Glodok , Jakarta Barat Pecinan Jakarta merupakan satu-satunya Pecinan diJakarta yang terletak di Glodok, Jawa Barat. Toko Obat China ,pedagang kaki lima adalah ciri khas kawasan glodok . bangunan dan infrastruktur penunjangnya(streetscape kawasan). Daya tarik yang sama besarnya dengan makanan dan barang dagangan di Chinatown adalah bangunannya, dan bisa dikatakan dalam aspek ini Glodok hanya menunggu waktu sampai seluruh bangunan pecinan aslinya dibongkar, dan digantikan ruko baru yang sama sekali tidak menunjukkan karakteristik pecinan. Baik Pancoran, Toko Tiga, hingga Pintu Kecil dan Perniagaan mengalami masalah yang sama.. Paving block untuk pedestrian diganti jalan beton, kondisi jalan semakin semrawut bahkan untuk ukuran pasar, dan terpal bertebaran dimana mana yang membuat kondisi gang menjadi gelap. Dengan kondisi saat ini Pecinan Glodok hanya cocok untuk yang memang ingin bernostalgia dan ingin melihat perubahan yang terjadi di Glodok, atau memang kebutuhan mendesak seperti membeli obat obatan dan mencari Chinese Food. Banyak sekali tempat makan yang menawarkan makanan Cina khususnya yang divariasikan dengan daging Babi dan manisan dengan harga yang terjangkau. Kawasan yang kental dengan ornamen Cina/Tionghoa ini dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum, hanya saja fasilitas parkir kurang memadai terutama di akhir pekan. Transportasi umum yang melalui kawasan Glodok diantaranya : KA Commuter Jabodetabek di Stasiun Jakarta Kota Transjakarta Koridor 1 APTB 04 ke Ciputat (via Koridor 1 - Blok M - Radio Dalam - Pondok Indah - Lebak Bulus) PPD P02 ke Cililitan (via Harmoni - Pasar Baru - Senen - Salemba - Matraman - Kampung Melayu - UKI) Mayasari Bakti AC27 patas ke Bekasi (via Mangga Dua - Gunung Sahari - PRJ - Cempaka Putih - Tol Jatibening - Tol Barat) Mayasari Bakti AC27 patas ke Bekasi (via Mangga Dua - Gunung Sahari - PRJ - Cempaka Putih - Tol Jatibening - Tol Timur) Mayasari Bakti AC33 patas ke Poris Plawad (via Glodok - Hayam Wuruk - Roxi - Grogol - Tol Kebon Jeruk - Tol Karawaci Cikokol) Kopami P02 Senen-Muara Karang KWK B02 ke Warung Gantung KWK B06 ke Kamal KWK U10 Pademangan-Muara Angke Mikrolet M08 ke Tanah Abang (via Glodok - Hayam Wuruk - Cideng) Mikrolet M12 ke Senen (via Glodok - Hayam Wuruk - Sawah Besar - Pasar Baru - Gunung Sahari) Mikrolet M15 ke Tanjung Priok (via Kampung Bandan) Mikrolet M15A ke Tanjung Priok (via Mangga Dua) Mikrolet M25 ke Grogol (via Jembatan Besi - Jembatan Dua - Jembatan Tiga) Mikrolet M39 ke Pademangan (via Mangga Dua) Mikrolet M41 ke Grogol (via Jembatan Besi - Duri - Jembatan Dua - Jembatan Tiga) Mikrolet M43 ke Grogol (via Roxi - Duri - Angke) Mikrolet M53 ke Pulo Gadung (via Mangga Dua - PRJ - Cempaka Putih - Perintis Kemerdekaan) Sering motor dan mobil parkir di kolong pertokoan Pasar Glodok dan Jalan Pancoran, Glodok, Jakarta Barat. Dikarenakan motordan mobil dilarang parkir di kolong pertokoan Pasar Glodok dan Jalan Pancoran, Glodok, Jakarta Barat. Sudah sering di kolong pertokoan Pasar Glodok dan Jalan Pancoran, Glodok, Jakarta Barat diadakan razia parkir. Sampai sekarang masih banyak motor yang parkir di kolong pertokoan Pasar Glodok dan Jalan Pancoran, Glodok, Jakarta Barat. Sehingga jika membawa kendaraan pribadi pastikan untuk meletakkannya di tempat yang sudah terjamin seperti didalam Glodok Plaza. Fasilitas yang kurang memadai seperti kurangnya toilet umum, tempat sampah dan mushola. Atraksi wisata yang terdapat di Pecinan Jakarta antara lain Gereja Santa Maria de Fatima, Vihara Toa Se Bio, , Vihara Dharma Bhakti , Pasar Petak Sembilan, Rumah Mayor Khouw Kim An (Gedung Candra Naya) , Pantjoran Tea House, Tak Kie, Toko Obat Thaij Seng Hoo, Gedung Toko Obat "Thaij Hoo Tong", Gedung Toko Tiga, Gedung Toko Obat Lay An Tong. Pengunjung yang datang kesini biasanya pada umumnya adalah kalangan orang tua atau lansia. Berbagai wisatawan baik dari domestik dan mancanegara juga. Biasanya turis dari mancanegara datang untuk melakukan walking tour. Kawasan Pecinan Jakarta dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta Dalam sejarah tercatat, bahwa kawasan Pecinan Glodok ini bermula dari masyarakat yang menyebut wilayah ini dari asal kata grojok, sebagai onomatopi suara kucuran air dari pancuran yang berbunyi grojok grojok kemudian menjadi Glodok. Karena di sana dulu, terdapat semacam waduk penampungan air dari Kali Ciliwung, yang dikucurkan dengan pancuran terbuat dari kayu dari ketinggian kurang lebih 10 kaki. Kata grojok diucapkan oleh orang-orang Tionghoa totok, penduduk mayoritas kawasan itu jaman dahulu, berubah menjadi glodok, sesuai dengan lidahnya. Keterangan lain menyebutkan kata glodok diambil dari sebutan terhadap jembatan yang melintasi Kali Besar (Ciliwung) di kawasan itu, yaitu Jembatan Glodok. Disebut demikian karena dahulu di ujungnya terdapat tangga-tangga menempel pada tepi kali, yang biasa digunakan untuk mandi dan mencuci penduduk di sekitarnya. Dalam bahasa Sunda, tangga semacam itu disebut glodok, sama seperti sebutan bagi tangga di rumah. Tempat ini merupakan tempat pemberhentian kuda-kuda penarik beban untuk diberi minum. Di kawasan Glodok, terdapat pertokoan Pancoran yang dulunya adalah tempat orang mengambil air minum dan mandi. Versi lain menyebutkan bahwa kata Glodok berasal dari nama seorang Kapten asal Bali, Tjitra Glidok yang ditunjuk oleh pihak Belanda sebagai komandan di Batavia saat itu. Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa nama Glodok diambil dari kehadiran penjara yang dibangun oleh pihak Belanda di kawasan tersebut. Penjara itu diperuntukan bagi mereka pelaku tindak kriminal dan penentang kebijakan pemerintah Belanda. Kisah perlakuan serdadu Belanda yang mengerikan, sehingga timbul kesan di masyarakat terhadap penjara tersebut dan muncul cerita bahwa para tawanan “digodok” (direbus) di penjara tersebut oleh penjaga penjara Belanda. Dari kesalahan penyebutan kata “godok” tersebut memungkinkan munculnya nama Glodok lahir dan diterima oleh masyarakat. Sejarawan dan arsiparis Arsip Nasional Indonesia Dr. Mona Lohanda mengatakan, bahwa daerah Glodok di masa lalu merupakan daerah rawa-rawa yang muncul setelah pengusiran secara besar-besaran disertai pembataian yang dilakukan tentara Belanda terhadap warga Tionghoa pada 1740. Mereka lalu terkonsentrasi di kawasan Glodok, yang kemudian mendirikan bangunan-bangunan khas Tiongkok. Meski kini sebagian bangunan tersebut sudah lenyap karena adanya pembangunan. Dalam sejarah kontemporer Jakarta, Glodok sendiri mempunyai banyak arti, dari perjuangan kaum migran, kejayaan, keterpurukan dan perlawanan terhadap nasib dan penindasan. Kejadian pelawanan yang menimbulkan korban umat manusia dalam jumlah besar pernah terjadi di kawasan ini, terjadi pada tahun 1740. Sebuah pemberontakan di Batavia, yang berpusat di Glodok. Pemberontakan yang dilakukan oleh masyarakat Cina ini memang dapat ditumpas VOC, tapi harus dibayar mahal. Sekitar 5.000 sampai 10.000 Tionghoa yang tidak mau kehormatannya diinjak-injak oleh VOC meninggal dunia, ketika mengadakan perlawanan. Konon, kala itu mayat-mayat bergelimpangan di Glodok. Saat itu Ni Hoe menjadi kapiten di kawasan Pecinan Glodok, dari tahun 1736-1743. Glodok merupakan kawasan di luar tembok benteng kota Batavia semasa VOC. Penguasa VOC menetapkan kawasan Glodok sebagai tempat tinggal para pemukiman Cina. Maksudnya, agar penguasa Belanda mudah melakukan pengawasan terhadap mereka. Pada abad berikutnya, tepatnya Oktober 1740, menjadi tahun buram penuh darah bagi orang-orang Tionghoa. Mereka dianggap sumber masalah sosial di sekitar kota Batavia oleh orang-orang Belanda. Serdadu-serdadu VOC membunuhi orang-orang Tionghoa dan kemudian terjadi pemberontakan di utara Jawa. Ketika itu Gubernur Jenderal VOC dijabat Adriaan Valckenier. Di penampungan ini ditempatkan seorang Kapiten Cina yang diserahi tugas mengawasi masyarakatnya. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, opsir Cina ini membentuk Kong Goan (Dewan Cina). Sejak 1837 dewan ini diketuai seorang mayor yang dibantu kapiten dan leman. Glodok saat itu menjadi ramai dengan orang-orang yang beraktivitas. Sado menjadi alat tranportasi utama kala itu, kemudian becak baru muncul setelah pendudukan Jepang (1942-1945) dan alat transportasi lainnya. Glodok merupakan wilayah ekonomi yang tidak berhenti memompa denyut nadi perdagangan. Di kawasan Glodok terdapat empat buah wihara dan kelenteng yang telah berusia 300-an tahun serta masih berdiri kokoh, seperti kokohnya ekonomi orang Tionghoa di Indonesia. Belasan sinshe telah membuka praktek turun menurun dan tak terhitung jumlah pedagang obat-obatan Cina yang dijual bebas di toko kios dan pusat perbelanjaan. Glodok dewasa ini dijadikan nama sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Tamansari, Kotamadya Jakarta Barat. Letaknya sendiri berada tidak jauh dari kawasan Istana Negara, yaitu di arah barat laut Istana Negara. Demografi kawasan Glodok dimulai dari Pasar Glodok yang berada di Jalan Glodok Selatan, di area Taman Sari antara Jalan Gajah Mada dan Jalan Pancoran. Dilihat dari struktur organisasinya, Pasar Glodok milik dari 11 pasar yang ada di Glodok termasuk Gang Kelinci, Ikan Luar Batang, Jembatan Cina, Kampung Duri, Muara Angke, Pasar Pagi, Pejagalan, Perniagaan, Pluit dan Teluk Gong. Jalan utama menuju Pasar Glodok dapat diakses dari sisi utara ke Jalan Pintu Besar Selatan dan Jalan Hayam Wuruk serta dari sisi selatan Jalan Gajah Mada. Glodok juga dikenal sebagai salah satu kampung tua di Ibu kota Jakarta. Ada banyak hal untuk mengenang Glodok, kisah para kapitan Cina selama ratusan tahun berjaya, ribuan orang Cina yang pernah dibantai dengan kejam oleh Belanda, nostalgia Imlek (tahun baru Cina), Cap Go Meh (malam ke-15 Imlek) dan Peh Cun (hari ke-100 tahun baru Imlek). Setelah 30 tahun dilarang pada masa Orde Baru, kini menjelang Imlek kita mendapati di kawasan Glodok selalu bersiap ketika merayakan hari tahun baru Imlek akan tiba di Jakarta. Museum MACAN AKR Tower Level M Jalan Panjang No. 5 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, Indonesia Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara – Museum MACAN) adalah sebuah museum seni di Jakarta. Museum MACAN adalah institusi yang memberikan akses publik terhadap koleksi seni modern dan kontemporer yang signifikan dan terus berkembang dari Indonesia dan seluruh dunia. Museum ini memiliki program pameran dan acara aktif di fasilitas seluas 7.100 meter persegi yang mencakup ruang pendidikan dan konservasi. Bus TJ 8 Kebun Jeruk / KWK 03 Pinggiran Toll / Terminal Kebun Jeruk Jalur Bebas Hambatan di seberang Gerbang Tol Kebon Jeruk 1 Kereta Sekitar 25 menit berkendara dari Stasiun Pesing / Stasiun Taman Kota / Stasiun Palmerah Mobil via Jalan Panjang & Jalan Perjuangan Jam Operasional Senin TUTUP Selasa pk. 10.00 - 18.00 Rabu pk. 10.00 - 18.00 Kamis pk. 10.00 - 18.00 Jumat pk. 10.00 - 18.00 Sabtu pk. 10.00 - 18.00 Minggu pk. 10.00 - 18.00 Akses terakhir pk. 17.00 Prasarananya yang mudah karena letaknya yang bersebelahan dengan jalan raya sehingga mudah untuk dijangkau. Hanya saja kerena terletak didalam gedung dan berada di lantai 6 sehingga akan sedikit menyulitkan orang yang baru pertama kali berkunjung kesana. Area parkir mobil tersedia di level P1 - P5 Area parkir motor di level P3 Area parkir untuk bus sekolah/bus rombongan hanya tersedia di lantai P2 Toilet Difabel Ruang Menyusui Ruang Pertolongan Pertama Ruang Penitipan Barang Kafe oleh 1/15 Coffee Museum dapat diakses kursi roda Harga Tiket Anggota Gratis Dewasa Rp100.000 Pelajar Rp90.000 Senior (usia 65 tahun ke atas ) Rp90.000 Anak (3 - 12 tahun) Rp80.000 Anak (usia 3 tahun ke bawah) Gratis Kunjungan Grup Harga spesial & tur khusus tersedia untuk kunjungan grup ke MACAN. Minimal peserta 10 orang. Menjadi Rp81.000 Pengunjung yang datang kesini terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Wisatawan domestik maupun mancanegara juga banyak yang berkunjung kesini, adapun wisatawan mancanegara dapat berasal dari berbagai negara. Museum Macan dikelola oleh Yayasan Museum Macan yang diketuai oleh Fenessa Adikoesoemo, Aaron Seeto sebagai direktur Museum Macan. Museum MACAN didirikan oleh Haryanto Adikoesoemo, seorang pengusaha asal Surabaya yang juga kolektor karya seni. Museum ini pertama kali dibuka untuk umum pada November 2017. Koleksi Museum MACAN fokus pada seni modern dan kontemporer dari Indonesia, Eropa, Amerika, dan Asia. Bersumber dari koleksi pendiri museum dan merupakan koleksi pinjaman jangka panjang kepada museum, koleksi ini telah tumbuh selama lebih dari 25 tahun dan terus bertambah. Koleksi saat ini terdiri dari karya seni terkemuka dari Indonesia, Eropa, Amerika Utara, China dan bagian Asia lainnya. Instalasi 'Infinity Mirrored Room - Brilliance of the Souls' yang merupakan bagian dari pameran retrospektif tersebut hadir kembali di Museum MACAN secara permanen mulai 26 Maret 2019. Saat ini, Museum MACAN sedang mengadakan pameran retrospektif karya seniman Xu Bing dengan tema 'Xu Bing: Thought and Method'. Pameran ini menampilkan 60 karya seniman asal China tersebut dan bisa dinikmati mulai 31 Agustus 2019 hingga 12 Januari 2020. Jl. Medan Merdeka Barat 12, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia Museum Nasional atau Museum Gajah hadir sebagai salah satu alternatif wisata museum. Tempatnya yang luas hingga lantai 4 dilengkapi dengan AC sehingga tidak membuat pengunjung panas, tempatnya yang bersih dan fasilitas yang modern seperti eskalator dan lift. Dengan gaya Klasisisme, gedung Museum Nasional Republik Indonesia adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18. Gedung ini dibangun pada tahun 1862 oleh pemerintah sebagai tanggapan atas perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda. Sayap baru ditambahkan pada tahun 1996 di sebelah utara gedung lama. Gedung ini disebut dengan Unit B atau Gedung Arca. Museum Nasional adalah sebuah objek wisata museum yang terletak dibilangan Gambir Jakarta Pusat. Lokasi tepatnya berada di Jalan Medan Merdeka Barat, Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta. Museum Nasional berlokasi di jantung pusat Jakarta, lokasinya berada di sayap sebelah barat dari kawasan Monumen Nasional (Monas). Lokasinya sangat dekat dengan Istana Negara, Mahkamah Konstitusi dan beberapa Kantor Kementerian. Stasiun Juanda dan Gambir merupakan stasiun terdekat sednagkan untuk terminal adalah Terminal Senen. Jalan untuk menuju ke Museum Nasional sudah baik tetapi di Museum Nasional tidak terdapat parkir untuk bus sehingga bus harus parkir ke Monas sehingga tidak efisien. Ruang pokok Museum : Ruang pameran tetap Ruang pameran temporer Ruang auditorium Ruang kantor/administrasi Ruang perpustakaan Ruang laboratorium Ruang penyimpanan koleksi Ruang edukasi Ruang transit koleksi Bengkel kerja reparasi b. Ruang penunjang Museum : Ruang cenderamata dan kafetaria Ruang penjualan tiket dan penitipan barang Ruang lobi Ruang toilet Ruang parkir dan taman Ruang pos jaga Museum Gajah menawarkan wisata budaya dan sejarah yang edukatif. Hingga saat ini, Museum Gajah memiliki 141.899 benda, terdiri atas 7 jenis koleksi yaitu prasejarah, arkeologi, keramik, numismtik-heraldik, sejarah, etnografi dan geografi. Menariknya, museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara ini memiliki koleksi peninggalan dari berbagai era. Bentuk edukasi yang bisa pengunjung dapatkan di museum tidak hanya dari sajian koleksinya, namun juga kegiatan yang dilaksanakan di sana. Bentuk kegiatan yang biasanya dilaksanakan di museum di antaranya adalah seminar, diskusi, pameran dengan tema khusus dan lokakarya. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan pengunjung, namun juga memberikan kesan tersendiri di setiap kunjungannya. Sekolah tari prajnaparamita, kids corner, belajar gamelan, membatik dan teater di Museum Nasional akan berkisah tentang seputar cerita dibalik koleksi yang ada di museum. Setiap tahun ada 5-7 kisah yang akan dibawakan oleh para aktor teater dari Teater Koma dan komunitas teater lainnya di Jakarta. Kegiatan diatas dapat diikuti hanya dengan tiket masuk ke Museum Nasional Rp.5.000,- untuk pengunjung dewasa, Rp. 2.000,- untuk pengunjung anak-anak dan Rp. 10.000,- untuk pengunjung asing. Pengunjung yang datang kesini terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Wisatawan domestik maupun mancanegara juga banyak yang berkunjung kesini, adapun wisatawan mancanegara dapat berasal dari berbagai negara. Museum Nasional dikelola oleh Kementrian Kebudayaan Indonesia. Cikal bakal museum ini lahir tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April, pada saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. J.C.M. Radermacher, ketua perkumpulan, menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-benda budaya yang nanti menjadi dasar untuk pendirian museum. Pada masa pemerintahan Inggris (1811-1816), Sir Thomas Stamford Raffles yang juga merupakan direktur dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen memerintahkan pembangunan gedung baru yang terletak di Jalan Majapahit No. 3. Gedung ini digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu bernama "Societeit de Harmonie".) Lokasi gedung ini sekarang menjadi bagian dari kompleks Sekretariat Negara. Pada tahun 1862, setelah koleksi memenuhi museum di Jalan Majapahit, pemerintah Hindia Belanda mendirikan gedung yang hingga kini masih ditempati. Gedung museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1868. Setelah kemerdekaan Indonesia, Lembaga Kebudayaan Indonesia yang mengelola menyerahkan museum tersebut kepada pemerintah Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 September 1962. Sejak itu pengelolaan museum dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2005, Museum Nasional berada di bawah pengelolaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sehubungan dengan dipindahnya Direktorat Jenderal Kebudayaan ke lingkungan kementerian tersebut. Museum Nasional juga dikenal sebagai Museum Gajah karena dihadiahkannya patung gajah berbahan perunggu oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871 yang kemudian dipasang di halaman depan museum. Meskipun demikian, sejak 28 Mei 1979, nama resmi lembaga ini adalah Museum Nasional Republik Indonesia. Museum Nasional memiliki banyak koleksi benda-benda budaya dari seluruh Nusantara. Di antaranya termasuk koleksi arca-arca, prasasti yang berasal dari kerajaan-kerajaan di Nusantara dan benda-benda seni budaya serta beraneka ragam benda-benda yang digunakan pada upacara tradisi dan ritual dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia. Hingga saat ini koleksi yang dikelola Museum Nasional berjumlah lebih dari 141.000. benda, terdiri atas tujuh jenis koleksi yaitu koleksi prasejarah, arkeologi, keramik, numismatik dan heraldik, sejarah, etnografi dan geografi. Koleksi tersebut dapat disaksikan dalam 9 ruangan berbeda, yaitu: Ruang Etnografi, Ruang Perunggu, Pra-Sejarah, Ruang Keramik, Ruang Tekstil, Ruang Numismatik & Heraldik, Ruang Relik Sejarah, Ruang Patung Batu, dan Ruang Khazanah. Dahulu Museum Nasional juga memiliki perpustakaan yang menyimpan koleksi berupa naskah-naskah manuskrip kuno, namun setelah gedung Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Salemba 27 Jakarta Pusat didirikan, naskahnaskah tersebut dan koleksi perpustakaan Museum Nasional kini disimpan di Perpustakaan Nasional. Sumber koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda dan juga pembelian. Koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini terbanyak dan terlengkap di dunia. Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Sejak tahun 1822 pemerintah kolonial Hindia Belanda memerintahkan agar semua benda-benda sejarah, seni, budaya atau sejenisnya dari seluruh kepulauan nusantara yang didapatkan melalui ekspedisi ilmiah, ekspedisi militer, atau dikumpulkan oleh pegawai pemerintah, misionaris dan penyebar agama diserahkan kepada Bataviaasch Genootschap di Batavia. Selanjutnya perkumpulan Batavia akan mengajukan pembagian antara Batavia dan Nederland (Kerajaan Belanda). Sebagian dari koleksi ditempatkan di Museum Bataviaasch Genootschap dan sebagian lainnya ditempatkan di Rijksmuseum voor Volkenkunde di Leiden. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia nama Museum van het Bataviaasch Genootschap menjadi Museum Nasional Republik Indonesia. Kemudian setelah Perang Dunia ke-2, pihak pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda secara teratur mengadakan pembicaraan bilateral mengenai pengembalian hak warisan budaya. Diskusi ini pada akhirnya menghasilkan persetujuan Wassenaar yang memutuskan pemilik sah atas warisan budaya tersebut. Sebagai kelanjutan dari persetujuan ini, pada tahun 1978 sebuah hasil ukiran batu maha karya yaitu Arca Prajnaparamita bersama dengan sejumlah besar harta karun Lombok dikembalikan kepada Indonesia. Kini benda-benda tersebut dapat disaksikan di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta. Koleksi arca Buddha tertua di Museum ini berupa arca Buddha Dipangkara yang terbuat dari perunggu, disimpan dalam Ruang Perunggu dalam lemari kaca tersendiri, sementara arca Hindu tertua di Nusantara yaitu arca Wisnu Cibuaya berasal dari sekitar abad ke 4 Masehi berada di ruang arca batu terhalang oleh arca Ganesha dari Candi Banon. Pengunjung Museum nasional dapat memilih koleksi mana yang akan dilihat di sini, sesuai dengan ketertarikan dan minat mereka. Bila ingin melihat koleksi benda-benda yang terbuat dari emas, logam mulia dan batu-batuan berharga yang berasal dari kerajaan-kerajaan di nusantara, maka saat masuk museum belok ke kiri dan naik tangga menuju Ruang Khazanah emas atau Treasure Room dan berjalan searah jarum jam. Sementara apabila ingin melihat koleksi etnografi maka belok ke kanan dan berjalan berlawanan arah jarum jam. Koleksi arca atau patung ada di bagian tengah dan di halaman tengah museum. Salah satu ruangan yang menarik lainnya di Museum Nasional adalah Ruang Thailand atau Thai Room. Ruang ini menyajikan berbagai benda-benda sejarah dari Thailand. Salah satunya adalah patung dan topeng Thotsakan Vishnukarman yang berwarna hijau. Topeng ini tampak eksotis dan menarik, warnanya yang hijau terlihat unik dan ekspresif seakan-akan hidup. Jl. Raya Taman Mini Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektare[1] atau 1,5 kilometer persegi ini terletak pada koordinat 6°18′6.8″LS,106°53′47.2″BT. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. MENGGUNAKAN KENDARAAN PRIBADI Dari Tangerang – Untuk anda yang berangkat dari Tangerang, perjalanan dimulai dari Jl. HR. Rasuna Said – Tol Merak/Jakarta – Tol S. Parman – Tol Cawang Grogol – Tol Cililitan 2 – Jl. Dharmabakti – Jl. Kerja Bakti – Jl. Raya Bogor – Jl. Raya Pondok Gede – Jl. Taman Mini I – Pintu Masuk TMII. Dari Bekasi – Untuk anda yang datang dari bekasi silahkan arahkan kendaraan anda menuju ke Jl. Patriot – Jl. KH. Noer Ali – Tol Lingkar Luar Timur – Tol Luar TMII/Cikunir – Jl. Raya Mabes Hankam – Pintu Masuk TMII. Untuk jarak tempuhnya ± 20 km dan memakan waktu sekitar 30 menit jika jalanan lancar. Dari Bogor – Kalah anda datang dari Bogor, silahkan anda melalui Tol Jagorawi – Jl. Taman Mini I – Pintu Masuk TMII. Jarak yang ditempuh mencapai ± 43 km. Dari Bandung – Anda berangkat dari Bandung? Silahkan ambil rute perjalanan dari Tol Pasteur – Tol Purbaleunyi – Tol Cipularang – Tol Jakarta/Cikampek Tol Lingkar Luar Timur – Tol Luar TMII/Cikunir – Jl. Raya Mabes Hankam – Pintu Masuk TMII. Jika anda ingin menaiki transportasi umum bisa anda tempuh dengan menaiki angot KWK S 15 A jurusan Ragunan – Taman Mini/Pinang Ranti. Prasarana untuk ke TMII sudah baik. Karena tempatnya yang luas sebaiknya membawa kendaraan umum karena kendaraan yang disediakan TMII yang disebut dengan Wara-Wiri jarang melintas dibeberapa spot tertentu sehingga harus menunggu lama atau berjalan kaki. Masjid Pangeran Diponegoro Gereja Katolik Santa Catharina Gereja Protestan Haleluya Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa Wihara Arya Dwipa Arama Kuil Konghucu Kong Miao Pura Panataran Agung Kertabumi Tempat sampah,penginapan, pos satpam dan polisi, food court, pusat informasi, poliklinik, Bank BNI dan BRI dan tempat-tempat ibadah. Carter Mobil Wisata dan sewa Sepeda. Bersepeda, Nonton Film IMAX di Keong Mas, Naik Kereta Gantung dan Aeromovel. Kereta gantung TMII memiliki tiga stasiun yaitu A, B, dan C dengan lintasan Stasiun A – Stasiun B dan Stasiun B – Stasiun C atau sebaliknya. Stasiun A berada di kawasan Desa Seni dan Kerajinan, Stasiun B terletak di seberang Anjungan Papua dan dekat dengan Taman Burung, sedangkan Stasiun C berada di sebelah utara lapangan parkir utara (dekat snowbay). Keliling Museum. Pengunjung yang datang kesini terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Wisatawan domestik maupun mancanegara juga banyak yang berkunjung kesini, adapun wisatawan mancanegara dapat berasal dari berbagai negara. Tempat ini yang selalu ramai pengunjung. Tiket Pintu Masuk Rp. 20.000,- Mobil Rp. 15.000,- Bus/Truk Rp. 35.000,- Motor Rp. 10.000,- Sepeda Rp. 1.000,- - Harga berlaku senin s/d jum'at, sabtu-minggu, hari libur - Perorangan (3 Tahun sudah dikenakan biaya) - Senin - Minggu Jam Operasional Pintu Masuk TMII 07.00 - 22.00 WIB Dikelola oleh Yayasan Harapan Kita. Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita. TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia. TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas huruf TMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah". Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991. Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia. Anjungan provinsi ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona; Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat. Anjungan ini juga menampilkan baju dan pakaian adat, busana pernikahan, baju tari, serta artefak etnografi seperti senjata khas dan perabot sehari-hari, model bangunan, dan kerajinan tangan. Semuanya ini dimaksudkan untuk memberi informasi lengkap mengenai cara hidup tradisional berbagai suku bangsa di Indonesia. Setiap anjungan provinsi juga dilengkapi panggung, amfiteater atau auditorium untuk menampilkan berbagai tarian tradisional, pertunjukan musik daerah, dan berbagai upacara adat yang biasanya digelar pada hari Minggu. beberapa anjungan juga dilengkapi kafetaria atau warung kecil yang menyajikan berbagai Masakan Indonesia khas provinsi tersebut, serta dilengkapi toko cenderamata yang menjual berbagai kerajinan tangan, kaus, dan berbagai cenderamata. Sejak tahun 1975 hingga tahun 2000 rancangan asli TMII terdiri atas anjungan rumah adat dari 27 provinsi di Indonesia, termasuk Timor Timur. Akan tetapi setelah Timor Leste merdeka dan memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 2002, status anjungan Timor Timur berubah menjadi Museum Timor Timur. Selain itu karena kini Indonesia terdiri atas 33 provinsi, anjungan-anjungan provinsi baru seperti Bangka Belitung, Banten, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Papua Barat telah dibangun di sudut Timur Laut TMII, walaupun ukuran dan luas anjungan provinsi baru ini jauh lebih kecil dari anjungan provinsi yang telah dibangun sebelumnya. Di kawasan TMII terdapat 16 museum menarik yang dapat dikunjungi, yaitu : Museum Indonesia Museum Purna Bhakti Pertiwi Museum Keprajuritan Indonesia Museum Perangko Indonesia Museum Pusaka Museum Transportasi Museum Listrik dan Energi Baru Museum Telekomunikasi Museum Penerangan Museum Olahraga Museum Asmat Museum Komodo dan Taman Reptil Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Museum Minyak dan Gas Bumi (Gawitra) Museum Timor Timur Keliling Taman dan Anjungan Untuk lebih mengenal budaya masing-masing provinsi yang ada Indonesia, kita bisa berkunjung ke anjungan provinsi yang ada di TMII. Sambil menonton pertunjukan seni yang digelar di anjungan, biasanya masing-masing anjungan juga menyediakan makanan khas provinsi tersebut, jadi kita juga bisa sekalian wisata kuliner. Selain 26 anjungan provinsi, di TMII juga terdapat sepuluh macam taman yang menunjukkan keindahan flora dan fauna Indonesia yaitu : Taman Anggrek Taman Apotek Hidup Taman Kaktus Taman Melati Taman Bunga Keong Emas Akuarium Ikan Air Tawar Taman Bekisar Taman Burung Taman Ria Atmaja Park, panggung pagelaran musik Taman Budaya Tionghoa Istana Anak-anak Indonesia Kereta gantung Perahu Angsa Arsipel Indonesia Taman Among Putro Taman Ria Atmaja Desa Wisata Kolam renang Snow Bay Museum Iptek TMII Jalan Lodan Timur No. 7, Ancol, Jakarta Utara Seaworld adalah salah satu tempat wisata unggulan di Ancol Jakarta Baycity (sebelumnya bernama Taman Impian Jaya Ancol), Jakarta Utara. Akuarium-akuarium besar berisi segala jenis binatang laut mampu menarik perhatian wisatawan dari semua kalangan usia untuk berlibur singkat. Dengan luas area sekitar tiga hektar, Seaworld Jakarta menyuguhkan berbagai macam wahana dan atraksi yang bisa kamu coba satu per satu. Cara Pergi ke Ancol Lokasi ancol ini cukup strategis dan mudah dijangkau dengan berbagai transportasi umum di Jakarta Karena itu, akses menuju Ancol terbilang mudah, Anda bisa menggunakan pilihan kendaraan berikut ini: Naik Kereta Ke Ancol Jika naik kereta ke Ancol, anda bisa coba naik kereta rute: Tangerang, Serpong, Depok, Bekasi dan Bogor, Tarif: Rp. 7.500 Naik Bus TransJakarta Ke Ancol Cara ke Ancol naik TransJakarta cukup mudah, tarifnya pun murah hanya Rp. 3.500 sekali jalan. Cara menuju ke Ancol dengan transjakarta adalah dengan naik Koridor 1 dan Koridor 5 yang mempunyai rute sebagai berikut: Ancol – Kampung Melayu – Kampung Rambutan Ancol – Lebak Bulus Ancol – Pulo Gadung Ancol – Ragunan Ancol – Blok M Ancol – Harmoni (Koridor 5 A) Naik Bus Umum/ Kopaja Ke Ancol PPD Patas P 32 Grogol – Ancol Jasa Utama P 159 Grogol – Tanjung Priok PPD P 38 Blok M – Ancol Steady Safe 948 Kampung Melayu – Tanjung Priok Mayasari Bhakti 27 AC Bekasi Barat – Mangga Dua Naik Mikrolet / Angkot Ke Ancol Tarif: Rp. 5.000 M 15 A M 15 Stasiun Kota Naik Kendaraan Pribadi Ke Ancol Jika anda naik kendaraan pribadi ke Ancol, cara tercepat adalah dengan melewati jalan tol dengan rute sebagai berikut: Akses Jalur Tol menuju Ancol: Tol Lingkar Dalam – Cawang, Semanggi, Slipi, Grogol arah Tanjung Priok Tol Lingkar Luar (JORR) – Tangerang dan Serpong Akses Luar Tol menuju Ancol: Pancoran, Kuningan, Menteng, Gambir, Lapangan Banteng, Gunung Sahari, Ancol Semanggi, Sudirman, MH. Thamrin, Hayam Wuruk, Gajah Mada, Mangga Dua, Gunung Sahari, Ancol Fasilitas Menikmati puluhan ribu koleksi satwa laut, Mengenal koleksi ikan air tawar dari penjuru dunia, Menyusuri terowongan kaca, Memegang satwa di Touch pool, Menyaksikan Feeding Show, Mencoba Fun Dive. Pengunjung yang datang kesini terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Wisatawan domestik maupun mancanegara juga banyak yang berkunjung kesini, adapun wisatawan mancanegara dapat berasal dari berbagai negara. Bahkan anak-anak TK,SD,SMP,SMA dan bahkan mahasiswa. Pengelola PT. SeaWorld Indonesia (SWI) SeaWorld Ancol mulai dibangun pada tanggal 2 Oktober 1992 pada masa pemerintahan Gubernur DKI Wigoyo Atmodarminto. Selanjutnya pada tanggal 3 Juni 1994, Seaworld resmi beroperasi dan dibuka untuk umum. Seaworld Ancol memiliki luas area sebanyak 3 hektar tetapi untuk luas bangunan utamanya sebesar 4.500 meter persegi. Bangunan utama ini terdiri dari akuarium, lorong antasena, museum, perpustakaan, glow theatre, terapi ikan dokter, komputer edukatif layar sentuh, serta berbagai fasilitas lainnya seperti toko souvenir, tempat makan dan ruang serba guna. SeaWorld Ancol memiliki sekitar 7.300 ekor biota air tawar yang terdiri dari 48 Jenis ikan, 1 jenis reptil sampai biota perairan laut yang terdiri dari 11.500 ekor biota yang terdiri dari 138 jenis ikan dan avertebrata serta 3 jenis reptil. Biota-biota tersebut ditampilkan dalam 28 display yang terbagi atas 9 akuarium perairan tawar dan 19 akuarium serta 4 kolam terbuka. SeaWorld Ancol terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya akuarium utama, area air tawar, lorong antasena atau lorong bawah air dengan panjang 80 meter, akuarium dugong serta akuarium ekosistem terumbu karang. Jalan Lodan Timur No.7, RW.10, Ancol, Kec. Pademangan, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14430 Dunia Fantasi atau yang lebih populer dengan sebutan Dufan, pertama kali dibuka untuk umum pada 29 Agustus 1985 dan merupakan theme park pertama yang dikembangkan oleh Perseroan dan telah memiliki sertifikat ISO 9001:2015 sejak Februari 2017.Selain menjadi pusat hiburan outdoor, Dufan juga merupakan kawasan edutainment fisikia terbesar di Indonesia yang memanjakan pengunjung dengan Fantasi Keliling Dunia, melalui wahana permainan berteknologi tinggi, yang terbagi dalam 9 (Sembilan) kawasan yaitu Indonesia, Jakarta, Asia, Eropa, Amerika, Yunani, Hikayat, Kalila dan Fantasy Lights.Pada tahun 2013, Dufan menambah satu kawasan lagi yaitu kawasan dalam ruang (Indoor Dufan) yang dilengkapi dengan wahana Ice Age dan Kontiki & pada tahun 2014 dan tahun 2015 dufan menambahkan wahana hello kitty adventure dan Dufan Glow.Fasilitas umum untuk pengunjung : Free Drinking Water, Gratis pinjam Stroller Bayi dan Kursi Roda, Free Wifi, Charger Point, Toilet bersih disetiap kawasan dan wahana, Baby Care Room, Mushola dan Masjid, P3K dan Ambulance. Salah satu cara untuk menuju ke Dunia Fantasi (Dufan) dan Taman Impian Jaya Ancol dengan angkutan umum adalah dengan menggunakan busway TransJakarta koridor 1 dan koridor 5 kemudian turun di Halte Ancol. Namun, mengingat posisi Dufan - Ancol yang terletak di ujung utara kota Jakarta, serta lalu lintas Ibu Kota yang hanya sepi ketika lebaran dan tengah malam, mungkin alternatif transportasi yang cukup memadai adalah dengan menggunakan KRL Commuter Line Jabodetabek. Kamu hanya perlu naik Kereta KRL tujuan Stasiun Jakarta Kota. Setiba di Stasiun Jakarta Kota, Kamu bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi, ojek online, ataupun Mikrolet M15 (Tanjung Priok – Kota via Kampung Bandan) atau M 15 A (Tanjung Priok – Kota via Mangga Dua) dan turun di pintu utama Ancol (Gerbang Barat).Selain itu, KRL tujuan Stasiun Jakarta kota via Pasar Senen Kemayoran dan turun di Stasiun Kampung Bandan. Prasarana kurangnya tempat dudukdan tempat sampah Fasilitas AKTIVITAS Weekdays: 10:00 - 18:00 WIB Weekend: 10:00 - 20:00 WIB Note: Weekday (Senin - Kamis) Weekend (Jumat,Sabtu, Minggu dan Libur) Tiket Reguler: Pembelian khusus Ancol.com Weekday : Rp 145,000 Weekend : Rp 195,000 Fun Pass Weekday : Rp 400,000 Weekend : Rp 400,000 Regular Weekday : Rp 200,000 Weekend : Rp 295,000 Fastrack Weekday : Rp 200,000 Weekend : Rp 200,000 Premium Weekday : Rp 450,000 Weekend : Rp 550,000 Tiket Annual Pass Annual Pass / E-Card Weekday : Rp 350,000 Weekend : Rp 350,000 Pengunjung yang datang kesini terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Wisatawan domestik maupun mancanegara juga banyak yang berkunjung kesini, adapun wisatawan mancanegara dapat berasal dari berbagai negara. Dikelola oleh PT.Pembangunan Jaya Dunia Fantasi atau disebut juga Dufan yang diresmikan pada 29 Agustus 1985 adalah tempat hiburan yang terletak di kompleks Taman Impian Jaya Ancol (Ancol taman impian), Jakarta Utara, Indonesia. Dunia Fantasi mempunyai maskot berupa kera bekantan yang diberi nama Dufan (singkatan dari Dunia Fantasi). Dipilih kera sebagai karakter adalah untuk mengingatkan bahwa Ancol dahulu adalah kawasan kera. Pemilihan kera bekantan adalah semata-mata untuk mengenalkan jenis satwa langka yang kini dilindungi. Pada awalnya Bentuk karikatural kera bekantan ini divisualisasikan oleh Matari Advertising yang ikut serta dalam program komunikasi awal Dunia Fantasi karena pada saat itu Agustinus Teddy Darmanto selaku ketua sekaligus penanggung jawab BenDufa (Bengkel Dunia Fantasi) sangat sibuk dalam tahap penyelesaian akhir, oleh karena itu pengvisualisasian diberikan pada Matari Advertising. namun setelah Dunia Fantasi dibuka untuk umum visualisasi karakter Dufan diambil alih kembali oleh team BenDufa dan tercipta lah logo dan maskot Dunia Fantasi si Dufan. Ice Age Arctic Adventure FAST TRAX Buka Ontang-Anting FAST TRAX Buka Baling-Baling Kawasan Dunia Kartun Buka Alap-Alap FAST TRAX Buka Arung Jeram FAST TRAX Buka Karavel Kawasan Dunia Kartun Buka Baku Toki FAST TRAX Buka Gajah Bledug FAST TRAX Buka Pontang-Pontang Buka Kicir-kicir Buka Turangga Rangga Buka Halilintar FAST TRAX Buka Poci-poci Buka Turbo Drop Kawasan Dunia Kartun Buka Kolibri Kawasan Dunia Kartun Buka Galactica FAST TRAX Buka Rajawali Buka Rumah Miring Buka Burung Tempur Buka Dream Playground Buka New Ontang Anting Kawasan Dunia Kartun Buka Istana Boneka FAST TRAX Buka Zig-Zag Kawasan Dunia Kartun Buka Ombang-Ombang Buka Hello Kitty Adventure Buka Kora-Kora FAST TRAX Buka Paralayang Kawasan Dunia Kartun Buka Bianglala FAST TRAX Buka Kontiki Buka Rumah Jahil Tornado FAST TRAX Niagara-gara FAST TRAX Hysteria FAST TRAX Color Of Kingdom The Myterious Land