Uploaded by User33408

Makalah Mikrobiologi Industri

advertisement
MAKALAH MIKROBIOLOGI
PRODUKSI ENZIM LIPASE DARI Aspergillus Niger
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIUM KELAPA PARUT
Disusun oleh:
Kelompok 5
I Gusti Ngurah Bayu S
(121170037)
Anggit Widhi Wibawa
(121170038)
Aulia Khusnul Khotimah
(121170039)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
1.Tinjauan Pustaka
Metabolisme berasal dari kata Yunani “Metabole” yang berarti perubahan.Metabolisme
kadang juga diartikan pertukaran zat antaara satu sel atau secara keseluruhandengan
lingkungannya. Salah satu aktivitas protoplasma yang penting adalah pembentukansel baru
dengan cara pembelahan. Sebelum sel melakukan pembelahan, maka protoplasmaakan aktif
mengumpulkan serta mensintesa karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagisenyawa
kompleks yang merupakan bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasaruntuk
sintesa senyawa organic tersebut adalah unsure-unsur aorganic yang diserap oleh akardan
gula yang dibentuk dari karbon dioksida dan air pada proses fotosintesa (asimilasikarbon).
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh
makhlukhidup, mulai makhluk hidup bersel satu hingga yang memiliki susunan tubuh
kompleksseperti manusia. Dalam hal ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai
senyawakimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.Metabolisme meliputi proses
sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme)senyawa atau komponen dalam sel hidup.
Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim.Hal lain yang penting dalam metabollisme
adalah perenannya dalam penawar racun ataudetoksifikasi.Proses metabolisme yang terjadi
didalam sel merupakan aktivitas yang sangatterkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai
system enzim yang mengkatalis reaksi-reaksisecara bertahap dan memerlukan pengaturan
metabolic untuk mengendalikan mekanismereaaksinya. Proses metabolisme bagi organisme
hidup memiliki empat fungsi spesifik, yaitu :Untuk memperoleh energi kimia dalam bentuk
ATP dari hasil degradasi zat-zatmakanan yang kaya energi yang berasal dari
lingkungan.Untuk mengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi perkursor
unit pembangun bagi biomolekul sel.Untuk menyusun unit-unit pembangun menjadi protein,
asam nikleat, lipida, polisakarida, dan komponen sel lain.Untuk membentuk dan merombak
biomolekul.
2.Proses Produksi
A.Bahan
a. Bahan Baku
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kopra berjamur, daging
buah kelapa parut kering, bahan lain terdiri atas bahan medium pertumbuhan mikroba
untuk isolasi dan bahan kimia untuk analisis aktivitas enzim yang terdiri atas: medium Potato
Dextrosa Agar (PDA), medium Nutrien Agar (NA), kalsium klorida, asam tartrat, alkohol,
aseton, minyak zaitun, natrium klorida, indikator metil merah, indikator Phenopthalien,
buffer posfat (pH 5, 6 dan 7), inokulum kapang Aspergillus niger, minyak kelapa, asetonetanol (1:1 v/v) dan natrium hidroksida.
b. Komposisi Nutrisi
c. Jenis Mikroba
Aspergilus niger merupakan fungi dari filum ascomycetes yang berfilamen,
mempunyai hifa berseptat, dan dapat ditemukan melimpah di alam. Fungi ini
biasanya diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan, dan udara di dalam ruangan.
Aspergillus niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37 °C, dengan
suhu minimum 6-8 °C, dan suhu maksimum 45-47 °C. Selain itu, dalam proses
pertumbuhannya fungi ini memerlukan oksigen yang cukup (aerobik). A.
niger memiliki warna dasar berwarna putih atau kuning dengan
lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Koloninya berwarna
putih pada Agar Dekstrosa Kentang (PDA) 25 °C dan berubah menjadi hitam
ketika konidia dibentuk. Kepala konidia dari A. niger berwarna hitam,
bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar seiring dengan
bertambahnya umur.
Penggunaan Aspegillus niger sebagai sumber lipase ekstraseluler sangat potensial
karena memiliki keunggulan dalam menghasilkan enzim ekstraselular dengan aktivitas tinggi
dan pemeliharaannya yang mudah. Selain itu, secara ekonomi mudah didapat dengan harga
yang murah dan berkembang pada media yang relatif lebih murah.
Isolasi kapang penghasil lipase yang tumbuh pada kopra dilakukan
menggunakan medium Potato Dextrosa Agar (PDA) selektif kapang yang dilanjutkan
dengan medium Nutrien Agar (NA) yang mengandung minyak dan indikator metil merah
(medium Morinaga et all., 1986). Medium nutrien agar ini merupakan medium selektif
kapang penghasil lipase. Kapang yang memproduksi lipase akan menghidrolisis minyak
menghasilkan warna merah muda dengan indikator metil merah sehingga kapang penghasil
lipase akan menampakkan areal merah muda disekeliling koloni karena adanya indikator
metil merah.
Gambar 1. Kapang Aspergillus niger dengan areal merah muda disekeliling koloni
B. Prosedur Penelitian
Isolasi mikroba penghasil enzim lipase pada kopra berjamur (Mappiratu,
1997).
Kopra yang digunakan sebagai sampel adalah kopra berjamur. Isolasi kapang
dilakukan menggunakan metode tuang.
1.Kopra berjamur dihancurkan, kemudian ditimbang sebanyak 1 gram, selanjutnya
disuspensikan dengan air destilata steril sebanyak 10 ml.
2. Suspensi yang telah diperoleh diencerkan dengan pengenceran sampai 10-4.
3. Larutan hasil pengenceran masing-masing diambil 0,1 ml, kemudian dituangkan dalam
agar cawan PDA yang mengandung asam tartrat 10% dengan kandungan 3 g/100 g PDA.
4.Medium ini adalah medium selektif untuk kapang. Medium agar cawan PDA yang telah
diinokulasi diinkubasi pada suhu 370C selama 3 hari.
3.Kapang yang tumbuh dipindah tumbuhkan pada medium NA yang mengandung minyak
zaitun 1 %, indikator metil merah 9,93 %.
4. Medium yang telah diinokulasi tersebut diinkubasi pada suhu 370C selama 3 hari. Koloni
yang tumbuh yang mempunyai areal merah mudah disekelilingnya, dipindahkan pada agar
miring PDA, diinkubasi pada suhu 370C selama 3 hari. Kultur yang diperoleh diidentifikasi
dan digunak

Tahapan Fermentasi
Produksi lipase dilakukan pada medium padat, yakni pada medium kelapa parut
kering dengan cara sebagai berikut :
1. Memasukan 50 g kelapa parut kering kedalam Erlenmeyer 500 ml
2. Menambahkan larutan buffer posfat dengan pH sesuai perlakuan (pH 5, pH
6, pH 7). Penambahan buffer dilakukan sesuai perlakuan (25%, 35% dan
45%) atas dasar berat kelapa parut kering.
3. Mengaduk campuran hingga homogen, kemudian ditambahkan inokulum
kapang Aspergillus niger konsentrasi 1% atas dasar berat kelapa parut
kering.
4.
Mengiinkubasi campuran dengan inkubator bergoyang pada suhu ruang
dengan waktu inkubasi sesuai perlakuan (48, 60 dan 72 jam). Lipase yang
ada dalam medium diekstrak menggunakan larutan kalsium klorida 0,01 M
dengan rasio 2:1.
5. Mengocok campuran selama 1 jam diatas mesin kocok, selanjutnya disaring
filtratnya ditampung sebagai larutan enzim lipase dan diuji aktivitasnya.

Penetuan aktivitas enzim (Linfield et al., 1984)
1. Minyak kelapa sebanyak 2 g, dimasukkan kedalam erlenmeyer bertutup 500
ml,
2. Kemudian menambahkan 4 ml larutan buffer 0,01 M (pH 6,0), 1 ml larutan
kalsium klorida 1 M dan 1 ml filtrate (larutan enzim).
3. Campuran selanjutnya diinkubasi pada inkubator bergoyang agitasi 300 rpm
pada suhu ruang selama 1 jam.
4. Setelah waktu inkubasi tercapai segera substrat enzim diinaktifkan dengan
penambahan campuran aseton-etanol (1:1 v/v) sebanyak 10 ml.
5. Lalu campuran dibuat homogen dengan pengocokan, kemudian
ditambahkan 3 tetes indikator pp dan dititrasi dengan larutan natrium
hidroksida standar sampai campuran berwarna merah jambu. Untuk blanko
dilakukan dengan cara yang sama akan tetapi setelah ditambahkan enzim
langsung ditambahkan dengan campuran aseton-etanol 1:1 (v/v).
Download