Uploaded by Eka Tian

Makalah laporan PDTK

advertisement
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Leaching adalah proses pemisahan zat padat yang solute dari suatu
campurannya dengan padatan lain yang tidak larut (inert) menggunakan pelarut
(solvent). Dalam unit operasi, leaching merupakan salah satu cara tertua dalam
industri kimia. Leaching dapat dioperasikan secara batch, semibacth maupun
kontinyu dengan sistem bertahap tunggal maupun sistem bertahap banyak.
Proses leaching pada percobaan ini dilakukan dengan melarutkan natrium
karbonat, kalsium oksida, dan akuades. Setelah mencapai tahap homogenisasi dan
dekantasi, ekstrak dan rafinat tersebut kemudian dipisahkan. Ekstrak dan rafinat
diukur dan dianalisa komposisinya. Proses ini diulang hingga mendapat volume
titrasi atau densitas ekstrak kontstan.
Operasi leaching dalam skala industri adalah pada industri metalurgi.
Contohnya tembaga yang terkandung dalam bijih besi di leaching dengan asam
sulfat atau amoniak, emas dipisahkan dengan larutan sodium sianida, proses
metalurgi aluminium, kobalt, mangan, nikel dan timah (Treyball, 1981). Oleh
karena itu, percobaan ini penting untuk dilakukan sehingga dapat mengetahui
proses pemisahan campuran serta jumlah tahap yang terbentuk hingga terjadi
kesetimbangan.
1.2.Tujuan Percobaan
1. Mempelajari hubungan antara kadar garam (NaCl) dalam larutan dengan waktu
leaching
2. Mempelajari hubungan antara persentase garam (%NaCl) yang terekstraksi
terhadap garam mula-mula (effisiensi leaching) dengan waktu leaching
3. Menentukan koefisien transfer massa pada proses leaching.
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
1.3.Tinjauan Pustaka
Leaching
atau
ekstraksi
padat-cair
(atau
cair-padat),
melibatkan
pemindahan dari fraksi yang dapat larut (solute atau leachant) dari sebuah material
padat dengan pelarut cairan. Solute berdifusi dari padatan ke pelarut disekitar.
Dalam bentuknya, leaching dapat melibatkan reaksi oksidasi atau reduksi dan
padatan dengan pelarut. Industri yang mengaplikasikan leaching salah satunya
adalah penghilangan kafein dari bijih kopi hijau dengan supercritical CO2 (Seader,
2006).
Leaching dalam unit operasinya merupakan salah satu cara tertua dalam
industri kimia, yang pemberian namanya tergantung dari cara yang digunakan.
Industri metalurgi ialah pengguna terbesar operasi leaching ini. Dalam penggunaan
campuran mineral dalam jumlah besar dan tak terhingga, leaching dipakai sebagai
pemisah. Contohnya, tembaga yang terkandung dalam bijih besi di leaching dengan
asam sulfat atau amoniak, dan emas dipisahkan dengan larutan sodium sianida,
leaching memainkan peranan dalam proses metalurgi aluminium, kobalt, mangan,
nikel, dan timah (Treyball, 1981).
Terdapat 4 faktor penting yang harus diperhatikan dalam ekstraksi padatcair (Richardson, 1991):
1.
Ukuran Partikel
Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan reaksi dari beberapa cara. Semakin
kecil ukuran partikel, semakin besar luas penampang antara padatan dan cairan,
oleh karena itu, semakin tinggi laju transfer material dan semakin kecil jarak
solute yang berdifusi dalam padatan yang sudah terindikasi. Masalah lain,
permukaan padatan tidak efektif digunakan pada material yang sangat keraas
jika sirkulasi dari cairan kurang dan pemisahan partikel dari cairan dan drainase
residu padatan semakin sulit. Secara umum, hal yang diinginkan adalah
susunan ukuran partikel harus kecil sehingga setiap partikel memerlukan waktu
yang kira-kira sama untuk ekstraksi dan secara khusus, produksi dari sejumlah
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
besar material halus harus dihindari karena dapat terjepit disela-sela partikel
besar dan menghalangi aliran dari pelarut.
2.
Pelarut
Pemilihan cairan yang baik adalah pelarut yang sesuai dan viskositasnya harus
cukup rendah agar sirkulasinya bebas. Umunya pelarut yang relatif murni akan
digunakan diawal, meskipun pada prosesnya konsentrasi solute akan menigkat
dan laju ekstraksi semakin menurun, pertama karena gradien konsentrasi akan
berkurang, dan yang kedua karena cairan pada umumnya akan mengental.
3.
Temperatur
Pada banyak kasus, kelarutan mineral akan diekstraksi akan meningkat dengan
temperatur yang diberikan pada kecepatan tinggi dan ekstraksi. Koefisien
difusi yang diharapkan meningkat bersaman meningkatnya temperatur dan
akan bertambah kecepatan ekstraksi.
4.
Faktor Pengaduk
Agitasi pelarut sangat penting karena meningkatkan difusi eddy dan begitu
pula transfer material dari permukaan partikel ke aliran larutan. Agitasi dari
suspensi partikel halus mencegah sedimentasi terjadi dan akan semakin
memperbesar luas penampang.
Mekanisme leaching dapat melalui larutan fisikal sederhana atau
pemecahan yang mungkin terbentuk dari reaksi kimia. Laju perpindahan dari
pelarut ke dalam bahan yang akan dipisahkan atau fraksi soluble ke dalam pelarut
atau larutan ekstrak keluar dari insoluble atau beberapa dari kombinasinya akan
signifikan. Ketahanan membran dan reaksi kimia juga berpengaruh. Metode operasi
leaching dibedakan berdasarkan jenis operasi (bacth, continuous atau multibacth
intumittent) dengan laju alir (countercurrent atau hybrid flow), dengan stage (single
stage, multistage atau differential stage) dan dengan metode kontak (sprayed
percolation atau solid dispertion) (Perry, 1997).
Beberapa tipe pemisahan untuk leaching, yaitu (Geankoplis, 1993):
1.
Fixed-Bed Leaching
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
Biasanya digunakan pada industri tertentu menjadi gula dan juga untuk
ekstraksi biji coklat dan bongkahan coklat, serta pharmaceutical dari bongkol
dan biji dan bemacam-macam proses lainnya.
2.
Moving-Bed Leaching
Cara ini biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak dari biji-biji sayur
seperti sayur, kacang, dan buncis. Bijih itu, terlebih dahulu dibersihkan,
terkadang dimasak atau dikeringkan dan digiling atau ditumbuk. Kadangkadang persiapan penghilangan minyak dapat tercapai dengan menggunakan
tipe ini. Biasanya solvent atau pelarut merupakan produk dari petroleum,
seperti heksana. Minyak sayur yang didapat disebut miscella yang mungkin
masih terdapat pada beberapa padatan.
3.
Agitated Solid Leaching
Sebuah padatan yang berukuran 200 mesh dapat menjadi sebuah suspensi dan
jumlah kecil pada agitasi. Continuous countercurrent leaching bisa dilakukan
dengan menempatkan agitator secara seri dimana settling tanks atau thickener
diletakkan diantara beberapa agitator. Pada sistem stage countercurrent,
solvent baru masuk ke dalam thickener tahap awal. Cairan jenuh akan keluar
dan mengalir dari satu tahap ke tahap lainnya. Umpan padatan masuk pada
tahap terakhir, dimana umpan tersebut akan terkontak dengan pelarut dari
tahap sebelumnya dan kemudian akan memasuki settler. Putaran yang pelan
menyebabkan perpindahan padatan menuju pengeluaran bawah. Padatan dan
beberapa cairan dipompakan sebagai slurry menuju tangki selanjutnya.
Dua teknik penanganan utama pada operasi leaching adalah penyemprotan
atau penetesan cairan diatas padatan, dan membenamkan keseluruhan dari padatan
dalam cairan. Pemilihan peralatan leaching yang akan digunakan pada setiap kasus
tergantung pada bentuk fisik dari padatan dan berbagai kesulitan dan harga
penanganannya. Hal ini telah menjadi acuan dalam berbagai hal untuk
menggunakan tipe peralatan yang sangat spesialis dalam beberapa industri
(Treyball, 1981).
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
Apapun mekanisme dan metode dari operasinya, jelas pada proses leaching
akan terjadi peningkatan luas per unit volume dari padatan yang akan di leaching
dan penurunan jarak radial yang akan dilintasi dalam padatan, keduanya tergantung
pada penurunan ukuran partikel. Padatan yang halus, dapat menyebabkan
lambatnya laju penapisan atau percolation, pemisahan padatan yang sulit, dan dapat
menyebabkan kualitas rendah pada produk padatan. Dasar dan ukuran optimum
pada partikel ditetapkan berdasarkan karakteristik-karakteristik diatas (Perry,
1997).
Pada industri biologi dan pengolahan makanan, banyak produk yang akan
dipisahkan dari struktur alaminya dengan ekstraksi cair-padat. Proses yang penting
adalah proses ekstraksi pada gula dari gula bit dengan air panas. Pada produksi
minyak sayur, pelarut organik seperti heksana, aseton, dan eter digunakan untuk
mengekstrak minyak dari biji, kacang, rami, kacang tanah, biji jarak, biji bunga
matahari, biji kapas, dan hati ikan halibut. Dalam industri-industri pharmaceutical,
terdapat berbagai macam produk yang didapatkan dengan proses leaching akar,
daun, dan batang tanaman. Untuk produk instan yang dapat larut seperti kopi, kopi
panggang giling di leaching dengan air hangat. Teh yang dapat larut diproduksi
dengan leaching dari daun teh. Tannin didapatkan dari kulit kayu pohon di leaching
dengan air.
Kegunaan secara luas pada proses leaching terjadi pada industri pengolahan
logam. Manfaat logam biasanya pada campuran dengan jumlah yang sangat banyak
dari konstituen yang tidak diinginkan, dan leaching digunakan untuk menggangkat
logam sebagai garam yang dapat larut. Garam tembaga dilarutkan atau di leaching
dari bijih giling yang menggandung mineral lain dengan asam belerang atau larutan
ammonia. Garam kobalt dan nikel di leaching dari bijihnya dengan campuran asam
belerang dan ammonia. Emas di leaching dari bijihnya menggunakan larutan
natrium sianida yang encer. Natrium hidroksida di leaching dari lumpur kalsium
karbonat dan natrium hidroksida disiapkan dengan mereaksikan Na2CO3 dengan
Ca(OH)2 (Geankoplis, 1993).
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
Tiga proses yang biasanya harus terlibat pada operasi leaching adalah:
a.
Peleburan konstituen yang dapat larut
b.
Pemisahan larutan, yang terbentuk dari residu padatan yang tidak dapat larut.
c.
Pencucian residu padatan dengan tujuan untuk membebaskan residu padatan
dari zat terlarut yang tidak diinginkan atau unutk mendapatkan sebanyakbanyaknya material yang dapat larut yang dapat terbentuk.
Leaching dulunya digunakan pada proses bacth walaupun banyak pabrik
yang telah mengembangkan proses kontinyu. Tipe dari peralatan yang digunakan
berdasarkan pada sifat alami dari padatan, apakah itu butiran atau berbentuk sel dan
apakah itu bongkahan atau halus. Perbedaan antara bongkahan dengan padatan
halus adalah memiliki kecepatan dari pengendapan yang cukup besar untuk
dipisahkan dengan mudah dari cairan, sedangkan pada bagian akhir dapat
dipertahankan dalam bentuk suspensi dengan tujuan untuk memperkecil kerja dari
pengadukan (Richardson, 1991).
Aplikasi dari ekstraksi padat-cair dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Aplikasi Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)
Product
Anthrocyanins
Apple juices
solutes
Apple juices
solutes
Betanines
Solids
Chokeberries,
grapeskins
Apple chanks
Pressed apple
pomace
Red beets
Brewing worts
Malted barley
Butter
Rancid butter
Carrageenan
Caretenoid
pigment
Kelp
Leaves
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
solute
anthrocyanins
Apple juice
solutes
Apple juice
solutes
Betanines
Sugar, grain
solute
Low molecular
weight organic
acids
Carrageenan
Water first, then
pigment
D1121161019
D1121161020
Solvent
Ethanol, water
water
Water
Ethanol, water
Water
Water
Water
Ethanol,
isopropanol
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
Collagen
Cottonseed oil
Cyanogenetic
glycosides
Juice pressing
residues
Limes hides
Cotton seed
Gelatin
Collagen
Gelatin
Cytoplasmic
alfalfa protein
Decaffeinated
coffee
Decaffeinated
coffee
Decaffeinated
coffee
Coagulated
alfalfa protein
Green coffee
beans
Green coffee
beans
Green coffee
beans
Chlorophyll,
chlorogenic acid
Caffeine
Desalted kelp
Fish oil
Giant kelp
Fish scraps
Sea salts
Fish oil
Fish protein
concentrate
Fruit juices
solutes
Hop extracts
Hop extracts
Hopped worts
Insulin
Trash fish
Fish oil
Caffeine-free
green-coffee
extract
Dilute HCl
Hexane, CH2Cl2,
butanol
Butanol
Sliced fruit or
pomace
Hop flowers
Hop flowers
Hop flowers
Beef or pork
pancreas
Seaweed
Cattle hides
Fruit juice solute
Water
Hop solutes
Hop solutes
Hop solutes
Insulin
CH2Cl2
Supercritical CO2
Water
Acidic alcohol
Iodine
Nongelatin base
proteins,
carbohydrates
Aqueous H2SO4
Aqueous CaOH
Cassava
Citrus molasses
Iodine
Limed hides
Manioc
Water
Citrus sugar
Water
CaOH
Cottonseed oil
Water
Hexane
Water or dilute
acid
Aceton, ethanol,
butanol
Methylene
chloride
Supercritical CO2
Caffeine
Caffeine
1.4.Hipotesis
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
1. Hubungan antara kadar garam dengan waktu leaching akan berbanding lurus,
dimana semakin lama waktu leaching maka semakin banyak kadar NaCl,
dikarenakan semakin lama waktu kontak menyebabkan banyak NaCl yang terlarut
dengan air
2. Hubungan antara efisiensi dengan waktu leaching akan menunjukkan hubungan
berbanding lurus karena semakin lama waktu leaching maka berat garam yang
terlarut akan semakin besar
3. Nilai koefisien akan bergantung dengan konsentrasi garam yang terkandung
dalam air
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1.Bahan dan Alat
2.1.1.Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah garam dapur
(NaCl) 20 gram, pasir 15 gram, aquades, dan kertas saring.
2.1.2.Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah timbangan, gelas
arloji, piknometer, gelas beaker, dan pipet gondok 25 ml.
2.2.Cara Kerja
Langkah pertama adalah menimbang pasir dan garam dapur lalu dicampur
dan dibungkus ke dalam kertas saring dan diukur diameternya, selanjutnya
dimasukan ke dalam tabung sampel, lalu mengisi labu leher 3 dengan aquades 250
ml kemudian menyalakan pemanas dan pendingin hingga aquades mendidih dan
uapnya melewati pendingin dan pengembun. Mencatat titik embun, titik didih, dan
waktu mula-mula leaching (t=0). Pada saat tetesan pertama pada tabung sampel.
Mematikan pompa vakum untuk menghisap ekstrak yang masih tertinggal hingga
tidak ada lagi yang keluar dari tabung sampel, lalu mengambil larutan garam dari
labu leher 3 secukupnya dan didinginkan lalu, memasukan dalam piknometer pada
suhu sesuai dengan suhu peneraan piknometer dan menimbang untuk mengetahui
berat larutan. Mengukur rapat massa (densitas). Terakhir mengulangi langkahlangkah di atas hingga konstan.
2.3.Bagan Alir
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Data Percobaan
Berat garam (NaCl)
= 20 gram
Berat pasir
= 15 gram
Berat piknometer kosong
= 14.02 gram
Berat piknometer + aquades
= 39.1152 gram
Berat aquades dalam piknometer
= 28.1 gram
Densitas aquades
= 0.996233 gr/ml
Volume piknometer
= 28.2 ml
Diameter padatan
= 3.5 cm
Suhu aquades
= 28 °C
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan
No
Waktu
T didih
T embun
Berat Piknometer
Berat Larutan
Densitas Larutan
(menit)
(°C)
(°C)
+ larutan (gram)
Garam (gram)
garam (gr/ml)
1
5
99
30
41.5263
27.5063
1.0919
2
10
101
30
41.7287
27.7087
1.0999
3
15
102
32
41.8961
27.8761
1.1066
4
20
102
32
42.1182
28.0982
1.1154
5
25
102
32
42.1352
28.1152
1.1161
6
30
102
32
42.1850
28.1650
1.1181
3.2.Pembahasan
3.2.1.Menentukan hubungan antara berat larutan garam dengan densitas larutan
garam.
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
Dari data-data yang diperoleh dari hasil percobaan, maka didapatkan
densitas NaCl tiap 5 menit.
Tabel 3.2 Hubungan antara berat larutan garam dengan densitas larutan garam
No
Waktu Leaching (Menit)
Berat Larutan
Densitas Larutan
Garam (gram)
Garam (gr/ml)
1
5
27.5063
1.0919
2
10
27.7087
1.0999
3
15
27.8761
1.1066
4
20
28.0982
1.1154
5
25
28.1152
1.1161
6
30
28.1650
1.1181
3.2.2.Menentukan hubungan waktu leaching dan kadar NaCl dalam larutan
Dari data percobaan yang diperoleh, bila dibuat perhitungan untuk
memperoleh kadar NaCl seperti pada lampiran, akan diperoleh hubungan sebagai
berikut :
Tabel 3.3 Hubungan antara waktu leaching dengan kadar garam
No
Waktu Leaching (Menit)
Densitas Larutan
Kadar Garam dalam
Garam (gr/ml)
Larutan (%)
1
5
1.0919
13.28
2
10
1.0999
14.33
3
15
1.1066
15.22
4
20
1.1154
16.38
5
25
1.1161
16.47
6
30
1.1181
16.73
Dari data – data pada tabel diatas dengan menggunakan persamaan least square,
diperoleh persamaan garis : Y = (-2.76 x 10-4) x2 + (5.77 x 10-5) x + 15.5053
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
. Dan didapat persen kesalahan rata-rata sebesar 7.97 %.
Grafik Waktu vs Kadar NaCl
18
16
y = -0,0051x2 + 0,3206x + 11,727
R² = 0,9864
Kadar NaCl (%)
14
12
10
Grafik
8
6
Полиномиальная
(Grafik)
4
2
0
0
10
20
30
40
Waktu (menit)
Gambar 3.1. Grafik hubungan antara kadar NaCl dengan waktu leaching
Dari grafik diketahui bahwa semakin lama waktu leaching maka akan
semakin tinggi pula kadar NaCl dalam larutan yang diperoleh, karena adanya
transfer massa dalam bentuk perpindahan garam (NaCl) dari padatan menuju
cairan, waktu kontak semakin lama sehingga pelarut yang semula berupa aquades
murni semakin lama berubah menjadi larutan NaCl yang diakibatkan oleh jumlah
garam yang terekstraksi atau terlarut semakin besar.
Dalam keadaan sudah jenuh, kadar NaCl akan tetap konstan meskipun
waktu leaching semakin besar, akan tetapi berdasarkan data yang diperoleh, kadar
NaCl yang dihasilkan belum mencapai jenuh atau masih memungkinkan terjadinya
leaching dalam jangka waktu berikutnya sehingga masih berbanding lurus dan tidak
melengkung konstan (garis mendatar pada kadar NaCl yang sama).
3.2.3.Menentukan hubungan antara effisiensi dengan waktu leaching
Dari data – data yang diperoleh setelah melakukan percobaan, maka dapat
dibuat tabel sebagai berikut :
Tabel 3.4 Hubungan antara waktu leaching dengan efisiensi leaching
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
No
Waktu
Berat larutan NaCl
Berat larutan NaCl
Efisiensi
(menit)
total (gram)
terekstrak (gram)
(%)
1
5
218.38
29.00
145
2
10
219.98
31.52
157.6
3
15
221.32
33.68
168.4
4
20
223.03
36.53
182.65
5
25
223.22
36.76
183.8
6
30
223.62
37.41
187.05
Dari data – data pada tabel diatas dengan menggunakan persamaan least
square, diperoleh persamaan garis : Y = -0.0603 X2 + 3.8425 X + 126.37. Dan
didapat persen kesalahan rata-rata sebesar 0.86 %.
Efisiensi
Grafik Waktu vs Efisiensi
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
y = -0,061x2 + 3,8657x + 126,22
R² = 0,9859
Grafik Waktu vs
Efisiensi
Полиномиальная
(Grafik Waktu vs
Efisiensi)
0
10
20
30
40
Waktu (menit)
Gambar 3.2 Hubungan antara effisiensi leaching dengan waktu leaching
Dari grafik dapat diketahui bahwa semakin lama waktu leaching maka akan
semakin besar effisiensi yang diperoleh, hal ini disebabkan oleh garam yang
terekstraksi semakin besar.
3.2.4.Menetukan besarnya koefisien transfer massa
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
Dari data – data yang diperoleh setelah melakukan percobaan, bila dibuat
perhitungan untuk memperoleh besarnya koefisien transfer massa akan diperoleh
hubungan sebagai berikut:
No
Waktu (menit)
CA
1
5
0.2479
𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴
]
𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴𝑂
5.9966
2
10
0.2694
6.800
3
15
0.2879
6.1450
4
20
0.3123
6.2265
5
25
0.3142
6.2326
6
30
0.3197
6.3596
y = −ln[
𝐶𝐴𝑆−𝐶𝐴
Tabel 3.5 Hubungan antara waktu leaching dengan y = −ln[𝐶𝐴𝑆−𝐶𝐴𝑂]
Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien transfer massa (KL)
𝑐𝑚
yaitu sebesar 6.0437 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-6)
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Dengan mengambil data hasil pengamatan dan hasil perhitungan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Grafik hubungan antara waktu leaching terlarut dengan kadar NaCl akan
diperoleh persamaan: Y = Y = -0.000276 X2+0.0000577 X+15.5053.
Dengan persen kesalahan rata-rata sebesar 7.97 %
2. Grafik hubungan antara waktu leaching dengan effisiensi leaching
mempunyai persamaan: Y = -0.0603 X2 + 3.8425 X + 126.37. Dengan
persen kesalahan rata-rata sebesar 0.86 %
3. Semakin lama waktu leaching maka semakin banyak garam yang
terekstraksi atau terlarut, semakin tinggi kadar garam yang terekstraksi atau
terlarut dan semakin besar effisiensi yang diperoleh
𝑐𝑚
4. Besarnya koefisien transfer massa (KL), yaitu 6.0437 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4.2.Kritik dan Saran
Terdapat beberapa gangguan pada praktikum pada peneraan suhu dan
pengukuran densitas eksrak, terkadang dalam posisi belum optimal pendinginannya
mengakibatkan nilai densitas yang terukur menjadi tidak akurat. Maka dari itu,
untuk ke depannya diharapkan dapat dioptimalkan lagi peralatan yang ada. Data
yang kurang akurat juga diperoleh dari proses leaching yang waktunya belum tepat
hingga jenuhnya sehingga diperoleh data grafik hubungan waktu leaching dan
kadar NaCl yang garisnya belum konstan mendatar.
DODY SUSANTO
FILDA AGUM PUSPITA SARI
D1121161019
D1121161020
Download