BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nogroho, Wahyudi 2000). Proses menua menyebabkan perubahan struktur dan fungsi fisik tubuh. Sebagai contoh, laki-laki kehilangan kira-kira 3% massa tulang kortikalnya tiap dekade setelah umur 40 tahun. Pada perempuan kecepatan kehilangan sama, tetapi akan semakin meningkat setelah menopause. Massa otot, jumlah dan ukuran miofibra, jumlah dan besar unit motoris juga berkurang. Penurunan area penampang lintang otot tungkai dimulai sejak awal dewasa dan akan dipercepat setelah umur 50 tahun. Pengurangan area penampang lintang ini diikuti oleh meningkatnya struktur nonkontraktil seperti lemak dan jaringan ikatnya. Ujung-ujung tulang dilindungi oleh kartilago artikularis. Pada lanjut usia terjadi fragmentasi anyaman kolagen dan ruptur ikatan antar fibra. Hal ini akan menyebabkan hilangnya kekuatan fisik dan menurunkan efek peredaman kartílago. Manifestasi klinisnya adalah para lanjut usia akan nyeri pada lutut atau sendi lain jika berjalan, suatu kelainan yang khas pada osteoartritis atau radang sendi. Rematik adalah salah satu penyakit yang lumrah diderita masyarakat Indonesia baik tua maupun muda. Dimasyarakat, masih terus berkembang mitos dan anggapan yang salah mengenai penyakit ini. Padahal mitos-mitos ini menyesatkan bila dikaji dari sisi medis da bisa merugikan pederita. Salah satu mitos-mitos tersebut bahwa dengan sering mandi malam diusia muda memicu rematik diusia tua. Faktanya sejauh ini belum ada bukti yag menguatkan hal tersebut. Prevalensi terjadinya penyakit ini adalah 1 % orang dewasa. Predominan pada perempuan. Perempuan 3 kali lebih sering mederita reumatoid artritis dibanding dengan laki-laki. Penyakit ini meyerang semua etnis, dengan insiden pada orang berusia 18 tahun berkisar 0,1 % - 0,3 %. Sedangkan pada anak-anak dan remaja yang berusia kurang dari 18 tahun 1 / 100.000 orang. 1 Pada tahu 2000, jumlah penderita rematoid artritis (RA) sekitar 120 orang. Walaupun pravalensi peyakit rendah, tetapi penyakit ini sangat progresif dan paling sering menyebabkan kecacatan. Panti Sosial Tresna Werdha ”Puspakarma” Mataram sendiri terdapat lansia yang menderita gangguan rasa nyaman nyeri akibat dari penyakit rematiknya dimana terdapat lansia perempuan dan lansia laki-laki. Sehingga penulis tertarik untuk mengangkat kasus penyakit ini sebagai tugas dalam praktik klinik keperawatan gerontik di Panti Sosial Tresna Werdha ”Puspakarma” Mataram tahun 2012. B. TUJUAN PEULISAN 1. Tujuan Umum Penulis dapat mengaplikasikan teori yang didapat diproses belajar mengajar secara nyata kepada lansia dengan rheumatoid arthritis dan secara langsung memberikan asuhan keperawatan kepada kelayan. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu megidentifikasi tanda dan gejala rheumatoid arthritis secara langsung. b. Penulis mampu melaksanakan proses keperawatan secara langsung, mulai dari mengkaji data kelayan, menganalisa data tersebut kemudian merumuskan diagnosa keperawatannya. Selanjutnya membuat rencana tindakan dan melaksanakannya serta melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang diberikan kepada kelayan. C. METODE PENULISAN Adapun metode penulisan yang digunakan adalah : 1. Metode deskriptif 2. Metode studi kepustakaan 3. Metode studi kasus D. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan 2 C. Metode Penulisan D. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar (Masalah Utama) 1. Pengertian 2. Etiologi 3. Manifestasi Klinis 4. Patofisiologi 5. Penatalaksanaan Medis B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian 2. Diagosa Keperawatan 3. Perencanaan 4. Pelaksanaan 5. Evaluasi BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian B. Diagnosa Keperawatan C. Perencanaan D. Pelaksanaan E. Evaluasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian B. Diagnosa Keperawatan C. Perencanaan D. Pelaksanaan E. Evaluasi 3 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Laporan Pendahuluan 2. SAP (jika ada penyuluhan kesehatan) 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar (Masalah Utama) 1. Pengertian Reuamatoid atritis Reumatoid Arthritis adalah suatu penyakit inflamasi kronik dimana manifestasi utamanya poliatritis dan melibatkan seluruh tubuh pasien dapat menunjukkan konstitusional berupa kelemahan umum seperti cepat lelah atau gangguan non atrikular lain (Mansjoer A,2000) Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit kronik ,sistematik yang secara khas berkembang perlahan-lahan dan ditandai oleh adanya radang yang sering kambuh pada sendi-sendi diartrodial dan struktur yang berhubungan (Mickey stenley,2002) 2. Penyebab utamanya kelainan ini belum diketahui,ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab Arthritis Reumatoid 1. Infeksi Streptokokus hemolitikus dan Streptokokus non Hemolitikus 2. Endokrin 3. Auto imun 4. Metabolik 3. Tanda dan gejala 1. Nyeri persendian 2. Demam 3. Berat badan turun 4. Perubahan ukuran sendi 5. Bengkak 4. Patofisiologi Pada Arthritis Reumatoid Auto imun dalam jaringan synovial proses pathogenesis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi.enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema poliferasi membrane synovial dan akhirnya pembentukan pannur-pannur akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi otot akan turut terkena akan mengalami perubahan degenerative dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan konstraksi otot (Brunner dan Suddart,2002). 5 5. Nursing Pathway Reaksi faktor dengan antibody ,faktor metabolic Infeksi usus Reaksi peradangan Synovial menebal pannur nodul perormitas sendi gangguan bodi image Infiltrasi kedalam os.subcumdria Hambatan nutrisi pada kartilago antikular Kartilago nekrosis Erosi kartilago Adhesi pada permukaan sendi Ankilosis fibrosa antilosis tulang Terbatasnya gerakan sendi Defisit self care 6 B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Data yang perlu dikaji : a. Nyeri/kenyamanan Gejala : fase akut dari nyeri, rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari). b. Aktivitas/istirahat Gejala : nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris, keletihan. c. Kardiovaskuler Gejala : fenomena rainoud dari tangan / kaki (misal : pucat, intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum kembali normal. d. Makanan/cairan Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilka / mengkonsumsi makanan / cairan, anareksia. Tanda : penurunan perat badan, kekeringan pada membran mukosa e. Hygiene Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi, ketergantungan pada orang lain. f. Neorosensori Gejala : kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan. Tanda : pembengkakan sendi simetris. g. Interaksi sosial Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lai, perubahan peran, isolasi. h. Keamanan Gejala : Kulit mengkilat Tegang Lesi kulit Ulkus kaki Kesulitan dalam menangani ugas 7 Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa i. Interaksi ego Gejala : Keputusasaan dan ketidakberdayaan Ancaman pada konsep diri, citra tibuh, Idetitas pribadi 2. Diagosa Keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan keterbatasan aktifitas yang ditandai dengan Keluhan nyeri pada pundak ,pinggang bagian kiri serta menjalar ke sendi kaki bagian kiri P=apabila melakukan aktifitas Q=seperti di tusuk-tusuk R=pada pundak ,pinggang bagian kiri kemudian menjalar kesendi kaki bagian kiri S=sedang (4-6) T=pada pagi ,siang dan malam hari b. Gangguan aktifitas yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak c. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan skeletal ,ketidak seimbangan tubuh serta menurunnya kemampuan daya penglihatan. 3. Perencanaan Nyeri berhubungan dengan keterbatasan aktifitas yang ditandai dengan Keluhan nyeri pada pundak ,pinggang bagian kiri serta menjalar ke sendi kaki bagian kiri P=apabila melakukan aktifitas Q=seperti di tusuk-tusuk R=pada pundak ,pinggang bagian kiri kemudian menjalar kesendi kaki bagian kiri S=sedang (4-6) T=pada pagi ,siang dan malam hari. 1) Kriteria evaluasi Kelayan menunjukkan nyeri hilang / terkontrol. Kelayan terlihat rileks, dapat tidur / istirahat. Kelayan mampu mengikuti diresepkan. 8 program farmakologis yang Kelayan mampu meggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan kedalam program kontrol nyeri. 2) Intervensi Kaji keluhan nyeri (lokasi, intensitasnya). Rasional : membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan kefektifan program. Sarakan kelayan menggunakan matras / kasur keras, dan bantal kecil. Rasional : matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stres pada sendi yang sakit. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan. Rasional : mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Motivasi kelayan untuk sering merubah posisi. Rasional : mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Bantu kelayan untuk mendapatkan posisi yang nyaman. Rasional : pada penyakit yang berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri. Berikan massase lembut Rasional : menigkatkan relaksasi / mengrangi tegangan otot. Ajarkan manajemen stres, seperti teknik relaksasi. Rasional : meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kotrol dan kemampuan koping. Kolaborasi : berikan obat-obatan sesuai petunjuk Rasional : sebagai anti inflamasi. b. Gangguan aktifitas yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak Kaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi. Rasional : tingkat aktivitas tergantung dari perkembangan penyakit. Bantu dengan rentang gerak aktif / pasif. Rasional : mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot. 9 Dorong kelayan mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri dan berjalan. Rasional : memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas. Modifikasi lingkungan. Rasional : menghidari cedera akibat kecelakaan. Kolaborasi cedera akibat kecelakaan. Rasional : berguna dalam memformulasikan program latihan. c. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan skeletal ,ketidak seimbangan tubuh serta menurunnya kemampuan daya penglihatan Diskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur. Rasional : gangguan tidur mengakibatkan gangguan fungsi kognitif, persepsi dan penurunan kontrol emosi. Ini juga menurunkan ambang nyeri mengurangi prosuksi penurunan ketokolamin. Dorong kelayan untuk melaksanakan ritual menjelang tidur, seperti membaca atau minum hangat. Rasional : membantu meningkatkan relaksasi dan menyiapkan tidur. Lakukan tindakan penghilang nyeri sebelum tidur. Rasional : kelayan dengan penyakit inflamasi sendi sering mengalami gejala memburuk pada malam hari. Anjurkan posisi sendi yang tepat. Rasional : posisi yang tepat mencegah nyeri selama tidur. Ciptakan tidur tanpa gangguan untuk memugkinkan siklus tidur lengkap. Rasional : siklus tidur mempunyai interval 70 – 100 menit. 4. Pelaksanaan a. Nyeri berhubungan dengan keterbatasan aktifitas yang ditandai dengan Keluhan nyeri pada pundak ,pinggang bagian kiri serta menjalar ke sendi kaki bagian kiri P=apabila melakukan aktifitas Q=seperti di tusuk-tusuk R=pada pundak ,pinggang bagian kiri kemudian menjalar kesendi kaki bagian kiri S=sedang (4-6) T=pada pagi ,siang dan malam hari Mengkaji keluhan nyeri. 10 Menganjurkan kelayan untuk menggunakan matras / kasur keras dan bantal kecil. Meninggikan linen tempat tidur sesuai dengan kebutuhan. Memotivasi kelayan untuk sering merubah posisi. Membantu kelayan untuk mendapatkan posisi yang nyaman. Memberikan massase lembut. Menganjurkan manajemen stres, seperti teknik relaksasi. Memberikan obat-obatan sesuai dengan petunjuk. b. Gangguan aktifitas yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak Mengkaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi. Membantu kelayan melakukan rentang gerak aktif / pasif. Memotivasi kelayan mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri dan berjalan. Memodifikasi lingkugan. Merujuk untuk konsul dengan ahli terapi fisik c.Resiko cedera berhubungan dengan perubahan skeletal ,ketidak seimbangan tubuh serta menurunnya kemampuan daya penglihatan Menciptakan lingkungan yang bebas bahaya misalnya menjauhkan alat-alat yang bisa membuat kelayan cedera Memberikan motivasi /ambulasi sesuai kebutuhan 5. Evaluasi a. Nyeri Nyeri berhubungan dengan keterbatasan aktifitas yang ditandai dengan Keluhan nyeri pada pundak ,pinggang bagian kiri serta menjalar ke sendi kaki bagian kiri P=apabila melakukan aktifitas Q=seperti di tusuk-tusuk R=pada pundak ,pinggang bagian kiri kemudian menjalar kesendi kaki bagian kiri S=sedang (4-6) T=pada pagi ,siang dan malam hari Kelayan menunjukkan nyeri hilang / terkontrol. Kelayan terlihat rileks, dapat tidur / istirahat. Kelayan mampu mengikuti program farmakologis yang diresepkan. Kelayan mamapu menggunakan keterampilan relaksasi. b.Gangguan aktifitas yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak 11 Kelayan mempertahankan fungsi posisi dengan tdak hadirnya / pembatasan kontraktur. Kelayan mempertahankan / meningkatkan kekuatan dan fungsi dan sendi. a. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan skeletal ,ketidak seimbangan tubuh serta menurunnya kemampuan daya penglihatan Kelayan akan menjelaskan faktor-faktor yang menghambat tidur. Kelayan mampu mengidentifikasi teknik untuk memudahkan tidur. 12 BAB III TINJAUAN KASUS Tanggal pengkajian : Senin,3 September 2012 Nama pengkaji : NURLAELI A. PENGKAJIAN 1. Data Biografi Nama : Papuq “M” Jenis kelamin : Perempuan Tempat/tanggal lahir : Dusun pelempat,Kec.Batulayar (1942) tahun) Agama : Islam Status perkawinan : Janda di tinggal meninggal TB / BB : 157 cm/56 kg Penampilan : bersih dan rapi Pendidikan terakhir : tidak sekolah Alamat : Dusun pelempat,Kec.Batulayar (1942) Orang yang dekat dihubngi : Tn ”i” Hubungan dengan usila : Anak Alamat :Jln.cakalang kampung ampenan Mataram. 2. Riwayat Keluarga Genogram 13 melayu Keterangan : / : Perempuan/laki-laki meninggal / : Perempuan/laki-laki hidup : Hubungan perkawinan : Kelayan .......... : tingal serumah Penjelasan : Kelayan merupakan anak Kedua da i dua bersaudara dan telah menikah 2 kali dan suami pertama meninggal sejak 5 tahun yang lalu.sedangkan suami keduanya sudah meninggal 2 tahun yang lalu kelayan mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit sekarang. 3. Riwayat Pekerjaan Pekerjaan saat ini :Tidak ada, hanya diam di rumah saja Alamat pekerjaan :- Berapa jarak dari rumah :- Alat transportasi :- Pekerjaan sebelumnya :- Jarak dari rumah :- Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kehidupan : Papuq “M” mengatakan segala kebutuhannya sehari-hari terpenuhi dirumahi dan kadangkadang ada sumbangan. 4. Riwayat Lingkungan Hidup Tipe tempat tinggal : Permanen Jumlah kamar : 6 kamar Jumlah tongkat : tidak ada Kondisi tempat tinggal : Lingkungan bersih, setiap hari disapu dan dipel, pencahayaan cukup terang, ventilasi baik, tidak lembab, halaman rumah asri dan banyak ditanami bunga-bunga dan keadaan bersih. Jumlah orang yang tinggal dirumah : hanya klayan dan anaknya saja 14 Derajat privasi :Baik Tetangga terdekat : hanya tetangga di dekat rumah kelayan saja 5. Riwayat Rekreasi Hobby/minat : membuat kerupuk dari Nasi Keanggotaan organisasi : tidak ada Liburan perjalanan : Papuq “M” pernah pergi pelesiran beberapa kali bersama tetangga yang mengajaknya pergi ke Loang Baloq dan di pantai Tanjung Karang. 6. Sistem Pendukung Di dekat tempat tinggal kelayan terdapat puskesmas yang melayani kesehatan lansia dengan jumlah tenaga perawat lebih dari 10 orang dan 2 orang dokter, puskesmas tersebut bekerja sama dengan RSUP Mataram untuk keperluan bila ada anggota keluarga yang perlu dirujuk 7. Deskripsi Kekhususan Kebiasaan ritual Papuq ”M” mengatakan beberapa tahun belakangan ini kondisi kesehatananya menurun karena nyeri pada pundak, nyeri pinggang pada bagian kiri dan nyeri sendi kaki pada bagian kiri yang semakin terasa. Yang lainnya Papuq ”M” mengatakan kadang-kadang merasakan nyeri kepala 8. Status Kesehatan Status kesehatan selama setahun yang lalu Papuq ”M” menyatakan pernah mengalami nyeri pada pundaknya serta merasakan nyeri pinggang pada bagian kiri, demam, batuk pilek, pengelihatan yang kabur dan tulang yang terasa linu yang menyebabkan aktivitas kelayan terganggu. Status kesehatan untuk selama 5 tahun yang lalu 15 Papuq ”M” menyatakan dulu pernah mengalami nyeri pundak dan nyeri pada pinggangnya. 9. Keluhan Utama Kelayan mengatakan nyeri. Paliative kelayan merasakan nyeri apabila beraktivitas, misalnya pada saat melakukan sholat dan duduk lama di pawon (dapur) membantu memasak di dapur. Quality/Quantity Kelayan mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk. Region Kelayan mengatakan nyeri pada pundak, nyeri pada pinggang bagian kiri dan menjalar pada sendi kaki bagian kiri. Severity scale Sedang (4-6) Timming Kelayan mengatakan nyerinya pada pagi, siang dan malam. Pemahaman dan penatalaksaan masalah kesehatan : Kelayan mengatakan jika nyerinya kambuh, kelayan mengolesi daearah yang sakit dengan minyak kayu putih kemudian meminum obat-obatan yang diberikan dari puskesmas. Kelayan mengatakan penyakit yang dideritanya adalah penyakit yang biasa diderita oleh orang tua pada umumnya. Obat-obatan No. 1. Nama Obat Dosis Keterangan Piroxicam 500 mg 3x1/sehari Status imunisasi dan alergi : Kelayan mengatakan dia tidak mengetahui tentang imunisasi 16 Tetanus, difentri :- Influenza :- Pnemontoks :- Alergi Kelayan menyatakan tidak alergi terhadap obat-obatan dan makanan Obat-obatan :- Makanan :- Lingkungan :- Penyakit yang pernah diderita :- 10. Aktivitas Hidup Sehari-hari a. Indeks Katz Skor A, yaitu kelayan mandiri dalam hal makan, berpindah, ke kamar mandi, berpakaian dan mandi dan kelayan bisa melakukan aktivitas seperti membersikan kamar, mencuci piring setelah makan walaupun cepat istirahat. b. Oksigenasi Kelayan mengatakan tidak pernah mengalami gangguan dalam bernafas. c. Cairan dan elektrolit Kelayan mengatakan kadang-kadang minum air matang, kelayan meminum air ± 5 gelas / hari. d. Nutrisi Kelayan menyatakan makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk pauk, sayur, tahu-tempe, ikan laut, dan ayam. e. Eliminasi Kelayan mengatakan buang air besar sebanyak 1-2 kali/hari pada pagi hari dengan konsistensi lembek, buang air kecil 2-3 kali/hari dengan lancar, warna kadang-kadang bening dan agak kekuningan. f. Aktivitas Kelayan dapat melakukan aktifitas sendiri tanpa bantuan orang lain, seperti menyapu kamar, mencuci piring, dan membersikan halaman wisma, dll. g. Istirahat dan tidur 17 Kelayan mengatakan tidak bisa istirahat jika pekerjaannya belum selesai, pada siang hari kelayan tidak dapat istirahat jika ada pekerjaan yg belum selesai, dan malam harinya istirahat pada pukul 21.30 wita, akan tetapi selalu gelisah dan terbangun, bangun pagi sekitar pukul 05.00 wita untuk melaksanakan sholat subuh h. Personal Hygiene Kelayan berpenampilan rapi, kulit keriput, rambut keriting beruban tipis panjang dan selalu pakai kerudung. Kelayan biasa mandi sebanyak 1-2 kali sehari, itupun jika tidak keletihan, akan tetapi jika letih maka kelayan mengaku hanya mandi 1x sehari dan selalu berkumur – kumur jika mau sholat. i. Seksual Kelayan tidak pernah melakukan hubungan suami istri lagi semenjak suami nya meninggal j. Rekreasi Kelayan mengatakan sudah beberapa kali pergi pelesiran bersama tetangga dan keluarganya k. Psikologis Persepsi kelayan kelayan mengatakan penyakitnya merupakan penyakit yang biasanya diderita oleh orang tua. Konsep diri kepercayaan diri kelayan masih tinggi, terbukti selalu menjawab pertanyaan yang diberikan. Emosi kelayan sangat tenang dan tidak pernah menunjukkan emosi yang berlebihan / tidak pernah marah - marah. Adaptasi Kelayan tinggal di rumahnya sejak 15 tahun yang lalu, dan kelayan sudah sangat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan tetangga, lingkungan di sekitar rumahnya Mekanisme pertahanan diri Kelayan lebih mendekatkan diri dengan Allah swt jika mengalami masalah, dan berdiam diri dalam kamar. 18 11. Tinjauan Sistem Keadaan umum : Berpenampilan cukup bersih, bicara terarah dan teratur, orientasi waktu, tempat, dan orang baik. Tingkat kesadaran : Compos Mentis GCS : E : 4, V : 5, M : 6 TTV : Nadi: 82 kali/menit, RR: 20 kali/menit, tensi : 130/90 mmHg a. Kepala Inspeksi Rambut keriting dan panjang beruban, tidak mudah rontok, tidak terdapat kutu dan tampak bersih. b. Palpasi pada kulit kepala tidak terdapat lesi, benjolan dan tidak terdapat nyeri tekan c. Mata, Telinga, Hidung Sklera putih agak keruh, konjungtiva merah, refleks pupil ada, lapang pandang menurun, hanya mampu melihat gerak jari dari jarak 4 meter, dengan visus 4/6. Telinga terdapat bulu-bulu, simetris, tidak ada benjolan. Hidung bersih tidak ada sekret, tidak ada polip/benda asing dan wajah tampak keriput, warna kulit hitam manis, wajah tampak meringis menahan kesakitan ketika berdiri dan duduk atau ketika beraktivitas seperti berjalan. d. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar kelenjar tiroid. e. Dada dan Punggung Inspeksi : bentuk thorax kiposis, pernapasan normal dengan tidak ada tarikan dinding dada, dan respirasi 20x/menit Palpasi : vokal-fremitus normal dengan getaran yang sama. Perkusi : pada perkusi, paru terdengar sonor, daerah jantung dan hepar terdengar suara pekak, yang menandakan semua organ dalam keadaan baik. Auskultasi : suara paru-paru terdengar sonor, jantung SI-S2 tunggal dan tidak terdapat suara nafas tamabahan pada daerah paru-paru. 19 f. Abdomen dan Pinggang Inspeksi : abdomen datar, warna kulit merata, tidak terdapat benjolan meupun lesi di sekitar adomen, wajah tampak meringis memegang pinggang. Auskultasi : bising usus normal dengan frekusensi 6x/ menit, Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen tekan, tidak terdapat massa ataupun benjolan, dan turgor kulit normal. Perkusi : pada masing-masing kuadran tidak terdapat kelainan g. Ekstremitas Atas dan Bawah Inspeksi : tidak terdapat edema maupun benjolan, pada ekstrimitas atas, ekstremitas bawah, tonus otot ekstrimitas atas dans ekstermitas bawah 4 4 5 5 Palpasi : tidak ada nyeri tekan Perkusi : ketukan tendon bisep dan trisep normal, refleks babinsky normal. h. Sistem Imune Tidak terkaji dengan jelas tetapi kelayan mengatakan jarang mengalami filek, batuk demam. i. Genitalia Kelayan tidak bersedia diperiksa, dengan alasan malu j. Sistem Reproduksi Tidak terkaji k. Sistem Persyarafan Refleks fisiolagik normal, reflek patologi tidak terkaji l. Sistem Pengecapan Kelayan masih bisa membedakan rasa makanan, mengatakan asin ketika disuruh mencicipi garam dengan mata tertutup. m. Sistem Penciuman Kelayan masih bisa membedakan aroma kopi saat matanya ditutup. n. Tactil Respon Kelayan masih bisa merespon ketika memegang tangannya. 20 12. Status Kognitif, Afektif dan Sosial a. SPSMQ (Short Portable Mental Questioner), jumlah kesalahan 1 yang berarti fungsi itelektual kelayan masih baik / utuh. b. MMSE (Mini Mental State Exam); kesalahan yang didapatkan 2 yang berarti asfek kognitif dan mental kelayan masih baik. c. IDB (Inventaris Depresi Bock) ; nilai yang didapatkan 2, yang berarti tingkat depresi kelayan minimal / tidak ada. d. APGAR keluarga : fungsi sosial kelayan baik. 13. Data Penunjang Laboratorium :- EKG :- CT Scan :- Radiologi :- USG :- Obat-obatan : piroxicam 3x1/sehari. Analisa Data No 1 Symptom Etiologi Kelayan mengeluh nyeri Reaksi Imunologi Ds : Nyeri pada pundak, nyeri pada pinggang bagian kiri Inflamasi Membran Sinovial kemudian menjalan ke sendi kaki bagian kiri P : apabila melakukan Destruksi Sendi aktivitas Q : seperti di tusuktusuk R Problem : pada pinggang pundak, bagian kemudian kiri menjalar kesendi kaki bagian kiri. S : sedang (4-6) 21 Nyeri T : pada pagi, siang dan malam hari Do : Klien mengatakan nyeri saat beraktifitas Wajah tampak meringis Peningkatan skala nyeri (3-6) TTV T : 130/90mmHg N : 82x/menit RR: 20x/menit 2 Ds : Erosi tulang Kelayan mengatakan nyeri dideritanya sedang saat Gangguan Aktifitas Ganguan gerakan sendi beraktifitas, ketika akan berdiri dan Penurunan rentang duduk terasa sakit atau gerak, (nyeri saat sedang berjalan. berakivitas Do : Tonus otot 4 5 4 Keterbatasan mobilitas 5 Keterbatasan fisik pada pergerakan kaki kiri. Intoleransi aktivitas TTV T : 130/90mmHg N : 82x/menit RR: 20x/menit 3 Degeneratif pada otot Ds : Kelayan Resiko cedera mengatakan pengeli- hatannya kabur dan tulang terasa linu Elastisitas, kekuatan dan kontraksi otot berkurang Do : 22 Kelayan hanya bisa melihat gerak jari dari Keterbatasan ketahanan fisik jarak 4 meter Visus 6/6 Keadaan banyak Gangguan gerak, lingkungan batu kerikil karna jalannya rusak keseimbangan tubuh Dan gangguan daya pengelihatan Resiko cedera B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri, berhubungan dengan keterbatasan aktivitas yang ditandai dengan : Keluhan nyeri pada pundak, pinggang bagian kiri serta menjalar ke sendi kaki bagian kiri P : apabila melakukan aktivitas, Q : seperti di tusuk-tusuk, R : pada pundak, pinggang bagian kiri kemudian menjalar kesendi kaki bagian kiri, S : sedang (4-6), T : pada pagi, siang dan malam hari Wajah tampak meringis. 2. Gngguan aktifitas yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, dan nyeri pada gerakan yang ditandai dengan : Kelayan mengeluh nyeri pada saat bergerak. 3. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan skeletal, ketidak seimbangan tubuh serta menurunnya kemampuan daya pengelihatan. 23 C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN No 1 Diagnosa Keperawaan Tujuan Nyeri Setelah berhubungan dilakukan dengan Rencana Tindakan 1. keadaan tindakan mudah lelah serta keperawatan Observasi Rasional 1. Membantu dalam status nyeri, catat menentukan lokasi dan intesitas kebutuhan nyeri. menajemen keerbatasan selama 3 x 12 dan mobilisasi fisik jam, diharapkan program nyeri terkontrol, 2. Laksanakan nyeri keefektifan 2. Nyeri dapat dengan kriteria sejumlah tindakan responsif hasil : yang memberikan tindakan Penurunan kenyamanan keperawatan (kompres hangat) hanaya skala nyeri Ekspresi wajah terhadap bukan obat - obatan. tidak 3. meringis. Anjurkan kelayan untuk mengungkapkan perasaan 3. Pengungkapan kata – kata bagus untuk koping adaptif. tentang nyeri yang dialami. 4. Jelaskan 4. Menambah tentang nyeri yang pengetahuan kelayan dialami kelayan tentang penyakit yang dialaminya 5. Anjurkan 5. tirah baring kelayan untuk diperlukan untuk mendapat posisi membatasi nyeri. yang nyaman jika sakitnya kambuh. 6. Anjurkan kelayan 24 untuk 6. beraktifitas terus menerus mendorong beristirahat kambuhnya beberapa menit jika pada sendi. nyeri melakukan aktivitas terus menerus. 7. Kolaborasi dalam penghentian 7. Megurangi keluhan nyeri. analgesik. 2 Intoleransi Setelah aktifitas di 1. Observasi yang lakukantindakan berhubungan keperawatan nyeri kekuatan/ kelemahan fisik kelayan. dan dapat informasi mengenai pada kelayan pemulihan. mobilitas otot kelayan otot memberikan gerak, jam, diharapkan gerakan, kelemahan kerusakan mobilitas dengan penurunan selama 3 x 12 rentang tingkat 1. Meidentifikasi 2. Motifasi dapat kelayan 2. Kelayan mengerti untuk tentang penyakitnya dan nyeri pada optimal dengan mengungkapkan sehingga saat beraktivitas kriteria: secara bagaimana Keluhan nyeri mengenai berkurang. verbal tau penatalaksanaannya. keterbatasan dalam Kelayan mobilitas fisik. mengetahui 3. Bantu faktor – faktor yang mempengaruh kelayan 3. Adaptasi mengenali perabot lingkungan rintangan dalam lingkungannya. imobilitas. rumah untuk dapat memudahkan mobilitas. 4. Berikan lingkungan 4. Menghindari cedera yang nyaman misalnya akibat kecelakaan bantu mobilitas kelayan 3 Resiko cedera Setelah 1. Ciptakan 1. Kemampuan berhungan dengan dilakukan lingkungan perubahan bebas dari bahaya skeletal, tindakan ketidak keperawatan seimbangan tubuh selama yang melaksanakan aktifitas perawatan diri dipengaruhi oleh 3x12 25 penyakit. serta menurunnya jam, diharapkan 2. Berikan kemampuan atau kelayan daya pengelihatan resiko cedera dapat di hindari 2. Alat penerangan yang cukup. meningkatkan dan mengurangi kriteria : cedera, dapat aktifitas dengan Tidak bantu resiko cedera. terjadi atau 3. Menguatkan fraktur . 3. Resiko cedera dapat kembali pemakaian bantu diminimalkan alat dengan alat bantu dengan benar. 4. Berikan motivasi 4. Resiko cedera dapat ambulasi kebutuhan sesuai diminimalkan dengan yang sesuai 26 ambulasi D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN No 1 Hari/ Tanggal Selasa No.Dx I 4-9-2012 Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan 1. Menjelaskan tentang nyeri 1. Kelayan kooperatif. pada kelayan 2. Mengobservasi status 2. Derajat nyeri nyeri kelayan sedang, dengan nyeri skala nyeri 6 3. Mengajarkan tehnik nafas 3. Kelayan dalam dan masasse bisa melakukan nafas tehnik dalam dan masasse 4. Memotifasi kelayan untuk 4. Kelayan mengutarakan tentang perasaan penyakit yang kooperatif dengan saran yang dianjurkan dideritanya 5. Menjelaskan pada kelayan untuk mengganti posisi tidur tiap 2 jam sekali 2 Selasa 4-9-2012 II 1. Mengobservasi 5. Kelayan kooperatif dengan saran yang dianjurkan 1. Kemampuan ketidakmampuan aktivitas aktivitas kelayan menurun. kelayan 2. Memotvasi kelayan untuk 2. Kelayan mengungkapkan secara verbal perasaan mengenai keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari bisa mengungkap perasaan mengenai keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari 3. Membantu kelayan dalam 3. Kelayan bisa mengenali rintangan dalam mengenali rintangan lingkungan. dalam 27 lingkungan disekitarnya 4. Memberikan yang lingkungan 4. Kelayan nyaman misalnya kooperatif terhadap tindakan bantu aktivitas kelayan 3 Selasa III 4-9-2012 1. Menciptakan yang lingkungan 1. Kelayan bebas bahaya, misalnya menjauhkan alat- dengan nyaman lingkungan sekitanya alat yang bisa membuat kelayan cedera 2. Memberikan penerangan 2. Kelayan yang cukup terang dengan kooperatif terhadap tindakan membuka jendela rumah kelayan 3. Memberikan motivasi 3. Kelayan ambulasi sesuai kebutuhan 1 Rabu 5-9-2012 I kooperatif terhadap penjelasan 1. Mengobservasi status nyeri a. kelayan Kelayan kooperatif. Derajat nyeri sedang, 2. Melakukan tentang penyuluhan nyeri dengan skala nyeri 6 dan b. Kelayan penangananya(melakukan kooperatif terhadap kompres penjelasan hangat pada kelayan) dan mengatakan agak nyaman setelah di kompres 3. Memotifasi kelayan untuk mengutarakan tentang perasaan nyeri mengganti posisi tidur tiap 2 jam sekali 28 Kelayan kooperatif 4. Menjelaskan pada kelayan air hangat. yang c. dideritanya untuk menggunakan saran dianjurkan dengan yang d. Kelayan kooperatif dengan saran yang dianjurkan 2 Rabu II 5-9-2012 1. Mengobservasi 1. Kemampuan ketidakmampuan aktivitas aktivitas kelayan menurun. kelayan 2. Memotvasi kelayan untuk 2. Kelayan bisa mengungkapkan perasaan mengungkap secara perasaan verbal mengenai keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari mengenai keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari 3. Membantu kelayan dalam 3. Kelayan bisa mengenali rintangan dalam mengenali rintangan lingkungan. dalam lingkungan disekitarnya 4. Memberikan yang nyaman lingkungan 4. Kelayan misalnya kooperatif terhadap tindakan bantu aktivitas kelayan 3 Rabu 5-9-2012 III 1. Menciptakan yang bebas lingkungan 1.Kelayan bahaya, misalnya menjauhkan alat- dengan nyaman lingkungan sekitanya alat yang bisa membuat kelayan cedera 2. Memberikan penerangan 2.Kelayan kooperatif yang cukup terang dengan terhadap tindakan membuka jendela rumah kelayan 3. Memberikan motivasi 3.Kelayan ambulasi sesuai kebutuhan 29 kooperatif terhadap penjelasan 1. Kamis 1. Menjelaskna tentang nyeri 1.Kelayan kooperatif. I 6-9-2012 pada kelayan 2. Mengobservasi status nyeri 2. Derajat nyeri kelayan sedang, dengan nyeri skala nyeri 6 3. Mengajarkan tehnik nafas 5. .Kelayan dalam dan masasse bisa melakukan nafas tehnik dalam dan masasse 4. Memotifasi kelayan untuk 6. Kelayan kooperatif mengutarakan tentang perasaan penyakit yang dengan saran yang dianjurkan dideritanya 5. Menjelaskan pada kelayan untuk mengganti posisi tidur tiap 2 jam sekali 2. II kamis 6-9-2012 aktivitas dianjurkan aktivitas kelayan menurun. kelayan 2.Memotvasi kelayan untuk mengungkapkan secara dengan saran yang 1. Kemampuan 1.Mengobservasi ketidakmampuan 7. Kelayan kooperatif verbal perasaan mengenai keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari 3.Membantu kelayan dalam mengenali rintangan dalam lingkungan. 2. Kelayan bisa mengungkap perasaan mengenai keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari 3. Kelayan bisa mengenali rintangan dalam lingkungan disekitarnya 4. Memberikan lingkungan yang nyaman misalnya 30 4. Kelayan kooperatif terhadap tindakan bantu aktivitas kelayan 3. kamis 6-9-2012 III 1. Menciptakan lingkungan yang bebas misalnya 1.Kelayan nyaman dengan lingkungan sekitanya bahaya, menjauhkan alat-alat yang bisa membuat kelayan cedera 2.Kelayan kooperatif terhadap tindakan 2. Memberikan penerangan yang cukup terang dengan membuka jendela rumah kelayan 3. Memberikan ambulasi kebutuhan 31 3.Kelayan kooperatif terhadap penjelasan motivasi sesuai E. EVALUASI KEPERAWATAN No 1 Hari/ No. tanggal DX Jum’at I Paraf Catatan Perkembangan S :Kelayan 7-9-2012 mengatakan bisa mengerti tentang nyeri dan bisa mendemostrasikan cara kompres hangat O : kelyan tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mampu mendemostrasikan cara kompres hangat A : Masalah teratasi P : Intervensi dipertahankan. -Melakukan penyuluhan tentang nyeri dan nya(melakukan penanganan kompres hangat pada kelayan) -memotivasi kelayan untuk mengutarakan perasaan tentang nyeri yang dideritanya -memotivasi kelayan untuk mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan dalam mengenali rintangan dalam lingkungan. P : Apabila melakukan aktivitas Q : seperti di tusuk-tusuk R: pada pundak,punggung,pinggang, bagian kiri,kemudian menjalar ke sendi kaki kiri 32 S: sedang (4,6) T : pada pagi,siang dan malm haris 2 Jum’at II S :kelayan 7-9-2012 mengatakan mengenali rintangan bisa dalam lingkungan rumahnya. O :Kelayan tampak mengerti dengan rintangan lingkungan yang ada disekitar rumahnya A : Masalah tidak terjadi P : Iitervensi dipertahankan 3 Jum’ast III S : Kelayan mengatakan tidak 7-9-2012 pernah jatuh, tapi selalu berhati-hati O : -Kelayan tampak berhati-hati - Lingkungan tampak licin A : Masalah teratasi. P : Inervensi dipertahankan 33 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan kesenjangan antara konsep dasar teori dengan kenyataan yang ditemukan dilahan praktek berkaitan dengan asuhan keperawatan pada lansia dengan diagnosa keperawatan reumatoid arthritis A. PENGKAJIAN Dalam konsep dasar teori asuhan keperawatan lansia dengan reumatoid arthritis data yang perlu dikaji adalah nyeri dengan pengkajian fokus PQRST, aktivitas/istirahat, neurosensori, kardiovaskular, makanan/cairan, hygiene, interaksi sosial, keamanan dan integritas ego, sedangkan pada pengkajjian kasus ditampilkan data demografi, riwayat pekerjaan, riwayat lingkungan hidup, riwayat rekreasi, sistem pendukung, deskripsi kekhususan, alasan mengapa kelayan masuk panti, keluhan utama yang dirasakan kelayan, aktivitas seharihari, tinjauan sistem, status kognitif, afektif dan sosial kelayan. Dalam proses pengkajian kasus, didapatkan data-data yang menunjukkan masalah-masalah kesehatan kelayan, antara lain : 1. Nyeri karena adanya kelemahan otot. 2. Gangguan aktivitas 3. Resiko cedera. Dalam proses pengkajian penulis menemukan hambatan-hambatan seperti kelayan tidak ingin diganggu sebelum pekerjaannya selesai, hambatan lain adalah kelayan dengan gangguan rentang gerak sangat sulit melakukan aktifitasnya sehingga memmbutuhka kesabaran dalam mengevaluasi. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Pada tinjauan teori tentang konsep dasar asuhan keperawatannya, terdapat 6 diagnosa, sedangkan pada tinjauan kasus penulis mengangkat 2 diagnosa yang ada di teori dan 1 diagnosa diluar konsep dasar teorinya. Hal ini terjadi karena dari hasil pengkajian ditemukan data yang mendukung masalah keperawatan kelayan yang tidak termasuk diagnosa keperawatan dalam landasan teori. 34 C. PERANCANAAN KEPERAWATAN Dalam perencanaan teoritis, terdapat rencana kolaborasi dengan tenaga medis lain seperti dokter untuk pemberian terapi. Hal ini tidak direncanakan pada perencanaan kasus karena disesuaikan dengan keadaan di dusun pelempat Tidak semua perencanaan yang ada diperencanaan teoritis dimasukkan dalam perencanaan kasus karena disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan asuhan keperawatan pada kelayan tersebut. D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Pemberian tindakan keperawatan kepada kelayan disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat. Fokus pelaksanaan tindakan keperawatan adalah health education berupa kompres hangat tentang bagaimana penanganan jika nyeri kaki kelayan dirasakan lagi. Tidak ada tindakan keperawatan yang langsung menangani nyeri kelayan karena pada saat pengkajian kelayan sedang merasakan nyeri. Sedangkan penanganan untuk masalah keterbatasan aktifitas, tindakan difokuskan bagaimana memodifikasi lingkungan dan membantu kelayan dalam penyediaan alat – alat untuk kebersihan diri. E. EVALUASI KEPERAWATAN Dalam mengevaluasi keberhasilan pencapaian pelaksanaan asuhan keperawatan kepada kelayan dilakukan setelah 2 x 24 jam, tetapi eveluasi tindakan dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan keperawatan. Pada saat evaluasi akhir, menunjukkan pencapaian kriteria evaluasi, misalnya untuk diagnosa I kelayan mampu mendemonstrasikan cara menangani keluhan nyeri yang berarti sesuai dengan kriteria hasil pada perencanaan. 35 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah proses pemberian asuhan keperawatan pada kelayan Papuq “S” penulis dapat menyimpulkan : 1. Dalam memberitahukan asuhan keperawatan pada lansia, banyak diemukan hambatan-hambatan sehingga kita harus benar-benar mengenal lansia itu agar kita bisa mencari jalan keluar jika muncul hambatan terutama pada proses pengkajian. 2. Dalam proses memberikan asuhan keperawatan asuhan keperawatan pada lansia, kita harus sabar menghadapi perubahan emosi yang setiap saat berubah-ubah. 3. Memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan khusus seperti kelayan dengan keterbatasan rentang gerak harus menggunakan terik – terik tertentu karena keterbatasan gerak. Berbeda dengan lansia yang tidak mengalami gangguan pendengaran, pelaksanaan asuhan keperawatan lebih mudah. B. SARAN 1. Bagi Kelayan Hendaknya kelayan tetap menjaga kesehatan, jangan terlalu memaksakan diri untuk bekerja dan lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan panti. 2. Bagi Perawat Hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan agar lebih peka terhadap masalah-masalah yang dialami lansia serta meningkatkan kerjasama. 3. Bagi keluarga d dudun pelempat Lebih meningkatkan pelayanan terutama pelayanan kesehatan agar kelayan menderita suatu penyakit lebih dini ditangani. 36 DAFTAR PUSTAKA Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Pendokumentasian keperawatan, Edisi 2. Jakarta : EGC. Doenges, M.E, dkk. 1999. Rencana Asuhan keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC. Internet : http//drlizakedokteran.blogspot.com/2007/12/reumatoid-artritis-re.html Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC. Price, S.A. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta : EGC. Wahit Iqbal Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : EGC. 37 Lampiran 1. Laporan pendahuluan 2. Satuan Acara penyuluhan dan Laporan Penyuluhan individu. 38