didieu

advertisement
JALUR METABOLISME
I. Pendahuluan
Jalur metabolik adalah rangkaian reaksi kimia organik yang digunakan oleh
tubuh untuk membawa transformasi kimia spesifik. Rangkaian reaksi ini di pakai oleh
hampir seluruh organisme. Produksi energi dari glukosa merupakan reaksi yang
penting dalam kehidupan sel. Reaksi ini adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + O2 ----------> CO2 + H2O + energi
Reaksi kimia organik merupakan pembakaran reaksi oksidasi karena glukosa
adalah karbohidrat sederhana (monosakarida). Hal inilah yang melandasi bahwa
tubuh kita membakar karbohidrat. Beberapa energi yang diproduksi oleh tubuh
manusia adalah energi panas, sementara beberapa diantaranya berbentuk ATP.
Berikut adalah produksi ATP sebagai bagian dari reaksi kimia :
C6H12O6 + O2 + ADP + Pi ----------> CO2 + H2O + ATP
Selain reaksi diatas, jalur metabolis dapat dicapai dengan jumlah seluruh
reaksi individu sehingga didapat reaksi pembakaran total. Tabel dibawah ini
menunjukkan jalur yang terlibat dalam reaksi oksidasi glukosa pada sel dimana
beberapa diantaranya termasuk dalam rekasi.
Substrat atau Produk
Glukosa
masuk
dalam
metabolisme
melalui
Jalur Metabolis atau Rangkaian Reaksi
Glikolisis
O2 masuk dalam metabolisme melalui
Transport Elektron
ADP & Pi masuk melalui
Oksidasi Fosforilasi
CO2 diproduksi oleh
Siklus Krebs
H2O diproduksi oleh
Transport Elektron
ATP is diproduksi oleh
Glikolisis,
Fosforilasi
Siklus
Krebs,
Oksidasi
Kedua jalur tersebut terlibat didalam produksi ATP, CO2 dan H2O dari glukosa,
glikolisis dan siklus krebs yang akan diuraikan dibawah ini.
II. Glikolisis
Tahap 1
Pada tahap pertama glikolisis, glukosa diubah oleh enzim heksokinase menjadi
glukosa-6-fosfat. Heksokinase merupakan fosforilase fruktosa dan galaktosa. Kedua
senyawa ini melepaskan energi ATP kira-kira 4 kkal/ mol untuk menambahkan
fosfat menjadi glukosa dan sekitar 7 kkal/ mol dilepaskan untuk menguraikan ikatan
fosfat dalam ATP. Glukosa terfosorilat oleh ATP untuk menghasilkan glukosa-6fosfat dan ADP.
Tahap 2
Glukosa-6-fosfat diubah oleh enzim glukosa fosfat isomerase menjadi fruktosa-6fosfat dimana hanya terdapat sedikit peningkatan didalam energi potensial gula.
Tahap 3
Pada reaksi pembentukan energi kedua ini, fruktosa-6-fosfat diubah menjadi
fruktosa-1,6-bisfosfat oleh molekul ATP yang lain dan dikatalisis oleh enzim
6-fosfofrukto-1-kinase, biasa dikenal dengan sebutan fosfofruktokinase-1 (PFK-1).
Seperti pada tahap pertama, terdapat peningkatan sekitar 3-4 kkal/ mol didalam
energi potensial dari molekul fruktosa. Pada tahap ini, dua molekul ATP dibentuk.
Tahap 4
Penguraian
fruktosa-1,6-bisfosfat
menjadi
dua
senyawa
isomerik,
yaitu
3-karbongliserida-3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat yang membutuhkan energi
sekitar +5,75 kkal/ mol. Reaksi ini dioksidasi oleh enzim aldosa.
Tahap 5
Hanya gliseralida-3-fosfat (G-3-P) yang akan menjadi substrat untuk reaksi
berikutnya. Setiap G-3-P yang digunakan, terjadi perubahan kesetimbangan untuk
mengubah DHAP menjadi G-3-P. Dua produk dari reaksi enzim aldose ini dikatalisis
oleh triosa fosfat.
Tahap 6
Tahap ini merupakan tahap didapatnya kembali energi dari glikolisis. Pengurangan
NAD menjadi NADH melepaskan energi sekitar 10 kkal/ mol yang ditangkap
didalam reaksi dan akan menambahkan fosfat bebas pada rantai karbon pertama dari
gliseraldehida-3-fosfat. Penambahan fosfat bebas ini membutuhkan sedikit energi
daripada pengurangan untuk pelepasan NADH sekitar 12 kkal/ mol. G-3-P dioksidasi
dan fosfat bebas ditambahkan didalam reaksi kompleks ini. Elektronnya ditangkap
oleh NADH sehingga 1,3 bisfosfat terbentuk. Pembentukan ini dikatalisis oleh enzim
gliseraldehid-3-fosfat dehidrogenase (G3PDH).
Tahap 7
Tahap ini merupakan didapatnya kembali energi kedua dimana fosfat ditransfer dari
1,3-bisfosfogliserat (1,3-BPG) menjadi ADP. Penguraian ikatan fosfat pada 1,3-BPG
melepaskan energi sekitar 4,5 kkal/ mol serta membuat ikatan pada ADP
membutuhkan energi sekitar 4,5 kkal/ mol. Maksud dari kedua reaksi ini adalah
bahwa energi dari ikatan fosfat menjadi hemat. 1,3-BPG menyumbangkan fosfat
kepada ADP untuk membentuk ATP dan 3-fosfogliserat. Pembentukannya dikatalisis
oleh enzim fosofogliserat kinase.
Tahap 8
3-fosfogliserat diisomerasikan menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat
mutase.
Tahap 9
Enzim enolase mengubah 2-fosfogliserat menjadi fosfoenol piruvat dimana terdapat
sedikit energi yang ditransfer dalam rekasi ini.
Tahap 10
Ini adalah tahap terakhir dari glikolisis dan tahap transfer energi yang terakhir.
Fosfoenol piruvat menyumbangkan fosfat kepada ADP sehingga terbentuk ATP dan
piruvat. Setiap fosfoenol piruvat diubah menjadi piruvat dan ADP diubah menjadi
ATP dengan energi yang dilepaskan sekitar 7,5 kkal/ mol.
Kesimpulan dari energi yang dihasilkan dari rekasi glikolisis dapat dilihat
pada reaksi berikut :
glukosa + 2 ADP + 2 Pi + 2 NAD+
2 piruvat + 2 ATP + 2 (NADH + H+)
sehingga total energi glukosa yang tersedia pada reaksi oksidasi aerobik adalah
2878 kJ/ mol. Total energi yang dihasilkan dari 2 ATP = 2 x 30.5 = 61 kJ/ mol.
III. Siklus Krebs
Siklus Krebs adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada mitokondria, yang
berlangsung secara berurutan dan berulang. Tujuannya adalah mengubah piruvat
menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi. Proses ini adalah proses oksidasi dengan
menggunakan oksigen atau aerob.
Pembentukan Asetil Koenzim A (Asetil KoA)
Asetil koA dibentuk pada reaksi antara piruvat dengan koA. Reaksi
pembentukan asetil KoA menggunakan kompleks piruvatdehidrogenase sebagai
katalis yang terdiri atas beberapa jenis asam. Koenzim yang ikut dalam reaksi ini
adalah tiamin pirofosfat (TPP), NAD+, asam lipoat dan ion Mg++ sebagai aktivator.
Reaksi ini bersifat tidak reversibel dan asetil KoA yang terjadi merupakan
penghubung antara proses glikolisis dengan siklus Krebs.
Pembentukan Asam Sitrat
Asetil KoA adalah senyawa berenergi tinggi dan dapat berfungsi sebagai zat
pemberi gugus asetil atau dapat ikut dalam reaksi kondensasi. Asam sitrat dibentuk
oleh asetil KoA dengan asam oksaloasetat dengan cara kondensasi. Enzim yang
bekerja sebagai katalis adalah sitrat sintase. Asam sitrat yang terbentuk merupakan
salah satu senyawa dalam siklus asam sitrat.
Pembentukan Asam Isositrat
Asam sitrat kemudian diubah menjadi asam isositrat melalui asam akonitat.
Enzim yang bekerja pada reaksi ini adalah akonitase. Dalam keadaan keseimbangan
terdapat 90% asam sitrat, 4% asam akonitat dan 6% asam isositrat. Walaupun dalam
keseimbangan ini asam isositrat hanya sedikit, tetapi asam isositrat akan segera
diubah menjadi asam ketoglutarat sehingga keseimbangan akan bergeser ke kanan.
Pembentukan α Ketoglutarat
Dalam raksi asam isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat, kemudian
diubah lebih lanjut menjadi α ketoglutarat.Wnzim isositrat dehidrogenase bekerja
pada reaksi pembentukan asam oksalosuksinat dengan koenzim NADP+, sedangkan
enzim karboksilase bekerja pada reaksi berikutnya. Pada reaksi yang kedua ini
disamping asam α ketoglutarat, dihasilkan pula CO2. Untuk 1 mol asam isositrat yang
diubah, dihasilkan 1 mol NADPH dan 1 mol CO2. Koenzim yang digunakan dalam
reaksi selain NADP adalah NAD.
Pembentukan Suksinil KoA
Asam
α ketoglutarat
diubah menjadi
suksinil
KoA dengan
jalan
dekarboksilasi oksidatif.Reaksi ini analog dengan reaksi pembentukan asetil KoA
dari piruvat. Koenzim TPP dan NAD+ diperlukan juga dalam reaksi pembentukan
suksinil KoA. Reaksi berlangsung antara asam α ketoglutarat dengan koenzim A
menghasilkan suksinil KoA dan melepaskan CO2. NADH juga dihasilkan pada reaksi
ini. Yang menonjol adalah bahwa reaksi ini tidak reversibel, sehingga dengan
demikian siklus Krebs secara keseluruhan bersifat tidak reversibel. Suksinil KoA
adalah senyawa berenergi tinggi dan akan diubah menjadi asam suksinat.
Pembentukan Asam Suksinat
Asam suksinat terbentuk dari suksinil KoA dengan cara melepaskan koenzim
A serta pembentukan guanosin trifosfat (GTP) dari guanosin difosfat (GDP). Enzim
suksinil KoA sintase bekerja pada reaksi yang bersifat reversibel ini. Gugus fosfat
yang terdapat pada molekul GTP segera dipindahkan kepada ADP. Katalis dalam
reaksi ini adalah nukleosida difosfokinase.
Pembentukan Asam Fumarat
Dalam reaksi ini asam suksinat diubah menjadi asam fumarat melalui proses
oksidasi dengan menggunakan enzim suksinat dehidrogenase dan FAD sebagai
koenzim.
Pembentukan Asam Malat
Asam malat terbentuk dari asam fumarat dengan cara adisi molekul air. Enzim
fumarase bekerja sebagai katalis dalam reaksi ini
Pembentukan Asam Oksaloasetat
Tahap akhir dalam siklus asam sitrat adalah dehidrogenase asam malat untuk
membentuk asam oksaloasetat. Enzim yang bekerja pada reaksi ini adalah malat
dehidrogenase. Okaloasetat yang terjadi kemudian bereaksi lebih lanjut dalam siklus
Krebs. Demikian reaksi-reaksi tersebut di atas berlangsung terus-menerus dan
berulang kali.
Rekasi-reaksi yang menghasilkan energi berupa molejul ATP dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Jumlah
Reaksi
Koenzim
ATP/ Mol
Glukosa
Pemindahan elektron
3
fosfogliseraldehida

1-3-
difosfogliserat
NAD
4
Piruvat  asetil KoA
NAD
6
Isositrat  α ketoglutarat + CO2
NADP
6
α ketoglutarat  suksinil KoA + CO2
NAD
6
Suksinat  fumarat
FAD
4
Malat  oksaloasetat
NAD
6
Tingkat Substrat
1-3-difosfogliserat  3-fosfogliserat
2
Fosfoenol piruvat  piruvat
2
Suksinil KoA  suksinat
2
Jumlah
Digunakan
38
untuk
fosforilasi glukosa
-2
Jumlah bersih
36
Jadi metabolisme glukosa menjadi CO2 dan H2O serta sejumlah energi dalam bentuk
ATP, melalui glikolisis dan siklus Krebs, menghasilkan 36 mol ATP setiap mol
glukosa.
Download