Ashabul Kahfi Kisah tentang pemuda dalam Al-Qur’an terdapat dalam surat Al-Khafi. Alkisah, terdapat beberapa pemuda yang hidup di suatu masa dimana pemimpinnya adalah orang yang dzalim. Para pemuda tersebut menentang kedzaliman sang pemimpin hingga melarikan diri dari tempat asalnya. Akhirnya mereka masuk ke dalam sebuah gua dan menetap disana. Allah menidurkan para pemuda Ashabul Kahfi dalam gua selama selama 300 ditambah 9 tahun. Mereka bangun tatkala kepemimpinan umat telah jatuh pada orang yang beriman. Allah memuji mereka karena keteguhan aqidahnya. Dalam surat Al-Khafi disebutkan, “… Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka” (Al-Kahfi [18]: 13) Ada tiga kata kunci yang bisa kita temukan dalam ayat ini, yaitu: pemuda, iman, dan petunjuk. Kata ‘fityah’ secara bahasa berarti pemuda (jamak) dan kata tunggalnya adalah ‘fatah’. Dalam struktur bahasa arab kata ini meunjukkan usia yang masih belia, lebih muda dari pengertian pemuda ‘Asyabab”. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah pemuda belia yang mempunyai kekuatan iman besar karena mendapat petunjuk dari Allah. Allah ingin memuliakan pemuda melalui ayat ini. Kisah Ashabul Kahfi. Kisah ini diawali dari ayat ke-9 sampai ayat ke 26. Yaitu kisah sekumpulan pemuda muslim yang hidup di negeri kafir. Mereka bertekad hijrah untuk mempertahankan agama. Ini dilakukan setelah mereka mendakwahi kaumnya lalu mendapatkan penolakan, tekanan, dan intimidasi. Mereka menghadapi fitnah dien dalam dakwah dan perjuangan dari kaumnya. Lalu Allah melindungi dan mejaga mereka melalui gua dan sinar matahari. Maka saat mereka terbangun dari tidur panjangnya, mereka mendapati kaumnya telah berubah. Negeri tempat tinggal mereka dahulu menjadi negeri yang penduduknya beriman kepada Allah. Apa yang bisa membuat mereka teguh dan istiqomah sehingga datang pertolongan Allah tanpa mereka duga-duga sebelumnya? Setelah iman, mereka memiliki sahabat atau teman seperjuangan yang shalih. Allah berkahi dakwah mereka dengan keimanan generasi berikutnya