Uploaded by User37089

MAKALAH TENTANG PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

advertisement
MAKALAH TENTANG PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
Disusun Oleh :
1. ALMA HAFIZHA
(19102020055)
2. SYIFATUNNAZMIAH
(19102020063)
3. ANINDITA ALMAS M.
(19102020067)
4. RANITA
(19102020071)
5. SUWARI AMALI A
(19102020076)
6. NURLATIFAH FAUZIAH
(19102020077)
7. MURSYID ALBANNA
(19102020089)
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
berupa waktu untuk menyusun dan menyelesaikan makalah tentang pancasila sebagai filsafat
dengan baik. Makalah ini kami susun berdasarkan berbagai penelitian melalui media sosial dan
referensi buku-buku mengenai pancasila. Di balik penyusunan makalah ini tentunya ada
berbagai kendala yang menyebabkan kami menunda berdiskusi dalam pembentukannya,
contohnya seperti waktu yang tidak mencukupi dalam berdiskusi karena jangka waktu antara
satu mata kuliah dengan yang lain cukup dekat.
Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat kami dalam menyusun makalah ini. Dengan
kerja sama antar anggota yang baik, menjadikan makalah ini tersusun dengan sebagaimana
mestinya. Tersusunnya makalah mengenai pancasila sebagai filsafat, diharapkan memberikan
manfaat berupa pengetahuan mengenai pancasila lebih mendalam untuk para pembaca. Dalam
penyusunannya tentu masih terdapat kekurangan. Kritik dan saran baik pembaca sangat
diharapkan untuk kami.
Yogyakarta, 24 September 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................2
C. Tujuan ...............................................................................................................2
D. Manfaat .............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Cara Berfikir Filsafat ........................................................................................3
1. Pengertian Filsafat .....................................................................................3
2. Ciri-ciri Berpikir Kefilsafatan ....................................................................3
3. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat .................................................4
B. Pemikiran Filosofis Pancasila ..........................................................................5
C. Nilai-nilai Pancasila Sebagai Satu-kesatuan .....................................................7
D. Nilai-nilai Pancasila menjadi Dasar Antara Hak dan Kewajiban .....................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................................12
B. Saran ...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki dasar-dasar negara yang lekat dengan hakikat bangsa, yaitu
bangsa yang memiliki adat, suku, budaya, dan agama yang berbeda-beda. Salah satu
dasar negara yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah pancasila. Yaitu
mengenai pancasila sebagai filsafat. Sebagai warga negara indonesia, tentunya wajib
untuk mempelajari pancasila dan seluk-beluknya. Itulah mengapa pendidikan pancasila
diterapkan pada semua jenjang pendidikan. Di tingkat SD, SMP, SMA yang biasa
dikenal dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yang di dalamnya
mempelajari mengenai negara dan struktur-struktur penyusunnya termasuk pancasila.
Namun, berbeda halnya dengan Perguruan Tinggi yang memisahkan antara
Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila. Maka dalam kesempatan kali ini, kami
dituntut untuk menyusun makalah mengenai pancasila sebagai filsafat. Keputusan
tersebut diambil sesuai hasil diskusi antara teman-teman dan dosen pengampu mata
kuliah pancasila. Dibentuknya makalah ini adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
harus dilakukan untuk kami para mahasiswa, untuk menjadi mahasiswa yang mau dan
mampu berpikir kritis. Karena ditakutkan mahasiswa akan bermanja-manja apabila
tidak diberikan tugas berupa makalah, sehingga sistem pembelajaran seperti ini adalah
salah satu metode yang baik untuk mahasiswa.
Disamping itu, karena pancasila adalah salah satu dasar negara yang begitu penting
bagi bangsa dan negara. Sehingga sangat perlu, pancasila sebagai filsafat dijadikan
makalah. Tak akan ada ilmu yang abadi kecuali dituliskan. Karena jika hanya
dihapalkan saja, sewaktu-waktu hapalan itu sendiri akan hilang pada masanya. Jua
karena otak manusia itu tidak kekal. Penyakit yang berupa lupa pasti akan
menghampiri, tak tahu kapan umurnya dan keadaannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara berpikir filsafat dalam pancasila?
2. Jelaskan pemikiran filosofis pancasila menurut para ahli dan pendiri bangsa!
3. Apa nilai-nilai pancasila sebagai satu-kesatuan?
4. Bagaimana nilai-nilai pancasila menjadi dasar antara hak dan kewajiban?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu membuat makalah serta mampu untuk melakukan
penelitian berdasarkan tema yang ditentukan
2. Memberikan tambahan pengetahuan mengenai pancasila sebagai filsafat kepada
mahasiswa
3. Mengajak mahasiswa untuk berpikir kritis mengenai pancasila
4. Menuntut mahasiswa untuk belajar kerjasama dengan sesama anggota kelompok
D. Manfaat
1. Mahasiswa memperoleh pengetahuan mengenai pembuatan makalah yang baik dan
benar
2. Mendapatkan pengetahuan lebih luas mengenai pancasila sebagai filsafat melalui
penelitian yang dilakukan di berbagai media
3. Mahasiswa mampu berpikir kritis
4. Tertanamnya nilai kemanusiaan berupa kerjasama dengan sesama manusia atau
dengan antar kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Berpikir Filsafat
1. Pengertian Filsafat
Filsafat merupakan awal dari ilmu pengetahuan, filsafat disebut juga sebagai
“Mother of Science”. Filsafat adalah bentuk kata Arab falsafah yang berasal dari
perkataan Yunani philosophia. Philos berarti suka atau cinta dan sophia berarti
kebijaksanaan dan mempunyai makna “Pecinta Kebijaksanaan” yaitu kajian
masalah umum dan mndasar tentang persoalan seperti eksistensi, pengetahuan,
nilai, akal, pikiran, dan bahasa.
2. Ciri-ciri Berpikir secara Kefilsafatan
a. Bersifat kritis
Kefilsafatan bersifat kritis yaitu senantiasa mempertanyakan segaaka sesuatu,
problema-problema, atau hal-hal yang sedang dihadapi manusia.
b. Bersifat terdalam
Suatu ciri yang sangat menonjol dalam berpikir secara kefilsafatan adalah
bersifat mendalam, yaitu bukan hanya sampai pada fakta-fakta yang sifatnya
sangat khusus dan empiris belaka, namun sampai pada intinya yang terdalam
yaitu substansinya yang bersifat universal.
c. Bersifat konseptual
Perenungan kefilsafatan adalah kegiatan akal budi dan mental manusia yang
berusaha untuk menyusun suatu bagan yang bersifat konseptual yang
merupakan suatu hasil generalisasi serta abstraksi dan pengalaman tentang halhal yang sifatnya khusus dan individual (Kattsoff, 1986 ; 7).
d. Koheren (runtut)
Berpikir secara kefilsafatam bukanlah merupakan suatu pemikiran yang acak,
kacau dan fragmentaris. Pemikiran kefilsafatan berusaha menyusun suatu bagan
yang konseptual yang Koheren (runtut).
e. Bersifat rasional
Dalam pemikiran kefilsafatan berusaha menyusun suatu bagan yang bersifat
konsepsional. Yang dimaksud dengan bagan konsepsional yang rasional adalah
bagan yang bagian-bagiannya berhubungan secara logis antara satu dan lainnya.
f. Bersifat menyeluruh (komprehensif)
Hal ini berarti bahwa suatu pemikiran kefilsafatan bukan hanya berdasarkan
pada suatu fakta khusus dan individual saja, namun pemikiran kefilsafatan
haruslahsampai kepada suatu kesimpulan yang sifatnya paling umum.
g. Bersifat universal
Sifat universal berarti sampai pada suatu kesimpulan yang bersifat umum bagi
seluru umat manusia dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun.
h. Bersifat spekulatif
Spekulatif atau perekaan yaitu pengajuan dugaan-dugaan yang masuk akal
(rasional) yang melampaui batas-batas fakta.
i. Bersifat sistematis
Kefilsafatan yang sistematis memiliki ciri-ciri yaitu suatu kesatuan bagianbagian, bagian-bagian tersebut memiliki fungsi sendiri-sendiri, saling
berhubungan,kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama atau
tujuan sistem.
j. Bersifat bebas
Sifat berfikir secara kefilsafatan adalah berfikir secara bebas untuk sampai pada
hakikat yang terdalam dan universal.
3. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat
a. Apa yang dimaksudkan dengan sistem filsafat
Pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya sebagaimana yang
dikemukakan Titus, Smith dan Nolan sebagai berikut :
1) Menurut arti secara informal, Filsafat adalah sekumpulan sikap dan
kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima
secara tidak kritis.
2) Menurut arti secara formal, Filsafat adalah suatu proses kritik atau
pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi.
3) Menurut arti secara komprehensif, Filsafat adalah usaha untuk
mendapatkan gambaran keseluruhan.
4) Menurut arti secara analisis linguistik, Filsafat adalah analisa logis dari
bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.
5) Menurut arti secara aktual-fundamental, Filsafat adalah sekumpulan
problematik yang langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan
jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.
Dengan demikian, Pancasila merupakan suatu sistem mendasar dan
fundamental karena mendasari seluruh kebijakan penyelenggaraan negara.
Ketika suatu sistem bersifat mendasar dan fundamental, maka sistem tersebut
dapat dinamakan sebagai sistem filsafat.
B. Pemikiran Filosofis Pancasila menurut Para Ahli dan Pendiri Bangsa
1. Notonegoro
Dalam sebuah Lokakarya Pengamalan Pancasila yang diadakan di Yogyakarta,
sekitar tahun 1976, beliau mengatakan bahwa alinea keempat pada bagian kalimat
akhir daripada Pembukaan UUD 1945, yang
berbunyi : “Maka disusunlah
kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang dasar Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kata-kata dengan berdasarkan kepada tersebut menentukan kedudukan
Pancasila dalam Negara Republik Indonesia sebagai dasar negara. Dasar negara
tersebut bisa ibarat dasar filsafat pada sesuatu. Sifat kefilsafatan dari dasar negara
ini terwujudkan dalam rumus abstrak dari kelima sila daripada Pancasila yang katakata intinya ialah Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.
Dasar filsafat adalah ratio daripada kehidupan negara dan bangsa kita yang
berkaitan dengan Pancasila. Pancasila sebagai ratio daripada kehidupan negara dan
bangsa itu yang sesuai dengan akal jiwa bagi peningkatan martabat kehidupan
manusia, sebagai jiwa kehidupan negara dan bangsa, dan sebagai ideologi negara.
2. Abdulgani
Menurut Abdulgani pancasila merupakan filsafat negara yang lahir sebagai
collective ideologie (cita-cita bersama) dari bangsa Indonesia.
3. Soekarno
Filsafat Pancasila oleh Soekarno dikembangkan lagi sejak tahun 1955 hingga
berikutnya kekuasaannya tahun 1965. Pada saat itu, Soekarno selalu menyatakan
bahwa Pancasila merupakan filsafat asli negara Indonesia hindu-anyang diambil
dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya india (Hindu-Budha), Barat
(Kristen), dan Arab (Islam).
4. Soeharto
Pancasila merupakan sistem filsafat yang memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem
filsafat lain.
Secara ontologis, dari kajian pancasila merupakan sebagai filsafat yang
dimaknai sebagai upaya untuk dapat mengetahui pada hakikat dasar dari sila-sila
Pancasila. Bahwa pada hakikatnya dasar ontologi Pancasila ialah manusia. Sebab
Pancasila merupakan sebjek hukum pokok dari Pancasila itu sendiri. Kemudian
pada hakikatnya manusia ialah semua kompleksitas makhluk hidup baik sebagai
makhluk hidup sekaligus makhluk sosial.
Dari bidang ilmu epistemologis, filsafat Pancasila dalam arti sebagai upaya
untuk mencari kebenaran Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Dalam
persoalan mendasar epistemologis dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Tentang sumber pengetahuan manusia
b. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia
c. Tentang watak pengetahuan manusia
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam UUD
1945, diundangkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tahun II No 7
bersama dengan UUD 1945. Pancasila dari bahasa Sansekerta yaitu “Panca”
(Lima) dan “Syila” (Dasar). Pertama kali digunakan sebagai nama 5 dasar
Negara pada 1 Juni 1945 oleh Ir. Sookarno.
Bangsa Indonesia sudah ada sejak Zaman Sriwijaya, Majapahit dalam satu
kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa-bangsa barat, persatuan dan kesatuan
itu dipecah. Mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya.
Pada awalnya perjuangan dilakukan secara perang, karena gagal, Indonesia
menggunakan cara politik yang di bentuk dengan bantuan Jepang.
Tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengutamakan prinsip dasar
negara. Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno membaas dasar negara. Pada tanggal
18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Undangundang dasar negara. Jadi, Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia ditetapkan
bersamaan dengan ditetapkannya Undang-Undang Dasar 1945 dan menjadi ideologi
bangsa Indonesiaa. Maka, arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama
dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia.
C. Nilai-nilai Pancasila sebagai Satu-Kesatuan
Sebelum pancasila ditentukan sebagai dasar filsafat negara Indonesia, nilainilainya telah ada sejak zaman daulu kala, yaitu sejak lahirnya bangsa Indonesia yakni
sebelum proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun, demikian
keberadaan bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang hidup mandiri di antara bangsa
yang lain, bukanlah semata-mata ditentukan oleh ciri etnis belaka melainkan oleh
sejumlah unsur khas yang ada pada suatu bangsa Indonesia serta menjadi pembeda
dengan bangsa yang lain. Sebagai suatu bangsa, Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Dilahirkan dari satu nenek moyang, sehingga kita memiliki kesatuan darah
2. Memiliki satu wilayah di mana kita dilahirkan, hidup bersama dan mencari
sumber-sumber kehidupan bersama.
3. Memiliki satu kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia yang dibesarkan di
bawah gemilangnya kerajaan-kerajaan seperti Sriwijaya, Majapahit, Mataram,
dan lain sebagainya.
4. Memiliki kesamaan nasib, yaitu berada dalam kesenangan dan kesusahan,
dijajah Belanda, Jepang dan negara lainnya.
5. Memiliki satu ide, cita-cita dan satu tekad untuk hidup bersama dalam suatu
negara Republik Indonesia
Bagi bangsa Indonesia adanya kesatuan asas kerohanian, kesatuan pandangan
hidup, kesatuan ideologi adalah sangat penting dan bersifat sentral, karena suatu bangsa
yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui ke arah mana tujuan bangsa itu ingin dicapai.
Maka, bangsa itu harus memiliki satu pandangan hidup, ideologi maupun satu asas
kerohanian.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang dari berbagai
macam suku bangsa yang dengan sendirinya memiliki kebudayaan dan adat-istiadat
yang berbeda-beda pula. Namun, perbedaan itu harus didasari sebagai sesuatu yang
memang senantiasa ada pada setiap manusia (suku bangsa) sebagai makhluk pribadi.
Dengan adanya kesatuan asas kerohanian yang kita miliki, maka disinilah letak fungsi
dan kedudukan asas kerohanian Pancasila sebagai asas persatuan, kesatuan dan asas
kerjasama bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar filsafat hidup bangsa sekaligus berfungsi sebaagai
pemersatu bangsa Indonesia, yang dalam penghayatan Pancasila merupakan
penghayatan material. Kemudian diwujudkan dalam pengamalan subjektif Pancasila.
Sila-sila dari Pancasila sebagai asas kehidupan adalah cita-cita hidup yang seharusnya
terus diamalkan, tak ada hentinya, semakin baik, dan semakin sempurna. Pancasila
sebagai pandangan hidup dasar pemersatu bangsa Indonesia dapat diwujudkan melalui
tindakan-tindakan yang sesuai dengan kelima sila tersebut. Maka bagi bangsa Indonesia
dalam filsafat yang merupakan kerohanian Pancasila, asas pemersatu dan asas hidup
bersama. Dalam hal ini, Pancasila dalam kenyataan, objektifnya sebagai suatu
persatuan dan kesatuan yang telah ditentukan bersama setelah proklamasi sebagai dasar
filsafat negara.
D. Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar antara Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai yang
mempengaruhi jiwa dan memberi kekuatan untuk mencapai cita-cita bangsa menuju
masyarakat yang adil dan makmur. Nilai-nilai Pancasila dijadikan dasar antara hak dan
kewajiban asasi manusia untuk Warga Negara Indonesia, dikarenakan nilai-nilai
tersebut memiliki keserasian dengan adat dan budaya Indonesia. Yang memiliki
beagam suku, ras, agama, dan budaya. Hak dan kewajiban asasi manusia yang berdasar
nilai-nilai Pancasila ada sejak manusia lahir dan sejak seseorang itu menjadi bagian
warga negara indonesia, selama seseorang itu berada di wilayah Indonesia.
Penerapan-penerapan dasar nilai-nilai Pancasila dalam hak dan kewajiban asasi
manusia yaitu :
1. Penerapan sila pertama, Nilai Ketuhanan
Dalam menjalankan nilai ketuhanan ini, seluruh warga memiliki hak
berupa memeluk agama yang diyakininya, sesuai dengan pasal 28 E ayat (2)
UUD 1945. Sedangkan kewajibannya adalah tidak memaksakan keyakinan
kepada orang lain, meghormati keyakinan orang lain dan menjunjung tinggi
toleransi antar umat.
2. Penerapan sila kedua, Nilai Kemanusiaan
Sila kedua mencerminkan bahwa seluruh rakyat Indonesia memiliki
kedudukan yang sama. Dalam sila kedua ini, warga memiliki hak berupa
mendapat jaminan dan perlindungan hukum yang sama dan mendapat
kesempatan memperoleh kehidupan yang layak. Sedangkan kewajibannya
adalah mengakui persamaan hak setiap perran waarga negara indonesia tanpa
memandang suku, keturunan, jenis kelamin, agama, dan sebagainya.
3. Penerapan sila ketiga, Nilai Persatuan
Sila ketiga mempunyai nilai bahwa walau suku dan agama berbeda-beda
namun bangsa Indonesia tetap bersatu di bawah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Adapun hak yang dimiliki oleh warga dari nilai sila ketiga ini adalah
mengembangkan seni dan budaya daerah dengan niat memperkaya seni dan
budaya nasional. Sedangkan kewajibannya adalah menjunjung tinggi
kebersamaan dan rela berorban jiwa dan raga demi terciptanya keutuhan NKRI.
4. Penerapan sila keempat, Nilai Kerakyatan
Sila keempat ini mencerminkan kedaulatan rakyat dan juga kekuasaan
berada di tangan rakyat. Dalam sila ini, warga memiliki hak berupa rakyat
bebas
mengeluarkan
pendapat
yang
bersifat
membangun
dan
bertanggungjawab, mendapat jaminan untuk berpolitik secara demokratis
dengan kebebasan berpendapat dan berorganisasi. Sedangkan kewajibannya
adalah tidak memaksakan pendapat pribadi atau golongan kepada pihak lain.
Serta mengutamakan musyawarah dalam setiap masalah yang dihadapi.
5. Penerapan sila kelima, Nilai Keadilan
Wujud nilai dari sila kelima ini adalah keadilan bagi seluruh warga
Indonesia. Seseorang bisa dikatakan adil ketika ia bisa bersikap asil pada
dirinya sendiri dan orang lain. Hak yang mencakup sila kelima adalah
mendaapat perlakuan adil dalam seluruh aspek kehidupan yang melingkupi
ekonomi,
politk
dan
budaya.
Sedangkan
kewajibannya
adalah
mempertahankan sikap gotong royong di lingkungan masyarakat dan hidup
sederhana tidak berlebihan, hemat dan tidak boros.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran mengenai Pancasila sebagai filsafat dapat dipelajari melalui
berbagai cara dan dapat diperoleh dari berbagai media, seperti buku, media sosial, dan
lain sebagainya. Pada intinya, Pancasila sebagai filsafat adalah mengenai Pancasila
yang menjadi dasar atas bangsa ini. Menjadi dasar-dasar dalam hal berpolitik,
berhubungan dengan antar manusia satu dengan yang lainnya, dalam hidup
bermasyarakat, dan yang lain sebagainya.
B. Saran
Dalam mempelajari sesuatu, janganlah hanya terpaku pada buku. Karena ilmu
tidak hanya dalam lembaran-lembaran kertas saja, melainkan semua hal yang ada di
bumi ini adalah ilmu dan karena semua hal yang akan kita lakukan juga semuanya
adalah dari ilmu yang kita punya, yang tentunya bukan hanya dari lembaran semata,
namun, bisa dari tatapan netra kita.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Filsafat
http://www.google.com/amp/s/guruppkn.com/nilai-nilai-pancasila-mengandung-hubunganhak-dan-kewajiban/amp
https://www.academia.edu/30687356/PANCASILA_SEBAGAI_FILSAFAT
Kaelan,1996. Filsafat Pancasila.Yogyakarta : Paradigma
Pradana,Dhika.Pancasila Sebagai Filsafat. Dikutip 2 Oktober 2019 dari Pancasila Sebagai
Filsafat:.
Soemasdi,Hartati.1992.Pemikiran Tentang Filsafat Pancasila.Yogyakarta: Andi Offset
Yogyakarta.
Download