Hematokrit Hematokrit adalah jumlah sel darah merah dalam darah sehingga dengan melakukan pd emeriksaan hematokrit maka akan kita dapatkan hasil perbandingan jumlah sel darah merah (eritrosit) terhadap volume darah dalam satuan persen. Di sini kita akan mengetahui bagaimana prosedur pemeriksaan, nilai hematokrit normal, dan artinya ketika kadarnya tinggi atau rendah. Kita tahu bahwa sel-sel darah merah sangat penting untuk kesehatan. Sel darah merah memiliki peran vital karena bertugas untuk mengangkut oksigen dan nutrisi ke berbagai lokasi di tubuh. Agar tubuh selalu terjaga kesehatannya, maka tubuh kita memerlukan proporsi jumlah sel-sel darah merah yang mencukupi sebagai standar nilai normal. Oleh sebab itu, ketika seseorang memiliki terlalu sedikit atau terlalu banyak eritrosit, maka akan menimbulkan berbagai gejala atau keluhan fisik, dokter bisa mengamati tanda-tandanya dan untuk memastikan hal itu, maka ia akan menganjurkan pemeriksaan hematokrit yang disingkat dengan Ht. pemeriksaan hematokrit mediskus Seputar Pemeriksaan Hematokrit (Ht) # Kapan Diperlukan Pemeriksaan? Tes hematokrit dapat membantu dokter mendiagnosis atau mengetahui penyakit yang diderita pasien, di samping itu juga dapat membantu menentukan seberapa baik tubuh merespon pengobatan yang telah diberikan. Pemeriksaan penunjang ini dapat dipesan untuk berbagai alasan, tapi yang paling sering digunakan untuk menguji: anemia Leukemia (Ciri-Ciri Leukemia) dehidrasi kekurangan nutrisi Jika dokter memesan pemeriksaan hitung darah lengkap (CBC), maka otomatis pemeriksaa hematokrit (Ht) sudah termasuk di dalamnya. Tes lain yang juga sudah termasuk dalam CBC adalah jumlah hemoglobin dan retikulosit Dokter akan melihat hasil tes darah ini secara keseluruhan untuk memperoleh pemahaman tentang jumlah sel darah merah pasien. # Bagaimana Prosedurnya? Sebelum tes hematokrit dilakukan, tentunya dokter perlu mengambil sejumlah darah pasien yang dianggap sebagai sampel. Sampel inilah yang kemudian diuji melalui pemeriksaan darah yang lengkap. Dalam proses pengambilan darah, jarum suntik akan disuntikkan ke vena pada lengan pasien barulah setelah itu dokter bisa melakukan pengujian. 1. Pada awal proses, petugas laboratoriumlah yang akan melaksanakan pengambilan sampel sel darah merah. Pertama, petugas lab bakal meraba bagian lengan pasien supaya pembuluh darah vena bisa ditemukan (yang dibutuhkan di sini adalah pembuluh yang paling menonjol). Pada umumnya, pembuluh darah vena yang disuntik adalah di bagian punggung tangan atau siku. 2. Penggunaan tourniquet atau karet gelang khusus bisa saja dimanfaatkan oleh petugas yang menyuntikkan jarum karena hal ini dianggap mempermudah tugasnya. Proses pengambilan darah terkadang tak segampang yang kita 3. 4. 5. 6. 7. 8. ketahui dan bayangkan, maka karet gelang khusus ini adalah sebagai pendukung di mana penempatannya adalah di bagian atas vena yang sudah ditargetkan. Petugas lab akan menentukan titik mana yang bakal diambil sampel sel darahnya. Petugas pun wajib membersihkan bagian atau area tersebut lebih dulu menggunakan cairan antiseptik. Alkohol adalah yang paling sering digunakan di mana ini juga adalah salah satu dari jenis cairan antiseptik, tak lupa juga dengan bola kapas untuk proses pembersihan. Setelah dibersihkan, petugas siap untuk memasukkan atau menyuntikkan jarum ke pembuluh darah. Sampel darah pul akhirnya bakal terkumpul di dalam tabung suntikan hanya dalam beberapa detik saja. Bila petugas merasa bahwa jumlah sampelnya telah terpenuhi, maka tourniquet pun akan dilepas. Bagian yang disuntik jarum tadi kemudian ditutup menggunakan kasa serta perban demi mencegah sekaligus menghentikan perdarahan. Tes hematokrit ini memiliki prosedur yang kurang begitu nyaman bagi pasiennya sehingga memang perlu mewaspadai betul-betul. Pada kasus ini, biasanya saat jarum telah menusuk kulit, rasanya akan seperti digigit semut, tapi ada pula sejumlah pasien yang akan pusing dan merasa lemas akibat melihat penampakan darah. Memar kecil pun akan muncul dan dalam beberapa hari akan memudar. Berlangsungnya pemeriksaan ini tidaklah lama karena hanya beberapa menit saja. Sesudah tes pun pasien bisa melakukan kegiatannya lagi, sementara itu sampel darah dikirim untuk analisis ke laboratorium. Centrifuge adalah alat yang digunakan dalam proses evaluasi hematokrit pasca penyuntikan dan pengambilan sampel sel darah pasien. Mungkin nama alat tersebut cukup asing; centrifuge ini merupakan mesin yang berputar dengan sangat cepat di mana tugasnya adalah sebagai pemisah komponen-komponen dan isi dari darah. Antikoagulan biasanya ditambahkan secara khusus oleh petugas lab dengan tujuan agar darah tak mengalami pembekuan. Setelahnya, petugas pun akan mengambil tabung uji dari centrifuge dan memperoleh hasil dalam 3 bagian, yakni antikoagulan, sel darah merah, serta cairan di dalam darah alias plasma. Akan begitu tampak dengan mudah akan adanya pergerakan sel darah merah ke bawah atau mengendap di bagian bawah tabung. Petugas akan membandingkan jumlah sel-sel darah merah tersebut dengan darah dalam volume total di dalam tabung. # Hematokrit Normal Standar normal antar laboratorium satu dengan lainnya bisa terdapat perbedaan, yang kelas rentang hematokrit normal tergantung pada jenis kelamin dan usia pasien. Nilai normal hematokrit yang sering digunakan adalah sebagai berikut: Pria dewasa: 38,850 persen Wanita dewasa: 34,9-44,5 persen Anak-anak: 33 -38% Anak-anak usia 15 tahun atau di bawahnya memiliki satu set terpisah karena kadar hematokrit (Ht) berubah dengan cepat seiring pertambahan usia. Laboratorium khusus akan menganalisis hasilnya untuk menentukan rentang hematokrit normal bagi anak usia tertentu. # Hematokrit Rendah Jika diketahui kadar hematokrit terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka dapat menunjukkan berbagai masalah kesehatan. Kadar hematokrit rendah dapat menunjukkan adanya: penyakit sumsum tulang penyakit inflamasi kronik kekurangan nutrisi seperti zat besi, folat, atau vitamin B-12 pendarahan di organ-organ dalam anemia hemolitik gagal ginjal leukemia limfoma anemia sel sabit # Hematokrit Tinggi Sedangkan kadar hematokrit yang tinggi dapat menunjukkan: Penyakit jantung bawaan tumor ginjal dehidrasi penyakit paru-paru polisitemia vera Demam berdarah akibat kebocoran plasma. Sebelum melakukan pemeriksaan ini, beritahu dokter jika Anda baru saja menjalani transfusi darah atau sedang hamil. Kehamilan dapat menurunkan kadar nitrogen urea darah (BUN) yang ditandai dengan meningkatnya cairan dalam tubuh sehingga kadar hematokrit lebih rendah. Transfusi darah yang baru saja dijalani juga dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Jika Anda tinggal di dataran tinggi, kadar hematokrit cenderung lebih tinggi karena jumlah oksigen yang lebih rendah sehingga sebagai kompensasinya tubuh akan memproduksi lebih banyak sel darah merah. Nilai Normal Hematokrit Laki – laki : 40 – 48 vol % Wanita : 37 – 43 vol % Penyakit yang ditimbulkan Jika hematokrit meningkat disebut : hemokonsentrasi Contohnya : DBD Jika hematokrit menurun disebut : hemodilusi Cara Menghitung Jumlah Hematokrit Prinsip Darah dengan antikogulan isotonic dalam tabung disentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan membuat kolom dibagian bawah dan tabung tingginya kolom mencerminkan nilai hematokrit. Alat 1. Tabung wintrobe 2. Tabung mikrokapiler 3. Sentifuge Bahan 1. DARAH 2. EDTA Cara kerja 1. Mikrometode menurut Wintrobe Isilah tabung wintrobe dengan darah oxalat, heparin atau EDTA sampai garis tanda 100 diatas. Masukkan tabung itu kedalam sentrifuge yang cukup besar, pusingkan selama 30 menit pada kecepatan 300 rpm. Bacalah hasil penetapan itu dengan memperhatikan : Warna plasma diatas : warna kuning, itu dapat dibandingkan dengan larutan kaliumbichkromat dan intensitasnya disebut dengan satuan. Satuan – satuan sesuai dengan warna kaliumbichkromat 1 : 10.000 Tebalnya lapisan putih diatas sel – sel merah yang tersusun dari lekosit dan trombosit. 2. Mikrometode Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan mikrohematokrit dengan darah. Tutuplah ujung satu dengan nyala api atau dengan bahan penutup khusus. Masukkan tabung kapiler itu kedalam centrifuge khusus yang mencapai kecepatan besar, yaitu lebih dari 16.000 rpm (centrifuge mikrohematokrit ). Pusingkan selama 3 – 5 menit. Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan grafik atau alat khusus. 3.Elektronik Mungkin cukup jarang atau belum pernah mendengar akan metode elektronik dalam menentukan nilai dari hematokrit. Pada metode ini, alat yang dipakai adalah alat darah dengan kemampuan dalam meneruskan aliran. Sel darah merah yang memiliki sifat penghambat aliran listrik dicampur terlebih dulu dengan antikoagulan dan kemudian oleh tabung khusus bakal dihisap. Sesudah itu ini akan terselip pada alat baca; ketika tombol ditekan, terbaca sudah nilai hematokrit yang tercantum dan bisa dilihat di galvanometer. Penetepan Nilai Hematokrit Cara Manual Prinsip pemeriksaan hematokrit cara manual yaitu darah yang mengandung antikoagulan disentrifuse dan total sel darah merah dapat dinyatakan sebagai persen atau pecahan desimal (Simmons A, 1989). Penetapan nilai hematokrit cara manual dapat dilakukan dengan metode makrohematokrit atau metode mikrohetokrit. Pada cara makrohematokrit digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 – 3 mm,panjang 110 mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm dan volumenya ialah 1 ml. pada cara mikrohematokrit digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1 mm, tabung ini ada dua jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA atau heparin dibagian dalamnya dan ada yang tanpa koagulan. Tabung kapiler dengan anti koagulan dipakai bila menggunakan darah tanpa anti koagulan seperti darah kapiler, sedangkan tabung kapiler dengan antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan anti koagulan seperti darah vena (Wirawan,dkk 2000). Metode mikrohematokrit mempunyai keunggulan lebih cepat dan sederhana. Metode mikrohematokrit proporsi plasma dan eritrosit (nilai hematokrit) dengan alat pembaca skala hematokrit Penetapan Nilai Hematokrit Cara Otomatis Pada umumnya laboratorium sekarang menggunakan metode otomatik untuk menghitung jumlah darah lengkap, dat rutin biasanya didapat meliputi Ht, Hb, jumlah volume eritrosit rata-rata (VER), hemoglobin rata-rata (HER) dan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER). Persamaan-persamaan berikut menjelaskan hubungan antara data-data tersebut : VER = Ht – jumlah eritrosit (dalam mikrometerkubik, atau fentoliter, FI). HER = Hb + jumlah eritrosit (dalam pikogram, pg), KHER = Hb – Ht (dalam gram / 100 ml RBC, g / dl eritrosit atau %). Hematokrit diukur dari volume sel rata-rata dan hitung sel darah merah. Nilai normal hematokrit (Ht) sangat bervariasi menurut masing-masing laboratorium dan metode pemeriksaan (Gandasoebrata R, 2006, Weterburi L, 2001). Table Nilai rujuk pemeriksaan Hematokrit Bayi baru lahir : Hematokrit (%) 44-65 Anak (1-3 tahun) : Hematokrit (%) 29-40 Anak (4-10 tahun) : Hematokrit (%) 31-43 Pria dewasa : Hematokrit (%) 40-50 Wanita dewasa: Hematokrit (%) 36-46 Masalah-masalah Klinis yang mempengaruhi tinggi atau turunnya hasil hematokrit Penurunan kadar hematokrit dapat terjadi pada beberapa kondisi tubuh, seperti anemia kehilangan darah akut, leukemia, kehamilan,malnutrisi,gagal ginjal. Sedangkan peningkatan kadar dapat terjadi pada beberapa kondisi : dehidrasi, diare berat, luka baker, pembedehan (Kee JL,1997) Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium dalam mendiagnosa penyakit demam berdarah, dimana pada kasus tersebut terjadi penurunan kadar trombosit (trombositopeumia) secara derastis sampai dibawah 100.00 / mm3 yang diikuti dengan peningkatan kadar hematokrit 20 % atau lebih yang menunjukkan terjadi perembesan plasma atau lebih, dianggap menjadi bukti definitive adanya peningkatan permiabelitas vaskuler. Pada kasus tersebut kadar hematokrit dapat dipengaruhi baik pada pergantian volume tubuh secara dini atau oleh perdarahan. Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Nilai Hematokrit Hematokrit biasanya tiga kali nilai Hb, kecuali bila ada bentuk dan besar eritrosit abnormal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai hematokrit ialah jumlah lekosit yang cukup tinggi, nilai glukosa dan natrium darah yang tinggi, hemolisis, dan kesalahan tehnik misalnya penggunaan antikoagulan yang tidak tepat (Hardjoeno, H. 2007). Variabel-Variabel yang cenderung meningkatkan dan menurunkan nilai Hematokrit : Meningkatnya nilai Hematokrit dapat disebabkan oleh dehidrasi, waktu tornikuet berkepanjangan, terpapar suhu dingin, peningkatan aktivitas otot, posisi berdiri tegak,diare berat, luka bakar, pembedahan dan teknik centrifugasi. Menurunnya nilai hematokrit dapat terjadi pada beberapa kondisi tubuh seperti: anemia, leukimia, malnutrisi dan gagal ginjal. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Hematokrit: Kecepatan centrifuge Makin tinggi kecepatan centrifuge semakin cepat terjadinya pengendapan eritrosit dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah kecepatan centrifuge semakin lambat terjadinya pengendapan eritrosit. Pengaruh kecepatan centrifuge, dapat kita lihat pada hasil pemeriksaan hematokrit dengan menggunakan kecepatan centrifuge 16.000 rpm dan selama 2-3 menit yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna Waktu centritugasi Selain radius dan kecepatan centrifuge, lamanya centrifugasi juga berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan hematokrit. Makin lama centrifugasi dilakukan maka hasil yang diperoleh semakin maksimal. Ukuran Eritrosit Ketika dalam proses pengukuran hematokrit dan pengujiannya, faktor yang paling penting di sini salah satunya adalah ukuran sel darah merah. Eritrosit adalah sel darah merah, jadi bisa diartikan bahwa faktor terpenting di sini adalah ukuran sel darah merah. Ini karena viskositas darah dapat dipengaruhi oleh ukuran eritrosit. Nilai atau kadar hematokrit dapat lebih tinggi ketika viskositasnya juga tinggi. Jumlah Eritrosit Saat terjadi polisitemia alias jumlah eritrosit sedang banyak, otomatos peningkatan pada nilai hematokrit pun terjadi. Saat pada kondisi anemi atau eritrosit sedikit, penurunan nilai pun terjadi pada hematokrit. Perbandingan antara Antikoagulan dan Darah Faktor berikutnya yang juga penting adalah perbandingan antara darah dan juga antikoagulan. Penting untuk diketahui bahwa saat antikoagulan berlebihan, maka hal ini akan menyebabkan eritrosit mengerut. Jika demikian, otomatis yang terjadi adalah kadar atau nilai dari hematokrit mengalami penurunan. Bentuk Eritrosit Poikilositosis sangat berpotensi untuk terjadi di mana ini adalah istilah untuk menjelaskan adanya kelainan bentuk pada eritrosit. Ketika terjadi hal seperti ini, otomatis akan mengakibatkan terjadinya plasma yang terperangkap atau dinamakan juga dengan istilah trapped plasma sehingga peningkatan akan nilai hematokrit dapat mengalami peningkatan. Tempat Penyimpanan Tempat penyimpanan pun juga rupanya menjadi faktor yang bisa berpotensi mendukung atau justru malah menjadi sumber dari kesalahan penetapan akan nilai hematokrit. Untuk mendukung penetapan nilai yang benar, maka sebaiknya lakukan penyimpanan di tempat yang benar. Tempat yang dianggap benar di sini adalah dengan suhu 4 derajat Celsius dan bahkan lebih dari 6 jam pun tidak dianjurkan untuk melakukan penyimpanan tersebut. Kurang Homogen Sumber Kesalahan dalam Penetapan Nilai Hematokrit Ada kalanya penetapan dari nilai hematokrit terjadi kesalahan dan sumber dari kesalahan tersebut dapat berupa faktor-faktor seperti di bawah ini: Penundaan bahan pemeriksaan yang bisa lebih dari 6 sampai 8 jam; hasilnya justru malah akan membuat hematokrit meningkat. Ketidaksesuaian akan konsentrasi antikoagulan yang dipakai. Ketidaksesuaian kecepatan dan lama proses pengujian. Obat-obatan tertentu. Kloram dan penicilin adalah contoh dari obat-obatan yang mampu membuat hasil hematokrit menurun. Sebelum pemeriksaan, tidak mencampur bahan pemeriksaan hingga homogen. Tidak dibuangnya tetesan darah pertama ketika memakai darah kapiler padahal di dalamnya terkandung cairan intrastitial. Penyimpanan tabung kapiler yang salah. Pada daerah dengan iklim tropis, tak heran bila tabung kapiler dengan kandungan heparin menjadi lebih cepat rusak sehingga penyimpanannya perlu dilakukan di dalam lemari es. Kaitan antara Pencemaran Udara terhadap Tes Hematokrit Rupanya, ada kaitannya pula antara pencemaran udara dengan tes hematokrit dan diketahui bahwa fungsi kerja darah dapat terganggu oleh adanya pencemaran udara. Logam Pb termasuk di dalam kandungan pencemaran udara. Pembuatan hemoglobin di dalam tubuh dapat dihambat oleh adanya reaksi Pb terhadap gugusan sulfhidril dari protein. Tak hanya menjadi penghambat pembuatan hemoglobin, pengendapan protein pun bisa terjadi. Hal ini juga disamakan dengan keracunan di mana gejalanya yang kemungkinan terjadi adalah sakit kepala, tubuh yang cepat lelah, konstipasi, nafsu makan yang menurun bahkan bisa sampai hilang, kejang, anemia, gangguan penglihatan, dan juga kelumpuhan pada beberapa bagian tubuh. Tergantung dari masing-masing laboratorium serta cara tes dan pengujian, nilai normal Hb atau hemoglobin dan Ht atau hematokrit bisa beragam. Hanya saja, anemia secara umum terjadi lebih sering pada orang dewasa dengan kadar Hb pada wanita kurang dari 12 g% dan pada pria kurang dari 14 g%. Sedangkan untuk kadar Ht untuk menyatakan seseorang menderita anemia adalah nilai yang kurang dari 37% untuk para wanita dan pria kurang dari 42%. Proses penilaian dari mekanisme terjadinya anemia biasanya akan terbantu oleh kecepatan penurunan hematokrit. Terjadi penurunan Ht yang berada di sekitar 3-4 angka setiap minggunya di mana ini disebabkan oleh tidak adanya perdarahan atau hemolisis pada penghentian produksi total sumsum tulang. Ketika mencurigai adanya penyakit-penyakit tertentu, seperti halnya anemia dan DBD (kasus yang paling umum), maka tes hematokrit adalah yang paling dibutuhkan untuk dilakukan segera. Dalam tes hematokrit sendiri, pasien tak perlu mempersiapkan apapun secara khusus, namun memang harus memberanikan diri. Ketika darah diambil, memang dijamin ada rasa nyeri yang paling tidak dirasakan sedikit oleh pasien. Meski ada rasa nyeri yang dialami, proses pengambilan darah dengan cara disuntik sebetulnya termasuk sangat aman. Hanya saja, tak ada salahnya untuk senantiasa mewaspadai adanya komplikasi. Sejumlah risiko yang wajib untuk diwaspadai antara lain adalah sulit berhentinya perdarahan pasca pengambilan darah. Infeksi pun adalah suatu bahaya yang berpotensi besar, khususnya apabila jarum suntik atau alat untuk pengambilan darah tidaklah dalam kondisi steril. Ketika darah masuk ke dalam kulit, maka terjadi pula risiko memar yang perlu untuk Anda waspadai juga. Beberapa sumber kesalahan dan pemeriksaan hematokrit yang mungkin terjadi pada pemeriksaan hematokrit terdiri dari : 1. Tahap pra analitik Pada proses pengambilan sampel misalnya ujung jari yang masih basah oleh alkohol akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. 2. Tahap analitik Pada tahap ini, kesalahan dapat berasal dari : Alat: apabila alat yang digunakan kurang bersih dan tidak kering. Sampel: kesalahan dan sampel dapat berasal dari apabila Pemeriksaan hematokrit tidak dikerjakan dalam waktu yang cepat setelah pengambilan darah, karena sampel darah yang dibiarkan terlalu lama akan berbentuk sferik sehingga sukar membentuk reuleux dan hasil pemeriksaan hematokrit menjadi lebih lambat, sampel yang digunakan hemolisis dan membeku. Metode: kesalahan dapat berasal dari waktu sentrifugasi, kecepatan cenntrifuge tidak sesuai. Tenaga analis: apabila pembacaan skala yang kurang akurat atau tepat. 3. Tahap pasca analitik Kesalahan pada tahap ini biasanya bersifat administratif, misalnya salah menuliskan hasil (Hardjoeno, H. 2007). Fungsi Hematokrit digunakan untuk mengukur sel darah merah. Pengukuran ini dilakukan bila ada kecurigaan penyakit yang mengganggu sel darah merah, baik berlebihan ataupun kekurangan. Beberapa contoh penyakit yang menyebabkan hematokrit menurun, antara lain: Anemia (kekurangan sel darah merah) Perdarahan Penghancuran sel darah merah Kekurangan gizi atau malnutrisi Konsumsi air yang berlebihan Beberapa jenis penyakit atau kondisi yang dapat meningkatkan hemaokrit, yaitu: Penyakit jantung atau paru Dehidrasi atau kekurangan cairan Polisitemia vera Hipoksia (keadaan rendah oksigen sehingga tubuh berupaya dengan meningkatkan sel darah merah) ARTIKEL HEMATOKRIT KELOMPOK 2 HEMATOKRIT INTAN PUTRI SARI D3 KEBIDANAN