Akulturasi Budaya Pada Masyarakat Lampung Dalam Upaya Mencegah Terjadinya Konflik Penulis Nama : Eliezer Parulian Panjaitan NPM : 1813022031 P.S. : Pendidikan Fisika Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan Dosen Pengampu : Abdul Halim, S.Pd., M.Pd. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 2019 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Akulturasi Budaya Pada Masyarakat Lampung Dalam Upaya Mencegah Terjadinya Konflik” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat yang diperlukan untuk menyelesaikan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di program studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung. Dalam penyusunan makalah, penulis sangat berterima kasih kepada bapak Abdul Halim, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Bandar Lampung, 20 Mei 2019 Penulis ii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN AWAL ............................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................ ii DAFTAR ISI ........................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1 1.3 Tujuan ......................................................................................... 2 BAB II ISI 2.1 Teori ............................................................................................ 3 2.2 Pembahasan ................................................................................. 5 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.................................................................................. 7 3.2 Saran ............................................................................................ 7 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 8 iii iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampung terletak di bagian selatan pulau sumatera yang memiliki 2 kotamadya dan 13 kabupaten. Lampung juga memiliki keragaman suku yang berdomisili di setiap daerah-daerah di Provinsi Lampung. Keragaman suku tersebut bukan karena banyaknya suku asli Lampung, namun merupakan suku dari daerah lain dari Indonesia yang bertransmigrasi ke Lampung. Dimana suku asli Lampung sendiri terdiri dari dua kelompok adat, yaitu Adat Sai Batin dan Adat Pepaun. Sedangkan masyarakat lainnya beragam, mulai dari suku semendo(sumsel),bali,batak,jawa,sunda,minang(padang),madura,bugis,banten, aceh,warga keturunan,dan warga asing (cina,arab,dan lainnya). Beragamnya masyarakat yang tinggal di Lampung sangatlah bertuju pada perbedaan budaya di setiap segmen masyarakat. Setiap masyarakat itu pastinya memiliki perbedaan, mulai dari norma sampai cara pandang dan penyelesaian masalah yang berbeda-beda. Kehidupan bermasyarakat yang memiliki keragaman norma dan adat pastinya rentan dengan terjadinya konflik pada suatu permasalahan. Dimana jika terjadinya pertentangan atau sudut pandang yang berbeda, pastinya terdapat hal yang menyinggung suku,agama,ras, dan antar 1 golongan (SARA), sehingga berdampak buruh dalam perdamaian dan kehidupan bermasyarakat. Indonesia sendiri memiliki Pancasila sebagai ideologi negara, dimana ideologi tersebut yang mempersatukan bangsa dan suku di Indonesia. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas dimana upaya untuk mencegah terjadinya konflik dari berbagai budaya dan ragam masyarakat Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang, sebagai berikut. a. Bagaimana budaya dalam masyarakat Lampung? b. Bagaiman akulturasi antar budaya masyarakat Lampung? c. Bagaimana upaya mencegah terjadinya konflik? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Akulturasi Budaya Pada Masyarakat Lampung Dalam Upaya Mencegah Terjadinya Konflik”, sebagai berikut. a. Memperoleh pengertian akulturasi budaya menurut para ahli. b. Memperoleh akulturasi antar budaya pada masyarakat Lampung. c. Memperoleh strategi untuk mencegah terjadinya konflik di masyarakat Lampung. 2 BAB II ISI 2.1 Definisi Akulturasi Menurut Para Ahli Pengertian akulturasi menurut Suyono, dalam Rumondor (1995: 208) akulturasi merupakan pengambilan atau penerimaan satu atau beberapa unsur kebudayaan yang berasal dari pertemuan dua atau beberapa unsur kebudayaan yang saling berhubungan atau saling bertemu. Berdasarkan defenisi ini tampak jelas dituntut adanya saling pengertian antar kedua kebudayaan tersebut sehingga akan terjadi proses komunikasi antarbudaya. (Rumondor ,1995:208) Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi. (KBBI,2016) Hal tersebut juga serupa seperti pendapat yang dikemukakan oleh Sumandiyo Hadi dalam buku terbitannya Hadi (2006:35), mengenai pengertian Akulturasi dan Inkulturasi yang merupakan dua hal dengan saling memiliki kaitan yang erat. 3 Sumandiyo menambahkan jika Akulturasi merupakan bagian bentuk perubahan dari kebudayaan yang dapat dilihat ataupun ditandai dengan adanya kontak dan interaksi antar budaya baik menerima maupun memberi yang sebelumnya dilakukan oleh kelompok masyarakat yang membawa masing-masing kebudayaan tersebut. (Hadi, 2006:35) Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Kebudayaan juga suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral,hukum adat istiadat,dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai masyarakat. (Mutaqin,2018) Akulturasi adalah proses bercampurnya dua budaya atau lebih yang mana unsur-unsur dari kebudayaan asli masih terlihat dan tidak hilang.Istilah Akulturasi berasal dari bahasa Latin “acculturate” yang artinya tumbuh dan berkembang bersama-sama.Akulturasi juga dapat diartikan sebagai masuknya budaya asing ke dalam suatu masyarakatyang mana sebagian menerima dan sebagian lagi menolak. (Jati,2018) 2.2 Akulturasi Budaya Masyarakat Lampung Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung tahun 2010, komposisi penduduk yang berada di Lampung sendiri terdiri dari etnis jawa 63,84%, lampung 13,51%, sunda 9,58%, banten 2,27%, yang berasal dari sumatera selatan 5,47%, bali 1,38%, minangkabau 0,92%, cina(keturunan atau asli) 0,53%, bugis 0,28%, batak 0,69%, dan etnis lain seperti asal sumatera lainnya,betawi, dan Indonesia bagian timur sekitar 1,21% (Dokumen BPS Provinsi Lampung tahun 2010 terhadap sensus penduduk menurut suku bangsa). 4 Masyarakat Lampung memiliki keragaman suku dan budaya, hal ini tidak menampik keraguan jika Lampung sendiri adalah salah satu daerah di Indonesia yang rawan terjadinya konflik, mulai dari konflik saudara hingga antar suku. Konflik antar suku terjadi karena adanya beberapa faktor, antara lain Konflik muncul karena adanya benturan antar budaya, karena masalah ekonomi hingga politik, karena kesenjangan ekonomi sehingga timbul kesenjangan sosial. Contoh konflik yang telah terjadi sebelumnya di Lampung, yaitu pertama pada September 2010, peristiwa bentrok antar warga desa Negara Nabung di Lampung Timur, karena adanya pencurian yang dilakukan tiga remaja di sebuah toko. Kedua pada Desember 2010, peristiwa perang suku Jawa dan Bali dengan suku Lampung karena pencurian Ayam. Contoh ketiga, pada September 2011 peristiwa perang suku Jawa dengan Lampung karena adanya sengketa lahan. Dan terkhir baru ini terjadi September 2018, peristiwa bentrok antar suku Jawa dengan Lampung di Kampung Bumi Ratu Nuban, Lampung Tengah yang dipicu dari kesalah-pahaman antar pemberi jasa dan penerima jasa. Berdasarkan contoh konflik yang berada di Lampung, terdapat konflik yang timbul dari suatu permasalahan yang dapat dibilang sepele atau kecil dan dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Namun, dari hal tersebut dapat diketahui bahwa, akulturasi budaya masyarakat Lampung sangat diperlukan agar terciptanya kedamaian dan kerukunan antar masyarakat. Akulturasi budaya di Lampung dapat dimulai dari penyatuan budaya yang beraneka ragam, namun tidak menghilangkan budaya yang sebelumnya misalnya, budaya kesenian. Kesenian di Lampung sangat terlihat dalam kehidupan masyarakat Lampung khususnya. Dimana dari kesenian dapat diperoleh perpaduan atau akulturasi antar kesenian Lampung dengan kesenian Jawa misalnya. Dari akulturasi kesenian tersebut, diperoleh perpaduan antar budaya suku masing-masing, sehingga timbulah suatu budaya baru tanpa menghilangkan budaya yang lama. Tidak hanya dari kesenian akulturasi budaya juga dapat diambil dari pernikahan antar suku, dimana suku Lampung dengan suku Batak yang menghasilkan suatu yang baru dari kedua suku tanpa 5 menghilangkan budaya lama. Sehingga jika masyarakat memiliki rasa kekeluargaan antar suku, dapat meminimalisir konflik yang terjadi karena dari suatu permasalahan yang sepele. Kepercayaan antar masyarakat juga dapat menjadi satu akulturasi budaya dimana norma dan adat masyarakat Lampung sendiri berdasarkan kepercayaan kepada Allah. Hal ini dapat menjadi salah satu akultruasi yang dapat menyatukan dan mendamaikan setiap segmen masyarakat agar tidak terjadinya perpecahan antar masyarakat. 2.3 Upaya Mencegah Terjadinya Konflik Masyarakat Lampung Adapun upaya untuk mencegah terjadinya konflik dalam kehidupan bermasyarakat di daerah Lampung. Berdasarkan data sebelumnya, konflik dimasyarakat dipicu dari permasalahan yang sepele . Dan berikut beberapa upaya dalam mencegah terjadinya konflik pada masyarakat Lampung, yaitu : a. Saling Menghormati Jika setiap kelompok atau antar golongan tidak menganggap kelompoknya paling tinggi diantara kelompok lain, hal tersebut berdampak pada kerukunan antar kelompok tersebut. Dimana setiap kelompok akan merasa sama dan saling menhormati satu sama lain dan timbul kedamaian antar kelompok disuatu daerah tersebut. Hal ini dapat mencegah konflik secara berkepanjangan, namun untuk mensosialisasikan rasa saling menghormati sepertinya akan sulit. Untuk itu, seseorang yang dianggap paling berpengaruh dalam kelompok tersebut harus di beri masukan akan saling menghormati dan diperlukan pertemuan antar kelompok tersebut. b. Sila Ketiga Sila ketiga “Persatuan Indonesia”, pada saat ini mungkin Pancasila sulit untuk masuk kedalam golongan atau kelompok masyarakat karena beberapa kelompok tersebut memiliki pandangan sendiri dan merasa pandangan tersebut yang paling benar. Disini semua pihak berperan penting untuk menanamkan nilai sila ketiga agar timbulnya kerukunan dan kedamaian antar golongan atau kelompok. Jika dilihat dari data sebelumnya, Lampung memiliki keragaman suku dan golongan setiap 6 masyarakatnya yang mengakibatkan beberapa kali terjadi konflik antar masyarakat. Maka, sila ketiga ini sangat berperan penting dalam kerukunan antar kelompok di Lampung. Dengan mulai dari para generasi muda yang akan dewasa sehingga rasa untuk membanggakan golongannya hilang karena adanya sila persatuan antar golongan di Indonesia. c. Toleransi Kehidupan bermasyarakat yang damai akan timbul dengan adanya toleransi antar masyarakat khusus nya Lampung. Rasa saling menghargai mulai dari, kebiasaan yang berbeda, adat dan budaya yang berbeda tersebut dapat mencegah konflik-konflik yang akan datang. Dimana konflik yang timbul biasanya hanya karena permasalahan yang cukup dibilang tidak terlalu besar. Kesenjangan ini dapat diatasi dengan adanya toleransi di setiap masyarakat Lampung tanpa merasa terganggu dengan pihak lain dan merasa bebas dalam kehidupan bermasyarakat. d. Bangga Setiap masyarakat yang bangga akan keragaman suku dan budaya di daerahnya akan mencegah konflik yang akan datang. Dimana setiap orang akan merasa setiap kelompok merupakan aset bangsa yang sangat berharga. e. Mengenal Kehidupan bermasyarakat yang saling kenal satu sama lain, dimana terdapat perbedaan namun hidup berdampingan dan mengenal dengan antar tetangga dan golongan. Hal tersebut akan memperkecil terjadinya konflik karena terdapat rasa sudah saling percaya dari mengenal satu sama lain. Mengenal tidak hanya tahu namanya saja, tetapi mengetahui suku serta adat atau kebiasaan orang tersebut. Dengan demikian ketika tahu kebiasaan dari yang dikenal maka akan timbul rasa menghargai dan kedamaian antar masyarakat. 7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan dari pembahasan, adapun kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini, sebagai berikut, 1. Akulturasi merupakan percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi. Dimana setiap suku di Lampung akan diperoleh kedamaaian jika memiliki budaya baru dan sama tanpa menghilangkan budaya sebelumnya. 2. Akulturasi budaya Lampung, misalnya dari budaya kesenian yang dapat disatukan dengan kesenian dari suku lain contoh nya Jawa. Lalu, pernikahan antar suku yang menimbulkan budaya baru dan memperoleh suatu kerukunan antar suku karena timbulnya kekeluargaan. Terakhir, kepercayaan, dimana norma dan adat Lampung berdasarkan kepercayaan maka dapat dilakukan akulturasi antar suku yang memiliki kepercayaan yang sama dengan masyarakat Lampung. 3. Upaya mencegah konflik pada masyarakat Lampung dapat dilakukan dengan, menimbulkan rasa saling menghormati, menerapkan sila ketiga Pancasila, adanya sikap toleransi, memiliki rasa bangga akan keanekaragaman, dan ada rasa saling mengenal antar suku dan masyarakat. Masyarakat Lampung memiliki keanekaragaman suku dan budaya dalam setiap daerahnya. Namun, konflik yang timbul sebelumnya dan terdapat kasus yang 8 cukup besar seperti perang antar suku sehingga menimbulkan korban, dimana kasus tersebut timbul bukan dari permasalahan yang cukup besar. Maka dari itu dengan akulturasi dan upaya tersebut bukan tidak mungkin mencegah terjadinya konflik yang akan datang. 3.2 Saran Dalam penulisan makalah ini penulis sadar dimana makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki dalam penulisan makalah yang lainnya. 9 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2010. Sensus Penduduk Menurut Suku. Lampung. Hadi, S. 2006. Seni Dalam Agama Edisi Kedua. Buku Pustaka : Yogyakarta. Jati. 2018. Akulturasi Menurut Para Ahli. Diunduh dari http://www.jatikom.com/2018/11/akulturasi-menurut-para-ahli.html. Diakses pada tanggal 20 Mei 2019, pukul 01.00 WIB Kamus Besar Bahasa Indonesia . 2016 Mutaqin, Z. 2018. Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Kesepuhan Adat . Jurnal Studi Agama Dan Lintas Budaya. (3) (2), 92-106. Rumondor, A. H. 1995. Komunikasi Antar Budaya. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka : Jakarta. 10