MAKALAH KERUSAKAN HUTAN DISUSUN OLEH: CHARLES JOURDAN KANIA ARMIFA UTAMI SAID M. IMAM SYAHID RESTU SHOKHIKHUL IMAM VANIA PUTRI MUSDANI 1906296210 1906347893 1906349154 1906347975 1906348643 1906377706 HG 5 MPKTB 13 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2019 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami sekelompok tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah dititipkan kepada kelompok kami. Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan, namun dengan penuh kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini memuat tentang “Kerusakan Hutan di Indonesia”. Tema yang akan dibahas dimakalah ini sengaja dipilih oleh dosen kami untuk kami pelajari lebih dalam. Butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan sarannya. Terima kasih. PENDAHULUAN A) Latar belakang Hutan merupakan tumpuan dan harapan bagi setiap komponen mahkluk hidup yang ada di bumi saat ini, pasalnya dari hutan banyak manfaat yang dapat diambil baik yang bersifat benefit cost maupun non benefit cost, namun dalam upaya untuk memaksimalkan fungsi hutan terkadang muncul faktor – faktor yang dapat menjadi pembatas tercapainya fungsi dan manfaat hutan secara optimal. Perlindungan hutan merupakan usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama serta penyakit dan mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan. Oleh karena itu penyelamatan fungsi hutan dan perlindunganya sudah saatnya menjadi tumpuan harapan bagi kelangsungan jasa produksi ataupun lingkungan untuk menjawab kebutuhan mahkluk hidup. Mengingat tinggi dan pentingya nilai hutan, maka upaya pelestarian hutan wajib dilakukan apapun konsekuensi yang harus dihadapi, karena sebetulnya peningkatan produktivitas dan pelestarian serta perlindungan hutan sebenarnya mempunyai tujuan jangka panjang, oleh karena itu perlu dicari solusi yang tepat untuk mempertahankan produktivitas tegakan ataupun ekosistem hutan. B) Rumusan masalah Dari latar belakang masalah tersebut di atas, penulis mencoba merumuskan rumusan masalah sebagai berikut. a) Apa saja yang menyebabkan kerusakan hutan? b) Apa dampak dari kerusakan hutan? c) Bagaimana cara penangulangan kerusakan hutan? C) Tujuan Penulisan Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kawasan hutan di Indonesia 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan hutan 3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kerusakan hutan 4. Untuk mengetahui penanggulangan dari kerusakan hutan PEMBAHASAN A. Hutan di Indonesia Hutan di Indonesia menduduki urutan ke-3 terluas di dunia. Hutan di Indonesia secara umum dikelompokan berdasarkan : 1. Biogeografi Kepulauan Nusantara adalah relief alam yang terbentuk dari proses pertemuan antara tiga lempeng bumi. Hingga hari ini pun, ketiga lempeng bumi itu masih terus saling mendekat. Akibatnya, antara lain, gempa bumi sering terjadi di negeri kepulauan ini. Sejarah pembentukan Kepulauan Nusantara di sabuk khatulistiwa itu menghasilkan tiga kawasan biogeografi utama, yaitu: Paparan Sunda, Wallacea, dan Paparan Sahul. Masing-masing kawasan biogeografi adalah cerminan dari sebaran bentuk kehidupan berdasarkan perbedaan permukaan fisik buminya. a. Kawasan Paparan Sunda (di bagian barat) Paparan Sunda adalah lempeng bumi yang bergerak dari Kawasan Oriental (Benua Asia) dan berada di sisi barat Garis Wallace. Garis Wallace merupakan suatu garis khayal pembatas antara dunia flora fauna di Paparan Sunda dan di bagian lebih timur Indonesia. Garis ini bergerak dari utara ke selatan, antara Kalimantan dan Sulawesi, serta antara Balidan Lombok. Garis ini mengikuti nama biology, Alfred Russel Wallace, yang pada 1858, memperlihatkan bahwa persebaran flora fauna di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali lebih mirip dengan yang ada di daratan Benua Asia. b. Kawasan Wallace / Laut Dalam (di bagian tengah) Lempeng bumi pinggiran Asia Timur ini bergerak di sela Garis Wallace dan Garis Weber. Kawasan ini mencakup Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil (Nusa Tenggara), dan Kepulauan Maluku. Flora fauna di kawasan ini banyak merupakan jenis-jenis endemik (hanya ditemukan di tempat bersangkutan, tidak ditemukan di bagian lain manapun di dunia). Namun, kawasan ini juga memiliki unsur-unsur baik dari Kawasan Oriental maupun dari Kawasan Australesia. Wallace berpendapat bahwa laut tertutup es pada Zaman Es sehingga tumbuhan dan satwa di Asia dan Australia dapat menyeberang dan berkumpul di Nusantara. Walaupun jenis flora fauna Asia tetap lebih banyak terdapat di bagian barat dan jenis flora fauna Australia di bagian timur, hal ini dikarenakan Kawasan Wallace dulu merupakan palung laut yang sangat dalam sehingga fauna sukar untuk melintasinya dan flora berhenti menyebar. c. Kawasan Paparan Sahul (di bagian timur) Paparan Sahul adalah lempeng bumi yang bergerak dari Kawasan Australesia (Benua Australia) dan berada di sisi timur Garis Weber. Garis Weber adalah sebuah garis khayal pembatas antara dunia flora fauna di Paparan Sahul dan di bagian lebih barat Indonesia. Garis ini membujur dari utara ke selatan antara Kepulauan Maluku dan Papua serta antara Nusa Tenggara Timur dan Australia. Garis ini mengikuti nama biology, Max Weber, yang sekitar 1902, memperlihatkan bahwa persebaran flora fauna di kawasan ini lebih serupa dengan yang ada di Benua Australia. 2. Iklim Berdasarkan letak garis lintangnya, Indonesia memang termasuk daerah beriklim tropis. Namun, posisinya di antara dua benua dan di antara dua samudera membuat iklim kepulauan ini lebih beragam. Berdasarkan perbandingan jumlah bulan kering terhadap jumlah bulan basah per tahun, Indonesia mencakup tiga daerah iklim, yaitu: a) Daerah tipe iklim A (sangat basah) yang puncak musim hujannya jatuh antara Oktober dan Januari, kadang hingga Februari. Daerah ini mencakup Pulau Sumatra; Kalimantan; bagian barat dan tengah Pulau Jawa; sisi barat Pulau Sulawesi. b) Daerah tipe iklim B (basah) yang puncak musim hujannya jatuh antara Mei dan Juli, serta Agustus atau September sebagai bulan terkering. Daerah ini mencakup bagian timur Pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar Papua. c) Daerah tipe iklim C (agak kering) yang lebih sedikit jumlah curah hujannya, sedangkan bulan terkeringnya lebih panjang. Daerah ini mencakup Jawa Timur; sebagian Pulau Madura, Pulau Bali, Nusa Tenggara, dan bagian paling ujung selatan Papua. Berdasarkan perbedaan iklim, hutan di Indonesia terdiri dari: a. Hutan Gambut Berada di daerah tipe iklim A atau B, yaitu di pantai timur Sumatra, sepanjang pantai dan sungai besar Kalimantan, dan sebagian besar pantai selatan Papua. b. Hutan Hujan Tropis Menempati daerah tipe iklim A dan B. Jenis hutan ini menutupi sebagian besar Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Di bagian barat Indonesia, lapisan tajuk tertinggi hutan dipenuhi famili Dipterocarpaceae (terutama genus Shorea, Dipterocarpus, Dryobalanops, dan Hopea). Lapisan tajuk di bawahnya ditempati oleh famili Lauraceae, Myristicaceae, Myrtaceae, dan Guttiferaceae. Di bagian timur, genus utamanya adalah Pometia, Instia, Palaquium, Parinari, Agathis, dan Kalappia. c. Hutan Muson Tumbuh di daerah tipe iklim C atau D, yaitu di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, sebagian NTT, bagian tenggara Maluku, dan sebagian pantai selatan Irian Jaya. Spesies pohon di hutan ini seperti jati (Tectona grandis), walikukun (Actinophora fragrans), ekaliptus (Eucalyptus alba), cendana (Santalum album), dan kayuputih (Melaleuca leucadendron). 3. Sifat Tanah a. Hutan Pantai Terdapat sepanjang pantai yang kering, berpasir, dan tidak landai, seperti di pantai selatan Jawa. Spesies pohonnya seperti ketapang (Terminalia catappa), waru (Hibiscus tiliaceus), cemara laut (Casuarina equisetifolia), dan pandan (Pandanus tectorius). b. Hutan Mangrove Indonesia mencapai 776.000 ha dan tersebar di sepanjang pantai utara Jawa, pantai timur Sumatra, sepanjang pantai Kalimantan, dan pantai selatan Papua. Jenis-jenis pohon utamanya berasal dari genus Avicennia, Sonneratia, dan Rhizopheria. c. Hutan Rawa Terdapat di hampir semua pulau, terutama Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Spesies pohon rawa misalnya adalah nyatoh (Palaquium leiocarpum), kempas (Koompassia spp), dan ramin (Gonystylus spp). 4. Pemanfaatan Lahan Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit, kawasan hutan Indonesia yang mencapai 93,92 juta hektar pada 2005 itu dapat dirinci pemanfaatannya sebagai berikut: 1. hutan tetap: 88,27 juta ha; 2. hutan konservasi 15,37 juta ha; 3. hutan lindung 22,10 juta ha; 4. hutan produksi terbatas 18,18 juta ha; 5. hutan produksi tetap 20,62 juta ha; 6. hutan produksi yang dapat dikonversi: 10,69 juta ha; 7. areal Penggunaan Lain (non-kawasan hutan) 7,96 juta ha. Lahan hutan terluas ada di Papua (32,36 juta ha), diikuti berturut-turut oleh Kalimantan (28,23 juta ha), Sumatra (14,65 juta ha), Sulawesi (8,87 juta ha), Maluku dan Maluku Utara (4,02 juta ha), Jawa (3,09 juta ha), serta Bali dan Nusa Tenggara (2,7 juta ha). B. Biodiversitas Hutan Biodiversitas hutan adalah keanekaragaman hayati antara makhluk hidup dan lingkungan dalam hutan. 1. Tingkatan Biodiversitas a. Gen Variasi antarindividu dalam satu spesies. Contoh: - Hewan: Harimau Sumatera dan harimau Jawa yang memiliki nama latin Panthera tigris - Tumbuhan: Mangga Golek dan Mangga Manalagi yang memiliki nama latin Mangifera indica b. Spesies Variasi antarmakhluk hidup beda spesies Contoh: - Hewan: antara Harimau Jawa (Panthera tigris) dan Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) - Tumbuhan: antara pohon Damar Putih (Agathis alba) dan pohon Damar Pilau (Agathis borneensis) c. Ekosistem Interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya yang terdiri dari faktor abiotik (iklim, air, dsb) dan biotik (hewan dan tumbuhan). Jenis: - Hutan Berdaun Jarum, berada di daerah sub tropis yang ditumbuhi pohon cemara dan pinus - Hutan Hujan Tropis, berada di daerah tropis yang ditumbuhi berbagai macam pohon dan tanaman perdu seperti pohon jati dan rotan. Selain tumbuhan, dalam hutan ini juga hidup berbagai jenis hewan mulai dari harimau, burung, ikan, dsb. 2. Manfaat Hutan di Indonesia a. Ekonomi, sebagai modal pembangunan bangsa Indonesia karena menghasilkan beragam komoditas yang dapat diekspor atau untuk konsumsi sendiri, seperti kayu, buah-buahan, dan obat. b. Sosial-Budaya, memperlihatkan hubungan yang erat antarmasyarakat khususnya di sekitar hutan yakni dalam memanfaatkan hasil hutan dengan sebaik mungkin. c. Ekologi, sebagai rumah bagi ribuan makhluk hidup, pengatur iklim, dan konservasi tanah dan air. C.Penyebab Kerusakan Hutan di Indonesia 1. Kerusakan hutan oleh alam a. Musim Kemarau Panjang Musim kemarau yang berlangsung terlalu lama akan menjadikan pepohonan kering dan juga mati. Selain itu, musim kemarau juga akan menyebabkan struktur tanah juga akan rusak. Maka dari itu tanah di hutan juga akan rusak akibat musim kemarau yang terlampau panjang. b. Letusan Gunung Berapi Magma yang keluar dari perut gunung berapi bersifat panas dan akan menerjang hutan yang berada di wilayah gunung tersebut. Akibatnya banyak pohon yang akan mati, bahkan terbakar dan kemudian tanah pun juga akan rusak karena tertimbun material yang telah keluar dari dalam perut Bumi. Letusan gunung berapi juga akan mengeluarkan awan panas yang menerjang hutan yang di sekitar gunung berapi yang menyebabkan pohon- pohon menjadi layu dan juga kering. c. Tsunami Gelombang tsunami, menyebabkan hutan porak poranda, banyak pepohonan yang mati akibat terjangannya, dan tanah hutan menjadi terkena erosi. 2. Kerusakan Hutan Akibat Ulah Manusia a. Illegal Logging Ilegal logging, yaitu penebangan yang terjadi di suatu kawasan hutan yang dilakukan secara liar sehingga menurunkan atau mengubah fungsi awal hutan. b. Kebakaran Hutan Kebakaran hutan, kebanyakan dari peristiwa kebakaran hutan terjadi karena faktor kesengajaan. Beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab sengaja membakar hutan untuk dijadikan lahan perkebunan, pemukiman, peternakan, dan yang lainnya. c. Pembabatan Hutan Pembabatan hutan ini dilakukan secara sengaja dan masal oleh manusia. Pembabatan hutan ini menyebabkan matinya banyak pepohonan dan juga menyebabkan binatang- binatang kehilangan rumahnya. Manusia melakukan pembabatan hutan karena berbagai tujuan, salah satunya adalah pembukaan lahan baru untuk bercocok tanam maupun untuk pemukiman dan industri. d. Ladang Berpindah Ketika lahan suatu daerah sudah dipenuhi dengan pemukiman penduduk, maka masyarakat akan mencari lahan baru untuk melakukan cocok tanam. Salah satu alternatif lahan yang digunakan adalah lahan hutan. Maka dari itulah manusia bisa dengan sengaja menebang pepohonan yang ada di hutan dan membuka lahan untuk bercocok tanam. Meskipun sama- sama ditanami tumbuh- tumbuhan namun hutan yang digunakan sebagai lahan cocok tanam tetap akan berbeda fungsi hutan dengan hutan yang semestinya. e. Pertambangan di sekitar Hutan Usaha pertambangan dilakukan dengan mengambil barang tambang yang tersimpan di dalam tanah. Oleh karena itulah pasti tanah akan digali demi mendapatkan barang tambang tersebut. Hal seperti ini akan menyebabkan kerusakan pada tanah tersebut. Dan apabila hal seperti ini terjadi di wilayah hutan maka akan menjadikan hutan tersebut mengalami kerusakan, yaitu tanah di hutan akan rusak dan tidak akan berfungsi dengan baik seperti seharusnya. f. Transmigrasi Transmigrasi akan menyebabkan munculnya lahan pemukiman baru. Transmigrasi pada umumnya dilakukan dari tempat yang ramai menuju tempat yang sepi demi pemerataan pemukiman. Namun hal ini biasanya akan menggunakan lahan hutan untuk membuka lahan pemukinan yang baru. Jika banyak pohon yang ditebang, maka hutan tidak akan berfungsi dengan baik untuk alam. D.Dampak Kerusakan Hutan 1. Dampak Kerusakan Hutan pada Ekosistem Darat dan Air a. Ekosistem Darat Berfungsi sebagai penyerap air, perlindungan tanah dari sinar matahari dan hujan langsung, dan sebagai SDA. Jika ekosistem darat rusak maka akan terjadi berbagai anomaly salah satunya adalah ketidakseimbangan alam, seperti: Punahnya keanelaragaman hayati karena hilangnya habitat mereka Abrasi pantai akibat berkurangnya hutan bakau Peningkatan suhu yang akan mempengaruhi iklim Banjir dan longsor akibat berkurangnya penopang tanah dan pohon sebagai penyerap air Sumber daya air berkurang Hilangnya kesuburan tanah, mineral, dan pelindung tanah yang menyebabkan tanah menjdai gersang b. Ekosistem Air Sangat berhubungan dengan Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS berfungsi sebagai penerima, penyimpan, dan pengalir air hujan yang berujung ke danau atau laut. DAS dapat dibagi menjadi 3 area yaitu Hulu, tengah, dan hilir. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan ekosistem tempat unsur organisme dan lingkungan biofisik dan kimia berinteraksi secara dinamis. Kerusakan pada DAS berdampak langsung pada kehidupan, karena fungsi DAS sebagai sumber air sebagai penopang kelangsungan hidup hewan, tumbuhan, dan manusia. 2. Dampak Secara Global (Global Warming) Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menyerap gas CO2 di udara. Karena berkurangnya hutan, maka gas CO2 yang banyak akan menyebabkan global warming. E. Penanggulangan Kerusakan Hutan Kerusakan hutan dapat dicegah dan diperbaiki. Untuk mencapai hal tersebut, setiap manusia harus berperan dan bekerja sama sesuai peran masing-masing. 1. Pencegahan Kerusakan Hutan a. Pemerintah dalam Hal Penegakan Hukum dan Promosi Membuat undang-undang perlindungan hutan Memperluas kawasan hutan lindung Pemeberian sanksi pada pelaku perusak hutan Mempromosikan kelestarian hutan Meningkatkan pariwisata hutan b. Masyarakat secara Sederhana maupun Sistematis Menjaga Kebersihan hutan Mengurangi penggunaan kertas Sistem penebagan konservativ Sistem tebang pilih Sistem tebang tanam 2. Perbaikan Kerusakan Hutan Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan reboisasi. Reboisasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memperbaiki lahan terdegragasi dan terdeforestasi dengan cara penanaman kembali di dalam kawasan hutan. Selain menumbuhkan kembali hutan, tujuan Reboisasi adalah memulihkan manfaat dan fungsi dari hutan, yaitu: Hidrologis (menyerap dan menyimpan air) Orologis (Penyaring air) Ekologis (menyaring udara) Klimatologis (penyerap karbon di atmosfer) Protektif (melindungi makhluk hidup) Higenis (menyaring udara) PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai penutup tulisan ini dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut: 1) Hutan merupakan sumber daya alam yang tidak ternilai harganya karena di dalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, dan sebagainya. Karena itu pemanfaatan dan perlindungannya diatur oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah. 2) Kebakaran dan penebangan liar merupakan salah satu bentuk gangguan terhadap sumberdaya hutan dan akhir-akhir ini makin sering terjadi. Kebakaran dan penebangan hutan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan dampaknya sangat luas, bahkan melintasi batas negara. Di sisi lain upaya pencegahan dan pengendalian yang dilakukan selama ini masih belum memberikan hasil yang optimal. Oleh karena itu perlu perbaikan secara menyeluruh, terutama yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan. 3) Berbagai upaya perbaikan yang perlu dilakukan antara lain dibidang penyuluhan kepada masyarakat khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab kebakaran hutan, peningkatan kemampuan aparatur pemerintah terutama dari Departemen Kehutanan, peningkatan fasilitas untuk mencegah dan menanggulagi kebakaran hutan, dan penebangan liar ,pembenahan bidang hukum dan penerapan sangsi secara tegas. 4) Akibat penebangan hutan, 2100 mata air mengering dan akibat dari penebangan juga mengakibatkan kerusakan sumber air (mata air) akan semakin cepat. B. Saran Bagi para pembaca makalah ini dan juga semua orang bahwa hutan merupakan sumber kehidupan bagi manusia apabila hutan sudah tidak ada lagi maka kehidupan manusia akan berubah dan kemiskinan akan terjadi. Maka dari itu menjaga kelestarian hutan jangan lah dianggap mudah. Serta bagi para pecinta alam, teruskanlah usaha penjagaan itu dengan sebaik-baiknya dan juga tingkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang yang mau merusaknya, cegah agar tidak terjadi kerusakan dihutan kita ini. DAFTAR PUSTAKA https://nasional.kompas.com/2018/08/25/1430331/kebakaran-hutan-dan-lahan-apadampak-dan-pencegahannya/ https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/cara-menjaga-kelestarian-hutan/ https://www.kompasiana.com/gun4aw4n/5529387f17e617d558b458d/perananpemerintah-dan-masyarakat-dalampelestarian-dan-reboisasi-hutan-di-indonesia/ https://foresteract.com/reboisasi/ https://www.mongabay.co.id/tag/hutan-indonesia/ https://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/forest_spesies/tentang_forest_spesies/ kehutanan/ https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49673264 https://nasional.okezone.com/read/2017/11/17/337/1816107/kenali-5-jenis-hutan-diindonesia https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/01/12/bagaimana-hutan-indonesiasebagai-paru-paru-dunia-di-masa-depan