Uploaded by btstaehyvng407

Cara Diagnosis

advertisement
2.6 Cara Diagnosis dan Diagnosis Banding
Cara diagnosis osteoarthritis
Cara diagnosis dapat dilakukan mendasari pada gambaran klinis dan
temuan pada hasil radiografis. Antara diagnosis yang sering dilakukan
adalah seperti:
1). Pemeriksaan fisik
Peradangan pada sendi dapat dilihat karena adanya hipertrofi tulang,
dimana kulit di bagian atasnya berwarna merah, terasa nyeri, dan juga
terdapat Nodus Bouchard pada proksimal interphalangeal yang
dapat terjadi deformitas (kelainan bentuk) (Iskandar, 2012).
2). Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan darah dan cairan sendi biasanya tidak
menunjukkan kelainan, tetapi laju endap darah (LED) meninggi
(Iskandar, 2012).
3). Gejala/keluhan utama
Nyeri pada sendi, lokalisasi tidak jelas, nyeri bertambah ketika terjadi
pergerakan dan berkurang ketika beristirahat, nyeri dan kaku pada
sendi pada pagi hari, kaku setelah tidak beraktivitas, umumnya akan
timbul secara perlahan-lahan (Iskandar, 2012)
4). Gambaran radiologi
Terdapat
beberapa metode
yang dapat
digunnakan untuk
mendapatkan gambaran radiologi, yaitu seperti berikut:
a). Plain radiography
Diagnosis
dapat
dilakukan
menggunakan
metode
plain
radiography ini karena metode ini merupakan metode yang cost–
effective dan hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang singkat.
Metode radiografi ini dapat menggambarkan terjadinya hilangnya
sendi, atau terdapatnya ruang, serta tulang subchondral sclerosis
dan formasi kista (Lozada, 2013).
b). Computed tomography (CT) scanning
Metode ini jarang digunakan dalam diagnosis osteoarthritis
primer (idiopatik). Namun dapat digunakan dalam mendiagnosis
malaligament dari sendi patellofemoral atau sendi pada kaki dan
pada pergelangan sendi.
c). Magnetic resonance imaging (MRI)
Metode ini tidak perlu dilakukan pada kebanyakan pasien dengan
osteoarthritis, kecuali pada kondisi tertentu yang mengharuskan
menggunakan
metode
ini.
MRI
dapat
langsung
memvisualisasikan tulang rawan artikular dan jaringan sendi
lainnya (misalnya meniskus, tendon, otot, atau efusi) (Lozada,
2013).
d). Ultrasonography
Metode ini tidak ada peran dalam penilaian klinis rutin bagi
pasien dengan osteoarthritis. Namun, metode ini sedang diselidiki
sebagai alat untuk pemantauan degenerasi tulang rawan, dan
dapat digunakan untuk suntikan pada sendi yang sukar untuk
dilihat tanpa di scan (Lozada, 2013).
e). Bone Scanning
Metode ini
mungkin
membantu
dalam diagnosis
awal
osteoarthritis tangan. Selain itu, metode ini juga dapat membantu
membedakan osteoarthritis dari osteomyelitis dan metastase
tulang (Lozada, 2013).
f). Arthrocentesis
Kehadiran cairan sendi peradangan membantu membedakan
osteoarthritis dari penyebab lain dari nyeri sendi. Selain temuan
cairan sinovial yang membantu dalam diferensiasi osteoarthritis
dari kondisi lain adalah adanya gram negatif serta tidak adanya
kristal ketika dilihat dibawah mikroskop (Lozada, 2013).
Sasaran diagnosis osteoarthritis adalah membedakan antara
arthritis primer dan sekunder, serta menegaskan lokasi sendi yang
terkena, keparahan dan respon terhadap terapi sebelumnya, menjadi
dasar pengobatan selanjutnya (Hansen & Elliot, 2005).
Gambaran radiografi yang menyokong diagnosis osteoarthritis
adalah (Felson, 2008):
1). Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada
bagian yang menanggung beban seperti lutut).
2). Peningkatan densitas tulang subkondral (sklerosis).
3). Kista pada tulang.
4). Osteofit pada pinggir sendi.
5). Perubahan struktur anatomi sendi.
Download