LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI UJI AKTIFITAS ANTIFUNGAL PADA PEMBERSIH KEWANITAAN Disusun Oleh : Novita Damayanti (411117109) Miswa Cahyati Putri (411117110) Nabila Hamudah A (411117111) Divia Syavila (411117112) PRODI ANALIS KESEHATAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunianya-Nya sehingga Laporan Praktikum ini berhasil diselesaikan tepat waktu yang telah di tentukan, Judul dalam praktikum kali ini adalah “ Uji Aktifitas Antifungal Pada Pembersih Kewanitaan“. Laporan praktikum kali ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam pratikum untuk menyelesaikan salah satu tugas. Kami berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai laporan praktikum ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu kami harapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada rekan – rekan yang telah membantu terselesainya laporan ini. Terutama kepada Dosen kami Dr Arina Novilla,S.Pd,M.Si , Lilis P.Friliansari,S.Si,M.Kes, dan N. Ratnaningrum S.Si,M.Biomed yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan laporan ini.Semoga laporan ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya. Cimahi, 22 April 2019 Penulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan sirih hijau (Piper betle Linn.) biasanya digunakan oleh masyarakat untuk dijadikan obat herbal. Penelitian ilmiah terhadap sirih hijau sudah banyak dilakukan, termasuk terhadap senyawa kandungan, khasiat antimikroba dan antioksidan. Kandungan daun sirihhijau adalah minyak atsiri yang mengandung antara lain chavicol dan chavibetol, yaitu senyawa yang mempunyai khasiat antiseptik. Salah satu kandungan daun sirih hijau yang cukup penting adalah senyawa golongan polifenol, yaitu tanin.Tanin berkhasiat sebagai astringen, yaitu yang bekerja dengan mengkerutkan jaringan tubuh sehingga pengeluaran cairan dan lendir dapat dikendalikan.Khasiat itu dapat menjelaskan pemakaiannya untuk mengatasi keputihan, yaitu mengendalikan pengeluaran cairan atau lendir. Sementara, khasiat antiseptik akan membantu mencegah pertumbuhan bakteri pada daerah organ kewanitaan.Secara kualitatif ekstrak etanol sirih hijau positif mengandung komponen aktif seperti alkaloid, tannin, fenolik, dan steroid.Senyawa yang terkandung dalam ekstrak sirih yang diduga berperan sebagaii antimikroba adalah senyawa fenolik. Selain fenolik dari ekstrak sirih senyawa-senyawa yang lain seperti alkaloid, tannin dan steroid juga dapat berfungsi sebagai antimikroba.Melihat kemampuan daun sirih hijau (Piper betle Linn.) untuk pengobatan keputihan, sekarang di produksi berbagai macam produk wanita untuk mengatasi keputihan berbahan baku daun sirih hijau, antaralain dari produk A, B, C, D. Sabun sirih tersebut adalah produk kental yang menggunakan formulasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle Linn.). Keputihan atau leukore adalah keluarnya cairan atau lender berwarna putih kekuningan keruh pada permukaan vulva.Penyakit ini menyebabkan keluhan yang sering dijumpai pada wanita, yaitu rasa gatal dan panas serta adanya luka di daerah vulva vaginalis, kadang-kadang sampai terjadi udema.42% penyakit ini disebabkan oleh Candida albicans.Keputihan vaginalis.Pengobatan memberikan flukonazol, karena pasien Candida kandidasis antijamur.Antijamur flukonazol ergosterol.Penghambatan albicans yang disebut vaginalis umum bekerja dengan sintesis ergosterol kandidiasis adalah dengan digunakan adalah menghambat akan sintesis berujung pada kerusakan membranesel dan mengakibatkan kematian sel jamur. Namun, akhir-akhir ini berkembang informasi yang menyatakan resistensi flukonazol pada pasien HIV AIDS.Mahalnya obat antijamur, seperti flukonazol, juga merupakan masalah dalam pengobatan kandidiasis. (Katzung, 1998; Sjamsir Munaf,1992). Penyakit keputihan tidak bisa diremehkan,karena akibat dari keputihan yang berlanjut serta mengakibatkan kemandulan dan hamil di luar kandungan, merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang bisa berujung pada kematian bila tidak segera mendapat penanganan (Hidayati,2010). Pengobatan untuk mencegah terjadinya kanker servik salah satunya dapat digunakan, yakni tanaman sirih yang merupakan salah satu tanaman herbal yang sering dipelihara sebagai tanaman hias. Sirih memiliki kandungan kimiay ang sangat vital peranannya dalam mengatasii berbagai penyakit,termasuk penyakit keputihan (Sudewo,2005). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas makarumusan masalah pada penelitian adalah bagaimana aktivitas sabunpembersih daerah kewanitaan terhadap pertumbuhan Candida albicans. C. Tujuan 1. Untuk mengetahui aktivitas beberapa sabun pembersih daerah kewanitaan terhadap pertumbuhan Candida albicans. 2. Untuk mengetahui konsentrasi beberapa sabun pembersih daerah kewanitaan yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. D. Manfaat Bagi Peneliti Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah menambah wawasandan pengetahuan tentang perbedaan kemampuan sabun pembersih daerahkewanitaan yang ada di pasaran dalam menghambat pertumbuhan Candidaalbicans. Bagi Masyarakat Manfaat penelitian informasisehingga bagi masyarakat adalah dapatmengimplementasikannya sebagai ,mengetahuii manfaat sabunpembersih daerah kewanitaan sebagai obat keputihan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keputihan (Flour albus) Keputihan adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina, bisabersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit), dan keputihan tidak mengenal usia. Berapapun usia seorang wanita, bisa terkena keputihan (Sugi Suhandi, 2009). Secara definisi keputihan adalah cairan tubuh (bukan darah) yang keluar dari organ reproduksi wanita, keadaannya dapat bersifat fisiologis atau patologis. Keputihan yang fisiologis dapat timbul saat terjadi perubahan siklus hormonal, seperti sebelum pubertas, stress psikologis, sebelum dan setelah menstruasi, kehamilan, saat menggunakan kontrasepsi hormonal, atau saat menopause (Moctar R, 1986). Keputihan sudah menjadi masalah yang banyak ditemui para wanita, penyebabnya mulai dari bakteri, jamur, parasit, sampai dengan virus, ataupun masuknya benda asing dalam vagina, kanker dan menopause, juga dapat menjadi penyebab datangnya keputihan..(Moctar, 1986). Dalam keadaan biasa, cairan ini tidak sampai keluar namun belum tentu bersifat patologis (berbahaya). Pengertian lain adalah setiap cairan yang keluar dari vagina selain darah dapat berupa sekret, transudasi atau eksudat dari organ atau lesi dari saluran genital. Cairan normal vagina yang berlebih. Jadi hanya meliputi sekresi dan transudasi yang berlebih, tidak termasuk eksudat (Mansjoer et al, 2001). 2.2 Penyebab keputihan Etiologi fluor albussampai sekarang masih sangat bervariasi sehingga disebut multifaktorial.Faktor-faktor tersebut mengharuskan seorang dokter meningkatkan ketajaman dalam pemeriksaan pasien, analisis penyebab serta memberikan terapi atau tindakan yang sesuai.Fluor albusdapat dijumpai pada wanita dengan diagnosa vulvitis, vaginitis, servisitis, endometritis, dan adneksitis. Mikroorganisme patologis dapat memasuki traktus genitalia wanita dengan berbagai cara, misalnya seperti senggama, trauma atau perlukaan pada vagina dan serviks, benda asing, alat-alat pemeriksaan yang tidak steril, pada saat persalinan dan abortus (Candran, 2002). Keputihan disebabkan oleh beberapa hal yaitu infeksi, benda asing, penyakit organ kandungan, kelelahan, gangguan hormon, pola hidup tidak sehat dan stresakibat kerja.Keputihan disebabkan oleh adanya perubahan flora normal yang berdampak terhadap derajat keasaman (pH) organ reproduksi wanita (Indarti, 2004). Beberapa penyebab keputihan.Keputihan fisiologis terjadi ketika pada masa ovulasi. Selain itu keputihan juga disebabkan oleh adanya infeksi vagina, infeksi dalam servik, adanya tampon atau benda asing dan adanya keganasan servik.Vaginitis yang disebabkan oleh infeksi jamur atau protozoa dapat menyebabkan perubahan keputihan, berbau, terasa gatal, iritasi vulvovaginal, disuria atau dispareunia tergantung pada jenis infeksi. Vaginosis bakteri terutama ditandai dengan keluarnya cairan yang berbau busuk, hal tersebut umum terjadi pada wanita dengan banyak pasangan seks dan disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari beberapa jenis bakteri anaerob yang fakultatif. Vulvovaginal candididasis ditandai dengan rasa gatal, dan keluarnya keputihan seperti keju. Keputihan yang disebabkan oleh trikomonas ditandai dengan keluarnya cairan yang berwarna kekuningan atau kehijauan yang berlebihan dan kadangkadang berbusa (Puri et al, 2003). 2.3 Sabun 2.3.1 Pengertian Sabun Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemulsi,terdiri dari dua komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon C16 danNa atau K. Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksikimia antara kalium atau natrium dengan asam lemak dari minyak nabati ataulemak hewani. Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal dengan sabun keras(hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan sabunlunak (soft soap). Sabun dibuat dengan dua netralisasi memperoleh cara minyak. yaitu proses Proses produksampingan saponifikasi saponifikasi yaitu danproses minyak gliserol, akan sedangkan proses netralisasi tidak akan memperolehgliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali,sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali.Sabun merupakan senyawa garam dari asam-asam lemak C17H35COONa+Aksi dihasilkandari tinggi, pencucian kekuatan sepertinatrium stearat, dari banyak pengemulsian sabun dan kemampuan menurunkan tegangan permukaandari air. Konsep ini dapat di pahami dengan mengingat kedua sifat dari anionsabun (Wasitaatmadja, 1997). 2.3.2. Komposisi Sabun Sabun konvensional yang dibuat dari lemak dan minyak alami dengan garam alkali serta sabun deterjen saat ini yang dibuat dari bahansintetik, biasanya mengandung surfaktan, pelumas, antioksidan, deodorant, warna, parfum, pengontrol pH, dan bahan tambahan khusus. a. Surfaktan Surfaktan adalah molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sehingga dapat memperasatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air yang bekerja menurunkan tegangan permukaan. Surfaktan merupakan bahan terpenting dari sabun. Lemak dan minyak yang dipakai dalam sabun berasal dari minyak kelapa (asam lemak C12), minyak zaitun (asam lemak C16-C18), atau lemak babi. Penggunaan bahan berbeda menghasilkan sabun yang berbeda, baiksecara fisik maupun kimia. Ada sabun yang cepat berbusa tetapi terasa airnya kasar dan tidak stabil, ada yang lambat berbusa tetapi lengket dan stabil. Jenis bahan surfaktan pada syndet dewasa ini mencapai angka ribuan. Pelumas Untuk menghindari rasa kering pada kulit diperlukan bahan yang tidak saja meminyaki kulit tetapi juga berfungsi untuk membentuk sabun yang lunak, misal: asam lemak bebas, fatty alcohol, gliserol, lanolin, paraffin lunak, cocoa butter, dan minyak almond, bahan sintetik ester asam sulfosuksinat, asam lemak isotionat, asam lemak etanolamid, polimer JR, dan carbon resin (polimer akrilat).Bahan-bahan selain meminyaki kulit juga dapat menstabilkan busa dan berfungsi sebagai peramas (plasticizers). Antioksidan dan Sequestering Agents Antioksidan adalah senyawa atau zat yang dapat menghambat, menunda, mencegah, atau memperlambat reaksi oksidasi meskipun dalam konsentrasi yang kecil. Untuk menghindari kerusakan lemak terutama bau tengik, dibutuhkan bahan penghambat oksidasi, misalnya stearil hidrazid dan butilhydroxy toluene (0,02%-0,1%). Sequestering Agents dibutuhkan untuk mengikat logam berat yang mengkatalis oksidasi EDTA. EHDP (ethanehidroxy-1-diphosphonate). Warnasabun toilet berwarna cokelat, hijau biru, putih, atau krem. Pewarna sabun dibolehkan sepanjang memenuhi syarat dan peraturan yang ada, pigmen yang digunakan biasanya stabil dan konsentrasinya kecil sekali (0,01-0,5%). Titanium dioksida 0,01% ditambahkan pada berbagai sabun untukmenimbulkan efek berkilau. Saatini dibuat sabun tanpa warna dan transparan. Isi sabun tidak lengkap bila tidak ditambahkan parfum sebagai pewangi,harus berada dalam pH dan warna yang berbeda pula. Setiap pabrik memilih bau dan warna sabunbergantung pada permintaan pasar atau masyarakat pemakainya. Biasanya dibutuhkan wangi parfum yang tidak sama untuk membedakan produk masing-masing. Pengontrol pH Penambahan asam lemak yang lemah, misalnya asam sitrat, dapat menurunkan pH sabun.Bahan tambahan khusus Menurut, berbagai bahan tambahan untuk memenuhi kebutuhan pasar, produsen, maupun segi ekonomi dapat dimasukkan ke dalam formula sabun(Wasitaatmadja, 1997). 2.4 Daun sirih Telah banyak dilakukan penelitian mengenai bahan alam yang dimanfaatkan dalam mencegah dan mengatasi penyakit. Tanaman sirih (Piper betle Linn.) merupakan salah satu tanaman herbal yang berhubungan erat dengan pengendalian karies, penyakit periodontal dan mengontrol halitosis. Daun sirih (Piper betle Linn.) juga menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus. 2.4.1 Morfologi Sirih Sirih merupakan tanaman herbal, yang memanjang dengan tinggi tanaman dapat mencapai 2-4 m. Batang tanaman berbentuk bulat dan lunak, beruas-ruas, beralur-alur dan berwarna hijau abu-abu. Sirih memiliki daun yang tunggal dan letaknya berseling dengan bentuk bervariasi mulai dari bundar sampai oval, ujung daun runcing, pangkaldaun berbentuk jantung atau agak bundar asimetris.Daun sirih memiliki warna yang bervariasi yaitu kuning, hijau sampai hijau tua dan berbau aromatis.Daun pada tumbuhan sirih bersifat dorsiventral, yaitu memiliki permukaan atas (adaxial) dan bawah (abaxial) yang berbeda secara morphologis. 1. Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi, dinding terluarnya ditutupi oleh kutikula, dan tidak mengandung kloroplas. Beberapa stomata, jika ada, dapat ditemui pada epidermis atas. 2. Mesofil Palisade. Terletak persis di bawah epidermis atas dan terdiri dari satu atau lebih lapisan yang agak sempit, sel –sel berdinding tipis yang sangat berdekatan, sel –sel persegi memanjang ke arah epidermis. Masing –masing sel terdiri dari banyak kloroplas. Ada sistem yang telah terbentuk dari ruang antar sel melalui jaringan ini. 3. Mesofil bunga karang (spongy mesophyll). Terdiri dari sel berdindingtipis, longgar, bentuk tidak teratur, dimana banyak ruang antar sel. Kloroplas ada di sel –sel ini, tapi dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel palisade. 4. Epidermis bawah, serupa dalam struktur permukaan atas, tapi memiliki banyak stomata. Tiap pori stomata terbuka ke arah ruang antarsel besar yang disebut ruang substomata atau cavity. 5. Sistem vaskular. Potongan ke arah daerah midrib menunjukkan bentuk xylem seperti bulan sabit ke arah permukaan atas daun dan floem ke arah permukaan bawah. Di atas dan di bawah benang vaskuler,disebelah epidermis atas dan bawah, jaringan mesofil digantikan oleh sel –sel kolenkim yang meningkatkan kekuatan mekanis daun. 2.4.2 Taksonomi Sirih: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (Dikotil) Ordo: Piperales Famili: Piperaceae Genus: Piper Spesies: Piper betle Linn 2.4.3 Kandungan Sirih Daun sirih mempunyai aroma yang khas karena mengandung minyak atsiri 1-4, 2 %, air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, B, C, yodium, gula dan pati. Dari berbagai kandungan tersebut, dalam minyak atsiri terdapat fenol alam yang mempunyai daya antiseptik 5 kali lebih kuat dibandingkan fenol biasa (Bakterisid dan Fungisid) tetapi tidak sporasid. Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap dan mengandung aroma atau wangi yang khas. Minyak atsiri dari daun sirih mengandung 30% fenol dan beberapa derivatnya. Minyak atsiri terdiri dari hidroksi kavikol, kavibetol,estragol, eugenol, metileugenol, karbakrol, terpen, seskuiterpen, fenilpropan, dan tannin, Kavikol merupakan komponen paling banyak dalam minyak atsiri yang memberi bau khas pada sirih. Kavikol bersifat mudah teroksidasi dan dapat menyebabkan perubahan warna.Mekanisme fenol sebagai agen antimikroba berperan sebagai toksin dalam protoplasma, merusak dan menembus dinding serta mengendapkan protein sel bakteri. Senyawa fenolik bermolekul besar mampu menginaktifkan enzim essensial didalam sel bakteri meskipun dalam konsentrasi yang sangat rendah. Fenol dapat menyebabkan kerusakan pada sel bakteri, denaturasi protein, menginaktifkan enzim dan menyebabkan kebocoran sel 2.4.4 Kegunaan Sirih Bagian dari tanaman sirih yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daunnya.Secara tradisional, sirih dipakai sebagai obat sariawan, sakit tenggorokan, obat batuk, obat cuci mata, obat keputihan, pendarahan pada hidung/mimisan, mempercepat penyembuhan luka, menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit gigi. Dengan Air rebusan Daun Sirih dapat digunakan untuk membersihkan mata Daun sirih Juga Dapat menghilangkan bau ketiak Bisa untuk mengobati gigi dan gusi bengkak. Caranya mudah, kunyah daun Sirih Hijau secukupnya. Atau berkumur dengan rebusan daun sirih ini. Sakit gigi dan gusi bengkak, berangsur-angsur akan hilang. Daun Sirih Hijau, dipercaya bisa untuk mengobati keputihan. Rebus daunnya dengan porsi secukupnya. Bisa diminum, disamping itu airnya untuk membasuh vagina. Bagi mereka yang terkena sariawan, daun Sirih Hijau, bisa dijadikan solusi yang baik. Kunyah daunnya atau kumur dengan rebusannya. Bila secara rutin berkumur dengan rebusan Sirih Hijau, bau mulut tidak sedap pun akan hilang Mampu mengobati luka bakar. Caranya ambil daun Sirih Hijau, panaskan supaya layu, lalu tempelkan pada luka bakar. Bila hidung keluar darah terus (mimisan), gulungan daun Sirih Hijau yang disumpalkan di hidung, bisa membuat darah yang keluar pun terhenti. Jadi bisa dijadikan obat mimisan. Menghilangkan gatal-gatal di kulit. Caranya balurkan tumbukan daun Sirih Hijau, ke bagian tubuh yang gatalgatal, Daun Sirih Hijau juga bisa untuk mengobati eksim, atau penyakit kulit lainnya. Tanaman Sirih Hijau, ternyata bisa mengusir semut, nyamuk, lalat dan serangga lain. Di sekitar lokasi tanaman ini, semut dan serangga akan menyingkir Cairan daun Sirih Hijau, bisa untuk obat semprot hama dan tidak mematikan tanaman. Penyakit dan kutu yang menyerang tanaman bisa sirna Sirih Hijau, daunnya juga dipercaya bisa untuk mengobati demam berdarah. Minum rebusan daunnya, bisa mematikan kuman penyebab demam berdarah. Atau oleskan gilingan daun Sirih Hijau ke tubuh, dibalurkan, nyamuk penyebab demam berdarah tidak berani menggigitnya. Meminum air rebusan bisa memperlancar haid yang tidak teratur Daun sirih mampu untuk mengobati Asma•Daun sirih Mampu Mengobati radang tenggorokan BAB III ALAT BAHAN Tabel1. Alat yang digunakan praktikum NO NAMA ALAT SPESIFIKASI 1 Tabung Reaksi Kecil 2 Rak Tabung Ǿ 1cm , 12 lubang 3 Cawan Petri Ǿ 15 cm 4 Mikropipet 1000µ dan 500µ 5 Pipet Volume - 6 Bunsen Vol 200 mL 7 Inkubator Mikrobiologi memert Tabel2. Bahan yang digunakan praktikum NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI 1 Suspensi Bakteri Candida albicans 2 Aquades Steril 3 Tissue - 4 Alkohol 70% 5 Agar SDA - 6 Pembersih Kewanitaan Resik- V 7 Tip Kuning dan Biru CARA KERJA 1. Lakukan pengenceran dari konsentrasi sampel 100 % dengan pengenceran : 25 % : 250µ sampel + 750µ aquades steril 20% : 200µ sampel + 800µ aquades steril 15% : 150µ sampel + 850µ aquades steril 10% : 100µ sampel + 900µ aquades steril 5% : 50µ sampel + 950µ aquades steril 2. Bagi agar menjadi 5 bagian 3. Streak penuh agar SDA dengan suspensi Candida menggunakan rektall swab. Lakukan secara aseptis 4. Buat 6 lubang pada agar untuk diisi setiap pengenceran dan kontrol. 5. Setelah itu masukan hasil setiap pengenceran pada lubang yang telah disiapkan sebanyak 50µ dan kontrol 50µ 6. Inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PRAKTIKUM Pengamatan: Terdapat zona hambat pada pengenceran 25% tidak adanya pertumbuhan jamur Candida albicans di sekitar lubang. Tetapi tidak dapat diukur diameter zona hambatnya. Sedangkan pada pengenceran 5%, 10%, 15%, dan 20% jamur Candida albicans masih dapat tumbuh subur di sekitar lubang. B. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini dilakukan uji aktifitas antifungal pada pembersih daerah kewanitaan yang banyak di jumpai di toko toko terdekat, salah satunya kami menggunakan sampel bermerk yaitu ResikV. pemeriksaan ini dilakukan dengan bertujuan mengetahui aktivitas sabun Resik-V ini terhadap jamur Candida albicans. Jamur Candida albicans memang normal berada pada daerah kewanitaan, namun dengan jumlah tertentu. Bila jumlah nya berlebih dapat menyebabkan vagina gatal. terasa panas, sakit saat buang air kecil atau berhubungan seks, dan mengeluarkan keputihan berbau. tersebut dapat Pemeriksaan mengenai efek antifungi Resik-V terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans di peroleh. Kami melakukan pengujian sampel dengan membuat beberapa seri pengenceran dan konsentrasi yang berbeda. Dimulai dari konsentrasi 25%, 20%, 15%, 10%, dan 5%. Kami melakukan pengenceran dengan mencampurkan sampel dan aquades steril tujuannya agar tidak adanya kontaminasi dari luar contohnya adalah bakteri. Pada uji kali ini kami menggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakannya media ini adalah karena jamur Candida albicans dapat tumbuh subur pada media ini sehingga ketika dilakukan pengamatan dapat terlihat jelas apakah ada zona hambat nya atau tidak. Dari hasil pengamatan, terdapat zona hambat di pengenceran 25% dan tidak terdapat zona hambat di pengenceran 5%, 10%, 15%, dan 20%. Hal ini termasuk masuk akal karena pada pengenceran 25% artinya sampel yang pengenceran digunakan lainnya, lebih pekat sehingga dibandingkan daya dengan menghambat seri terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans pun lebih efektif dibandingkan dengan seri pengenceran lain. Pada seri pengenceran lain dimulai dari 20% sampai 5% itu sampel semakin rendah konsentrasi nya dan ke efektifannnya pun memang tidak akan sempurna. Pada pengenceran 25% terdapat zona hambat walaupun zona nya tersebut tidak dapat di ukur dengan pasti karena bentuknya yang tidak beraturan tetapi pada hasil kali ini bisa dikatakan berhasil tidak adanya pertumbuhan jamur Candida albicas di sekitar lubang yang telah diberikan sampel tersebut. Kini dapat di artikan bahwa sampel pembersih kewanitaan tersebut pengenceran 25%. efektif membunuh jamur pada konsentrasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui adanyaaktivitas terhadap jamur Candida albicans,pada konsentrasi 25 % aktivitas disebabkan oleh kandungan sampel tersebut.. Konsentrasi mempengaruhi diameternya karena semakin tinggi konsentrasi sampel sabun semakin luas zona hambatannya,Tetapi zona hambat yang didapat tidak bisa diukur. B. SARAN Peneltian lanjutan ketingkat yang lebih spesifik agar manfaatnya bisa diketahui dan dibuktikan secara ilmiah sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal. DAFTAR PUSTAKA Anggraeny, Radita Ning. 2009.Standar Operasional Ruang Media. Jurnal Farmasi Indonesia. Anonim, 2004, Candida albicans.Departemen Kesehatan Indonesia : Jakarta. Anonim. 2007. Kandungan Daun Sirih. Departemen Kesehatan Indonesia : Jakarta. Anonim. 2009. Informatorium Obat Generik. Departemen Kesehatan Indonesia : Jakarta. Anonim, 2005, Candida albicansdan Keputihan, , diakses tanggal 8 Maret 2008.Jakarta. Bonang, G., 1979, Mikrobiologi Kedokteran, 43, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Calderone, R.A., 2002, Candida and Candidiasis, 7,19, 21, 23, ASM Press, Washington D.C. Collier, L., Topley and Wilson’s Microbiology and Microbial Infections 9thedition, 423, Oxford University Press, New York Correlations, 426, Jones and Barlett Publishers Inc., Mississauga Fitri Kusuma ,S.R, dkk, 2009, Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Sirih Merah (Piper crocatum) TerhadapTrichomonas vaginalis, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Bandung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia