Uploaded by User38813

OGT

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Orogastric tube (OGT) adalah selang kecil dan panjang yang dimasukkan
melalui mulut , yang turun ke tenggorokan langsung ke perut . Dua jenis OGT
yang digunakan : " wide boar" tabung yang terbuat dari PVC untuk penggunaan
jangka pendek dan " fine bore" tabung yang terbuat dari silikon atau poliuretan
untuk penggunaan jangka panjang ( 4-6 minggu ) Indikasi pemangan OGT adalah
untuk pasien dengan masalah salauran pencernaan atas (stenosis esoagus, tumor
mulit atau faring atau juga esofagus dll),pasien yang tidak mampu menelan,
pasien pasca operasi pada hidung faring atau esofagus.
Yang bertujuan untukmemasukan makanan cair atau obat-obatan cair atau padat
yang dicairkan,mengeluarkan cairan atau isi lambung dan gas yang ada dalam
lambung, mengirigasi lambung karena perdarahan atau keracunan dalam
lambung,mencegah atau mengurangi mual dan muntah setelah pembedahan atau
trauma
(Simpson C, Schanler RJ, Lau C. Early introduction of oral feeding in preterm
infants. Pediatrics. 2002 Sep;110(3):517-22.)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Melakukan pemasangan selang dari rongga mulut sampai kelambung pada
bayi atau anak
B.
Indikasi
1. Pasien dengan masalah salauran pencernaan atas (stenosis
esofagus, tumor mulut atau faring atau juga esofagus dll)
2. Pasien yang tidak mampu menelan
3. Pasien pasca operasi pada hidung faring atau esophagus
C.
Tujuan
1. Memasukan makanan cair atau obat-obatan cair atau padat yang
dicairkan
2. Mengeluarkan cairan atau isi lambung dan gas yang ada dalam
lambung
3. Mengirigasi lambung karena perdarahan atau keracunan dalam
lambung
4. Mencegah atau mengurangi mual dan muntah setelah pembedahan
atau Trauma
5. Mengambil
spesemen
dalam
lambung
untuk
laboratorium
D.
Persiapan alat
1. Bak troli yang berisi :
a. OGT No 5 atau 8 (untuk anak yang lebih kecil)
b. Sudip lidah (tongue spatel)
c. Sepasang sarung tangan
pemeriksaan
d. Senter
e. Spuit ukuran 20-50 cc
f. Plester
g. Stotoskop
h. Handuk
i. Tissue
j. Bengkok
2. Alat-alat yang dimasukan dalam bak instrumen steril :
a. Selang NGT
b. Sarung tangan steril
c. Spuit
3. Persiapan
a. Mencuci tangan (merujuk pada mencuci tangan yang baik
dan benar)
b. Mempersiapkan alat
c. Membaca status pasien untuk memastikan instruksi
d. Alat-alat yang dimasukan dalam bak instrumen :

Selang OGT

Sarung tangan

Spuit OGT
4. Persiapan untuk pasien
a. Memberikan penjelasan mengenai tindakan, perosedur serta
tujuan dari tindakan yang akan dilakukan
b. Mengatur posisi pasien supinasi
5. Persiapan lingkungan
a. Menutup pintu atau gordien dan juga sampiran harus
diperhatikan
b. Mengatur pencahayaan di ruangan pasien dengan cukup
6. Perosedur pelaksanaan
1. Mencuci tangan dengan cara yang baik dan benar
2. Berikan salam teraupetik kepada pasien
3. Perkenalkan kembali nama serta validasi identias pasien
4. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan beserta tujuanya
(termasuk rasa
5. tidak nyaman yang kemungkinan yang akan dialami pasien
ketika
6. tindakan berlangsung)
7. Atur pasien dengan posisi supinasi
8. Pasang handuk pada dada pasien, letakan tissue wajah pada
jangkauan
9. pasien
10. Pasang perlak, pengalas dan bengkok disamping telinga
pasien
11. Untuk menentukan insersi OGT minta pasien rileks dan
bernafas normal
12. Bersihkan area sekitar mulut mengguanakan tissue
13. Pasang stotoskop pada telinga
14. Gunakan sarung tangan steril
15. Ukur panjang selang yang akan dimasukan dengan
menggunakan :
 Metode Tradisional
Ukur jarak dari tepi mulut kedaun telinga bawah
dan proksesus xiphoideus pada sternum
 Metode Hanson
Mula-mula tandai 50 cm pada selang kemudian
lakukan pengukuran dengan metode tradisional.
Selang yang akan dimasukan adalah pada
pertengahan antara 50 cm dan tanda tradisional
16. Beri tanda pada panjang selang yang suddah diukur
17. Masukan selang di mulut yang sudah ditentukan
18. Lanjutkan memasukan selang sepanjang mulut. Jika terasa agak
tertahan
19. putarlah selang dan jangan dipaksakan untuk masuk
20. Lanjutkan memasang selang sampai memasukan orofaring. Setelah
melewati orofaring (3-4 cm) kalau perlu anjurkan pasien untuk
menekuk dan menelan. Jika perlu berikan sedikit air minum
21. Jangan memaksakan selang untuk masuk. Jika ada hambatan atau
pasien tersedak, sianosis, hentikan mendorong selang. Periksa
posisi selang dibelakang tenggorokan
dengan menggunakan
tongue spatel dan senter
22. Jika telah selesai memasang OGT, sampai ujung yang telah
ditentukan,
23. anjurkan pasien untuk bernafas normal dan rileks
24. Periksa letak selang dengan :
 memasang spuit pada ujung OGT, memasang bagian
diafragma stetoskop pada perut dikuadran kiri atas pasien
(lambung) kemudian suntikan 5-10 cc udara bersama
dengan auskultasi abdomen
 aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung
25. Fiksasi selang OGT dengan plester dan hindari penekanan pada
hidung,
dengan cara :
 Potong 5 cm pelester, belah menjadi 2 sepanjang 2,5 cm
pada salah satu ujungnya. Pasang ujung yang tidak dibelah
pada batang hidung pasien dan silangkan plester pada
selang keluar hidung.
 Tempelkan ujung selang OGT pada baju pasien dengan
memasang plester pada ujung dan penitikan pada baju
pasien
26. Evaluasi setelah terpasang OGT
27. Rapikan alat-alat
28. Cuci tangan
El Soetopo. 2011.STANDAR OPERASIONAL PEROSEDUR
MEMASANG
OGT
(ORAL
GASTRIC
TUBE).
http://networkedblogs.com/iWWLg (16 April 2014)
Komplikasi OGT dapat terjadi selama laparoskopi, namun jarang dilaporkan dan
dapat dikaitkan dengan morbiditas yang lain. Hal-hal yang dapat terjadi dari
pemasangan Ogt yang salah di antaranya:

Known esophageal varices

Esophageal stricture

Esophageal or stomach cancer

Esophagectomy or partial gastrectomy

Gastric bypass

Penetrating neck trauma
Pemakaian OGT tergantung dari situasi dan harus melihat dari beberapa faktor
seperti:

Pasien dengan masalah salauran pencernaan atas (stenosis esofagus, tumor
mulut atau faring atau juga esofagus dll)

Pasien yang tidak mampu menelan

Pasien pasca operasi pada hidung faring atau esofagus
Namun hal yang paling penting adalah pencegahan terjadinya komplikasi karena
pemasangan OGT. Strategi pencegahan harus mencakup peralatan yang steril dan
pengecekan sesudah pemasangan OGTdan profesionalisme tenaga medis.
Dept. of Surgery, University Medical Center, Stanford School of Medicine, 300
Pasteur Drive, Stanford, CA 94305, USA
BAB III
JURNAL UTAMA
A.
JUDUL JURNAL
Orogastric versus nasogastric feeding of newborn babies
Pemberian Orogastric versus nasogastric pada bayi baru lahir
B.
PENELITI
S R Daga MD
N G Lunkad
A S Daga
V K Ahuja
C.
POPULASI DAN TEKNIK SAMPLING
Populasi:
10 bayi baru lahir
Pengambilan Sampling :
Empat bayi cukup bulan yang berat lahirnya berkisar antara 2,65
hingga 3,2 kg dan enam bayi prematur antara 31 hingga 35 minggu
dengan berat lahir antara 1,2 dan 1,85 kg. Pada saat penelitian,
bayi-bayi itu stabil dalam hal kardio-pernapasan dan status
neurologis dan tidak menerima oksigen tambahan.
D.
DESAIN PENELITIAN
Saturasi oksigen dipelajari selama dua kali pemberian NGT dan
OGT berturut-turut yang diberikan 2 jam sekali. Pembacaan
diambil 10 menit sebelum pemberian makan dan kemudian 10, 20
dan 30 menit setelah pemberian makan. Jadi, secara keseluruhan,
delapan bacaan diambil (per bayi), empat dengan NGT dan empat
dengan pemberian OGT. Bayi-bayi itu di rawat dan menerima ASI.
Feeding tube diamankan dengan menggunakan microPore tape
E.
INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN
Table 1. Comparison of per cent oxygen saturation with orogastric
tube (OGT) and nasogastric tube (NGT) feeding
Mean saturations
Time (min)
OGT
NGT
t
P
10-
94.2
90.3
3
0.008
10+
94.8
87.6
4.73
0.000
20+
94.8
87.8
4.67
0.000
30+
94.9
88.9
4.34
0.000
-Minutes before feed
+Minutes after feed
F.
UJI STATISTIK YANG DIGUNAKAN
perbedaan dalam saturasi oksigen rata-rata 10 menit sebelum dan
pada 10, 20, 30 menit setelah pemberian NGTjOGT diuji secara
statistik secara terpisah menggunakan tes 't'.
G.
JURNAL PENDUKUNG
1. Judul
Oral versus Nasal Route for Placing Feeding Tubes: No
Effect on Hypoxemia and Bradycardia in Infants with
Apnea of Prematurity .
Rute Oral versus Nasal untuk Menempatkan Tabung
Pemberian Makan: Tidak Ada Efek pada Hipoksemia dan
Bradikardia pada Bayi dengan Apnea Prematuritas.
2. Peneliti
Bettina Bohnhorst
Kathrin Cech
Corinna Peter
Michael Doerdelmann
3. Hasil
Perbedaan saturasi oksigen rata-rata persen
antara pemberian OGT dan NGT secara statistik signifikan
di semua level, yaitu 10 menit sebelum pakan dan 10, 20
dan 30 menit setelah pemberian (Tabel 1).
Mean saturations
Time (min)
OGT
NGT
t
P
10-
94.2
90.3
3
0.008
10+
94.8
87.6
4.73
0.000
20+
94.8
87.8
4.67
0.000
30+
94.9
88.9
4.34
0.000
-Minutes before feed
+Minutes after feed
H.
ANALISA PICO
1. PROBLEM
Pemberian makan gavage sering terjadi pada bayi prematur, dengan
rute nasogastrik lebih disukai. Telah didokumentasikan bahwa oklusi
hidung unilateral dapat menyebabkan gangguan jalan nafas. Kami
menyelidiki apakah oklusi yang disebabkan oleh tabung nasogastrik
(NGT)
dikaitkan
dengan
penurunan
saturasi
oksigen
dan
membandingkan saturasi dengan pemberian orogastrik (OGT) dan
NGT.
2. INTERVENSION
Intervensi yang diberikan adalah dengan melakukan pemasangan
OGT pada bayi premature
3. COMPARISON
Judul Jurnal :
Oral versus Nasal Route for Placing Feeding Tubes: No
Effect on Hypoxemia and Bradycardia in Infants with
Apnea of Prematurity .
Rute Oral versus Nasal untuk Menempatkan Tabung
Pemberian Makan: Tidak Ada Efek pada Hipoksemia dan
Bradikardia pada Bayi dengan Apnea Prematuritas.
Peneliti
BambangRiadiono
Handoyo
Dina Indrati D.S
4. OUTCOME
Temuan - studi ini penting tidak hanya untuk perawatan neonatal
tetapi juga untuk kasus bronkiolitis atau pneumonia yang parah,
terutama antara 2 dan 6 bulan. Ukuran relatif dari saluran udara
hidung tidak berubah secara substansial pada bayi-bayi ini
dibandingkan dengan bayi baru lahir. Mereka juga terus menjadi
pernafasan hidung wajib sampai batas tertentu. Menghalangi
lubang hidung untuk menyusui diharapkan menambah masalah
hipoksemia. Kami tidak mengalami kesulitan dalam mengamankan
OGT dan tidak ada bayi yang tersedak/aspirasi susu.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Prosedur pemasangan OGT yang baik dan sesuai prosedur dapat mengurangi
resiko komplikasi yang dapat terjadi pada pemasangan OGT yang tidak sesuai.Hal
itu menandakan perlunya
sikap profesionalisme dari pekerja medis dalam
melakukan tindakan medis yang sudah mempunyai prosedur baku.
DAFTAR PUSTAKA
Simpson C, Schanler RJ, Lau C. 2002. Early introduction of oral feeding in
preterm infants. Pediatrics. 2002 ;110(3):517-22.
Setiowulan. 2000. Cegah Penyakit aspirasi pneumonia pada anak.
El Soetopo. 2011. STANDAR OPERASIONAL PEROSEDUR MEMASANG
OGT (ORAL GASTRIC TUBE). http://networkedblogs.com/iWWLg (16 April
2014)
Dept. of Surgery, University Medical Center, Stanford School of Medicine, 300
Pasteur Drive, Stanford, CA 94305, USA
Amin, Muhammad. Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga University Press.
Download