Uploaded by User21272

Amungme-Manusia Pertama

advertisement
Amungme: Manusia Pertama dan Utama
Gua itu bernama Mepingama Buk yang berarti gunung tempat manusia pertama keluar atau gunung yang
menghasilkan manusia. Menurut cerita orang-orang tua, gua tersebut terletak di timur. Gua yang berfungsi
sebagai rumah itu gelap gulita, namun didalamnya terdapat berbagai makanan dan bibit-bibit tanaman yang
diatur rapi. Pada suatu pagi mereka bermaksud membuka pintu gua itu, namun tak pernah berhasil; satu
demi satu, menurut keret (klan) masing masing, berusaha dengan sekuat tenaga sambil berdoa pada
leluhur, namun semuanya gagal. Kemudian mereka meminta bantuan pada seorang wanita tua yang
bernama Anganitmangin dan Aimgatsin.
Wanita itu lantas menugasi anak gadisnya yang masih perawan untuk berdiri dan meletakkan tangannya di
depan pintu gua itu seraya berkata ,”Sabongamtek-Mebongamtek “, yang berarti “Pintu bukalah dirimu
sendiri” pada saat itu terbukalah pintu itu. Itu terjadi di suatu pagi. Kemudian berduyun-duyun manusia
keluar. Mereka terbagi dalam tiga kelompok. Kaka yang tertua, Wompal Meki, memimpin kelompok pertama
dan langsung berjalan ke arah barat. Adiknya Womkelaki, memimpin kelompok yang kedua dengan
membawa bibit-bibit pepohonan yang berguna bagi manusia dan hewan. Bibit-bibit itu ditaburkan di semua
tempat yang mereka lalui. Adik yang ketiga, Kamki atau Olipungki, memimpin kelompok yang terakhir.
Mereka ini membawa semua peraturan, tentang peribadatan, adat, cerita rakyat, dan lain -lain. Mereka juga
menuju ke barat. Berapa lama waktu mereka berjalan. Tak ada yang tahu.
Suatu ketika tibalah mereka di Kuyawagai, di sekitar Lembah Baliem. Dari situ mereka terus ke gunung
Meamabuk. Disini mereka ditimpa malapetaka kedinginan yang dahsyat. Segera mereka membuat api
unggun yang besar. Orang Amungme berada dekat dengan api, sementara yang datang belakangan berdiri
di belakang sehingga mereka tetap menggigil kedinginan dengan gigi bergemeretuk. Akibatnya, mereka
saling tak mengerti apa yang diucapkan. Ketika seorang meminta api, ia diberi batu, ketika meminta makan,
kayu yang diterima, dan sebagainya. Mulailah kelompok orang-orang itu berbicara dalam bahasa mereka
sendiri-sendiri, dan mereka pun saling berpisah.
Mite yang dimiliki oleh tiap klan Amungme, walaupun seolah berbeda versinya namun isi dan tujuannya
sama. Mite ini kerap kali menjadi latar belakang timbulnya pengharapan akan pengenapan janji yang
disampaikan oleh moyang purba - yaitu bahwa kelak mereka akan memperoleh kehidupan penuh bahagia.
Manusia Amungme menunggu dengan penuh harapan akan terwujudnya dunia yang penuh bahagia itu.
Siapa yang memiliki kunci akan dapat membuka pintu rahasia itu, dan ia akan masuk kedalamnya dengan
tubuh yang ada. Itu sebabnya orang Amungme bekerja dengan rajin, bersemangat dan penuh dengan
kegembiraan agar dapat menarik hati roh para leluhur, atau Hai Jogon Nerek. Dengan cara itu mereka
berharap dapat mempercepat datangnya dunia yang penuh bahagia itu. Walaupun begitu, harapan itu bisa
juga membuat mereka mengabaikan pekerjaan di ladang karena mereka menganggap akan segera
mengadakan ‘ perjalanan’.
Janji moyang purba terkait dengan lima manusia luar biasa yang telah gaib: Womkela, Isip, Isep, Imbong
dan anak gadisnya - semuanya telah pergi. Tetapi mereka akan bertemu dengan Eniwit yang akan
menunjuk jalan menuju padang atau rumah bahagia abadi - dunia Hai Jogon dimana tak ada penyakit,
lapar, dahaga, kebencian, permusuhan dan maut. Dari sana mereka berlima akan kembali untuk memimpin
suku Amungme ke dunia/rumah bahagia abadi itu. Suku Amungme memandang rahasia ini sebagai pusaka
yang memberikan kekuatan jiwa - raga bagi ahli waris/keturunan, tetapi tak boleh disebarluaskan. Kata -kata
rahasia yang harus diwariskan itu berbunyi: Kolevogolki mingamo jore, Nadala ilege, Nilang jolaye;
Dingkaikinung wongomong, Kalekgo ivongonmok muiye, Avulkeveng - aranyok dolle, Ningaleye. Yang
berarti: Pembebasan akan datang Sebuah daun lebar akan turun di sebelah barat Tetapi akan terbang
kembali Laksana kuncup bungan ubi, tumbuh dan besar di tanah Demikian pula daun lebar itu akan muncul
di kaki gunung Lihatlah, perhatikanlah dan waspadalah. (*)
sumber:tabloidjubi
jadi teringat diskusi dengan mahasiswa pegunungan,yang mana dari segi ADAT berdasarkan pandangan
orang tua dulu bahwa manusia pertama itu keluar dari Goa..manusia ada yang berwarna putih,hitam,dan
biru
Menurut cerita, nenek moyang suku Amungme di masa purba keluar dari sebuah gua besar yang
gelap. Gua itu terletak di dalam bumi, namun manusia yang keluar dari dalamnya seolah-olah keluar
dari rumah.
(Yaswarau.com)
Download