TEKNIK ADVOKASI KESEHATAN PENGALAMAN ADVOKASI KEBIJAKAN PUBLIK Di Susun Oleh : Nurul maulidia Afra Rahmi Amelia Ekarani Nopiyanti (02190200017) (02190200006) (02180200080) PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYRAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU 2019 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT. Dan sholawat beserta salam semoga selalu tercurah untuk Rasullah SAW. Puji syukur kita Panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Teknik Advokasi Kesehatan dengan judul Pengalaman Advokasi Kebijakan Publik yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Teknik Advokasi Kesehatan. Namun kami sebagai penulis makalah mengharapkan dengan adanya makalah ini bisa membantu proses pembelajaran mahasiswa, khususnya mahasiswa kesehatan masyarakat menjadi lebih baik lagi. Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar tugas makalah ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak. ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang .......................................................................... 1 1.2 Tujuan Magang ........................................................................ 1 1.3 Manfaat Magang ...................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Advokasi ............................................................. 2 2.2 Pentingnya Advokasi ............................................................ 2 2.3 Advokasi Dan Organisasi Pengusaha / Perusahaan ............... 3 BAB III IDENTIFIKASI MASALAH 3.1 Pengalaman Advokasi ............................................................ 5 3.2 Identifikasi Masalah .............................................................. 6 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ........................................................................... 8 4.2 Saran .................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah seringkali mendapatkan perlawanan dari kelompok masyarakat yang merasa terdiskriminasi akibat ketidakberpihakan pemerintah terhadap kepentingan mereka. Perlawanan dari kelompok masyarakat inilah yang kemudian memunculkan gerakan advokasi. Advokasi merupakan upaya mempengaruhi kebijakan pemerintah melalui mendekatan persuasif. Pendekatan tidak hanya dilakukan pada pemerintah melainkan juga masyarakat luas agar mendapat dukungan sebanyak-banyaknya, sehingga mampu menekan pemerintah untuk mempengaruhi kebijakan. Untuk itulah diperlukan strategi komunikasi yang tepat dalam upaya komunikasi. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui arti dari pengalaman advokasi kebijakan publik dalam Kesehatan Masyarakat. 1.3 Manfaat Kegunaan manfaat dari makalah ini terdiri dari kegunaan secara teoritis dan praktis, yaitu: 1. Secara teoritis, melalui makalah ini diharapkan mampu menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan mahasiswa Kesehatan Masyarakat khususnya tentang advokasi kesehatan. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan dan referensi bagi mahasiswa Kesehatan Masyarakat yang diantaranya masyarakat, pejabat desa, pemerintah, dan akademisi agar dapat ikut serta dalam peningkatan kualitas kebijakan. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Advokasi Webster’s New Collegiate Dictionary mengartikan advokasi sebagai tindakan atau proses untuk membela atau memberi dukungan. Advokasi dapat pula diterjemahkan sebagai tindakan mempengaruhi atau mendukung sesuatu atau seseorang. Advokasi pada hakekatnya suatu pembelaan terhadap hak dan kepentingan publik, bukan kepentingan pribadi, sebab yang diperjuangkan dalam advokasi tersebut adalah hak dan kepentingan kelompok masyarakat - dalam hal ini dunia usaha. Dalam kedudukannya sebagai organisasi pengusaha, maka yang dimaksud (public interest) adalah advokasi kebijakan publik, yaitu tindakantindakan yang dirancang untuk merubah kebijakan-kebijakan publik tertentu, meliputi yaitu: 1. Hukum dan perundang-undangan 2. Peraturan 3. Putusan pengadilan 4. Keputusan dan Peraturan Presiden 5. Platform Partai Politik 6. Kebijakan-kebijakan institusional lainnya 2.2 Pentingnya Advokasi Advokasi merupakan upaya untuk mengingatkan dan mendesak negara dan pemerintah untuk selalu konsisten dan bertanggungjawab melindungi dan mensejahterakan seluruh warganya. Ini berarti sebuah tanggung jawab para pelaksana advokasi untuk ikut berperanserta dalam menjalankan fungsi pemerintahan dan negara. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan berbagai bentuk kegiatan advokasi dilakukan sebagai upaya memperkuat posisi tawar (bargaining 2 position) asosiasi atau organisasi pengusaha. Bentuk-bentuk kegiatan advokasi antara lain pendidikan dan penyadaranserta pengorganisasian kelompokkelompok usaha, pemberian bantuan hukum yang mengedepankan pembelaan hak-hak dan kepentingan organisasi pengusaha, serta kegiatan me-lobby ke pusat-pusat pengambilan keputusan. Advokasi kebijakan publik termasuk pula menyuarakan kepentingan dan mencari dukungan terhadap posisi tertentu berkenaan dengan kebijakan publik tertentu. Posisi ini dapat berupa persetujuan, penghapusan, penolakan ataupun perubahan kebijakanyang ada. Oleh karenanya, advokasi kebijakan publik dapat berupa tindakan penentangan terhadap posisi pemerintah dalam isu-isu tertentu, khususnya dalam kebijakan publikyang menyangkut kegiatan usaha, sektor swasta perlu membuat suaranya didengar sehingga dapat memperbaiki kebijakan publik yang perlu dirubah. Hukum dan peraturan itu antara lain meliputi: perdagangan, ketenagakerjaan, keselamatan kerja, transportasi, keuangan, perpajakan, tarif, dumping, pungutan dan biaya lainyang berkenaan dengan kegiatan usaha. 2.3 Advokasi Dan Organisasi Pengusaha / Perusahaan Organisasi pengusaha didirikan untuk melayani kepentingan anggotanya, menawarkan sejumlah layanan yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional anggota. Melalui asosiasi sektoralnya masing-masing, para pelaku usaha secara teratur harus mampu menyuarakan posisi mereka dalam isu-isu tertentu melalui cara advokasi kebijakan publik baik ditingkat kabupaten/kota, provinsi maupun pusat. Untuk itu, para anggotanyavjuga dituntut untuk memahami dengan baik mengenai kebijakan pemerintah serta menyatukan pandangan yang seringkali berbeda-beda mengenai manfaat maupun kerugian dari adanya suatu kebijakan tertentu. Kepentingan advokasi bagi Asosiasi Bisnis adalah : 1. Menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif 2. Mewujudkan stabilitas kebijakan 3 3. Memastikan undang-undang dan regulasi yang tepat sasaran 4. Memastikan peraturan perundang-undangan yang adil dan dapat dipertanggung-jawabkan secara administratif. Ada kelakuan berbeda antara organisasi bisnis dengan keanggotaan wajib dan didanai pemerintah, dibanding organisasi yang murni didirikan secara sukarela. Asosiasi bisnis dengan sistem keanggotaan wajib dan didanai pemerintah tentunya akan memiliki keterbatasan dalam ruang lingkup kegiatannya terutama bila melakukan advokasi tertentuyang kurang sejalan dengan kebijakan pemerintah yang berakibat mengancam atau membahayakan sumber dananya. Advokasi juga penting bagi pembuat kebijakan karena mereka memerlukan: 1. Informasi yang berkaitan dengan isu-isu yang ada dalam masyarakat 2. Opini publik dan konstituen 3. Bahan masukan yang membantu proses pembuatan peraturan 4. Buku pedoman ini disusun untuk menunjukkan bagaimana sebuah asosiasi bisnis swasta dengan sistem keanggotaan sukarela, melakukan proses perencanaan dan kegiatan advokasi dengan sukses. 4 BAB III IDENTIFIKASI MASALAH 3.1. Pengalaman Advokasi Sejak tahun 2000, Indonesia telah membuat beberapa kemajuan dalam mengidentifikasi kebutuhan kesehatan reproduksi, yang lebih baik disekolahsekolah. Terutama mengingat pertumbuhan epidemik infeksi menular seksual (IMS) dan HIV/ AIDS dinegeri ini. Namun karna adanya sensitifitas politik sekitar masalah Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), dialog kebijakan belum diterjemahkan kedalam program konkrit untuk melayani kebutuhan reproduksi remaja. Isu kebijakan yang mendesak termasuk kebutuhan untuk meninjau UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dan merevisinya untuk memastikan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi dimasukkan dalam kurikulum sekolah dan bahwa larangan pelayanan keluarga berencana bagi kaum muda lajang harus diangkat. Pelayanan kesehatan reproduksi bagian anak muda dan lajang harus disediakan dan ditawarkan dalam lingkungan yang ramah dan rahasia sehingga mereka yang membutuhkan dapat mengakses layanan tanpa stigma. UU Kesehatan mengatur berbagai masalah kesehatan, seperti prinsipprinsip dan tujuan kesehatan, hak dan kewajiban setiap orang akan perawatan kesehatan, tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan perawatan kesehatan, tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan sumber daya supaya sector kesehatan bias memberikan pelayanan kesehatan yang paling dimunginkan bagi masyarakat, dan sebagainya. Tetapi hokum bertentangan sendiri di dalamnya. Di satu sisi, jika kehidupan seorang perempuan hamil terancam, aborsi di bawah prosedur medis tertentu diperlukan. Disisilain, prosedur medis tersebut dianggap telah melanggar norma-norma hukum. Jadi, jika dihadapkan dengan kehamilan pranikah, 5 Remaja perempuan sering beralih keaborsi yang tidak aman dan mempertaruhkan hidupmereka di tangan asisten yang tidak professional dan dukun. Selain itu, UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, yang memberikan wewenang kepada perempuan berusia 16 tahun dan laki-laki berusia 19 tahun untuk menikah, juga harus ditinjau ulang. Meskipun lebih dari satu di antara lima orang Indonesia adalah mereka yang berusia antara 15 - 24 tahun, kebijakan Indonesia dan agenda program telah mengabaikan remaja. Oleh karena itu, remaja dan pemuda Indonesia tetap kurang siap untuk menghadapi tantangan kesehatan reproduksi dan tanggung jawab yang akan mereka hadapi ketika mereka memasuki tahun reproduksi mereka. 3.2. Identifikasi Masalah Beberapa perhatian utama dari kesehatan reproduksi di Indonesia adalah rasio kematian ibu yang tetap tinggi, yaitu 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia 2007). Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk layanan keluarga berencana adalah 9 persen, termasuk 4,7 persen untuk membatasi jumlah anggota keluarga dan 4,3 persen untuk jarak kelahiran. Diperkirakan bahwa jumlah perempuan yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi akan meningkat dari 64 juta pada tahun 2009 menjadi 68 juta pada tahun 2015, di mana 42 persen (29 juta) penduduk akan terdiri dari perempuan yang belum menikah yang dilarang oleh UU Kesehatan untuk mengakses layanan keluarga berencana pemerintah. Terdapat sekitar 65 juta orang muda berusia 10 sampai 24 tahun, yang mewakili 28 persen populasi, yang membutuhkan perhatian khusus dalam hal kesehatan reproduksi dan perawatan kesehatan. Survei dan penelitian terbaru menegaskan bahwa pengetahuan umum tentang keluarga berencana masih rendah. Empat puluh lima persen dari perempuan empat puluh delapan persen dari pria berusia antara 15 hingga 24 6 tahun yakin bahwa tidak ada risiko kehamilan setelah melakukan hanya satu kali hubungan seksual kilat. Pengetahuan yang tidak memadai telah menyebabkan banyak kehamilan yang tidak diinginkan di kalangan remaja, di mana gadis-gadis di bawah usia 19 tahun mencapai 10% dari jumlah kasus aborsi pada saat kelahiran sedangkan perempuan yang tidak menikah sebanyak 33%. Persentase perempuan di bawah 19 tahun yang melakukan aborsi tidak aman diperkirakan akan lebih tinggi dan terutama akan lebih umum terjadi di daerah pedesaan. Lebih dari itu, remaja dan orang muda sendiri tidak terlibat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pelaksanaan serta pemantauan kebijakan dan dalam program terkait kesehatan reproduksi mereka sendiri. 7 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Oleh karena konsep perubahan yang terjadi pada individu dan masyarakat juga dipengaruhi oleh kebijakan maupun perubahahn organisasi, dan politik bahkan faktor ekonomi, maka lingkungan yang mendukung perubahan prilaku menjadi penting. Oleh karena itu, advokasi sebagai salah satu strategi promosi kesehatan untuk mendukung perubahan perilaku individu maupun masyarakat menjadi penting. Advokasi pada hakekatnya adalah bekerja dengan dan organisasi untuk membuat suatu perubahan, suatu proses dimana orang terlibat dalam proses pembuatan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. Dengan demikian, advokasi menjadi suatu pengetahuan maupun keterampilan yang akan sangat membantu bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang ksehatan masyarakat. Karena masalah kesehatan perlu juga memberoleh perahtian dari para pembuat keputusan terkait diluar bidang kesehatan, maka advokasi masalah kesehatan sendiri bagi hal layak di luar kesehatan juga menjadi salah satu tugas yang harus dilakukan dalam bidang promosi kesehatan 4.2. Saran 1. Dalam memberikan promosi kesehatan mencakup advokasi diharapkan dapat bekerja sama antara individu dan organiasi dalam membuat suatu perubahan. 2. Warga masyarakat, terutama yang terkena dampak langsung dari yang terjadi harus benar-benar mampu dirangkul, karena didalam dunia advokasi dukungan yang paling potensial itu adalah dukungan yang berasal dar warga masyarakat itu sendiri. 3. Pengoptimalan peran pemerintah pusat juga wajib dikedepankan dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah daera. Peran pengawasannya antara lain, 8 melalui pengoptimalan oversight (pengawasan pemerintah pusat terhadap objek pengaturan yang merupakan kewenangan pemerintah daerah), dan secondline enforcement (menjatuhkan sangsi andimitratif terhadap objek pengaturan yang merupakan ranah pemerintah daerah). 4. Dibutuhkannya aturan hukum (Peraturan Daerah/Perda) yang berpihak pada kepentingan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan hidup. 9 DAFTAR PUSTAKA https://www.slideshare.net/majibinainsani/modul-advokasi-kebijakan-publik file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/S1-2013-280494-chapter1.pdf http://www.wri.or.id/editorial/167-current-project-id/perempuankesehatan/kesehatan-reproduksi/304-program-advokasi-kesehatan-reproduksiremaja-di-jakarta-dan-bandung.html#.XaF68mAzbIU 10