PRINSIP DIET IBU HAMIL DENGAN ANEMIA Disusun oleh 1. 2. 3. Novia Puji L (18010375) Nuril Fadillah (18010376) Sania Machica (18010378) AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO TAHUN AJARAN 2019-2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S W T, karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini berjudul “Aktivitas seksual pada pria” dengan tepat pada waktunya. Diharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua Pihak yang berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah S W T senantiasa Meridhoi segala usaha kita, Amin. Penyusun i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1 1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian anemia pada ibu hamil .......................................................... 2 2.2 Penyebab dan gejala anemia .................................................................... 2 2.3 Macam-macam anemia pada ibu hamil ................................................... 2 2.5 Resiko anemia pada ibu hamil ................................................................. 4 2.6 Penceghan dan penanganan anemia pada ibu hamil ................................ 4 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 6 DAFTAR PUSTAKA ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Zat besi sangatlah diperlukan ibu hamil untuk pembentukan sel-sel darah. Selama kehamilan, volume sirkulasi darah akan meningkat hingga 30-40 %. Pada saat wanita hamil akan terjadi hemodilusi yaitu pertambahan volume cairan darah yang lebih banyak daripada sel darah, sehingga sehingga kadar hemoglobin (Hb) wanita hamil berkurang, akibat kondisi ini banyak ibu hamil yang menderita anemia yaitu kadar hemoglobin kurang dari 11gr/dl. Di Indonesia, anemia ini umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah ”anemia gizi gesi”. Ibu hamil dengan anemia mempunyai risiko kematian pada persalinan 3,6 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil tanpa anemia. Kontribusi anemia terhadap kematian ibu dan janin diperkirakan lebih tinggi lagi, yaitu antara 50-70%. Akan tetapi angka tersebut dapat ditekan serendah rendahnya bila ibu hamil dapat asupan 90 tablet dosis Fe dan pemberian Vitamin B 12 dan asam folat serta asupan gizi yang adekuat. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan anemia ? 2. Apa saja tanda dan gejala anemia pada ibu hamil? 3. Apa saja macam-macam anemia pada ibu hamil ? 4. Apa saja resiko yang akan terjadi pada ibu hamil yang menderita anemia ? 5. Bagaimana cara mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui tentang anemia pada ibu hamil 2. Untuk mengetahui penyebab dan gejala anemia pada ibu hamil 3. Untuk mengetaahui macam-macam anemia pada ibu hamil 4. Untuk mengetahui resiko yang akan terjadi pada ibu hamil yang menderita anemia 5. Untuk mengetahui cara pencegahan anemia pada ibu hamil 1 BAB II PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Anemia pada ibu hamil Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Menurut WHO, disebut anemia bila Hb laki-laki <13 gr/dL, perempuan <12gr/dL, dan <11 gr/dL pada wanita hamil. Hemoglobin (Hb) itu sendiri terikat pada sel-sel darah merah sehingga kehilangan sel darah merah akan menyebabkan Hb menurun. Dalam situasi lain, seringkali pula sel darah merah cukup namun zat pembentuk Hb yang kurang. Penderita anemia biasanya akan merasa lekas letih, lemah, lelah dan lesu, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas secara optimal. Anemia pada ibu hamil sebenarnya wajar dialami oleh sebagian ibu hamil, Namun Karena kehamilan membutuhkan produksi darah dalam jumlah yang lebih besar guna menunjang pertumbuhan janin, maka jika tidak diatasi dengan benar anemia akan memberikan dampak yang tidak baik. 3.2 Gejala dan penyebab anemia pada ibu hamil Anemia pada ibu hamil ditandai dengan wajah pucat, mata merah, dan telapak tangan yang pucat, lekas lemah, lelah, letih dan lesu. Hal tersebut terjadi karena sel-sel darah merah kekurangan hemoglobin atau zat besi. Puncak kondisi anemia kekurangan zat besi sering terjadi pada trimester 1 dan trimester III. Kondisi tersebut bisa saja disebabkan karena asupan Fe yang kurang, adanya infeksi parasit, dan interval kehamilan yang pendek. Penanggulangan hal tersebut yaitu dengan cara banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi, dan pil penambah zat besi. 3.3 Macam-macam anemia pada ibu hamil 1. Anemia defisiensi zat besi Anemia defisiensi besi adalah satu jenis anemia yang disebabkan kekurangan zat besi sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah. Zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal sebagai hemoglobin. Saat tubuh mengalami anemia defisiensi besi, maka sel darah merah juga akan 2 mengalami kekurangan pasokan hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dalam sel darah merah untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh. Tanpa pasokan oksigen yang cukup dalam darah, tubuh juga tidak mendapat oksigen yang memadai sehingga dapat merasa lemas, lelah, dan sesak napas. Untuk ibu hamil, Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari minum susu segar sapi yang berlebihan, Pemberian suplemen zat besi untuk ibu hamil memberikan makanan yang mudah absorbsi besinya seperti (daging, ikan, ayam, hati, sayuran hijau dan asam askorbat). 2. Anemia defisiensi asam folat Pada dasarnya asam folat memang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil. Terutama untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengoptimalkan perkembangan janin di dalam kandungan. Folat adalah kelompok vitamin B, yang fungsinya untuk membentuk sel darah merah yang sehat. Biasanya penyebab anemia adalah karena kekurangan vitamin B, ini bisa disebabkan juga karena kekurangan asupan asam folat. Jika ibu hamil kekurangan folat, yang terjadi adalah jumlah sel darah merah akan berkurang. Anemia pada ibu hamil yang disebabkan oleh kekurangan asam folat biasanya bisa mengakibatkan cacat lahir yang terjadi di tulang belakang, bahkan pada otak. Bayi juga sangat berisiko terlahir prematurselain itu juga memiliki risiko mengalami penurunan berat badan secara drastis saat bayi lahir. Sebagian besar kasus penyakit ini dapat ditangani melalui konsumsi suplemen dan banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan asam folat. 3. Anemia defisiensi Vitamin B12 Anemia pada ibu hamil juga bisa disebabkan oleh kekurangan asupan vitamin B12. Di mana tubuh sangat membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah. Kurangnya asupan vitamin B12 dalam tubuh dapat menyebabkan menurunnya sel darah merah. Hal inilah yang kemudian menyebabkan tubuh terasa mudah lelah dan lesu, karena sel darah merah bertugas membawa oksigen ke seluruh organ tubuh. Sedangkan Kekurangan vitamin B12 pada saat hamil akan berdampak buruk terhadap perkembangan janin. dampak buruknya adalah bayi bisa mengalami cacat tabung saraf ketika lahir. Oleh sebab itu sebisa mungkin ibu hamil selalu memenuhi asupan vitamin B12 dari berbagai sumber makanan. Sumber Vitamin B12 dapat ibu peroleh 3 rajin mengonsumsi daging merah, sayuran berdaun hijau, buah-buahan, kacangkacangan dan telur. 3.4 Resiko yang akan terjadi pada ibu yang menderita anemia Jika ibu hamil mengalami anemia maka resiko persalinan yang abormal akan meningkat, demikian pula dengan risiko infeksi ibu dan kecenderungan akan terjadi perdararahan yang tentunya akan berdampak pada morbilitas dan mortilitas ibu dan bayi. Sedangkan bagi janin kondisi kekurangan Fe <9 g/dl dapat meningkatkan resiko persalinan preterm, intrauterine growth retardation (IUGR) dan intrauterine fetal death (IUFD). Plasenta pun akan terkena imbasnya, yaitu mengalami hipoksia kronik dan angiogenesis. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat hubungan antara gangguan pada plasenta dan pertumbuhan janin yang meengaruhi resiko berkembngnya penyakit pada janin tersebut setelah dewasa seperti timbulnya penyakit kardiovaskular, dan diabetes milletus. 3.5 Penanganan dan penanganan anemia pada ibu hamil Pada saat hamil tubuh ibu akan mengalami peningkatan kebutuhan zat besi, karena bertambahnya volume darah akibat adanya janin. Untuk melakukan penanganan da pencegahan anemia pada ibu hamil, ibu dapat melakukan diet. Cara diet yang bisa ibu lakukan saat mengalami anemia adalah mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung zat besi. Jika sumber Fe ibu dapatkan dari tumbuhan maka sebaiknya mengonsumsi dengan vitamin C agar lebih mudah penyerapannya. Ibu juga sebaiknya meminum tablet Fe selama 2 jam sebelum dan sesudah makan dengan mengonsumsi cukup cairan atau bisa juga diatasi dengan jus jeruk dan hindari mengonsumsi Fe dengan meminum teh atau susu. Sedangkan diet ibu hamil yang kekurangan zat besi akan mudah mengatasinya dengan mendapatkan asupan gizi. Asupan gizi yang diperlukan yaitu sebagai berikut : a. Asupan makanan kaya protein, makanan yang mengandung zat besi bisa didapatkan dari protein hewani seperti daging, telur dan hati, sedangkan untuk protein nabati bisa didapatkan dari kacang-kacangan, beras, gandum sereal dan beras merah. b. Mengonsumsi sayuran hijau. Pada saat ibu mengalami anemia karena kekurangan zat besi, sebaiknya segera mengonsumsi sayuran hijau, karena sayuran hijau memiliki 4 kandungan zat besi yang tinggi seperti bayam, brokoli, kangkung. Ibu juga bisa mendapatkannya dari buah-buahan, karena buah-buahan kaya akan mineral dan dapat membantu pembentukan sel darah merah. Jika sumber zat besi yang didapatkan dari makanan tidak bisa memenuhi kebutuhan zat besi, maka ibu dapat mengatasinya dengan mengonsumsi suplemen atau vitamin medis yang bisa didapatkan dengan resep dokter. Selain itu, ibu juga dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan asam folat selama masa kehamilan, karena asam folat juga memiliki peranan penting dalam pembentukan hemoglobin yang akan menghindarkan resiko terjadinya anemia. 5 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sedangkan menurut WHO ibu hamil dapat dikatakan anemia apabila jumlah hemoglobin <11 gr/dL. Sedangkan ibu dengan anemia akan berdampak tidak baik pada ibu maupun janinnya. Di Indonesia sendiri salah satu faktor tingginya angka kematian ibu melahirkan adalah kehamilan resiko tinggi, salah satu penyakit yang termasuk dalam kehamilan resiko tnggi adalah anemia. Oleh sebab itu ibu hamil harus melakukan pencegahan dan penanganan apabila terjadi anemia, yaaitu dengan wajib tes laboraturium secara rutin agar mengetahui jumlah hemoglobin didalam tubuh, selain itu ibu hamil juga harus mengkonsumsi makanan yang bergizi kaya akan asam folat zat besi dan vitamin B21. 6 DAFTAR PUSTAKA 1. Astyani ari, Rusilanti. 2014. Gizi Terapan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya 2. Badriyah laelatul dewi. 2014. Gizi dalam kesehatan reproduksi. Bandung :PT. Refika aditama 3. Mardalena ida. 2017. Dasar-dasar ilmu gizi dalam keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press