Uploaded by imranpashar7

UTS FILSAFAT Imran Pashar

advertisement
UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH FILSAFAT DAN TEORI KEPERAWATAN
PJMK; MEGAH ANDRIANY, Ph.D
Nama
: Imran Pashar
NIM
: 22020119410032
Topik Thesis
: Analisis Faktor Ethical Compentency dan Moral
Courage Perawat dalam Pengambilan Keputusan (Decision Making) di Ruang
Intensive Care Unit (ICU)
SOAL
1. Teori atau model yang sesuai dengan fenomena dalam thesis saya adalah teori dari
Dorothy E. Jhonson tentang behavioral system model.
a. Gambaran mengenai teori “Taking The Mysteri Out Intiutive Decision Making”
meliputi tujuan, variabel, dan hubungan antar variabel
1) Tujuan
Lisa A Burke dan Monica K Miller mendefinisikan decision making
(pengambilan keputusan) adalah proses dimana manager mengidentifikasi
masalah dan mencoba menyelesainnya. Membuat keputusan dengan intuisi
semakin dipandang sebagai pendekatan yang layak dalam keadaan
lingkungan saat ini. Pendekatan untuk pengambilan keputusan bias sangat
beragam, mulai dari dengan cara klasik, rasionalistik, proses pengambilan
keputusan hingga gaya pengambilan keputusan yang terstruktur, intuitif.1
Teori Lisa A Burke dan Monica K Miller bertujuan untuk mengemukakan
decision making dapat terbentuk dengan adanya pemikirian yang intiutif
yakni dimana proses pengambilan keputusan terdiri dari serangkaian langkah
yang dirancang untuk mengembangkan solusi yang diinginkan.1
2) Variabel
Terdapat 5 variabel pada teori Lisa A Burke dan Monica K Miller yaitu
keputusan berdasarkan nilai atau etika (values or ethics based decisions),
keputusan berdasarkan pengalaman (experience based decision), keputusan
berdasarkan pembangkitan pengaruh (affect initiated decision), keputusan
berdasarkan kognitif (cognitive based decision) dan pemrosesan mental
bawah sadar (subconscious mental processing).1
Variabel “values or ethics based decision” digunakan untuk membuat
sebuah keputusan berdasarkan etika, moral dan budaya. Dalam penelitian ini
menggunakan variabel independent yakni moral courage dan ethical
competency
serta
variabek
dependennya
adalah
decision
making
(pengambilan keputusan) perawat. Values or ethics based decision adalah
salah satu langkah dalam pengambilan keputusan yang melibatkan beberapa
elemen intropeksi pribadi oleh para pembuat keputusan menghasilkan
keputusan yang kompatibel berdasarkan moral dan budaya yang berlaku
sehingga dapat menghasilkan keputusan yang baik dan dapat diterima.1,2
3) Hubungan antara variabel
Hubungan antara moral courage dan etikal kompetensi dalam
pengambilan keputusan dapat menentukan hasil keputusan akhir yang baik.
Pengambilan keputusan (decision making) diperlihatkan dalam bagan teori
dengan arah panah yang saling terkait sehingga secara efektif saling
berhubungan.1
Segala sesuatu selalu berpusat pada faktor etik dan kewajiban moral.
Kadang-kadang membuat keputusan tidaklah mudah karena tidak terbiasa
dimana melibatkan perasaan dan persepsi yang berdasarkan analisis dan fakta
yang ada. Pengambilan keputusan yang didasari dengan etik dan moral akan
meningkatkan kualitas hasil dari suatu proses penyelesaian sebuah masalah
sehingga dalam teori “Taking The Mysteri Out Intiutive Decision Making”
yang menjadi salah satu faktor utama yang harus ada dalam pengambilan
keputusan adalah keputusan berdasarkan nilai atau etika.1,2
b. Justifikasi terkait kesesuaian teori dengan topik yang diambil
Perawat adalah profesi dalam bidang kesehatan yang bertugas
memberikan pelayanan kesehatan dan bertanggung jawab untuk meningkatkan
derajat kesehatan pasien, pencegahan penyakit dan pelayanan bagi pasien. Model
teori ini didasarkan pada penalaran deduktif yang didapatkan pada proses
pengumpulan informasi. Pengumpulan informasi dalam proses pengambilan
keputusan didasarkan pada 5 faktor utama salah satunya adalah keputusan
berdasarkan nilai dalam hal kewajiban moral dan faktor etik.1
Pada pengambilan keputusan medis menggunakan pendekatan positivism
untuk membantu penalaran metakognitif yang sangat penting dalam membuat
diagnosis medis. Pengambilan keputusan klinis adalah kompenen penting dari
asuhana keperawatan yang professional dan kemampuan perawat dalam membuat
keputusan klinis yang efektif. Pengambilan keputusan klinis merupakan suatu
aktifitas pemecahan masalah yang berfokus pada masalah pasien dalam
memberikan intervensi perawatan yang tepat. Proses keperawatan didasari oleh
moral dan nilai etik yang berlaku dalam hal ini terkait moral courage dan ethical
competency demi kepentingan kesembuhan pasien selama sakit. Sehingga dalam
pengambilan keputusan (decision making) dibutuhkan nilai etik yang baik dan
kewajiban moral yang sesuai.3
c. Aplikasi teori Dorothy E Johnson tentang Behavioral System Models dalam
konteks penelitian yang diambil
Taking The Mysteri Out Intiutive Decision Making diaplikasikan dalam
penelitian sebagai sebuah kerangka teori yang menuntun peneliti dalam
menentukan tujuan penelitian serta menentukan variabel yang akan diteliti.
Peneliti menggunakan teori Taking The Mysteri Out Intiutive Decision Making
oleh Lisa A Burke dan Monica K Miller dalam proses pengambilan keputusan
yang didasarkan oleh nilai etik dan kewajiban moral.1
Teori ini bersifat konseptual, kualiatatif dan kuantitatif. Penelitian secara
kuantitatif didasarkan pada proses data dan menggunakan statistic. Penelitian ini
menggunakan desain kuantitatif sehingga peneliti menggunakan teori ini dalam
pengembangan penelitian yang akan dilakukan. Dalam pemberian asuhan
keperawatan, perawat membutuhan solusi dalam setiap tindakan yang akan
dilakukan dimana setiap pengambilan keputusan terkait intervensi yang diberikan
didasari oleh nilai etik dan kewajiban moral agar dapat memberikan asuhan
keperawatan yang professional dan komperehensif.1,3
2. Aliran filsafat yang sesuai dengan judul rancangan thesis saya adalah Positivism
a. Ontologi, epistemologi, dan aksiologi aliran filsafat Positivism
1) Ontologi
Dalam penelitian kuantitatif semua yang diteliti (objek penelitian)
dijelaskan dalam angka dan jumlah bukan dari kata-kata dan bahasa sehingga
apa yang diteliti tersebut mendapatkan bukti yang otentik bahwa objek
tersebut adalah nyata dan dapat diukur melalui angka. Bila tidak dapat diukur
melalui angka, maka dalam penelitian kuantitatif objek tersebut dinyatakan
tidak ada atau tidak real. Karena hasil penelitian kuantitatif berupa angka atau
jumlah maka hasil tersebut dapat digeneralisasikan.4
2) Epistemologi
Pengetahuan dalam sudut pandang epistemologi sering digunakan untuk
menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan. Objek dalam penelitian
kuantitatif adalah individu yang bebas nilai. Seorang individu tidak dapat
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang melekat pada individu lainnya sehingga
individu tersebut dapat melihat fenomena atau gejala secara objektif dengan
menggunakan kreteria-kreteria universal. Dalam Pendekatan kuantitatif
mengaganggap bahwa segala sesuatu adalah nyata, bisa dipelajari, karena
objek yang akan diteliti harus bisa dikatakan dengan jumlah dan angka. Proses
penelitian kuantitatif bersifat deduktif, yaitu berangkat dari sebuah konsep
yang bersifat umum ke hal-hal yang khusus, dan menerapkan prinsip nomotik
yaitu hanya mengambil gejala inti saja, dengan mengabaikan gajala yang
lainnya.3
3) Aksiologi
Dalam pendekatan kuantitatif bertujuan mencari penjelasan mengapa
sebuah fenomena atau gejala terjadi di dalam pola-pola yang sudah ada. Pola
dari kejadian yang sudah ada itu dapat dijelaskan sehingga pola tersebut
semakin meyakinkan dan tak terbantahkan. Dan jika pola yang sudah ada tidak
dapat digunakan untuk menjelaskan gejala yang sudah ada, maka dicari pola
baru yang lebih universal, sehingga bisa dipakai untuk menjelaskan gejala
tersebut.4
b. Mengapa aliran filsafat positivm cocok untuk penelitian yang akan diambil.
Aliran filsafat positivism sesuai dengan rencana judul thesis saya yang
bertujuan untuk menganalisis faktor moral courage dan ethical competency dalam
pengambilan keputusan (decision making) perawat di ICU. Aliran filsafat
positism berfokus pada design penelitian kuantitaif dan penelitian saya
menggunakan design kuantitatif.1
Download