Uploaded by User40813

2 UTS Tumbuhan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jagung merupakan potensi pertanian yang sangat besar untuk dikembangkan di
Kabupaten Kutai Timur. Pada tahun 2009 luas lahan produksi jagung mencapai 590 ha dengan
jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebesar 52,46% dari total jumlah penduduk
Kutai Timur. Produksi jagung selama tahun 2009 turun 36.03% mencapai 1.227 ton jagung
pipilan kering panen dibanding produksi tahun 2008 sebesar 1.918 ton. Kemudian tahun 2010
mencapai 1.599 ton, namun produksi jagung selama tahun 2011 hingga pada angka ramalan III
di Kabupaten Kutai Timur sebesar 1.173 ton. Dengan demikian turun sebesar 36%
dibandingkan produksi tahun 2010. Salah satu faktor penyebab turunnya hasil produksi
tanaman jagung secara kuantitas adalah akibat gangguan gulma.
Gulma merupakan salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan tanaman, terutama
pada kebun muda, Kehadiran gulma di sekitar tanaman budidaya tidak dapat dihindarkan
terutama jika lahan pertanaman tersebut ditelantarkan. Hal ini memungkinkan terjadinya
persaingan cahaya, CO2, air, unsur hara, ruang tumbuh yang digunakan secara bersamaan.
Gangguan gulma dapat menyebabkan tanaman kerdil, daun-daun menguning dan produksi
rendah. Pengenalan jenis-jenis gulma dominan merupakan langkah awal yang menentukan
keberhasilan pengendalian gulma, Untuk itu perlu adanya penelitian tentang komposisi jenis
gulma pada areal pertanaman, sehingga dapat menjadi data dasar penentuan cara pengendalian
gulma secara tepat, pada areal pertanaman.
Berdasarkan uraian di atas, dan dalam upaya mengetahui mengenai keanekaragaman
jenis gulma berdaun lebar, sehingga dilakukan penelitian tentang keanekaragaman jenis gulma
berdaun lebar pada pertanaman jagung di Kabupaten Kutai Timur.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yakni untuk mengetahui keanekaragaman jenis
gulma berdaun lebar pada pertanaman jagung.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah keanekaragaman jenis gulma berdaun lebar pada lahan pertanaman jagung?
2. Apa sajakah spesies gulma berdaun lebar yang ditemukan pada lahan pertanaman jagung?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
Gulma merupakan tumbuhan lain yang tumbuh dipertanaman budidaya yang sedang
diusahakan, yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh manusia dan mempunyai dampak
negatif bagi tanaman budidaya. Pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh kehadiran gulma
terhadap tanaman pertanian, adalah (1) gulma mempunyai daya kompetitif akan ruang, hara,
dan cahaya, (2) beberapa gulma merupakan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit tanaman,
(3) dapat mengurangi mutu hasil pertanian, karena mengotori, menurunkan kemurnian hasil,
ataupun memberikan rasa dan bau yang tidak asli, dan (4) dapat menghambat kelancaran
aktivitas pertanian (Sastroutomo, 1990).
Secara umum gulma yang ditemukan pada tanaman budidaya dikelompokan dalam
tiga golongan, yaitu golongan teki, rerumputan dan berdaun lebar . Gulma berdaun lebar yakni
golongan gulma yang mempunyai ciri-ciri umum adalah batang tumbuh tegak dengan
percabangannya, ada pula yang tumbuh merambat, daun tunggal maupun majemuk, helaian
daun bulat/bullat telur, tulang daun melengkung atau menjari dantepian daun rata, bergerigi
atau bergelombang. duduk daun berhadapan atau berselang-seling, dan bunga tunggal atau
majemuk tersusun dalam satu karanga bunga.
Beberapa kerugian yang disebabkan serangan gulma antara lain: menghambat
pertumbuhan dan menurunnya hasil tanaman akibat persaingan dalam mendapatkan unsur hara,
air, cahaya dan ruang tumbuh; menurunkan kualitas hasil tanaman; sebagai tanaman inang bagi
hama dan penyakit; dapat menimbulkan keracunan bagi tanaman pokok yang dikenal sebagai
alelopati dan mempersulit pekerjaan di lapangan (Wibowo, 2006; Umiyati dan Kurniadie,
2016).
B. Metode
1. Bahan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan benih jagung manis bonanza.
Pengambilan data dilakukan pada saat tanaman berumur 39 hst (hari setelah tanam), atau
pada saat 40 hari setelah pengolahan tanah yang ditanami tersebut.
2. Metode
Pemetakan sampel dilakukan tanpa memperhatikan kondisi gulma yang terdapat
pada areal tempat penelitian. Pemetakan dilakukan pada 9 titik, dengan masing-masing titik
yakni 2 X 2 m pada lahan yang berukuran 15 X 40 m. dibuat sebanyak 31 guludan dengan
masing-masing berukuran 15 X 1 m dean jarak guludan 0,3 m. Penanaman dilakukan
dengan memnggunakan tugal (kayu runcing untuk melubangi tanah) dengan kedalaman 23 cm dengan jarak 25 cm X 40 cm. Kemudian gulma dibiarkan tumbuh.
Data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif terhadap
beberapa parameter yang dapat dirumuskan sebegai berikut :
a. Kerapatan Mutlak
KM =
Jumlah Suatu Spesies
Luas Total Petak Sampling
b. Kerapatan Relatif
% KR =
KM Suatu Spesies
𝑋 100%
Total KM seluruh spesies
c. Frekuensi Mutlak
FM =
Jumlah Plot yang Mempunyai Satu Jenis
Jumlah Seluruh Plot Pengamatan
d. Frekuensi Relatif
%FR =
FM Suatu Spesies
𝑋 100%
Total FM Seluruh Spesies
e. Dominasi Mutlak
DM =
Jumlah Suatu Spesies
Jumlah Seluruh Spesies
f. Dominasi Relatif
%DR =
DM suatu spesies
𝑋 100%
Total DM Seluruh spesies
g. Indeks Nilai Penting
𝐼𝑁𝑃 = %𝐾𝑅 + %𝐹𝑅 + %𝐷𝑅
h. Standar Dominansi Rasio
SDR =
INP
3
C. Hasil dan Pembahasan
Terdapat 11 spesies gulma berdaun lebar yang ditemukan pada lahan, yang terdiri dari
10 famili, yang dicantumkan pada Tabel 1.
Untuk mengetahui keberadaan gulma berdaun lebar pada lokasi tersebut bersifat
heterogen atau homogen, dilakukan penghitungan SDR (Standar Dominansi Rasio).
Perhitungan pada penelitian tersebut, untuk spesies H. corymbose L. dengan data melihat pada
tabel adalah sebagai berikut :
Diketahui :
Jumlah suatu spesies
: 155
Luas total petak sampling
: 600
Total KM seluruh spesies
: 0,75
Jumlah plot yang mempunyai suatu jenis
:9
Jumlah seluruh plot pengamatan
:9
Total FM seluruh spesies
: 6,32
Jumlah seluruh spesies
: 452
Total DM suatu spesies
: 0,962
Dihitung :
KM =
%KR =
155
= 4,31
35,9
4,31
𝑋 100 = 34,29%
12,56
FM =
%FM =
1
𝑋 100 = 15,52%
6,43
DM =
%DR =
9
=1
9
155
= 0,34
452
0,34
𝑋 100 = 34,29 %
1
𝐼𝑁𝑃 = 34,29% + 15,52% + 34,29% = 84,10%
SDR =
84,10
= 28,03%
3
SDR atau Standar dominansi rasio pada spesies H. corymbose L dari family Rubiaceae
yakni 28,03% merupakan yang tertinggi. Sedangkan yang terendah adalah H. capitate Jacq.
dari famili Lamiaceae yakni 1,59%. Komunitas suatu vegetasi yang sebarannya kurang atau
sama dengan 80% itu bersifat heterogen. Dapat diliat pada Tabel 2.
Gulma yang tumbuh pada lahan mayoritas merupakan gulma semusim yang
berkembang biak dengan biji, dan memiliki biji yang banyak dan dormansi biji yang bertahan
lama di lahan. Gulma H. corymbose L paling mendominasi dikarenakan memproduksi biji yang
ratusan dan mudah berkecambah. Perkecambahannya pun dapat terjadi pada daerah yang
kering maupun yang lembab. Bijinya dikenal sangat tahan dan kuat dalam keadaan apapun,
selain itu dapat menyebar melalui angin, karena bijinya ringan. Dominannya gulma tersebut
dapat dikarenakan banyaknya biji – biji gulma yang tersimpan pada tanah dalam kedalaman
25 cm atau lebih. Moenandir (2010) menyatakan bahwa biji gulma yang terbenam dalam tanah
yang kemudian terangkat akan tumbuh menjadi gulma dan menjadi pesaing bagi tanaman
budidaya.
Faktor lain yang mempengaruhi keragaman gulma antara lain ketinggian tempat di atas
permukaan laut. Ketinggian tempat lokasi penelitian secara geografis merupakan dataran
rendah, sehingga termasuk zona pantai karena berada pada ketinggian 0-60 m dpl. Kondisi
udara rata-rata 290 C dan banyaknya curah hujan rata-rata 110-114 mm/thn (Monografi, 2011).
Ternyata dengan ketinggian dan iklim seperti itu gulma berdaun lebar yang dominan pada
pertanaman jagung, yaitu H. corymbosa L., P. niruri Klein ex Willd., dan A. conyzoides L.
Menurut Yayan Sumekar , faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman gulma, yakni
pH tanah, kelembapan tanah, intensitas cahaya, dan pola tanam. Gulma spesies tertentu secara
ekologis dapat tumbuh dengan baik pada daerah budidaya dengan jenis tanaman tertentu dan
mendominasi daerah pertanaman budidaya. Pola tanam berpengaruh terhadap komposisi
gulma. Menurut Rusdi Rusdi yang mempengaruhi keragaman gulma pada tiap lokasi
pengamatan, adalah cahaya, unsur hara, pengolahan tanah, cara budidaya tanaman, serta jarak
tanam atau kerapatan tanaman yang digunakan berbeda serta umur tanaman tersebut. Spesies
gulma juga dipengaruhi oleh kesuburan tanah, pola budidaya dan pengolahan tanah.
Berikut ini adalah gambar-gambar dari spesies gulma yang ditemukan pada lahan
jagung pengamatan :
H. corymbosa L.
P. niruri Klein ex Willd.
A. conyzoides L.
B. latifolia (Aubl.) K. Sch
P. oleracea L.
L. crustacea (L.) F. Muell.
M. corchorifolia L.
I. triloba L.
C. rutidosperma D.C.
L. hyssopifolia (G. Don) Exel.
H. capitata Jacq.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada 11 spesies dari 10 famili gulma berdaun lebar
yang ditemukan, yaitu: H. corymbosa L. dan B. latifolia (Aubl.) K. Sch. (Rubiaceae), P. niruri
Klein ex Willd. (Euphorbiaceae), A.conyzoides L. (Asteraceae), M. corchorifolia L.
(Sterculiaceae), P. oleracea (L.), L. crustaceae (L.) F. Muell. (Scrophulariaceae), I. triloba L.
(Convolvulaceae), C. rutidosperma D.C. (Capparidaceae), L. hyssopifolia (G. Don) Exel.
(Onagraceae), dan H. capitata Jacq. (Lamiaceae). Gulma tersebut bersifat heterogen, dengan
nilai SDR spesies tertinggi, yaitu: H. corymbosa L. (28,03%), dan terendah yaitu, H. capitata
Jacq. (1,59%).
DAFTAR PUSTAKA
I,. Tustiyani. 2019. Identifikasi Keanekaragaman Dan Dominansi Gulma Pada Lahan
Pertanaman Jeruk (Citrus Sp.). Jurnal Kultivasi. Vol. 18 (1). Hal. 782
Mazidaturohmah. 2018. Keanekaragaman Jenis Gulma Di Area Persawahan Desa Karya
Mukti Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala. Natural Science: Journal of
Science and Technology. Vol 7 (1) . hal 6.
Sastroutomo, SS. 1990. Ekologi Gulma. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Sumekar, Yayan. 2017. Keanekaragaman Gulma Dominan pada Pertanaman Tomat
(Lycopersicum Esculentum Mill) di Kabupaten Garut. Jagros. Vol. 1 No. 2. Hal 68
Wibowo, A. (2006). Gulma di Hutan Tanaman dan Upaya Pengendaliannya. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hutan Tanaman. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan. Bogor.
Download