BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau besar dan kecil serta 81.000 km garis pantai. Pulau tersebut membentang dari Sabang hingga Merauke mengandung ribuan sungai, danau, rawa, dan genangan air lainnya dengan potensi perikanan air tawar yang sangat besar. Garis pantai tersebut terpanjang kedua didunia yang berpotensi sangat besar bagi pengembangan perikanan air payau dan air laut. Daratan Indonesia menutupi sepertiga luas nusantara dan dua pertiga sisanya berupa lautan seluas 5,8 juta km.( Ibrahim. 2013.) Ikan merupakan bahan pangan yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Ikan mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain kadar air yang cukup tinggi (70-80% dari berat daging) dan kandungan zat gizi pada ikan. Kandungan air dan zat gizi yang cukup tinggi tersebut dapat menyebabkan mikroorganisme mudah tumbuh dan berkembang biak (Astawan, 2004). Ikan dikatakan segar apabila ikan tersebut memilik kondisi tubuh sama seperti ikan masih hidup, dimana perubahan fisik, kimiawi, dan biologis yang terjadi belum sampai menyebabkan kerusakan berat pada daging ikan. Ikan segar memiliki masa simpan lebih lama dibandingkan ikan yang kurang segar. Tingkat kesegaran ikan sangat penting karena dapat mempengaruhi penampakan , aroma, rasa, tekstur dan kesukaan konsumen. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kesegaran ikan hasil panen dapat dikelompokkan menjadi faktor jenis ikan, lingkungan, cara tangkap atau panen (Liviawaty dan Afrianto,2010). Menurut Berhimpon (1993) bahwa pada waktu ikan masih hidup, daging ikan secara normal adalah steril, tetapi bakteri sudah ada pada kulit, insang, dan isi perut. Sewaktu ikan hidup, pertumbuhan dan invasi bakteri kedalam daging ikan dicegah oleh sistem pertahanan tubuh. Setelah ikan mati, mekanisme pertahanan ikan menjadi rusak dan bakteri mulai memperbanyak diri dan masuk kedalam daging ikan. Apabila ikan tidak segera diawetkan, maka perkembang-biakan bakteri mengakibatkan ikan busuk dimana permukaan ikan akan berlendir, daging menjadi lunak, dan terdapat senyawa-senyawa berbau busuk. Menurut Hadiwiyoto (1993), jenis bakteri yang mencemari produk perikanan yang disimpan pada suhu rendah termasuk dalam golongan bakteri psikrofilik, yaitu bakteri yang dapat tumbuh dengan baik pada suhu 15˚C sampai 20˚C dengan suhu dimana ia dapat bertahan antara -10˚C sampai 40˚C. Hanya dalam waktu sekitar 8 jam sejak ikan ditangkap dan didaratkan sudah akan timbul proses perubahan yang mengarah pada kerusakan. Karena itu, agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, perlu ditangani dengan baik. Pengolahan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan ikan dari proses pembusukan sehingga mampu disimpan lama hingga tiba waktunya untuk dijadikan sebagai bahan konsumsi (Adawyah,2008). Pendinginan ikan hingga 0˚C dapat memperpanjang kesegaran ikan antara 12-18 hari sejak ikan ditangkap dan tergantung pada jenis ikan, cara penanganan, serta teknik pendinginannya. Proses pendinginan hanya mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat aktivitas mikroorganisme. Aktivitas akan kembali normal jika suhu tubuh ikan kembali naik (Adawyah,2008). Suatu penelitian yang telah dilakukan oleh (Mile,2013) bahwa ikan dengan penyimpanan suhu rendah (pengesan) dapat bertahan sampai 6 hari. Suatu kasus yang terjadi di asrama Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mencoba mengangkat sebuah judul penelitian yang berjudul “Analisis Batas Waktu Kesegaran Ikan Selama Penyimpanan Suhu Ruang Menggunakan Metode Total Plate Count”. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan secara kuantitatif jumlah koloni bakteri yang tumbuh di media agar selama penyimpanan suhu ruang dengan waktu pemeriksaan yang berbeda. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah nilai angka lempeng total dan batas waktu kesegaran ikan selama penyimpanan suhu ruang? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui nilai angka lempeng total dan batas waktu kesegaran ikan selama penyimpanan suhu ruang 2. Tujuan Khusus Untuk menentukan nilai angka lempeng total dan batas waktu kesegaran ikan selama penyimpanan suhu ruang D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam pemeriksaan angka kuman pada ikan dengan metode Angka Lempeng Total 2. Bagi Institusi Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya dan sarana pengembangan ilmu pengetahuan 3. Bagi Masyarakat Sebagai bahan informasi kepada masyarakat dalam pengolahan ikan khususnya bagi masyarakat yang tidak memiliki alat untuk mengawetkan ikan seperti lemari pendingin.