluruhan dari peningkatan
leukosit pada preeklampsia. Terjadinya
leukositosis disebabkan oleh adanya
respon inflamasi pada preeklampsia
berat. Apoptosis neutrofil yang terlambat
menyebabkan terjadinya respon inflamasi
diketahui mempunyai peran penting
menyebabkan leukositosis pada preeklampsia berat. (Bernard et al., 2009)
Pada preeklampsia terjadi disfungsi
endotel yang memberi gambaran klinis
sebagai respon inflamasi sistemik menyeluruh. Beberapa petanda disfungsi
endotel diaktifasi oleh trombosit dan
neutrofil (Wikstrom et al., 2007).
Pada mamalia jalur P38 MAPK akan
teraktivasi sebagai respon terhadap
berbagai stimuli seperti sinar ultraviolet,
panas, syok osmotik, dan sitokin-sitokin
inflamasi (TNF α dan IL-1) dan faktorfaktor pertumbuhan. (Corradetti et al.,
2010, Zarubin et al., 2005)
296
P38 MAPK, Profil Darah Rutin, Preeklampsia Berat
Pada penelitian ini didapatkan
korelasi positif antara P38 MAPK serum
dengan kadar lekosit pada preeklampsia
berat (p<0,05 r=0,471), sedangkan untuk
kadar hemoglobin dan trombosit tidak
didapatkan korelasi yang bermakna.
Setiap peningkatan kadar P38 MAPK
serum akan berdampak pada peningkatan
kadar leukosit pada preeklampsia berat.
Hal ini dapat dipahami karena
proses ini merupakan suatu rangkaian
yang diawali oleh hipoksia plasenta yang
memicu aktivasi dan peningkatan kadar
P38 MAPK, kemudian terjadi respon
imflamasi dimana terjadi leukositosis.
Peningkatan ini akan memicu ketidakseimbangan antara faktor-faktor angiogenik dan antiangiogenik, yang kemudian
terjadi disfungsi endotel yang menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah, akhirnya
terjadi preeklampsia.
Menurut Gonghua dkk pada
preeklampsia terjadi placental stress
oksidative yang akan mengaktivasi P38
MAPK, hal ini memicu terjadinya respon
adaptive immunity dan innate immunity
berupa imflamasi dimana dapat terjadi
peningkatan kadar leukosit. Peningkatan
kadar P38 MAPK ini menyebabkan
ketidakseimbangan antara faktor angiogenik dan antiangiogenik. (Gonghua et
al., 2009)
ISSN 2252-5416
DAFTAR PUSTAKA
August, P. & Lindheimer, M. (2009).
Chronic hypertension and pregnancy. In : Lindheimer, M., Roberts,
J & Cunningham, F. (eds.)
Chesley’s Hypertensive Disorders in
Pregnancy. London : Elsevier, 35368.
Bernard, J., David, F., Lynn, G, &
Yuping, W. (2009). Increased
Neutrophil Numbers Account for
Leukocytosis in Women with
Preeclampsia. Am J Perinatol, 26
(10): 729-32.
Corradetti, A., Saccucci, F., Emanuelli,
M., Vagnoni, G., Cecati, M. &
Davide, S. (2010). The role of p38a
mitogen-activated protein kinase
gene in the HELLP syndrome. Cell
Stress and Chaperones, 15, 95-100.
Cunningham, F. G., Leveno, K. J.,
Bloom, S. L., Hauth, J. C., Rouse,
D. J. & Spong, C. Y. (2010).
Pregnancy Hypertension. Williams
Obstetrics. 23 (ed.): McGraw Hill.
Gonghua, H., Lewis, Z. S., Hongbo, C.
(2009). Regulation of JNK and p38
MAPK in the immune system:
Signal integration, propagation and
termination. Cytokine 48(3), 161-9.
Johnson, G. & Lapadat, R. (2002).
Mitogen-activated protein kinase
pathways mediated by ERK, JNK,
and p38 protein kinase. Science, Vol
298, 1911-2.
Lindheimer,
M.,
Roberts,
J.,
Cunningham, F. & Chesley, L.
(2009).
Introduction,
history,
controversies and definition. In :
Lindheimer, M., Roberts, J &
Cunningham, F. (eds.) Chesley’s
Hypertensive Disorders in Pregnancy. 3rd ed. London : Elsevier, 123.
Lohmann, A., Steinburg, S., Dehne, K.,
Benard, V., Kolben, M., Schmitt M.
(2000). Downregulation of a
mitogen-activated protein kinase
signaling pathway in the placental of
women with preeclampsia. Obstet
Gynecol, Vol 96 No. 4, 583-7.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan penelitian ini adalah
kadar serum P38 MAPK pada penderita
preeklampsia berat lebih tinggi dibandingkan pada kehamilan normal. Kadar
leukosit pada penderita preeklampsia
berat lebih tinggi dibandingkan kehamilan normal, sedangkan kadar hemoglobin dan kadar trombosit tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Kadar
serum P38 MAPK berkorelasi positif
dengan kadar leukosit pada penderita
preeklampsia berat. Diperlukan penelitian
lain untuk mengevaluasi faktor lain yang
mempengaruhi derajat disfungsi endotel
pada penderita preeklampsia berat.
297
Yusrianty D
ISSN 2252-5416
Mudgett, J., Ding, J., Guh, S. L.,
Chartrain, N., Yang, L. & Gopel, S.
(2000). Essential role for p38 α
mitogen activated protein kinase in
placental angiogenesis. Proc Natl
Acad Sci USA, 97, 10454-9.
Ramma, W. & Ahmed, A. (2011). Is
inflammation the cause of preeclampsia ?. Biochem Soc Trans, 39,
1619-27.
Roberts, J. (2007). Pre-eclampsia a twostage disorder: what is the linkage?
Are there directed fetal/placental
signals? In:Lyall, F. & Belfort, M.
(eds.) Pre-eclampsia : Etiology and
Clinical Practice. New York:
Cambridge University Press.
Saifuddin, A. B. (2002). Hipertensi
dalam kehamilan, nyeri kepala,
gangguan penglihatan, kejang dan
koma. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
78-85.
Shibata, E., Rajakumar, A., Powers, R.,
Larkin, R., Gilmour, C., Bodnar, L.,
et al. (2005). Soluble fms-like
tyrosine kinase 1 is increased in
preeclampsia but not in normotensive pregnancies with small for
gestational age neonates: Relation-
ship to circulating placental growth
factor. JCEM, 90, 4895-903.
Webster, R., Brockman, D.& Myatt, L.
(2006). Nitration of p38 MAPK in
the placenta : association of nitration
with reduced catalytic actifity of p38
MAPK in preeclampsia. Mol Hum
Reprod, 12 No.11, 677-85.
Who.(2005). World Health report : Make
every mother and child count. World
Health Org. Geneva: World Health
Organization.
Wikstrom, A. (2007). Biochemical and
Epidemiological studies of early
onset and late onset preeclampsia.,
Digital comprehensive summaries of
uppsala dissertations from faculty of
medicine.
Working Group On Research On
Hypertension During Pregnancy.
(2001). Report of the working group
on research on hypertension during
pregnancy, National Institutes of
Health.
Young, B. C., Levine, R. J. &
Karumanchi, S. A. (2010). Pathogenesis of Preeclampsia. Annu. Rev.
Pathol. Mech. Dis, 5, 173–92.
Zarubin, T. & Han, J. (2005). Activation
and signaling of the p38 MAPK
pathway. Cell Research, 15 (1), 118.
298
Download