Uploaded by ferdiansyah571

Contoh proposal

advertisement
TAUFIK IBRAHIM's CORNER
Kreasi-Inovasi-Motivasi untuk Pembelajaran

















Beranda
Informasi
Motivasi
Nasyid
Tentang Aku
Tes Online
Media Belajar
Inovasi
Tugas Siswa
Kelasku
Software
Guru Menulis
Tutorial
Otak Kanan
Sekolahku
Buku Keren
Laci Kuliah
RSS
Proposal PTK
Berikut ini saya lampirkan contoh proposal PTK yang penulis buat
berdasarkan hasil ‘belajar’ dari berbagai buku PTK, membaca artikel PTK, workshop PTK di
MGMP IPS Kota Depok, serta masukan dari berbagai pihak. Namun demikian, mohon
koreksinya ya jika masih ada kekurangan! Lets sharing ‘n growing together!
(Bakal) P R O P O S A L
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(P T K)
Penyusun : Taufik Ibrahim, S.Pd
A.
Judul Penelitian
Kolaborasi Media Pepisong dan Model NHT Interaktif Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa dalam Pembelajaran Perang Dunia II Kelas IX-3 di SMP Negeri 14 Depok.
B.
Sistematika Proposal PTK
Bab I Pendahuluan
1.
Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan di Ujian
Sekolah pada setiap akhir tahun pelajaran yang juga ikut menentukan predikat kelulusan setiap
siswa SMP, karena dari pelajaran IPS tersebut diharapkan siswa mampu meningkatkan kepekaan
terhadap masalah-masalah sosial disekitarnya serta mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat
dalam kehidupan mereka sehari-hari sehingga penguasaan terhadap materi pelajaran IPS perlu
mendapat perhatian khusus. Salah satu materi ajar yang perlu mendapat perhatian khusus itu
adalah pada bab perang dunia II yang konten materinya begitu banyak jalinan cerita yang bersifat
kronologis serta bersifat berurut.
Permasalahannya kondisi siswa di pembelajaran perang dunia II seringkali didominasi oleh
kegiatan menulis, mencatat, mendengarkan guru menerangkan, membaca buku. Semua itu adalah
aktivitas yang dilakukan oleh otak kiri saja sehingga siswa sering merasa bosan untuk belajar dan
kurang memiliki inisiatif untuk aktif secara individu maupun berkelompok.
Problem lainnya juga nampak pada sebuah momen pembelajaran seringkali jika guru memanggil
siswa untuk tampil di depan kelas pemandangan yang terjadi nyaris selalu ada dua kondisi yang
muncul yaitu ada siswa yang dengan mudah dipanggil maju ke depan kelas, sebaliknya banyak
siswa yang selalu sulit untuk memberanikan diri tampil ke depan kelas. Hal lain lagi yang sering
terlihat para siswa kurang terkondisi dalam keadaan bahwa tiap individu siswa memiliki peluang
yang sama untuk dilibatkan secara aktif, seharusnya tidak melulu para siswa yang pandai saja
yang aktif tetapi siswa lainnya pun dapat berperan lebih aktif dari biasanya. Untuk itu perlu
dipikirkan model pembelajaran yang memungkinkan semua siswa aktif seperti beberapa model
pengelompokkan yang telah banyak kita kenal.
Model pembelajaran yang didominasi oleh guru melalui ceramah-ceramahnya menyampaikan
sejumlah informasi/materi pelajaran yang sudah disusun secara sistematis mengkondisikan
siswa dalam tingkat partisipasi yang rendah serta siswa sering berada dalam situasi “tertekan”
yang berakibat pada tidak optimalnya pemusatan perhatian pada kemampuan yang harus
dikuasainya menjadi rendah termasuk juga aktivitas belajar yang kurang menantang siswa untuk
melakukan kerja yang maksimal. Dan kalau hal ini terus berlanjut maka tujuan pengajaran IPS
yang telah disampaikan di atas tidak dapat tercapai.
Selain itu, hal yang menjadi hambatan selama ini adalah pembelajaran IPS oleh guru seringkali
dikemas dengan cara yang konvensional atau tradisional yang selalu melaksanakan rutinitas yang
cenderung mengendapkan kreativitas serta seperti menutup mata terhadap perkembangan IPTEK
yang sebenarnya memberi kemudahan dalam konteks penyampaian materi pelajaran, namun
semua itu seperti terabaikan begitu saja. Dalam hal ini media pembelajaran yang digunakan oleh
guru kurang menarik minat para siswa.
Untuk itulah diperlukan inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mendorong
terciptanya pembelajaran IPS dalam hal ini materi perang dunia II yang berkualitas yang
berangkat dari pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
Atas dasar semua itu, perlu adanya upaya-upaya agar segala hambatan yang selama ini berlaku
dapat segera diatasi. Upaya-upaya yang mampu mengkondisikan seluruh siswa dapat aktif dalam
proses pembelajaran. Salah satu cara agar pembelajaran IPS dapat berlangsung dalam suasana
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) berbasis TIK adalah pemanfaatan software
Mindjet MindManager Pro 7 untuk menyusun media PEPISONG yang merupakan singkatan
dari PEta PIkiran yang masih koSONG sebagai bentuk kegiatan integrasi teknologi dalam
pembelajaran yang didukung model pembelajaran berkelompok Number Head Together(NHT)
interaktif dengan yang memanfaatkan software SmartNotebook 10.7. Strategi ini disinyalir akan
lebih mampu meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui
kolaborasi pemanfaatan media Pepisong dan pengelompokkan model Number Heads Together
(NHT) interaktif dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar
siswa, khususnya pada materi Perang Dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok.
2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah
1.
2.
3.
4.
5.
Pembelajaran IPS didominasi oleh aktivitas otak kiri saja.
Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS.
Partisipasi siswa di pembelajaran IPS masih sangat kurang.
Hasil belajar siswa kurang optimal.
Guru belum kreatif dan cenderung mempertahankan tradisi mengajar konvensional serta
cenderung mengabaikan integrasi teknologi dalam pembelajaran.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana menerapkan media pepisong dan NHT interaktif agar dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP
Negeri 14 Depok?
2. Apakah penerapan peta media pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14
Depok?
4. Cara Memecahkan Masalah
Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini, yaitu penerapan media pepisong
dan NHT interaktif. Dengan penerapan ini, diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS akan meningkat.
5. Hipotesis Tindakan
Penelitian ini direncanakan terbagi ke dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti
prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
1. Dengan diterapkan media pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok.
2. Dengan diterapkan media pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok.
6. Tujuan PTK
a. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajarn IPS.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
c. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajarn IPS.
d. Menkondisikan Guru dan siswa untuk mampu mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran.
e. Mengoptimalkan potensi otak kanan dan kiri para siswa.
f. Menjadikan guru lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran IPS.
7. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di bidang pendidikan khususnya dalam meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa di pembelajaran IPS. Penelitian ini juga berguna:
7.1 Bagi Penulis
Merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang professional.
7.2 Bagi Siswa
1.
2.
3.
4.
Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajarn IPS.
Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
Meningkatnya partisipasi siswa dalam pembelajarn IPS.
Optimalnya potensi otak kanan dan kiri para siswa.
7.3 Bagi Guru IPS dan guru lainnya
1. Guru mampu mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.
2. Guru lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran IPS.
3. Dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran
dengan media dan model pengelompokkan yang tepat.
7.4 Bagi Sekolah
1. Merupakan sumbangsih bagi pengembangan praktek pembelajaran yang inovatif di SMP
Negeri 14 Depok.
2. Memotivasi sekolah untuk lebih meningkatkan layanan terhadap peningkatan mutu para
guru di SMP Negeri 14 Depok.
Bab II Kajian Teori
1.
Hakikat Peta Pikiran Kosong
Sebelum dibahas pengertian peta pikiran kosong, perlu dijelaskan disini bahwa peta pikiran
(mind map) dalam konteks ini adalah pemanfaatan aplikasi piranti lunak (software) Mindjet
MindManager Pro7 untuk membuat peta pikiran. Konsep Mind Map ala Tony Buzan sedikit
banyak membutuhkan kemampuan dan waktu untuk menggambar. Dan usaha ini tentunya akan
memakan waktu yang tidak sedikit. Namun, dengan aplikasi ini kita tidak perlu khawatir akan
hambatan ini sehingga kita dapat bekerja dengan kreatif namun dengan waktu yang relatif
singkat.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Minjet MindManager Pro 7 adalah Sebuah aplikasi software
yang memberi kemudahan dalam hal pembuatan peta pikiran sehingga peta pikiran yang
dihasilkan mampu memudahkan guru untuk meringkas materi ajar secara efektif dan efisien
termasuk dalam hal penyampaian materi ajar sedangkan siswa dapat menyerap materi pelajaran
IPS dengan lebih antusias sekaligus mampu memanjakan kesukaan otak siswa yang cenderung
menyukai bentuk (simbol) dan warna sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang
dan meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa itu sendiri.
1. Konsep Mind Map Tony Buzan
Konsep pemetaan pikiran diperoleh dengan menggabungkan antara teks dan gambar dalam
sebuah bentuk jaringan sehingga mudah dipahami, menarik dan pastinya mudah diingat.
Sistem ingatan yang diterapkan berdasarkan pada imajinasi dan asosiasi yang mampu
menyeimbangkan fungsi otak kiri (OKI) yang short term memory (ingatan jangka pendek) dan
otak kanan (OKA) yang long term memory (ingatan jangka panjang) sehingga memungkinkan
sebuah informasi diingat dengan rinci sampai beberapa puluh tahun.
Dalam bukunya “How to Mind Map” Tony Buzan mengungkapkan bagaimana cara otak
bekerja. Yakni dengan menggunakan gambar-gambar dengan jaring-jaring penghubungnya. Otak
terpicu oleh sebuah kata yang kemudian memunculkan imajinasi berupa gambar. Jaringan
informasi yang dilengkapi dengan gambar inilah yang merupakan Mind Map alami yang
dirancang oleh otak ketika kita terpicu oleh sebuah kata atau ide. Dengan membuat sistem kerja
seperti ini maka kita telah memulai mengembangkan kemampuan berpikir kita dengan cara yang
luar biasa.
Tony Buzan menemukan bentuk yang mampu menerjemahkan konsep ingatan imajinasi dan
asosiasi tersebut, Tony Buzan menemukan bahwa bentuk alat yang mirip sulur binatang,
sederhana dan cantik mampu memberikan kebebasan untuk berpikir dengan rancangan sendiri
yang mencerminkan kreativitas dan kecerdasan alami saat proses berpikir sedang berlangsung.
Bentuk ini bisa dibuat oleh siapa saja tanpa membutuhkan kemampuan menggambar yang
mahir, namun tetap bisa mewakili ide/gagasan yang ingin disampaikan. Interpretasi ide, gagasan
dan informasi inilah yang kemudian disebut Mind Map. Tony Buzan mengungkapkan bahwa
Mind Map membantu kita untuk belajar, mengatur, menyimpan sebanyak mungkin informasi
yang diinginkan, serta mengelompokkan informasi tersebut sehingga memudahkan untuk
mendapatkan kembali informasi atas segala hal yang dibutuhkan.
Mind map juga merupakan cerminan dari kemampuan dan proses berpikir alami otak yang sarat
dengan gambar. Dengan cara mengungkapkan ide seperti ini, kita melatih otak untuk berpikir
secara teratur dan seimbang dengan menggunakan fungsi otak kiri dan kanan.
Mind Map seperti halnya peta jalan yang memberi ringkasan atas sesuatu ide yang luas,
mengumpulkan data dan informasi di suatu tempat, menyajikannya dalam bentuk yang
menyenangkan untuk dilihat, dibaca dan tentu saja diingat.
Dalam bukunya “Gunakan Kepala Anda”, Tony buzan menjelaskan keunggulan peta pikiran
(mind map) jika dibandingkan dengan pembuatan catatan linear, antara lain :
1. Bagian tengah bersama gagasan utamanya terdefinisi dengan lebih jelas.
2. Tingkat relatif pentingnya setiap gagasan ditunjukkan dengan jelas. Semakin penting
gagasan semakin dekat ke bagian tengah dan semakin tidak penting semakin dekat
gagasan tersebut ke bagian pinggir.
3. Hubungan di antara konsep kata kunci dapat dikenali dengan cepat karena hubungan dan
kedekatannya.
4. Sebagai akibat hal di atas, kemampuan mengingat dan kaji ulang akan lebih efektif dan
lebih cepat.
5. Sifat strukturnya memungkinkan melakukan penambahan informasi baru dengan mudah
tanpa mencoret atau menjejalkannya secara tidak rapi, dan lain-lain.
6. Setiap peta yang dibuat akan terlihat dan berbeda dengan setiap peta lain. Ini akan
membantu dalam mengingat.
7. Dalam bidang pembuatan catatan yang lebih kreatif, seperti penyusunan esai, dan lainlain, sifat terbuka peta akan memungkinkan otak membuat hubungan yang baru dengan
jauh lebih mudah.
1. Konsep (Lanjutan) Peta Pikiran (Mind Map) Sutanto Windura, BLI*
(*Certified Buzan Licensed Instructor)
1). Pengertian Mind Map
Mind map adalah salah satu sistem yang menggunakan prinsip manajemen otak untuk membuka
seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih tersembunyi. Kontribusinya dalam membantu
siswa belajar secara efektif, efisien, dan menyenangkan sudah terbukti dan mendapatkan
pengakuan di seluruh dunia. Walaupun dunia sudah mengakui kehebatan sistem ini, namun di
Indonesia, khususnya kalangan dunia pendidikan, Mind Map belum digunakan secara luas.
Mind Map adalah salah satu sistem how to learn yang paling penting dan harus didapatkan
paling pertama oleh siswa jika mau menggunakan otaknya secara efektif dan efisien dalam
belajar. Penggunaan Mind Map akan menyebabkan proses belajar yang menyenangkan dan
mendorong siswa untuk mandiri belajar serta sukses dalam prestasi akademiknya.
Mind Map adalah suatu teknis grafis yang memunginkan kita untuk mengeksplorasi seluruh
kemampuan kita untuk berpikir dan belajar. Mind map prinsip kerjanya sudah melibatkan kedua
belah otak secara aktif dan sinergis sehingga pembelajaran pasti terasa menyenangkan.
Penggunaan gambar dan illustrasi dalam belajar akan mengaktifkan otak kanan siswa, dan
menyeimbangkan dengan otak kirinya. Mind Map banyak menggunakan gambar yang dapat
mengaktifkan otak kanan (OKA) dan warna yang menyenangkan otak.
Mind Map juga menggunakan hierarki antara informasi sehingga tingkat kepentingan informasi
juga diperhatikan. Suatu materi pelajaran yang sudah tersusun hierarkinya akan jauh lebih mudah
dipahami. Suatu informasi akan lebih mudah diingat kalau terasosiasi dengan informasi lain yang
sudah kita ingat sebelumnya. Mind map juga menggunakan prinsip asosiasi tersebut dan
menyebabkan hubungan antar informasi menjadi jelas dan sistematis.
Pusat Mind Map ada di tengah-tengah kertas agar menarik perhatian mata dan otak kita. Sesuatu
yang menarik mata dan otak kita pasti akan menyebabkan kita mudah untuk fokus. Cara kerja
Mind Map tidak lain adalah sama dengan apa yang terjadi pada sel otak, yaitu memancar dari
satu titik ke titik lainnya.
Learning must be fun! Informasi yang masuk ke otak dengan cara peta pikiran akan mudah
dipelajari, diingat, dianalisis, dan dikeluarkan lagi (recall) kembali dari otak secara cepat dan
efisien. Itulah keunggulan luar biasa dari Mind Map.
2). Hukum Mind Map
Adapun hukum Mind Map yaitu :
1. Pusat Mind map harus berupa gambar, dan terletak ditengah-tengah kertas.
2. Cabang utama Mind Map memancar langsung dari pusat Mind Map ke segala arah.
Gunakan warna yang berbeda untuk cabang yang berbeda.
3. Panjang cabang sesuai dengan panjang kata kunci di atasnya.
4. Kata yang ditulis di atas cabang berupa kata kunci dan diusahakan hanya satu kata.
5. Tambahkan gambar dan warna sebanyak mungkin dalam Mind Map.
6. Gunakan garis lengkung untuk tiap cabang.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan peta pikiran kosong adalah sebuah media belajar
siswa berupa mind map atau peta pikiran yang disediakan oleh guru namun isinya belum ada
atau kosong sehingga siswalah yang nantinya akan mengisi peta pikiran tersebut sesuai dengan
pancaran pikiran masing-masing siswa atau kelompok.
2.
Hakikat Model NHT Interaktif
Jika kita sebagai guru ingin melihat siswa yang sulit diaktifkan termasuk siswa paling pendiam
pun berani tampil ke depan kelas maka ada teknik yang dapat dijadikan alternatif bagi para guru
yaitu melalui pemanfaatan Random Tools for Students yang merupakan bagian dari software
SmartNotebook 10.7 (software layar sentuh) dan dikombinasikan oleh Model Pembelajaran
Number Heads Together (NHT Interaktif/ NHT Digital).
Apa yang dimaksud dengan SmartNotebook 10.7? aplikasi ini diperuntukkan bagi penyusunan
media pembelajaran interaktif berbasis layar sentuh yang dikembangkan oleh Smart
Technologies Inc. dari Kanada. Ada banyak fitur-fitur menarik yang dapat para guru
kembangkan dari aplikasi SmartNotebook 10.7 ini, salah satu yang menarik menurut penulis
setelah penulis mempraktekkan langsung di kelas bersama siswa yaitu Random Tools for
Students.
Random Tools for Students adalah fitur yang diperuntukkan agar guru dapat memilih siswa mana
atau kelompok berapa yang harus tampil ke depan kelas. Cara memilihnya guru tidak lagi
mengucapkan secara lisan tapi menggunakan Random Tools yang dapat mencari sendiri secara
acak siswa mana yang terpilih. Dari beberapa kali penulis lakukan di kelas, hampir tiap kelas
seluruh siswanya dengan sukarela mau untuk tampil termasuk para siswa yang pendiam atau
kurang aktif akan secar sukarela dan senang hati maju ke depan kelas untuk beraktivitas
mengikuti pembelajaran.
Keunikan dari Random Tools ini dapat memilih siswa dengan efek suara sehingga siswa merasa
terpacu adrenalinnya menunggu siapa yang akan terpilih. Selain itu juga modelnya juga cukup
banyak. Ada yang dapat dimanfaatkan untuk membuat kelompok secara otomatis dari nama
siswa satu kelas,ada juga yang dimanfaatkan untuk memilih anggota kelompok berdasarkan foto
siswa dalam satu kelas.
Random Tools for Students tadi akan sangat “powerfull’ jika dikombinasikan dengan Model
Pengelompokkan Number Heads Together (NHT) yang ditemukan oleh Spencer Kagan tahun
1992. Model pembelajaran ini mengkondisikan seluruh siswa menjadi beberapa kelompok kecil
dimana tiap anggota kelompok memiliki nomor urut masing-masing yang juga menjadi kode
panggil. Cara pemilihan anggota kelompoknya pun diupayakan heterogen dari sisi kemampuan
siswanya sehingga distribusi ilmunya akan terjalin dengan baik serta lebih merata . Dalam
konteks ini, penulis mengembangkan model NHT tadi dengan menyusunnya menggunakan
software SmartNotebook 10.7 terutama dengan fitur Random Tools for Students sehingga NHT
yang terbetuk menjadi lebih interaktif lagi.
3.
Hakikat Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS SMP
3.1.Hakikat Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas
dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang proses belajar mengajar da memperoleh manfaat
dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa, yaitu meningkatnya jumlah siswa yang
terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya
jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode belajar mengajar
yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa lebih berperan
dan lebih terbuka serta sensitive dalam kegiatan belajar mengajar.
Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: pertama, mayoritas siswa beraktivitas dalam
pembelajaran; kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa; ketiga, mayoritas
siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru.
3.2. Hakikat Hasil Belajar
Menurut Samuel Soeitoe hasil belajar merupakan perubahan mental pada diri pelajar atau
modifikasi kecenderunganya. Perubahan yang dimaksud, baik perubahan kognitif, afektif
maupun psikomotor. Perubahan-perubahan yang terjadi itu akan berinteraksi, artinya saling
mempengaruhi satu sama lain dank an tergambar pada diri siswa.
Lily Budiarjo mengutip pengertian hasil belajar yang dikemukakan Bentley dalam buku The
Bussines of Training (1991) bahwa hasil belajar siswa ditandai oleh dua proses yaitu proses
menemukan dan proses menerima.
Sedangkan S. Nasution menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan pada
individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan
penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.
Hasil belajar siswa merupakan hasil yang dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar
(KBM) pada satu mata pelajaran untuk jangka waktu tertentu dan dapat diketahui dari hasil
penilaian belajar (evaluasi).
Evaluasi sebagai salah satu komponen pada sistem instruksional yang tak terpisahkan dalam
KBM. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian evaluasi. Menurut Wand dan Brown,
evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu. Sesuai dengan
pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk
menentukan nilai segala sesuatu dalam dunai pendidikan atau yang ada hubungannya dengan
dunia pendidikan.
Menurut Benjamin S. Bloom, evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan
pendidikan dan proses perkembangan ilmu telah berada di jalur yang diharapkan. Dari
pengertian tersebut, jelas bahwa peran evaluasi begitu besar dalam kegiatan pendidikan.
Keberhasilan suatu pengajaran umumnya dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa pada
mata pelajaran yang bersangkutan. Selain itu, tingkat motivasi siswa dalam proses belajar
mengajar turut membantu tercapainya hasil belajar yang diiinginkan. Keberhasilan dalam proses
belajar mengajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
bisa timbul dari dalam (intern) dan luar (ekstern) individu. Salah satu faktor intern adalah
motivasi siswa yang berperan besar terhadap keberhasilan belajar. Sedangkan salah satu faktor
ekstern yang cukup menonjol adalah fasilitas pembelajaran yang dalam hal ini dimaksudkan
sebagai sarana komputerisasi serta kemampuan komputer guru itu sendiri. Kedua faktor tersebut
sedapat mungkin diarahkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Penilaian terhadap kemajuan dan hasil belajar siswa harus dilakukan secara berkesinambungan
dan seobyektif mungkin. Menilai kemajuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
mempunyai tujuan ganda, yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kesulitan yang
dialami siswa dalam menguasai materi pelajaran dan untuk mengetahui relevansi antara tujuan,
materi, metode dan sasaran penyelenggaraan program pembelajaran. Berdasarkan tujuan tersebut
siswa dan guru memerlukan umpan balik (feedback) atas upaya yang mereka lakukan sehingga
siswa mengetahui hasil belajarnya dan guru juga mengetahui keefektifan strategi pengajaran.
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dimaksud dengan penilaian adalah nilai tes di setiap
akhir pembelajaran maupun ulangan harian siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial
(IPS) materi Perang Dunia II
Bab III Metodologi Penelitian
1.
Setting Penelitian
1.1 Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok untuk mata
pelajaran IPS materi Perang Dunia II.
1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013, yaitu bulan Juli
2012 sampai dengan Desember 2012.
1.3 Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS pada materi Perang Dunia II melalui kolaborasi
media pepisong dan model NHT interaktif.
2.
Persiapan PTK
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk
memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan
dijadikan PTK, yaitu kompetensi dasar (KD) 1.2.1 Mendeskripsikan Perang Dunia II. Selain itu,
juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa :
(1). Lembar Kerja Siswa berupa print out & file peta pikiran yang masih kosong.
(2). Rangkuman Materi Perang Dunia II (Catatan Linear)
(3). Lembar Pengamatan Diskusi.
(3). Lembar Evaluasi.
(5). Tampilan NHT Interaktif menggunakan SmartNotebook 10.7.
Dalam persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.
3.
Subyek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas sembilan yang terdiri dari 38
siswa dengan komposisi perempuan 19 dan laki-laki 19 siswa.
4.
Sumber Data
(1) Siswa
Untuk mendapatkan data tentang aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
(2) Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi kolaborasi media pepisong dan model NHT
interaktif juga aktivitas serta hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
(3) Teman Sejawat dan Kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implemetasi
PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.
5.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data PTK
1.1. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
1.2. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam PBM
dan implementasi media pepisong dan model NHT interaktif.
1.3. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi media
pepisong dan model NHT interaktif.
1.4. Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.
2. Alat Pengumpul Data PTK
2.1. Tes : menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar siswa.
2.2. Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar IPS.
2.3. Wawancara : menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap
siswa dan teman sejawat tentang media pepisong dan model NHT interaktif.
2.4. Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang media
pepisong dan model NHT interaktif.
2.5. Diskusi : menggunakan lembar hasil pengamatan.
6.
Indikator Kinerja
Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah guru, kerabat guru
merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja siswa.
1. Siswa
1. Tes: rata-rata nilai ulangan harian.
2. Observasi: keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar IPS
3. Guru
1. Dokumentasi: kehadiran siswa.
2. Observasi: hasil observasi.
7.
Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian yang kemudian dibuat
dalam persentase ketuntasan belajar para siswa.
2. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar IPS: dengan menganalisis tingkat
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar IPS. Adapun kriteria keberhasilan dapat
dikategorikan dalam rentang sebagai berikut:
Kriteria Keberhasilan
≥ 80 %
Sangat Baik
60 % – 79,9% Baik
40 % – 59,9% Cukup Baik
20 % – 39,9% Kurang Baik
< 20 %
8.
Sangat Kurang
Prosedur Penelitian
Siklus 1 (Tiga kali Pertemuan)
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi
sebagai berikut:
1). Perencanaan (Planning)
a.Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan
disampaikan kepada siswa.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Membuat lembar kerja siswa berupa file peta pikiran yang masih kosong memanfaatkan
software Mindjet MindManager Pro 7.
d. Sosialisasi pada siswa tentang hukum peta pikiran & cara membuatnya.
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
f. Menyusun NHT Interaktif memanfaatkan software SmartNotebook 10.7.
g. Membuat lembar observasi untuk mendokumentasikan kegiatan siswa.
h. Membuat lembar observasi untuk mendokumentasikan kegiatan guru.
2). Pelaksanaan (Acting)
Alokasi
Waktu
Uraian Kegiatan
1. 1.
Kegiatan Pendahuluan
Pertemuan ke-1 1.1 Apersepsi: Guru membuka pertemuan dengan doa lalu
(Latar Belakang memberi salam, menuliskan nama siswa yang tidak masuk dan
Perang Dunia II) bertanya kepada siswa apakah sudah siap mengikuti pelajaran.
1.2
Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai pada
10 menit
pertemuan saat itu.
1.3 Guru mengaitkan peran/manfaat penguasaan kompetensi
dalam kehidupan siswa.
1. 2.
Kegiatan Inti:
EKSPLORASI
2.1 Guru menayangkan foto/gambar tentang Perang Dunia II.
Guru meminta tanggapan / komentar beberapa siswa terhadap
tayangan foto/gambar tersebut.
2.2 Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi
sekaligus menimbulkan ketertarikan siswa terhadap materi
pelajaran yang akan dipelajari.
ELABORASI
2.3 Guru membentuk kelompok dengan cara yang unik sehingga
para siswa terbagi menjadi 8 (delapan) kelompok.
2.4 Tiap kelompok menggunakan satu Notebook/Netbook untuk
bekerja kelompok.
2.5 Guru membagikan lembaran bahan diskusi sekaligus bahan
kerjaberupa rangkuman materi dalam bentuk catatan linear dan
FKS (File Kerja Siswa)berupa Peta Pikiran yang sebagian kosong
dan sebagian kecil telah terisi pada sub judul yaitu Latar Belakang
Perang Dunia II.
2.6 Tiap kelompok berdiskusi dan bekerja sama untuk memahami
materi pelajaran yang bersumber dari rangkuman materi yang telah
diberikan oleh guru serta mengisi File Kerja Siswa berupa Peta
Pikiran Kosong.
2.7 Selama diskusi guru melakukan penilaian menggunakan tabel
pengamatan kegiatan siswa.
KONFIRMASI
2.8 Guru mengundi dengan memanfaatkan NHT Interaktif yang
60 menit
dibuat menggunakan software SmartNotebook 10.7 dengan
berdasarkan Tabel Penilaian Proses Number Heads Together untuk
memilih kelompok mana yang presentasi terlebih dahulu sekaligus
anggota kelompok mana yang harus membawakan presentasi
tersebut.
2.9 Guru mengundi lagi untuk memilih secara acak dari kelompok
lain untuk bertanya atau memberi tanggapan. Demikian seterusnya
juga berlaku untuk kelompok lain.
1. 3.
Kegiatan Penutup:
3.1 Guru menguji penguasaan materi siswa melalui tes tertulis
(soal diberikan lewat tayangan Di layar LCD).
3.2 Guru mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan saat
itu dan mengajak seluruh siswa untuk memberikan apresiasi
terhadap kelompok terbaik tersebut dengan tepuk tangan.
10 menit
3.3 Guru memberikan tugas latihan soal (PR) dari Buku BSE
Sutarto.
1. 1.
Kegiatan Pendahuluan
1.4 Apersepsi: Guru membuka pertemuan dengan doa lalu
Pertemuan ke-2
memberi salam, menuliskan nama siswa yang tidak masuk dan
(Pihak yang
bertanya kepada siswa apakah sudah siap mengikuti pelajaran.
Berperan &
Jalannya Perang
1.5 Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai pada
Dunia II)
pertemuan saat itu.
1. 2.
10 menit
Kegiatan Inti:
EKSPLORASI
60 menit
2.10
Guru mereviu kembali tentang materi pelajaran yang
telah dipelajari sebelumnya
2.11
Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali
informasi sekaligus menimbulkan ketertarikan siswa terhadap
materi pelajaran yang akan dipelajari.
ELABORASI
2.12
Guru memerintahkan kepada seluruh siswa untuk
kembali duduk ke kelompoknya masing-masing sehingga para
siswa terbagi menjadi 8 (delapan) kelompok seperti di pertemuan
sebelumnya.
2.13
Tiap kelompok menggunakan satu Notebook/Netbook
untuk bekerja kelompok.
2.14
Guru membagikan lembaran bahan diskusi sekaligus
bahan kerjaberupa rangkuman materi dalam bentuk catatan linear
dan FKS (File Kerja Siswa)berupa Peta Pikiran yang sebagian
kosong dan sebagian kecil telah terisi pada sub judul yaitu Pihak
yang Berperan dan Jalannya Perang Dunia II.
2.15
Tiap kelompok berdiskusi dan bekerja sama untuk
memahami materi pelajaran yang bersumber dari rangkuman
materi yang telah diberikan oleh guru serta mengisi File Kerja
Siswa berupa Peta Pikiran Kosong.
2.16
Selama diskusi guru melakukan penilaian
menggunakan tabel pengamatan kegiatan siswa.
KONFIRMASI
2.17
Guru mengundi dengan memanfaatkan NHT Interaktif
yang dibuat menggunakan software SmartNotebook 10.7 dengan
berdasarkan Tabel Penilaian Proses Number Heads Together untuk
memilih kelompok mana yang presentasi terlebih dahulu sekaligus
anggota kelompok mana yang harus membawakan presentasi
tersebut.
2.18
Guru mengundi lagi untuk memilih secara acak dari
kelompok lain untuk bertanya atau memberi tanggapan. Demikian
seterusnya juga berlaku untuk kelompok lain.
1. 3.
Kegiatan Penutup:
1. Guru menguji penguasaan materi siswa melalui tes
tertulis (soal diberikan lewat tayangan Di layar
LCD)
2. Guru mengumumkan kelompok terbaik pada
10 menit
pertemuan saat itu dan mengajak seluruh siswa
untuk memberikan apresiasi terhadap kelompok
terbaik tersebut dengan tepuk tangan.
3. Guru memberikan tugas latihan soal (PR) dari Buku
BSE Sutarto.
1. 1.
Pertemuan ke-3
(Akibat Perang
Dunia II di
berbagai bidang)
Kegiatan Pendahuluan
1.6 Apersepsi: Guru membuka pertemuan dengan doa lalu
memberi salam, menuliskan nama siswa yang tidak masuk dan
bertanya kepada siswa apakah sudah siap mengikuti pelajaran.
10
menit
1.7 Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai pada
pertemuan saat itu.
1. 2.
Kegiatan Inti:
EKSPLORASI
2.19
Guru mereviu kembali tentang materi pelajaran yang
telah dipelajari sebelumnya.
2.20
Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi
sekaligus menimbulkan ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran
yang akan dipelajari.
ELABORASI
1.3 Guru memerintahkan kepada seluruh siswa untuk kembali
duduk ke kelompoknya masing-masing sehingga para siswa terbagi
menjadi 8 (delapan) kelompok seperti di pertemuan sebelumnya.
1.4 Tiap kelompok menggunakan satu Notebook/Netbook untuk
bekerja kelompok.
1.5 Guru membagikan lembaran bahan diskusi sekaligus bahan
kerjaberupa rangkuman materi dalam bentuk catatan linear dan FKS
(File Kerja Siswa)berupa Peta Pikiran yang sebagian kosong dan
sebagian kecil telah terisi pada sub judul yaitu Akibat Perang Dunia
II di berbagai bidang.
60
menit
1.6 Tiap kelompok berdiskusi dan bekerja sama untuk memahami
materi pelajaran yang bersumber dari rangkuman materi yang telah
diberikan oleh guru serta mengisi File Kerja Siswa berupa Peta
Pikiran Kosong.
1.7 Selama diskusi guru melakukan penilaian menggunakan tabel
pengamatan kegiatan siswa.
KONFIRMASI
1.8 Guru mengundi dengan memanfaatkan NHT Interaktif yang
dibuat menggunakan software SmartNotebook 10.7 dengan
berdasarkan Tabel Penilaian Proses Number Heads Together untuk
memilih kelompok mana yang presentasi terlebih dahulu sekaligus
anggota kelompok mana yang harus membawakan presentasi
tersebut.
1.9 Guru mengundi lagi untuk memilih secara acak dari kelompok
lain untuk bertanya atau memberi tanggapan. Demikian seterusnya
juga berlaku untuk kelompok lain.
1. 2.
Kegiatan Penutup:
3.1.Guru menguji penguasaan materi siswa melalui tes tertulis (soal
diberikan lewat tayangan Di layar LCD)
3.2.Guru mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan saat itu
dan mengajak seluruh siswa untuk memberikan apresiasi terhadap
kelompok terbaik tersebut dengan tepuk tangan.
3.3.Guru memberikan tugas latihan soal (PR) dari Buku BSE Sutarto.
3). Pengamatan (Observation)
a. Situasi kegiatan belajar mengajar.
b. Keterlibatan siswa untuk mengukur seberapa tinggi aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
c. Kemampuan siswa dalam kerja kelompok maupun individu.
4). Refleksi (Reflecting)
10
menit
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Minimal 75% dari jumlah siswa aktif mengikuti pembelajaran.
2. Minimal 75% dari jumlah siswa memiliki nilai ulangan harian yang mencapai dan/atau
melampaui KKM mata pelajaran IPS yaitu 72.
Siklus 2 (Tiga kali Pertemuan)
Seperti halnya siklus pertama, silus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
1). Perencanaan (Planning)
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
2). Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran IPS dengan menerapkan media peta pikiran yang masih
kosong dan didukung dengan model pengelompokkan metode kepala bernomor (NHT)interaktif.
3). Pengamatan (Observation)
Tim Peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran.
4). Refleksi (Reflecting)
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua.
1. 9.
Personalia Penelitian
Adapun tim peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
1. Guru Peneliti
Nama
: Taufik Ibrahim, S.Pd
Tugas
: 1. Membuat Proposal PTK
2. Melaksanakan PTK
3. Membuat laporan hasil PTK
1. Kolaborator (Mitra)
Nama
: Samsuri, S.Pd
Tugas
: 1. Membantu tugas peneliti
2. Melakukan pengamatan (observasi)
3. Memberikan saran dan pemikiran untuk keberhasilan PTK
10. Rencana Pembiayaan
No Jenis Penggunaan
1
ATK
2
Transportasi
3
Fotokopi
4
Pengumpulan Data
5
Analisis Data
6
Penyusunan Draf Awal
7
Seminar
8
Perbaikan Laporan
9
Penggandaan Laporan
Jumlah (Rp) Keterangan
Catatan : (Dicantumkan jika dibiaya pihak lain atau sponsor)
11. Rencana Kerja
No Jenis Kegiatan
Bulan
Juli Agust Sept Okt Nop Des
1
Penyusunan proposal
X
2
Pelaksanaan siklus 1
X
3
Pelaksanaan siklus 2
X
4
Tabulasi dan analisis data
X
5
Penyusunan laporan PTK
6
Seminar hasil PTK
7
Perbaikan laporan PTK
X
8
Penjilidan
X
X
X
X
12. Daftar Pustaka
Buzan, Tony. 2002. Gunakan Kepala Anda. Jakarta: Delapratasa Publishing.
Depdiknas. 2007. Peraturan Mendiknas RI No. 41/2007 Tentang Standar Proses. Depdiknas
Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Enterprise, Jubilee. 2008. Seni Berpikir Cerdas dengan Mind Manager 7. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Gora, Winastwan dan Sunarto. 2010. PAKEMATIK. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Manurung, M. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.
Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Nardi. (2011). Pembelajaran Number Head Together, (Online). Tersedia:
http://nardishome.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-numbered-head-together-nht.html. (18
April 2011).
Nurkancana, Wawan dan Sumatana, PPN. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Purwanto, M. Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Ridwan, Sa’adah. 2002. Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Bandung:Basic Education
Project.
Soeitoe, Samuel. 1982. Psikologi Pendidikan untuk para Pendidik dan Calon Pendidik. Jakarta:
LPFE-UI.
Suyitno, Imam. 2011. Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT. Refika Aditama.
Waluyo. 2008. Bse: Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
Windura, Sutanto. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Yuanita, Eva. (2011). Model Pembelajaran Number Heads Together, (Online). Tersedia:
http://rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-numbered-heads.html. (3 Mei
2011).
13. Lampiran
Bahan-bahan yang dilampirkan adalah:
1. Instrumen penelitian;
2. Data-data penting;
3. Daftar Riwayat Hidup Tim Peneliti (Curriculum Vitae);
4. Dan hal lain yang diperlukan dalam proposal PTK.
Download