Museum Benteng Vredeburg sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan berarti lembaga yang bertanggungjawab menetapkan
cita-cita atau tujuan pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan.
Lembaga-lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pendidikan juga dapat diartikan secara sempit adalah proses pengajaran,
yaitu satu usaha yang bersifat sadar, yang disusun secara sistematik dan
terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik.
Perubahan yang dimaksud itu menunjuk suatu proses (edukasi) yang harus
dilalui, sehingga tujuan dapat tercapai (Winarno Surakhmad, 1982:14).
Pendidikan
berarti
pula
hasil
atau
prestasi
yang
dicapai
oleh
perkembangan manusia dan usaha-usaha lembaga-lembaga tersebut dalam
mencapai tujuannya (Amir Hamzah Sulaiman, 1979:7). Pendidikan akan
berjalan dengan baik apabila usaha pendidikan dapat dilaksanakan secara
teratur, terencana, dan terpadu (Tim Pengembangan MKDK IKIP
Semarang, 1989:58). Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan bakat
yang dimiliki oleh peserta didik dengan memperhatikan isi pendidikan,
kualitas pendidik, sistem pengawasan, dan ukuran evaluasinya (Suparlan
Suhartono, 2008:125-126).
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
7
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (Wina, 2006: 2).
Tujuan dari pendidikan adalah pertumbuhan dan perkembangan diri
peserta didik secara utuh sehingga mereka menjadi pribadi dewasa yang
matang dan mapan, mampu menghadapi berbagai masalah dan konflik
dalam kehidupan sehari-hari. Agar tujuan ini dapat tercapai maka
diperlukan sistem pembelajaran dan pendidikan yang humanis serta
mengembangkan cara berpikir aktif-positif dan keterampilan yang
memadai (income generating skills). Pendidikan dan pembelajaran yang
bersifat aktif-positif dan berdasarkan pada minat dan kebutuhan siswa
sangat penting untuk memperoleh kemajuan baik dalam bidang intelektual,
emosi/perasaan, afeksi maupun keterampilan yang berguna untuk hidup
praktis (Darsono, 2000:23). Pendidikan hendaknya membantu peserta
didik untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang
lebih bermanusiawi, berguna dan berpengaruh di dalam masyarakatnya,
yang bertanggungjawab dan bersifat proaktif dan kooperatif.
Berdasarkan uraian di atas, maka pendidikan diartikan sebagai
usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan. Pendidikan
bertujuan dalam membentuk kepribadian dan kemampuan peserta didik
melalui proses bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh lembaga
8
pendidikan. Pengembangan peserta didik tersebut akan bermanfaat untuk
kepentingan hidupnya sebagai seorang individu, warga masyarakat,
maupun warga negara. Seiring dengan tuntutan jaman, para pendidik
haruslah
mampu
menyesuaikan
dan
mengembangkan
cara-cara
penyampaian pelajaran, penerangan, dan penyuluhan karena adanya
perubahan-perubahan yang sangat cepat di segala bidang.
B. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang
manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Istilah
“pembelajaran” sama dengan ”instruction” atau “pengajaran”. Pengajaran
mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan (Purwadinata, 1967:22).
Pembelajaran juga sering disebut dengan istilah proses belajar.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan
lingkungan. Seseorang dinyatakan melakukan kegiatan belajar setelah ia
memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku, seperti dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan
sebagainya (Oemar Hamalik, 1985:40-41).
9
Salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu
dengan meningkatkan mutu proses pembelajaran. Proses pembelajaran
tersebut terdiri dari beberapa komponen yang saling mendukung.
Komponen-komponen tersebut adalah guru, siswa dan materi. Ketiga
komponen tersebut harus saling mendukung, siswa bukan hanya menjadi
objek tetapi harus menjadi subjek yang memerlukan tuntunan dari guru
agar materi dapat diterima oleh siswa sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
Guna mencapai tujuan pendidikan, guru sebagai ujung tombak
pelaksanaan pendidikan di lapangan sangat menentukan keberhasilannya.
Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa diikuti oleh kemampuan
guru dalam mengimplementasikanya dalam kegiatan proses pendidikan,
maka dalam kurikulum itu tidak akan memiliki makna. Berkaitan dengan
itu, standar proses pendidikan bagi guru berfungsi sebagai pedoman dalam
membuat perencanaan program pembelajaran baik program untuk periode
tertentu maupun program pembelajaran harian, dan sebagai pedoman
untuk implementasi program dalam kegiatan nyata di lapangan (Wina,
2006: 6).
Menurut Sulaiman yang mengutip pernyataan W.M. Gregory
menilai pendidikan di sekolah dewasa ini terlalu terpisah dari pengalaman
dasar kehidupan modern (proses pembelajaran masih bersifat verbalistik).
Dalam arti sekolah terlalu sedikit memberi kesempatan adanya persepsi
kesadaran, penyelidikan, dan pengalaman yang sesungguhnya. Siswa
10
memerlukan pengalaman dengan benda-benda yang sesungguhnya dalam
kehidupan sehari-hari (Sulaiman 1981: 21).
C. Media Pendidikan
Didalam dunia pendidikan dikenal berbagai istilah peragaan atau
keperagaan, tetapi hal tersebut lebih dikenal dengan istilah media
pendidikan. Media pendidikan secara umum adalah alat bantu proses
belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang
pikiran,
perasaan,
perhatian,
dan
kemampuan
atau
ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar (Arief Sukadi Sadiman, dkk, 1984:16).
Media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru
dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Oemar
Hamalik, 1980:22-23). Selain itu media pembelajaran atau dikenal dengan
istilah media pendidikan adalah semua alat bantu yang digunakan dalam
kegiatan
pembelajaran,
dengan
maksud
untuk
menyampaikan
pesan/informasi pembelajaran dari sumber guru maupun sumber lain
kepada anak didik atau warga belajar. Kegiatan pembelajaran tersebut
dapat memacu pemikiran, perasaan, dan perhatian penerima pesan
sehingga tercipta bentuk komunikasi pembelajaran (Arief Sukadi Sadiman,
dkk 1984:4). Banyak batasan yang diberikan orang tentang media.
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (AECT) di Amerika,
membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang
11
untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne menyatakan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs berpendapat bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan peran serta
merangsang siswa untuk belajar (Arief Sukadi Sadiman, dkk, 1984:6-7).
Media pendidikan memiliki ciri-ciri umum yang antara lain sebagai
berikut :
1) Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan, yaitu
suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar yang dapat diamati
dengan panca indera kita.
2) Tekanan utama terletak pada benda atau hal yang bisa dilihat dan
didengar.
3) Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi)
dalam pengajaran, antara guru dan siswa.
4) Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik
dalam kelas maupun diluar kelas. Media pendidikan merupakan suatu
“perantara” dan digunakan dalam rangka pendidikan.
5) Media pendidikan mengandung aspek-aspek : sebagai alat dan sebagai
tehnik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.
Media dalam pembelajaran sejarah memegang peranan dan posisi
yang penting. Hal ini disebabkan media membantu dalam menggambarkan
dan memberikan informasi tentang peristiwa yang terjadi pada masa
lampau. Peranan media yang lain adalah sebagai pengembang konsep
12
generalisasi serta membantu dalam memberikan pengalaman dari bahan
yang abstrak menjadi bahan yang jelas dan nyata. Selain peranan tersebut,
Saripudin menyatakan bahwa media pembelajaran berfungsi sebagai
sumber belajar dan dimanfaatkan untuk memfasilitasi kegiatan belajar
(Djamarah, 2002:139). Dengan demikian untuk mewujudkan efektivitas
pembelajaran sejarah harus dilakukan optimalisasi penggunaan media
pembelajaran.
D. Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan salah satu komponen-komponen yang
saling berinteraksi dalam dunia pendidikan. Sumber belajar adalah
berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara
terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa
dalam mencapai tujuan belajarnya, (Sudjarwo, 1988:141). Sedangkan
menurut Mulyasa, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi,
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan (Mulyasa,
2006:177).
Seorang pendidik mengusahakan agar setiap peserta didik dapat
berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada.
Pendidik hanya merupakan salah satu sumber belajar bagi peserta didik.
Selain pendidik, masih banyak lagi sumber-sumber belajar yang lain.
Salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan guna menunjang
13
proses
pembelajaran
yaitu
bangunan-bangunan
atau
peninggalan
bersejarah. Dengan memanfaatkan bangunan bersejarah, peserta didik
akan lebih mudah untuk memahami materi yang dipelajari. Sumber belajar
(learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar,
baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah
peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi
tertentu.
Asal usul dari penentuan sumber belajar dapat dibedakan menjadi 2
kategori:
1) Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design),
yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan
intruksional. Oleh karena itu, dasar rancangannya adalah isi dan
tujuan kurikulum berdasarkan ciri-ciri siswa tertentu. Sumber
belajar jenis ini sering disebut sebagai bahan intruksional
(inrucional materials). Contohnya adalah bahan pengajaran
terprogram, modul, transparansi untuk sajian tertentu, dan lain-lain.
2) Sumber
belajar
yang
mudah
tersedia,
sehingga
tinggal
memanfaatkannya (learning resourcesby utilization), yaitu sumber
belajar yang telah ada untuk maksud non instruksional, tetapi dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang kualitasnya setingkat
dengan sumber belajar yang sejenis (by design). Contohnya adalah
14
museum, film, biografi seorang tokoh, dan lain-lain (Sudjarwo,
1988:142-143).
Sumber belajar sendiri memiliki fungsi yang antara lain :
1) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
dengan merancang program pembelajaran yang lebih sistematis dan
mengembangkan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
2) Meningkatkan kemampuan sumber belajar dan penyajian informasi
dan bahan secara lebih kongkrit/dalam proses pembelajaran.
3) Memungkinkan
belajar
secara
seketika,
yaitu
mengurangi
kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya kongkrit Memberikan pengetahuan
yang sifatnya langsung memungkinkan penyajian pembelajaran
yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu
menembus batas geografis (Mudhoffir, 1986:14).
E. Diorama
Diorama sebagai salah satu bentuk bahan belajar yang sederhana.
Diorama dikategorikan sebagai bahan belajar atau media pembelajaran
sederhana karena media ini dibuat menggunakan teknologi yang
sederhana. Tentunya bahan-bahan dasar yang dipakai untuk membuat
media ini seharusnya mudah didapatkan dan terjangkau karena akan
digunakan dalam proses belajar mengajar.
Diorama dalam Kamus Besar bahasa Indonesia merupakan sajian
pemandangan dalam ukuran kecil yang dilengkapi dengan patung-patung
15
dan perincian lingkungan seperti aslinya serta dipadukan dengan latar
yang berwarna alami (Tashadi, 1993:207). Diorama juga merupakan
salah satu bahan belajar tiga dimensi mini dari suatu objek, kejadian
maupun proses yang disusun atas berbagai simbol dan bahan-bahan nyata
yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan yang sebenarnya.
F. Museum
Museum adalah lembaga dan tempat untuk mengumpulkan,
menyimpan, merawat, melestarikan, mengkaji, dan mengkomunikasikan
koleksi kepada masyarakat (M. Urip Suroso, 1994:1). Menurut Kamus
Besar Indonesia kontemporer, museum merupakan bagian atau gedung
yang digunakan untuk menyimpan, merawat benda-benda yang
mempunyai nilai-nilai tertentu seperti nilai sejarah, budaya dan
sebagainya.
Museum merupakan sebuah lembaga yang bersifat permanen, yang
berfungsi melayani kepentingan masyarakat dan kemajuannya. Museum
terbuka untuk umum dengan tidak bertujuan mencari keuntungan tetapi
memelihara, meneliti, memamerkan, dan mengkomunikasikan benda
benda pembuktian material manusia dan lingkungannya. Benda-benda
tersebut bertujuan untuk kepentingan pendidikan dan rekreasi (FFJ
Schouten diterjemahkan oleh Djihad Hisyam, 1992:3). Museum memiliki
fungsi yaitu
1) Tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan koleksi
yang ada di museum
16
2) Pusat informasi dan penelitian
3) Sarana untuk memberikan gambaran tentang koleksi bahan-bahan
yang menarik dan institusional
4)
Media pembelajaran bidang studi tertentu
5)
Sebagai objek karyawisata (Natawidjaja, 1979:113-114).
Museum memiliki peranan sebagai media pembelajaran. Peranan
museum sebagai media pembelajaran disebabkan fungsi museum yang
memberikan informasi konkret kepada masyarakat dalam hal ini peserta
didik
dan guru. Museum menyimpan berbagai benda yang dapat
dijadikan media pembelajaran yang berfungsi sebagai sarana peningkatan
pemahaman sejarah. Oleh karaena itu, museum menjadi tempat ideal
sebagai informasi kesejarahan.
Fungsi museum dapat tercapai secara edukatif apabila para peserta
didik bersedia meluangkan waktu untuk berkunjung ke museum dan
menikmati benda koleksi pameran serta mencoba untuk memahami nilai
yang terkandung dalam benda koleksi pameran tersebut. Kunjungan para
peserta didik ke Museum akan mengakibatkan terjadinya suatu
transformasi nilai warisan budaya bangsa dari generasi terdahulu ke
generasi sekarang.
Museum merupakan tempat yang tepat untuk dijadikan sebagai
sumber belajar yang menyajikan berbagai hasil karya dan cipta serta
karsa manusia sepanjang jaman. Melalui benda yang dipamerkannya,
pengunjung dapat belajar tentang nilai dan perhatian dari kehidupan
17
generasi pendahulu sebagai bekal di masa kini dan gambaran untuk
kehidupan di masa mendatang. Selain itu, pemanfaatan museum sebagai
sumber belajar, sebagai bagian dari pembelajaran dengan pendekatan
warisan budaya. Siswa diharapkan dapat tumbuh menjadi generasi yang
berprestasi dengan tidak melupakan akar budaya bangsanya.
G.
Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa tulisan yang berkaitan dengan judul penulis
antara lain, Penelitian dengan judul “Strategi pemanfaatan museum
sebagai media pembelajaran pada materi zaman prasejarah” dalam
bentuk skripsi yang ditulis Tsabit Azinar Ahmad, IKIP PGRI Semarang,
2005. Kesimpulan dari penelitian tersebut antara lain adalah peserta didik
akan mudah memahami peristiwa sejarah, khususnya zaman prasejarah
apabila media replika-replika dan benda-benda dalam museum digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan museum merupakan salah
satu cara yang efektif dalam mewujudkan pemahaman peserta didik
tentang zaman prasejarah. Hal ini disebabkan karena dalam museum
terdapat berbagai macam sumber belajar yang memberikan informasi
konkret kepada peserta didik tentang zaman prasejarah yaitu berbentuk
replika dan benda temuan purbakala.
Perbedaan yang mendasari penelitian yang diteliti adalah pada
objek yang digunakan dalam penelitian. Penelitian dengan judul Strategi
pemanfaatan museum sebagai media pembelajaran pada materi zaman
prasejarah, lebih memfokuskan pada pemanfaatan replika-replika dan
18
benda-benda purbakala yang ada di dalam museum selain itu materi
pelajaran hanya dikhususkan pada satu materi pokok saja yaitu materi
zaman prasejarah. Berbeda dengan penelitian yang saat ini peneliti teliti
yaitu memfokuskan pemanfaatan koleksi diorama museum Benteng
Vredeburg dari masa perang kemerdekaan sampai mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia, diambil dari Kompetensi Dasar untuk
kelas XI dan XII SMA. Sedangkan persamaannya yaitu sama-sama
memanfaatkan museum sebagai sumber belajar sejarah.
Penelitian lainnya dengan judul “Relevansi Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Indonesia dengan Peninggalan Sejarah sebagai Sumber
Belajar” dalam bentuk Tesis ditulis oleh Esther Arianti (Program Studi
Sejarah, Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta,
2003).
Tesis
ini
membahas
tentang
pemanfaatan
peninggalan-
peninggalan sejarah khususnya yang ada di Salatiga sebagai sumber
belajar. Pemanfaatan peninggalan-peninggalan sejarah dikaitkan dengan
mata kuliah kebudayaan Indonesia, sehingga berbagai peninggalan
sejarah yang ada di kota Salatiga dapat difungsikan sebagai sumber
belajar sejarah. Perbedaan yang mendasar dengan penelitian yang sedang
dilakukan adalah pada pemanfaatan objek penelitian, penelitian dengan
judul Relevansi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Indonesia dengan
Peninggalan Sejarah sebagai Sumber Belajar menekankan pada
pemanfaatan peninggalan sejarah secara langsung dengan relevansinya
terhadap satu mata kuliah. Berbeda dengan penelitian yang sedang diteliti
19
yaitu memanfaatkan peristiwa-peristiwa sejarah yang disajikan dalam
bentuk diorama dan relevansinya terhadap Standart Kompetensi dan
Kompetensi Dasar kelas XI dan XII SMA. Sedangkan persamaannya
ialah sama-sama bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan khususnya
pendidikan sejarah dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar.
20
Download