BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualias dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Tanaman Biji Pinang (Areca catechu L.), MCT (Medium Chain Triglyserida), dan jamur Candida albicans yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi STF YPIB Cirebon. 3.1.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri – ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Ridwan,2010). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah Biji Pinang (Areca catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) yang diperoleh dari Okusi Biotech Asia dan jamur yang digunakan adalah Candida albicans yang diremajakan selama 2×24 jam. 3.1.3 Variabel Penelitian Variabel merupakan objek yang terdapat dalam penelitian yang saling berkaitan dan memiliki sifat-sifat tertentu. Variabel terdiri dari variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol (Sugiyono, 2012). a. Variabel Bebas Merupakan variabel yang bersifat mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2012). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ovula kombinasi ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dengan konsentrasi %, %, % dan MCT (Medium Chain Triglyceride) dengan konsentrasi %, %, %. b. Variabel Terikat Merupakan variabel yang dipengaruhi atau variabel yang terjadi akibat variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas ovula kombinasi ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dan MCT Triglyceride) terhadap pertumbuhan jamur (Medium Chain Candida albicans yang ditandai dengan terbentuknya zona bening disekitar lubang sumuran dalam satuan cm. c. Variabel Kontrol Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat dalam keadaan konstan (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel kontrol, yaitu : a. Kontrol positif adalah variabel kendali positif sebagai pembanding yang berkaitan dengan variabel bebas. Yang menjadi kontrol positif dalam penelitian ini adalah nystatin ovula. b. Kontrol negatif adalah variabel kendali negatif yang digunakan sebagai variabel netral. Yang menjadi kontrol negatif dalam penelitian ini adalah basis ovula. 3.1.4 Desain Operasional Desain operasional variabel sebagai berikut : X1 X2 X3 Y K+ KBagan 3.1 Desain Operasional Keterangan : X1 : Ovula kombinasi ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) konsentrasi % X2 : Ovula kombinasi ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dan MCT konsentrasi % (Medium Chain Triglyceride) X3 : Ovula kombinasi ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) konsentrasi % K+ : Nystatin ovula (kontrol positif) K- : Basis ovula (Kontrol Negatif) Y : Aktivitas antijamur ovula kombinasi ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) terhadap Candida albicans. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitianini yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini digunakan untuk melakukan suatu percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu pengaruh yang timbul terhadap variabel bebas eksperimen (Sugiyono, 2012). 3.3 Desain Penelitian Determinasi Sterilisasi alat dan bahan Pengumpulan Bahan Pembuatan Nutrien Agar Ekstak biji pinang (Areca catechu L.) dengan cara maserasi Peremajaan biakan murni jamur Candida albicans Skrining Fitokimia Formulasi ovula Kombinasi ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) Uji evaluasi sediaan Uji stabilitas sediaan Uji Organoleptik Uji Aktivitas Antijamur Ovula Kombinasi ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) Uji Ph Mengukur Diameter Zona Bening Uji Keseragaman Bobot Uji Waktu Hancur Uji Titik Leleh Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyajian Data Kesimpulan Gambar 3.2. Desain Penelitian 3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Alat-alat penelitian Tabel 3.1 Alat –alat penelitian No Jenis alat Nama Alat Alat untuk membuat simplisia biji Timbangan/ neraca 1. pinang (Areca catechu L.) Kain hitam Nampan Alat untuk membuat ekstrak biji pinang Maserator 2 (Areca catechu L.) Kain flanel Kertas Saring Batang Pengaduk Corong kaca Beaker glass Pembakar spiritus Water bath Cawan penguap 3 Alat yang digunakan untuk sterilisasi Autoklaf Bunsen 4 Alat untuk pembiakan dan penanaman Tabung reaksi jamur Candida albicans Cawan petri Erlenmeyer Batang pengaduk Jarum ose Spuit/ jarum suntik 1cc Rak Pembakar spiritus Kaki tiga + Kassa asbes Korek api 5 Alat untuk membuat sumuran Perforator 6 Alat untuk membuat sediaan ovula Timbangan/ neraca Mortir + Stamper + sudip Alumunium Foil Alat Cetak Ovula 7 Alat untuk mengukur zona hambat Jangka Sorong 8 Pembuatan media agar miring Erlenmeyer Bunsen Kaki tiga Kassa asbes Batang pengaduk Tabung reaksi Gelas ukur Timbangan digital Perkamen Erlenmeyer Kaki tiga Bunsen Kassa asbes Batang pengaduk Cawan petri Timbangan digital 9 Inokulasi media pembenihan dengan Cawan petri mikroba dan larutan uji (uji aktivitas Pipet mikro antijamur. Inkubator Kassa asbes Lampu spiritus Perforator 10 Alat Tambahan Sarung Tangan Pinset Objek kaca Masker Lap Perkamen 3.5.2 Bahan-bahan penelitian Tabel 3.2 Bahan-bahan penelitian No 1 2 Jenis Bahan Nama Bahan Bahan untuk membuat ekstrak Biji Simplisia ekstrak Biji Pinang Pinang (Areca catechu L.) (Areca catechu L.) Bahan untuk ovula Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) MCT (Medium Triglyceride) 3 Bahan untuk pembiakan jamur (agar NA (Nutrient agar) miring) 4 Aquadest Bahan untuk pembuatan agar cawan NA (Nutrient agar) petri Aquadest 5 Jamur uji Candida albicans 6 Cairan pensuspensi jamur NaCL 7 Kontrol positif Nistatin ovula 8 Basis PEG 400 PEG 4000 Chain 3.4 Desain Eksperimen X1 - X + X X2 X- - X X X2 X3 Cawan petri II X1 X3 Cawan petri III X1 X+ X2 X+ + X2 X3 Cawan petri I X- X1 X1 X3 Cawan petri IV X+ - X X2 X3 Cawan petri V Gambar 3.3 Desain Eksperimen Desain penelitian ini terdiri dari 6 cawan petri yang didalamnya terdapat 5 buah sumuran dengan keterangans ebagai berikut: X1 : Ovula kombinasi ekstrak biji pinang (Areca Catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) konsentrasi % X2 : Ovula kombinasi ekstrak biji pinang (Areca Catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) konsentrasi % X3 : Ovula kombinasi ekstrak biji pinang (Areca Catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) konsentrasi % K+ : Nystatin ovula (kontrol positif) K- : Basis ovula (Kontrol Negatif) 3.6 Langkah-langkah penelitian 3.6.1 Determinasi Tanaman Biji Pinang 1. Determinasi tanaman dilakukan dengan mempersamakan sifat morfologi tumbuhan. Diantaranya bentuk, jumlah, ukuran, buah, bagian-bagian bungan dan lain-lain. 2. Membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan yang diteliti dengan tumbuhan lain yang sudah dikenal identitasnya. 3. Determinasi dilakukan di Laboratorium Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon dengan menggunakan buku flora. 3.6.2 Pengumpulan Bahan 1. Biji pinang yang digunakan diambil di daerah 2. MCT (Medium Chain Triglyceride) yang digunakan berasal dari bahan baku minyak kelapa yang diperoleh dari Okusi Biotech Asia. 3. jamur Candida albicans didapatkan dari Laboraturium STF YPIB Cirebon. 3.6.3 Pembuatan Simplisia Pembuatan simplisia kering dilakukan dari bahan segar biji pinang (Areca catechu L.) dengan tahapan sebagai berikut : 1. Ambil biji pinang (Areca catechu L.) segar dengan ciri-ciri bewarna hijau tua keorenan. 2. Dikupas kulit buah dari biji. 3. Biji pinang (Areca catechu L.) dicuci bersih dibawah air mengalir kemudian ditiriskan. 4. Ditimbang berat basah 5. Kemudian lakukan pengeringan di lemari pengering pada suhu 40° – 50° C. Biji pinang yang telah kering ditandai dengan rapuh saat dipatahkan dan mempunyai berat konstan. 6. Biji Pinang (Areca catechu L.) yang sudah kering diblender halus, kemudian diayak dengan ayakan 40 mesh. 7. Hitung berat serbuk kering yang dihasilkan. 8. Hitung rendemen serbuk biji pinang yang dihasilkan Rendemen 3.6.4 Pembuatan Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) ( Farmakope edisi III) 1. Masukkan 10 bagian serbuk simplisia pinang di masukkan ke dalam bejana (100g serbuk biji pinang). 2. Tuangi 75 bagian cairan penyari (etanol 70% sebanyak 750 ml) kedalam maserator. 3. Tutup, biarkan 5 hari terlindung dari cahaya sambil diaduk. 4. Serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. 5. Lalu diuapkan dengan penangas air hingga diperoleh ekstrak kental biji pinang. 6. Timbang ekstrak kental yang dihasilkan. 7. Hitung rendemen ekstrak biji pinang yang dihasilkan. 3.6.5 Skrining Fitokimia Zat Aktif Ekstrak Kental Biji Pinang 1. Uji Tanin 10 tetes ekstrak pinang dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditetesi dengan 3 tetes larutan FeCL3 0,1 N, bila ampel tersebut berubah warna menjadi hijau-biru kehitaman maka menunjukkan positif mengangandung tanin. 2. Uji Alkaloid 10 tetes ekstrak pinang ditambahkan mayer LP, bila terbentuk endapan warna putih atau kuning larut dalam methanol maka menunjukkan positif mengandung alkaloid. 3. Uji Saponin Sebanyak 0,5 g sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 10 ml air suling panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik, timbul busa yangmantap tidak kurang dari 10 menit setinggi 1-10 cm, ditambahkan 1 tetes asam klorida 2N, bila buih tidak hilang menunjukkan adanya saponin (Depkes RI, 1995). 4. Uji Flavonoid 10 tetes ekstrak biji pinang dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan 100 mg serbuk Mg, tambahkan 1 ml larutan HCl pekat. Hasil positif jika terbentuk warna jingga sampai merah ungu. 3.6.2 Pembuatan Formulasi Sediaan Ovula Pembuatan Ovula pada penelitian ini menggunakan basis formula standar Ovula dengan beberapa variasi perbandingan konsentrasi asam laktat dan MCT . Tabel 3.3. Formula Sediaan Ovula Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) Dan MCT (Medium Chain Triglyceride) Bahan F0 F1 F2 F3 Fungsi Anti jamur Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) Bahan dasar ovula MCT (Medium Chain Triglyceride) PEG 400 Bahan dasar ovula PEG 4000 Basis ovula Basis ovula Total Keterangan : F0 F1 : Kontrol negatif : Ovula kombinasi ekstrak biji pinang (Areca Catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) konsentrasi % F2 : Ovula kombinasi ekstrak biji pinang (Areca Catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) konsentrasi % F3 : Ovula kombinasi ekstrak biji pinang (Areca Catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) konsentrasi % Cara kerja : 1. Timbang masing-masing bahan. 2. Meleburkan PEG 4000 dengan suhu 70°c. 3. Kemudian menambahkan PEG 400 kedalam mortir panas gerus hingga homogen. 4. Tambahkan ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dan MCT (Medium Chain Triglyceride) sesuai dengan ukuran gerus halus hingga homogen. 5. Setelah bercampur hingga homogen, campuran dituangkan ke dalam cetakan dan dimasukkan kedalam lemari pendingin (8°C) sampai membeku. 6. Kemudian dikeluarkan dari cetakan dan dikemas dengan menggunakan aluminium foil. 3.6.3 Uji Evaluasi Ovula a. Uji Organoleptik Pada uji organoleptik sediaan yang diamati meliputi bau, warna, dan bentuk dari ovula. b. Uji pH Uji pH dilakukan dengan mengambil satu ovula kombinasi MCT dan Asam laktat diletakkan diatas cawan penguap lalu dilelehkan di atas penangas lalu diukur dengan menggunakan pH meter, pH vagina yang bersifat asam (pH 3,4 – 4,5) (Kale,2005). c. Uji Keseragaman Bobit Uji keseragaman bobot dilakukan dengan cara menimbang 10 ovula untuk setiap formula. Hitung penyimpangan bobot relative dari ovula yang dibuat. Bobot terletak diantara rentang 85% - 115% dari 5000 mg dan simpangan baku kurang dari 6% SDR (Anonim, 1995). d. Uji Waktu Hancur Uji waktu hancur ovula dilakukan dengan prosedur meletakan enam ovula pada alat disintegran tester dalam wadah berisi 500 ml air yang bersuhu 36 - 37°C, Kemudian mesin dihidupkan dan alat akan naik turun sampai seluruh ovula melebur sempurna. Ovula dinyatakan hancur sempurna bila terlarut sempurna atau terdispersi menjadi komponen, bagian basis akan terlarut dalam medium air, karena PEG yang larut dalam air. Bagian serbuk yang tidak larut berada di dasar atau terlarut atau menjadi lunak, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan ovula tidak lebih dari 60 menit untuk ovula dengan dasar larut dalam air (Aninim, 1979). e. Uji Titik leleh Uji ini dilakukan sebagai simulasi untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan sediaan ovula yang dibuat melebur dalam tubuh. Dilakukan dengan cara menyiapkan air dengan suhu ±37°C. Kemudian dimasukkan ovula ke dalam air dan diamati waktu leburnya. Untuk basis oleum cacao dingin persyaratan leburnya 3 menit, sedangkan untuk PEG adalah kurang dari 60 menit. 3.6.4 Uji Stabilitas Sediaan Ovula Sampel ovula kombinasi MCT dan Asam laktat dengan konsentra %, %, % disimpan pada suhu 0°C, 25°C, dan 40°C diamati pada hari ke 7,14,21,28 hari, spesifikasi sediaan adalah stabil dalam berbagai suhu tanpa ada perubahan organoleptis, pH, waktu hancur, keseragaman bobot dan titik leleh. 3.6.5 Uji Aktivitas Antijamur 1. Sterilisasi Alat dan Bahan a. Alat yang digunakan dalam penelitian ini harus disterilisasi, untuk peralatan dicuci bersih terlebih dahulu dengan menggunakan detergen dan di lap sampai kering. b. Kemudian dibungkus dengan kertas coklat dan diikat, lalu dimasukkan kedalam autoklaf. c. Selanjutnya autoklaf dinyalakan dengan suhu 121°C selama 5 menit, dan dijaga supaya tekanan tetap konsta. d. Setelah peralatan disimpan dalam lemari sedangkan untuk alatalat yang tidak tahan panas disterilisasi dengan alkohol 70% selama 5 menit 2. Perhitungan Pembuatan Media Agar Untuk Cawan Petri dan Media Agar Miring Tabel 3.4 Formula Media Agar Cawan Petri No Nama Bahan Jumlah Agar cawan petri (1 cawan) (5 cawan) 1. Nutrien Agar 1 gram 5 gram 2 Sukrosa 0,25 gram 1,25 gram 3. Aquadest 17 ml 85 ml Tabel 3.5 Formula Media Agar Miring No Nama Bahan Jumlah Agar Miring (1 cawan) (3 tabung reaksi @5ml) 1. Nutrien Agar 1 gram 5 gram 2 Sukrosaa 0,25 gram 1,25 gram 3. Aquadest 17 ml 17 Ml 3. Cara Pembuatan Media Agar Untuk Cawan Petri a. Menimbang nutrient agar sebanyak 5 gram. b. Menimbang sukrosa sebanyak 1,25 gram. c. Menambahkan aquadest sebanyak 85 ml dalam labu ukur aduk hingga larut. d. Memanaskan nutrient agar dan sukrosa hingga larut (terlihat jernih) dan homogen dengan sesekali diaduk. e. Menyumbat mulut erlenmeyerdengan kapas dan masukkan kedalam autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. f. Dibuat untuk 5 cawan masing-masing @17ml. g. Semua perlakuan dilakukan secara aseptis. 4. Cara Pembuatan media agar miring a. Menimbang nutrient agar sebanyak 1 gram. b. Menimbang sukrosa sebanyak 0,25 gram. c. Menambahkan aquadest sebanyak 17 ml kedalam labu erlemeyer, lalu aduk hingga larut. d. Memanaskan hingga sukrosa dan NA larut sempurna (terlihat jernih) dan homogen sambil sesekali diaduk. e. Menuangkan kedalam 3 tabung reaksi masing-masing @5 ml. f. Kemudian sumbat mulut tabung reaksi dengan kassa steril. g. Sterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. h. Angkat dari autoklaf, miringkan tabung reaksi biarkan hingga memadat. i. Semua perlakuan dilakukan secara aseptis. 5. Pembiakan jamur Candida albicans a. Peremajaan biakan murni jamur Candida albicans dilakukan dengan cara: 1. Biakan murni jamur Candida albicans digoreskan dengan jarum ose yang terlebih dahulu di flambir sampai ujung jarum menjadi pijir. 2. Menentukan biakan jamur Candida albicans pada media agar miring membentuk zig-zag dimulai dari dasar tabung. 3. Kemudian tutup kembali tabung dengan kapas dan kassa steril. Inkubasi pada suhu 35-370C selama 18-24 jam. Semua kegiatan dilakukan secara aseptis. b. Pembuatan suspensi biakan jamur Candida albicans Biakan Candida albicans yang telah diinkubasi dengan larutan 10 ml NaCL 0,9% steril dengan spuit 1cc disuspensikan kedalam tabung reaksi digoyang-goyangkan beberapa saat hingga tersuspensi sempurna. 6. Kesetaraan Mc.Farland Standar kekeruhan Mc.Farland berupa larutan yang dibuat dari suspensi Barium sulfat berskala dari 1 samapai 10, yang menjelaskan konsentrasi spesifik dari mikroba per-ml. Ini di desain untuk mengestimasi konsentrasi mikroba. Kekeruhan larutan mikroba pada tiap tube kurang lebih sesuai dengan nomor skala Mc.Farland. Untuk menentukan perkiraan populasi dari sebuah suspensi mikroba, kekeruhan secara visual dapat dibandingkan dengan atu set larutan standar Mc.Farland. Cara membuat larutan standar Mc.Farland dengan menggunakan standar Barium sulfat yaitu dengan mencampurkan Barium sulfat 1,175% dengan larutan asam sulfat 1% disimpan pada tabung reaksi yang telah diberi tanda dengan perbandingan sesuai pada tabel 3.6 formulasi pembuatan larutan standar Mc.Farland. Kemudian tabung ditutup rapat dan disimpan pada suhu ruang di tempat gelap. Larutan ini akan stabil paling tidak 6 bulan. Untuk menggunakannya kocok tabung beberapa kali untuk mensuspensi ulang endapan Bariumsulfat Tabel 3.6 Kesetaraan Mc.Farland Skala CFU (108/ml) 1% BaCL₂/ 1% H₂S0₄ 0.5 150 0,05 / 9,95 1 300 0,1 / 9,9 2 600 0,2 / 9,8 3 900 0,3 / 9,7 4 1200 0,4 / 9,6 5 1500 0,5 / 9,5 6 1800 0,6 / 9,4 7 2100 0,7 / 9,3 8 2400 0,8 / 9,2 9 2700 0,9 / 9,1 10 3000 0,10 / 9,0 7. Uji Aktivitas Antijamur Ovula Kombinasi Asam Laktat dan MCT Pengujian aktivitas antijamur ovula kombinasi asam laktat dan MCT dilakukan secara aseptis, sebagai berikut : a. Menandai bagian bawah cawan petri sesuai dengan substansi yang digunakan . b. Menuangkan larutan NA yang sudah disterilkan kedalam 5 cawan petri. c. Memasukkan suspensi jamur Candida albicans kedalam cawan sebanyak 0,3 ml menggunakan spuit 1 cc kedalam masingmasing cawan petri. d. Goyang-goyangkan agar suspensi menyebar dan homogen, biarkan uap keluar pada suhu kamar agar terbebas dari air kondensasi dan sampai padat. e. Selanjutnya media NA dilubangi dengan perforator yang berukuran 0,6 mm sebanyak 5 lubang untuk masing-masing cawan. Dilakukan secara aseptis dan jarak diatur sedemikian rupa hingga satu sumuran dengan sumuran lainnya berjauhan. f. Memasukan ovula kombinasi asam laktat dan MCT dengan konsentrasi ( %, % dan %) dan bahan pembanding (kontrol positif dan kontrol negatif) sebanyak 0,3 ml. Sumuran 1 untuk ovula kombinasi Asam laktat dan MCT dengan konsentrasi %. Sumuran 2 untuk ovula kombinasi Asam laktat dan MCT dengan konsentrasi %. Sumuran 3 untuk ovula kombinasi Asam laktat dan MCT dengan konsentrasi %. Sumuran 4 untuk ovula nystatin sebagai pebanding (kontrol positif). Sumuran 5 untuk basis ovula sebagai pembanding (kontrol negatif). g. Diinkubasikan selama 2×24 jam. h. Mengukur zona bening yang dihasilkan setiap sumuran menggunakan jangka sorong. i. Mengevaluasi aktivitas antijamur ovula kombinasi sam laktat dan MCT. 3.7 Sumber Data dan Pengumpulan Data Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 1. Sumber data primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh hasil penelitian langsung yang digunakan di Laboratorium STF YPIB Cirebon dengan menguji aktivitas antijamur ovula kombinasi Asam laktat dan MCT terhadap Candida albicans. 2. Sumber Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalambentuk data yang sudah jadi. Seperti dalam dokumen dan publikasi. Adapun sumber data yang diperoleh penulis yaitu didapatkan dari berbagai macam pustaka dan jurnal penelitian ilmiah yang berhubungan dengan antijamur ovula kombinasi Asam laktat dan MCT terhadap Candida albicans. Alat yang digunakan untuk mengatur diameter zona bening yang merupakan sumber data dalam penelitian adalah jangka sorong atau alat ukur lainnya. Teknik pengukuran diameter (d) yaitu : V D H Gambar 3.4. Teknik Pengukuran Zona Bening Kombinasi Asam Laktat dan MCT Alat yang digunakan untuk mengukur diameter zona bening yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah jangka sorong. Rumus perhitungan zona hambat (zona bening) adalah sebagai berikut : Z= H+V+D - diameter perforator (0,6) 3 Keterangan : Z : diameter zona hambat V : zona hambat vertical H : zona hambat horizintal D : zona hambat diagonal 3.8 Teknik Pengelolaan Data dan Analisa Data Setelah data dimasukkan kedalam tabel kemudian data dianalisa dengan menggunakan metode statistika yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji anava satu arah serta uji t-test. 3.8.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas ditunjukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Hal ini penting untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dalam penelitian tersebut normal atau tidak. Menurut Sugiono (2008) penguji data dalam penelitian dapat menggunakan rumus Chi Kuadrat (X2). Dimana : X2 : Chi Kuadrat F0 : Frekuensi yang diobservasi Fh : Frekuensi yang diharapkan Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah: 1. Jika : x² hitung ≥ x² tabel maka distribusi data tidak normal 2. Jika : x² hitung ≤ x² tabel maka distribusi data normal 3.8.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas varians ditunjukkan untuk menguji apakah beberapa kelompok memiliki varians yang sama (homogen). Seperti pada uji statistic lainnya, uji homogenitas digunakan sebagai bahan acuan untuk menentukan keputusan uji statistik. Uji mengukur homogenitas varians dari dua kelompok data, digunakan rumus uji F sebagai berikut : F= Varians terbesar Varians terkecil Adapun dasar pengembalian keputusan dalam uji homogenitas adalah : 1. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka dikatakan bahwa varians dari dua atau lebih kelompok populasi data tidak sama. 2. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka dikatakan bahwa varians dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama. 3.8.3 Uji Anava Satu Arah Anava satu arah bertujuan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat apakah terdapat aktivitas atau tidak. Kriteria pembacaan hasil yaitu sebagai berikut: 1. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima 2. Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tabel 3.7 Daftar Anava Satu Arah Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Tengah F Hitung Variasi Kebebasan (DK) Kuadrat (DK) (KT) Rata-rata 1 Ry R/1 K–1 Py KTP = Py/ (K-1) Antar Perlakuan KTP/KTK Kekeliruan ∑(n – 1) Ey KTK = Ey/∑(n-1) ∑n ∑y² - Eksperimen Jumlah Total 3.8.4 Menentukan Nilai Signifikan (Sig) Pengujian menggunakan uji anava satu arah dengan tingkat signifikan a = 5%. Nilai sig menunjukkan tingkat signifikan dari pengujian yang dilakukan sehingga dapat langsung menetukan Ho ditolak atau diterima. Berikut pedoman dalam membaca nilai sig : a. Jika nilai sig < a (0,05), maka Ho diterima yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan b. Jika nilai sig > a (0,05), maka Ho ditolak yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. 3.8.5 Perhitungan Uji t Rumus : S 3.9 Format Hasil Penelitian Adapun format data hasil pengamatan dalam penelitian ini berupa tabeltabel sebagai berikut: Tabel 3.8 Uji Aktivitas Antijamur Ovula Kombinasi Asam Laktat dan MCT terhadap Candida albicans Zona Bening Ovula Kombinasi Asam laktat dan MCT (cm) Cawan Konsentrasi % V H D Petri Konsentrasi % V H D 1 Rata-rata 2 Rata-rata 3 Rata-rata 4 Rata-rata 5 Rata-rata Jumlah Rata-rata Keterangan : V = Vertikal H = Horizontal D = Diagonal Konsentrasi % V H D Nistatin ovula Basis ovula V V H D H D Tabel 3.9 Rekapitulasi Data Hasil Uji Aktivitas Antijamur Ovula Kombinasi Asam Laktat dan MCT Terhadap Candida Albicans Zona Bening dalam Centimeter (cm) Konsentrasi Rata - rata Hari pertama % % % Kontrol positif Kontrol negatif Hari kedua Tabel 3.10 Format Data Hasil Pengamatan Evaluasi Ovula Ovula Kombinasi Asam Laktat dan MCT Organoleptis Keseragaman Konsentrasi pH Bentuk % % % Kontrol negatif Waktu Warna Bau bobot Titik leleh hancur Tabel 3.11 Format Data Hasil Pengamatan Stabilitas Ovula Kombinasi Asam laktat dan MCT Terhadap Candida albicans Organoleptis Minggu Suhu Formula X1 X2 X3 K¯ 25°C Minggu I X1 X2 X3 K¯ 40°C X1 X2 X3 K¯ 0°C X1 X2 X3 K¯ Minggu 25°C II X1 X2 X3 K¯ 40°C X1 X2 Waktu Titik Hancur Leleh pH Bentuk 0°C Keseragaman Warna Bau Bobot X3 K¯ 0°C X1 X2 X3 K¯ 25°C X1 Minggu X2 III X3 K¯ 40°C X1 X2 X3 K¯ 0°C X1 X2 X3 K¯ 25°C X1 Minggu X2 IV X3 K¯ 40°C X1 X2 X3 K¯