MAKALAH KEWIRAUSAHAAN Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Disusun Oleh: KELOMPOK 1 Nadia Agdevi Firdaus (17013010190) Dio Farras Savero (17013010277) Lucky Hendrata (17013010305) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS KELAS J AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 2019 Kata Pengantar Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahNya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah “Kewirausahaan”. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni AlQur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I di program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur. Kami Selaku penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Hermiliani Olifah selaku dosen pengajar mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Kami selaku penyusun menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Surabaya, 10 September 2019 Penyusun BAB 2 PERENCANAAN Menjasi wiraushawan adalah pilihan hidup yang didasari pemahaman, pertimbangan, dan pengetahuan yang luas an mendalam di tiap langkahnya sebagai berikut: A. Dasar Inspirasi Usaha Menjadi wirausahawan atau tidak, sesungguhnya merupakan pilihan hidup pribadi. Tetapi, pilihan yang tidak didasariatas pemahaman, pertimbangan, dan pengetahuan yang jelas dan mendalam akan langkah yang harus dilakukan, dapat menjadi awal yang berbahaya seandainya pilihan tersebut keliru. Untuk itu, membangun jiwa kewirausahaan harus terus menerus dilakukan oleh siapa pun yang peduli terhadap masa depan dirinya, keluarganya, dan masyarakat sekitarnya. Menurut Ciputra (2009), ada beberapa sebab seseorang dapat menjadi wirausahawan yaitu: 1. Karena keterpaksaan dan desakan kebutuhan hidup, keterpaksan yang dihadapi seseorang dapat menumbuhkan semangat untuk berwirausaha demi jaminan masa depan yang mungkin akan lebih aman secara finansial. 2. Karena kecenderungan untuk meniru– niru bisnis yang tengah menjadi tren atas dasar tujuan berinvestasi atau pengakuan diri. 3. Karna keterbiasaan untuk berfikir kreatif dalam melihat peluang dan ,mengisi puluang tersebutdengan meningkatkan nilainya. B. Contoh Insprasi 1. Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia terus bermimpi dan bermimpi. Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik itu mobil maupun motor. Merk kendaraan ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga dijuluki “raja jalanan”. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di Depan selalu menjauh dari pandangan guru “Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengidap penyakit lever. Kecintaannya kepada mesin, mungkin ‘warisan’ dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjamjam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya untuk menyaksikan pesawat terbang. Ternyata, minatnya pada mesin tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, dan juga tidak tampan, sehingga Membuatnya rendah diri Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja di Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini Tidak ditampilkan Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama. Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Piston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka Menyesalkan dirinya keluar dari bengkel. Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya Dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah. “Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya, ” ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah, melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan. Berkat kerja kerasnya, desain Ring Piston Honda diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Namun malang, niatnya itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang, setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali. Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pistonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, “sepeda motor” cikal bakal lahirnya mobil Honda itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong stok. Disinilah, Honda memesan, kembali sehingga mendirikan Honda pabrik kehabisan motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobilnya, menjadi “raja” jalanan dunia Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilannya dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”, tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpi kan lah mimpi baru C. Tahapan dalam Berwirausaha 1. Tahap Bertahan Pada tahapan ini, respon terhadap usaha juga umumnya masih sangat fluktuatif. Terkadang memperoleh tanggapan pasar yang sangat bagus, seringkali juga tidak dapat diterima olehpasar sasaran. Disamping itu, pesaing yang sudah tergerus oleh pendatang baru. Karena hal ini akan mengurangi pendapatan usaha yang selama ini telah diperoleh. 2. Tahap Berkembang Pada posisi ini, segalanya akan terasa lebih mudah untuk dijangkau. Oleh karna itu, perlu adanya kehati-hatian agar tidak larut dalam perasaan kemenangan semu. Karena jika hal ini tidak segera diatasi, akan menjadikan wirausahawan lengah dan abai dalam pengambilan keputusan penting yang tanpa mudah untuk memberikan perlawanan dan mengerogoti pangsa pasar yang telah dimiliki. Jika ini terjadi, bukan tidak mungkin peruahaan yang sudah besar pun akan jatuh perlahan. 3. Tahap Bersaing Setiap perusahaan dalam persaingan, pasti akan berusaha menunjukan eksitensi sebagai badan usaha yang dapat memberikan layanan yang terbaik. Semisal, harga yang terjangkau dengan kualitas yang memberikan kepuasan konsumen. D. Aset Yang Perlu Diperhatikan dalam Wirausaha Semua wirausahawan pasti ingin memperoleh keberhasilan sehingga dapat selalu berkembang dan menjadi lebih baikdari sebelumnya. Namun, seiring semangat yang memicu pergerakan dalam menjalankan usaha kerap kali wirausaha runtuh karena tersandung permasalahan pengelolahan aset. Aset yang tidak terkelola dengan baik, akan menyebabkan wirausahawan terjebak dalam stagnansi atau bahkan kebocoran anggaran yang tidak di deteksi. Untuk itu, agar seorang wirausahawan dapat menjaga perkembangan usaha yang dikelolahnya, ada setidaknya lima aset utama, baik itu aset berwujud maupun tidak berwujud, yang harus selalu diperhatikan dan dikelola dengan baik: E. 1. Sumber Daya Manusia 2. Inventaris 3. Branding 4. Jaringan 5. Reputasi Sosial. Pembuatan peta Bisnis a. Penentuan Posisi dan arah Pengembangan Usaha Langkah ini dilakukan dengan melihat posisi usaha dalam berbagai lingkungan; baik lingkungan usaha industry maupun lingkungan jasa dan perdagangan. Usahan yang dijalani harus dipahami betul pada posisi bulu, industry pengelolaan. Maupun industry hilir. b. Struktur persaingan industri seringkali kita merasa, peluang usaha sudah tertutup karena orang lain sudah mengisi peluang tersebut, begitu juga, terkadang kita merasa kaget saat persaingan muncul dan mengambil sebagagian atau seluruh pasar atas usaha kita lakukan. Accaman dalam merintis usaha yaitu: c. Ancaman pendatang baru Persaingan dalam perusahaan yang sama Ancaman produk pengganti Kekuatan tawar-menawar pembeli Kekuatan tawar pemasok Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya Kehati-hatian dalam melakukan ekspansi nafsu untuk membuat usaha menjadi lebih besar dan cepat melalui ekspansi sebanyak-banyaknya dapat menjadi boomerang jika dilakukan secara serampangan. BAB III PENGEMBANGAN A. Merintis Usaha Baru Hal dasar yang harus dijadikan acuan bagi mereka yang akan merintis usaha baru, antara lain: 1. Konsep usaha yang akan dikembangkan (idea generating) Gagasan besar atas usaha harus dipertimbangkan secara komprehensif terlebih dahulu agar rencana pengembangan usaha menjadi lebih terarah sehingga usaha dapat dijalankan secara profesional karena telah memperhitungkan segala aspek yang berkaitan dengan keberlanjutan usaha. 2. Peluang pendapatan (opportunity recognition) Pengusaha biasanya mendapatkan ide usaha dengan melihat peluang yang masih mungkin dioptimalkan dari berbagai usaha yang telah ada atau bahkan belum ada pesaing yang mengisi peluang tersebut. Untuk membantu analisis mengenai peluang, terdapat beberapa sumber dari media cetak dan elektronik yang dapat dijadikan referensi, antara lain Biro Pusat Statistik, jurnal perdagangan, laporan periodik dari badan dinas terkait maupun institusi bisnis, dan lain sebagainya. Namun yang pasti, analisa berdasar data ini dapat menjadi acuan untuk menentukan pilihan bisnis yang akan Anda jalankan, beserta waktu yang tepat untuk memulainya. a. Memulai Usaha: Tantangan dan Strateginya Di dalam memulai usaha baru terdapat tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Namun, bukan berarti dapat diterobos dengan modal nekat saja. Berikut strategi yang dapat diterapkan: 1. Memiliki peluang usaha yang sangat solid 2. Memiliki keahlian dan kemampuan dalam bidang usaha terkait 3. Lakukan pendekatan yang tepat dalam menjalankan usaha 4. Miliki dana yang cukup untuk memulai dan mengoperasikan usaha tersebut hingga dapat berdiri sendiri (Harper, 1991) Wirausahawan harus mempelajari situasi pasar maupun keadaan industri yang akan dimasukinya, di mana keadaan pasar tersebut mungkin telah dipenuhi oleh para pesaing lainnya sehingga tidak mudah untuk dimasuki, mungkin juga pasar yang dituju tersebut telah jenuh. Saat ini telah memasuki era persaingan, untuk itu perlu menganalisis situasi kekuatankekuatan pesaing yang berada di pasar dengan cermat. Lima kekuatan persaingan yang menentukan di sektor industri yaitu (Porter, 1990): 1. Ancaman dari pendatang baru 2. Ancaman dari barang atau jasa substitusi 3. Kekuatan tawar-menawar dari pemasok 4. Kekuatan tawar-menawar dari pembeli 5. Persaingan di antara pesaing. Untuk pasar industri dengan target yang lebih luas dapat di terapkan strategi: 1. Pembedaan produk (product differentiation) 2. Keunggulan pembiayaan (cost leadership) 3. Fokus pembiayaan (cost focus) 4. Pembedaan tujuan (focused differentiation) Wirausahawan dapat mengupayakan untuk meluncurkan produk yang berbeda dengan memproduksi produk inovatif atau produk yang lebih bermanfaat dibandingkan produk pesaingnya. Strategi lainnya yaitu dengan memanfaatkan keunggulan biaya, di mana dapat dihasilkan dari biaya produksi yang lebih rendah sehingga wirausahawan dapat menjual produk dengan harga yang lebih kompetitif. Selain itu, wirausahawan juga dapat mengutamakan pembedaan tujuan. b. Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Beberapa hal yang harus diperhatikan dan direncanakan pada usaha baru agar kelak dapat berjalan dengan baik, antara lain: 1. Pemberkasan terkait dengan usaha secara langsung 2. Rencana organisasi usaha 3. Rencana keuangan 4. Perhitungan investasi c. Hambatan yang Biasa Terjadi Pada Usaha Baru Beberapa hambatan yang sering muncul, baik dari faktor eksternal maupun internal saat membangun usaha baru, antara lain: Faktor Internal: Kurangnya modal Sulitnya memperoleh informasi pasar Sulitnya mendapatkan ahli teknologi Manajemen yang kurang tertata dengan baik Sempitnya peluang pasar Inovasi yang harus terus menerus digali Skala ekonomi Rendahnya kekuatan tukar-menukar (bargaining power) Faktor Eksternal: B. Pola perilaku konsumen dalam menggunakan produk Perubahan anggaran pengeluaran (switching cost) Respons dari pesaing atas munculnya usaha baru Akuisisi Usaha Wirausahawan dapat memulai usahanya dengan membeli perusahaan baik yang sudah eksis dan menguntungkan maupun perusahaan yang sedang bermasalah. Apabila membeli perusahaan yang telah berjalan dengan baik, bisa jadi harga yang disepakati akan jauh lebih mahal karena faktor manajemen yang sudah baik, citra di mata konsumen yang sudah terbangun dan lainnya. Tetapi apabila membeli perusahaan yang sedang bermasalah, harga dapat lebih ditekan. Dalam hal ini, wirausahawan harus jeli dan mampu memilah berbagai potensi keuntungan dan permasalahan yang akan muncul. C. Menjadi Mitra Usaha wirausaha juga dapat dilakukan melalui pola kerjasama. Bentuk-bentuk kerjasama usaha yang dapat dibangun oleh pengusaha, antara lain: kerjasama operasional, waralaba, kerjasama lisensi usaha, lisensi merek dan lain sebagainya. D. Perbedaan Pilihan Usaha terdapat beberapa keuntungan dan kerugian dalam pilihan usaha, berikut. P i l i h a n U s a h a U s a h a B a r u K e l e b i h a n Gagasan murni K e l e m a h a n Tidak efisien A k u i s i s i K e r j a s a m a E. Bebas beroperasi Penuh ketidakpastian Lebih fleksibel Pengakuan kuran g Pesaing belum jelas Berpeluang sukses Biasanya lemah Lokasi sudah cocok Peralatan tidak efisien Siap beroperasi H a r g a Sulit berinovasi Ketergantungan kepada rekan kerja tinggi Berpengalaman Nama dan merk sudah dikenal m a h a l Syarat Pendirian Usaha Bagi wirausahawan yang akan menjalankan usaha, terdapat empat faktor kompetensi yang harus dimiliki, antara lain: 1. Kompetensi Teknis Perlu mempersiapkan kompetensi teknis terkait daya tarik produk, kemudahan modifikasi sesuai dengan perubahan teknologi, permintaan konsumen, perkembangan pesaing, daya tahan bahan baku, kemudahan produksi, dan persaingan harga. 2. Kompetensi Pemasaran Informasi tentang pasar bertujuan untuk memenuhi permintaan konsumen. Oleh karena itu kompetensi pemasaran diperlukan untuk memilih produk yang dapat dijual, menerapkan teknik pemasaran yang lebih baik, dan merencanakan sasaran yang realistis. 3. Kompetensi Finansial Diperlukan dalam menentukan sumber daya finansial guna mencapai tingkat kegiatan tertentu dan laba yang dapat diharapkan. 4. Kompetensi Relasional Kompetensi Relasional, terkait dengan hubungan dengan pihak lain, termasuk keterampilan yang dibutuhkan dalam penerapan usaha baru yang efektif serta relasi pengembangan usaha tersebut. F. Pemilihan Bentuk Badan Usaha Badan usaha adalah suatu organisasi atau badan jyang mengelola faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Badan usaha dapat diartikan sebagai kesatuan yuridis dan ekonomis suatu bentuk organisasi perusahaan. Faktor-faktor yang dipertimbangkandalam memilih bentuk usaha, yaitu jenis usaha (industry, dagang, atau jasa), risiko yang akan dihadapi, pengumpulan modal, sistematika pembagian keuntungan, prinsip pengawasan usaha, strategi pajak, tanggung jawab perusahaan, kemudahan syarat pendirian, serta tingkat kesulitan mendapatkan bantuan teknis. Wirausahawan harus mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan bentuk usaha yang dipilih, selain juga harus melihat situasi dan kondisi dari jenis usaha yang akan dijalankan. 1. Pengelompokan Bentuk Badan Hukum Perusahaan a. Usaha Perseorangan Usaha ini dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh satu orang yang bertanggung jawab penuh terhadap semua risiko usaha. Keunggulan usaha perseorangan: 1. Pendiriannya relatif mudah dan murah 2. Pengorganisasiannya sederhan dan fleksibel, rahasi perusahaan terjamin, pajak tergolong ringan 3. Keputusan usaha daoat diambil dengan cepat 4. Keuntungan menjadi hak langsung pemilik Kelemahan usaha perseorangan: 1. Sumber keuangan untuk mengembangkan usaha relatif terbatas, karena bergantung pada pinjaman modal 2. Tanggung jawab tunggal dan tidak terbatas, artinya tidak ada batasan antara milik pribadi dan milik perusahaan. 3. Keberlangsungan usaha kurang terjamin, karena kebijakan yang diambil seringkali terbilang one man show. b. Firma Firma adalah persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan nama bersama, dengan tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak terbatas. Keunggulan firma: 1. Kemudahan mendapatkan pinjaman modal karena semua kekayaan pribadi seluruh anggota dijadikan tanggungan 2. Kedekatan antaranggota firma lebih eratdan mempercayai satu sama lain 3. Kemudahan untuk mengembangakn usaha, karena sesame anggota salingmemberikan dukungan materil 4. Setiap anggota firma dapat bekerja sama dengan baik dan kompak dalam menjalankan usaha, sehingga kemampuan dari sisi manajemen menjadi semakin baik Kekurangan firma: 1. Tanggung jawab usaha yang tidak terbatas menegaskan tidak adanya batasan yang jelas antara harta pribadi dengan harta firma 2. Kerugian yang diakibatkan oleh seorang anggota menjadi tanggung jawab bersama 3. Perselisihan antaranggota akan sulit untuk diselesaikan dan biasanya berakhir dengan pembubaran firma 4. Keberlangsungan usaha kurang terjamin c. Persekutuan Komanditer Commanditaire Vennootschap (CV) adalah sebuah perusahaan yang dibentuk oleh dua orang atau lebih, dengan dua macam anggota, yaitu: 1. Anggota aktif, yaitu anggota yang mengurus perusahaan dan melibatkan seluruh harta pribadinya 2. Anggota pasif, yaitu anggota yang hanya menyerahkan modal saja, tetapi tidak melibatkan harta pribadinya, sehingga tidak memiliki hak pengelolaan perusahaan. Keunggulan CV: 1. Tambahan modal mudah diperoleh karena semua kekayaan anggota aktif dapat dijadikan tanggungan 2. Seseorang dapat menjadi anggota pasif tanpa melibatkan seluruh kekayaan pribadinya 3. Kemampuan manajemen lebih besar Kelemahan CV: 1. Anggota pasif tidak diperbolehkan mencampuri kebijaksanaan perusahaan dan pengelolaannya 2. Pertanggungjawaban sekutu tidak sama. Harta pribadi anggota aktif ikut menjadi tanggungan atas utang usaha 3. Keberlangsungan usaha kurang terjamin, karena adanya kemungkinan penyembunyian kinerja usaha dari anggota aktif terhadap anggota pasif d. Perseroan Terbatas (PT) PT sebagai bentuk usaha memiliki anggota yang terdir dari dua orang atau lebih secara formal diatur oleh undang-undang, dengan ruang lingkup dan kegiatan yang telah ditentukan dalam piagam yang diresmikan dalam Lembaga Negara. Kekayaan PT terpisah dengan kekayaan para pemiliknya yang disebut sebagai pemegang saham. Kekuasaan tertinggi PT dipegang oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan setiap pemegang saham memiliki hak suara dalam rapat umum. Keuntungan Perseroan Terbatas: 1. Tanggung jawab yang terbatas. Pemegang saham tidak ikut menanggung utang-utang dagang dan pajak jika perusahaan bangkrut. Kerugian hanya terbatas pada modal yang disetorkan 2. Saham-saham perusahaan dapat diperjualbelikan 3. Tambahan modal dapat juga diperoleh dengan menjual saham perusahaan kepada umum 4. Perusahaan mudah dikembangkan sampai luar negeri 5. Keberlangsungan usaha lebih terjamin Kerugian Perseroan Terbatas: 1. Untuk mendirikan PT prosesnya cukup sulit dan memerlukan biaya yang besar 2. Bersifat publik, sehingga pada umumnya pemegang saham kurang begitu memperhatikan kinerja perusahaan 3. Apabila operasi usaha PT akan berpindah atau menambah usahanya ke bidang usaha yang tidak tercantum dalam akta, maka harus dimintakan izin pejabat hukum negara 4. Apabila pengelolaan usaha tidak dilakukan melalui struktur yang telah ditetapkan, maka pencabutan izin usaha daoat dijatuhkan e. Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan landasan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluatgaan. Koperasi bersifat tolong menolong, dengan pola subsidi melalui simpanan pokok dan simapanan wajib yang menjadi kewajiban anggotanya. Kerugian dan keuntungan akan ditanggung bersama secara adil. Pengawasan koperasi dilakukan oleh anggota dan kekuasaan tertinggi ada pada anggota. Keunggulan Koperasi: Skala ekonomi Koperasi dapat menetapkan harga dan jumlah yang bersaing di pasar sehingga posisitawarnya lebih kuat Kompetisi Produksi berjalan, pemasaran berjalan, dan pasokan bahan baku lancar akan tercapai jika semua anggota koperasi dapat memahami hak dan kewajibannya. Jaringan pasar yang dapat terjalin lebih baik Partisipasi anggota lebih besar Biaya transaksi yang lebih mjurah Risiko ketidakpastian lebih kecil Koperasi juga mempunyai keunggulan pada fondasi hubungan yang dibangun atas prinsip dari anggota untuk anggota. Semakin besar partisipasi anggota, semakin besar pula manfaat bagi koperasi, begitu juga sebaliknya. Hal ini berbeda dengan organisasi lain yang menempatkan anggota sebagai konsumen, produsen, bahkan sebagai pekerja. BAB 4 PENGELOLAAN Manajemen yang diartikan sebagai perpaduan antara ilmu dan seni untuk mencapai tujuan organisasi bisnis dengan bantuan sekumpulan individu, pada era ekonomi modern kini telah tumbuh dan berkembang peranan nya. A. Pengertian Manajemen Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan aktivitas usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya sumber organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yan telah ditetapkan. Sehubungan dengan pengertian, maka terdapat aktivitas akktivitas khas dalam manajemen yang melibatkan metode ilmu dan seni untuk mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pencapaian tujuannya, manajemen melibatkan sumber daya manusia dan faktor produksi lai seperti material, mesin, metode, model dan pasar yang ada. B. Fungsi Manajemen 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah proses memikirkan, menimbang, memutuskan dan menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana dan siapa yang melakukan untuk mencapai tujuan organisasi, Langkah Langkah perencanaan meliputi: Penetapan tujuan, pencarian alternatif, penilaian alternatif, penentuan alternatif, operasionalisasi, dan pembaguan tugas. Fungsi ini mengidentasi bahwa dalam pengelolaan perlu ada perencanaan yang cermat guna dapat mencapai target yang ditentukan. Fungsi perencanaan mengawali pelaksanaan fungsi manajemen yang lain. Terry mendefinisikan perencanaan sebagai suatu kumpulan keputusan untuk mempersiapkan tindakan pada masa yang yang akan datang. Perencanaan dapat dibedakan dalam 3 tipe yaitu: 1. Perencanaan ke depan 2. Perencanaan balik 3. Perencanaan ke depan balik Perencanaan ke depan adalah proses pencarian yang dimulai dengan memproyeksikan target di masa depan yang mungkin dicapai. Perencanaan balik adalah proses perencanaan yang dimulai dengan mengidentifiasi permasalahan yang pernah terjadi, dilanjutkan dengan mengerjakan rincian untuk memperbaikinya. Perencanaan ke depan balik mengkombanasikanperencaanaan. adalah suatu kesatuan proses yang Dalam membuat perencanaan, wirausahawan perlu memikirkan, menimbang, memutuskan dan menentukan apa, bagaimana, dan siapa yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Adapun langkah langkah pembuatan perencanaan yang perlu dibuat meliputi: 1. Perencanaan bidang SDM. Masalah utma pada bidang SDM adalah penetepan standar perekrutan SDM, etos kerja, SDM yang bertanggung jawab dan terpercaya dalam menjalankan setiap tugas atau kewajiban nya. 2. Perencanaan bidang Keuangan. Masalah utama pada bidang keuangan adalah penetepan sumber dana dari alokasi pengeluaran. 3. Perencanaan bidang operasi/produksi. Masalah utama pada bidang operasi adalah penetepan bahan baku produksi dan tahapan proses yang akan dilangsungkan. 4. Perencanaan bidang pemasaran. Implementasi dalam bidang ini dapat berupa penetapan segmentasi pasar, target dan pemosisian termasuk promosi. 2. Pengorganisasian Fungsi ini memfokuskan kepada cara agar target yang dicanangkan dapat dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan wadah/perangkat organisasi, melalu cara cara: a. Membentuk suatu sistem kerja yerpadu yang terdiri atas berbagai lapisan atau kelompok dan jenis tugas/ pekerjaan yang cocok b. Memperhatikan rentang kendali (span ofcontrol) c. Terjaminnya sinkronisasi dari tiap bagian atau kelompok lapisan kerja guna mencapai sasaran yang ditetapkan 3. Pelaksanaan (Actuating) Setiap gagasan atau konsep belum tentu dapat berjalan dengan baik meskipun telah tersedia wadah yang berupa organisasi dengn uraian uraian tugas dan hierarikinya tanpa penjabaran rinci mengenai pelaksananan dari tugas tgas dalam organisasi tersebut. 4. Pengawasanan Prinsip pengawasan ini harus dilakukanm dalam upaya membandingkan pelaksanaan dengan perencaan yang telah ditetapkan. Selain pengawasan yang telah ditetapkan untuk menjaga kestabilan. Selain pengawasan yang ditetapkan untuk menjaga kestabilan fungsi dalam organisasi perlu juga diterapkan sistem pengendali atau bisa disebut built a control. Sistem kerja yag mengandung bulit a control perlu dijabarkan dalam organisasi yang intinya selalu mengadakan “pemisahan tiga fungsi” yaitu a. Fungsi otorisasi atas suatu aset b. Fungsi sebagai penyimpanan aset c. Fungsi sebagai administrasi aset. Dengan kata lain ketiga fungsi tersebut terpisah satu sama lain tidak dalam satu tangan tapi ketiga tiganya merupakan suatu rangkaian yang saling terkait. Conntoh dalam pengelolaan keuangan oleh kasir. Pemisahan antara pengelolaan uang dari petugas administrasi/pembukuan dan perugas yang memberikan otoritas. Ini semua guna pengurusan pergudangan dan inventaris lainnya. Ini semua guna menjamin pelaksanaan dalam organisasi tetap tertib dan teratur. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan fungsi pengawasan yaitu, memperhatikan tujuan yang ditetapkan, melakukan pengawasan terhadap sistem operasional, membandingkan anggaran dengan pengeluaran ini, melakukan evaluasi atas hasil yang telah dicapai . Memberi masukan untuk perbaikan pada masa yang akan dilakukan. Built on control Pemisahan tiga fungsi Aset otorisasi Penyimpanan aset Administrasi aset BAB V PENDANAAN Menjalankan kegiatan bisnis tidak akan oernah lepas dari tantangan dan hambatan permodalan, sumber daya manusia, pemasaran, maupun perizinan. Tetapi bagi wirausaha tantangan terbesar adalah bagaimana menjalankan usaha dengan tetap berpegang pada nilai-nilai etika yang berkembang terutama dalam pengelolaan finansial. A. PENGHIMPUNAN MODAL Bisa berasal dari modal sendiri maupun dari luar. Modal sendiri meliputi : modal pemilik, dana cadangan, dan penggunaan laba yang tidak dibagi. Modal dari luar berupa : hibah, maupun dana perjanjian kerja sama. Pendayagunaan dana usaha dapat dibagi atas jangka pendek dan jangka panjang. Penggunaan jangka pendek ditujukan sebagai aset lancar yang diwujudkan dalam bentuk kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Sedangkan jangka panjang diwujudkan dalam bentuk inventaris seperti aset tetap. Jika kebutuhan modal sebagian dipenuhi oleh pihak lain maka pertumbuhan usaha dapat dipacu lebih cepat. Terkait dengan hal ini terdapat rasio utang yang ideal yaitu 40-50% kebutuhan modal usaha dapat dipenuhi pihak lain. B. PENGATURAN PENGGUNAAN MODAL Ada empat alokasi modal agar usaha berjalan dengan baik yaitu : 1. Alokasi untuk kepentingan organisasi usaha : alokasi yang digunakan untuk pengurusan izin usaha, pemrosesan badan hukum; baik di notaris maupun di Depkumham, biaya administrasi usaha, dll. 2. Alokasi untuk investasi aset tetap usaha : pada poin ini seringkali wiraushawan pemula dan tradisional tidak tepat mengalokasikannya. Investasi untuk ini diperbesar sehingga mengabaikan faktor lainnya, akibatnya jika membutuhkan dana untuk hal yang lain wirausahawan akan kesulitan karena dana terlalu banyak diserap pada aset tetap. 3. Alokasi untuk operasional usaha : alokasi ini penting karena berguna untuk menggerakkan usaha, bila modal kerja yang ditanam terlalu kecil maka usaha akan sulit berjalan normal, tetapi jika terlalu besar maka usaha yang berjalan akan kurang lincah. Wirausahawan perlu menetapkan alokasi yang tepat agar tidak mengalami masalah ditengah jalan. 4. Alokasi untuk risiko faktor tak terduga : wirausahawan juga perlu mempersiapkan diri untuk faktor yang tak terduga dalam alokasi modalnya. Situasi dan kondisi ekonomi yang tidak pasti di masa mendatang harus dapat diantisipasi agar usaha dapat tetap berjalan. C. PERENCANAAN ANGGARAN Perencanaan kebutuhan modal salah satunya dengan membuat sistem perencanaan yang baik dalam usaha yang dikenal dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Usaha meliputi: Anggaran Belanja Usaha (ABU) Anggaran ini meliputi perkiraan jumlah penjualan, biaya, perkiraan pendapatan, dan keuntungan yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu. ABU akan memberikan arah dalam menjalankan usaha setidaknya dalam proses perencanaan dan ABU dapat menjadi landasan untuk mengevaluasi aktualisasi sanggaran dengan yang direncanakan. Anggaran Keuangan (Financial Budget) Meliputi anggaran tunai maupun non-tunai. Seringkali wirausahawan abai dalam mengawasi anggaran non-tunai contohnya dalam memperhitungkan laba karena hanya memperhitungkan tunai maka lupa dengan non-tunai, uang yang terkumpul tampak berjumlah besar namun keberlanjutannya tidak terjamin karena wirausahwan tersebut lupa memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Hal tersebut menjadi hambatan dalam mengembangkan usaha. D. OPTIMALISASI SUMBER PENDANAAN USAHA Permasalahan umum yang dihadapi kebanyakan wirausahawan di Indonesia terutama dalam sektor UMKM adalah keterbatasan sumber pendanaan yang umumnya hanya berasal dari dana pribadi. Kondisi ini mengakibatkan usaha sulit berkembang dengan cepat karena kekuatan pendanaan hanya mampu mengisi peluang-peluang tawaran yang seadanya. Beberapa alternatif pendanaan antara lain: o Menambah modal dengan mengajak investor lain untuk masuk : dengan ini maka bentuk perusahaan yang semula perseorangan menjadi gabungan kerjasama antar dua orang (CV dan PT). Keuntungan model ini adalah permodalan usaha menjadi lebih besar sehingga mudah untuk melebarkan sayapnya. o Kerjasama penambahan investasi melalui sewa-beli (leasing) : melalui model ini meningkatkan investasi usaha dalam aset produksi dan kegiatan operasional tanpa harus menguras anggaran perusahaan dalam jumlah besar. o Mengajukan pinjaman ke lembaga pembiayaan : jika model ini yang diambil maka harus mempertimbangkan bonafiditas lembagau keuangan yang dituju, jenis kredit yang dikucurkan, bunga yang ditawarkan, jangka waktu pinjaman, dll. o Mengambil pinjaman dari perusahaan lain melalui program CSR : Berdasarkan UU no 40 tahun 2007 Perusahaan swasta maupun BUMN memiliki kewajiban untuk menyisihkan keuntungannya untuk membantu usaha mikro kecil dan menengah. Dibandingkan dengan perbankan jenis pinjaman ini mempunyai bunga yang lebih rendah yaitu 4-8% sehingga tidak memberatkan usaha. o Mencari dana dari program pemerintah : program pemerintah bertujuan untuk pengembangan UMKM, bunga yang ditawarkan pun lebih ringan karena program pendanaan ini tidak setiap saat ada maka pendaaan ini bukan sebagai prioritas utama dalam pengambilan keputusan pendanaan. E. BERHUTANG? PERHATIKAN 5K 1. Karakter : pertimbangan terkait penilaian atas watak calon peminjam. Hal ini berkaitan dengan kemauan calon debitur untuk memenuhi kewajibannya dengan sungguh-sungguh ketika pinjaman diberikan. 2. Kapasitas : dilakukan dnegan melihat kemampuan calon debitur dalam membayar kembali semua kredit yang telah diterima. Pertimbangan ini adalah kemampuan wirausahawan dalam mengelola usahanya sehingga memperoleh penghasilan yang cukup untuk membayar kewajibannya. 3. Kapital: pertimbangan perbankan dalam memberikan pinjaman dengan memantau keuangan ataupun sumber dana usaha. Semakin besar modal sendiri maka semakin besar penilaian kesungguhan pengusaha dalam mengelola usahanya. 4. Kolateral : dibutuhkan perbankan untuk mengurangi tingkat risiko keterlambatan maupun kegagalan tingkat pelunasan utang oleh calon debitur. Perbankan memotong uang jaminan/agungan yang cukup dari total kredit yang dikucurkan. Biasanya presentase pinjaman akan lebih kecil dari total aset yang diagunkan. 5. Kondisi : erat kaitannya dengan kondisi perekonomian yang dapat berepngaruh terhadap usaha calon debitur, contohnya bank akan meninjau laporan keuangan beberapa tahun terakhir untuk melihat pengaruh kondisi sosial, politik, dan ekonomi terhadap perjalanan usaha. Teori lain yang berkaitan dengan pinjaman dikenal dengan 5 P’s model meliputi : people, purpose, payment, protection, dan prespective. DAFTAR PUSTAKA Askandar, Noor Shoddiq dan Jeni Susyanti. 2018, “Wirausaha Saja!: Menjadi Pribadi Mandiri Dimulai dari Usaha Sendiri” Erlangga.