HEMATINIK PENGERTIAN Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah dan jaringan pembentuk darah. Hematinik adalah obat yang digunakan untuk menstimulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel – sel darah merah. ANEMIA DAN KELAINAN DARAH LAINNYA Anemia terjadi bila konsentrasi Hb dalam darah menurun di bawah nilai normal. Batas bawah dari nilai normal untuk wanita dan laki – laki dewasa berbeda yaitu : 1. Untuk laki – laki dewasa : 13,0 gr / dl. 2. Untuk wanita dewasa : 11,5 gr / dl. Sel darah merah (eritrosit) dibuat dalam sumsum tulang – tulang pipih dan pembentukan eritrosit ini diperlukan zat besi (fero) untuk pembentukan warna sel darah merah (hemopoese), sedang asam folat (vitamin B9) dan vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah (eritropoese). Anemia ada beberapa jenis diantaranya : 1. Anemia hypochrom atau ferriprive disebabkan kekurangan besi disebut pula anemia primer Pengobatan hanya dibenarkan bila terdapat defisiensi besi. Karena bila seseorang tidak mengalami defisiensi besi dan orang tersebut menjalani pengobatan atau terapi besi maka orang itu akan kelebihan besi dapat memperberat siderosis jaringan. Dapat diberikan berupa : Sediaan besi Oral Zat besi biasanya diserap oleh usus, maka respons yang baik tercapai pada sebagian besar pasien yang mendapat garam besi secara normal. Contoh : Sulfas ferosus Efek samping : mual, rasa tidak enak di daerah epigastrium, konstipasi dan diare. Dosis : sulfas ferosus diberikan pada dosis 200 mg 3X sehari sampai anemia terkoreksi dan cadangan besi terisi kembali. Fero Sulfat Indikasi : anemia defisiensi besi. Peringatan : kehamilan. Efek samping : mual, rasa tidak enak di daerah epigastrium, konstipasi dan diare. Dosis : Profilaksis, 1 tablet 200 mg / hari; Terapeutik, 1 tablet 200 mg 2 – 3 X sehari. Konseling : penyerapannya paling baik ketika perut kosong tapi bisa juga dimakan sesudah makan untuk mengurangi efek samping gastrointestinal. Fero Fumarat Indikasi : anemia defisiensi besi Peringatan : kehamilan Efek samping : mual, rasa tidak enak di daerah epigastrium, konstipasi dan diare. Dosis : 1 – 2 tablet 200 mg 3X sehari. Sirop, fero fumarat 140 mg ( besi 45 mg ) / 5 ml. Dosis 10 – 20 ml 2X sehari; BAYI PREMATUR 0, 6 – 2, 4 ml / kg / hari. ANAK hingga 6 tahun 2, 5 – 5 ml 2X sehari. Fero Glukonat Indikasi : anemia defisiensi besi Peringatan : kehamilan Efek samping : mual, rasa tidak enak di daerah epigastrium, konstipasi dan diare. Dosis : Profilaksis, 2 tablet sehari sebelum makan; TERAPEUTIK 4 – 6 tablet sehari dalm dosis terbagi sebelum makan; ANAK 6 – 12 tahun, Profilaktik dan Terapeutik, 1 – 3 tablet sehari sesuai dengan usia. Sediaan Besi Parenteral Alasan yang tepat untuk pemberian besi secara parenteral adalah kegagalan terapi oral karena penderita kurang kooperatif. Diberikan melalui Injeksi Intravena atau Injeksi Intramuskular yang dalam. Efek samping : rasa tidak enak di daerah epigastrium. Pemberian dosis sesuai dengan berat badan dan kadar Hb masing – masing pasien. RUMUS = ( Hb normal – Hb pasien ) x BB pasien x 2, 21 + 1000. Contoh : Besi Dekstran Diberikan melalui suntikan IM dalam Dosis : 1 ml ( 50 mg ) pada hari pertama, 2 ml ( 100 mg ) sehari atau pada interval yang lebih panjang. Bergantung pada respon pasien. Diberikan melalui infus IV lambat selama 6 – 8 jam. Kecepacatan infus harus ditingkatkan secara lambat dan pasien diamati dengan cermat. Besi Sorbital Diberikan hanya melalui suntikan IM dalam pada awalnya 1, 5 mg zat besi / kg sampai max. 100 mg / suntikan. 2. Anemia hyperchrom atau megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau asam folat disebut pula anemia sekunder. Contoh Obat : HIDROKSIKOBALAMIN Indikasi : anemia pernisiosa, sebab lain dari defisiensi vitamin B12, subcute combined degeneration of the spinal cord. Peringatan : tidak boleh diberikan sebelum diagnosis dipastikan. Dosis : dengan injeksi intramuskular, dosis awal 1 mg diulangi lima kali dengan interval 2 – 3 hari; dosis pemeliharaan 1 mg setiap 3 bulan; ANAK dosis seperti pada orang dewasa. Catatan : bila yang diresepkan atau diminta adalah injeksi vitamin B12, maka yang diberikan adalah suntikan hidroksikobalamin. SIANOKOBALAMIN Indikasi : anemia pernisiosa, sebab lain dari defisiensi vitamin B12, subcute combined degenaration of the spinal cord. Dosis : oral, defisiensi vitamin B12 karena kekurangan gizi, 50 – 150 mcg atau lebih diberikan diantara makan. ANAK 35 – 50 mcg dua kali sehari suntikan IM, permulaan 1 mg diulangi 10 kali dengan interval 2 – 3 hari, dosis pemeliharaan 1 mg setiap bulan. ASAM FOLAT Indikasi : kehamilan, antiepilepsi, nutrisi yang buruk. Peringatan : jangan diberikan secara tunggal untuk anemia pernisiosa, Addison dan penyakit defisiensi vitamin B12 lainnya karena dapat menimbulkan degenerasi majemuk dari medula spinalis. Jangan digunakan untuk penyakit ganas kecuali bila anemia megaloblastik karena defisiensi folat merupakan komplikasi penting (beberapa tumor ganas adalah folate dependent). Dosis : permulaan, 5 mg sehari untuk 4 bulan. Pemeliharaan, 5 mg setiap 1 – 7 hari tergantung penyakit dasarnya; ANAK sampai 1 tahun, 500 mcg / kg / hari. 3. Anemia Sideroblastik Ditandai dengan saturasi transferrin yang naik atau normal, eritrosit yang hipokromik dan mikrositik, kenaikan besi dalam sumsum tulang dan gangguan pemakaian besi dan manifestasi adanya cincin sideroblast. Disebabkan karena eritropoesis yang tidak efektif. Beberapa penderita dapat membaik dengan pyridoxine dosis besar ( 50 – 200 mg / hari ) atau asam folat 5 mg / hari. Neutropenia Adalah penurunan jumlah lekosit neutrofilik dalam darah. Obat yang digunakan : FILGASTRIM® Indikasi : (hanya digunakan oleh spesialis) pengurangan masa neutropenia dan febrile neutropenia pada kemoterapi sitotoksik keganasan non – myeloid; pengurangan masa neutropenia (dan sequalae – nya) dalam terapi myeloablasi yang dilanjutkan dengan transplantasi sumsum tulang; mobilisasi sel progenitor darah tepi untuk dipanen dan selanjutnya digunakan dalam infus autolog; neutropenia idiopatik dan adanya riwayat infeksi berat berulang; penyembuhan neutropenia pada infeksi HIV lanjut agar dapat melakukan pengobatan mielosupressif atau antivirus terjadwal. Peringatan : tumor berciri mieloid kondisi prakeganasan mieloid; prekusor myeloid berkurang; monitor hitung leukosit; kehamilan; laktasi. Kontraindikasi : neutropenia kongenital yang berat dengan sitogenik abnormal. Efek samping : nyeri muskoskeletal; hipotensi selintas; gangguan enzim hati dan asam urat serum; trombositopenia; disuria; reaksi alergi; haematuria; sakit kepala; diare. Dosis : neutropenia sitotoksik, lebih baik diberi secara injeksi subkutan atau infus subkutan atau infus intravena ( dalam 30 menit ). DEWASA dan ANAK, 500.000 UI / kg / hari dimulai tidak kurang dari 24 jam setelah kemoterapi sitotosik, dilanjutkan sampai hitung neutrofil dalam batas normal, biasanya hingga 14 hari. LENOGASTRIM® Indikasi : (hanya untuk digunakan oleh spesialis) pengurangan lamanya neutropenia dan komplikasi yang berhubungan sesudah transplantasi sumsum tulang untuk keganasan non – mieloid atau menyusul pengobatan kemoterapi sitotoksik untuk insidens febrile neutropenia yang tinggi. Peringatan dan efek samping sama dengan Filgrastim. Dosis : menyusul transplantasi sumsum tulang, secara infus IV, DEWASA dan ANAK lebih dari 2 tahun 19, 2 juta UI / m2 tiap hari dimulai pada hari selesainya transplantasi, dilanjutkan sampai hitung neutrofil stabil dalam batas yang bisa diterima (maksimum 28 hari). MOLGRAMOSTIM® Peringatan : kehamilan, laktasi, belum dianjurkan untuk penderita usiadi bawah 18 tahun. Kontraindikasi : keganasan myeloid Efek samping : mual, muntah, diare, anoreksia, dispneu, astenia, lelah, demam, rigor, nyeri muskoskeletal, nyeri abdominal stomatitis, pusing mialgia. Dosis : kemoterapi sitotoksik, secara injeksi subkutan 60.000 – 110.000 UI / kg, dimulai 24 jam setelah dosis terakhir kemoterapi, dilanjutkan untuk 7 – 10 hari. Tranplantasi sumsum tulang, secara infus IV 110.000 UI / kg / hari, dimulai pada hari setelah transplantasi, dilanjutkan sampai hitung neutrofil absolut dalam batasan yang dikehendaki maksimum lama pengobatan 30 hari. Sebagai ajuvan pada pengobatan gansiklovir, secara injeksi subkutan 60.000 UI / kg untuk lima hari, kemudian diatur untuk menjaga hitung neutrofil absolut yang dikehendaki dan hitung sel darah putih. DAFTAR PUSTAKA Anief, Mohammad. 1993. Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan. Yogyakarta : UGM Press. DepKes RI. 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta : CV. SAGUNG SETO. Robert. 1981. Pedoman Pengobatan. Yayasan Essentia Medica. Woodley, Michele. 1995. Pedoman Pengobatan. Yogyakarta.