Uploaded by User41928

obesitas

advertisement
Obesitas pada Anak 14 Tahun
Abstrak
Manusia membutuhkan zat penting seperti lemak dan karbohidrat. Namun, apabila zat tersebut terdapat
dalam jumlah banyak maka akan menimbulkan efek buruk bagi kesehatan. Menurut data Riset
Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia 15 tahun pada
laki-laki sebesar 13,9% dan pada perempuan sebesar 23,8%. Karbohidrat bersumber dari buah
terkandung fruktosa, susu terkandung laktosa, dan makanan olahan yang terkandung glukosa.
Karbohidrat memiliki fungsi utama sebagai penyimpan energi. Metabolisme glukosa dimulai dengan
glikolisis yang menghasilkan asam piruvat kemudian akan dilanjutkan memasuki oksidasi piruvat dan
menghasilkan asetil koa yang kemudian masuk ke siklus asam sitrat untuk menghasilkan energi.
Karbohidrat ditransport dengan menggunakan difusi sederhana dan transport aktif. Pada lemak, sumber
mampu didapatkan dari produk susu dan daging, biasanya berupa lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak
jenuh umumnya memberikan dampak negative bagi tubuh. Lemak di metabolisme dengan mengalami
Beta-oksidasi. Fungsi lemak sendiri bervariasi dari memberikan cadangan energi dan prekusor hormone
steroid. Lemak ditransport melalui kilomikron yang disalurkan ke saluran limfe. Pentingnya penulisan
makalah ini ditujukan untuk menjelaskan mengenai fungsi serta metabolism lemak dan karbohidrat
sehingga mampu mengerti kondisi yang tidak sesuai akibat pengonsumsian tidak terkontrol.
Kata Kunci: sumber lemak dan karbohidrat , metabolisme lemak dan karbohidrat, fungsi lemak dan
karbohidrat, transport lemak dan karbohidrat.
Abstract
Humans need important substances such as fats and carbohydrates. However, if these substances are
found in large quantities it will cause adverse effects on health. According to 2007 Basic Health
Research data, the national prevalence of general obesity in the population aged 15 years is 13.9% for
men and 23.8% for women. Carbohydrates are sourced from fruits containing fructose, milk containing
lactose, and processed foods that contain glucose. Carbohydrates have the main function as energy
storage. Glucose metabolism begins with glycolysis which produces pyruvic acid and will then proceed
to enter the oxidation of pyruvate and produce acetyl koa which then enters the citric acid cycle to
produce energy. Carbohydrates are transported using simple diffusion and active transport. In fat, the
source can be obtained from dairy products and meat, usually in the form of saturated and unsaturated
fats. Saturated fats generally have a negative impact on the body. Fat is metabolized by undergoing
Beta-oxidation. The function of fat itself varies from providing energy reserves and steroid hormone
precursors. Fat is transported through the chylomicrons which are distributed to the lymphatic
channels. The importance of writing this paper is intended to explain the function and metabolism of
fats and carbohydrates so that they can understand the conditions that are not appropriate due to
uncontrolled consumption.
Keyowords: lipid and carbohydrates sources, lipid and carbohydrates metabolism, lipid and
carbohydrates function, lipid and metabolism transport
Pendahuluan
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, salah satu kegiatan yang paling penting adalah
makan. Makan memiliki peran penting karena makanan memiliki berbagai zat yang terkandung
di dalamnya yang berfungsi menunjang aktivitas tubuh. Dalam hal ini, zat-zat tersebut seperti
karbohidrat, lemak, protein, dll dibutuhkan untuk terus menjaga kondisi tubuh yang ideal
sehingga tubuh mampu untuk melakukan aktivitasnya dengan baik.
Seperti yang telah diketahui bahwa segala sesuatu yang berlebihan pasti memberikan
dampak yang berakibat negative apabila melebihi kadarnya. Salah satu kondisi yang paling
sering terjadi dan marak saat ini adalah obesitas. Obesitas merupakan kondisi akumulasi
jaringan lemak di adiposa akibat pemasukan energi yang melebihi pengeluaran energi.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada
penduduk berusia 15 tahun pada laki-laki sebesar 13,9% dan pada perempuan sebesar 23,8%,
sedangkan kejadian obesitas pada anak balita yakni 12,2 % dari jumlah anak Indonesia. Angka
ini meningkat menjadi 14 % pada tahun 2010. Dan prevalensi berat badan berlebih anak-anak
usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%.1
Pentingnya mengerti mengenai kondisi yang terjadi di masyarakat agar mampu
memahami bagaimana penyebab terjadinya kondisi tersebut sehingga mampu untuk
menumpaskan masalah-masalah kesehatan yang khususnya berhubungan dengan metabolisme.
Tujuan dari penulisan ini antara lain adalah menjelaskan bagaimana metabolisme dan fungsi
dari zat-zat yang dikonsumsi dan peranannya dalam menunjang kebutuhan.
Karbohidrat
Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan senyawa ini memiliki peran
struktural dan metabolik yang penting. Pada tumbuhan, glukosa disintesis dari karbon dioksida
dan air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati (kanji, starch) atau digunakan untuk
menyintesis selulosa dinding sel tumbuhan. Hewan dapat menyintesis karbohidrat dari asam
amino, tetapi sebagian besar karbohidrat hewan terutama berasal dari tumbuhan. Glukosa
adalah karbohidrat terpenting; kebanyakan karbohidrat dalam makanan diserap ke dalam aliran
darah sebagai glukosa yang dibentuk melalui hidrolisis pati dan disakarida dalam makanan,
dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati. Glukosa adalah bahan bakar metabolik utama
pada mamalia (kecuali pemamah biak) dan bahan bakar universal bagi janin. Glukosa adalah
prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di tubuh, termasuk glikogen untuk
penyimpanan; ribosa dan deoksiribosa dalam asam nukleat; galaktosa untuk sintesis laktosa
dalam susu, dalam glikolipid, dan sebagai kombinasi dengan protein dalam glikoprotein.2
Sumber Karbohidrat
Bagi sebagian besar populasi dunia, karbohidrat termasuk gula adalah sumber energi,
serta bahan dalam banyak makanan yang sudah disiapkan.3
Klasifikasi karbohidrat paling umum didasarkan pada struktur kimia, dengan tiga kelompok
yang paling umum dikenal adalah monosakarida, disakarida dan polisakarida. Kelompok yang
kurang dikenal adalah oligosakarida. Ini adalah karbohidrat rantai pendek (8-10 unit) seperti
raffinose (trisakarida
dengan komposisi galaktosa, glukosa, dan fruktosa) atau inulin
(polisakarida pada tumbuhan). Seperti halnya polisakarida, karbohidrat ini tidak dapat dicerna
secara enzimatik dan sebagai gantinya difermentasi oleh bakteri di usus besar.3
Selain dari laktosa yang ditemukan dalam susu dan sejumlah kecil gula spesifik dalam daging
merah, hampir semua karbohidrat diet berasal dari makanan nabati. Makanan-makanan ini
seringkali terdiri dari kombinasi berbagai jenis karbohidrat dalam jumlah yang bervariasi.3
Di bawah ini adalah gambaran singkat dari sumber makanan yang paling umum untuk berbagai
jenis karbohidrat.3
MONOSACCHARIDES
Fructose
Buah, sayuran, dan madu
Juga berasal dari pencernaan sukrosa
Glucose
Sejumlah kecil ditemukan di beberapa buah, sayuran dan madu
Makanan olahan
Digesti dan konversi karbohidrat lain
Galactose
Digesti dari laktosa
DISACCHARIDES
Sucrose
Berasal dari tebu dan gula bit
Sayuran akar manis seperti bit dan wortel
Gula meja, makanan olahan
Maltose
Gandum malt dan barley
Ekstrak alt
Bir
Lactose
Susu
Produk susu
Trehalose
Jamur dan fungi yang bisa dimakan
OLIGOSACCHARIDES
Raffinose, stachyose, verbascose,
inulin, fructo and galacto-
Legum
oligosaccahrides
Bawang, artichoke, adas, asparagus
Pra-biotik
POLYSACCHARIDES
Starch (Pati)
Makanan sereal
Kentang
Sejumlah kecil sayuran akar lainnya dan buah mentah
Non-starch polysaccharides
Sayuran, buah
Sereal gandum utuh
Kacang-kacangan
Fungsi Karbohidrat
Turunan triosa, tetrosa, dan pentosa serta gula tujuh-karbon (sedoheptulosa) terbentuk
sebagai zat antara metabolik dalam glikolisis dan jalur pentosa fosfat. Pentosa berperan penting
dalam nukleotida, asam nukleat, dan beberapa. Glukosa, galaktosa, fruktosa, dan manosa
adalah heksosa terpenting secara fisiologis.2
Gambar 1. Struktur Heksosa
Gambar 2. Fungsi Heksosa
Disakarida adalah gula yang terdiri dari dua residu monosakarida yang dihubungkan oleh suatu
ikatan glikosida. Disakarida yang penting secara fisiologis adalah maltosa, sukrosa, dan
laktosa.2
Gambar 3. Fungsi Disakarida
Hidrolisis sukrosa menghasilkan campuran glukosa dan fruktosa yang disebut "invert
sugar" karena fruktosa bersifat levorotatorik kuat dan mengubah (membalikkan) kerja
dekstrorotatorik sukrosa yang lebih lemah. Pati (kanji, starch) adalah suatu homopolimer
glukosa yang membentuk rantai α-glukosida, yang disebut glukosan atau glukan. Pati adalah
sumber utama karbohidrat dalam makanan, yaitu sereal, kentang, kacang-kacangan, dan
sayuran lain. Dua konstituen utamanya adalah amilosa (13%-20%), yang memiliki struktur
heliks tidak-bercabang, dan amilopektin (80%-87%), yang terdiri dari rantai-rantai bercabang
yang dibentuk oleh 24-30 residu glukosa yang disatukan oleh ikatan α1 → 4 di rantai dan oleh
ikatan α1 → 6 di titik percabangan. Indeks glikemik suatu makanan yang mengandung pati
adalah ukuran kemudahan makanan tersebut dicerna, berdasarkan jumlah peningkatkan kadar
glukosa darah akibat makanan tersebut dibandingkan dengan glukosa atau makanan
pembanding dalam jumlah setara, misalnya roti tawar atau nasi. Glikogen adalah simpanan
polisakarida pada hewan dan kadang-kadang disebut pati hewani. Glikogen adalah struktur
yang lebih bercabang dibandingkan amilopektin, dan rantainya terdiri dari 12-15 residu α-dglukopiranosa (dalam ikatan glukosida α1 → 4) dengan percabangan melalui ikatan glukosida
α1 → 6. Granul glikogen otot (partikel-β) berbentuk bola dan mengandung hingga 60.000
residu glukosa; di hati terdapat granul serta roset granul glikogen yang serupa yang tampaknya
adalah agregat partikeI-β.2
Gambar 4. Struktur Pati
Glikolisis
Glikolisis terjadi di sitosol dikarenakan keberadaan enzimnya yang terdapat di sitosol.
Berikut ialah rangkaian reaksi yang terjadi selama glikolisis.2
a. Reaksi pertama, fosforilasi glukosa
Pada reaksi ini, mula-mula glukosa harus diaktifkan dengan mengikatkannya pada
molekul fosfat di bagian C6-nya sehingga glukosa akan berubah menjadi glukosa6-fosfat. Reaksi ini bersifat ireversibel dan dikatalisis oleh heksokinase (bila terjadi
pada jaringan estrahepatik) dan glukokinase (bila terjadi di hati).
b. Reaksi kedua, isomerisasi glukosa 6-fosfat dan fosforilasi fruktosa 6-fosfat
Pada reaksi ini, glukosa 6-fosfat selanjutnya akan diubah menjadi isomernya, yaitu
fruktosa 6-fosfat dengan menggunakan enzim fosfoheksosa isomerise dan akan
dilanjutkan dengan pengikatan fosfat pada fruktosa 6-fosfat pada C1-nya menjadi
fruktosa 1,6 bifosfat oleh enzim fosfofruktokinase. Reaksi ini ireversibel. Enzim
fosfofruktokinase ialah enzim regulator atau enzim kunci untuk mengontrol
kecepatan reaksi glikolisis.
c. Reaksi ketiga, memecah heksosa menjadi dua triosa
Pada reaksi ini, fruktosa 1,6 bifosfat yang terbentuk dari reaksi sebelumnya akan
dipecah menjadi 2 molekul triosa, yaitu gliseraldehid 3-fosfat dan DHAP
(dihidroksiaseton fosfat) yang dikatalisis oleh enzim aldolase. Kedua molekul triosa
ini dapat saling terkonversi dengan enzim fosfotriosa isomerase.
d. Reaksi keempat, oksidasi gliseraldehid 3-fosfat
Reaksi akan dilanjutkan dengan mengoksidasi gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3bifosfogliserat yang dikatalisis oleh enzim gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase,
dan bersifat dependen NAD. Reaksi ini dapat dihambat oleh iodoasetat. Koenzim
NAD pada reaksi ini akan masuk ke jalur rantai pernapasan untuk menghasilkan 3
ATP.
e. Reaksi kelima, pelepasan fosfat dari 1,3-bifosfogliserat dan pemindahan fosfat
Dalam reaksi ini, fosfat dari C1 pada 1,3-bifosfogliserat akan dilepas dan
menghasilkan 3-fosfogliserat, reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosfogliserat kinase.
Fosfat yang dilepas akan dipindahkan ke ADP untuk membentuk 1 ATP tingkat
substrat. Selanjutnya, reaksi akan diteruskan dengan isomerisasi 3-fosfogliserat
menjadi 2-fosfogliserat dengan enzim fosfogliserat mutase.
f. Reaksi keenam, dehidrasi 2-fosfogliserat
Reaksi ini akan dikatalisis oleh enzim enolase yang melibatkan suatu dehidrasi
untuk membentuk fosfoenolpiruvat (PEP). Reaksi ini dapat dihambat oleh fluorida.
g. Reaksi ketujuh, pelepasan fosfat dari fosfoenolpiruvat
Pada reaksi ini, fosfat dari fosfoenolpiruvat akan dipindahkan dan akan
menghasilkan enolpiruvat oleh aktivitas enzim piruvat kinase. Fosfat yang dilepas
akan dipindahkan ke molekul ADP untuk menghasilkan 1 ATP tingkat substrat.
Enolpiruvat yang terbentuk akan diubah menjadi ketopiruvat secara spontan.
Kemudian piruvat akan dioksidasi lebih lanjut untuk masuk ke Siklus Asam Sitrat
di mitokondria.
Bila dihitung, maka ATP yang dihasilkan dalam reaksi glikolisis ialah sebesar 10 ATP,
dimana 2 ATP dipergunakan di awal untuk reaksi heksokinase dan fosfofruktokinase. Enam
ATP didapat dari rantai pernapasan, sedangkan 4 ATP didapat dari pembentukan ATP tingkat
substrat.2
Oksidasi Piruvat
Piruvat yang sudah dihasilkan di sitosol kemudian akan diangkut ke dalam mitokondria
untuk mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil KoA oleh kompleks enzim piruvat
dehidrogenase. Reaksi ini memerlukan koenzim NAD yang selanjutkan akan masuk ke jalur
rantai pernapasan untuk menghasilkan 3 ATP. Piruvat dehidrogenase dikontrol oleh asetil KoA
dan modifikasi kovalen. Apabila jumlah asetil KoA sudah terlalu banyak maka aktivitas
kompleks enzim ini akan dikurangi. Bila kompleks enzim ini terikat fosfat, maka akan menjadi
inaktif, namun ketika fosfat dilepaskan dari kompleks enzim ini, maka akan menjadi aktif.
Inilah yang disebut sebagai modifikasi kovalen.2
Siklus Asam Sitrat
Siklus asam sitrat merupakan serangkaian reaksi yang terjadi di mitkondria yang
mengoksidasi gugus asetil pada asetil KoA dan mereduksi koenzim yang ter-reoksidasi melalui
rantai pernapasan yang bertujuan untuk menghasilkan ATP. Siklus ini juga merupakan jalur
bersama terakhir untuk oksidasi karbohidrat, lemak, dan protein.2
Gambar 5. Siklus Asam Sitrat.
Berikut adalah rangkaian reaksi dari siklus asam sitrat.2
a. Siklus dimulai dengan penggabungan molekul asetil KoA dengan oksaloasetat yang
membentuk asam sitrat dengan 6 atom C. Reaksi pengikatan ini dikatalisis oleh
enzim sitrat sintase.
b. Kemudian, reaksi akan dilanjutkan dengan isomerisasi sitrat menjadi isositrat oleh
enzim akonitase. Reaksi ini terjadi dalam dua tahap, yaitu dehidrasi terlebih dahulu
menjadi cis-akonitat dan kemudia rehidrasi membentuk isositrat. Reaksi dapat
dihambat oleh fluoroasetat.
c. Isositrat selanjutnya akan mengalami dehidrogenasi menghasilkan oksalosuksinat
terlebih dahulu, untuk kemudian mengalami dekarboksilasi menjadi α-ketoglutarat.
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim isositrat dehidrogenase. Koezim NAD diperlukan
oleh enzim ini yang selanjutkan akan memasuki jalur rantai pernapasan untuk
menghasilkan 3 ATP.
d. α-ketoglutarat kemudian akan mengalami reaksi dekarboksilasi oksidatif yang
dikatalisis oleh kompleks enzim α-ketoglutarat dehidrogenase untuk membentuk
suksinil-KoA. Reaksi ini dapat dihambat oleh arsenit. Kompleks enzim untuk reaksi
ini juga memerlukan koenzim NAD yang selanjutnya akan memasuki rantai
pernapasan untuk menghasilkan 3 ATP.
e. Suksinil KoA akan diubah menjadi suksinat dengan menggunakan enzim suksinat
tiokinase. Reaksi ini ialah satu-satunya penghasil ATP tingkat subtrat dalam siklus
asam sitrat.
f. Suksinat selanjutnya akan diubah menjadi fumarat, reaksi ini dikatalisis oleh enzim
suksinat dehidrogenase. Enzim ini mengandung FAD yang dapat masuk ke jalur
rantai pernapasan untuk menghasilkan 2 ATP dengan mereduksi ubikuinon. Reaksi
dapat dihambat secara kompetitif oleh malonat.
g. Reaksi akan dilanjutkan dengan perubahan fumarat menjadi malat dengan enzim
fumarase yang mengkatalisis penambahan air pada ikatan rangkap fumarat agar
dapat membentuk malat.
h. Reaksi terakhir, ialah reaksi yang mengubah malat untuk membentuk oksaloasetat
kembali dan dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase. Enzim ini memerlukan
koenzim NAD yang dapat memasukin jalur rantai pernapasan untuk menghasikan
3 ATP.
Satu putaran dari siklus asam sitrat ini akan menghasilkan total 12 ATP, dimana 11 berasal dari
rantai pernapasan sedangkan 1 sisanya berasal dari pembentukan ATP tingkat substrat. Apabila
dijumlahkan, maka 1 molekul glukosa ketika sudah melewati glikolisis, oksidasi piruvat dan
siklus asam sitrat akan menghasilkan 38 ATP, dimana 8 berasal dari glikolisis, 6 dari
oksidasi piruvat dan 24 dari siklus asam sitrat (berjalan 2 kali putaran). Jumlah ini sangat
berbeda dengan yang dialami oleh reaksi glukosa yang berlangsung anaerob yang hanya dapat
menghasilkan 2 ATP dengan produk akhir asam laktat.2
Transport Karbohidrat
Absorpsi dari karbohidrat dimulai setelah pencernaan dari karbohidrat selesai. Semua
pencernaan karbohidrat selesai ketika semua karbohidrat diubah menjadi monosakarida.
Pencernaan karbohidrat berakhir di tempat sama seperti tempat penyerapaanya, yaitu di usus
halus. Penyerapan karbohidrat menjadi semakin lambat dari atas sampai bawah, misalnya
penyerapan di jejunum lebih cepat ketimbang di ileum. Karbohidrat yang diserap harus dalam
bentuk monosakarida karena karbohidrat tidak mampu untuk menembus lumen, namun
disakarida yang mampu lepas dari pencernaan akan dserap di sel yang melapisi intestinal dan
dihidrolisis. Ada 2 cara untuk mengabsorpsi karbohidrat, yaitu difusi sederhana dan transport
aktif. Difusi sederhana bergantung kepada gradien konsentrasi, hampir seluruh karbohidrat
diserap melalui mekanisme ini. Transport aktif merupakan mekanisme dimana penyerapan
membutuhkan energi berupa ATP. Menurut Wilson dan Crane, zat yang diserap melalui
transport aktif harus memiliki ciri sebagai berikut, mempunyai 6 ikatan carbon tertutup, 1 atau
lebih karbon terhubung pada karbon 5, OH, kelompok yang terhubung pada karbon 2 harus
memiliki konfigurasi yang sama yang terdapat dalam D-glukosa. Transport aktif yang terjadi
melalui protein pembawa yang terletak di brush border sel epitel. Kemudian protein pembawa
yang terlibat dalam transport aktif harus memiliki ciri, yakni punya 2 tempat melekat, spesifik
terhadap gula, dan harus bergantung terhadap natrium. Transport terfasilitasi merupakan
transport gula yang menbutuhkan carrier tapi tidak memerlukan energi, sebagai contoh Dfruktosa dan D-manosa. Transport terfasilitasi berbeda dengan transport aktif karena transport
terfasilitasi bekerja secara 2 arah sedangkan transport aktif searah, transport aktif memerlukan
energi dimana difusi terfasilitasi tidak memerlukannya. Persamaan antara kedua transport
tersebut adalah sama-sama menggunakan protein pembawa, menunjukan kespesifikannya
masing-masing, memiliki tempat perlekatan yang spesifik, keduanya memiliki konstanta
pengikat untuk zat terlarut.4
Lemak
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid, malam
(wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada sifat kimianya.
Lipid memiliki sifat umum berupa (1) relatif tidak larut dalam air dan (2) larut dalam pelarut
nonpolar misalnya eter dan kloroform. Senyawa ini merupakan konstituen makanan yang
penting tidak saja karena nilai energinya yang tinggi, tetapi juga karena vitamin larut-lemak
dan asam lemak esensial yang terkandung di dalam lemak makanan alami. Lemak disimpan di
jaringan adiposa, tempat senyawa ini juga berfungsi sebagai insulator panas di jaringan
subkutan dan di sekitar organ tertentu.2
Sumber Lemak
Lemak pada makanan biasa dikenal dengan asam lemak, dapat ditemukan di makanan
yang bersumber dari hewan ataupun tumbuhan. Lemak tertentu telah diindikasikan berbahaya
bagi kesehatan, namun beberapa lemak ditemukan mampu memberikan dampak postif bagi
kesehatan. Lemak dibagi menjadi 2 , yaitu lemak baik dan lemak jahat. Lemak yang dikatakan
jahat merupakan lemak jenuh dan lemak trans. Lemak-lemak tersebut sangat berpotensial
untuk membahayakan tubuh ditemukan dalam bentuk padat pada temperatur ruangan,
contohnya seperti mentega dan margarin. Lemak jenuh dapat dikonsumsi, namun dalam
frekuensi yang jarang. Lemak tersebut ditemukan dalam produk susu dan daging hewan,
contohnya adalah susu, es krim, keju, minyak kelapa, dan lemak hewani. Lemak jenuh dan
lemak trans mampu meningkatkan LDL (Low Density Lipoprotein) dan menurunkan HDL
(High Density Lipoprotein). Sedangkan, pada lemak baik dibagi menjadi lemak tak jenuh
tunggal dan jamak. Lemak tak jenuh tunggal mampu menurunkan kadar kolestrol darah dan
mencegah resiko dari penyakit kardiovaskular. Lemak ini dapat ditemukan dalam kacagkacangan, minyak sayuran, alpukat. Lemak tak jenuh jamak atau biasa dikenal dengan sebutan
lemak esensial karena tubuh tidak mampu untuk memproduksinya. Seperti lemak tak jenuh
tunggal, lemak esensial mampu untuk menurunkan kadar kolestrol dan menurunkan resiko
serangan kardiovaskular. Tipe dari lemak ini adalah asam lemak omega 3 yang terdapat pada
salmon, sarden, herring, dan trout. Sebagai tambahan, asam lemak omega 6 pada lemak
esensial dapat ditemukan dalam tofu, kacang kenari, biji-bijian.5
Metabolisme Lemak
Pusat dari metabolisme lemak adalah asetil-KoA yang berasal dari karbohidrat. Pada
siklus asam sitrat, senyawa sitrat akan dipecah kembali menjadi oksaloasetat, namun pada
pembentukan lemak, sitrat tersebut diangkut ke dalam sitoplasma, tempat senyawa ini diurai
kembali menjadi asetil KoA yang merupakan sumber karbon untuk reaksi yang terjadi pada
kompleks asam lemak sintase.2
Oksidasi lemak terbagi menjadi 3 tahap besar, yaitu pengaktifan asam lemak disitosol,
kemudian transport asam lemak aktif ke dalam mitokondria menggunakan protein carrier, yaitu
carnitine, danβ-oksidasi asam lemak jenuh. Pengaktifan asam lemak dilakukan dengan enzim
asil KoA sintase, reaksi ini membutuhkan 2 molekul fosfat agar terbentuk asil AMP. Setelah
itu berikatan dengan KoA agar terbentuk asil KoA, dan dihidrolisis oleh fosfatase agar tidak
kembali kebentuk asam lemak. Acil KoA yang terbentuk tadi harus dikirimkan ke inner
mitokondria, namun inner mitokondria impermeable terhadap asil KoA. Oleh karena itu
didalam makriks akan di degenerasi menjadi asil carnitine dan di bawa oleh carnitine
translokase ke inner mitokondria dengan cara antiport translokase.Di dalam matriks
mitokondria acil carnitine akan bereaksi dengan KoA yang dikatalisis oleh carnitine
asyltransferase II (CAT-II), menghasilkan asil KoA dan carnitine. Hasil KoA didalam matrik
mitokondria ini yang siap untuk mengalami β-oksidasi.2
β-oksidasi terbagi menjadi empat langkah.
1. Dehidrogenasi pertama
Acyl-CoA Dehydrogenase mengkatalisis eliminasi hidrogen pada α-karbon, untuk
menciptakan α, β-Asil-CoA Tak Jenuh (trans enoyl KoA). Membuthkan FAD yang
akan dirubah menjadi FADH2 untuk menghasilkan 2 ATP. Ada 3 asil KOA
dehidrogenase lemak, spesifik untuk panjang rantai asil yang berbeda, asil KoA
dehidrogenase rantai panjang (lebih besar dari 12C), asil KoA dehidrogenase rantai
menengah (6C sampai 12C), dan asil CoA dehidrogenase rantai pendek(4C sampai 6C).
2. Hidrasi
Penambahan air melintasi ikatan rangkap, pemasukan gugus OH pada β-Carbon dengan
enoil KoA hidroksilase menjadi β-hidroksilasil KoA.
3. Dehidrogenasi kedua (oksidasi)
Oksidasi gugus OH ke fungsi karbonil oleh β-ketoasil KoAdehidrogenase, yang akan
menghasilkan β-ketoasil KoA, yang merupakan senyawa keton. Disertai perubahan
NAD+ menjadi NADH yang akan menghasilkan 3 ATP.
4. Thiolysis
Pemotonganrantai akhir, dan tambahkan CoA ke kelompok keto yang baru dibuat oleh
asil KoA asetil transferase atau disebut tiolase.Polimer tambahan Coenzyme-A
diesterifikasi pada fungsi β-Keto, meninggalkan Acetyl-CoA dan Acyl-CoA dari dua
karbon kurang. Asil KoA yang terbentuk diulang di β-oksidasi sampai terbentuk 2 asetil
KoA. Asetil KoA dapat digunakan untuk sintesis asam lemak, menjadi energi melalui
siklus asam sitrat, maupun sebagai cadangan energi disimpan dalam jaringan adiposa.
Gambar 6. Proses β-oksidasi.
Sintesis asam lemak dapat terjadi dikarenakan kelebihan energi, terdapat 2 proses utama, yaiu
elongasi yang merupakan pembentukan rantai panjang, dan desaturasi agar terbentuk ikatan
rangkap atau ikatan tidak jenuh. Senyawa awal dari proses ini adalah palmitat, yang dibentuk
dari malonin KoA. Dengan bantuan katalisis dari enzim yang bernama asetil KoA karboksilase,
asetil KoA dapat diubah menjadi malonil KoA. Dan diakhiri dengan hidrolisis pada 16 C
(palmitat). Sintesis lemak juga terdiri dari 4 tahap, dimana Asetil KoA yang digunakanuntuk
sintesis asam lemak sebagian besar berasal dari pemecahan glikolitik glukosa.2
1. Kondensasi
Dimana Asetil (2C) dan Unit Malonyl (3C) berikatan menjadiacetoasetil-ACP (3ketobutyryl-ACP)(4C) + CO2. CO2 akan menghilang untuk memberikan energi bagi
reaksi. Enzim yang berkerja pada reaksi ini adalahβ-ketoasil-ACP-sintase
2. Reduktasi keto
Beta-karbonil akan dikurangi menjadi OH dengan bantuan NADPH yang dioksidasi
menjadi NADP+. Hasil dari ini agar terbentuknya 3-hidroksilbutyryl-ACP.Enzim yang
berkerja pada reaksi ini adalah β-ketoasil-ACP-reduktase.
3. Dehidrasi
Kelompok OH dieliminasi menciptakan ikatan rangkap - alpha, beta-tak jenuh. Sesuai
dengan namanya, proses ini akan kehilangan H2O, sehingga terbentuk trans-S2butenoil-ACP. Enzim yang berkerja pada reaksi ini adalah 3-hidroksilbutyryl-ACP
dehidrgenase.
4. Reduktasi ikatan rangkap
Tambahkan H melintasi ikatan ganda, membuat jenuh sepenuhnya. H didapatkan dari
NADPH yang dioksidasi menjadi NADP+. Akhirnya terbentuk butyryl-ACP (4C), yang
dapat dikondensasikan menjadi 3-ketoasil-ACP untuk proses siklus terus-menerus.
Enzim yang berkerja pada reaksi ini adalah enol-ACP reduktase.
5. Pengulangan siklus lipogenesis.
Malonil-ACP bergabung dengan 4C burtyryl-ACP untuk membentuk 6C. Rantai
karbon diperpanjang oleh 2C setiap siklus. Sintesis asam lemak selesai ketika palmitolACP bereaksi dengan air menghasilkan palmitat (16C) dan ACP bebas.Palmitat akan
menjadi asam lemak KoA untuk membentuk trigliserida, jika berikatan dengan gliserol3P.
Fungsi Lemak
Lipid memainkan beberapa peran dalam organisme. Lipid merupakan barier pelindung.
Lipid terdiri dari membran sel dan beberapa struktur dinding sel pada tanaman. Lipid
menyediakan penyimpanan energi untuk tanaman dan hewan. Cukup sering, fungsi lipid
bersama protein. Fungsi lipid dapat dipengaruhi oleh perubahan pada kelompok kepala polar
serta oleh rantai perifer.6
Fosfolipid membentuk fondasi untuk lapisan ganda lipid, dengan sifat amphipathiknya,
yang membentuk membran sel. Lapisan luar berinteraksi dengan air sementara lapisan dalam
ada sebagai zat berminyak yang fleksibel. Sifat cair membran membantu dalam fungsinya.
Lipid tidak hanya membentuk membran plasma, tetapi juga kompartemen seluler seperti
amplop nuklir, retikulum endoplasma (ER), peralatan Golgi, dan vesikel.6
Lipid juga berpartisipasi dalam pembelahan sel. Membagi sel mengatur konten lipid
tergantung pada siklus sel. Setidaknya 11 lipid terlibat dalam aktivitas siklus sel. Sfingolipid
berperan dalam sitokinesis selama interfase. Karena pembelahan sel menyebabkan ketegangan
membran plasma, lipid muncul untuk membantu aspek pembelahan mekanis seperti kekakuan
membran.6
Lipid menyediakan penghalang pelindung untuk jaringan khusus seperti saraf.
Pelindung myelin pelindung yang mengelilingi saraf mengandung lipid.6
Lipid memberikan jumlah energi terbesar dari konsumsi, memiliki lebih dari dua kali
jumlah energi sebagai protein dan karbohidrat. Tubuh memecah lemak dalam pencernaan,
sebagian untuk kebutuhan energi segera dan yang lain untuk penyimpanan. Tubuh
memanfaatkan penyimpanan lipid untuk berolahraga dengan menggunakan lipase untuk
memecah lipid tersebut, dan akhirnya membuat lebih banyak adenosin trifosfat (ATP) untuk
menguatkan sel.6
Lipid juga berperan dalam pensinyalan sel. Dalam sistem saraf pusat dan perifer, lipid
mengontrol fluiditas membran dan membantu transmisi sinyal listrik. Lipid membantu
menstabilkan sinapsis.6
Lipid sangat penting untuk pertumbuhan, sistem kekebalan tubuh yang sehat dan
reproduksi. Lipid memungkinkan tubuh untuk menyimpan vitamin dalam hati seperti vitamin
A, D, E, dan K. yang larut dalam lemak. Kolesterol berfungsi sebagai pendahulu hormon
seperti estrogen dan testosteron serta progresteron. Itu juga membuat asam empedu, yang
melarutkan lemak. Hati dan usus menghasilkan sekitar 80 persen kolesterol, sedangkan sisanya
diperoleh dari makanan.6,7
Transport Lemak
Transport lemak berbeda dari penyerapan karbohidrat karena lemak tidak larut dalam
air dan harus dipindahkan dari kimus cair melalui larutan cairan tubuh. Oleh karena itu, lemak
harus mengalami beberapa transformasi fisik dan kimiawi untuk mengatasi masalah selama
pencernaan dan penyerapannya.8
Ketika lambung dikosongkan ke dalam duodenum, lemak yang tertelan bergumpal
membentuk agregat butir besar trigliserida yang mengapung di kimus. Melalui efek garam
empedu, di lumen usus halus, butiran lemak mampu terurai menjadi emulsi lemak yang terdiri
dari butiran-butiran halus sehingga luas permukaan lemak yang dicerna oleh lipase pancreas
sangat meningkat. Misel merupakan partikel larut air yang dapat mengangkut produk akhir
pencernaan lemak di dalam interior yang larut lemak. Setelah misel mencapai membrane
luminal sel epitel, monogliserida, dan asam lemak bebas secara pasif berdifusi dari misel
menembus komponen lemak membrane sel epitel untuk masuk ke interior sel. Setelah produk
lemak meninggalkan misel dan diserap menembus membrane sel epitel, misel dapat menyerap
monogliserida dan asam lemak bebas lain, yang dihasilkan dari pencernaan molekul trigliserida
dalam emulsi lemak. Garam empedu secara terus menerus mengulangi fungsi melarutkan
lemak di sepanjang usus halus sampai semua lemak terserap. Kemudian garam empedu itu
sendiri diabsorpsi di ileum terminal olh transpor aktif khusus. Proses ini dinilai efektif karena
garam empedu dalam jumlah yang sedikit tidak mampu memudahkan penyerapan serta
pencernaan dalam jumlah besar. Dengan setiap garam empedu melakukan fungsi
pengangkutan berulang sebelum akirnya direabsorpsi.8
Setelah berada d interior sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas diresintesis
menjadi trigliserida. Trigliserida ini menyatu menjadi butir-butiran lalu dibungkus oleh
lipoprotein yang disintesis oleh reticulum endoplasma. Akibatnya, butiran lemak larut air.
Butiran lemak yang telah dibungkus disebut dengan kilomikron, dikeluarkan oleh eksositosis
dari sel epitel ke dalam cairan interstisium di dalam vilus. Kilomikron kemudian masuk ke
lateral sentral dan bukan kapiler karena perbedaa structural antara kedua pembuluh ini. Kapiler
memiliki membrane basal yang mencegah kilomikron masuk, tetapi pembuluh limfe tidak
memiliki penghalang ini. Oleh karena itu, lemak dapat diserap ke dalam pembuluh limfe tetapi
tidak dapat langsung ke dalam darah.8
Penyerapan atau transfer monogliserida dan asam lemak bebas dari kimus menembus
membrane luminal sel epitel usus adalah suatu proses pasif karena produk akhir lemak yang
larut lemak hanya larut dan melewati bagian lemak membrane. Namun, keseluruhan rangkaian
kejadian yang diperlukan untuk absorpsi lemak memerlukan energi. Sebagai contoh, garam
empedu disekresikan secara aktif oleh hati dan resisntesis trigliserida dan pembentukan
kilomikron di dalam sel epitel adalah proses yang aktif.8
Setelah itu, metabolisme kolesterol yang dimediasi lipoprotein dapat dibagi menjadi
jalur eksogen dan endogen. Jalur eksogen adalah salah satu cara penting untuk mengangkut
kolesterol ke jaringan tubuh (kilomikron → VLDL → IDL → LDL), di bawah aksi lipoprotein
lipase (LPL) dan lipase hepatik (HL). Jalur endogen memberikan ester kolestriil kembali ke
hati, bekerja bersama secara bersamaan dengan transporter kaset pengikat ATP A1 (ABCA1),
enzim lecithin-cholesteryl acyltransferase (LCAT), serta reseptor HDL reseptor B1 (SR-BI)
atau lainnya reseptor HDL tidak dikenal (HDLR). . Selain itu, cholesteryl ester transfer protein
(CETP) melakukan heteroexchange trigliserida dan ester kolesteri antara VLDL / LDL dan
HDL, dengan mengurangi eliminasi kolesterol.9
Kesimpulan
Karbohidrat dan lemak merupakan zat esensial yang sangat dibutuhkan bagi tubuh.
Karbohidrat berperan dalam memberikan asupan glukosa bagi jaringan, namun penggunaannya
harus dalam bentuk monosakarida sehingga mampu dialirkan ke seluruh tubuh. Pada lemak,
fungsi terpenting adalah sebagai cadangan energi dan juga merupakan prekusor dari hormonehormon steroid. Pada kasus ini, anak tersebut menderita obesitas akibat terlalu banyak
mengonsumsi gula dan lemak tanpa disertai dengan aktivitas fisik sehingga lemak dan glukosa
yang berlebih tidak akan digunakan dan disimpan sebagai bentuk lemak dalam tubuh. Genetic
juga berperan dalam meningkatkan kejadian obesitas. Oleh karena itu, pentingnya penulisan
makalah ini ditujukan untuk menjelaskan mengenai fungsi serta metabolism lemak dan
karbohidrat sehingga mampu mengerti kondisi yang tidak sesuai akibat pengonsumsian tidak
terkontrol.
Daftar Pustaka
1. Septiani, R. and Raharjo, B. (2017). Pola Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik dan
Faktor Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas (Studi Kasus pada Siswa SD Negeri 01
Tonjong Kecamatan Tonjong Kebupaten Brebes). Public Health Perspective Journal,
2(3), pp.262-269.
2. Murray RK,Granner DK,Mayes PA,Rodwell VW. Harper’s illustrated biochemistry.
30th Ed. Chicago: The McGraw-Hill Education; 2015.
3. Sources and types of carbohydrates and sugars [Internet]. Srasanz.org. 2019 [cited 12
October 2019]. Available from: https://www.srasanz.org/sras/basics-sugar/sourcessugar/
4. Medsnell.com. (2019). [online] Available at: https://www.medsnell.com/absorptionof-carbohydrates/ [Accessed 13 Oct. 2019].
5. Healthline. (2019). Good Fats, Bad Fats, and Heart Disease. [online] Available at:
https://www.healthline.com/health/heart-disease/good-fats-vs-badfats#polyunsaturated-fat [Accessed 13 Oct. 2019].
6. Anon, (2019). [online] Available at: https://sciencing.com/lipids-facts-and-functions13714439.html [Accessed 13 Oct. 2019].
7. Pathway Genomics. (2019). All You Need to Know About Lipids - Pathway Genomics.
[online] Available at: https://www.pathway.com/blog/all-you-need-to-know-aboutlipids/ [Accessed 13 Oct. 2019].
8. Sherwood, L. (2019). Dari Sel Ke Sistem. 6th ed. Jakarta: EGC, pp.682-686.
9. Pathway Genomics. (2019). All You Need to Know About Lipids - Pathway Genomics.
[online] Available at: https://www.pathway.com/blog/all-you-need-to-know-aboutlipids/ [Accessed 13 Oct. 2019].
Download