I. URAIAN UMUM 1.1 Judul Invensi : Reformulasi Probiotik Fibrolitik Sebagai Permen Sapi untuk Meningkatkan Produktivitas Ternak Sapi Perah. 1.2 Ketua Pelaksana: a. b. c. d. e. f. g. Nama Lengkap Jenis Kelamin NIP Disiplin Ilmu Pangkat/Golongan Jabatan Fakultas/Jurusan h. Waktu Penelitian : : : : : : : Listiari Hendraningsih, Ir. MP L/P 131.913.166 Mikrobiologi dan Nutrisi Ternak Penata tk I/III c Lektor Peternakan-Perikanan/ Peternakan : 8 jam/minggu 1.3 Anggota Peneliti No. 1. Nama dan Gelar Akademik Ahmad Wahyudi, Ir. Mkes NIP : 131. 929.547 Bidang Keahlian Biokimia dan Teknologi Fermentasi Instansi Fakultas PeternakanPerikanan UMM 1.4 Subyek Paten Probiotik fibrolitik dalam bentuk permen sapi sebagai suplemen pakan ternak sapi perah periode laktasi. 1.5 Jumlah Klaim yang Direncanakan : 4 (empat) 1.6 Periode Pelaksanaan : Mulai Oktober 2007 berakhir April 2008 II. KEGIATAN BANTUAN PENELITIAN UNTUK PATEN 2.1 Uraian Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai kemampuan enzimatis dan formulasi media fermentasi bakteri selulolitik rumen telah dilakukan dengan uji aktivitas enzim selulase dan penggunaan berbagai jenis susbtrat alami seperti ampas dan daun tebu kering serta jerami padi (Wahyudi, 1998, 1999 dan 2003). Penelitian mengenai formulasi kombinasi antar bakteri selulolitik rumen telah dilakukan Wahyudi dan Hendraningsih (2004). Dari serangkaian penelitian tersebut disimpulkan bahwa selain jenis media dan komposisi media, jenis dan komposisi bakteri menentukan tingkat kecernaan selulosa. Penggunaan dua jenis bakteri selulolitik B. fibrosolvens dan F. succinogenes mampu menurunkan 44,52% kadar selulosa feses sapi perah (Wahyudi, dan Hendraningsih, 2004), namun demikian fraksi serat kasar lain dalam bentuk lignoselulosa, lignin dan cutin tidak dapat dicerna oleh bakteri selulolitik. Lignoselulosa didalam tubuh hewan hanya dapat dicerna oleh kelompok bakteri lignolitik yang terdapat didalam kolon ternak. Pencernaan fraksi lignoselulosa dalam kolon paling efektif terjadi pada beberapa hewan pseudoruminansia seperti kuda, kelinci dan gajah. Hal tersebut ditandai dengan kemampuan hewan-hewan tersebut dalam mengkonsumsi serat kasar walaupun tidak memiliki rumen. Sistem suplementasi mikroba efektif dapat dipelajari dari kebiasaan pseudoruminansia (gajah dan kelinci) yang mengkonsumsi feses sendiri atau induknya untuk membantu meningkatkan kecernaan serat kasar. Serat kasar berperan menstimulasi proses ruminasi dan kontraksi rumen yang pada akhirnya akan meningkatkan proses fermentasi serat pakan. Hasil utama dari fermentasi karbohidrat berserat adalah asam asetat yang selanjutnya berfungsi sebagai 2 prekursor lemak susu. Pemberian pakan dengan kandungan serat yang rendah akan menyebabkan rendahnya kandungan lemak susu. Disisi lain kandungan serat kasar pakan yang tinggi dapat merupakan faktor pembatas bagi konsumsi. Serat kasar pakan yang bersifat bulky akan tinggal didalam rumen lebih lama dan dapat menekan konsumsi. Serat kasar juga merupakan salah satu indikator rendahnya kecernaan suatu bahan pakan. Probiotik bakteri selulolitik merupakan probiotik yang diisolasi dari cairan rumen beberapa ternak ruminansia. Pada ternak domba probiotik ini terbukti mampu meningkatkan kecernaan serat kasar, selulosa, dan hemiselulosa pakan (Hendraningsih, 2004), dan juga meningkatkan kecernaan energi atau total digestible nutrient/TDN (Wahyudi, 2004), sehingga peternak dapat meningkatkan efisiensi dalam pemberian pakan yang pada gilirannya akan menekan biaya pemeliharaan ternak ruminansia. Penggunaan feed additives yang mengandung mikroba hidup dan hasil metabolisnya dalam upaya meningkatkan produksi ternak cenderung terus meningkat. Hal ini dapat terjadi karena tuntutan masyarakat yang menghendaki produk peternakan yang lebih alami dan tidak mengandung residu yang berbahaya bagi kesehatan. Yeast, direct feed microbial (DFM), dan probiotik merupakan istilah yang umum untuk menggambarkan feed additives tersebut. Pemberian probiotik yang berasal dari mikroba rumen tidak hanya mencegah diare pada ternak muda, tetapi juga merangsang perkembangan dan menjaga fermentasi yang stabil didalam rumen. Hasil penelitian Theodoron et.al. (1990) dalam Fuller membuktikan bahwa probiotik yang mengandung mikroba selulolitik anaerobik dalam rumen akan meningkatkan konsumsi dan pertambahan bobot badan anak sapi setelah penyapihan. 3 Beberapa keuntungan dari penggunaan probiotik ruminansia antara lain : 1) meningkatkan kecernaan, 2) meningkatkan penyerapan nutrisi, 3) memperbaiki keseimbangan mikroflora rumen, 4) meningkatkan daya tahan tubuh, dan 5) menghilangkan atau menurunkan mikroba patogen. (Chestnut, 2000). Serat kasar merupakan pakan utama yang diberikan oleh peternak pada sapi perah. Serat kasar pakan merupakan prekursor lemak susu, namun apabila tidak dicerna secara optimal serat kasar dapat menekan konsumsi sehingga ternak tidak mendapatkan energi yang optimal. Peternak juga harus menambahkan energi dari bahan pakan lain yang lebih mudah dicerna seperti konsentrat yang harganya lebih tinggi. Peningkatan kecernaan pakan berserat akibat pemberian probiotik akan meningkatkan efisiensi biaya produksi untuk setiap liter susu yang dihasilkan. Selain itu peran probiotik akan meningkatkan kandungan protein kasar pakan basal jerami dari 6,0% menjadi 15,25%, sehingga akan menurunkan harga protein pakan dari Rp 11,5/kg pakan menjadi 3,8 Rp/kg (Wahyudi, 1999). Probiotik yang akan digunakan pada penelitian ini mengandung bakteri fibrolitik pseudoruminansia yang diisolasi dari cairan kolon ternak pseudoruminansia. Keunggulan probiotik bakteri fibrolitik pseudoruminansia ini adalah memiliki daya cerna lebih tinggi terhadap serat kasar pakan. Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa mikroba cairan kolon pseudoruminansia berpengaruh meningkatkan kehilangan serat kasar feses. Peningkatan kecernaan serat kasar feses dapat disebakan karena cairan kolon pseudoruminansia kemungkinan mengandung bakteri lignolitik (Wahyudi, 2005). Implikasi dari peningkatan kecernaan serat kasar fraksi lignin tersebut adalah (a) Palatabilitas (nafsu makan) pakan meningkat, (b) mendorong perkembangan rumen lebih cepat pada ruminansia muda, (c) meningkatkan kadar lemak 4 susu, (d) memudahkan manajemen pemberian pakan, dan (e) meningkatkan efisiensi biaya pakan (Wahyudi dan Hendraningsih, 2004, 2006). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wallace and Newbold (1992) yang menyatakan bahwa pemberian probiotik yang berasal dari ternak dewasa dan mengandung kultur hidup bakteri pencerna serat, terbukti dapat meningkatkan tingkat konsumsi pakan, kadar lemak susu dan pertambahan bobot badan. Pengemasan probiotik bakteri selulolitik dalam bentuk cair membuat efektivitas probiotik berlangsung lebih baik, tetapi memiliki kelemahan dalam masalah transportasi dan penyimpanan. Disisi lain penggunaan Urea Molasses Mineral Blok (UMMB) sebagai bahan pembawa probiotik dalam bentuk padat (permen sapi) memilki keuntungan ganda. Keuntungan pertama adalah memudahkan handling dalam transportasi. Keuntungan kedua adalah daya hidup probiotik lebih lama, mencapai 5 bulan (Wahyudi, 2005). Urea Molasses Blok (UMB) merupakan pakan tambahan yang biasa diberikan pada ternak pada saat hijauan yang diberikan memiliki kualitas dan palatabilitas rendah. Kandungan molases yang mengandung karbohidrat mudah dicerna dan urea yang terdapat pada UMB menjadikannya sebagai enrichment media bagi fermentasi rumen. Penggunaan UMB pada ternak sapi potong terbukti dapat meningkatkan konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan (Preston dan Leng, 1990). Urea molasses mineral probiotik blok (UMMPB) selulolitik, dalam bentuk permen sapi telah terbukti meningkatkan 5% produksi susu dan 12% kadar lemak susu (Wahyudi dan Hendraningsih, 2006). Peningkatan kecernaan serat kasar akibat introduksi bakteri fibrolitik kolon pseudoruminansia dalam kultur bakteri selulolitik secra in vitro diharapkan dapat meningkatkan 5 peran permen sapi dalam sistem fermentasi rumen dimana pada muara akhirnya akan meningkatkan produksi dan kadar lemak susu. 2.2 Uraian Penelusuran Paten Pada penelusuran paten di USPTO tidak didapatkan paten yang menyerupai paten yang akan diajukan. Beberapa invensi yang telah dipatenkan meliputi penggunaan molases blok untuk mendorong ternak merumput pada daerah yang under grazing. Paten lain adalah mengenai penggunaan pakan tambahan untuk meningkatkan kecernaan serat kasar serta meningkatkan produksi dan kualitas susu. Hasil penelusuran paten yang didapatkan antara lain: 1. United States Patent Application 20020104486 Robbins, Mark Alan August 8, 2002 Judul Paten : Method of expanding grazing range and an animal feed supplement for use therein 2. United States Patent Application 20030035822 Tricarico, Juan M. ; et al. February 20, 2003 Judul Paten : Compositions and methods for enhancing fiber digestion 3. United States Patent Application 20040137029 Johnson, Louis B. ; et al. July 15, 2004 Judul Paten : Feeds and mineral supplements with insect repellant properties and methods of making and using 4. United States Patent Application 20040202697 Beauchemin, Karen A. ; et al. October 14, 2004 Judul Paten : Use of proteolytic enzymes to increase feed utilization in ruminant diets 5. United States Patent Application 20050142168 Porter, Paul A. ; et al. June 30, 2005 Judul Paten : Method and composition for enhancing milk production and milk component concentrations 6 6. United States Patent Application 20050271643 Sorokulova, Iryna ; et al. December 8, 2005 Judul Paten : Bacterial strains, compositions including same and probiotic use thereof 7. United States Patent Application 20060024387 McNeff; Larry C. ; et al. February 2, 2006 Judul Paten : Methods and compositions for increasing milk production in animals 8. United States Patent Application 20060088576 Luhman; Cindie M. April 27, 2006 Judul Paten : Method for enhancing milk production Hasil penelusuran mengenai penggunaan (UMMPB) sebagai menunjukkan belum ada paten urea molases mineral probiotik blok permen sapi yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas sapi perah. 2.3 Uraian Potensi Komersialisasi Selain propinsi Jawa Barat, Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah penghasil susu terbesar di Indonesia. Walaupun pada saat ini pusat pengembangan sapi perah di Jawa Timur tersebar hampir di setiap daerah, seperti Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Kediri, dan Lumajang, industri persusuan di kabupaten Malang masih merupakan yang terbesar di Jawa Timur. Di kabupaten Malang, usaha sapi perah berkembang hampir si seluruh kecamatan, mulai dari Ngantang, Karangploso, Dau, Lawang, Tumpang, Jabung, Wajak, Bantur, Poncokusumo, Gondanglegi, dan Ngajum. Tingginya populasi sapi perah di kabupaten Malang menyebabkan kebutuhan pakan yang tinggi pula. Fluktuasi pakan, baik secara kualitas maupun kuantitas merupakan masalah utama yang dihadapi oleh peternak sapi perah di Jawa Timur termasuk di kabupaten Malang. Keterbatasan kepemilikan 7 lahan menyebabkan peternak sapi perah tidak dapat menjaga kontinuitas pemberian pakan pada ternak. Pada musim hujan peternak dapat memenuhi kebutuhan hijauan dengan rumput gajah yang sengaja di tanam di lahan milik peternak atau rumput yang tumbuh di tempat lain. Pada musim kemarau, peternak harus membeli hijauan, terutama berupa tebon jagung, yang menyebabkan peningkatan biaya produksi sementara biaya produk (susu) tetap. Untuk menekan biaya produksi, pada umumnya pakan diberikan dalam jumlah terbatas sehingga tidak memenuhi kebutuhan ternak dan manajemen pemeliharaan terutama sanitasi tidak optimal. Sebagai akibatnya kualitas susu (terutama kadar lemak dan jumlah bakteri) yang dihasilkan tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh industri pengolahan susu. Untuk meningkatkan kecernaan serat kasar pakan yang akan meningkatkan ketersediaan energi dan nutrient lain, dan pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas ternak baik secara kuantitas maupun kulitas, berbagai upaya dapat dilakukan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan proses fermentasi mikroba didalam rumen. Mikroba pencerna serat dapat bekerja secara optimal pada pH netral (6-7). Manipulasi proses fementasi dapat juga dicapai melalui manajemen pakan, termasuk diantaranya sistem pemberian pakan, frekuensi pemberian pakan atau pemberian feed aditive, termasuk probiotik fibrolitik. Probiotik bakteri selulolitik merupakan probiotik yang mengandung bakteri selulolitik yang diisolasi dari cairan rumen beberapa ternak ruminansia. Mikroba diisolasi dari ternak 8 ruminansia sehingga bersifat aman dan tidak berbahaya bagi ternak tersebut. Pada ternak domba ekor gemuk, probiotik ini terbukti mampu meningkatkan kecernaan serat kasar, selulosa, dan hemiselulosa pakan (Hendraningsih, 2004). Pemberian probiotik bakteri selulolitik secara in vitro juga meningkatkan kecernaan serat kasar dan produksi gas jerami padi (Hendraningsih, 2005). Mekanisme peningkatan kecernaan serat kasar bila terjadi pada sapi perah laktasi dapat meningkatkan suplai asam lemak volatil, terutama asam asetat sebagi prekursor lemak susu, sehingga meningkatkan kandungan lemak susu sehingga akan meningkatkan pendapatan peternak. Permen sapi dengan introduksi bakteri fibrolitik pseudoruminansia dalam bentuk padat memudahkan dalam transportasi terkandung, dan meningkatkan sehingga daya permen sapi hidup bakteri yang dapat disimpan dalam waktu lebih lama dan dan fungsional. 2.4 Uraian Potensi Paten dan Proses Pendaftaran Paten Tingginya palatabilitas UMB bagi ternak ruminansia mendorong praktisi bidang nutrisi untuk meningkatkan efektivitas UMB dengan menambahkan mineral, sehingga dikenal Urea Mineral Molases Blok (UMMB) dan juga menambahkan enzim atau probiotik pada UMB sehingga menjadi UMBzim. Urea molasses mineral probiotik blok (UMMPB), adalah UMMB yang telah ditambahkan probiotik fibrolitik. Keberadaan probiotik fibrolitik di dalamnya diharapkan dapat meningkatkan peran UMMB dalam memperbaiki sistem fermentasi rumen dimana pada muara akhirnya akan meningkatkan produksi dan kualitas hasil ternak. 9 Suplemen pakan ternak yang selama ini beredar di masyarakat umumnya mengandung vitamin dan mineral. UMMPB memiliki kriteria sebagai sumber vitamin dan mineral, namun disamping sebagai sumber vitamin dan mineral jaga mengandung probiotik berupa bakteri-bakteri fibrolitik unggul. UMMPB digunakan sebagai suplemen pakan dalam rangka memperbaiki kondisi media pertumbuhan mikroba dalam rumen sekaligus memperbaiki ekologi mikroba rumen sebagai penyedia prekursor penting bagi produktivitas ternak inang. Berdasarkan hasil studi ekologi mikroba rumen, diketahui bahwa ternak ruminansia yang dipelihara secara intensif kurang mendapatkan suplai bakteri fibrolitik yang memiliki peran penting menguraikan fraksi serat kasar pakan. Lignoselulosa memiliki ikatan yang sangat kuat sehingga tidak dapat dihidrolisis oleh enzim selulase. Kompleks lignoselulosa hanya dapat diurai oleh enzim ekstraseluler yang disekresikan oleh kelompok bakteri fibrolitik yaitu enzim phenol oxidase, lacase dan peroksidase. Enzim-enzim tersebut akan merombak ikatan rangkap methoxyl dari struktur lignoselulosa, sehingga jumlah gugus methoxyl tersebut menurun sedangkan gugus hidroxyl phenolat dan carboxyl meningkat. Kedua derivat lignin tersebut memiliki kemampuan mengikat kation NH4+ dan glukoamida hasil sintesis mikroba. Derivat lignin penting perannya dalam mengikat NPN sebagai kation yang lebih tersedia bagi perkembangbiakan mikroba. Adanya bakteri fibrolitik dalam rumen sebagai inokulum akan membantu ketersediaan NPN bagi pertumbuhan bakteribakteri rumen penghasil asam asetat. Dengan demikian bakteribakteri penghasil asam asetat dapat tumbuh dengan cepat, dan diharapkan waktu fermentasi berlangsung lebih cepat dan kadar lemak susu yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. 10 Produk probiotik yang ada di masyarakat selama ini berbentuk cair dan tepung, sedangkan dalam bentuk padat belum ada. Permen sapi merupakan probiotik padat pertama sebagai sumber energi dan protein spontan sekaligus mengandung bakteri fibrolitik terpilih untuk membantu meningkatkan produksi dan kadar lemak sapi perah, sehingga berpotensi untuk dipatenkan. 11 RANCANGAN DOKUMEN USULAN PATEN Judul Invensi Reformulasi Probiotik Fibrolitik Sebagai Permen Sapi untuk Meningkatkan Produktivitas Susu. Bidang Invensi Invensi ini berupa PERMEN SAPI, merupakan produk bidang teknologi fermentasi. Teknik fermentasi dilakukan dengan prosedur anaerob menggunakan bakteri-bakteri fibrolitik asal kolon hewan Pseudoruminansia yang dikombinasikan dengan bakteri-bakteri selulolitik yang telah dikoleksi sebelumnya dengan bekatul sebagai substrat induser. UMMB (urea molasses mineral block) digunakan sebagai media pembawa. Produksi Volatile Fatty Acid (VFA) sangat ditentukan oleh sinergisme antar spesies bakteri perombak serat kasar. Dalam bentuk terisolasi bakteri tidak memiliki aktivitas lebih tinggi jika dibandingkan dalam bentuk simbiosis. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kombinasi antar spesies selulolitik cenderung meningkatkan kecernaan serat kasar. Hasil Invensi tersebut memberikan inspirasi untuk mengkombinasikan bakteri selulolitik dengan fibrolitik lainnya untuk tujuan merombak lignin dari kompleks lignoselulosa dalam rumen sehingga meningkatkan efisiensi perombakan serat kasar pada ternak ruminansia. Aplikasi hasil penelitian bidang teknologi fermentasi ini sangat penting untuk mengatasi permasalahan rendahnya produksi dan kadar lemak susu dalam usaha peternakan sapi perah di Indonesia. 12 Latar Belakang Invensi Meskipun telah direkomendasikan bahwa penggunaan UMB, dan UMMB sangat penting untuk meningkatkan produktivitas ternak, namun dalam kenyataannya sulit mendapatkannya di toko-toko pakan ternak. UMMB juga terbukti mampu menjadi media pembawa bagi isolat-isolat unggul perombak serat kasar yang memiliki peran penting untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi perah. Modifikasi UMMB menjadi UMMPB fibrolitik atau probiotik permen sapi terbukti meningkatkan 5% produksi susu dan 12% kadar lemak susu, oleh karena itu modifikasi lebih lanjut menggunakan bakteri fibrolitik lainnya diharapkan akan semakin memperbaiki efisiensi produksi ternak sapi perah. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa efektivitas perombakan serat kasar berdasarkan optimasi kombinasi bakteri selulolitik dan fibrolitik lain secara in vitro. Penelitian ini akan membuktikan apa yang telah terjadi secara in vitro di laboratorium juga akan terbukti secara in vivo pada ternak. Ringkasan Invensi Keunggulan PERMEN SAPI dengan merek SUPERBIO adalah sebagai berikut: 1. Bakteri simbion dasar merupakan super mikroba selulolitik rumen (SMSR) yang telah diperoleh sebelumnya, terbukti tidak bersifat patogen bahkan mampu menekan perkembangan bakteri patogen dalam tangki digester, sehingga aman bagi sistem kesehatan lingkungan (Wahyudi dan Hendraningsih, 2004). 2. Simbion kecernaan probiotik serat Hendraningsih, perombak kasar 2004) serat sampai sehingga terbukti 44,52% meningkatkan (Wahyudi memperbaiki dan efektivitas perombakan limbah organik berserat dan sekaligus menyediakan prekursor bagi bakteri pembentuk VFA. 13 3. Penambahan isolat bakteri fibrolitik kolon pseudoruminansia (kuda, kelinci dan gajah) dapat meningkatkan kecernaan lignoselulosa, sehingga menyediakan derivat lignin yang mampu mengikat NPN sebagai kation penting untuk perkembangbiakan mikroba dalam digester. 4. Implikasi dari peningkatan kecernaan serat kasar baik berupa selulosa dan lignoselulosa tersebut adalah: (a) Meningkatkan proses perombakan serat kasar pakan, (b) Menyediakan prekursor bagi produksi lemak susu, (c) Meningkatkan perkembangbiakan bakteri perombak serat kasar dalam rumen sehingga waktu fermentasi berlangsung efektif, (d) Menekan pertumbuhan bakteri patogen dalam rumen, (e) Memudahkan manajemen pembarian pakan, dan (f) meningkatkan efisiensi biaya pakan. Uraian Lengkap Invensi Invensi I. Substrat Induser Invensi ini berkaitan dengan penyediaan media induser bagi pertumbuhan bakteri fibrolitik yang diisolasi dari cairan kolon ternak pseudoruminansia. Bakteri-bakteri fibrolitik memerlukan beberapa persyaratan untuk dapat tumbuh dan berkembang biak. Beberapa syarat diperlukan untuk dapat menginduksi tumbuhnya isolat-isolat bakteri pencerna serat kasar, diantaranya adalah suasana anaerob, pH mendekati 7 dan substrat harus spesifik dan alami. Berdasarkan hasil penelitian dan kaji terap teknologi substrat alami asal tanaman padi memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan substrat alami lainnya. Jerami dan sekam merupakan sumber serat kasar yang baik untuk induser. Penggunaan sekam sebagai substrat alami sumber serat kasar diharapkan mampu menghasilkan isolat bakteri fibrolitik asal kolon hewan pseudoruminansia (Gambar I poin 1). 14 Invensi II. Isolat-isolat Lignolitik Invensi ini berkaitan dengan isolasi bakteri fibrolitik yang berdasarkan teori tidak menunjukkan perbedaan sifat dan kemampuan mencerna serat kasar. Namun dalam hal jumlah dan jenis koloni akan berbeda. Perbedaan jenis koloni sangat penting sebagai upaya mendapatkan berbagai kemungkinan kombinasi jenis bakteri untuk starter fermentasi (Gambar I poin 2). Isolat fibrolitik asal pseudoruminansia akan dikarakterisasi secara morfologis dan biokhemis serta difungsikan sebagai komplemen untuk memperbaiki sistem fermentasi produksi VFA. Invensi III. Simbion Bakteri Invensi ini didasari penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa dalam bentuk terisolasi bakteri perombak serat kasar memiliki kemampuan rendah. Penggabungan bakteri berkemampuan tinggi (A) dengan bakteri kemampuan berkemampuan bakteri B dalam rendah (B) merombak dapat serat meningkatkan kasar. Bahkan penggabungan sesama bakteri berkemampuan rendahpun jika bersinergi positif dapat meningkatkan kemampuan keduanya dalam merombak serat kasar. (Gambar I poin 3) Pada penelitian ini akan dihasilkan simbion-simbion baru hasil reformulasi bakteri fibrolitik kolon pseudoruminansia dengan bakteribakteri selulolitik super ruminansia (SMSR). Simbion dengan kemampuan tertinggi dalam perombakan serat kasar dan produksi asam asetat digunakan sebagai Permen sapi. Invensi IV. Formulasi Media PERMEN SAPI Invensi ini berupa simbion bakteri SMSR dan fibrolitik kolon pseudoruminansia yang memerlukan media untuk tetap hidup sebelum diaplikasikan dalam usaha ternak sapi perah. Media disusun sedemikian rupa sehingga mengandung nutrien yang dibutuhkan oleh kombinasi kedua jenis bakteri tersebut, dan menekan pertumbuhan jenis bakteri 15 lainnya. Media berbasis jerami dan sekam padi digunakan untuk mengkultur kedua jenis bakteri tersebut (Gambar I poin 4). Klaim 1. Penggunaan sekam padi sebagai sumber serat kasar dalam media pertumbuhan digunakan untuk menghasilkan isolate fibrolitik dengan metode induksi. 2. Isolat bakteri fibrolitik diisolasi dari kolon hewan pseudoruminansia (kuda atau kelinci). 3. Simbion-simbion baru hasil rekombinasi bakteri fibroitik kolon pseudoruminansia dengan bakteri-bakteri selulolitik super ruminansia (SMSR) digunakan sebagai probiotik PERMEN SAPI. 4. PERMEN SAPI merupakan media dengan beberapa spesies kombinasi bakteri fibrolitik unggul untuk suplemen pakan ternak sapi perah periode laktasi. 16 Abstrak Perombakan serat kasar dalam rumen ternak ruminansia belum optimal sebagai akibat komposisi mikroba fibrolitik rumen idak optimal. Untuk mencerna serat kasar pakan dibutuhkan enzim yang dihasilkan oleh bakteri fibrolitik dalam jumlah optimal pula. Bakteri fibrolitik paling dominan terdapat pada saluran pencernaan bagian belakang hewan-hewan ruminansia dan pseudoruminansia (Invensi 1). Guna meningkatkan kinerja isolat bakteri fibrolitik pada media selektif ditambahkan induser substrat alami (Invensi 2). Isolat bakteri fibrolitik ditambahkan pada media yang mengandung bakteri SMSR untuk mengetahui optimasi sinergi antar isolat fibrolitik (Invensi 3). Media bagi bakteri SMSR dan bakteri fibrolitik diperlukan untuk tetap hidup sebelum diberikan sebagai suplemen pakan ternak sapi perah. Media harus mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan baik oleh SMSR maupun fibrolitik lainnya dalam bentuk PERMEN SAPI (Invensi 4). 17 Efisiensi produktivitas susu Meningkatkan Pertumbuhan sel bakteri fibrolitik Meningkatkan kecernaan serat kasar RUMEN PERMEN SAPI Formula media (4) Simbion Fibrolitik SMSR dan Pseudoruminansia Komposisi Bakteri (3) Kombinasi dengan SMSR Isolat Fibrolitik Pseudoruminansia (2) Isolasi dengan substrat spesifik (1) Bakteri Kolon Pseudoruminansia (kuda atau kelinci) GAMBAR 18 2.5 Uraian dan Sasaran Bantuan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa kecenaan serat kasar tidak semata-mata ditentukan oleh satu jenis bakteri perombak serat, tetapi lebih ditentukan oleh keseimbangan simbiosis antar komunitas spesies pencerna serat. Dari delapan kombinasi bakteri perombak serat kasar diperoleh bahwa kombinasi F. succinogenes dan B. fibrosolvens memiliki daya fibrolitik paling tinggi dalam menghidrolisis selulosa. Kemampuan fibrolitik kedua jenis bakteri tersebut terbatas pada hidrolisis fraksi selulosa dan hemiselulosa, sedangkan lignoselulosa tetap utuh. Lignoselulosa hanya dapat dihidrolisis oleh kelompok mikroba fibrolitik lainnya yang berasal dari saluran pencernaan bagian belakang ruminansia atau pseudoruminansia. Permasalahan lain muncul ternak ruminansia yang dipelihara secara intensif tidak mendapatkan inokulan fibrolitik yang pada umumnya hidup pada akar rumput-rumputan. Akibatnya ternak yang dipelihara di kandang tidak mengandung cukup bakteri perombak serat kasar. Kondisi tersebut yang menyebabkan feses ternak ruminansia masih mengandung serat kasar tinggi (Hendraningsih, 2003). Oleh karena itu untuk efektivitas pencernaan serat kasar dalam saluran pencernaan ruminansia maka perlu ditambahkan bakteri fibrolitik ke dalam rumen (Anonimous, 1992). Sumber bakteri fibrolitik selain diperoleh dari kolon ternak ruminansia, juga dapat diperoleh dari kolon hewan jenis pseudoruminansia seperti gajah, kuda dan kelinci. Hewan pseudoruminansia mampu mencerna serat kasar seperti halnya hewan ruminansia, meskipun tidak memiliki rumen. Fermentasi serat kasar terjadi di dalam saluran pencernaan bagian belakang yaitu didalam sekum dan kolon. 19 Introduksi cairan kolon psesudorumiansia kedalam kultur in vitro bakteri selulolitik terbukti mampu meningkatkan kecernaan serat kasar dari 6,41% menjadi 12,93% atau dua kali lebih tinggi ( Wahyudi, 2006). Penelitian ini akan dilaksanakan dengan cara mengemas isolat bakteri fibrolitik yang diperoleh dari kolon pseudoruminansia dalam bentuk permen sapi sebagaimana telah dilakukan pada penelitian sebelumnya menggunakan probiotik selulolitik blok (Wahyudi, dan Hendraningsih, 2006). Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan produk baru berupa permen sapi yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan urea molasses block yang selama ini ada. Teknis penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Isolasi dan identifikasi bakteri fibrolitik dalam media selektif. Pengamatan dilakukan pada; (a) jumlah, koloni, (b) morfologi koloni, (c) pewarnaan gram, dan (d) aktivitas fibrolitik. 2. Menyiapkan kultur simbion bakteri selulolitik yang telah diperoleh dari penelitian sebelumnya. 3. Isolat bakteri fibrolitik ditumbuhkan pada cairan diperkaya selama 24 jam pada suhu 39oC. 4. Menambahkan kultur bakteri fibrolitik (point 3) ke dalam kultur simbion bakteri selulolitik (point 2) dalam media pertumbuhan dan melanjutkan fermentasi 2 – 3 minggu. 5. Mengemas kultur campuran (point 4 ) dalam bentuk permen sapi. 6. Memberikan permen pada sapi perah laktasi dan mengamati produksi dan kadar lemak susu. 20 III. Pembiayaan a. Jenis anggaran : Bantuan Penelitian Paten b. Biaya Pendaftaran : Rp. c. Biaya Pemeriksaan Substantif : Rp. 2.000.000,- d. Biaya Persiapan Dokumen : Rp. 4.750.000,-(Rincian Terlampir) e. Biaya Penelitian : Rp.12.975.000,-(Rincian Terlampir) Total 575.000,- : Rp.20.300.000,- 21 LAMPIRAN 1 Rincian Pembiayaan I. Biaya Pembuatan Dokumen Paten Pengetikan Pemotretan Pembuatan naskah dokumen Pembuatan poster dan leaflet Presentasi dan koreksi dokomen Sub total Rp. 250.000,Rp. 500.000,Rp. 750.000,Rp.1.750.000,Rp.1.500.000,Rp.4.750.000,- II. Biaya Penelitian 1. Gaji dan Upah a. Honor tenaga peneliti Peneliti utama 1 x 6 bln x Rp. 250.000 Anggota peneliti 1 x 6 bln x Rp. 200.000 b. Tenaga analis 1 x 3 bln x Rp. 200.000 Jumlah Rp. 1.500.000,Rp. 1.200.000,Rp. 600.000,Rp. 3.350.000,- 2. Bahan habis pakai a. Media Cair = 8 kombinasi x 3 level x 2 jenis pseudoruminansia = 48 = 48 lt x Rp. 100.000 Rp. 4.800.000,b. Media padat = 48 x 20 kali pengamb. x 4 ml = 3,8 lt 4 lt = 4 lt x Rp. 250.000 Rp. 1.000.000,c. Larutan pengencer = 48 x 9 ml x 20 = 8,64 lt 9 lt = 9 lt x Rp. 175.000 Rp. 1.575.000,d. Pembuatan Permen sapi = 48 x 10 ml 500 = 500 ml x Rp.50.000 Rp. 1.250.000,Jumlah Rp. 8.625.000,- 3. Sewa peralatan dan biaya administrasi Laboratorium 4. Pembuatan laporan dan publikasi Sub total Rp. 500.000,Rp. 500.000,Rp.12.975.000,- 22 LAMPIRAN 2 Biodata Ketua Peneliti /Pengusul Paten 1. Nama Lengkap dan Gelar Ir. Listiari Hendraningsih, MP Tempat/Tanggal Lahir Bandung, 11 Oktober 1964 2. Pendidikan (dari Sarjana Muda /yang Sederajat) dan Pelatihan No. Universitas /Lokasi Gelar Tahun Selesai Bidang Studi 1. Universitas Padjajaran Bandung Insinyur 1989 Ilmu Ternak 2. Universitas Padjajaran Bandung Magister 1999 Nutrisi Ternak 3. Pengalaman Kerja dalam Bidang Profesi serta Kedudukan Saat ini No. Institusi Jabatan Periode Kerja 1. Kopertis Wilayah VII dpk. UM Malang Staf Pengajar 1990 – sekarang 2. Fakultas Peternakan – Perikanan UMM Ketua Jurusan 1998 – 2001 3. Fakultas Peternakan – Perikanan UMM Pembantu Dekan I 2001 – sekarang 4. Laboratorium Nutrisi Peneliti 1998 – sekarang 4. Daftar Publikasi yang Relevan dengan Proposal Penelitian No. Judul Tahun 1. Pengaruh Penambahan Lemak Dalam Pakan Terhadap Sapi Laktasi Ex-Farm Jurnal No. 7 Tahun VI Januari – Juni 1999 Pusbit Fak. Peternakan UMM 2. Pengaruh Penambahan Bakteri Asam Laktat sebagai Probiotik Terhadap Kecernaan Serat dan Produksi Asam Lemak Terbang Secara In-Vitro Ex-Farm Jurnal no. 8 Tahun VI Juli – Desember 1999 3. Pengaruh Suplementasi Mineral Terhadap Penyerapan Calcium dan Phosphor Pada Domba Ekor Gemuk dengan Pemberian Limbah Pertanian PROTEIN Journal Ilmiah Ilmu Peternakan dan Perikanan Juli – Desember 2003, Nomor 20 4. The effect fermentation with cellulolytic bacteria isolate on feed quality of rice straw basal feed AGRITEK, Januari 2002, Vol. 10 5. The effect of rice straw fermented on feeds quality of straw Proceeding Indonesian Biotechnology Conference 2001 6. Evaluasi Kecernaan Serat Kasar, Hemiselulosa, dan Selulosa Pada Domba Ekor Gemuk dengan Pemberian Probiotik Bakteri Selulolitik Jurnal Ilmu Peternakan,Protein edisi Juni 2004 5. Pengalaman Penelitian No Judul 1. Pengaruh Penambahan Bakteri Asam Laktat Sebagai Probiotik Terhadap Kondisi Ekologis Rumen. 2. Pengaruh Pemberian Bakteri Selulolitik Terhadap Kecernaan Serat Kasar, Hemiselulosa dan Selulosa pada Domba Ekor Gemuk dengan Metode Pemberian Pakan Yang Berbeda. Tahun, Sponsor 1998, DIKTI 2003, Lemlit UMM 23 3. Pengaruh Pemberian Probiotik Bakteri Pada Metode Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Penampilan Produksi Domba Ekor Gemuk (DEG) Periode Pertumbuhan 2004, Dirjen Dikti. 4. Pengaruh Pemberian Bakteri Selulolitik Terhadap Kecernaan Serat Kasar, Hemiselulosa dan Selulosa pada Sapi Limousine pada Berbagai Hijauan 5. Evaluasi Daya Hidup Probiotik Selulolitik (Yoghurt Sapi) Dengan Pollard Sebagai Bahan Pembawa 2004, LEMLIT umm 6. Pengaruh Pemberian Probiotik Bakteri Selulolitik Pada Metode Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Penampilan Domba Ekor Gemuk (DEG) Periode Pertumbuhan. 2004, DIKTI 6. Evaluasi Daya Hidup Probiotik Bakteri Selulolitik Dengan Pollard Sebagai Bahan Pembawa. 2004, Lemlit UMM 7. Kemampuan Bakteri Selulolitik Cairan Rumen untuk Probiotik Ternak Ruminansia 2004, Dirjen Dikti 8. Kecernaan Serat Kasar dan Energi pada Media Fermentasi Berbasis Manure Sapi Perah Dengan Introduksi Bakteri Selulolitik. 2004, Lemlit UMM 9. Peningkatan Kecernaan Serat Kasar dan Produksi Gas (In Vitro) Pada Media Fermentasi Berbasis Jerami Pad dengan Introduksi Bakteri Selulolitik. 2005, Lemlit UMM 10. Introduksi Mikroba Cairan Kolon Pseudoruminansia dalam Kultur Fermentasi Bakteri Selulolitik Super Ruminansia Untuk Peningkatan Produksi Gas Bio 2005, Dirjen Dikti 11. Introduksi Bakteri Lignolitik Kolon Pseudoruminansia dalam Kultur Fermentasi Bakteri Selulolitik Super Ruminansia Untuk Peningkatan Produksi Gas Methan 2005, Dirjen Dikti 12. Evaluasi Daya Hidup Bakteri Selulolitik Dalam Kemasan Urea Molasses Mineral Probiotik Blok (UMMPB). 2005, Lemlit UMM 13. Evaluasi Pemberian Probiotik Bakteri Selulolitik terhadap Peningkatan Kualitas Susu Sapi 2006, Lemlit UMM 14. Evaluasi Penggunaan Urea Molasses Mineral Probiotik Blok (UMMPB) Selulolitik Pada Sapi Perah Laktasi Terhadap Produksi dan Kualitas Susu 2006, Lemlit UMM 15. Pengkajian Kualitas Probiotik Terhadap Kualitas Daging dan Susu di Jawa Timur 2006, Disnak propinsi Jawa Timur 16. Eksplorasi Potensi Bakteri Asam Laktat Sebagai Probiotik Ruminansia Muda 17. Probiotik Bakteri Selulolitik Dalam Upaya Peningkatan Penampilan Produksi Sapi Perah 2004, Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur- FPP UMM 2007, Lemlit UMM 2007, Dirjen ikti Malang, April 2007 Ir. Listiari Hendraningsih, MP 24 LAMPIRAN 3 Biodata Anggota Peneliti/Pengusul Paten 1. Nama Lengkap dan Gelar Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes 2. Pendidikan (dari Sarjana Muda /yang Sederajat) dan Pelatihan No. 3. Tempat/Tanggal Lahir Magetan, 9 November 1965 Gelar Tahun Selesai Bidang Studi Insinyur/Sarjana Peternakan 1989 Peternakan /Biokimia Non degree Proyek Bank Dunia XVII 1992 Penanganan Limbah Industri /Teknologi Fermentasi Universitas /Lokasi 1. Univ. Gadjah mada Yogyakarta 2. PAU Bioteknologi UGM Yogyakarta 3. PAU Bioteknologi UGM Yogyakarta Non degree Proyek Bank Dunia XVII 1992 Magang bidang Teknologi Fermentasi 4. PAU Bioteknologi UGM Yogyakarta Non degree Proyek Bank Dunia XVII 1993 Uji Mikrobiologi Pangan Mutakhir 5. PAU Bioteknologi UGM Yogyakarta Magister 1996 I. Kedokteran Dasar /Biokimia 6. Hohenheim University dan UNIBRAW Malang Non degree 1996 Meat Science & Technology 7. Murdoch University, Australia Non degree 2000 University Management 8. Curtin University, Australia Non degree 2000 Technology Institute Management 9. University of West Australia Non degree 2000 University Management 10. PAU Bioteknologi ITB dan PERMI Bandung Non degree 2003 Identifikasi Mikroba 11. Universitas Airlangga, Surabaya Non degree 2004 Menuju Jurnal Ilmiah Terakreditasi 12. Universitas Negeri Malang Non degree 2004 Mengelola Jurnal Ilmiah Pengalaman Kerja dalam Bidang Profesi serta Kedudukan Saat ini No. Institusi Jabatan Periode Kerja 1. Kopertis Wilayah VII dpk. UM Malang Staf Pengajar 1990 – sekarang 2. Pusat Bioteknologi UMM Staf Peneliti 1990 – sekarang 3. Pusat Bioteknologi UMM Sekretaris I 1991 – 1992 4. PAU Bioteknologi UGM Proyek Bank Dunia XVII Peneliti Bidang Teknologi Fermentasi 1992 – 1993 No. 5. Institusi Kelompok Peneliti Eritromisin (KPE) PAU Bioteknologi UGM dalam RUT 1 Jabatan Teknisi Bidang Fermentasi Periode Kerja 1993 – 1996 25 6. Pusat Bioteknologi UMM Sekretaris 1996 – 1998 7. Proyek Hibah Bersaing Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 1997/1998 Anggota Peneliti 1997 – 1998 8. Fakultas Peternakan – Perikanan Dekan 1998 – 2001 9. Proyek Kaji Terap Teknologi, Kerjasama UMM – Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur ( Domba Ekor Gemuk ) Ketua 2001 - 2003 10. Komisi Perbaikan Mutu Genetik Aneka Ternak Jawa Timur Anggota 2002 - 2005 11. Proyek Kaji Terap Teknologi, Kerjasama UMM – Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur (Sapi Limousin Cross) Ketua 2003 - 2008 12. Proyek Kaji Terap Teknologi, Kerjasama UMM – Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur (Pemanfaatan Limbah untuk Pakan) Wakil Ketua 2003 – 2008 13. Redaksi Jurnal Ilmiah Fak. PeternakanPerikanan “PROTEIN” Ketua 2003 – 2005 4. Pengalaman Penelitian No Judul Tahun, Sponsor 1. Evaluasi kandungan bakteri susu dan koliform air sumur pada beberapa peternak sapi perah pemakai instalasi digester di DIY 1992, Proyek Bank Dunia XVII, PAU Bioteknologi UGM 2. Isolasi mikroba selulolitik beberapa ternak ruminansia (kerbau, sapi, kambing dan domba) 1992, Proyek Bank Dunia XVII, PAU Bioteknologi UGM 3. Optimasi medium dengan tapioka pada biakan Saccharopolyspora erythrea NRRL 2338 untuk Meningkatkan produksi eritromisin 1993, Proyek RUT I PAU Bioteknologi UGM 4. Increasing the tolerance of S. erythrea CCRC 11513 to palm oil as prae-precursor erythromycin by induction. 1996, Tesis S2, PPS UGM 5. Isolasi mikroba selulolitik asal rumen (dengan selulosa alami) untuk mendapatkan starter pada proses pengolahan limbah organik 1998, Lemlit UMM 6. Uji aktivitas enzimatik biakan mikroba selulolitik rumen untuk menentukan potensi starter fermentasi pakan 1998, Lemlit UMM 7. Optimasi media kultur fermentasi mikroba selulolitik asal rumen terhadap nilai protein kasar 1999, Lemlit UMM No Judul Tahun, Sponsor 8. Evaluasi konsumsi bahan kering dan kecernaan energi pada domba ekor gemuk yang diberi probiotik selulolitik 2003, Lemlit UMM 9. Pengaruh Pemberian Probiotik bakteri Selulolitik dan Metode Pemberian Pakan Terhadap Penampilan Domba Ekor Gemuk (DEG) 10. Pengaruh Pemberian probiotik selulolitik terhadap konsumsi, kecernaan bahan kering, kecernaan energi (TDN) berbagai hijauan pada sapi limousine cross. 11. Evaluasi daya hidup bakteri pada probiotik selulolitik (yogurt sapi) dengan bekatul sebagai bahan pembawa 2004, Lemlit UMM 12. Peningkatan Kemampuan Bakteri Selulolitik Cairan Rumen Untuk Probiotik Ternak Ruminansia 2004, DIKTI, Uber HKI 13. Pengaruh Penambahan Isolat Bakteri Selulolitik Rumen Pada Fermentasi Feses Sapi Perah Terhadap Kadar N, P, dan K 2005, Lemlit UMM 2004, DIKTI 2004, Disnak Propinsi Jatim-FPP UMM 26 14. Evaluasi Pemberian UMMPB terhadap Peningkatan Kualitas Susu 15. Starter Pengolah Limbah Organik dan Produksi Biogas 2005, DIKTI, Uber HKI 16. Reformulasi Isolat Bakteri Fibrolitik Rumen dan Kolon untuk Efisiensi Produksi Gas Methan Konstruksi Digester Tipe Kotak berpelampung Fiber sebagai Alternatif Model Pengembangan Reaktor Gas Bio Dalam Usaha Peternakan Sapi Perah. Pengkajian Kualitas Probiotik terhadap Produktivitas Daging dan Susu di Jawa Timur 2005, DIKTI, Uber HKI Pengembangan Starter Fermentasi Produksi Gas Bio dengan Reformulasi Isolat 2007, DIKTI-PHB 17. 18. 19. 2006, Lemlit UMM 2005, Disnak Propinsi Jawa Timur 2006, UMM-DISNAK JATIM 5. Daftar Publikasi yang Relevan dengan Proposal Penelitian No. Judul Tahun 1. Evaluasi kandungan bakteri susu dan koliform air sumur pada beberapa peternak sapi perah pemakai instalasi digester di DIY 1992, Buletin Fak. Peternakan UGM edisi Khusus 2. Optimasi medium dengan tapioka pada biakan Saccharopolyspora erythrea NRRL 2338 untuk Meningkatkan Produksi Eritromisin 1995, Prosiding Seminar Nasional IBBMI Denpasar Bali 3. Pengaruh perbedaan konsentrasi starter Lactobacillus bulgaricus terhadap pH, kadar asam laktat dan kadar laktosa pada yoghurt 1995, Jurnal Ilmu Peternakan Ex-Farm UMM 4. Fermentasi produksi eritromisin oleh Saccharopolyspora erythrea NRRL 2338 dengan pra-prekursor tapioka dalam medium gojok dan fermentor 5. Peningkatan toleransi Saccharopolyspora erythrea CCRC 11513 terhadap minyak sawit sebagai pra-prekursor eritromisin dengan cara induksi 6. Resistensi mikroba terhadap antibiotik dalam sistem pemeliharaan ayam potong 7. Increasing the tolerance of Saccharopolyspora erythrea CCRC 11513 to palm oil as pra-precursor erythromycin by induction 1997, Proceeding The International Biotechnology Conference, Jakarta 8. Kultur in vitro mikroba selulolitik asal rumen untuk mendapatkan starter pada proses dekomposisi bahan organik berserat 1998, Jurnal Ilmu Peternakan Ex-Farm UMM ed. Desember 9. Evaluasi konsumsi bahan kering dan kecernaan energi pada domba ekor gemuk yang diberi probiotik selulolitik 2004, Jural Ilmu Peternakan, PROTEIN, ed. Januari 10. Isolasi mikroba selulolitik cairan rumen beberapa ternak ruminansia (kerbau, sapi, kambing, dan domba) untuk starter probiotik pakan sapi 2004, Jurnal Ilmu Peternakan, ed. Juli PROTEIN, ed. Juli 11. Peningkatan Kemampuan Bakteri Selulolitik Cairan Rumen Untuk Probiotik Ternak Ruminansia 2005, Jurnal Ilmu Peternakan PROTEIN, Ed. Januari 1996, Prosiding Konggres Ilmiah ISFI Semarang 1996, Berkala Ilmiah Pasca Sarjana UGM 1997, Poultry Indonesia Edisi September 27 Malang, April 2007 Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes 28 LAMPIRAN 4 Leaflet Produk PERMEN SAPI 29 USUL UBER HKI BANTUAN PENELITIAN PATEN REFORMULASI PROBIOTIK FIBROLITIK SEBAGAI PERMEN SAPI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TERNAK SAPI PERAH Oleh: Ir. Listiari Hendraningsih, M.P (Ketua) Ir. Ahmad Wahyudi, MKes (Anggota) FAKULTAS PETERNAKAN-PERIKANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2007 30 HALAMAN PENGESAHAN USUL UBER HKI 1. Judul UBER HKI : Reformulasi Probiotik Fibrolitik Sebagai Permen Sapi untuk Meningkatkan Produktivitas Ternak Sapi Perah. 2. Bidang : 1. Kebutuhan Manusia 3. Ketua Peneliti a. Nama b. Jenis Kelamin c. NIP d. Disiplin Ilmu e. Pangkat /Golongan f. Jabatan g. Fakultas/Jurusan h. Alamat i. Telp./Faks/E-mail j. Alamat Rumah k. Telp. : Ir. Listiari Hendraningsih, M.P. : Perempuan : 131.913.166 : Mikrobiologi dan Nutrisi Ternak : Penata TK I /III-C : Lektor : Peternakan-Perikanan/Peternakan : Jl Raya Tlogomas no 246 Malang : 0341-464318 ext 174-175 /0341-460782/ [email protected] : Pondok Bestari Indah C2/264 Malang : 0341-466630 4. Jumlah Anggota Nama Anggota : 1 orang : Ir. Ahmad Wahyudi, MKes 5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Jumlah biaya yang diusulkan : Rp. 20.300.000 (duapuluh juta tiga ratus ribu rupiah) 7. Jenis Kegiatan yang dipilih : 1. Bantuan Pendaftaran Paten 2. Bantuan Penelitian Paten 8. Jenis Paten yang dituju : 1. Paten 2. Paten Sederhana 31 9. Penelitian yang Mendukung : a. Pengaruh Penambahan Probiotik Bakteri Selulolitik dan Metode Pemberian Pakan Terhadap Kecernaan Fraksi Serat Kasar Pakan, 2003, Nomor Kontrak: E.2.b/388/BAA/IX /2003, UMM. b. Pengaruh Pemberian Probiotik Selulolitik Terhadap Konsumsi, Kecernaan Bahan Kering, Kecernaan Energi (TDN) Berbagai Hijauan Pada Sapi Limousin Cross, 2004. Nomor Kontrak: 074/Disnak/117.04/2003 dan A1/136/FPP-UMM/IV/2003 Kerjasama Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur dengan Fakultas Peternakan Perikanan UMM. c. Pengaruh Pemberian Probiotik Bakteri Pada Metode Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Penampilan Produksi Domba Ekor Gemuk (DEG) Periode Pertumbuhan, 2004, Nomor Kontrak: 245/P4T/DPPM/DM.SKW.SOSAG/III/2004, Dirjen DIKTI. d. Evaluasi Daya Hidup Probiotik Selulolitik (Yoghurt Sapi) Dengan Pollard Sebagai Bahan Pembawa, 2004, Nomor Kontrak: E.2b./065/BAA-UMM/II/2004, UMM. e. Peningkatan Kemampuan Bakteri Selulolitik Cairan Rumen untuk Probiotik Ternak Ruminansia, 2004. Nomor Kontrak: 406/P4T/DPPM/PHKI/IX/2004, Dirjen Dikti. f. Kecernaan Serat Kasar dan Energi pada Media Fermentasi Berbasis Manure Sapi Perah Dengan Introduksi Bakteri Selulolitik. 2005. Nomor Kontrak: E.2.b/419/BAA-UMM/IX/2004. Lemlit UMM. g. Evaluasi Daya Hidup Bakteri Selulolitik Dalam Kemasan Urea Molasses Mineral Probiotik Blok (UMMPB). Nomor Kontrak: E.2.b/ /BAA-UMM/IX/2005, UMM. h. Evaluasi Penggunaan Urea Molasses Mineral Probiotik Blok (UMMPB) Selulolitik Pada Sapi Perah Laktasi Terhadap Produksi dan Kualitas Susu, Nomor kontrak :E.2.d/ 068/BAA-UMM/I/2006. Lemlit UMM. i. Introduksi Mikroba Cairan Kolon Pseudoruminansia dalam Kultur Fermentasi Bakteri Selulolitik Super Ruminansia Untuk Peningkatan Produksi Gas Bio. Nomor Kontrak: 811/P4T/DPPM/PHKI/X /2005, Dirjen Dikti. j. Introduksi Bakteri Lignolitik Kolon Pseudoruminansia dalam Kultur Fermentasi Bakteri Selulolitik Super Ruminansia Untuk Peningkatan Produksi Gas Methan. Nomor Kontrak: 811/P4T/DPPM/PHKI/X /2005, Dirjen Dikti. k. Pengkajian Kualitas Probiotik Terhadap Kualitas Daging dan Susu di Jawa Timur. Nomor Kontrak : 188.4/576/117.04/2006 l. Pengembangan Probiotik Bakteri Selulolitik Dalam Upaya Peningkatan Penampilan Produksi Sapi Perah. 2007, PHB Dirjen Dikti. m. Eksplorasi Potensi Bakteri Asam Laktat Sebagai Probiotik Ruminansia Muda. 2007, Lemlit UMM. 32 Malang, 13 April 2007 Mengetahui Dekan Fakultas Peternakan Perikanan Ketua Peneliti Dr. Ir.Herwintono, MS NIPUM. 110.8809.0071 Ir. Listiari Hendraningsih, MP NIP. 131 913. 166 Mengetahui Ketua Lembaga Penelitian Dr. Ir. Wahyu Widodo, M.S NIP. UMM. 110 899 0128 33 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN____________________________________ 1 I. URAIAN UMUM 1.1 Judul ________________________________________________ 1.2 Ketua Pelaksana ______________________________________ 1.3 Anggota Peneliti ______________________________________ 1.4 Subyek Paten ________________________________________ 1.5 Jumlah Klaim yang Direncanakan ______________________ 1.6 Periode Pelaksanaan __________________________________ 4 4 4 4 4 4 II. KEGIATAN BANTUAN PENELITIAN UNTUK PATEN 2.1 Uraian Penelitian Terdahulu ___________________________ 2.2 Uraian Penelusuran Paten _____________________________ 2.3 Uraian Potensi Komersialisasi _________________________ 2.4 Uraian Potensi Paten _________________________________ 5 8 9 10 RANCANGAN DOKUMEN USULAN PATEN Judul Invensi _________________________________________ Bidang Teknik Invensi ________________________________ Latar Belakang Invensi ________________________________ Ringkasan Invensi ____________________________________ Uraian Lengkap Invensi _______________________________ Diagram Invensi ______________________________________ Klaim ________________________________________________ Abstrak ______________________________________________ Gambar ______________________________________________ 2.5 Uraian dan Sasaran Bantuan Penelitian ________________ 12 12 12 13 14 16 17 18 19 20 III. PEMBIAYAAN ___________________________________________ 21 LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Rincian Biaya ____________________________________ Biodata Ketua Peneliti /Pengusul Paten ___________ Biodata Anggota Peneliti 1 _______________________ Biodata Anggota Peneliti 2 _______________________ Foto Reaktor Gas Bio Sebelumnya ________________ 22 23 27 29 31 34