LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Leaching adalah proses pemisahan zat padat yang solute dari suatu campurannya dengan padatan lain yang tidak larut (inert) menggunakan pelarut (solvent). Dalam unit operasi, leaching merupakan salah satu cara tertua dalam industri kimia. Leaching dapat dioperasikan secara batch, semibacth maupun kontinyu dengan sistem bertahap tunggal maupun sistem bertahap banyak. Proses leaching pada percobaan ini dilakukan dengan melarutkan natrium karbonat, kalsium oksida, dan akuades. Setelah mencapai tahap homogenisasi dan dekantasi, ekstrak dan rafinat tersebut kemudian dipisahkan. Ekstrak dan rafinat diukur dan dianalisa komposisinya. Proses ini diulang hingga mendapat volume titrasi atau densitas ekstrak kontstan. Operasi leaching dalam skala industri adalah pada industri metalurgi. Contohnya tembaga yang terkandung dalam bijih besi di leaching dengan asam sulfat atau amoniak, emas dipisahkan dengan larutan sodium sianida, proses metalurgi aluminium, kobalt, mangan, nikel dan timah (Treyball, 1981). Oleh karena itu, percobaan ini penting untuk dilakukan sehingga dapat mengetahui proses pemisahan campuran serta jumlah tahap yang terbentuk hingga terjadi kesetimbangan. 1.2.Tujuan Percobaan 1. Mempelajari hubungan antara kadar garam (NaCl) dalam larutan dengan waktu leaching 2. Mempelajari hubungan antara persentase garam (%NaCl) yang terekstraksi terhadap garam mula-mula (effisiensi leaching) dengan waktu leaching 3. Menentukan koefisien transfer massa pada proses leaching. DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) 1.3.Tinjauan Pustaka Leaching atau ekstraksi padat-cair (atau cair-padat), melibatkan pemindahan dari fraksi yang dapat larut (solute atau leachant) dari sebuah material padat dengan pelarut cairan. Solute berdifusi dari padatan ke pelarut disekitar. Dalam bentuknya, leaching dapat melibatkan reaksi oksidasi atau reduksi dan padatan dengan pelarut. Industri yang mengaplikasikan leaching salah satunya adalah penghilangan kafein dari bijih kopi hijau dengan supercritical CO2 (Seader, 2006). Leaching dalam unit operasinya merupakan salah satu cara tertua dalam industri kimia, yang pemberian namanya tergantung dari cara yang digunakan. Industri metalurgi ialah pengguna terbesar operasi leaching ini. Dalam penggunaan campuran mineral dalam jumlah besar dan tak terhingga, leaching dipakai sebagai pemisah. Contohnya, tembaga yang terkandung dalam bijih besi di leaching dengan asam sulfat atau amoniak, dan emas dipisahkan dengan larutan sodium sianida, leaching memainkan peranan dalam proses metalurgi aluminium, kobalt, mangan, nikel, dan timah (Treyball, 1981). Terdapat 4 faktor penting yang harus diperhatikan dalam ekstraksi padatcair (Richardson, 1991): 1. Ukuran Partikel Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan reaksi dari beberapa cara. Semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas penampang antara padatan dan cairan, oleh karena itu, semakin tinggi laju transfer material dan semakin kecil jarak solute yang berdifusi dalam padatan yang sudah terindikasi. Masalah lain, permukaan padatan tidak efektif digunakan pada material yang sangat keraas jika sirkulasi dari cairan kurang dan pemisahan partikel dari cairan dan drainase residu padatan semakin sulit. Secara umum, hal yang diinginkan adalah susunan ukuran partikel harus kecil sehingga setiap partikel memerlukan waktu yang kira-kira sama untuk ekstraksi dan secara khusus, produksi dari sejumlah DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) besar material halus harus dihindari karena dapat terjepit disela-sela partikel besar dan menghalangi aliran dari pelarut. 2. Pelarut Pemilihan cairan yang baik adalah pelarut yang sesuai dan viskositasnya harus cukup rendah agar sirkulasinya bebas. Umunya pelarut yang relatif murni akan digunakan diawal, meskipun pada prosesnya konsentrasi solute akan menigkat dan laju ekstraksi semakin menurun, pertama karena gradien konsentrasi akan berkurang, dan yang kedua karena cairan pada umumnya akan mengental. 3. Temperatur Pada banyak kasus, kelarutan mineral akan diekstraksi akan meningkat dengan temperatur yang diberikan pada kecepatan tinggi dan ekstraksi. Koefisien difusi yang diharapkan meningkat bersaman meningkatnya temperatur dan akan bertambah kecepatan ekstraksi. 4. Faktor Pengaduk Agitasi pelarut sangat penting karena meningkatkan difusi eddy dan begitu pula transfer material dari permukaan partikel ke aliran larutan. Agitasi dari suspensi partikel halus mencegah sedimentasi terjadi dan akan semakin memperbesar luas penampang. Mekanisme leaching dapat melalui larutan fisikal sederhana atau pemecahan yang mungkin terbentuk dari reaksi kimia. Laju perpindahan dari pelarut ke dalam bahan yang akan dipisahkan atau fraksi soluble ke dalam pelarut atau larutan ekstrak keluar dari insoluble atau beberapa dari kombinasinya akan signifikan. Ketahanan membran dan reaksi kimia juga berpengaruh. Metode operasi leaching dibedakan berdasarkan jenis operasi (bacth, continuous atau multibacth intumittent) dengan laju alir (countercurrent atau hybrid flow), dengan stage (single stage, multistage atau differential stage) dan dengan metode kontak (sprayed percolation atau solid dispertion) (Perry, 1997). Beberapa tipe pemisahan untuk leaching, yaitu (Geankoplis, 1993): 1. Fixed-Bed Leaching DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) Biasanya digunakan pada industri tertentu menjadi gula dan juga untuk ekstraksi biji coklat dan bongkahan coklat, serta pharmaceutical dari bongkol dan biji dan bemacam-macam proses lainnya. 2. Moving-Bed Leaching Cara ini biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak dari biji-biji sayur seperti sayur, kacang, dan buncis. Bijih itu, terlebih dahulu dibersihkan, terkadang dimasak atau dikeringkan dan digiling atau ditumbuk. Kadangkadang persiapan penghilangan minyak dapat tercapai dengan menggunakan tipe ini. Biasanya solvent atau pelarut merupakan produk dari petroleum, seperti heksana. Minyak sayur yang didapat disebut miscella yang mungkin masih terdapat pada beberapa padatan. 3. Agitated Solid Leaching Sebuah padatan yang berukuran 200 mesh dapat menjadi sebuah suspensi dan jumlah kecil pada agitasi. Continuous countercurrent leaching bisa dilakukan dengan menempatkan agitator secara seri dimana settling tanks atau thickener diletakkan diantara beberapa agitator. Pada sistem stage countercurrent, solvent baru masuk ke dalam thickener tahap awal. Cairan jenuh akan keluar dan mengalir dari satu tahap ke tahap lainnya. Umpan padatan masuk pada tahap terakhir, dimana umpan tersebut akan terkontak dengan pelarut dari tahap sebelumnya dan kemudian akan memasuki settler. Putaran yang pelan menyebabkan perpindahan padatan menuju pengeluaran bawah. Padatan dan beberapa cairan dipompakan sebagai slurry menuju tangki selanjutnya. Dua teknik penanganan utama pada operasi leaching adalah penyemprotan atau penetesan cairan diatas padatan, dan membenamkan keseluruhan dari padatan dalam cairan. Pemilihan peralatan leaching yang akan digunakan pada setiap kasus tergantung pada bentuk fisik dari padatan dan berbagai kesulitan dan harga penanganannya. Hal ini telah menjadi acuan dalam berbagai hal untuk menggunakan tipe peralatan yang sangat spesialis dalam beberapa industri (Treyball, 1981). DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) Apapun mekanisme dan metode dari operasinya, jelas pada proses leaching akan terjadi peningkatan luas per unit volume dari padatan yang akan di leaching dan penurunan jarak radial yang akan dilintasi dalam padatan, keduanya tergantung pada penurunan ukuran partikel. Padatan yang halus, dapat menyebabkan lambatnya laju penapisan atau percolation, pemisahan padatan yang sulit, dan dapat menyebabkan kualitas rendah pada produk padatan. Dasar dan ukuran optimum pada partikel ditetapkan berdasarkan karakteristik-karakteristik diatas (Perry, 1997). Pada industri biologi dan pengolahan makanan, banyak produk yang akan dipisahkan dari struktur alaminya dengan ekstraksi cair-padat. Proses yang penting adalah proses ekstraksi pada gula dari gula bit dengan air panas. Pada produksi minyak sayur, pelarut organik seperti heksana, aseton, dan eter digunakan untuk mengekstrak minyak dari biji, kacang, rami, kacang tanah, biji jarak, biji bunga matahari, biji kapas, dan hati ikan halibut. Dalam industri-industri pharmaceutical, terdapat berbagai macam produk yang didapatkan dengan proses leaching akar, daun, dan batang tanaman. Untuk produk instan yang dapat larut seperti kopi, kopi panggang giling di leaching dengan air hangat. Teh yang dapat larut diproduksi dengan leaching dari daun teh. Tannin didapatkan dari kulit kayu pohon di leaching dengan air. Kegunaan secara luas pada proses leaching terjadi pada industri pengolahan logam. Manfaat logam biasanya pada campuran dengan jumlah yang sangat banyak dari konstituen yang tidak diinginkan, dan leaching digunakan untuk menggangkat logam sebagai garam yang dapat larut. Garam tembaga dilarutkan atau di leaching dari bijih giling yang menggandung mineral lain dengan asam belerang atau larutan ammonia. Garam kobalt dan nikel di leaching dari bijihnya dengan campuran asam belerang dan ammonia. Emas di leaching dari bijihnya menggunakan larutan natrium sianida yang encer. Natrium hidroksida di leaching dari lumpur kalsium karbonat dan natrium hidroksida disiapkan dengan mereaksikan Na2CO3 dengan Ca(OH)2 (Geankoplis, 1993). DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) Tiga proses yang biasanya harus terlibat pada operasi leaching adalah: a. Peleburan konstituen yang dapat larut b. Pemisahan larutan, yang terbentuk dari residu padatan yang tidak dapat larut. c. Pencucian residu padatan dengan tujuan untuk membebaskan residu padatan dari zat terlarut yang tidak diinginkan atau unutk mendapatkan sebanyakbanyaknya material yang dapat larut yang dapat terbentuk. Leaching dulunya digunakan pada proses bacth walaupun banyak pabrik yang telah mengembangkan proses kontinyu. Tipe dari peralatan yang digunakan berdasarkan pada sifat alami dari padatan, apakah itu butiran atau berbentuk sel dan apakah itu bongkahan atau halus. Perbedaan antara bongkahan dengan padatan halus adalah memiliki kecepatan dari pengendapan yang cukup besar untuk dipisahkan dengan mudah dari cairan, sedangkan pada bagian akhir dapat dipertahankan dalam bentuk suspensi dengan tujuan untuk memperkecil kerja dari pengadukan (Richardson, 1991). Aplikasi dari ekstraksi padat-cair dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Aplikasi Ekstraksi Padat-Cair (Leaching) Product Anthrocyanins Apple juices solutes Apple juices solutes Betanines Solids Chokeberries, grapeskins Apple chanks Pressed apple pomace Red beets Brewing worts Malted barley Butter Rancid butter Carrageenan Caretenoid pigment Kelp Leaves DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI solute anthrocyanins Apple juice solutes Apple juice solutes Betanines Sugar, grain solute Low molecular weight organic acids Carrageenan Water first, then pigment D1121161019 D1121161020 Solvent Ethanol, water water Water Ethanol, water Water Water Water Ethanol, isopropanol LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) Collagen Cottonseed oil Cyanogenetic glycosides Juice pressing residues Limes hides Cotton seed Gelatin Collagen Gelatin Cytoplasmic alfalfa protein Decaffeinated coffee Decaffeinated coffee Decaffeinated coffee Coagulated alfalfa protein Green coffee beans Green coffee beans Green coffee beans Chlorophyll, chlorogenic acid Caffeine Desalted kelp Fish oil Giant kelp Fish scraps Sea salts Fish oil Fish protein concentrate Fruit juices solutes Hop extracts Hop extracts Hopped worts Insulin Trash fish Fish oil Caffeine-free green-coffee extract Dilute HCl Hexane, CH2Cl2, butanol Butanol Sliced fruit or pomace Hop flowers Hop flowers Hop flowers Beef or pork pancreas Seaweed Cattle hides Fruit juice solute Water Hop solutes Hop solutes Hop solutes Insulin CH2Cl2 Supercritical CO2 Water Acidic alcohol Iodine Nongelatin base proteins, carbohydrates Aqueous H2SO4 Aqueous CaOH Cassava Citrus molasses Iodine Limed hides Manioc Water Citrus sugar Water CaOH Cottonseed oil Water Hexane Water or dilute acid Aceton, ethanol, butanol Methylene chloride Supercritical CO2 Caffeine Caffeine 1.4.Hipotesis DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) 1. Hubungan antara kadar garam dengan waktu leaching akan berbanding lurus, dimana semakin lama waktu leaching maka semakin banyak kadar NaCl, dikarenakan semakin lama waktu kontak menyebabkan banyak NaCl yang terlarut dengan air 2. Hubungan antara efisiensi dengan waktu leaching akan menunjukkan hubungan berbanding lurus karena semakin lama waktu leaching maka berat garam yang terlarut akan semakin besar 3. Nilai koefisien akan bergantung dengan konsentrasi garam yang terkandung dalam air DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN 2.1.Bahan dan Alat 2.1.1.Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah garam dapur (NaCl) 20 gram, pasir 15 gram, aquades, dan kertas saring. 2.1.2.Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah timbangan, gelas arloji, piknometer, gelas beaker, dan pipet gondok 25 ml. 2.2.Cara Kerja Langkah pertama adalah menimbang pasir dan garam dapur lalu dicampur dan dibungkus ke dalam kertas saring dan diukur diameternya, selanjutnya dimasukan ke dalam tabung sampel, lalu mengisi labu leher 3 dengan aquades 250 ml kemudian menyalakan pemanas dan pendingin hingga aquades mendidih dan uapnya melewati pendingin dan pengembun. Mencatat titik embun, titik didih, dan waktu mula-mula leaching (t=0). Pada saat tetesan pertama pada tabung sampel. Mematikan pompa vakum untuk menghisap ekstrak yang masih tertinggal hingga tidak ada lagi yang keluar dari tabung sampel, lalu mengambil larutan garam dari labu leher 3 secukupnya dan didinginkan lalu, memasukan dalam piknometer pada suhu sesuai dengan suhu peneraan piknometer dan menimbang untuk mengetahui berat larutan. Mengukur rapat massa (densitas). Terakhir mengulangi langkahlangkah di atas hingga konstan. 2.3.Bagan Alir DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1.Data Percobaan Berat garam (NaCl) = 20 gram Berat pasir = 15 gram Berat piknometer kosong = 14.02 gram Berat piknometer + aquades = 39.1152 gram Berat aquades dalam piknometer = 28.1 gram Densitas aquades = 0.996233 gr/ml Volume piknometer = 28.2 ml Diameter padatan = 3.5 cm Suhu aquades = 28 °C Tabel 3.1 Hasil Pengamatan No Waktu T didih T embun Berat Piknometer Berat Larutan Densitas Larutan (menit) (°C) (°C) + larutan (gram) Garam (gram) garam (gr/ml) 1 5 99 30 41.5263 27.5063 1.0919 2 10 101 30 41.7287 27.7087 1.0999 3 15 102 32 41.8961 27.8761 1.1066 4 20 102 32 42.1182 28.0982 1.1154 5 25 102 32 42.1352 28.1152 1.1161 6 30 102 32 42.1850 28.1650 1.1181 3.2.Pembahasan 3.2.1.Menentukan hubungan antara berat larutan garam dengan densitas larutan garam. DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) Dari data-data yang diperoleh dari hasil percobaan, maka didapatkan densitas NaCl tiap 5 menit. Tabel 3.2 Hubungan antara berat larutan garam dengan densitas larutan garam No Waktu Leaching (Menit) Berat Larutan Densitas Larutan Garam (gram) Garam (gr/ml) 1 5 27.5063 1.0919 2 10 27.7087 1.0999 3 15 27.8761 1.1066 4 20 28.0982 1.1154 5 25 28.1152 1.1161 6 30 28.1650 1.1181 3.2.2.Menentukan hubungan waktu leaching dan kadar NaCl dalam larutan Dari data percobaan yang diperoleh, bila dibuat perhitungan untuk memperoleh kadar NaCl seperti pada lampiran, akan diperoleh hubungan sebagai berikut : Tabel 3.3 Hubungan antara waktu leaching dengan kadar garam No Waktu Leaching (Menit) Densitas Larutan Kadar Garam dalam Garam (gr/ml) Larutan (%) 1 5 1.0919 13.28 2 10 1.0999 14.33 3 15 1.1066 15.22 4 20 1.1154 16.38 5 25 1.1161 16.47 6 30 1.1181 16.73 Dari data – data pada tabel diatas dengan menggunakan persamaan least square, diperoleh persamaan garis : Y = (-2.76 x 10-4) x2 + (5.77 x 10-5) x + 15.5053 DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) . Dan didapat persen kesalahan rata-rata sebesar 7.97 %. Grafik Waktu vs Kadar NaCl 18 16 y = -0,0051x2 + 0,3206x + 11,727 R² = 0,9864 Kadar NaCl (%) 14 12 10 Grafik 8 6 Полиномиальная (Grafik) 4 2 0 0 10 20 30 40 Waktu (menit) Gambar 3.1. Grafik hubungan antara kadar NaCl dengan waktu leaching Dari grafik diketahui bahwa semakin lama waktu leaching maka akan semakin tinggi pula kadar NaCl dalam larutan yang diperoleh, karena adanya transfer massa dalam bentuk perpindahan garam (NaCl) dari padatan menuju cairan, waktu kontak semakin lama sehingga pelarut yang semula berupa aquades murni semakin lama berubah menjadi larutan NaCl yang diakibatkan oleh jumlah garam yang terekstraksi atau terlarut semakin besar. Dalam keadaan sudah jenuh, kadar NaCl akan tetap konstan meskipun waktu leaching semakin besar, akan tetapi berdasarkan data yang diperoleh, kadar NaCl yang dihasilkan belum mencapai jenuh atau masih memungkinkan terjadinya leaching dalam jangka waktu berikutnya sehingga masih berbanding lurus dan tidak melengkung konstan (garis mendatar pada kadar NaCl yang sama). 3.2.3.Menentukan hubungan antara effisiensi dengan waktu leaching Dari data – data yang diperoleh setelah melakukan percobaan, maka dapat dibuat tabel sebagai berikut : Tabel 3.4 Hubungan antara waktu leaching dengan efisiensi leaching DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) No Waktu Berat larutan NaCl Berat larutan NaCl Efisiensi (menit) total (gram) terekstrak (gram) (%) 1 5 218.38 29.00 145 2 10 219.98 31.52 157.6 3 15 221.32 33.68 168.4 4 20 223.03 36.53 182.65 5 25 223.22 36.76 183.8 6 30 223.62 37.41 187.05 Dari data – data pada tabel diatas dengan menggunakan persamaan least square, diperoleh persamaan garis : Y = -0.0603 X2 + 3.8425 X + 126.37. Dan didapat persen kesalahan rata-rata sebesar 0.86 %. Efisiensi Grafik Waktu vs Efisiensi 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 y = -0,061x2 + 3,8657x + 126,22 R² = 0,9859 Grafik Waktu vs Efisiensi Полиномиальная (Grafik Waktu vs Efisiensi) 0 10 20 30 40 Waktu (menit) Gambar 3.2 Hubungan antara effisiensi leaching dengan waktu leaching Dari grafik dapat diketahui bahwa semakin lama waktu leaching maka akan semakin besar effisiensi yang diperoleh, hal ini disebabkan oleh garam yang terekstraksi semakin besar. 3.2.4.Menetukan besarnya koefisien transfer massa DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) Dari data – data yang diperoleh setelah melakukan percobaan, bila dibuat perhitungan untuk memperoleh besarnya koefisien transfer massa akan diperoleh hubungan sebagai berikut: No Waktu (menit) CA 1 5 0.2479 𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 ] 𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴𝑂 5.9966 2 10 0.2694 6.800 3 15 0.2879 6.1450 4 20 0.3123 6.2265 5 25 0.3142 6.2326 6 30 0.3197 6.3596 y = −ln[ 𝐶𝐴𝑆−𝐶𝐴 Tabel 3.5 Hubungan antara waktu leaching dengan y = −ln[𝐶𝐴𝑆−𝐶𝐴𝑂] Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien transfer massa (KL) 𝑐𝑚 yaitu sebesar 6.0437 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020 LAPORAN SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA LEACHING (D-6) BAB IV PENUTUP 4.1.Kesimpulan Dengan mengambil data hasil pengamatan dan hasil perhitungan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Grafik hubungan antara waktu leaching terlarut dengan kadar NaCl akan diperoleh persamaan: Y = Y = -0.000276 X2+0.0000577 X+15.5053. Dengan persen kesalahan rata-rata sebesar 7.97 % 2. Grafik hubungan antara waktu leaching dengan effisiensi leaching mempunyai persamaan: Y = -0.0603 X2 + 3.8425 X + 126.37. Dengan persen kesalahan rata-rata sebesar 0.86 % 3. Semakin lama waktu leaching maka semakin banyak garam yang terekstraksi atau terlarut, semakin tinggi kadar garam yang terekstraksi atau terlarut dan semakin besar effisiensi yang diperoleh 𝑐𝑚 4. Besarnya koefisien transfer massa (KL), yaitu 6.0437 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 4.2.Kritik dan Saran Terdapat beberapa gangguan pada praktikum pada peneraan suhu dan pengukuran densitas eksrak, terkadang dalam posisi belum optimal pendinginannya mengakibatkan nilai densitas yang terukur menjadi tidak akurat. Maka dari itu, untuk ke depannya diharapkan dapat dioptimalkan lagi peralatan yang ada. Data yang kurang akurat juga diperoleh dari proses leaching yang waktunya belum tepat hingga jenuhnya sehingga diperoleh data grafik hubungan waktu leaching dan kadar NaCl yang garisnya belum konstan mendatar. DODY SUSANTO FILDA AGUM PUSPITA SARI D1121161019 D1121161020