Uploaded by Meilissa

asma

advertisement
halodoc-banner
Diabetes
Jantung
Stroke
Kehamilan
Kolesterol
Hipertensi
Anemia
Kanker
Reproduksi
Selengkapnya
×
Asma
Ditinjau oleh: Redaksi Halodoc
22 October 2019
Pengertian Asma
Asma adalah salah satu jenis penyakit yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran
pernapasan yang mengakibatkan sesak (sulit bernapas).
Faktor Resiko Asma
Bakteri yang berasal dari debu dapat menjadi pemicu utama faktor risiko dari asma. Bakteri tersebut
bernama endotoxin yang umumnya berada pada perkakas rumah, terutama di kamar tidur yang dapat
menimbulkan gejala asma.
Penyebab Asma
Asma dapat disebabkan oleh debu, asap rokok, bulu binatang , udara dingin, aktivitas fisik, infeksi virus
atau bahkan terpapar zat kimia. Namun, hingga kini penyebab dari asma belum diketahui secara pasti.
Pengidap asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Karenanya, saat paru-paru terkena
iritasi dari pemicu asma, maka otot saluran pernapasan jadi kaku dan menyempit. Pada pengidap asma,
saluran pernapasan akan lebih sensitif, sehingga paru-paru yang terkena iritasi dari pemicu asma dapat
menyebabkan otot saluran pernapasan. Produksi dahak meningkat, sehingga membuat kesulitan
bernapas.
Pada masa kanak-kanak, gejala asma akan menghilang dengan sendirinya saat masuk usia remaja. Gejala
asma yang tergolong menengah atau berat pada masa kanak-kanak dapat muncul kembali di masa
mendatang. Perlu diketahui juga bahwa gejala asma bisa muncul di usia berapa pun, dan tidak selalu
bermula pada waktu kanak-kanak.
Gejala Asma
Beberapa gejala asma yang biasa terjadi adalah nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Ini juga salah satu
jenis penyakit yang dapat dialami oleh semua golongan usia, dari anak-anak hingga orang tua.
Baca juga: Gejala Berupa Sesak Napas, Bronkitis Sering Dikira Asma
Diagnosis Asma
Untuk mengetahui adanya alergi pada pengidap asma, dokter akan melakukan tes antara lain:
Menyuntikkan beberapa alergen dan mengukur ukuran benjolan merah yang ditimbulkan setelah 20
menit.
Melakukan tes darah IgE atau sIgE.
Komplikasi Asma
Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi).
Menurunnya performa di sekolah atau pekerjaan.
Tubuh sering terasa lelah.
Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak.
Status asmatikus, yaitu kondisi asma yang parah dan tidak dapat merespon dengan terapi normal.
Pneumonia
Gagal pernapasan.
Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru.
Kematian.
Pengobatan Asma
Dalam pengobatan asma ada dua hal yang perlu dilakukan, yakni meredakan gejala dan mencegah gejala
kambuh. Oleh karena itu, penting untuk menjalani pengobatan dengan dokter, sehingga dapat diberikan
obat untuk mengatasi asma.
Di samping melakukan pengobatan, pengidap asma juga harus menghindari dari hal-hal yang dapat
menjadi pemicu asma kambuh. Biasanya, dokter akan merekomendasikan inhaler sabagai pengobatan
saat gejala asma muncul. Jenis inhaler terbagi atas dua, yaitu inhaler Ventolin yang ringan dan inhaler
kortikosteroid. Namun, penggunaan inhaler juga berpotensi menyebabkan efek samping bagi pengguna.
Efek samping inhaler ventolin yang ringan, yaitu:
Pusing yang disertai sakit kepala.
Mengalami insomnia atau susah tidur.
Rasa nyeri pada otot.
Hidung tersumbat hingga meler.
Kering pada mulut dan tenggorokan.
Batuk meski bukan karena sedang sakit.
Sakit tenggorokan hingga suara serak.
Ada pula efek samping berat yang mesti diwaspadai. Sebaiknya segera hubungi dokter jika mengalami
efek samping sebagai berikut:
Muncul rasa nyeri di dada, jantung berdenyut tidak beraturan.
Tremor pada tangan.
Muncul gejala kecemasan.
Tekanan darah menjadi tinggi.
Menurunnya kadar kalium dalam darah, yang apabila dibiarkan dapat menyebabkan rasa haus yang
ekstrim, otot melemah dan lemas.
Kesulitan bernapas.
Efek samping dari inhaler dengan kortikosteroid atau preventer inhaler, antara lain:
Sakit mulut.
Infeksi fungi pada mulut.
Tulang melemah pada dewasa.
Muncul glaukoma atau cairan di dalam mata, tekanan darah tinggi di mata bisa muncul dalam
penggunaan jangka panjang.
Apabila terjadi serangan asma dengan gejala yang semakin parah, meskipun sudah melakukan
penanganan dengan inhaler maupun obat, maka perlu tindakan medis di rumah sakit. Pasalnya, asma
juga dapat membahayakan nyawa pengidapnya
Baca juga: Terserang Asma Saat Puasa? Ini Cara Mengatasinya
Pencegahan Asma
Asma merupakan jenis penyakit yang dapat dikendalikan dengan mengatur pola hidup sehat. Selain itu,
sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut:
Mengenali & menghindari pemicu asma.
Mengikuti anjuran rencana penanganan asma dari dokter.
Melakukan langkah pengobatan yang tepat dengan mengenali penyebab serangan asma.
Menggunakan obat-obatan asma yang teah dianjurkan oleh dokter secara teratur.
Memonitor kondisi saluran napas.
Perlu diperhatikan, penggunaan inhaler dapat meningkatkan reaksi asma. Oleh karena itu, wajib untuk
mendiskusikannya dengan dokter, supaya rencana penanganan asma disesuaikan dengan kebutuhan.
Vaksinasi flu dan pneumonia pun sangat disarankan untuk dilakukan, supaya asma tidak memburuk.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami tanda dan gejala di atas, segera hubungi dokter untuk mendapat pertolongan medis.
Penanganan segera bisa membantu menghindari hal yang tidak diinginkan.
Download