Perjalanan penyakit Peritonitis merupakan inflamasi peritoneum dalam rongga abdomenyang dapat terjadi baik karena faktor pathogen, seperti kontaminasi mikroorganisme dan non pathogen (bahan kimiawi) (Mazuki, et al 2009) Nyeri biasanya berasal dari suatu organ atau dari iritasi rongga peritoneum. Nyeri peritonitis lebih terlokalisir artinya pada tempat tertentu, namun karena peradangan semakin meningkat, peradangan menyebar dan terjadi peristonisme lokal. kemudian pasien mengalami perforasi maka nyeri di perut disebut peritonitis generalisata dengan nyeri hebat diseluruh perut. Patrick dewy. 2002. Et glance medika. Erlangga. Perforasi lambung berkembang menjadi peritonitis kimia yang disebabkan karena kebocoran asam lambung dalam rongga perut. (warsinggih). Hal ini dapat meningkatkan tekanan intraabdominal (sebah) dan pada akhirnya dapat menimbulkan IAH (intra abdominal hipertensi) dan ACS (abdominal compartment syndrome). Perforasi gaster terjadi 60% diawali dengan ulkus peptikum. Sekita 2-3% semua ulkus dapar mengalami perforasi, penyebab utama perforasi diperkirakan disebebkan oleh berlebihnya sekresi asam dan seringkali karena konsumsi obat anti inflamasi non steroid sehingga menurunkan ATP dan rentan terhadap stress oksidan. Perbaikan sel yang tertunda menyebabkan perforasi. (tesis) Perforasi lambung dapat menyebabkan rasa nyeri. Nyeri peritonitis lebih terlokalisir artinya pada tempat tertentu, namun karena peradangan semakin meningkat, peradangan menyebar dan disebut peritonitis generalisata dengan nyeri hebat diseluruh perut. Patrick dewy. 2002. Et glance medika. Erlangga. Peritonitis generalisata terjadi karena perforasi gaster sangat tinggi, dan akan semakin meningkat disertai dengan penyakit kronis seperti hipertensi. (wahyudi 2008) Pada pasien dengan hipertensi, yang berhubungan dengan pola diet dimana pada orang HT memiliki peningkatan terhadap konsumsi garam. Tingginya konsumsi garam dapat menyebabkan kerusakan mukosa gasrtric, sehingga dapat menjadikan keganasan. (penelitian Vanderbilt university ) Konsumsi makanan berlemak Wahyudi andreas. 2008. Gambaran perforasi gaster di rsud dr.moewardi Surakarta tahun 2007. Iskandar H. 2015. Hubungan antara abdominal perfusion pressure dengan outcome post operasi perforasi gaster. Surakarta universitas sebelas maret. Amrulloh F.M.,Utami M. Hubungan konsumsi OAINS terhadap gastritis. Fakultas kedokteran : lampung. vol 5; no 5. 2016. Dictara A.A., Angraini D.I., Musyabiq S. 2012. Efektifitas pemberian nutrisi adekuat dalam penyembuhan luka pasca laparatomi. Lampung : universitas lampung ; vol.7. no.2. Waed n. nutrition support to patients undergoing gastrointestinal surgery : critical analisis and recommendation. World J surg. 2004;23(2):565-9 Britto JA,dalrymple-hay MJR. Kisi kisi menembus masalah bedah. Jakarta : EGC. 2005 Nutrition for the pediatric surgical patient: approach in the peri-operative period. Rev. Hosp. Clín. Fac. Med. S. Paulo 57(6):299-308, 2002 S Afr J Clin Nutr 2010;23(1):11-18 Said S., Taslim N., Bahar B. Hubungan IMT dan kadar albumin berhubungan dengan penyembuhan luka. Makssar : universitas hasanuddini.vol 4 (6); 2012 Shapta, V., Prendushi, X., et al. (2014). Malnutrition at the time of surgery affect negatively the clinical outcome of critically ill patients with gastrointestinal cancer. Medical archives (Sarajevo, bosnis and herzegovina), 68 (4), 263-7. Doi: 263-267 Simadibrata 2009. (Nilesh, et al., 2011). Sumber : Krisnasari (2010) (Mokhalalati, et al., 2004). Kurnia N. 2005. Nutrisi. www.husada.co.id [9 September 2011] (Nilesh, et al., 2011). Akbaylar, 2002). (Sharma&Joshi, 2014). Palgis B. probosuseno, astute h., pemberian diet modifikasikomersil dan pengaruhnya terhadap asupan makanan dan status gizipasien ggk pre hemodialisis di rsup dr. m.djamilpadang. jurnal gizi klinik indonesiA. Vol 5 no 271-77 2008 Plauth M, Cabré E, Riggio O, Assis-Camilo M, Pirlich M, Kondrup J, et al. ESPEN Guidelines on Enteral Nutrition: Liver disease. Clin Nutr. 2006;25(2):285-94. Plauth M, Cabré E, Riggio O, Assis-Camilo M, Pirlich M, Kondrup J, et al. ESPEN Guidelines on Enteral Nutrition: Liver disease. Clin Nutr. 2006;25(2):285-94. Guidelines Pemberian Nutrisi Enteral pada Penyakit Hati. CDK-202/ vol. 40 no. 3, th. 2013 MARINOS ELIA, MD, BSC(HONS), FRCP ANTONIO CERIELLO, MD Enteral Nutritional Support and Use of Diabetes-Specific Formulas for Patients With Diabetes