Uploaded by Riski Indah Anggraini

Tugas Audit kasus

advertisement
NAMA
NIM
Matkul
: Rifay Singgih
: 2017320132
: Pemeriksaan Akuntansi
CONTOH KASUS AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN
A. Pembelian Yang Salah Menyamarkan Kelebihan Saji Atas Laba
Pada tanggal 25 Nopember 1995, Comptronix Corpotian mengumumkan bahwa anggota tim
manajemen seniornya melaporkan lebih saji atas laba dan bahwa akan ada penyesuaian yang
material terhadap laporan keuangan yang diaudit tahun sebelumnya. Dalam investifasi
berikutnya, SEC menetapkan bahwa CEO, COO, dan controller / treasurer Comptonix telah
melakukan kolusi melaporkan lebih saji aktiva dan laba dengan membukukan penjualan,
piutang usaha, dan pembelian kredit atas peralatan secara fiktif.
Untuk menyamarkan kecurangan, eksekutif tersebut membuat seolah-olah bahwa penagihan
kas dari pelanggan telah diterima atas piutang fiktif dan bahwa pembayaran yang dilakukan
terhadap vendor fiktif.
Eksekutif senior tersebut mengelak pengendalian intern Comptronix dengan menghindari
departemen pembelian dan penerimaan sehingga tidak ada satupun akan menemukan rencana
yang licik tersebut. Penendalian interen perusahaan atas akuisisi dan transaksi pengeluaran kas
biasanya mengharuskan adanya pesanan pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur
vendor sebelum pembayaran dapat diotorisasi oleh COO atau controller/treasurer, yang
keduanya ternyata melakukan kecurangan. Akibatnya, eksekutif tersebut dapat menghindari
pengendalian yang terkait dengan pengeluaran kas dan mengotorisasi pembayaran atas
pembelian fiktif tanpa menciptakan satupun dokumen atas transaksi fiktif.
Siklus transaksi utama yang ketiga adalah siklus perolehan dan pembayaran (acquisition and
payment cycle). Pembelian barang dan jasa mencakup hal-hal semacam pembelian bahan baku,
peralatan, perlengkapan, perbaikan dan pemeliharaan, riset dan pengembangan.
B. Akun dan Kelompok Transaksi di Dalam Siklus Perolehan dan Pembayaran
Tujuan keselururhan di dalam audit siklus perolehan dan pembayaran yaitu untuk mengevaluasi
apakah akun yang dipengaruhi oleh perolehan barang dan jasa dan apakah pengeluaran kas
untuk perolehan tersebut secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima
umum. Gambar 18-1 menggambarkancara arus informasi akuntansi melalui macam-macam
akun di dalam siklus perolehan dan pembayaran. Gambar tersebut menunjukkan bahwa ada
tiga kelompok transaksi yang termasuk ke dalam siklus itu;
1.
Perolehan barang dan jasa
2.
Pengeluaran kas
3.
Retur dan cadangan pembelian serta potongan pembelian
C. Fungsi-fungsi Bisnis Dalam Siklus Itu Beserta dokumen dan Catatan Terkait
Siklus perolehan dan pembayaran melibatkan setiap keputusan dan proses yang diperlukan
untuk memperoleh barang dan jasa guna menjalankan operasi perusahaan. Siklus tersebut
biasanya dimulai dengan pengajuan permintaan pembelian oleh seorang pegawai berwenang
yang membutuhkan barang atau jasa dan berakhir dengan pembayaran atas setiap manfaat
yang diterima.
Permintaan barang atau jasa oleh pegawai kliean adalah titik awal dari siklus. Formulir
permintaan dan persetujuan yang diwajibkan tergantung pada sifat barang dan jasa serta
kebijakan perusahaan.
(1) Permintaan Pembelian adalah permintaan akan barang dan jasa oleh pegawai yang
berwenang. Bentuknya dapat berupa permintaan perolehan untuk bahan-bahan oleh mandor
atau pengawas gudang, reparasi di luar oleh pegawai kantor atau pabrik, asuransi oleh direktur
perusahaan pada titik pemesanan ulang prespecified (yang telah di program sebelumnya) yang
digunakan oleh computer untuk memulai permintaan pembelian secara otomatis.
(2) Pesanan Pembelian adalah dokumen yang mengidentifikasikan deskripsi, jumlah, dan
informasi terkait untuk barang dan jasa yang hendak dibeli prusahaan. Dokumen ini seringkali
digunakan untuk menunjukkan otorisasi guna mendapatkan barang dan jasa. Perusahaanperusahaan seringkali menyerahkan pesanan pembelian elektronik ke pemasok yang mengatur
pertukaran data secara elektronik (EDI).
(3) Laporan barang adalah dokumen yang dibuat pada saat barang berwujud dierima yang
menunjukkan deskripsi tentang barang, jumlah yang diterima, tanggal penerimaan, dan data
lain yang relevan.
(4) Berkas Transaksi Pembelian. Berkas yang dihasilkan melalui computer yang meliputi semua
transaksi perolehan yang diproses oleh sisteim akuntasi untuk suatu periode, seperti dstu hari,
satu minggu, satu minggu, atau satu bulan. Informasi didalam berkas transaksi perolehan
digunakan untuk bermacam-macam catatan, daftar, atau laporan, tergantung pada kebutuhan
perusahaan. Contoh-contohnya meliputi jurnal perolehan, berkas induk hutang usaha/dagang,
dan transaksi untuk tersebut.
(5) Jurnal atau Daftar Perolehan Laporan yang dihasilkan dari berkas transaksi perolehan yang
biasanya mencakup nama pemasok, tanggal, jumlah, dan kelompok akun untuk setiap transaksi
seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan, utilitas. Laporan tersebut juga
mengidentifikasi apakah perolehan tersebut dilakukan secara tunai atau secara kredit.
(6) Faktur Pemasok adalah dokumen yang menunjukkan hal-hal seperti deskripsi serta jumlah
barang dan jasa yang diterima, harga (termasuk ongkos angkut), syarat potongan tunai, dan
tanggal penerimaan kas. Faktur merupakan dokumen yang penting karena menyebutkan
jumlah uang yang menjadi hak pemasok atas perolehan tertentu.
(7) Memo Debet adalah dokumen yang menunjukan pengurangan jumlah yang menjadi hak
pemasok karena pengemabalian barang atau pengurangan harga. Seringkali, memo debet
mempunyai bentuk umum yang sama seperti faktu pemasok, tetapi memo itu mendukung
pengurangan hutang usaha bukan penambahan.
(8) Voucher. Dokumen ini biasanya digunakan oleh organisasi sebagai sarana formal pencatatan
dan pengendalian perolehan. Voucher meliputi map atau folder yang diisi dokumen atau paket
dokumen yang relevan seperti pesanan pembelian, tembusan slip pengepakan, laporan
penerimaan barang, dan faktur pemasok.
(9) Berkas Induk Hutang Usaha/Dagang. Berkas induk hutang usaha/dagang adalah berkas
untuk mencatat masing-masing perolehan, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan harga
perolehan untuk masing-masing, pemasok. Berkas induk dimutakhirkan dari berkas transaksi
computer perolehan, retur dan pengurangan harga perolehan, dan pengeluaran kas.
(10) Neraca Saldo Hutang Dagang. Neraca saldo hutang usaha berisi daftar jumlah hutang ke
pemasok atau untuk setiap faktur atau voucher pada satu titik waktu tertentu.
(11)Laporan Pemasok. Laporan pemasok disusun setiap bulan oleh pemasok yang menunjukan
saldo awal, perolehan, retur dan pengurangan harga, pembayaran ke pemasok, dan saldo akhir.
Saldo dan aktifitas tersebut merupakan pernyataan pemasok atas transaksi untuk periode
tersebut dan bukan pernyataan klien. Kecuali untuk jumlah dan perbedaan waktu yang
diperselisihkan, berkas induk hutang usaha klien seharusnya sama dengan laporan pemasok.
(12) Cek. Dokumen yang digunakan untuk membayar setiap perolehan saat pembayaran jatuh
tempo. Setelah cek ditanda tangani oleh orang berwenang, maka cek itu seudah merupakan
aktiva. Oleh karena itu, cek yang sudah ditanda tangani atau orang yang diberi tanggungjawab
atas tugas tersebut.
(13) Berkas Transaksi Pengeluaran Kas. Berkas yang dihasilkan computer yang meliputi semua
transaksi pengeluaran kas yang diproses oleh sistem akuntasi untuk periode tertentu seperti
sehari, seminggu, atau sebulan. Berkas tersebut juga meliputi jenis informasi sama yang
dibahas pada berkas transaksi perolehan.
(14) Jurnal atau Daftar Pengeluaaran kas. Laporan yang dihasilkan dari berkas transaksi
pengeluaran kas yang meliputi semua transaksi untuk periode waktu tertentu. Transaksi sama,
yang meliputi semua informasi yang relevan, tercakup didalam berkas induk hutng
usaha/dagang dan buku besar.
D. Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Siklus Perolehan dan Pembayaran
Perushaan-perusahaan menggunakan opsi Internet dan e-commerce lain utnuk mempersingkat
proses yang mengelilingi perolehan barang dan jasa, sehingga membantu perkembangan
revolusi di dalam proses yang menyangkut manajemen saluran paasokan (supply-chain
management)
Informasi tentang deskripsi produk, penentuan harga, jadwal pengiriman , dan syarat lain siap
sedia di Internet melalui situs Web pemasok dan database lain yang mudah diakses. Agen-agen
pembelian mengakses informasi mengenai produk-produk yang diperlukan dari suatu penyedia
layanan kelompok, sehingga dapat memotong proses pembelian tradisional yang berbasis
kertas.
Beberapa perusahaan menggunakan extranets, yang merupakan jaringan perseorangan yang
dibangun atas dasar tehnologi Internet, yang memudahkan pemasok dan pelanggan bisnis
berkomunkasi dan melakukan bisnis secara langsung didalam lingkungan yang aman.
Perusahaan-perusahaan lainnya memakai lelang bisnis-ke-bisnis yang diselenggarakan melalui
internet untuk melakukan negosiasi pembelian perlengkapan dan jasa yang dibutuhkan dalam
leleng terbuka. Lelang berbasis Internet ini sering membwa sekelompok pemasok dan
pelanggan besar bernegosiasi melalui portal lelang untuk pembelian barang dan jasa.
Ada macam-macam gaya lelang, dengan beberapa di antaranya diselenggarakan oleh spesialis
pihak ketiga yang independen sedangkan lainnhya diselenggarakan sendiri oleh pemasok
perusahaan.
E. Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
atas Transaksi
Didalam audit yang umum, akun yang paling banyak menyita waktu unuk diverifikasi dengan
pengujian terinci atas saldo adalah akun piutang usaha, persediaan, aktiva tetap, hutang usaha,
dan beban. Dari kelima akun tersebut, ada empat yang berhubungan langsung dengan siklus
perolehan dan pembayaran. Jumlah penghemetan waktu dapat begitu besar kalau auditor
dapat mengurangi pengujian terinci atas saldo tiap-tiap akun dengan menggunakan pengujian
atas transaksi untuk memberifikasi efektifitas struktur pengendalian intern perolehan.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk siklus perolehan dan
pembayaran dibagi menjadi dua bidang yang luas: pengjujian atas perolehan dan pengujian
atas pembayaran. Pengujian atas pembayaran berkaitan dengan fungsi keempat, yaitu
pemrosesan dan pembukuan pengeluaran kas.
(1) Otorisasi Pembelian atau Perolehan. Otorisasi yang memadai atas perolehan merupakan
bagian utama dari fungsi ini sebab otorisasi akan menjamin bahwa setiap barang dan jasa yang
dibeli memang sesuai dengan kepentingan perusahaan dan mencegah pembelian barang yang
berlebihan sehingga tidak diperlukan. Misalkan, pembelian aktiva tetap yang melebihi batas
jumlah harga yan gtelah ditetapkan mungkin memerlukan persetujuan dewan direksi dan
komisaris; pembelian yang relative jarang terjadi, seperti polis asuransi dan kontrak jasa jangka
panjang, disetujui oleh pejabat tertentu; perlengkapan dan jasa-jasa yang harga perolehannya
dibawah jumlah yang sudah ditetapkan, disetujui oleh mandor dan kepala bagian; dan
beberapa jenis bahan baku dan perlengkapan langsung dipesan secara otomatis bila jumlahnya
menurun sampai tingkat tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya.
(2) Pemishan Wewenang dan Tanggungjawab Penjagaan Aktiva dari Fungsi lain. Kebanyakan
perusahaan mempunyai bagian atau departemen penerimaan barang yang bertugas membuat
laporan penerimaan sebagai bahan bukti bahwa barang sudah diterima dan diperiksa.
(3) Pembukuan Tepat Waktu dan Penelaahan Transaksi secara Independen. Dalam beberapa
perusahaan, pembukuan kewajiban akibat perolehan dibuat berdasarkan penerimaan barang
dan jasa, dan di perusahaan lain, kewajiban ditangguhkan sampai faktur pemasok diterima.
Pengendalian yang penting dalam bagian hutng usaha dan tehnologi informasi adalah
persyaratan bahwa pegawai yang mencatat perolehan tidak mempunyai akses ke kas, surat
berharga yang dapat dipasarkan, dan aktiva lainnya.
(4) Otorisasi Pembayaran. Pengendalian terpenting dalam fungsi pengeluaran kas meliputi
penanda tanganan setiap cek oleh orang dengan ototrisasi yang memadai, pemisahan
tanggungjawab antara penanda tangan cek dengan pelaksana fungsi hutang usaha, dan adanya
pemeriksaan yang cermat atas dokumen oleh penanda tangan cek pada saat di tanda tangani.
Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian intern kunci dan kelemahannya serta menilai
risiko pengendalian, maka layaklah untuk menetapkan apakah pengujian, substantif akan
dikurangi secukupnya guna memberikan justifiksi (alasan) atas biaya pelaksanaan pengujian
pengendalian.
(5) Perolehan yang Dibukukan adalah untuk Barang dan Jasa yang Diterima, Konsisten dengan
Kepentingan Klien (Eksistensi atau Keberadaan). Kalau auditor merasa puas bahwa
pengendalian terhadap tujuan ini memadai, pengujian atas transaksi yang tidak semestinya dan
tidak abash dapat dikurangi. Pengendalian yang memadai mungkin akan mencegah klien untuk
memasukkan sebagian beban atau aktiva atas transaksi-transaksi yang sebenarnya
memberikan manfaat bagi manajemen atau pegawai lain dan bukan bagi satuan usaha yang
sedang diaudit.
(6) Perolehan yang Ada Telah Dibukukan (Kelengkapan). Kelalaian untuk mencatat perolehan
barang dan jasa yang diterima selalu mempunyai dampak langsung pada saldo hutang usaha.
Karena itu, auditor biasanya sangat menaruh perhatian pada tujuan kelengkapan.
(7) Perolehan Telah dibukukan secara Akurat (Keakuratan). Karena keakuratan banyak akun
aktiva, kewajiban, dan beban tergantung pada kebenaran pencatatan transaksi dalam jurnal
perolehan, luas pengujian terinci atas banyak akun neraca dan beban akan tergantung pada
evaluasi yang tepat atas transaksi perolehan. Mislkan, jika auditor yakin bahwa setiap aktiva
tetap telah dinilai dengan benar didalam buku harian, maka dapat diterima untuk memeriksa
lebih sedikit dokumen perolehan dalam periode berjalan dari pada jika pengendaliannya tidak
memadai.
(8) Perolehan Telah Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi). Pengujian terinci atas akun
tertentu dapat dikurangi jika auditor percaya bahwa pengendalian internnya memadai sehingga
dapat memberikan keyakinan yang masuk akal atas klasifikasi yang benar dalam jurnal
perolehan. Pengendalian yang efektif atas klasifikasi, dua bidang yang sangat dipengaruhi
adalah perolehan periode berjalan atas akun aktiva tetap dan semua akun beban, seperti
perbaikan dan pemeliharaan, prasarana, dan priklanan.
F. Metodologi Perancangan Pengujian Terinci Saldo Untuk Hutang
Usaha/Dagang
Karena semua transaksi siklus perolehan dan pembayaran biasanya mengalir melalui hutang
dagang/usaha, maka akun ini sangat menentukan keberhasilan audit manapun atas siklus
perolehan dan pembayaran.
Hutang dagang adalah kewajiban yang belum dibayarkan atas barang dan jasa yang diterima
dalam kegiatan usaha normal perusahaan. Terkadang sulit untuk membedakan antara hutang
usaha dan kewajiban yang masih harus dibayar, tetapi ada manfaatnya untuk mendefinisikan
kewajiban sebagai hutang usaha kalau keseluruhan kewajiban itu sudah diketahui dan
terhutang pada tanggal neraca. Jadi, akaun hutang usaha mencakup kewajiban karena
perolehan bahan baku, peralatan, prasaran, perbaikan, dan banyak lagi jenis barang dan jasa
yang telah diterima sebelum akhir tahun.
Penggunaan prosedur analitik dalam siklus perolehan dan pembayarab adalah sama pentingnya
seperti dalam siklus lain, khususnya untuk mengungkap salah
Perbedaan penekanan dalam auditing aktiva dan kewajiban ini secara langsung dipengaruhi
oleh kewajiban hukum akuntan publik. Kalau investor, kreditor, dan pemekai lainnya
menetapkan, setelah penerbitan laporan keuangan yang diaudit, bahwa ekuitas pemegang
saham lebih saji secara material, tuntutan terhadap kantor akuntan public yang bersangkutan
mungkin merupakan hal yang wajar.
(1) Pengujian kewajiban sudah lewat waktu. Karena akaun kewajiban menenekankan pada
kurang saji, maka pengujian kewajiban yang sudah lewat waktu (out of period liability) penting
untuk hutang usaha.
(2) Periksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas periode akuntansi berikutnya.
Tujuan prosedur audit ini adalah menemukan pembayaran dalam periode akuntansi berikutnya
yang merupakan kewajiban pada tanggal neraca.
(3) Periksa dokumentasi yang mendasari tagihan yang belum dibayarkan beberapa minggu
setelah akhir tahun. Prosedur ini dilakukan dengan cara yang sama seperti prosedur diatas dan
untuk maksud yang juga sama. Perbedaan satu-satunya adalah bahwa prosedur ini dilakukan
untuk kewajiban yang dibayarkan hingga mendekati akahir pemeriksaan dan bukan untuk
kewajiban yang telah dibayar.
(4) Telusuri laporan penerimaan yang dibuat sebelum akhir tahun ke faktur pemasoknya.
Semua barang dagangan yang diterima sebelum akahir periode akuntansi, yang ditunjukan oleh
pembuatan laporan penerimaan barang harus dimasukkan sebagai hutang usaha.
(5) Telusuri laporan pemasok yang memperliahatkan saldo terhutang ke neraca saldo. Apabila
klien menyimpan arsip akun tagihan pemasok, maka laporan yang menunjukan adanya saldo
terhutang pada tanggal neraca dapat ditelusuri ke jurnal atau daftar tersebut unutk
memastikan bahwa saldo-saldo tersebut sudah termasuk dibukukan sebagai hutang usaha.
(6) Kiriman konfirmasi ke Pemasok yang Melakukan Bisnis dengan Klien. Walaupun
penggunaan konfirmasi untuk hutang usaha kurang umum dibandingkan untuk pituang usaha,
akan tetapi hal ini sering dilakukan untuk menguji adanya pemasok yang dihilangkan dari daftar
hutang usaha, penghilangan transaksi, dan salah saji saldo akun.
(7) Pengujian pisah batas. Pengujian pisah batas (out-off) untuk hutang usaha dimaksudkan
untuk menentukan apakah transaksi yang dibukukan beberapa hari sebelum dan setelah
tanggal neraca telah dimasukan ke dalam periode yang sesuai .
(8) Hubungan pisah batas dengan observasi pisik persediaan. Dalam menentukan apakah pisah
batas hutang usaha sudah benar, adalah penting bahwa pengujian pisah batas ini
dikoordinasikan dengan observasi pisik persediaan.
(9) Persediaan masih dalam perjalanan. Dalam hutang usaha harus dibedakan antara
perolehan persediaan berdasarka franko gudang pembelian (FOB destination) dan fanko
gudang penjual (FOB origin). Pada yang pertama, hak pemilik beralih ke pihak pembeli saat
barang tersebtu telah diterima sebagai persediaan. Oleh karena itu, hanya persediaan yang
diterima sebelum tanggal neraca saja yang dimasukan sebagai persediaan dan hutang usaha
pada akhir tahun.

Perbedaan antara faktur pemasok dan laporan tagihan pemasok.
Dalam memberikan berifikasi penilaian atas saldo akun, auditor harus membedakan antara
faktur pemasok dengan akun tagihan pemasok. Dalam memeriksa faktur pemasok dan
dokumen pendukungnya seperto laporan penerimaan barang dan pesanan pembelian, auditor
mendapakan bahwa bukti penilaian atas masing-masing transaksi yang andal.

Perbedaan antar laporan tagihn pemsok dan konfirmasi.
Perbedaan utama antara laporan tagihan pemasok dan konfirmasi hutang usaha terletak pada
sumber informasinya. Laporan tagihan pemasok telah disiapkan oleh pihak ketiga yang
independen, tetapi laporan tersebut sudah berada di tangan klien pada waktu auditor
memeriksanya.
Download