MAKALAH AGAMA “AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL DAN AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN” DISUSUN OLEH : 1. ARYADI PERMANA PUTRA (19021028) 2. SEFTYA RAHMI WILDA (19021134) 3. TRI OKTAVIA (19021160) DOSEN PEMBIMBING Siti Hasanah,A.Md PK, SKM PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN STIKes HANG TUAH PEKANBARU TAHUN AJARAN 2019/2020 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat Taufik Hidayah serta Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini Berisi tentang Moral yang memiliki sejumlah konteks diantaranya Agama sebagai Sumber Moral dan Ahklak Mulia dalam Kehidupan sehari-hari. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kita semua. Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil karya kami ini tidak luput dari kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan kata. Maka dari itu dengan mengharapkan ridha Allah swt kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari anda semua demi untuk memperbaiki makalah kami dimasa yang akan datang. Semoga Allah swt meridhai makalah ini. Amin ya rabbal amin. Pekanbaru, November 2019 Penyusun Kelompok V i DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................. i Daftar Isi........................................................................................................... ii BAB I Pendahuluan ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2 C. Rumusan Masalah ................................................................................ 2 D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 2 BAB II Pembahasan ......................................................................................... 3 Agama sebagai sumber moral dan akhlak mulia dalam kehidupan ................. 3 A. Definisi Agama Islam .......................................................................... B. Konsep Moral dan Akhlak ................................................................... 1. Moral .............................................................................................. a. Pengertian Moral ...................................................................... b. Pengertian penalaran Moral ..................................................... 2. Akhlak ............................................................................................ a. Pengertian Akhlak .................................................................... C. Agama sebagai sumber moral .............................................................. D. Indikator manusia berakhlak ................................................................ E. Aktualisasi akhlak dalam kehidupan .................................................... 1. Akhlak terhadap Allah ................................................................... 2. Akhlak terhadap Rasulullah ........................................................... 3. Akhlak terhadap diri sendiri ........................................................... 4. Akhlak terhadap sesama manusia .................................................. F. Dalil-dalil yang berhubungan dengan moral dan akhlak ..................... 3 4 4 4 4 5 5 6 7 9 9 9 10 10 12 BAB III Penutup .............................................................................................. 17 A. Kesimpulan .......................................................................................... B. Saran ..................................................................................................... 17 17 Daftar Pustaka .................................................................................................. 18 ii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di Era global yang semakin maju ini perilaku seorang muslim semakin beraneka ragam. Sebagian besar cenderung mengikuti pola hidup mewah, bergaya dan mengikuti budaya barat yang sangat bertentangan dengan budaya di Indonesia dan ajaran atau aturan Agama Islam, mereka bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak sehingga tidak terlalu dihiraukan dan tidak dijadikan pedoman dalam hidup. Karena pada kenyataannya sebagian besar masyarakat Indonesia kurang atau bahkan tidak perduli akan pengetahuan tentang moral dan akhlak. Selama ini pelajaran etika, moral dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita berada di sekolah dasar, yaitu pada pelajaran agama islam dan kewarganegaraan. Namun ternyata pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya dibiarkan saja seolah tidak ada manfaatnya bagi kehidupan umat manusia didunia ini dan hanya beberapa masyarakat saja yang mengaplikasikannya kedalam perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran yang telah disampaikan menjadi sia-sia bagi yang tidak memahami atau tidak memanfaatkan ilmu tentang etika, moral dan akhlak tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari masih sering kita jumpai masalah-masalah terkait menurunnya suatu kualitas moral atau yang biasa dikenal dengan degradasi moral. Penurunan kualitas moral ini sebagian besar dialami oleh kaum remaja sekarang akibat ketidakseimbangan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni di era globalisasi. Lebih jauh lagi penurunan kualitas moral ini tidak hanya dialami oleh sebagian besar kaum remaja di negeri ini, melainkan hampir pada seluruh tingkatan lapisan masyarakat. Kita terus menuntut kemajuan di era globalisasi ini tanpa memandang aspek kesantunan budaya negeri ini. Ketidakseimbangan itulah yang pada akhirnya membuat moral semakin jatuh dan rusak. Begitu juga dengan perilaku 1 penyimpangan yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat yang sudah barang tentu dapat dikatakan sebagai perilaku menyimpang. Maka dalam hal ini, agama memiliki peranan penting dalam menurunkan tingkat masalah krisis moral tersebut dengan menjadikan agama sebagai sumber moral. Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita para generasi muda tidak memiliki moral dan akhlak yang mulia.. Oleh karena itu penyusun menyusun makalah ini agar menjadi penambah suatu wawasan dan acuan dalam perbaikan moral dan akhlak dalam kehidupan bermasyarakat. B. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui pentingnya agama dalam kehidupan. 2. Untuk mengetahui pengertian Moral dan Akhlak mulia dalam islam. 3. Untuk mengetahui agama sebagai sumber moral. 4. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu Siti Hasanah A.md PK, SKM selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam C. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud agama sebagai sumber moral? 2. Jelaskan pengertian akhlak dan moral? 3. Bagaimana menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari? D. MANFAAT PENULISAN 1. Kita dapat memahami tentang agama Islam sebagai Moral dan Akhlak Mulia. 2. Kita dapat mengetahui aktualisasi akhlak dalam kehidupan nyata. 3. Kita dapat mengetahui karakteristik etika dalam islam. 2 BAB II PEMBAHASAN AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL dan AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN A. DEFINISI AGAMA ISLAM Agama Islam secara bahasa kata “Islam” berasal dari kata “sallama” yang berarti selamat, dan bentuk mashdar dari kata “aslama” yang berarti taat, patuh, tunduk dan berserah diri.Sedangkan secara istilah, Islam ialah tunduk, taat dan patuh kepada perintah Allah SWT seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan-Nya serta menyerahkan diri sepenuhnya hanya kepada Allah ta‟ala. Definisi Agama Islam menurut Nabi Muhammad SAW dan para ulama : Pada suatu ketika Nabi Muhamad menjawab pertanyaan Umar r.a, tentang apa itu Islam, dan beliau menjawab Islam itu adalah “Bahwa engkau mengakui tidakada Tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhamad itu utusan Allah, Dan engkau mendirikan sholat, Dan mengeluarkan zakat, Berpuasa di bulan Ramadhan, Dan engkau mengerjakan ibadah haji di Baitullah jika engkau sanggup melakukannya“ Umar Bin Khatab, Bahwasanya dalam Agama Islam terdapat 3 pokok yakni Akidah, Syariat dan Ahklak. Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at-Tawaijiri, Mengatakan bahwa Islam adalah sebuah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan mengesakanNya dan melaksanakan syariat-syariat-Nya dengan penuh keikhlasan. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, Beliau mengatakan Islam ialah berserah diri kepada Allah SWT dengan cara mentauhidkan-Nya, Tunduk, dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatanperbuatan syirik dan para pelakunya. PENGERTIAN AGAMA ISLAM SECARA UMUM Secara umum yang dimaksud dengan agama Islam ialah agama yang diridhoi Allah, yang paling benar dan sempurna serta agama yang membawa rahmat bagi semesta alam. Islam merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi 3 Muhamad SAW sebagai Nabi terakhir pilihan-Nya. Didalamnya terdapat aturan dan hukum yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh umat agar selamat dan bahagia di dunia sampai akhirat. B. KONSEP MORAL dan AKHLAK Secara substansial Moral dan Akhlak memang sama, yakni ajaran tentang kebaikan dan keburukan, menyangkut perikehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam dalam arti luas. Yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah ukuran kebaikan dan keburukan itu sendiri. 1. MORAL a. Pengertian Moral Kata Moral berasal dari Bahasa Latin Moralitas, adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk. b. Pengertian Penalaran Moral Pengertian Penalaran Moral Kohlberg (dalam Glover, 1997), mendefinisikan penalaran moral sebagai penilaian nilai, penilaian sosial, dan juga penilaian terhadap 4 kewajiban yang mengikat individu dalam melakukan suatu tindakan. Penalaran moral dapat dijadikan prediktor terhadap dilakukannya tindakan tertentu pada situasi yang melibatkan moral. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Rest (1979) bahwa penalaran moral adalah konsep dasar yang dimiliki individu untuk menganalisa masalah sosial-moral dan menilai terlebih dahulu tindakan apa yang akan dilakukannya. Menurut Kohlberg (1981) penalaran moral adalah suatau pemikiran tentang masalah moral. Pemikiran itu merupakan prinsip yang dipakai dalam menilai dan melakukan suatu tindakan dalam situasi moral. Penalaran moral dipandang sebagai suatu struktur bukan isi. Jika penalaran moral dilihat sebagai isi, maka sesuatu dikatakan baik atau buruk akan sangat tergantung pada lingkungan sosial budaya tertentu, sehingga sifatnya akan sangat relatif. Tetapi jika penalaran moral dilihat sebagai struktur, maka apa yang baik dan buruk terkait dengan prinsip filosofis moralitas, sehingga penalaran moral bersifat universal. Penalaran moral inilah yang menjadi indikator dari tingkatan atau tahap kematangan moral. Memperhatikan penalaran mengapa suatu tindakan salah, akan lebih memberi penjelasan dari pada memperhatikan perilaku seseorang atau bahkan mendengar pernyataannya bahwa sesuatu itu salah (Duska dan Whelan, 1975). Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penalaran moral adalah kemampuan (konsep dasar) seseorang untuk dapat memutuskan masalah sosial-moral dalam situasi kompleks dengan melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap nilai dan sosial mengenai tindakan apa yang akan dilakukannya. 2. AKHLAK a. Pengertian Akhlak Berikut ini adalah pengertian akhlak secara istilah dari sebagian para ulama: 1) Ahmad Amin dalam bukunya Al-Akhlak mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang biasa dilakukan. 2) Ibnu Maskawih dalam kitabnya Tahzib al-Akhlak wa Tathirul A’raq, mendefinisikan akhlak sebagai “keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan sebelumnya” 3) Imam Ghazali dalam kitabnya, Ihya ‘Ulumuddin, mendefinisikan akhlak sebagai: “segala sifat yang tertanam dalam hati, yang menimbulkan kegiatankegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai pertimbangan.” 5 Dari beberapa pendapat ulama diatas dapat disimpulkan bahwa Akhlak adalah suatu keadaan yang tertanam dalam jiwa berupa keinginan kuat yang melahirkan perbuatan-perbuatan secara langsung dan berturut-turut tanpa memikirkan pemikiran lebih lanjut. Dari beberapa definisi dan uraian singkat di atas, kita dapat mengambil dua hal penting tentang akhlak, yaitu: 1) Akhlak yang berpangkal pada hati, jiwa, atau kehendak 2) Akhlak merupakan perwujudan perbuatan sebagai kebiasaan (bukan perbuatan yang dibuat-buat, tetapi sewajarnya). Dengan demikian akhlak dalam ajaran Islam merupakan perbuatan manusia sebagai ekspresi atau ungkapan dari kondisi jiwa. Akhlak meskipun berpangkal dari jiwa tapi ia tidak berhenti di dalam jiwa saja melainkan ternyatakan dalam perbuatan. C. AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL Agama memiliki peranan penting dalam usaha menghapus krisis moral dengan menjadikan menjalani kehidupan di dinia ini. Dalam konteks Islam sumber moral itu adalah Al-Qur’an dan Hadits. Menurut kesimpulan A.H. Muhaimin dalam bukunya Cakrawala Kuliah Agama bahwa ada beberapa hal yang patut dihayati dan penting dari agama, yaitu: 1) Agama itu mendidik manusia menjadi tenteram, damai, tabah, dan tawakal 2) Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi: berani berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan, sabar, dan takut berbuat dosa 3) Agama memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya tumbuh sifatsifat mulia dan terpuji, toleransi, dan manusiawi. Dengan demikian peran agama sangat penting dalam kehidupan manusia, salah satunya, sebagai sumber akhlak. Agama yang diyakini sebagai wahyu dari Tuhan sangat efektif dan memiliki daya tahan yang kuat dalam mengarahkan manusia agar tidak melakukan tindakan amoral. 6 D. INDIKATOR MANUSIA BERAKHLAK Manusia berakhlak adalah manusia yang suci dan sehat hatinya, sedang manusia tidak berakhlak (amoral) adalah manusia yang kotor dan sakit hatinya. Namun sering kali manusia tidak sadar kalau hatinya sakit. Kalaupun dia sadar tentang kesakitan hatinya, ia tidak berusaha untuk mengobatinya. Padahal penyakit hati jauh lebih berbahaya ketimbang penyakit fisik. Seseorang yang sakit secara fisik jika penyakitnya tidak dapat diobati dan disembuhkan ujungnya hanya kematian. Kematian bukanlah akhir dari segala persoalan melainkan pintu yang semua orang akan memasukinya. Tetapi penyakit hati jika tidak disembuhkan maka akan berakhir dengan kecelakaan di alam keabadian. Indikator manusia berakhlak (Husn Al-Khuluq), kata Al-Ghazali, adalah tertanamnya iman dalam hatinya. Sebaliknya manusia yang tidak berakhlak (su’u al-khuluq) adalah manusia yang ada nifaq di dalam hatinya. Nifaq artinya sikap mendua dalam Tuhan. Tidak ada kesesuaian antara hati dan perbuatan. Iman bagaikan akar dari sebuah tumbuhan. Sebuah pohon tidak akan tumbuh pada akar yang rusak dan kropos. Sebaliknya sebuah pohon akan baik tumbuhnya bahkan berbuah jika akarnya baik. Amal akan bermakna jika berpangkal pada iman, tetapi amal tidak membawa makna apa-apa apabila tidak berpangkal pada iman. Demikian juga amal tidak bermakna apabila amal tersebut berpangkal pada kemunafikan. Hati orang beriman itu bersih, di dalamnya ada pelita yang bersinar dan hati orang kafir itu hitam dan malah terbalik. Taat akan perintah Allah, juga tidak mengikuti keinginan syahwat dapat mengkilaukan hati, sebaliknya melakukan dosa dan maksiat yang dapat menghitamkan hati. Barang siapa melakukan dosa, hitamlah hatinya dan barang siapa melakukan dosa tetapi menghapusnya dengan kebaikan, maka tidak akan gelap hatinya hanya cahaya itu berkurang. Dengan mengutip beberapa ayat Al Qur‟an dan Hadits, selanjutnya Al-Ghazali mengemukakan tanda-tanda manusia beriman, diantaranya : a. Manusia beriman adalah manusia yang khusu‟ dalam shalatnya b. Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna (tidak ada faedahnya) c. Selalu kembali kepada Allah d. Mengabdi hanya kepada Allah e. Selalu memuji dan mengagungkan Allah f. Bergetar hatinya jika nama Allah disebut 7 g. Berjalan di muka bumi dengan tawadhu’ dan tidak sombong h. Bersikap arif menghadapi orang-orang awam i. Mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri j. Menghormati tamu k. Menghargai dan menghormati tetangga l. Berbicara selalu baik, santun dan penuh makna m. Tidak banyak berbicara dan bersikap tenang n. Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap maupun perbuatan Sufi yang lain mengungkapkan tanda-tanda manusia berakhlak,yakni : Memiliki budaya malu dalam interaksi dengan sesamanya, tidak menyakiti orang lain, banyak kebaikannya, benar dan jujur dalam ucapannya, tidak banyak bicara tapi banyak bekerja, penyabar, hatinya selalu bersama Allah, tenang, suka berterima kasih, ridha terhadap ketentuan Allah , bijaksana, hati-hati dalam bertindak, disenangi teman dan lawan, tidak pendendam, tidak suka mengadu domba, sedikit makan dan tidur, tidak pelit dan hasad, cinta karena Allah dan benci karena Allah. Ketika Rasulullah ditanya tentang perbedaan mukmin dan munafik, Rasulullah menjawab, orang mukmin keseriusannya dalam shalat, puasa dan ibadah sedangkan orang munafik kesungguhannya dalam makan minum layaknya hewan. Hatim al-„Asam seorang ulama tabi‟in menambahkan, bahwa indikator mukmin adalah manusia yang sibuk dengan berfikir dan hikmah, sementara munafik sibuk dengan obsesi dan panjang angan-angan, orang mukmin putus harapan terhadap manusia kecuali pada Allah. Sebaliknya orang munafik banyak berharap kepada sesama manusia dan bukan kepada Allah. Mukmin merasa aman dari segala sesuatu kecuali dari Allah, munafik merasa takut oleh segala sesuatu kecuali oleh Allah. Mukmin berani mengorbankan hartanya demi agamanya sedangkan munafik berani mengorbankan agamanya demi hartanya. Mukmin menangis dan berbuat baik, munafik berbuat jahat dan tertawa terbahak-bahak. Mukmin senang berkhalawat (bersemedi) sedang munafik senang keramaian. Mukmin menanam dan menjaga agar tidak terjadi kerusakan, munafik menuai dan mengharap keuntungan. Mukmin memerintah dan melarang (amar ma’ruf nahi munkar) untuk kekuasaan, maka kerusakannlah yang terjadi. Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, maka manusia berakhlak adalah manusia yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama makhluk dan alam dalam arti luas 8 E. AKTUALISASI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari. Dan akhlak seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim seperti di bawah ini. 1. Akhlak terhadap Allah A. Mentauhidkan Allah Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah dan Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya B. Banyak Berzdikir pada Allah Dzikir artinya mengingat Allah di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah. Dzikir adalah satu kewajiban. Dengan berdzikir hati menjadi tenteram. C. Berdo’a kepada Allah SWT. Berdo‟a adalah inti dari ibadah. Orang-orang yang tidak mau berdo‟a adalah orang-orang yang sombong karena tidak mau mengakui kelemahan dirinya di hadapan Allah SWT. D. Bertawakal Hanya Pada Allah Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari sikap sabar dan kerja keras yang sungguh-sungguh dalam pelaksanaanya yang di harapkan gagal dari harapan semestinya,sehingga ia akan mampu menerima dengan lapang dada tanpa ada penyesalan. 2. Akhlak terhadap Rasulullah A. Mengikuti atau menjalankan sunnah Rosul Mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani Hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh 9 Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah AlQuran. B. Bersholawat kepada Rosul Mengucapkan puji-pujian kepada Rosulullah S.A.W . Sesungguhnya Tuhan beserta para malaikatnya semua memberikan Sholawat kepada Nabi (dari Allah berarti memberi rakhmat, dan dari malaikat berarti memohonkan ampunan). Hai orang-orang beriman, ucapkanlah Sholawat kepadanya (AQ Al Ahzab : 56) َّللا و م َل ئ ِ ك ت ه ُ ي ُص ل ُّون ع ل ى ال ن َّب ِ ي ِ ۚ ي ا أ ي ُّه ا ا ل َّ ِذ ين َّ إ ِ َّن س لِ يم ا ْ آم ن ُوا ص ل ُّوا ع ل يْ ِه و س ل ِ ُم وا ت Arab-Latin: Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā Terjemahan: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. 3. Akhlak Terhadap diri sendiri A. Sikap sabar Sabar adalah menahan amarah dan nafsu yang pada dasarnya bersifat negative. Kemudian manusia harus sabar dalam menghadapi segala cobaan. B. Sikap Syukur. Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita lupa untuk ber-Syukur, atau mensyukuri segala nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita, ada 3 (tiga) cara yang mudah untuk men-syukuri nikmat Allah yaitu bersyukur dengan hati yangtulus, mensyukuri dengan lisan yang dilakukan dengan memuji Allah melalui ucapan Alhamdulillah, dan bersyukur dengan perbuatan yang dilakukan dengan menggunakan Nikmat dan Rahmat Allah pada jalan dan perbuatan yang diridhoi-Nya. 10 4. Akhlak Terhadap Sesama Manusia A. Merajut Ukhuwah atau Persaudaraan Membina persaudaraan adalah perintah Allah yang diajarkan oleh semua agama, termasuk agama Islam. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya kalau semua elemen membangun ukhuwwah dalam komunitasnya. Apabila ada kelompok tertentu dengan mengatas-namakan agama tetapi enggan memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan maka perlu dipertanyakan kembali komitmen keagamaannya. B. Ta’awun atau saling tolong menolong Dalam Islam, tolong-menolong adalah kewajiban setiap Muslim. Sudah semestinya konsep tolong-menolong tidak hanya dilakukan dalam lingkup yang sempit. Tolongmenolong menjadi sebuah keharusan karena apapun yang kita kerjakan membutuhkan pertolongan dari orang lain. Tidak ada manusia seorang pun di muka bumi ini yang tidak membutuhkan pertolongan dari yang lain. C. Suka memaafkan kesalahan orang lain Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa menunggu permohonan maaf daripada orang yang berbuat salah kepadanya. Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikit pun rasa benci dan dendam di hati. Sifat pemaaf adalah salah satu perwujudan daripada ketakwaan kepada Allah. D. Menepati Janji Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Menepati janji adalah bagian dari iman. Maka seperti itu pula ingkar janji, termasuk tanda kemunafikan.Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa kebiasaan yang baik harus diperhatikan dan disempurnakan, serta kebiasaan yang buruk harus dihilangkan, karena merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk karakter manusia berakhlak 5. Akhlak Terhadap sesama Makhluk A. Tafakur (berpikir) salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang lain, bahwa 11 manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan. B. Memanfaatkan alam Kedudukan manusia di bumi ini bukanlah sebagai penguasa yang sewenangwenang, tetapi sebagai khalifah yang mengemban amanat Allah. Karena itu, segala pemanfaatan manusia atas bumi ini harus dengan penuh tanggung jawab dan tidak menimbulkan kerusakan. Sebab, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan F. DALIL-DALIL YANG BERHUBUNGAN DENGAN MORAL DAN AKHLAK Berikut ini adalah sekelumit ayat-ayat tentang moral dan akhlak dalam Al-Qur’an : 1. Sabar (QS. Ali Imran : 200) ُ ص ِب ُروا وصا ِب ُروا ورا ِب َّللا لعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون ْ يا أيُّها الَّذِين آمنُوا ا َّ طوا واتَّقُوا Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanuṣbirụ wa ṣābirụ wa rābiṭụ, wattaqullāha la'allakum tufliḥụn Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. 2.Amanah (QS. An-Nisa’ : 58) اس أ ْن تحْ ُك ُموا ِ َّللا يأ ْ ُم ُر ُك ْم أ ْن تُؤدُّوا ْاْلمانا ِ َّت ِإل ٰى أ ْه ِلها و ِإذا حك ْمت ُ ْم ب ْين الن َّ ۞ ِإ َّن ُ َّللا نِ ِع َّما ي ِع َّللا كان س ِميعا ب ِصيرا َّ ظ ُك ْم ِب ِه ۗ ِإ َّن َّ ِبا ْلع ْد ِل ِإ َّن Arab-Latin: Innallāha ya`murukum an tu`addul-amānāti ilā ahlihā wa iżā ḥakamtum bainan-nāsi an taḥkumụ bil-'adl, innallāha ni'immā ya'iẓukum bih, innallāha kāna samī'am baṣīrā 12 Terjemah Arti: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. 3. Memberi Maaf (QS. Al-Ma’idah :13) ۙ اض ِع ِه ِ ف ِبما ن ْق ِض ِه ْم ِميثاق ُه ْم لعنَّا ُه ْم وجع ْلنا قُلُوب ُه ْم قا ِ سية ۖ يُح ِرفُون ا ْلك ِلم ع ْن مو َّ ظا ِم َّما ذُ ِك ُروا ِب ِه وَل تزا ُل ت ًّ سوا ح ْف ُ ون ُ ط ِل ُع عل ٰى خائِن ٍة ِم ْن ُه ْم إِ ََّل ق ِليَل ِم ْن ُه ْم ۖ فاع س ِنين ِ ْب ا ْل ُمح ُّ َّللا يُ ِح َّ ع ْن ُه ْم واصْف ْح ِإ َّن Arab-Latin: Fa bimā naqḍihim mīṡāqahum la'annāhum wa ja'alnā qulụbahum qāsiyah, yuḥarrifụnal-kalima 'am mawāḍi'ihī wa nasụ ḥaẓẓam mimmā żukkirụ bih, wa lā tazālu taṭṭali'u 'alā khā`inatim min-hum illā qalīlam min-hum fa'fu 'an-hum waṣfaḥ, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn Terjemah Arti: (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. 4. Kejujuran (QS. Al-Ahzab : 70 dan QS. At-Taubah : 119) َّللا وقُولُوا ق ْوَل سدِيدا َّ يا أيُّها الَّذِين آمنُوا اتَّقُوا Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa qụlụ qaulan sadīdā Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, صا ِدقِين َّ َّللا وكُونُوا مع ال َّ يا أيُّها الَّذِين آمنُوا اتَّقُوا Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa kụnụ ma'aṣ-ṣādiqīn Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. 13 5. Istiqomah (QS. Huud : 112) ست ِق ْم كما أ ُ ِم ْرت وم ْن تاب معك وَل ت ْطغ ْوا إِنَّهُ ِبما ت ْعملُون ب ِصير ْ فا Arab-Latin: Fastaqim kamā umirta wa man tāba ma'aka wa lā taṭgau, innahụ bimā ta'malụna baṣīr Terjemah Arti: Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. 6. Syukur (QS. Al- Baqarah : 152) ْ فا ْذك ُُرونِي أ ْذك ُْر ُك ْم وا ون ِ شك ُُروا ِلي وَل ت ْكفُ ُر Arab-Latin: Fażkurụnī ażkurkum wasykurụ lī wa lā takfurụn Terjemah Arti: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku. 7. Lemah Lembut (QS. Thaha : 44) فقُوَل لهُ ق ْوَل ليِنا لعلَّهُ يتذك َُّر أ ْو ي ْخش ٰى Arab-Latin: Fa qụlā lahụ qaulal layyinal la'allahụ yatażakkaru au yakhsyā Terjemah Arti: Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut" 8. Tawadhu’ (QS. Asy-Syuara : 215) ْ و ض جناحك ِلم ِن اتَّبعك ِمن ا ْل ُم ْؤ ِم ِنين ْ اخ ِف Arab-Latin: Wakhfiḍ janāḥaka limanittaba'aka minal-mu`minīn Terjemah Arti: Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. 9. Menebar Kebaikan (QS. Al-Qashas : 77) 14 َّ َّللاُ الدَّار ْاْل ِخرة ۖ وَل ت ْنس ن ِصيبك ِمن ال ُّد ْنيا ۖ وأحْ س ِْن كما أحْ سن َّ وا ْبت ِغ فِيما آتاك َُّللا سدِين ِ ب ا ْل ُم ْف ُّ َّللا َل يُ ِح َّ ض ۖ إِ َّن ِ إِل ْيك ۖ وَل ت ْب ِغ ا ْلفساد فِي ْاْل ْر Arab-Latin: Wabtagi fīmā ātākallāhud-dāral-ākhirata wa lā tansa naṣībaka minaddun-yā wa aḥsing kamā aḥsanallāhu ilaika wa lā tabgil-fasāda fil-arḍ, innallāha lā yuḥibbul-mufsidīn Terjemah Arti: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. 10. Berbakti kepada orang tua (QS. Al-Isra : 23) ۞ وقض ٰى ربُّك أ ََّل ت ْعبُدُوا إِ ََّل إِيَّاهُ و ِبا ْلوا ِلد ْي ِن إِحْ سانا إِ َّما ي ْبلُغ َّن ِع ْندك ا ْل ِكبر أح ُد ُهما ف وَل ت ْنه ْر ُهما وقُ ْل ل ُهما ق ْوَل ك ِريما ٍ ُ أ ْو ِكَل ُهما فَل تقُ ْل ل ُهما أ Arab-Latin: Wa qaḍā rabbuka allā ta'budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna 'indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tanhar-humā wa qul lahumā qaulang karīmā Terjemah Arti: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Sabda Rasulullah: ‘Sesungguhnya aku Muhammad s.a.w. tidak diutus melainkan untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.’ ‘Ketahuilah kamu di dalam badan manusia terdapat segumpal darah. Apabila baik maka baiklah keseluruhan segala perbuatannya dan apabila buruk maka buruklah keseluruhan tingkah lakunya. Ketahuilah kamu bahawa ia adalah hati’ 15 ‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa paras kamu dan tidak kepada tubuh badan kamu, dan sesungguhnya Allah tetap melihat kepada hati kamu dan segala amalan kamu yang berlandaskan keikhlasan hati.’ ‘Seseorang itu tidak beriman sehinggalah dia mengasihi terhadap saudaranya seperti mana dia kasih terhadap dirinya sendiri’ (Riwayat Bukhari dan Muslim) ‘Sesunggubnya amalan yang sangat dicintai Allah selepas melakukan ibadat fardhu oleh hambanya ialah mengembirakan hati saudaranya sesama Islam’ (Riwayat Baihaqi) 16 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal karena memang etika adalah bagian dari filsafat. Dan Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Serta, Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu tuhan. Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu tasawuf.”Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug) adalah tertanamnya iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku. Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku seharihari. Seperti akhlak kepada tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia. B. SARAN Kami sangat mengharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. 17 DAFTAR PUSTAKA https://ichsanwebblog.wordpress.com/2014/11/20/makalah-pendidikan-agamaislametika-moral-dan-akhlak/ http://www.sepengetahuan.com/2016/10/pengertian-agama-islam-secaraumum.html https://ichsanwebblog.wordpress.com/2014/11/20/makalah-pendidikan-agamaislametika-moral-dan-akhlak/ https://www.slideshare.net/dwioktalidiasari/makalah-pendidikan-agamaislametikamoral-dan-akhlak https://widnaro.wordpress.com/2013/09/13/pendidikan-agama-konsep-etikamoraldan-akhlak/ https://www.scribd.com/doc/313216350/Konsep-Etika-Moral-Dan-Akhlak https://tafsirq.com/33-al-ahzab/ayat-56 18