Uploaded by Risfandi Ahmad Taskura

Checklist OSCE 3 2017

advertisement
Station : Antropometri
No
Aspek Yang Dinilai
1
Mempersiapkan pasien (bayi/anak) yang akan diperiksa
2
Memberikan penjelasan pada orangtua pasien tentang tujuan pemeriksaan
3
Menanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung mundur umur bayi/anak
4
Melakukan pengukuran berat badan
5
Melakukan pengukuran panjang badan atau tinggi badan
6
Penggunaan table Berat Badan/Tinggi Badan
a. Mengetahui umur, tinggi/panjang badan, berat badan anak (dari soal)
b. Memilih grafik pertumbuhan, kolom tinggi/panjang badan, berat badan anak
yang sesuai (Kurva WHO)
c. Lakukan interpretasi BB/U, TB/U, BB/TB (Kurva WHO)
7
Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
a. Melingkarkan alat pengukur pada kepala anak/bayi melewati dahi, menutupi
alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
kemudian menarik agak kencang
b. Memilih dan menginterpretasikan hasil pengukuran lingkar kepala (Kurva
Nellhaus) anak/bayi
Skor
Station : Pemeriksaan Fisik Neonatus
No
1
Aspek Yang Dinilai
Mempersiapkan bayi yang akan diperiksa yaitu dalam keadaan telanjang dibawah
lampu yang terang
2
Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan tangan, alat yang bersih dan hangat
3
Pemeriksaan pada saat lahir (APGAR score) :
-
Laju jantung
-
Usaha bernafas
-
Tonus otot
-
Refleks
-
Warna kulit
4
Pemeriksaan Ballard Score
A
Maturitas Neuromuscular
b
-
Posture
-
Square window (wrist)
-
Arm recoil
-
Popliteal angle
-
Scarf sign
-
Heel to ear (menarik kaki ke telinga)
Maturitas Fisik
-
Skin (tidak transparan, vena-vena tidak terlalu terlihat)
-
Lanugo (tidak terlihat lanugo, dipunggung dan di tempat lain)
-
Plantar surface (2/3 anterior telapak kaki terlihat corakan )
-
Breast (areola +- 4 mm)
-
Eye/ear (mata sudah terbuka, telinga sudah sedikit kaku)
-
Genitalia male/female (testis sudah turun, skrotum berrugae, labia mayora lebih
besar dari labia minor)
5
Menyimpulkan hasil pemeriksaan
Skor
1
2
3
Station : Anamnesis Kasus Sensitif
No
Aspek Yang Dinilai
I
Aspek Keterampilan Komunikasi
1
Memulai sambung rasa
2
3
4
-
Memperlihatkan sikap menerima
-
Mempersilahkan duduk
-
Menyebutkan nama pasien pada awal anamnesis
Keterampilan mengumpulkan informasi :
-
Melakukan cross check
-
Menggunakan bahasa verbal yang dipahami dan non verbal
-
Mengajukan pertanyaan yang tepat
-
Mampu mencatat/mengutarakan kembali secara sistematis dan benar
Keterampilan menjaga proses anamnesis:
-
Menjadi pendengar yang baik
-
Penampilan baik, ramah, dan berwibawa
Keterampilan menggali dan mendiskusikan hal yang sensitif:
-
Menunjukan empati
-
Menjelaskan kepentingan penggalian data yang sensitive
-
Meyakinkan kerahasiaan data tersebut
-
Memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dipahami terhadap hal-hal
yang bersifat sensitive
II
5
Aspek Keterampilan Menggali Informasi
Menanyakan Identitas
-
Menanyakan nama, umur
-
Menanyakan alamat dan pekerjaan
6
Menanyakan keluhan utama
7
Menggali riwayat penyakit sekarang
-
Kapan mulai
-
Frekuensi
-
Sifat
-
Lama diderita
-
Letak
Skor
1
2
3
8
9
-
Penyebaran
-
Akibat
-
Pengobatannya
Menggali riwayat penyakit dahulu
-
Ada/tidaknya penyakit tambahan, khususnya berkaitan dengan keluhan
-
Penyakit lain yang pernah diderita
Menggali penyakit keluarga dan lingkungan
-
Menanyakan apakah ada anggota keluarga/tetangga yang sakit serupa
Station : SC/IC Injection
No
Aspek Yang Dinilai
I
Persiapan
1
Inform consent, lokasi, posisi, dan skin test (bila perlu)
2
Alat : obat, desinfektan, spuit, dll
3
Cuci tangan (hanya dioralkan saja) kemudian menggunakan sarung tangan steril
secara aseptic
4
Bersihkan kulit dengan pengusapan antiseptic secara melingkar dari dalam ke luar
II
Penyuntikan subcutan (3cc, deltoid) (harus bener obatnya ngga?)
5
Fiksasi kulit, secara perlahan-lahan tusukkan jarum dengan arah 45O
6
Lakukan aspirasi, bila tidak keluar darah, dorong obat secara perlahan-lahan dan
cabut spuitnya.
III
Penyuntikan Intrakutan (1cc, lengan bawah)
Bersihkan kulit dengan pengusapan antiseptic secara melingkar dari dalam ke luar
7
Pegang erat lengan pasien, arahkan spuit dengan sudut 15O
8
Tusukkan spuit pada epidermis, lalu dorong cairan obatnya hingga timbul benjolan,
lalu cabut spuitnya.
IV
Pasca Penyuntikan
9
Bila tempat penusukan mengeluarkan darah, tekan kasa steril kering sampai
perdarahan berhenti
10
Rapikan pasien dan atur kembali dalam posisi yang nyaman lalu lepaskan sarung
tangan
11
Observasi keadaan pasien dan catat tindakan anda kemudian tanda tangan (nama
terang)
Skor
1
2
3
Station : IV Line
No
1
2
Aspek Yang Dinilai
Persiapan
-
Pasien : inform consent, lokasi pemasangan
-
Alat-alat dan bahan
Pasang cairan infuse dan jalurnya (infusion set), dan letakkan pada tiang infuse.
Kosongkan udara pada jalur
3
Penolong memakai sarung tangan
4
Desinfeksi lokal pemasangan dengan providone iodine dan atau alcohol
5
Bendung vena dengan elastic bandage atau dengan bantuan penolong lainnya
6
Tusuk wing needle/surflow dengan perlahan pada kulit yang diregangkan kearah
jantung dengan buffle mengadap ke superior
7
Bila tampak darah mengalir keluar :
-
Bila memakai wing needle tunggu sampai selang wing needle terisi penuh
dengan darah lalu sambungkan ke jalur intravena yang sudah disiapkan
-
Bila memakai surflow tarik jarum perlahan sambil kateter dimasukkan,
kemudian sambungkan dengan jalur intravena yang sudah disiapkan
8
Fiksasi dengan baik dan benar
9
Evaluasi :
-
Bila terjadi ekstravasasi cairan di lokasi tusukan segera lepaskan
jarum/surflow dan ulangi di tempat lain atau ke arah proksimal
Skor
1
2
3
Station : IV/IM Injection
No
Aspek Yang Dinilai
I
Persiapan
1
Inform consent, lokasi, posisi, dan skin test (bila perlu)
2
Alat : obat, desinfektan, spuit, dll -> ambil obat, dan tutup spuit
3
Cuci tangan (hanya dioralkan saja) kemudian menggunakan sarung tangan steril
secara aseptic
4
Bersihkan kulit dengan pengusapan antiseptic secara melingkar dari dalam ke luar
II
Penyuntikan Intravena (vena mediana cubiti)
5
Tentukan vena yang akan ditusuk, pasang torniket dibagian proksimal
6
Tusuk perlahan jarum dengan posisi 30 O
7
Lakukan aspirasi (bila darah teraspirasi), lepaskan torniket sambil difiksasi, masukkan
obat perlahan-lahan dan cabut jarum sambil menekan dengan kasa. (langsung tutup
spuitnya)
III
Penyuntikan Intramuskular (M.deltoid atau gluteus)
Bersihkan kulit dengan pengusapan antiseptic secara melingkar dari dalam ke luar
8
Fiksasi musculus yang akan diinjeksi,masukkan jarum dengan arah 90O
9
Lakukan aspirasi, bila tidak keluar darah, masukkan obat dan cabut spuitnya
IV
Pasca Penyuntikan
10
Bila tempat penusukan mengeluarkan darah, tekan kasa steril kering sampai
perdarahan berhenti
11
Rapikan pasien dan atur kembali dalam posisi yang nyaman lalu lepaskan sarung
tangan
12
Observasi keadaan pasien dan catat tindakan anda kemudian tanda tangan (nama
terang)
Skor
1
2
3
Station : Denver Test
No
Aspek Yang Dinilai
1
Tempat yang tenang/tidak bising, dan bersih
2
Sediakan meja tulis dengan kursi dan matras
3
Siapkan perlengkapan tes
4
Siapkan formulir DDST
5
Sapa orang tua/pengasu dan anak dengan ramah
6
Jelaskan tujuan dilakukan tes perkembangan, jelaskan bahwa tes ini bukan untuk
mengetahui IQ anak dan anak tidak diharapkan untuk lulus semua pemberian item
7
Buat komunikasi yang baik dengan anak
8
Hitung usia anak dan menggambar garis usia
-
Catat nama anak, tanggal lahir, tanggal pemeriksaan
-
Menyesuaikan umur premature
-
Menarik garis usia
Skor
1
2
3
Station : Pembacaan Foto Polos Abdomen
No
Aspek Yang Dinilai
I
Persiapan Penderita
II
Evaluasi teknis
1
Identitas penderita nama, umur, jenis kelamin dan tanggal pemeriksaan harus ada
2
Data teknis: marker R atau L harus ada, seluruh lapangan abdomen tampak pada film
(batas bawah film: harus tampak permukaan atas symphisis pubis, batas atas film:
harus tampak permukaan atas ginjal, batas lateral film: bayangan abdomen tidak
terpotong)
3
Tidak ada rotasi: Columna vertebralis harus ditengah film dengan processus spinosus
di tengah vertebrae, pelvic dan iliac wing kanan dan kiri tampak simetris
III
Evaluasi bagian-bagian foto
1
Gambaran udara usus: jumlah dan distribusi nya
2
Hepar dan lien membesar atau tidak
3
Garis psoas (psoas line atau psoas shadow): harus jelas dan simetris mulai dari
setinggi VT 12 dan berakhir pada crista illiaca, jika bayangan psoas menghilang,
pertanda ada suatu proses abnormal
4
Ginjal: kontur, ukuran, letak, aksis
5
Daerah vesica urinaria/symphisis pubis
6
Bayangan kalsifikasi atau batu, jika ada: jumlah, bentuk, ukuran, lokasi
7
Pre-peritoneal fat line: telihat garis radioluscent dinding abdomen lateral kiri-kanan,
makin ke bawah makin tebal
8
Vertebrae: corpus vertebrae, pedicle, discus intervertebralis
9
Diafragma (jika terlihat) : bentuk, letak
IV
Menyimpulkan hasil pembacaan foto
Skor
1
2
3
Station : Persalinan Normal
No
Aspek Yang Dinilai
1
Mengenal adanya tanda persalinan kala II
2
Menyiapkan peralatan untuk menolong persalinan (lihat alat)
3
Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinan
4
Memastikan denyut jantung janin dalam batas normal
5
Memastikan pembukaan sudah lengkap dan ketuban sudah pecah -> (VT)
pembukaan 10 cm
6
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran
7
Melakukan pimpinan meneran dengan memperhatikan keadaan ibu dan janin (kalau
mules, ngeden ya bu!”)
8
Melakukan persiapan pertolongan kelahiran janin saat kepala janin tampak di vulva
dengan diameter +- 5-6 cm; pakai handuk untuk menahan perineum
Menolong kelahiran janin
9
Mengupayakan agar perineum tidak robek saat kepala janin lahir
10
Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin
11
Menunggu kepala selesai melakukan putaran paksi luar
12
Menolong melahirkan bahu
13
Menolong kelahiran badan dan tungkai janin
Melakukan penanganan bayi baru lahir
14
Memastikan bayi dapat bernafas spontan
15
Mengeringkan tubuh bayi
16
Cek fundus uteri ibu dan beritahu ibu
17
Suntikkan oksitosin 10 IU IM
18
Pemotongan dan pengikatan tali pusat
19
Letakkan bayi agar ada kontak dengan kulit ibu ke kulit bayi (tutup dengan handuk!)
20
Memastikan plasenta sudah lepas dengan melihat: bentuk dan tinggi fundus uteri,
pemanjangan tali pusat yang keluar, keluar darah per vaginam (bentuk: globular,
tinggi: dibawah pusat)
21
Melakukan penegangan tali pusat terkendali (letakkan klem 10 cm dan diputar)
22
Mengeluarkan plasenta (dengan arah dorsokranial)
Skor
1
2
3
23
Melakukan masase uterus dan memastikan bahwa uterus telah berkontraksi dengan
baik (bulat-bulat dorong)
Memeriksa kemungkinan adanya pendarahan pasca persalinan
24
Memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban sudah lahir lengkap (kotiledon 1620)
25
Memastikan tidak adanya robekan jalan lahir yang menimbulkan pendarahan aktif
Pasca tindakan
26
Melakukan evaluasi kontraksi uterus (bilang waktunya)
27
Mengajarkan ibu dan keluarga untuk memeriksa kontraksi uterus
28
Menilai jumlah perdarahan yang terjadi (hitung jumlah kassa dan ditimbang
biasanya tidak lebih dari 500cc)
Station: ANC
No
I
Aspek Yang Dinilai
Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress
sebelum melakukan pemeriksaan
1
Memberikan penjelasan dengan benar, jelas, lengkap dan jujur tentang cara dan
tujuan pemeriksaan kepada pasien atau keluarga
2
Memberikan penjelasan pada pasien tentang kemungkinan adanya rasa sakit atau
tidak nyaman yang timbul selama pemeriksaan dilakukan
II
Anamnesis kehamilan
1
Data umum pasien : nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan
2
GPA (Gravida,Para,Abortus)
3
Usia kehamilan
4
Paritas (normal/ideal : 2 -3 anak dengan jarak 3 – 4 tahun)
5
Riwayat persalinan terdahulu (normal/tidak)
6
Penyakit-penyakit yang pernah dialami
7
Kehamilan sekarang (berapa kali ANC, obat2)
8
Tanda-tanda persalinan (kontraksi)
III
Inspeksi
1
Pasien diposisikan telentang, baju diangkat kearah dada saat penilaian perut
2
Melakukan penilaian: keadaan umum ibu, kesadaran, anemis, edema wajah dan
tungkai, perut, konfigurasi uterus, vulva
IV
Pemeriksaan bimanual
1
Pasien dalam posisi berbaring dengan kedua kaki ditekuk
2
Dokter berdiri diantara kedua tungkai pasien. Lubrikasi jeli dan memberitahukan
bahwa peneriksaan akan segera dimulai
3
Labia dibuka lebar menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri, jari telunjuk dan
tengah tangan kanan dimasukkan secara vertical ke dalam vagina. Kemudian dilakukan
penekanan ke bawah ke arah perineum. Jari keempat dan kelima kanan difleksikan ke
dalam telapak tangan. Ibu jari kanan diekstensikan.
4
Tangan kiri diletakkan di atas abdomen kira-kira sepertiga jarak simfisis pubis dengan
dengan umbilicus dan pergelangan tangan tidak boleh difleksikan atau disupinasikan
5
Tangan kanan di (di dalam vagina) mengangkat organ-organ pelvis kearah atas dan
menstabilkannya
Skor
1
2
3
6
Melakukan palpasi serviks : bentuk, tebal/tipis, konsistensi, terbuka/tertutup, bila terbuka
berapa cm pembukaannya, adakah jaringan parut, selaput ketuban, prolaps tali pusat
7
Melakukan penilaian keadaan janin : presentasi, berapa jauh turunnya bagian terendah,
letak sutura sagitalis, sinklitisme, kepala fleksi/defleksi
8
Menilai hubungan (keseimbangan) janin-panggul : kepala enganged atau belum, bagian
terendah menonjol di atas simfisis atau tidak, dll
9
Memberitahuan pasien bahwa pemeriksaan dalam sudah selesai dan tangan pemeriksa
akan segera dikeluarkan
V
Auskultasi DJJ
1
Auskultasi DJJ dengan menggunakan alat (stetoskop biaural, stetoskop monoral, Fetal
heart detector/Doppler)
2
Melakukan auskultasi pada punggung janin yang berdasarkan hasil leopolds maneuvers
3
DJJ dihitung selama satu menit penuh
VI
Memberikan informasi mengenai hasil pemeriksaan dn follow up lebih lanjut
Station : Pelvimetri Klinis
No
I
Aspek Yang Dinilai
Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum
melakukan pemeriksaan
1
Memberikan penjelasan dengan benar, jelas, lengkap dan jujur tentang cara dan tujuan
pemeriksaan kepada pasien atau keluarga
2
Memberikan penjelasan pada pasien tentang kemungkinan adanya rsa sakit atau tidak
nyaman yang timbul selama pemeriksaan dilakukan
II
Inspeksi (?)
1
Pasien dalam posisi berbaring dengan kedua kaki ditekuk
2
Dokter berdiri di antara kedua tungkai pasien, lubrikasi jeli dan memberitahukan bahwa
pemeriksaan segera dimulai (sarung tangan dipakai)
3
Labia dibuka lebar menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri, jari telunjuk dan
tengah tangan kanan dimasukkan secara vertical ke dalam vagina hingga menyentuh
promontorium
4
Hitung jarak dari tulang kemaluan (simfisis pubis) hingga ke promontorium untuk
mendapatkan conjugata diagonal (normal:13,5 cm)
5
Melakukan penilaian terhadap:
-
Linea terminalis
-
Spina ischiadika
-
Sakrum
-
Simfisis pubis
-
Os koksigis
-
Distansia intertuberosum (+- 10,5 cm, tidak bisa dipaksa karena harus
menggunakan alat Oschander)
III
Jaringan lunak perineum
Memberitahukan pasien bahwa pemeriksaan dalam sudah selesai dan tangan
pemeriksa akan segera dikeluarkan
IV
Memberikan informasi hasil dan follow up lebih lanjut (tidak sempit, bisa
melahirkan normal)
Skor
1
2
3
Station : Pemeriksaan Fisik Neonatus
No
I
Aspek Yang Dinilai
Mempersiapkan bayi yang akan diperiksa yaitu dalam keadaan telanjang dibawah
lampu yang terang
II
Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan tangan serta alat yang bersih dan
hangat
III
Pemeriksaan pada saat lahir (APGAR score) :
-
Laju jantung
-
Usaha bernafas
-
Tonus otot
-
Refleks
-
Warna kulit
IV
Pemeriksaan reflex neonatal primer
1
Rooting reflex
-
Menyentuhkan ujung jari ke sudut mulut bayi, bayi akan menengok ke arah
rangsangan dan berusaha memasukkan ujung jari tersebut kedalam mulutnya
2
Sucking reflex
-
Memasukkan ujung jari ke dalam mulut bayi, bayi akan menghisap jari
tersebut
3
Moro reflex
-
Bayi dalam posisi telentang kepalanya dibiarkan jatuh dengan cepat beberapa
cm dengan hati-hati ke tangan pemeriksa
-
Nilai reaksi yang timbul: bayi akan kaget, lengan-lengan direntangkan dalam
posisi abduksi ekstensi, tangan terbuka, dan disusul dengan gerakan lengan
adduksi dan fleksi
4
Tonic Neck Reflex
-
Bayi dalam posisi telentang, kepala di garis tengah dan anggota gerak dalam
posisi fleksi
-
Kemudian kepala dipalingkan ke kanan, nilai reaksi yang timbul(akan terjadi
ekstensi anggota gerak sebelah kanan dan fleksi anggota gerak sebelah kiri)
5
Setelah selesai, ganti kepala dipalingkan ke kiri
Palmar Grasp Reflex
Skor
1
2
3
-
Meletakkan telunjuk pemeriksa di telapak tangan bayi, telunjuk akan dipegang
oleh bayi dengan adanya reflex memegang (Grasp Reflex)
6
Stepping reflex
-
Memegang bayi pada bagian bawah lengannya dalam posisi tegak dan
kakinya menyentuh permukaan datar
-
Nilai reaksinya: normalnya secara otomatis bayi akan meluruskan tungkainya
seolah hendak berdiri
-
Posisi bayi dimiringkan ke depan, reaksi bayi akan meletakkan satu kakinya di
depan kaki yang lain.
Station: Pemeriksaan Leopold
No
I
Aspek Yang Dinilai
Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stres
sebelum melakukan pemeriksaan leopold :
II
Pasien dalam posisi berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit lebih
tinggi dan kedua tungkai ditekuk, pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien.
III
Melakukan palpasi Leopold
1
Leopold I
2
3
4
-
Pemeriksa berdiri menghadap kearah wajah pasien
-
Melakukan palpasi bimanual untuk menentukan tinggi fundus uteri
-
Menilai bagian yang terletak pada fundus uteri
-
Melaporkan hasil (hasil tinggi dan apa yang ada di fundus)
Leopold II
-
Pemeriksa berdiri menghadap kearah wajah pasien
-
Menentukan letak punggung janin
-
Melaporkan hasil (letak punggung, DJJ)
Leopold III
-
Pemeriksa berdiri menghadap kearah wajah pasien
-
Melakukan palpasi bimanual untuk menentukan bagian terbawah janin
-
Melaporkan hasil
Leopold IV
-
Pemeriksa berdiri menghadap kearah kaki pasien
-
Melakukan palpasi bimanual untuk menentukan berapa jauh bagian terbawah
janin tersebut sudah memasuki PAP (konvergen: tangan menyatu belum
masuk PAP, divergen: tangan menyebar, sudah masuk PAP)
IV
Melaporkan hasil (sudah masuk PAP/belum)
Memberikan informasi hasil dan follow up lebih lanjut
Skor
1
2
3
Station : Pemasangan Kateter Uretra
No
Aspek Yang Dinilai
1
Inform Consent
II
Persiapan
1
Mempersiapkan alat dan bahan: kateter urine dengan ukuran sesuai, urine bag, spuit 5
cc/10cc, akuades & NaCl 0,9%, doek steril, sarung tangan steril, pinset, jelly yang
mengandung obat anestesi, povidone iodine
2
Meminta pasien untuk berbaring
3
Operator berdiri di sebelah kiri pasien (kecuali kidal)
4
Operator mencuci tangan (hanya dioralkan saja), memakai sarung tangan steril secara
aseptic
5
Mengetes balon kateter
III
Teknik
1
Melakukan desinfeksi area muara uretra eksterna ssampai perineum, kemudian
membatasi dengan menggunakan doek steril
2
Membuat larutan lubricant (8 cc jelly dan 2 cc lidocain) ke dalam spuit 10 cc, lalu
menyemprotkan secara gentle ke dalam uretra, biarkan selama 3 – 5 menit
3
Memasukkan kateter secara perlahan dengan menggunakan pinset secara perlahan
4
Pada saat terasa tahanan (daerah bulbomembranosa), minta pasien untuk rileks,
misalnya dengan bernapas dalam agar sfingter uretra eksterna rileks)
5
Mendorong kateter terus hingga mencapai percabangan menyentuh meatus uretra
eksterna
6
Bila urin keluar dari lubang kateter, ditampung dengan kidney basin dan diukur
jumlahnya. Perhatikan urine: jernih, keruh, merah
7
Mengembangkan balon kateter sesuai volume kateter bersangkutan (5 – 10 cc)
dengan aquades steril, memasang urine bag, lalu kateter ditarik mundur sampai
tertahan oleh balon.
8
Bila urine tidak keluar, uji coba dengan memasukkan NaCl 0,9 % 10 cc, kemudian
tarik kembali. Apabila gagal, kateterisasi dihentikan
9
Membersihkan kembali area genitalia dan doek steril dibuka
10
Daerah antara ujung penis dan kateter ditutup dengan kasa
11
Memfiksasi kateter dengan menggunakan plester di daerah inguinal atau perut bagian
Skor
1
2
3
bawah (suprapubik)
IV
Memberikan informasi bahwa pemasangan kateter telah selesai dan follow up
lebih lanjut
Station : Pembacaan Foto Thoraks
No
I.
Aspek Yang Dinilai
Data Umum
1. Nama
2. Usia
3. Jenis Kelamin
4. Tanggal Pemeriksaan
II.
Data Teknis
1. Memperhatikan marker L dan R yang menunjukkan sisi kiri atau kanan dari
pasien
2. Memperhatikan kesimetrisan foto: ujung medial klavikula harus sama
jaraknya dengan garis tengah atau midline
3. Memperhatikan ketepatan faktor ekspose: corpus vertebrae thoracal hanya
terlihat jelas sampai T4-T5, sebelum percabangan trachea, VT6 kebawah
terlihat samar
4. Memperhatikan apakah foto sudah dibuat dalam keadaan inspirasi penuh:
midpoint hemidiafragma kanan harus berada diantara ujung anterior costae 5
dan 7
5. Scapula tampak berada di luar lapangan paru, tidak overlapping dengan
jaringan paru
III.
Memperhatikan Bagian-Bagian Foto
1. Memperlihatkan keadaan tulang (scapula, clavikula, vertebrae, costae):
deformitas, destruksi
2. Memperhatikan gambaran jaringan lunak (soft tissue): pembengkakan atau
swelling, udara
3. Memperhatikan trachea: harus terlihat dan harus ditengah
4. Memperhatikan ICS kiri dan kanan: sejajar atau tidak, apakah ada
penyempitan atau pelebaran
5. Memperhatikan jantung: perhatikan besar (hitung CTR), bentuk dan posisi
jantung
6. Memperhatikan aorta apakah melebar atau tidak, memanjang atau tidak,
Skor
1
2
3
apakah ada kalsifikasi(opak)
7. Memperhatikan:
-
Sinus costophrenicus: tajam atau tumpul
-
Sinus cardiophrenicus: tajam atau tumpul
8. Memperhatikan diafragma: bentuk dan letak
9. Memperhatikan pulmo: gambaran pulmo radiolusen/ radioopak (bandingkan
kiri-kanan), batas paru, gambaran hillus, corakan bronkovaskular
IV
Menyimpulkan hasil: normal/ada kelainan
Station : Pemeriksaan Geriatri
No
1
Aspek Yang Dinilai
Mempersiapkan perasan psien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum
melakukan pemeriksaan fisik
II
Pemeriksaan Khusus Geriatri
1
Mini Mental State Examination (MMSE)
2
-
Mengisi data: nama pasien, tanggal pemeriksaan, nama pemeriksa
-
Mengevaluasi kemampuan orientasi
-
Mengevaluasi kemampuan registrasi
-
Mengevaluasi kemampuan perhatian dan kalkulasi
-
Mengevaluasi kemampuan recall (memori)
-
Mengevaluasi kemampuan berbahasa
-
Menjumlah skor total dan menilai kesadaran pasien saat pemeriksaan
Activity Daily Living (ADL)
-
Menanyakan tentang kemandirian pasien untuk mandi
-
Menanyakan tentang kemandirian pasien untuk memakai pakaian
-
Menanyakan tentang kemandirian pasien untuk pergi ke toilet
-
Menanyakan tentang kemandirian pasien untuk BAB/BAK
-
Menanyakan tentang kemandirian pasien untuk makan
-
Menentukan kategori/klasifikasi kemampuan aktivitas keseharian pasien
Skor
1
2
3
Download