Uploaded by User39216

LK Rematoid Atritis

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Nogroho, Wahyudi 2000).
Proses menua menyebabkan perubahan struktur dan fungsi fisik tubuh.
Sebagai contoh, laki-laki kehilangan kira-kira 3% massa tulang kortikalnya tiap
dekade setelah umur 40 tahun. Pada perempuan kecepatan kehilangan sama,
tetapi akan semakin meningkat setelah menopause. Massa otot, jumlah dan
ukuran miofibra, jumlah dan besar unit motoris juga berkurang. Penurunan area
penampang lintang otot tungkai dimulai sejak awal dewasa dan akan dipercepat
setelah umur 50 tahun. Pengurangan area penampang lintang ini diikuti oleh
meningkatnya struktur nonkontraktil seperti lemak dan jaringan ikatnya.
Ujung-ujung tulang dilindungi oleh kartilago artikularis. Pada lanjut usia
terjadi fragmentasi anyaman kolagen dan ruptur ikatan antar fibra. Hal ini akan
menyebabkan hilangnya kekuatan fisik dan menurunkan efek peredaman
kartílago. Manifestasi klinisnya adalah para lanjut usia akan nyeri pada lutut atau
sendi lain jika berjalan, suatu kelainan yang khas pada osteoartritis atau radang
sendi.
Rematik adalah salah satu penyakit yang lumrah diderita masyarakat
Indonesia baik tua maupun muda. Dimasyarakat, masih terus berkembang mitos
dan anggapan yang salah mengenai penyakit ini. Padahal mitos-mitos ini
menyesatkan bila dikaji dari sisi medis da bisa merugikan pederita. Salah satu
mitos-mitos tersebut bahwa dengan sering mandi malam diusia muda memicu
rematik diusia tua. Faktanya sejauh ini belum ada bukti yag menguatkan hal
tersebut.
Prevalensi terjadinya penyakit ini adalah 1 % orang dewasa. Predominan
pada perempuan. Perempuan 3 kali lebih sering mederita reumatoid artritis
dibanding dengan laki-laki. Penyakit ini meyerang semua etnis, dengan insiden
pada orang berusia 18 tahun berkisar 0,1 % - 0,3 %. Sedangkan pada anak-anak
dan remaja yang berusia kurang dari 18 tahun 1 / 100.000 orang.
1
Pada tahu 2000, jumlah penderita rematoid artritis (RA) sekitar 120 orang.
Walaupun pravalensi peyakit rendah, tetapi penyakit ini sangat progresif dan
paling
sering
menyebabkan
kecacatan.
Panti
Sosial
Tresna
Werdha
”Puspakarma” Mataram sendiri terdapat lansia yang menderita gangguan rasa
nyaman nyeri akibat dari penyakit rematiknya dimana terdapat lansia perempuan
dan lansia laki-laki. Sehingga penulis tertarik untuk mengangkat kasus penyakit
ini sebagai tugas dalam praktik klinik keperawatan gerontik di Panti Sosial
Tresna Werdha ”Puspakarma” Mataram tahun 2012.
B. TUJUAN PEULISAN
1. Tujuan Umum
Penulis dapat mengaplikasikan teori yang didapat diproses belajar
mengajar secara nyata kepada lansia dengan rheumatoid arthritis dan secara
langsung memberikan asuhan keperawatan kepada kelayan.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu megidentifikasi tanda dan gejala rheumatoid arthritis
secara langsung.
b. Penulis mampu melaksanakan proses keperawatan secara langsung, mulai
dari mengkaji data kelayan, menganalisa data tersebut kemudian
merumuskan diagnosa keperawatannya. Selanjutnya membuat rencana
tindakan dan melaksanakannya serta melakukan evaluasi terhadap
tindakan keperawatan yang diberikan kepada kelayan.
C. METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan yang digunakan adalah :
1. Metode deskriptif
2. Metode studi kepustakaan
3. Metode studi kasus
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
2
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar (Masalah Utama)
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manifestasi Klinis
4. Patofisiologi
5. Penatalaksanaan Medis
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
3
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Laporan Pendahuluan
2. SAP (jika ada penyuluhan kesehatan)
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar (Masalah Utama)
1. Pengertian
Reuamatoid atritis Reumatoid Arthritis adalah suatu penyakit inflamasi
kronik dimana manifestasi utamanya poliatritis dan melibatkan seluruh tubuh
pasien dapat menunjukkan konstitusional berupa kelemahan umum seperti
cepat lelah atau gangguan non atrikular lain (Mansjoer A,2000)
Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit kronik ,sistematik yang secara
khas berkembang perlahan-lahan dan ditandai oleh adanya radang yang
sering kambuh pada sendi-sendi diartrodial dan struktur yang berhubungan
(Mickey stenley,2002)
2. Penyebab utamanya kelainan ini belum diketahui,ada beberapa teori yang
dikemukakan mengenai penyebab Arthritis Reumatoid
1. Infeksi Streptokokus hemolitikus dan Streptokokus non
Hemolitikus
2. Endokrin
3. Auto imun
4. Metabolik
3. Tanda dan gejala
1. Nyeri persendian
2. Demam
3. Berat badan turun
4. Perubahan ukuran sendi
5. Bengkak
4. Patofisiologi
Pada Arthritis Reumatoid Auto imun dalam jaringan synovial proses
pathogenesis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi.enzim-enzim tersebut akan
memecah kolagen sehingga terjadi edema poliferasi membrane synovial dan
akhirnya pembentukan pannur-pannur akan menghancurkan tulang rawan dan
menimbulkan erosi tulang akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang
akan mengganggu gerak sendi otot akan turut terkena akan mengalami perubahan
degenerative dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan konstraksi otot
(Brunner dan Suddart,2002).
5
5. Nursing Pathway
Reaksi faktor dengan antibody ,faktor metabolic
Infeksi usus
Reaksi peradangan
Synovial menebal
pannur
nodul
perormitas sendi
gangguan bodi image
Infiltrasi kedalam os.subcumdria
Hambatan nutrisi pada kartilago antikular
Kartilago nekrosis
Erosi kartilago
Adhesi pada permukaan sendi
Ankilosis fibrosa
antilosis tulang
Terbatasnya gerakan sendi
Defisit self care
6
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji :
a. Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri, rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama
pada pagi hari).
b. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress
pada sendi, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris, keletihan.
c. Kardiovaskuler
Gejala : fenomena rainoud dari tangan / kaki (misal : pucat, intermitten,
sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum kembali normal.
d. Makanan/cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilka / mengkonsumsi makanan /
cairan, anareksia.
Tanda : penurunan perat badan, kekeringan pada membran mukosa
e. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi, ketergantungan pada orang lain.
f. Neorosensori
Gejala : kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada
jari tangan.
Tanda : pembengkakan sendi simetris.
g. Interaksi sosial
Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lai, perubahan peran,
isolasi.
h. Keamanan
Gejala :

Kulit mengkilat

Tegang

Lesi kulit

Ulkus kaki

Kesulitan dalam menangani ugas
7

Demam ringan menetap

Kekeringan pada mata dan membran mukosa
i. Interaksi ego
Gejala :

Keputusasaan dan ketidakberdayaan

Ancaman pada konsep diri, citra tibuh,

Idetitas pribadi
2. Diagosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan keterbatasan aktifitas yang ditandai dengan

Keluhan nyeri pada pundak ,pinggang bagian kiri serta menjalar
ke sendi kaki bagian kiri

P=apabila melakukan aktifitas Q=seperti di tusuk-tusuk R=pada
pundak ,pinggang bagian kiri kemudian menjalar kesendi kaki
bagian kiri S=sedang (4-6) T=pada pagi ,siang dan malam hari
b. Gangguan aktifitas yang berhubungan dengan penurunan rentang
gerak
c. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan skeletal ,ketidak
seimbangan tubuh serta menurunnya kemampuan daya penglihatan.
3. Perencanaan

Nyeri berhubungan dengan keterbatasan aktifitas yang ditandai
dengan Keluhan nyeri pada pundak ,pinggang bagian kiri serta
menjalar ke sendi kaki bagian kiri

P=apabila melakukan aktifitas Q=seperti di tusuk-tusuk R=pada
pundak ,pinggang bagian kiri kemudian menjalar kesendi kaki
bagian kiri S=sedang (4-6) T=pada pagi ,siang dan malam hari.
1) Kriteria evaluasi

Kelayan menunjukkan nyeri hilang / terkontrol.

Kelayan terlihat rileks, dapat tidur / istirahat.

Kelayan
mampu
mengikuti
diresepkan.
8
program
farmakologis
yang

Kelayan mampu meggabungkan keterampilan relaksasi dan
aktivitas hiburan kedalam program kontrol nyeri.
2) Intervensi

Kaji keluhan nyeri (lokasi, intensitasnya).
Rasional : membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen
nyeri dan kefektifan program.

Sarakan kelayan menggunakan matras / kasur keras, dan bantal
kecil.
Rasional : matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan
mencegah
pemeliharaan
kesejajaran
tubuh
yang
tepat,
menempatkan stres pada sendi yang sakit.

Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan.
Rasional : mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan
sendi.

Motivasi kelayan untuk sering merubah posisi.
Rasional : mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan
sendi.

Bantu kelayan untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
Rasional : pada penyakit yang berat, tirah baring mungkin
diperlukan untuk membatasi nyeri.

Berikan massase lembut
Rasional : menigkatkan relaksasi / mengrangi tegangan otot.

Ajarkan manajemen stres, seperti teknik relaksasi.
Rasional : meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kotrol dan
kemampuan koping.

Kolaborasi : berikan obat-obatan sesuai petunjuk
Rasional : sebagai anti inflamasi.
b. Gangguan aktifitas yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak

Kaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi.
Rasional : tingkat aktivitas tergantung dari perkembangan penyakit.

Bantu dengan rentang gerak aktif / pasif.
Rasional : mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan
otot.
9

Dorong kelayan mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,
berdiri dan berjalan.
Rasional : memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas.

Modifikasi lingkungan.
Rasional : menghidari cedera akibat kecelakaan.

Kolaborasi cedera akibat kecelakaan.
Rasional : berguna dalam memformulasikan program latihan.
c. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan skeletal ,ketidak
seimbangan tubuh serta menurunnya kemampuan daya penglihatan

Diskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur.
Rasional : gangguan tidur mengakibatkan gangguan fungsi kognitif,
persepsi dan penurunan kontrol emosi. Ini juga menurunkan ambang
nyeri mengurangi prosuksi penurunan ketokolamin.

Dorong kelayan untuk melaksanakan ritual menjelang tidur, seperti
membaca atau minum hangat.
Rasional : membantu meningkatkan relaksasi dan menyiapkan tidur.

Lakukan tindakan penghilang nyeri sebelum tidur.
Rasional : kelayan dengan penyakit inflamasi sendi sering mengalami
gejala memburuk pada malam hari.

Anjurkan posisi sendi yang tepat.
Rasional : posisi yang tepat mencegah nyeri selama tidur.

Ciptakan tidur tanpa gangguan untuk memugkinkan siklus tidur
lengkap.
Rasional : siklus tidur mempunyai interval 70 – 100 menit.
4. Pelaksanaan
a. Nyeri berhubungan dengan keterbatasan aktifitas yang ditandai dengan

Keluhan nyeri pada pundak ,pinggang bagian kiri serta menjalar
ke sendi kaki bagian kiri

P=apabila melakukan aktifitas Q=seperti di tusuk-tusuk R=pada
pundak ,pinggang bagian kiri kemudian menjalar kesendi kaki
bagian kiri S=sedang (4-6) T=pada pagi ,siang dan malam hari

Mengkaji keluhan nyeri.
10

Menganjurkan kelayan untuk menggunakan matras / kasur keras dan
bantal kecil.

Meninggikan linen tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.

Memotivasi kelayan untuk sering merubah posisi.

Membantu kelayan untuk mendapatkan posisi yang nyaman.

Memberikan massase lembut.

Menganjurkan manajemen stres, seperti teknik relaksasi.

Memberikan obat-obatan sesuai dengan petunjuk.
b. Gangguan aktifitas yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak

Mengkaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi.

Membantu kelayan melakukan rentang gerak aktif / pasif.

Memotivasi kelayan mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,
berdiri dan berjalan.

Memodifikasi lingkugan.

Merujuk untuk konsul dengan ahli terapi fisik
c.Resiko cedera berhubungan dengan perubahan skeletal ,ketidak seimbangan
tubuh serta menurunnya kemampuan daya penglihatan

Menciptakan lingkungan yang bebas bahaya misalnya menjauhkan
alat-alat yang bisa membuat kelayan cedera

Memberikan motivasi /ambulasi sesuai kebutuhan
5. Evaluasi
a. Nyeri Nyeri berhubungan dengan keterbatasan aktifitas yang ditandai
dengan

Keluhan nyeri pada pundak ,pinggang bagian kiri serta menjalar
ke sendi kaki bagian kiri

P=apabila melakukan aktifitas Q=seperti di tusuk-tusuk R=pada
pundak ,pinggang bagian kiri kemudian menjalar kesendi kaki
bagian kiri S=sedang (4-6) T=pada pagi ,siang dan malam hari

Kelayan menunjukkan nyeri hilang / terkontrol.

Kelayan terlihat rileks, dapat tidur / istirahat.

Kelayan mampu mengikuti program farmakologis yang diresepkan.

Kelayan mamapu menggunakan keterampilan relaksasi.
b.Gangguan aktifitas yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak
11

Kelayan mempertahankan fungsi posisi dengan tdak hadirnya /
pembatasan kontraktur.

Kelayan mempertahankan / meningkatkan kekuatan dan fungsi dan
sendi.
a. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan skeletal ,ketidak
seimbangan tubuh serta menurunnya kemampuan daya penglihatan

Kelayan akan menjelaskan faktor-faktor yang menghambat tidur.

Kelayan mampu mengidentifikasi teknik untuk memudahkan tidur.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal pengkajian
: Senin,3 September 2012
Nama pengkaji
: NURLAELI
A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi
Nama
: Papuq “M”
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat/tanggal lahir
: Dusun pelempat,Kec.Batulayar (1942)
tahun)
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Janda di tinggal meninggal
TB / BB
: 157 cm/56 kg
Penampilan
: bersih dan rapi
Pendidikan terakhir
: tidak sekolah
Alamat
: Dusun pelempat,Kec.Batulayar (1942)
Orang yang dekat dihubngi
: Tn ”i”
Hubungan dengan usila
: Anak
Alamat
:Jln.cakalang
kampung
ampenan Mataram.
2. Riwayat Keluarga

Genogram
13
melayu
Keterangan :
/
: Perempuan/laki-laki meninggal
/
: Perempuan/laki-laki hidup
: Hubungan perkawinan
: Kelayan
..........
: tingal serumah
Penjelasan :
Kelayan merupakan anak Kedua da i dua bersaudara dan telah menikah 2
kali dan suami pertama meninggal sejak 5 tahun yang lalu.sedangkan
suami keduanya sudah meninggal 2 tahun yang lalu kelayan mengatakan
tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit sekarang.
3. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini
:Tidak ada, hanya diam di rumah saja
Alamat pekerjaan
:-
Berapa jarak dari rumah
:-
Alat transportasi
:-
Pekerjaan sebelumnya
:-
Jarak dari rumah
:-
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kehidupan : Papuq “M”
mengatakan segala kebutuhannya sehari-hari terpenuhi dirumahi dan kadangkadang ada sumbangan.
4. Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe tempat tinggal
: Permanen
Jumlah kamar
: 6 kamar
Jumlah tongkat
: tidak ada
Kondisi tempat tinggal
: Lingkungan bersih, setiap hari disapu dan
dipel, pencahayaan cukup terang, ventilasi
baik, tidak lembab, halaman rumah asri dan
banyak ditanami bunga-bunga dan keadaan
bersih.
Jumlah orang yang tinggal dirumah : hanya klayan dan anaknya saja
14
Derajat privasi
:Baik
Tetangga terdekat
: hanya tetangga di dekat rumah kelayan saja
5. Riwayat Rekreasi
Hobby/minat
: membuat kerupuk dari Nasi
Keanggotaan organisasi
: tidak ada
Liburan perjalanan
: Papuq “M” pernah pergi pelesiran beberapa
kali bersama tetangga yang mengajaknya
pergi ke Loang Baloq dan di pantai Tanjung
Karang.
6. Sistem Pendukung
Di dekat tempat tinggal kelayan terdapat puskesmas yang melayani
kesehatan lansia dengan jumlah tenaga perawat lebih dari 10 orang dan 2
orang dokter, puskesmas tersebut bekerja sama dengan RSUP
Mataram
untuk keperluan bila ada anggota keluarga yang perlu dirujuk
7. Deskripsi Kekhususan
 Kebiasaan ritual
Papuq ”M” mengatakan beberapa tahun belakangan ini kondisi
kesehatananya menurun karena nyeri pada pundak, nyeri pinggang pada
bagian kiri dan nyeri sendi kaki pada bagian kiri yang semakin terasa.
 Yang lainnya
Papuq ”M” mengatakan kadang-kadang merasakan nyeri kepala
8. Status Kesehatan
 Status kesehatan selama setahun yang lalu
Papuq ”M” menyatakan pernah mengalami nyeri pada pundaknya serta
merasakan nyeri pinggang pada bagian kiri, demam, batuk pilek,
pengelihatan yang kabur dan tulang yang terasa linu yang menyebabkan
aktivitas kelayan terganggu.
 Status kesehatan untuk selama 5 tahun yang lalu
15
Papuq ”M” menyatakan dulu pernah mengalami nyeri pundak dan nyeri
pada pinggangnya.
9. Keluhan Utama
 Kelayan mengatakan nyeri.

Paliative
kelayan merasakan nyeri apabila beraktivitas, misalnya pada saat
melakukan sholat dan duduk lama di pawon (dapur) membantu memasak
di dapur.

Quality/Quantity
Kelayan mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk.

Region
Kelayan mengatakan nyeri pada pundak, nyeri pada pinggang bagian kiri
dan menjalar pada sendi kaki bagian kiri.

Severity scale
Sedang (4-6)

Timming
Kelayan mengatakan nyerinya pada pagi, siang dan malam.
 Pemahaman dan penatalaksaan masalah kesehatan :
Kelayan mengatakan jika nyerinya kambuh, kelayan mengolesi daearah
yang sakit dengan minyak kayu putih kemudian meminum obat-obatan
yang diberikan dari puskesmas. Kelayan mengatakan penyakit yang
dideritanya adalah penyakit yang biasa diderita oleh orang tua pada
umumnya.
 Obat-obatan
No.
1.
Nama Obat
Dosis
Keterangan
Piroxicam
500 mg
3x1/sehari
 Status imunisasi dan alergi :
Kelayan mengatakan dia tidak mengetahui tentang imunisasi
16

Tetanus, difentri
:-

Influenza
:-

Pnemontoks
:-
 Alergi
Kelayan menyatakan tidak alergi terhadap obat-obatan dan makanan

Obat-obatan
:-

Makanan
:-

Lingkungan
:-
 Penyakit yang pernah diderita
:-
10. Aktivitas Hidup Sehari-hari
a. Indeks Katz
Skor A, yaitu kelayan mandiri dalam hal makan, berpindah, ke kamar
mandi, berpakaian dan mandi dan kelayan bisa melakukan aktivitas
seperti membersikan kamar, mencuci piring setelah makan walaupun
cepat istirahat.
b. Oksigenasi
Kelayan mengatakan tidak pernah mengalami gangguan dalam bernafas.
c. Cairan dan elektrolit
Kelayan mengatakan kadang-kadang minum air matang, kelayan
meminum air ± 5 gelas / hari.
d. Nutrisi
Kelayan menyatakan makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk pauk,
sayur, tahu-tempe, ikan laut, dan ayam.
e. Eliminasi
Kelayan mengatakan buang air besar sebanyak 1-2 kali/hari pada pagi
hari dengan konsistensi lembek, buang air kecil 2-3 kali/hari dengan
lancar, warna kadang-kadang bening dan agak kekuningan.
f. Aktivitas
Kelayan dapat melakukan aktifitas sendiri tanpa bantuan orang lain,
seperti menyapu kamar, mencuci piring, dan membersikan halaman
wisma, dll.
g. Istirahat dan tidur
17
Kelayan mengatakan tidak bisa istirahat jika pekerjaannya belum selesai,
pada siang hari kelayan tidak dapat istirahat jika ada pekerjaan yg belum
selesai, dan malam harinya istirahat pada pukul 21.30 wita, akan tetapi
selalu gelisah dan terbangun, bangun pagi sekitar pukul 05.00 wita untuk
melaksanakan sholat subuh
h. Personal Hygiene
Kelayan berpenampilan rapi, kulit keriput, rambut keriting beruban tipis
panjang dan selalu pakai kerudung. Kelayan biasa mandi sebanyak 1-2
kali sehari, itupun jika tidak keletihan, akan tetapi jika letih maka kelayan
mengaku hanya mandi 1x sehari dan selalu berkumur – kumur jika mau
sholat.
i. Seksual
Kelayan tidak pernah melakukan hubungan suami istri lagi semenjak
suami nya meninggal
j. Rekreasi
Kelayan mengatakan sudah beberapa kali pergi pelesiran bersama
tetangga dan keluarganya
k. Psikologis

Persepsi kelayan
kelayan mengatakan penyakitnya merupakan penyakit yang biasanya
diderita oleh orang tua.

Konsep diri
kepercayaan diri kelayan masih tinggi, terbukti selalu menjawab
pertanyaan yang diberikan.

Emosi
kelayan sangat tenang dan tidak pernah menunjukkan emosi yang
berlebihan / tidak pernah marah - marah.

Adaptasi
Kelayan tinggal di rumahnya sejak 15 tahun yang lalu, dan kelayan
sudah sangat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan tetangga,
lingkungan di sekitar rumahnya

Mekanisme pertahanan diri
Kelayan lebih mendekatkan diri dengan Allah swt jika mengalami
masalah, dan berdiam diri dalam kamar.
18
11. Tinjauan Sistem
Keadaan umum
: Berpenampilan cukup bersih, bicara terarah dan teratur,
orientasi waktu, tempat, dan orang baik.
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS
: E : 4, V : 5, M : 6
TTV
: Nadi: 82 kali/menit, RR: 20 kali/menit, tensi : 130/90
mmHg
a. Kepala
Inspeksi
Rambut keriting dan panjang beruban, tidak mudah rontok, tidak terdapat
kutu dan tampak bersih.
b. Palpasi
pada kulit kepala tidak terdapat lesi, benjolan dan tidak terdapat nyeri
tekan
c. Mata, Telinga, Hidung
Sklera putih agak keruh, konjungtiva merah, refleks pupil ada, lapang
pandang menurun, hanya mampu melihat gerak jari dari jarak 4 meter,
dengan visus 4/6. Telinga terdapat bulu-bulu, simetris, tidak ada benjolan.
Hidung bersih tidak ada sekret, tidak ada polip/benda asing dan wajah
tampak keriput, warna kulit hitam manis, wajah tampak meringis
menahan kesakitan ketika berdiri dan duduk atau ketika beraktivitas
seperti berjalan.
d. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar kelenjar tiroid.
e. Dada dan Punggung
Inspeksi
: bentuk thorax kiposis, pernapasan normal dengan tidak ada
tarikan dinding dada, dan respirasi 20x/menit
Palpasi
: vokal-fremitus normal dengan getaran yang sama.
Perkusi
: pada perkusi, paru terdengar sonor, daerah jantung dan hepar
terdengar suara pekak, yang menandakan semua organ dalam
keadaan baik.
Auskultasi : suara paru-paru terdengar sonor, jantung SI-S2 tunggal dan
tidak terdapat suara nafas tamabahan pada daerah paru-paru.
19
f. Abdomen dan Pinggang
Inspeksi
: abdomen datar, warna kulit merata, tidak terdapat benjolan
meupun lesi di sekitar adomen, wajah tampak meringis
memegang pinggang.
Auskultasi : bising usus normal dengan frekusensi 6x/ menit,
Palpasi
: tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen tekan,
tidak
terdapat massa ataupun benjolan, dan turgor kulit normal.
Perkusi
: pada masing-masing kuadran tidak terdapat kelainan
g. Ekstremitas Atas dan Bawah
Inspeksi
: tidak terdapat edema maupun benjolan, pada ekstrimitas atas,
ekstremitas bawah, tonus otot ekstrimitas atas dans ekstermitas
bawah
4
4
5
5
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan
Perkusi
: ketukan tendon bisep dan trisep normal, refleks babinsky
normal.
h. Sistem Imune
Tidak terkaji dengan jelas tetapi kelayan mengatakan jarang mengalami
filek, batuk demam.
i. Genitalia
Kelayan tidak bersedia diperiksa, dengan alasan malu
j. Sistem Reproduksi
Tidak terkaji
k. Sistem Persyarafan
Refleks fisiolagik normal, reflek patologi tidak terkaji
l. Sistem Pengecapan
Kelayan masih bisa membedakan rasa makanan, mengatakan asin ketika
disuruh mencicipi garam dengan mata tertutup.
m. Sistem Penciuman
Kelayan masih bisa membedakan aroma kopi saat matanya ditutup.
n. Tactil Respon
Kelayan masih bisa merespon ketika memegang tangannya.
20
12. Status Kognitif, Afektif dan Sosial
a. SPSMQ (Short Portable Mental Questioner), jumlah kesalahan 1 yang
berarti fungsi itelektual kelayan masih baik / utuh.
b. MMSE (Mini Mental State Exam); kesalahan yang didapatkan 2 yang
berarti asfek kognitif dan mental kelayan masih baik.
c. IDB (Inventaris Depresi Bock) ; nilai yang didapatkan 2, yang berarti
tingkat depresi kelayan minimal / tidak ada.
d. APGAR keluarga : fungsi sosial kelayan baik.
13. Data Penunjang

Laboratorium
:-

EKG
:-

CT Scan
:-

Radiologi
:-

USG
:-
Obat-obatan
: piroxicam 3x1/sehari.
Analisa Data
No
1
Symptom
Etiologi
 Kelayan mengeluh nyeri
Reaksi Imunologi
Ds :
Nyeri
pada pundak, nyeri pada
pinggang
bagian
kiri
Inflamasi
Membran Sinovial
kemudian menjalan ke
sendi kaki bagian kiri
 P : apabila melakukan
Destruksi Sendi
aktivitas
 Q : seperti di tusuktusuk
 R
Problem
:
pada
pinggang
pundak,
bagian
kemudian
kiri
menjalar
kesendi kaki bagian kiri.
 S : sedang (4-6)
21
Nyeri
 T : pada pagi, siang dan
malam hari
Do :
 Klien mengatakan nyeri
saat beraktifitas
 Wajah tampak meringis
 Peningkatan skala nyeri
(3-6)
 TTV
T : 130/90mmHg
N : 82x/menit
RR: 20x/menit
2
Ds :
Erosi tulang
 Kelayan
mengatakan
nyeri dideritanya
sedang
saat
Gangguan
Aktifitas
Ganguan gerakan sendi
beraktifitas,
ketika akan berdiri dan
Penurunan rentang
duduk terasa sakit atau
gerak, (nyeri saat
sedang berjalan.
berakivitas
Do :
 Tonus otot 4
5
4
Keterbatasan mobilitas
5
 Keterbatasan
fisik
pada
pergerakan kaki kiri.
Intoleransi aktivitas
 TTV
T : 130/90mmHg
N : 82x/menit
RR: 20x/menit
3
Degeneratif pada otot
Ds :
 Kelayan
Resiko
cedera
mengatakan
pengeli- hatannya kabur
dan tulang terasa linu
Elastisitas, kekuatan
dan kontraksi otot
berkurang
Do :
22
 Kelayan
hanya
bisa
melihat gerak jari dari
Keterbatasan ketahanan
fisik
jarak 4 meter
 Visus 6/6
 Keadaan
banyak
Gangguan gerak,
lingkungan
batu
kerikil
karna jalannya rusak
keseimbangan tubuh
Dan gangguan daya
pengelihatan
Resiko cedera
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri, berhubungan dengan keterbatasan aktivitas yang ditandai dengan :

Keluhan nyeri pada pundak, pinggang bagian kiri serta menjalar ke sendi
kaki bagian kiri

P : apabila melakukan aktivitas, Q : seperti di tusuk-tusuk, R : pada
pundak, pinggang bagian kiri kemudian menjalar kesendi kaki bagian kiri,
S : sedang (4-6), T : pada pagi, siang dan malam hari

Wajah tampak meringis.
2. Gngguan aktifitas yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kelemahan otot, dan nyeri pada gerakan yang ditandai dengan :

Kelayan mengeluh nyeri pada saat bergerak.
3. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan skeletal, ketidak seimbangan
tubuh serta menurunnya kemampuan daya pengelihatan.
23
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No
1
Diagnosa
Keperawaan
Tujuan
Nyeri
Setelah
berhubungan
dilakukan
dengan
Rencana Tindakan
1.
keadaan tindakan
mudah lelah serta keperawatan
Observasi
Rasional
1. Membantu
dalam
status nyeri, catat
menentukan
lokasi dan intesitas
kebutuhan
nyeri.
menajemen
keerbatasan
selama 3 x 12
dan
mobilisasi fisik
jam, diharapkan
program
nyeri terkontrol, 2.
Laksanakan
nyeri
keefektifan
2. Nyeri
dapat
dengan kriteria
sejumlah tindakan
responsif
hasil :
yang memberikan
tindakan
 Penurunan
kenyamanan
keperawatan
(kompres hangat)
hanaya
skala nyeri
 Ekspresi
wajah
terhadap
bukan
obat
-
obatan.
tidak 3.
meringis.
Anjurkan
kelayan
untuk
mengungkapkan
perasaan
3. Pengungkapan kata
– kata bagus untuk
koping adaptif.
tentang
nyeri yang dialami.
4.
Jelaskan
4. Menambah
tentang nyeri yang
pengetahuan kelayan
dialami kelayan
tentang
penyakit
yang dialaminya
5.
Anjurkan
5. tirah
baring
kelayan
untuk
diperlukan
untuk
mendapat
posisi
membatasi nyeri.
yang nyaman jika
sakitnya kambuh.
6.
Anjurkan
kelayan
24
untuk
6. beraktifitas
terus
menerus mendorong
beristirahat
kambuhnya
beberapa menit jika
pada sendi.
nyeri
melakukan
aktivitas
terus
menerus.
7.
Kolaborasi
dalam penghentian
7. Megurangi
keluhan
nyeri.
analgesik.
2
Intoleransi
Setelah
aktifitas
di 1. Observasi
yang lakukantindakan
berhubungan
keperawatan
nyeri
kekuatan/ kelemahan
fisik
kelayan.
dan
dapat
informasi mengenai
pada kelayan
pemulihan.
mobilitas
otot kelayan
otot
memberikan
gerak, jam, diharapkan
gerakan,
kelemahan
kerusakan
mobilitas
dengan penurunan selama 3 x 12
rentang
tingkat 1. Meidentifikasi
2. Motifasi
dapat
kelayan 2. Kelayan
mengerti
untuk
tentang penyakitnya
dan nyeri pada optimal dengan
mengungkapkan
sehingga
saat beraktivitas
kriteria:
secara
bagaimana
 Keluhan nyeri
mengenai
berkurang.
verbal
tau
penatalaksanaannya.
keterbatasan dalam
 Kelayan
mobilitas fisik.
mengetahui
3. Bantu
faktor
–
faktor
yang
mempengaruh
kelayan 3. Adaptasi
mengenali
perabot
lingkungan
rintangan
dalam
lingkungannya.
imobilitas.
rumah
untuk
dapat
memudahkan
mobilitas.
4. Berikan lingkungan 4. Menghindari cedera
yang
nyaman
misalnya
akibat kecelakaan
bantu
mobilitas kelayan
3
Resiko
cedera Setelah
1. Ciptakan
1. Kemampuan
berhungan dengan dilakukan
lingkungan
perubahan
bebas dari bahaya
skeletal,
tindakan
ketidak keperawatan
seimbangan tubuh selama
yang
melaksanakan
aktifitas
perawatan
diri dipengaruhi oleh
3x12
25
penyakit.
serta menurunnya jam, diharapkan 2. Berikan
kemampuan atau kelayan
daya pengelihatan
resiko
cedera dapat di
hindari
2. Alat
penerangan
yang
cukup.
meningkatkan
dan
mengurangi
kriteria :
cedera,
dapat
aktifitas
dengan
 Tidak
bantu
resiko
cedera.
terjadi
atau 3. Menguatkan
fraktur .
3. Resiko cedera dapat
kembali
pemakaian
bantu
diminimalkan
alat
dengan alat bantu
dengan
benar.
4. Berikan motivasi 4. Resiko cedera dapat
ambulasi
kebutuhan
sesuai
diminimalkan
dengan
yang sesuai
26
ambulasi
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
No
1
Hari/
Tanggal
Selasa
No.Dx
I
4-9-2012
Tindakan Keperawatan
Evaluasi Tindakan
1. Menjelaskan tentang nyeri 1. Kelayan kooperatif.
pada kelayan
2. Mengobservasi
status 2. Derajat nyeri
nyeri kelayan
sedang, dengan nyeri
skala nyeri 6
3. Mengajarkan tehnik nafas 3. Kelayan
dalam dan masasse
bisa
melakukan
nafas
tehnik
dalam
dan
masasse
4. Memotifasi kelayan untuk 4. Kelayan
mengutarakan
tentang
perasaan
penyakit
yang
kooperatif
dengan saran yang
dianjurkan
dideritanya
5. Menjelaskan pada kelayan
untuk mengganti posisi
tidur tiap 2 jam sekali
2
Selasa
4-9-2012
II
1. Mengobservasi
5. Kelayan
kooperatif
dengan saran yang
dianjurkan
1. Kemampuan
ketidakmampuan aktivitas
aktivitas
kelayan
menurun.
kelayan
2. Memotvasi kelayan untuk 2. Kelayan
mengungkapkan
secara
verbal
perasaan
mengenai
keterbatasan
dalam
aktivitas sehari-hari
bisa
mengungkap
perasaan
mengenai
keterbatasan
dalam
aktivitas sehari-hari
3. Membantu kelayan dalam 3. Kelayan
bisa
mengenali rintangan dalam
mengenali rintangan
lingkungan.
dalam
27
lingkungan
disekitarnya
4. Memberikan
yang
lingkungan 4. Kelayan
nyaman
misalnya
kooperatif
terhadap tindakan
bantu aktivitas kelayan
3
Selasa
III
4-9-2012
1. Menciptakan
yang
lingkungan 1. Kelayan
bebas
bahaya,
misalnya menjauhkan alat-
dengan
nyaman
lingkungan
sekitanya
alat yang bisa membuat
kelayan cedera
2. Memberikan
penerangan 2. Kelayan
yang cukup terang dengan
kooperatif
terhadap tindakan
membuka jendela rumah
kelayan
3. Memberikan
motivasi 3. Kelayan
ambulasi sesuai kebutuhan
1
Rabu
5-9-2012
I
kooperatif
terhadap penjelasan
1. Mengobservasi status nyeri a.
kelayan
Kelayan
kooperatif.
Derajat nyeri sedang,
2. Melakukan
tentang
penyuluhan
nyeri
dengan skala nyeri 6
dan b.
Kelayan
penangananya(melakukan
kooperatif terhadap
kompres
penjelasan
hangat
pada
kelayan)
dan
mengatakan
agak
nyaman setelah di
kompres
3. Memotifasi kelayan untuk
mengutarakan
tentang
perasaan
nyeri
mengganti
posisi
tidur tiap 2 jam sekali
28
Kelayan
kooperatif
4. Menjelaskan pada kelayan
air
hangat.
yang c.
dideritanya
untuk
menggunakan
saran
dianjurkan
dengan
yang
d.
Kelayan
kooperatif
dengan
saran
yang
dianjurkan
2
Rabu
II
5-9-2012
1. Mengobservasi
1. Kemampuan
ketidakmampuan aktivitas
aktivitas
kelayan
menurun.
kelayan
2. Memotvasi kelayan untuk 2. Kelayan
bisa
mengungkapkan perasaan
mengungkap
secara
perasaan
verbal
mengenai
keterbatasan
dalam
aktivitas sehari-hari
mengenai
keterbatasan
dalam
aktivitas sehari-hari
3. Membantu kelayan dalam 3. Kelayan
bisa
mengenali rintangan dalam
mengenali rintangan
lingkungan.
dalam
lingkungan
disekitarnya
4. Memberikan
yang
nyaman
lingkungan 4. Kelayan
misalnya
kooperatif
terhadap tindakan
bantu aktivitas kelayan
3
Rabu
5-9-2012
III
1. Menciptakan
yang
bebas
lingkungan 1.Kelayan
bahaya,
misalnya menjauhkan alat-
dengan
nyaman
lingkungan
sekitanya
alat yang bisa membuat
kelayan cedera
2. Memberikan
penerangan 2.Kelayan
kooperatif
yang cukup terang dengan terhadap tindakan
membuka jendela rumah
kelayan
3. Memberikan
motivasi 3.Kelayan
ambulasi sesuai kebutuhan
29
kooperatif
terhadap penjelasan
1.
Kamis
1. Menjelaskna tentang nyeri 1.Kelayan kooperatif.
I
6-9-2012
pada kelayan
2. Mengobservasi status nyeri 2. Derajat nyeri
kelayan
sedang, dengan nyeri
skala nyeri 6
3. Mengajarkan tehnik nafas 5. .Kelayan
dalam dan masasse
bisa
melakukan
nafas
tehnik
dalam
dan
masasse
4. Memotifasi kelayan untuk 6. Kelayan kooperatif
mengutarakan
tentang
perasaan
penyakit
yang
dengan saran yang
dianjurkan
dideritanya
5. Menjelaskan pada kelayan
untuk
mengganti
posisi
tidur tiap 2 jam sekali
2.
II
kamis
6-9-2012
aktivitas
dianjurkan
aktivitas
kelayan
menurun.
kelayan
2.Memotvasi kelayan untuk
mengungkapkan
secara
dengan saran yang
1. Kemampuan
1.Mengobservasi
ketidakmampuan
7. Kelayan kooperatif
verbal
perasaan
mengenai
keterbatasan dalam aktivitas
sehari-hari
3.Membantu kelayan dalam
mengenali rintangan dalam
lingkungan.
2. Kelayan
bisa
mengungkap
perasaan
mengenai
keterbatasan
dalam
aktivitas sehari-hari
3. Kelayan
bisa
mengenali rintangan
dalam
lingkungan
disekitarnya
4. Memberikan lingkungan
yang nyaman misalnya
30
4. Kelayan
kooperatif
terhadap tindakan
bantu aktivitas kelayan
3.
kamis
6-9-2012
III
1. Menciptakan lingkungan
yang
bebas
misalnya
1.Kelayan
nyaman
dengan
lingkungan
sekitanya
bahaya,
menjauhkan
alat-alat
yang
bisa
membuat kelayan cedera
2.Kelayan
kooperatif
terhadap tindakan
2. Memberikan penerangan
yang
cukup
terang
dengan membuka jendela
rumah kelayan
3.
Memberikan
ambulasi
kebutuhan
31
3.Kelayan
kooperatif
terhadap penjelasan
motivasi
sesuai
E. EVALUASI KEPERAWATAN
No
1
Hari/
No.
tanggal
DX
Jum’at
I
Paraf
Catatan Perkembangan
S
:Kelayan
7-9-2012
mengatakan
bisa
mengerti tentang nyeri dan
bisa mendemostrasikan cara
kompres hangat
O : kelyan tampak mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan
mampu mendemostrasikan cara
kompres hangat
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dipertahankan.
-Melakukan penyuluhan tentang
nyeri
dan
nya(melakukan
penanganan
kompres
hangat
pada kelayan)
-memotivasi
kelayan
untuk
mengutarakan
perasaan
tentang
nyeri yang dideritanya
-memotivasi
kelayan
untuk
mengungkapkan perasaan secara
verbal
mengenai
keterbatasan
dalam mengenali rintangan dalam
lingkungan.

P
:
Apabila
melakukan
aktivitas

Q : seperti di tusuk-tusuk

R:
pada
pundak,punggung,pinggang,
bagian
kiri,kemudian
menjalar ke sendi kaki kiri
32

S: sedang (4,6)

T : pada pagi,siang dan
malm haris
2
Jum’at
II
S
:kelayan
7-9-2012
mengatakan
mengenali
rintangan
bisa
dalam
lingkungan rumahnya.
O :Kelayan tampak mengerti dengan
rintangan lingkungan yang ada
disekitar rumahnya
A : Masalah tidak terjadi
P : Iitervensi dipertahankan
3
Jum’ast
III
S : Kelayan mengatakan tidak
7-9-2012
pernah
jatuh,
tapi
selalu
berhati-hati
O : -Kelayan tampak berhati-hati
-
Lingkungan tampak licin
A : Masalah teratasi.
P : Inervensi dipertahankan
33
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan kesenjangan antara konsep dasar teori dengan kenyataan
yang ditemukan dilahan praktek berkaitan dengan asuhan keperawatan pada lansia
dengan diagnosa keperawatan reumatoid arthritis
A. PENGKAJIAN
Dalam konsep dasar teori asuhan keperawatan lansia dengan reumatoid
arthritis data yang perlu dikaji adalah nyeri dengan pengkajian fokus PQRST,
aktivitas/istirahat,
neurosensori,
kardiovaskular,
makanan/cairan,
hygiene,
interaksi sosial, keamanan dan integritas ego, sedangkan pada pengkajjian kasus
ditampilkan data demografi, riwayat pekerjaan, riwayat lingkungan hidup,
riwayat rekreasi, sistem pendukung, deskripsi kekhususan, alasan mengapa
kelayan masuk panti, keluhan utama yang dirasakan kelayan, aktivitas seharihari, tinjauan sistem, status kognitif, afektif dan sosial kelayan.
Dalam proses pengkajian kasus, didapatkan data-data yang menunjukkan
masalah-masalah kesehatan kelayan, antara lain :
1. Nyeri karena adanya kelemahan otot.
2. Gangguan aktivitas
3. Resiko cedera.
Dalam proses pengkajian penulis menemukan hambatan-hambatan seperti
kelayan tidak ingin diganggu sebelum pekerjaannya selesai, hambatan lain adalah
kelayan dengan gangguan rentang gerak sangat sulit melakukan aktifitasnya
sehingga memmbutuhka kesabaran dalam mengevaluasi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada tinjauan teori tentang konsep dasar asuhan keperawatannya, terdapat
6 diagnosa, sedangkan pada tinjauan kasus penulis mengangkat 2 diagnosa yang
ada di teori dan 1 diagnosa diluar konsep dasar teorinya. Hal ini terjadi karena
dari hasil pengkajian ditemukan data yang mendukung masalah keperawatan
kelayan yang tidak termasuk diagnosa keperawatan dalam landasan teori.
34
C. PERANCANAAN KEPERAWATAN
Dalam perencanaan teoritis, terdapat rencana kolaborasi dengan tenaga
medis lain seperti dokter untuk pemberian terapi. Hal ini tidak direncanakan pada
perencanaan kasus karena disesuaikan dengan keadaan di dusun pelempat Tidak
semua perencanaan yang ada diperencanaan teoritis dimasukkan dalam
perencanaan kasus karena disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan asuhan
keperawatan pada kelayan tersebut.
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Pemberian tindakan keperawatan kepada kelayan disesuaikan dengan
perencanaan yang telah dibuat. Fokus pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
health education berupa kompres hangat tentang bagaimana penanganan jika
nyeri kaki kelayan dirasakan lagi. Tidak ada tindakan keperawatan yang langsung
menangani nyeri kelayan karena pada saat pengkajian kelayan sedang merasakan
nyeri. Sedangkan penanganan untuk masalah keterbatasan aktifitas, tindakan
difokuskan bagaimana memodifikasi lingkungan dan membantu kelayan dalam
penyediaan alat – alat untuk kebersihan diri.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Dalam mengevaluasi keberhasilan pencapaian pelaksanaan asuhan
keperawatan kepada kelayan dilakukan setelah 2 x 24 jam, tetapi eveluasi
tindakan dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan keperawatan. Pada saat
evaluasi akhir, menunjukkan pencapaian kriteria evaluasi, misalnya untuk
diagnosa I kelayan mampu mendemonstrasikan cara menangani keluhan nyeri
yang berarti sesuai dengan kriteria hasil pada perencanaan.
35
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah proses pemberian asuhan keperawatan pada kelayan Papuq “S”
penulis dapat menyimpulkan :
1. Dalam memberitahukan asuhan keperawatan pada lansia, banyak diemukan
hambatan-hambatan sehingga kita harus benar-benar mengenal lansia itu agar
kita bisa mencari jalan keluar jika muncul hambatan terutama pada proses
pengkajian.
2. Dalam proses memberikan asuhan keperawatan asuhan keperawatan pada
lansia, kita harus sabar menghadapi perubahan emosi yang setiap saat
berubah-ubah.
3. Memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan khusus
seperti kelayan dengan keterbatasan rentang gerak harus menggunakan terik –
terik tertentu karena keterbatasan gerak. Berbeda dengan lansia yang tidak
mengalami gangguan pendengaran, pelaksanaan asuhan keperawatan lebih
mudah.
B. SARAN
1. Bagi Kelayan
Hendaknya kelayan tetap menjaga kesehatan, jangan terlalu memaksakan diri
untuk bekerja dan lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan panti.
2. Bagi Perawat
Hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan agar lebih peka terhadap
masalah-masalah yang dialami lansia serta meningkatkan kerjasama.
3. Bagi keluarga d dudun pelempat
Lebih meningkatkan pelayanan terutama pelayanan kesehatan agar kelayan
menderita suatu penyakit lebih dini ditangani.
36
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Pendokumentasian keperawatan,
Edisi 2. Jakarta : EGC.
Doenges, M.E, dkk. 1999. Rencana Asuhan keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta :
EGC.
Internet : http//drlizakedokteran.blogspot.com/2007/12/reumatoid-artritis-re.html
Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC.
Price, S.A. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6.
Jakarta : EGC.
Wahit Iqbal Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : EGC.
37
Lampiran
1. Laporan pendahuluan
2. Satuan Acara penyuluhan dan Laporan Penyuluhan individu.
38
Download