KEPERAWATAN KELUARGA ASKEP KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 Dosen Pembimbing : Ns. Miko Eka Putri, M. Kep Ns. Mila Triana Sari, M. Kep Aliyah (2018.22.017) Cindy Claudhea (2018.22.061) Elin Hikmah (2018.22.022) Lenni Hernayati (2018.22.018) Meika Novialdy (2018.22.010) Hazlina (2018.22.023) Siti Makhruzah (2018.22.021) PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER B SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM NOVEMBER 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Askep Keluarga pada Tahap Perkembangan Anak Sekolah”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas kelompok Keperawatan Keluarga Program Studi S1 Keperawatan Reguler B Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi 2018 Jambi, November 2019 Penulis ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1 1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2 1.3 Manfaat Penulisan ................................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................................ 3 BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................................. 9 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 35 4.2 Saran ...................................................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggotanya di sepanjang waktu. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai dengan kurun waktu tertentu yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan keluarga dengan remaja. Menurut Rodgers (Friedman, 1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama dan tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas atau fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut dengan sukses. Tahap perkembangan keluarga keempat dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas disekolah masing-masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Demikian pula orangtua yang mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Untuk itu keluarga perlu bekerjasama untuk mencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini orangtua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karena itu perlu perhatian bagi perawat sebagai provider yang dapat menjalankan perannya sebagai konselor dan advocator dalam mempersiapkan serta membina keluarga mendidik anak-anaknya menjadi manusia yang berkualitas. 1 1.2 Tujuan Penulisan 1) Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan anak sekolah 2) Mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga dengan anak sekolah 3) Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga dengan anak sekolah. 4) Mampu melakukan tindakan keperawatan yang telah direncanakan pada keluarga dengan anak sekolah 5) Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan pada keluarga dengan anak sekolah 1.3 Manfaat Penulisan Dapat menambah informasi dan wawasan tentang asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan anak sekolah 2 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social dari tiap anggota keluarga. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah dimulai dari anak pertama telah berusia 6 tahun (masuk SD) dan berakhir pada usia 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga diakhir tahap ini. 2.2 Tipe Keluarga 1) Keluarga tradisional a) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran atau orangtua tiri. b) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau karier berikutnya. c) Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian. d) Bujangan dewasa sendirian. e) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan. f) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua, anak-anaknya berpisah (Padila, 2012). Menurut Setiadi (2008). Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu : a) Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya. 3 b) Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, pamanbibi) 2) Keluarga non tradisional a) Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak. b) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hukum tertentu. c) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah. d) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah. e) Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber yang sama (Padila, 2012). Menurut Muhlisin (2012). Tipe keluarga non trasional yaitu : a) The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah b) Commune family Beberapa pasangan keluarga yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama c) The nonmarital heterosexual cohabiting family Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan d) Gay and lesbian family Dua individu yang sejenis atau yang mempunyai persamaan sex hidup bersama dalam satu rumah tangga sebagaimana “marital partners” 4 e) Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu f) Group marriage family Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anak. g) Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya h) Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara didalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tsb perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya i) Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental j) Geng/together family Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya 2.3. Fungsi Keluarga 1) Fungsi Afektif Berhubungan dengan fungsi internal keluaraga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi ini berguna untuk pemenuhan psikososial. Keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi ini berarti dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Fungsi afektif merupakan energi yang menentukan kebahagiaan 5 keluarga, keretakan keluarga, kenakalan anak dan masalah keluarga timbul karena fungsi afektif yang tidak terpenuhi. 2) Fungsi Sosial Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga tercapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar tentang norma-norma budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga 3) Fungsi Reproduksi Keluarga yang berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. 4) Fungsi Ekonomi Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan akan makanan, pakaian dan temapat berlindung (rumah). 5) Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Tugas Kesehatan Keluarga adalah : 1) Mengenal masalah kesehatan 2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat 3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit 4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat 5) Mempertahankan hubungan dengan masyarakat. 6 menggunakan fasilitas kesehatan 2.4 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah 1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat 2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan 3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga 4) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual 5) Menyediakan aktivitas untuk anak 2.5 Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul Masalah yang mungkin terjadi pada anak usia sekolah adalah : 1) Masalah penglihatan, pendengaran, wicara 2) Kesulitan belajar 3) Gangguan tingkah laku 4) Perawatan gigi yang tidak adekuat 5) Penganiayaan dan menelantarkan anak 6) Penyalahgunaan zat 7) Penyakit Menular 8) Persaingan antara kakak-adik 9) Masalah keamanan anak Masalah keperawatan yang mungkin muncul : 1) Resiko cedera 2) Resiko Trauma 3) Resiko Keracunan 4) Resiko Infeksi 5) Gangguan Penanganan Pemeliharaan Rumah 6) Perubahan menjadi Orang tua 7) Perubahan Pertumbuhan dan Perkembangan 8) Gangguan Komunikasi verbal 7 2.6 Peran Perawat 1) Monitor perkembangan anak masa kanak-kanak, perujukan bila ada indikasi 2) Pendidik dalam tindakan pertolongan pertama dan kedaruratan 3) Koordinator dengan layanan pediatri 4) Penyedia imunisasi 5) Konselor pada nutrisi dan latihan 6) Pendidik dalam isu pemecahan masalah mengenai kebiasaan kesehatan 7) Pendidik tentang hygiene perawatan gigi 8) Konselor pada keamanan lingkungan dirumah 9) Fasilitator dalam hubungan interpersonal 8 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Data Umum 1) Nama Kepala Keluarga : Bapak E 2) Umur : 38 tahun 3) Alamat : Kelurahan Tarantang RT. 1 RW. 1 No 9 4) Pekerjaan Kepala Keluarga : Swasta 5) Pendidikan Kepala Keluarga : Tamatan SLTA 6) Komposisi Keluarga Status Imunisasi No Nama 1 Ibu . S 2 An. A 3 An. S 4 An. R 7) Genogram J K P P L L Hub. dgn KK Istri Anak Anak Anak Pendidik -an Umur 36 th 12 th 8 th 17 Bln SLTA SD SD SD 9 B C G √ √ √ √ Polio 1 √ √ √ √ 2 √ √ √ √ 3 √ √ √ √ DPT 1 √ √ √ √ 2 √ √ √ √ Hep 3 √ √ √ √ 1 √ √ √ √ 2 √ √ √ √ 3 √ √ √ √ C a m p a k √ √ √ √ Ket Keterangan Keluarga ini terdiri dari Bapak E, Ibu S, dan tiga orang anaknya. Bapak E berusia 38 tahun sedangkan ibu S berusia 36 tahun. Anak pertama An.A berusia 12 tahun, anak ke dua An.S berusia 8 thn, anak ke tiga An.R berusia 17 bulan. 8) Tipe Keluarga Keluarga Bapak E merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri sepasang suami isteri yang memiliki 3 orang anak. Anak pertama An.A berusia 12 tahun, anak kedua An. S berusia 8 thn, dan anak ketiga anak R berusia 17 bulan. 9) Suku Bapak E dan ibu S berasal dari Kuningan Jawa barat, suku sunda. Bahasa dominan yang mereka gunakan adalah bahasa Indonesia. Terkait budaya, keluarga Bapak E tidak memiliki ritual khusus untuk mengatasi penyakit yang ada pada keluarga. Keluarga sudah bisa menggunakan fasilitas kesehatan dengan baik. 10) Agama Bapak E dan Ibu S beragama Islam. Keluarga bapak E sehari-hari mejalankan ajaran Islam sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, dan mengaji. Ibu S mengatakan tidak ada permasalahan pada diri dan keluarganya untuk menjalankan ibadah, dan tidak ada keyakinan dalam agamanya yang mengganggu kesehatan keluarganya. Ketika ada anggota keluarga yang sedang sakit, keluarga juga selalu mendoakan untuk kesembuhan anggota keluarga yang sakit tersebut. 11) Status Sosial Ekonomi Bapak E bekerja sebagai supir pribadi. Sedangkan ibu S sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi rumah tangga. Saat ini, Keluarga Bapak E tinggal dirumah kontrakan. Pendapatan Bapak E perbulan adalah sekitar Rp 1.500.000. 10 Ibu S mengatakan penghasilan Bapak E diperhitungkan untuk sebulan, cukup tidak cukup dibiasakan untuk cukup. 12) Aktifitas Rekreasi Keluarga Keluarga bapak E jarang berekreasi ke tempat wisata karena tidak ada dana khusus. Tetepi ibu S mengatakan 1 tahun sekali pasti ajak anak-anak berenang. 3.2 Riwayat dan Perkembangan Keluarga 13) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini Tahap perkembangan keluarga Bapak E saat ini adalah keluarga dengan anak remaja. Karena anak pertama berusia 12 tahun dan akan masuk sekolah SMP. Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi saat ini antara lain : a) Bertanggung jawab terhadap sistem keuangan keluarga b) Menetapkan pembagian tanggung jawab dalam keluarga c) Memperbaiki hubungan dengan saudara, teman dan kerabat 14) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi Keluarga bapak.E mengatakan saat ini belum dapat menyediakan fasilitas untuk individu yang berbeda dan kebutuhan anggota keluarga. Bapak.E belum dapat menyediakan kamar pribadi untuk anak-anaknya karena rumah mereka masih ngontrak. 15) Riwayat Keluarga Inti Bapak E dan Ibu S menikah pada tahun 2000. Ibu S dan Bapak E mengaku saling mencintai. Setelah satu tahun menikah lahirlah anak pertama. 2004 kemudian anak kedua lahir. Kemudian pada januari 2012 lahirlah anak ketiga. 16) Riwayat Keluarga Sebelumnya Bapak E berasal dari keluarga besar (5 bersaudara) yang bersuku sunda . orang tua Bapak E masih berada di Jawa Barat. Orang tua Bapak E tidak memiliki 11 riwayat penyakit tertentu. Sampai sekarang, orang tua Bapak E masih sehat dan masih bekerja sebagai petani. Ibu S adalah anak ke dua dari empat bersaudara. Orang tua dari ibu S juga tidak ada riwayat penyakit tertentu. 3.3 Pengkajian Lingkungan 17) Karakteristik Rumah Keluarga bapak E tinggal dirumah kontrakkan yang berukuran 3X6 m 2 yang berada di RT 05 RW 03 kelurahan Cisalak Pasar. Rumah ini bertipe permanen, dengan lantai keramik. Kamar mandi ada di dalam rumah. Pencahayaan pada malam hari menggunakan listrik. Rumah terdiri dari 3 ruang yaitu ruang tamu, ruang tidur dan dapur. Di dapur, terdapat kamar mandi dan tempat mencuci pakaian. Pada ruang tamu terdapat dua buah jendela. Pencahayaan dan sirkulasi udara pada rumah Bapak E baik karena semua jendela dibuka pada siang hari. Rumah terlihat rapih dan bersih. Denah Rumah : Ruang Tamu Kamar Tidur Dapur Kamar Mandi 18) Karakteristik Tetangga dan Komunitas Tipe komunitas dan lingkungan keluarga Bapak E adalah kontrakan padat. Kondisi tempat tinggal dan jalan terpelihara dengan baik. Sanitasi karena padat dibuang ke pembuangan buatan dan rumah bersih, tidak ada terlihat sampah yang menumpuk. Keluarga Bapak E tinggal di lingkungan masyarakat yang mayoritas penduduk asli daerah setempat dan pendatang dari Jakarta. Sebagian besar tetangga bekerja sebagai karyawan swasta dan buruh. Terjalin hubungan yang baik dengan tetangga. Ibu S biasa berkumpul dengan tetangga, sedangkan 12 Bapak E terkadang ikut kumpul juga dengan para tetangga terutama pada malam hari selesai pulang kerja. 19) Mobilitas Geografi Keluarga Keluarga Bapak E tinggal dirumah tersebut sejak menikah. Dari rumah ke pelayanan kesehatan seperti RS atau puskesmas mereka harus naik kendaraan karena letaknya jalan menujju jalan raya kedepan. Keluarga Bapak E biasanya menggunakan angkot untuk pergi ketempat kerja atau ke pelayanan kesehatan dan lain-lain. 20) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Keluarga Bapak E biasanya berkumpul pada malam hari setelah semua kesibukan anggota keluarga masing-masing selesai atau kadang tidak bertemu karena bpk E suka pulang telat malam. Pada sore dan malam hari, biasanya keluarga ini berkumpul, makan malam berama, dan menonton TV. Kebersamaan di malam hari biasanya digunakan keluarga untuk bercerita dan berdiskusi apabila terdapat masalah dalam keluarga. Bapak E mengatakan bahwa hubungan antar aggota pada keluarga Bapak E sangat baik. Sama halnya dengan hubungan antar anggota keluarga, hubungan dengan tetangga sekitar juga terjalin sangat baik meskipun Ibu S dan Bapak E jarang mengikuti perkumpulan RT. 21) Sistem Pendukung keluarga Fasilitas yang dimanfaatkan keluarga untuk pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan adalah Puskesmas. Biasanya kalau Ibu S atau Bapak E merasakan sakit, Ibu S dan Bapak E biasanya langsung berobat ke puskesmas atau ke dokter praktek dekat rumah. Keluarga memiliki jaminan kesehatan yaitu jamkesda. 13 3.4 Struktur Keluarga 1) Pola komunikasi keluarga. Bapak E dan Ibu S mengatakan setiap hari pasti selalu berkomunikasi. Jika ada hal yang penting selalu dibicarakan bersama. Ibu S mengatakan suaminya mau mendengarkan keluhan-keluhannya, begitupun juga sebaliknya. Ibu S merasa ia lebih terbuka jika berbicara dengan suaminya. Ibu S mengatakan tidak ada masalah komunikasi pada keluarga ini. Semua masalah bisa diselesaikan dengan cara berkomunikasi dan mencari jalan keluarnya. 2) Struktur kekuatan keluarga Dalam keluarga Bapak E yang mengambil keputusan adalah Bapak E bersama Ibu S. Jika ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan bersama. Ibu S patuh pada suaminya. Begitu juga halnya dengan anak-anaknya. 3) Struktur Peran. Bapak E dalam keluarga berperan sebagai kepala keluarga, dalam rumah tangganya hanya Bapak E yang berperan sebagai pencari nafkah. Bapak E mengatakan dirinya merasa senang sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah, walau pendapatan yang ia terima sebagai supir pribadi sangat pas-pasan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Ibu S dalam keluarganya berperan sebagai istri dan Ibu S sehari-hari mengurusi rumah tangganya. Ibu S merasa bahagia, dan puas dengan pernikahannya. Ibu S mengatakan ia patuh pada suaminya sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan dalam keluarganya. An. A sebagai anak tertua di rumah, merupakan anak yang bertanggung jawab. Ibu S mengatakan bahwa An. A suka membantu menjaga adik – adiknya. Ibu S juga mengatakan bahwa An. S merupakan anak yang patuh pada orang tua dan sangat menyayangi kedua orang tuanya. Anak terakhir adalah An. R yang merupakan anak bungsu yang masih balita. 14 4) Nilai dan norma keluarga Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan nilai dalam agama Islam yang dianutnya serta norma masyarakat di sekitarnya. Keluarga ini menggangap suatu kondisi sakit sebagai bagian dari siklus kehidupan. Terkait dengan norma agama, Ibu S menggangap datangnya penyakit sebagai cobaan dari Tuhan YME. 3.5 Fungsi Keluarga 1) Fungsi Afektif Bapak E dan Ibu S saling menghormati dan menyayangi satu sama lain, begitu juga terhadap orang tua mereka yang berada di kota lain. Bila ada masalah selalu Bapak E dan Ibu S bicarakan bersama. Ibu S sangat menyayangi suami dan keluarga suaminya. Hubungan persaudaraan antara anak-anak Ibu S sangat harmonis. Mereka tidak pernah bertengkar. Semua merasa saling menyayangi. 2) Fungsi sosial. Keluarga Bpk. E, terutama Ibu S selalu mengingatkan anak-anaknya untuk senantiasa bersikap sopan jika bergaul dengan orang lain. Bapak E dan Ibu S selalu berinteraksi satu sama lain begitu juga dengan kedua keluarga besar mereka. Biasanya Bapak E dan Ibu S berinteraksi dengan keluarga besar Bapak E yang berada di kampung melalui telpon. Begitu juga dengan tetangga Ibu S. jika siang hari dan tidak ada pekerjaan, Ibu S biasanya berkunjung ke rumah saudarasaudaranya yang rumahnya tidak jauh dari rumah Ibu S. 3) Fungsi Perawatan Kesehatan. Bapak E mengatakan saat ini tidak ada keluhan masalah kesehatan. Bapak E memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus perhari. Bapak E juga memiliki kebiasaan minum kopi 2 gelas perhari. Bapak E makan 3x per hari. Saat ditanya mengenai akibat dari merokok dan minum kopi, bapak E mengatakan menyadari bahwa minum kopi dan merokok tidak baik untuk kesehatan. 15 Ibu S mengatakan saat ini tidak memiliki keluhan masalah kesehatan. Ibu S mengatakan memliki riwayat sakit maag. Sakit maag akan kambuh jika ibu S telat makan. Ibu S mengatakan selalu makan teratur agar sakit maag nya tidak kambuh. Ibu S mengatakan saat ini sakit maag nya bukanlah masalah kesehatan utama dikeluarganya.Saat ini ibu S menggunakan KB suntik 3 bulan sekali. An.A saat ini dalam kondisi sehat, namun ibu S mengatakan An.A yang paling mudah terserang penyakit batuk pilek jika terlalu capek atau jika ada orang lain yang batuk pilek. Ibu S mengatakan An.A mengalami penyakit ISPA yang muncul jika daya tahan tubuh menurun. Ibu S mengatakan selalu memberi obat batuk yang dibeli diapotik jika An.A batuk pilek. Ibu S mengatakan akan membawa An.A ke puskesmas jika batuk pilek sudah 1 minggu tak sembuh. An. S saat ini tidak ada keluhan masalah kesehatan. Menurut ibu S dalam keluarga yang paling tampak kurus adalah an.S. Ibu S mengatakan An.S sulit makan dirumah, makan hanya 1-2x sehari , setiap makan hanya 1 centong nasi ditambah lauk. Ibu S mengatakan An. S tidak pernah menghabiskan makanannya. Ibu S mengatakan jarang masak dirumah karna bingung dengan menu masakan. Ibu S mengatakan jika tidak masak dirumah, beliau akan membeli ayam siap saji atau menggoreng nuggets untuk makan anak – anaknya. Ibu S mengatakan jika masak dirumah, memasak nasi ditambah 1 macam lauk ikan atau ayam, terkadang ditambah sayur. Ibu S mengatakan meskipun An.S tampak kurus, namun An.S termasuk anak yang aktif dan jarang sakit. Ibu S mengatakan An.S sering jajan diluar dan disekolah. Ibu S mengatakan selalu menuruti An.S jika ingin jajan. Ibu S mengatakan tidak pernah membawakan bekal ke sekolah. Ibu S mengatakan meskipun An.S kurus tapi tidak ada massalah dalam belajar. An.S (8 th) mengatakan bosan makan dirumah karna lauknya itu – itu saja. An. S mengatakan senang jajan chiki dan mie instan dan es di warung. Bapak E mengatakan An.S memang kurus karna BB lahirnya juga kecil. Bapak E mengatakan merasa penasaran apakah benar anaknya kurang gizi 16 atau tidak. Keluarga bapak E mengatakan belum mengetahui pengertian gizi kurang, penyebab serta tanda dan gejalanya. Keluarga juga mengatakan tidak tahu jumlah takaran makanan yang sesuai untuk anak usia sekolah. Bapak E mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka akan segera membawa ke puskesmas. Ibu S mengatakan ingin mengetahui mengenai gizi seimbang agar an.S bisa gemuk. An.R (17 bulan) saat ini tidak memiliki keluhan kesehatan. Riwayat imunisasi lengkap. BB lahir 2800gr. Saat ini An. R sudah dapat berjalan, bicara 2 suku kata. Tidak ada masalah dalam tumbuh kembang. 3.6 Stres dan Koping Keluarga 1) Stresor jangka panjang dan pendek a) Stresor jangka pendek Ibu S mengatakan saat ini sedang memikirkan biaya sekolah An. A yang tahun ini masuk SMP. Terkadang bila ada masalah ini menjadikan Ibu S susah tidur. Bila merasa banyak pikiran lebih mengungkapkan perasaan dengan suami. b) Stresor jangka panjang Ibu S mengatakan bahwa stressor jangka panjang adalah ingin memiliki rumah sendiri dan ingin melihat anak-anaknya bisa sekolah sampai perguruan tinggi. 2) Kemampuan untuk berespon terhadap situasi/stresor. Keluarga mengatakan tiap ada masalah, keluarga mencoba untuk ikhlas. Berdoa dan melakukan ibadah kepada Allah adalah cara terbaik yang biasa dilakukan oleh keluarga. Ibu S mengatakan sangat menyayangi keluarganya, sehingga ia berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk keluarganya. Begitu juga halnya dengan masalah kesehatan. Walaupun mengaku tidak mengerti banyak hal tentang penyakit, Ibu S tidak pernah menyepelekan penyakit yang menyerang salah satu anggota keluarganya. Kalau merasa tidak enak badan, biasanya Ibu S 17 langsung membawa anggota keluarganya untuk berobat ke puskesmas, jika tidak sempat, Ibu S biasanya membelikan obat yang tersedia di apotik. 3) Strategi koping yang digunakan Diskusi dan komunikasi antar anggota keluarga adalah cara yang digunakan oleh keluarga ini dalam menghadapi stress. Bapak E merasa sangat menyayangi Ibu S. sebaliknya, Ibu S selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik demi keluarganya. 4) Strategi adaptaasi disfungsional Ibu S suka termenung sendiri jika memikirkan masalah biaya sekolah anakanaknya.. Ibu S dan suaminya selalu membicarakan bersama-sama masalah mereka. Sebagai istri yang baik, Ibu S selalu mendukung apapun yang dilakukan oleh suaminya. 3.7 Harapan Keluarga Dengan adanya mahasiswa keluarga merasa senang ada teman untuk berdiskusi dan berharap mahasiswa dan pihak lainnya mau membantu keluarga Ibu S untuk mengatasi masalah kesehatan keluarganya khususnya masalah kesehatan An.S. 18 ANALISA DATA NO 1. DATA MASALAH Data Subjektif : Ibu S mengatakan dalam keluarga, An. S (8.5th) yang tampak paling kurus Ibu S mengatakan An.S sulit makan dirumah, pada An. S makan hanya 1-2x sehari, setiap makan hanya 1centong nasi ditambah lauk Ibu S mengatakan An. S tidak pernah menghabiskan makanannya Ibu S mengatakan jarang masak dirumah karna bingung dengan menu masakan Ibu S mengatakan jika tidak masak dirumah, beliau akan membeli ayam Perubahan nutrisi siap saji atau menggoreng nuggets kurang dari untuk makan anak – anaknya Ibu S mengatakan jika masak dirumah, kebutuhan tubuh memasak nasi ditambah 1 macam lauk ikan atau ayam, terkadang ditambah sayur Ibu S mengatakan meskipun An.S tampak kurus, namun An.S termasuk anak yang aktif dan jarang sakit Ibu S mengatakan An.S sering jajan diluar dan disekolah Ibu S mengatakan selalu menuruti An.S jika ingin jajan Ibu S mengatakan tidak pernah membawakan bekal ke sekolah Ibu S mengatakan meskipun An.S kurus tapi tidak ada massalah dalam belajar An.S mengatakan bosan makan dirumah karna lauknya itu – itu saja An. S mengatakan senang jajan chiki dan mie instan dan es di warung 24 DIAGNOSA KEPERAWATAN Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S Data Objektif : An.S tampak kurus Rambut An.S tampak merah BB 16 kg, TB 113cm, IMT 12.5(Berat badan kurang), LLA 15 cm antropometri (IMT/U) An. S tergolong kurus konjungtiva tidak anemis, perut tidak buncit kedua kaki tidak edema 2. 3. Data Subjektif : Ibu S mengatakan An.A yang paling mudah terserang penyakit batuk pilek jika terlalu capek atau jika ada orang lain yang batuk pilek. Ibu S mengatakan An.A mengalami penyakit ISPA yang muncul jika daya tahan tubuh menurun. Ibu S mengatakan selalu memberi obat batuk yang dibeli diapotik jika An.A batuk pilek. Ibu S mengatakan akan membawa An.A ke puskesmas jika batuk pilek sudah 1 minggu tak sembuh. Ketidakmampuan Ketidakmampuan keluarga keluarga merawat anggota Data Objektif : merawat anggota keluarga Pernapasan: 21 x/mnt, Suhu: 36.2 0 C, keluarga dengan dengan ISPA pada ISPA Nadi: 100 x/mnt An.A Ronchi -/- , suara napas vesikular, otot bantu napas tidak ada. Tak tampak pengeluaran lendir dari hidung Data Subjektif : Bapak E mengatakan memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus perhari. Bapak E juga memiliki kebiasaan minum kopi 2 gelas perhari. 25 Bapak E mengatakan menyadari bahwa minum kopi dan merokok tidak baik untuk kesehatan. Data Objektif : TD: 120/80 mmHg, Nadi: 84 x/mnt, RR: 18 x/mnt, Suhu: 36,3 0 C BJ I & II normal, murmur (-), gallop (), suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-,sesak (-) 26 Perilaku cenderung beresiko Perilaku cenderung beresiko pada Bpk. E PRIORITAS MASALAH Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada An.S NO KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN 1 Sifat masalah - aktual 3/3 X 1 1 An.S tampak kurus, rambut tampak kemerahan, BB 16 kg, TB 113cm, IMT 12.5, LLA 15 cm, antropometri (IMT/U) An. Sa tergolong kurus 2. Kemungkinan masalah dapat dirubah - mudah 2/2 X 2 2 Keluarga memiliki jaminan kesehatan, perawat memiliki pengetahuan mengenai gizi seimbang dan memiliki waktu untuk memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga, dan tersedianya pelayanan kesehatan dimasyarakat yaitu posyandu dan puskesmas. 3. Potensial masalah dapat dicegah - tinggi 3/3 X 1 1 Masalah gizi kurang pada An.S masih dapat diceegah untuk menjadi gizi buruk. Karena secara antropometri memang an.S tergolong kurus, namun secara fisik an.S masih tergolong normal. 4. Menonjolnya masalah - ada masalah tapi tidak perlu ditangani segera 1/2 X 1 1/2 Menurut keluarga masalah gizi pada an.S tidak terlalu berat, karena an.S masih aktif dan tidak ada masalah dalam pelajaran. An.S juga jarang sakit. TOTAL 4 1/2 27 Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan ISPA pada An.A NO KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN 1 Sifat masalah - resiko 2/3 X 1 2/3 Masalah ini bersifat resiko karena saat ini An.A tidak sedang sakit ISPA tapi beresiko terkena ISPA jika terpapar dengan factor resikonya 2. Kemungkinan masalah dapat dirubah - mudah 2/2 X 2 2 Keluarga memiliki jaminan kesehatan, perawat memiliki pengetahuan menganai ISPA dan memiliki waktu untuk memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga, dan tersedianya pelayanan kesehatan dimasayarakat yaitu posyandu dan puskesmas 3. Potensial masalah dapat dicegah - tinggi 3/3 X 1 1 Masalah dapat dicegah jika An.A menghindari faktor resiko 4. Menonjolnya masalah - ada masalah tidak perlumsegera ditan gani 1/2 X 1 1/2 Keluarga menyatakan masalah ISPA pada An.A sudah sering terjadi, jadi menganggap itu adalah hal yang biasa TOTAL 4 1/6 28 Perilaku cenderung beresiko pada Bpk. E NO KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN 1 Sifat masalah - resiko 2/3 X 1 2/3 Perilaku bpk.E yang minum kopi dan merokok sangat beresiko terhadap kesehatan 2. Kemungkinan masalah dapat dirubah - mudah 2/2 X 1 1 Keluarga memiliki jaminan kesehatan, tersedianya pelayanan kesehatan dimasyarakat yaitu posyandu dan puskesmas 3. Potensial masalah dapat dicegah - cukup 2/3 X 1 2/3 Kebiasaan minum kopi dan merokok pada Bpk. E sudah berlangsung lama dan sudah menjadi gaya hidup 4. Menonjolnya masalah - masalah tidak dirasakan 0/2 0 Bpk. E mengatakan merasa tidak ada masalah dengan kebiasaannya selama ini TOTAL 4 1/6 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada An.S 2) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan ISPA pada An.A 3) Perilaku cenderung beresiko pada Bpk. E 29 CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DIAGNOSA Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada An.S Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan ISPA pada An.A TUJUAN INTERVENSI Setelah dilakukan Diskusikan dengan keluarga tentang perawatan/kunjungan pengertian gizi seimbang 3x diharapkan Diskusikan dengan keluarga keluarga mampu mengenai triguna makanan mengatasi Diskusikan dengan keluarga tentang kekurangan nutrisi manfaat gizi seimbang Jelaskan pengertian gizi kurang Jelaskan penyebab gizi kurang Jelaskan tanda dan gejala giizi kurang Bersama keluarga identifikasi status gizi An.s Beri penjelasan kepada keluarga tentang akibat lanjut dari kurang gizi pada anak Bimbing dan motivasi keluarga untuk memutuskan mengatasi masalah gizi kurang pada an.s pada anggota keluarga dengan tepat Disikusikan dengan keluarga tentang cara perawatan anggota keluarga dengan masalah gizi kurang Jelaskan cara memilih bahan makanan Jelaskan cara mengolah bahan makanan yang benar Demonstrasikan pengelompokan sumber / bahan makanan berdasarkan kelompok zat energi, zat pembangun dan zat pengatur Demonstrasikan penyusunan menu makan bergizi seimbang untuk 1 hari Setelah dilakukan Tanyakan kepada keluarga apakah perawatan/kunjungan sudah memodifikasi perilaku atau 3x diharapkan keluarga belum mampu merawat Jelaskan pengertian, penyebab dan anggota keluarga tanda gejala ISPA dengan penyakit yang 30 Jelaskan diderita Perilaku cenderung beresiko pada Bpk. E cara penularan dan pencegahan ISPA Jelaskan akibat langsung dari ISPA Demonstrasikan cara inhalasi buatan untuk mengatasi ISPA Setelah dilakukan perawatan/kunjungan 3x diharapkan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan dan mengindarkan dari resiko penyakit Tentukan motivasi Bpk.E terhadap perubahan perilaku Datang untuk mengganti kebiasaan yang tidak diinginkan dengan kebiasaan yang diinginkan Pilah-pilah perilaku menjadi bagian -bagian kecil untuk dirubah menjadi unit perilaku yang terukur (misalnya berhenti merokok, jumlah rokok yang dihisap) Kaji tingkat pengetahuan Bpk.E terkait proses penyakit yang spesifik Jelaskan tanda dan gejala serta proses penyakit Identifikasi kemungkinan penyebab Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada An.S Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian gizi seimbang Mendiskusikan dengan keluarga mengenai triguna makanan Mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat gizi seimbang Menjelaskan pengertian gizi kurang Menjelaskan penyebab gizi kurang Menjelaskan tanda dan Subjektif : Ibu S mengatakan sudah memasak sesuai dengan menu yang disusun Ibu S mengatakan belum bisa membatasi jajan an.S Ibu S mengatakan belum dapat membuat cemilan atau makanan selingan sehatuntuk keluarga Keluarga menyatakan porsi makanan yang dihabiskan An. S mulai bertambah, meskipun masih belum menghabiskan 1 porsi 31 Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan ISPA pada An.A gejala giizi kurang Bersama keluarga mengidentifikasi status gizi An.s Memberi penjelasan kepada keluarga tentang akibat lanjut dari kurang gizi pada anak Membimbing dan motivasi keluarga untuk memutuskan mengatasi masalah gizi kurang pada an.s pada anggota keluarga dengan tepat Mendisikusikan dengan keluarga tentang cara perawatan anggota keluarga dengan masalah gizi kurang Menjelaskan cara memilih bahan makanan Menjelaskan cara mengolah bahan makanan yang benar Mendemonstrasikan pengelompokan sumber / bahan makanan berdasarkan kelompok zat energi, zat pembangun dan zat pengatur Mendemonstrasikan penyusunan menu makan bergizi seimbang untuk 1 hari Menanyakan kepada keluarga apakah sudah memodifikasi perilaku atau belum 32 makan yang disediakan Obektif : Saat kunjungan rumah, tampak tersaji masakan nasi, sayur bayam, ikan kembung, tempe goreng dan ada buah pisang Tampak tertempel di dinding menu makanan untuk 3 hari Analisa : Modifikasi perilaku belum tercapai sepenuhnya Planing : Lanjutkan intervensi Subjektif : Keluarga mengatakan lingkungan yang baik untuk mengatasi ISPA yaitu Rumah Menjelaskan pengertian, penyebab dan tanda gejala ISPA Menjelaskan cara penularan dan pencegahan ISPA Menjelaskan akibat langsung dari ISPA Mendemonstrasikan cara inhalasi buatan untuk mengatasi ISPA dan lingkungan bersih, pencahayaan dalam rumah adekuat Keluarga mengatakan fasilits kesehatan yang dapat dikunjungi yaitu puskesmas, dokter praktik dan rumah sakit Ibu S mengatakan akan membawa anak S kepuskesmas jika an.S terkena ISPA Objektif Ibu S tampak dapat mendemonstrasikan ulang pembuat larutan jeruk nipis madu Analisa : Planing : lakukan evaluasi Perilaku cenderung beresiko pada Bpk. E Menentukan motivasi Bpk.E terhadap perubahan perilaku Datang untuk mengganti kebiasaan yang tidak diinginkan dengan kebiasaan yang diinginkan Memilah-milah perilaku menjadi bagian -bagian kecil untuk dirubah menjadi unit perilaku yang terukur (misalnya berhenti merokok, jumlah rokok yang dihisap) Menkaji tingkat pengetahuan Bpk.E terkait proses penyakit yang spesifik Menjelaskan tanda dan gejala serta proses penyakit Mengidentifikasi 33 Subjektif : Bpk. E dan keluarga mengatakan sudah mulai sedikit mengerti mengenai bahaya merokok dan meminum kopi Objektif : TD : 110/80 mmHg S : 36,5 oC N : 87 x/m RR : 18 x/m Analisa : Masalah perilaku cenderung berisiko teratasi sebagian Planning : Lanjutkan intervensi dan kemungkinan penyebab memberikan pendidikan mendiskusikan perubahan kesehatan bahaya merokok gaya hidup yang mungkin diperlukan 34 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social dari tiap anggota keluarga Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah 1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat 2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan 3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga 4) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual 5) Menyediakan aktivitas untuk anak 4.2 Saran Sebaiknya sevagai seorang perawat selalu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga yang sudah mempunyai anak dengan usia sekolah agar bisa menyiapkan kebutuhan kedepannya dengan baik 35 DAFTAR PUSTAKA Padila. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika Muchlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing Setiadi. 2008. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta Graha Ilmu 36