Uploaded by alfarieziz280700

ACR 6 PEBRY popt alat dan pestisida

advertisement
LAPORAAN PRAKTIKUM
PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGU TANAMAN
“ PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA”
Disusun oleh :
Nama :
Pebry Sentosa
NPM :
E1J018066
Shift :
Senin, ( 08.00-10.00)
Dosen :
Dr.Ir. Bilman Wilman
Co-ass :
Zulia Monika ( E1J017094 )
LABORATORIUM PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pestisida adalah Semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang
dimanfaatkan untuk melakukan perlindungan tanaman. Bahan aktif yang terkandung dalam
pestisida merupakan senyawa pestisida dalam formulasi (campuran antara senyawa utama
pestisida dengan bahan lain). Sesuai konsep pengendalian hama terpadu (PHT), penggunaan
pestisida ini ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititik
beratkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang
ekonomi atau ambang kendali. Selama ini, kita mengetahui bahwa pestisida sangat berguna
dalam membantu petani dalam merawat tanamanya karena pestisida dapat mencegah lahan
pertanian dari serangan hama.
Untuk mengaplikasikan pestisida ada beberapa alat yang digunakan untuk
pengendalian secara fisik atau mekanik. Alat pengendalian untuk aplikasi pestisida bertujuan
untuk menghasilkan butiran –butiran cairan atau percikan-percikan yang berasal dari cairan
yang ditempatkan di dalam salah satu bagian dari alat tersebut. Alat aplikasi pestisida yang
efisien dapat menjamin penyebaran bahan yang rata pada sasaran tanpa pemborosan. Selain
itu, pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat dan dengan jumlah tenaga kerja minimal. Fungsi
utama semua jenis alat pengendalian adalah untuk membantu mengendalikan suatu organisme
pengganggu tanaman sasaran sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Oleh karena
itu, kita perlu mengetahui macam alat aplikasi pestisida dan kegunaannya.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilaksanakanya praktikum ini adalah untuk mengamati dan
membedakan macam macam formulasi pestisida, cara penyimpanannya dan alat alat yang sesuai
digunakan untuk mengaplikasikan pada formulasi yang bersangkutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pestisida merupakan racun yang mempunyai nilai ekonomis terutama bagi petani.
Pestisida memiliki kemampuan membasmi organisme selektif (target organisme), tetapi pada
praktiknya pemakian pestisida dapat menimbulkan bahaya pada organisme non target. Dampak
negatif terhadap organisme non target meliputi dampak terhadap lingkungan berupa pencemaran
dan menimbulkan keracunan bahkan dapat menimbulkan kematian bagi manusia, oleh karena itu
kita sebagai manusia harus mengenali dan mengetahui tentang jenis dan informasi tentang
pestisida agar tidak merugika diri sendiri (Tarumingkeng, 2008)
Pestisida dapat digolongkan menjadi 6 golongan berdasarkan sasarannya yaitu
a) Insektisida yang merupakan pestisida untuk memberantas serangga, (Djojosumarto, 2008)
b) herbisida merupakan pestisida untuk mencegah dan mematikan gulma atau tumbuhan
pengganggu,
c) nematisida adalah pestisida untuk memberantas hama cacing
d) fungisida adalah pestisida untuk memberantas jamur (fungi).
e) rodentisida adalah pestisida untuk memberantas binatang pengerat, misalnya tikus.
f) bakterisida yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas bakteri (Fatimah, 2008) dan
(Zulkarnain, 2010).
Selain itu juga ada beberapa jenis tanaman yang berpotensi sebagai bahan pestisida nabati
yaitu:
a) jambu Monyet atau Jambu Mente (Anacardium accidentale), senyawa aktif: Kulit biji
mengandung 30% minyak laka, yang didalamnya terdapat senyawa fenol: asam anakardat,
cardol, dan cardanol.
b) Babandotan atau Wedusan (Ageratum conyzoides), senyawa aktif: Tumbuhan ini telah
berhasil diisolasi 2 senyawa aktif yang diberi nama Precocene I dan Precocene II. Diduga
senyawa
ini
terdapat
secara
meluas
pada
tumbuhan
dari
genus Ageratum
sp termasuk Ageratum conyzoide.
c) Oyot Peron atau Tuba Biji (Anamirta coccolus). Senyawa aktif: Picrotoxinin. (Rahmawati
Reny. 2012)
Selain itu Pestisida Nabati yang sering digunakan petani meiliki beberapa kekurangan dan
kelebihan yaitu: Kekurangan pestisida nabati:
1. Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering.
2. Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku
3. Kurang praktis, Tidak tahan disimpan dan Daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan
bagi serangga)
4. Cara kerjanya (efek mortalitasnya) lambat dan g. Harus disemprotkan secara berulang-ulang.
Sedangkan keebihannya yaitu:
1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot
3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa dan Menghambat reproduksi serangga betina
4. Racun syaraf bagi hama serta Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
5. Mengendalikan pertumbuhan jamur atau bakteri
6. Dapat menyebabkan gangguan dalam proses metamorfosa dan gangguan makan (anti feedant)
bagi serangga (Fatimah, 2008) dan (Agus, 2010).
Beberapa cara dalam aplikasi pestisida yaitu dengan peyemprotan, Pengabutan dan
penaburan, dalam pengaplikasian pestisida harus tepat dosis yang di gunakan, tepat konsentrasi,
tepat sasaran, tepat cara dan tepat waktu agar pengaplikasiannya efektif dan efisien. Dosis adalah
banyaknya pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama secara memadai pada lahan.
Sedangkan Konsentrasi adalah banyaknya pestisida yang dilarutkan dalam satu liter air. Semua
jenis pestisida merupakan racun, penggunaan dosis yang semakin besar maka semakin besar
terjadinya keracunan pestisida. Karena bila dosis penggunaan pestisida bertambah, maka efek
dari pestisida juga akan bertambah. Penggunaan dosis yang tidak sesuai mempunyai risiko 4 kali
untuk terjadi keracunan dibandingkan penyemprotan yang dilakukan sesuai dengan dosis aturan
(Afriyanto, 2008).
Aplikasi pestisida pada prinsipnya tergantung dari formulasi yang digunakan. Aplikasi
pestisida yang memakai pelarut banyak kegagalan yang terjadi akibat kesalahan pemakaian alat
dan kesalahan melakukan kalibrasi. Serta kurangnya informasi yang didapat oleh petani
mengenai penyemprotan secara ideal (Susanto, 2011) dan (Kemenkes. 2012).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1. Bahan
Macam-macam jenis pestisida, meliputi pestisida yang digunakan untuk pengendalian
hama dan penyakit, dengan berbagai formulasi, seperti : D, G, WP, EC, DC, ULV, dan lain-lain.
Beberapa bahan dasar pembuat pestisida.
2. Alat
Macam-macam alat aplikasi pestisida, seperti : penugal, soil injektor, spreader, duster,
emposan, semi-automatic sprayer, automahtic high spryer, mist blower.
3.2 Cara Kerja
Adapun prosedur kerja yang kami lakukan selama praktikum berlangsung sebagai berikut
A. Alat Semprot
1. Alat semprot punggung yang telah di sediakan diamati beserta bagian bagiannya
2. Bagian bagian tersebut di gambar di kertas HVS
B. Pestisida
1. Pestisida yang telah di sediakan diamati
2. Botol atau kemasan dari pestidida di gambar di kertas HVS beserta Merek dagang dan bahan
aktifnya di tulis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang kami peroleh dari pelaksanaan praktikum pestisida dan alat
aplikasinya sebagai berikut
Jenis jenis prayer
Keterangan
Knapsack
Alat ini di gunakan untuk memyemprot dengan
bahan yang berformulasi cairan atau dengan kode EC, WP,
Sdan sejenisnya yang di encerkan terlebih dahulu.
Knapsack sprayer
Alat ini di gunakan untuk memyemprot dengan
bahan yang berformulasi cairan atau dengan kode EC, WP,
Sdan sejenisnya yang di encerkan terlebih dahulu.
Hand sprayer
Alat ini di gunakan untuk memyemprot dengan
bahan yang berformulasi cairan atau dengan kode EC, WP,
Sdan sejenisnya yang di encerkan terlebih dahulu.
Naman
nama Keterangan
pestisida
Herbisida
Dengan bahan akatif 2.4.D. dimetilamina : 865 g/i
Herbisida
Dengan bahan aktif perkuat diklorida : 276 g/i
Herbisida
Dengan bahan aktif 2.4.D dimetil amina : 866 g/i
Herbisida
Dengan bahan aktif glifosfat kalium : 220 g/i
Herbisida
Dengan bahan aktif metil metsufuron : 20 g/i
Insektisida
Dengan bahan aktif metamidofos : 205 g/i
Insektisida
Dengan bahan aktif profenofos : 500 g/i
Insektisida
Dengan bahan aktif lamda sihalotrin 25 g/i
Insektisida
Dengan bahan aktif dimetlipo 400 g/i
Insektisida
Dengan bahan aktif diafentiuron : 500 g/i
Fungisida
Dengan bahan aktif metil tiafomat : 70 %
Fungisida
Dengan bahan aktif simoksonil 8,36 % dan mankozeb 64,64 %
Fungisida
Dengan bahan aktif tembaga oksi kiorida 29 %
Bakterisida
Dengan bahan aktif streptomisin sulfat 20 %
Rodentisida
Dengan bahan aktif zink phosphide 80%
4.2 Pembahasan
Pestisida adalah semua zat kimia yang bersifat racun dan dapat di gunakan untuk
membunuh atau menghambat pertumbuhan organissme pengangu tanaman, pestisida di
gunkan untuk mengendalikan serangga pengangu, binatang pengerat, nematode, jamur,
gulma, virus, bakteri dan jasad renik lainnya, pestisida di kelompokan berdasarkan sasarang
yang di tujukan seperti insektisida (racun serangga ), herbisida ( racun gulma), fungisida (
racun jamur ), bakterisida ( racun bakteri ), virisida ( raacun virus ), silvisida ( racun pohon
hutan ), dan avisida ( racun burung ).
Dalam perdagangan pestisida dalam berbagai formulasi seperti pestisida yang di beri
kode WP ( wetable powder) di jual dalam formulasi tepung misalnya pestisida dengan merek
dagang Topsin-M ( fungisida ), Curzate ( fungisida ), Nefos ( fungisida ), dan Agrept (
bakterisida ). Kode EC ( emulsible concentrate ) di jualdalam bentuk emulsi untuk di
semprotkan misalnya pestisida dengan merek dagang Curacron ( insektisida ), dan Rudal (
insektisida ). Kode DC ( dust concentrate ) di jualdalam formulasi serbuk untuk di serbukan,
kode G ( glanular) dijual dalam formulasi butiran untuk di taburkan atau di benamkan di
dalam tanah. Kode F ( fumigan ) di jual dalam formulasi padat atau cairan dengan bahan aktif
berbentuk gas.
Dalam pengaplikasian berbagai jenis pestisida di atas di perlukan sebuah alat seperti
sprayer, sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan
atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat
aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian
hama & penyakit tumbuhan. Berikut adalah beberapa contoh sprayer yang sering digunakan
petani
1. Knapsack Sprayer
Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Prinsip kerjanya kedua
alat di atas sama yaitu larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara
melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang
pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam
tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar
melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara
yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15
Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga
tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan
sekali naik-turun. Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20
tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Solo dan swan. Alat ini di
gunakan untuk pengaplikasian pestisida berformulasi cairan atau dengan kode EC, WP, Sdan
sejenisnya yang di encerkan terlebih dahulu.
2. Hand sprayer
Kegunaan dari mesin ini adalah untuk membantu menyemprotkan cairan kimia berupa
obat-obatan untuk memberantas hama. Mesin hand sprayer ini merupakan mesin yang
memiliki kegunaan untuk menyemprotkan cairan dengan cara yang lebih mudah dan lebih
praktis. Mesin hand sprayer ini dapat menyemprot hanya dengan menekan tombol on (
hidup) maka air akan menyemprokan dengan sendirinya. Mesin hand sprayer dilengkapi
dengan sprei yang memudahkan penggunakan dalam melakukan proses penyemprotan. Cara
kerja dari mesin hand sprayer adalah cairan yang ada dalam tangki ini akan mengalir
kemudian diterima oleh putaran piringan kemudian Larutan tersebut akan disebarkan kearah
bidang sasaran sehingga tertuju dengan pasti dan tidak membuang-buang cairan obat yang
disemprotkan, alat ini di gunakan untuk pengaplikasian pestisida berformulasi cairan atau
dengan kode EC, WP, S dan sejenisnya yang di encerkan terlebih dahulu.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Sebutkan fungsi dari masimg masing bagian alat semprot tersebut ?
2. Sebutkan macam macam alat semprot ?
DAFTAR PUSTAKA
Agus,S. 2010. Hama dan Penyakit Tanaman: Pangan,Holtikultura,dan Perkebunan Masalah dan
Solusinya. Kanisius .Yogyakar
Afrianto, Eddy. 2008.PengawasanMutuBahan/ProdukPanganJilid II. Jakarta.
Djojosumarto, 2008. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta: Penebar Swadaya.
Fatimah, 2008. Journal Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Halaman 120: Jogjakarta.
Kemenkes. 2012.PedomanPenggunaan Insektisida ( Dalam Pengendalian Vektor ). Dirjen
Pengendalian PenyakitdanLingkungan. Kemenkes RI.
Rahmawati Reny. 2012. Hama dan penyakit tanaman pustaka baru press. Yogyakarta.
Susanto. 2011. Pengaruh Tekanan Penyemprotan, Nosel, dan Ketinggian Terhadap Ukuran dan
Jumlah Butiran Semprot Pada Hand Sprayer Merk SWAN Tipe A-14/1. [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Thamrin dkk,2008. Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa Sebagai Pestisida Nabati. Jakarta: balai
pertanian lahan rawa.
Tarumingkeng. 2008. Pestisida dan Penggunaannya. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Zulkarnain, I., 2010. AplikasiPestisidadanAnalisaResiduPestisida.Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Download