Uploaded by User32897

teknologi pertanian (Indo combine harvester & indo jarwo transplnter

advertisement
MAKALAH
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
TEKNOLOGI PERTANIAN DAN PANGAN
OLEH
KELOMPOK VI
AISYAH NOVIANTI
NURUL AZIZAH PUTRI
MUHAMMAD AKRAM
MUHAMMAD MUAMMAR SAIFUL
MUHAMMAD IRZAL
TAHUN AJARAN 2019/2020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
karunia-Nya., kami dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam bentuk makalah yang berjudul
TEKNOLOGI PERTANIAN DAN PANGAN. Dalam makalah ini kami
membahas hal-hal yang terkait dengan perkembangan teknologi di bidang
pertanian dan pangan khususnya pada aspek peran, manfaat, dampak, serta
perkembangannya secara umum. Cakupan materi yang terdapat pada makalah ini
didapatkan dari kajian literatur dari berbagai sumber seperti buku dan jurnal.
Kami berharap melalui makalah ini pembaca dapat mengetahui hal-hal
yang terkait tentang teknologi pertanian dan pangan dan mengkaji lebih jauh
topik-topik yang kami angkat di dalamnya, serta dapat digunakan sebagaimana
mestinya. Seperti manusia pada umumnya kami pun tak luput dari kekhilafan,
sehingga apabila terdapat kesalahan atau hal-hal yang tidak relevan pada
pembahasan dalam makalah ini kami mohon maaf. Besar harapan kami dari para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya
kesalahan dapat diminimalisir pada penyusunan makalah berikutnya dengan
pembahasan yang berbeda. Akhir kata sukses selalu bagi mereka yang terus
berusaha.
Kelompok VI
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Teknologi Pertanian dan Pangan................................................ 3
B. Indo Combine Harvester .............................................................................. 4
C. Tranplenter Jajar Legowo ......................................................................... 12
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 18
Kesimpulan ................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Perekonomian nasional sektor pertanian memiliki peranan yang
sangat penting dan strategis. Hal ini utamanya dikarenakan sektor pertanian
masih memberikan andil yang cukup besar dalam penyediaan lapangan
pekerjaan bagi sebagian besar penduduk yang ada di pedesaan dan
menyediakan bahan pangan bagi penduduk. Peranan lain dari sektor ini adalah
menyediakan bahan mentah bagi industri dan menghasilkan devisa negara
melalui ekspor non migas. Bahkan sektor pertanian mampu menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam menghadapi krisis ekonomi yang
melanda Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir ini (Sadono, 2008)
Suatu komoditas pertanian
yang terdapat di suatu wilayah,
pengembangannya harus benar-benar mempertimbangkan aspek efisiensi
usaha tani. Efisiensi yang dimaksud yaitu dengan tingkat produksi tertentu,
biaya yang minimal diusahakan, sehingga petani dapat memperoleh
keuntungan yang lebih. Sebab, pada era globalisasi pasar bebas, hanya produk
yang dihasilkan secara efisien yang mampu bersaing, baik di pasar domestik
maupun internasional. Usaha tani yang efisien hanya bisa dicapai dengan
penerapan teknologi yang tepat guna (Swastika, 2004).
Bahan pangan sendiri merupakan salah satu diantara kebutuhan pokok
manusia
dalam
melangsungkan
kehidupannya.
Untuk
peningkatan
kemakmuran bagi masyarakat dapat diusahakan dengan menyediakan bahan
pangan yang baik dari segi mutu dan gizinya (Kristianingrum, 1997). Dalam
Undang-undang RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan (UU Pangan)
disebutkan
bahwa
pangan
adalah
kebutuhan
dasar
manusia
yang
pemenuhannya menjadi hak azasi setiap rakyat Indonesia.
Desakan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduk yang terus
berkembang telah membuat banyak negara sadar agar berusaha untuk
meningkatkan produksi pangannya. Oleh karena itu, teknologi pertanian yang
2
lebih baik terus dikembangkan dan diintroduksikan kepada petani supaya
petani mau serta mampu menerapkan teknologi yang tersedia sehingga
produksi pangan dapat meningkat (Sadono, 2008). Untuk mengetahui
perkembangan teknologi yang ada, maka kami bermaksud memberikan
referensi kepada pembaca khususnya untuk kami sendiri agar pemahaman
mengenai teknologi di bidang pangan dan pertanian dapat bertambah dan
dikembangkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari pembahasan
makalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud teknologi pertanian dan pangan?
2. Teknologi apa saja yang telah tersedia di bidang pertanian dan pangan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini
yaitu:
1. Dapat mengetahui pengertian dari teknologi pertanian dan pangan.
2. Dapat mengetahui beberpa teknologi di bidang pertanian dan pangan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknologi Pertanian dan Pangan
Teknologi pada awalnya dibuat oleh manusia untuk mempermudah
berbagai pekerjaan yang dilakukan. Berbagai teknologi yang ditemukan oleh
manusia berkembang pesat dalam 100 tahun ini, mulai dari bidang transportasi
hingga informasi, tidak terkecuali dunia pertanian. Teknologi pertanian
mencakup cara-cara bagaimana para petani menyebarkan benih, memelihara
tanaman, dan memungut hasil serta memelihara ternak. Teknologi pertanian
pada dasarnya adalah penerapan dari ilmu-ilmu teknik pada kegiatan pertanian
atau dalam pengertian lain dan lebih luas yaitu suatu penerapan prinsip-prinsip
matematika dan sains dalam rangka pendayagunaan sumber daya pertanian
dan sumber daya alam secara ekonomis untuk kesejahteraan manusia.
Pertanian dan teknologi pertanian sangatlah tidak dapat dipisahkan untuk
zaman sekarang ini. Keduanya jalan bersamaan dalam proses pemenuhan
kebutuhan hidup dan peningkatan kesejahteraan manusia melalui ketahanan
pangan dan produk-produk sandang dan papan. Ilmu dan teknologi pertanian
secara luas mencakup berbagai penerapan ilmu yang terfokus pada budidaya,
pemeliharaan, pemanenan, peningkatan mutu hasil panen, penanganan,
pengelolaan dan pengamatan hasil, dan pemasaran hasil objek formal ilmu
pertanian tersebut (Arwati, 2018)
Teknologi pangan merupakan salah satu teknologi yang menghasilkan
bahan pangan yang berkualitas. Pangan adalah salah satu kebutuhan pokok
manusia. Karena itulah, maka industri pangan selalu tumbuh dan berkembang
secara alami di suatu negara dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok bagi
populasi yang selalu tumbuh. Indonesia, sebagai negara tropis yang kaya akan
sumber daya hayati, tentunya sangat berpotensi untuk mengembangkan aneka
pangan yang unik dan khas. Kondisi keanekaragaman ini tentunya sangat
berpotensi berkontribusi pada ketahanan pangan tersebut (Hariyadi, 2010).
4
B. Indo Combine Harvester
Mesin padi Indo Combine Harvester dikembangkan oleh Balai Besar
Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Badan Litbang Pertanian untuk
mendukung pencapaian program swasembada beras nasional melalui
penurunan susut hasil panen (Tim Perekayasa, 2014). Combine Harvester
adalah sebuah mesin panen modern yang digunakan untuk memanen tanaman
serealia, karena mampu melakukan pemotongan, perontokan, pengeringan
gabah dan pemecah jerami dalam satu kali pengoperasian (Jannah dkk, 2019),
sehingga melalui teknologi pertanian ini, petani akan dimudahkan dalam
urusan pemanenan padi. Dengan Indo Combine Harvester, petani tidak lagi
membutuhkan banyak orang apabila masa panen padi telah tiba, karena satu
mesin ini hanya butuh minimal dua orang saja dalam pengoperasiannya,
dengan kapasitas kerja empat sampai enam jam per hektar (Tim Perekayasa,
2014).
Combine harvester adalah mesin panen padi yang serba komplit dan
canggih dalam pengoperasiannya. Combine harvester juga dapat bekerja
dengan cepat pada areal sawah yang luas dan waktu yang dibutuhkan dalam
proses pemanenan juga relatif singkat (Ramadhan, 2018). Teknologi ini akan
semakin baik performanya jika digunakan pada lahan yang basah (Geek,
2019). Hal ini dikarenakan Indo Combine Harvester memiliki gaya tekan ke
permukaan tanah sebesar 0.13 kg/cm2. Kemampuannya itu merupakan ciri
pembeda mesin ini dengan mesin-mesin yang ada di pasaran dengan gaya
tekan umumnya sebesar 0.20 kg/cm2. Apabila nilai gaya tekan pada mesin
kecil, maka kemungkinannya untuk terperosok dalam tanah juga menjadi
sedikit. Pertimbangan tersebut sangat penting sebab kondisi lahan pertanian di
Indonesia memiliki infrastruktur drainase yang jelek sehingga tanahnya
lembek. Tidak hanya itu, kemampuan teknologi pertanian ini mampu
menghasilkan gabah dengan tingkat kebersihan 99.5% (Tim Perekayasa,
2014).
a. Bagian-bagian Mesin
5
Mesin padi Indo Combine Harvester terdiri dari beberapa bagian
yaitu (reel guider), (cutting header), pengantar hasil potongan (coveyor),
kendali (controller), pemotongan dan pembersih (thresher dan cleaner),
(centrifugal blower), pintu pengeluaran jerami dan kotoran (chaff outlet),
pengeluaran hasil (grain outlet), dan roda (track) (Ramadhan, 2018).
Secara umum, bagian-bagian dari mesin tersebut dapat dilihat lewat
gambar berikut, lengkap dengan keterangannya (Tim Perekayasa, 2014) :
Keterangan :
1. Bagian keluaran padi bersih yang ditampung oleh karung
2. Bagian mesin/engine
3. Tempat duduk pembantu operator (mengganti karung)
4. Bagian roda
5. Tempat duduk operator (pengemudi)
6. Tuas kendali kemudi
7. Tuas persneling
8. Bagian pengambil/pengarah batang padi
9. Bagian pisau pemotong batang padi
Secara rinci bagian-bagian mesin tersebut terdiri dari (Ramadhan,
2018) :
1. Reel Guider (Pengait dan pengarah)
6
Pengait adalah bagian pada combine harvester yang fungsinya
menarik/mengait batang tanaman padi dari posisi tegak kearah pisau
pemotong, terdapat 4 bagian seperti bentuk sisir lalu akan berputar
sesuai dengan pengaturan kecepatan yang telah ditentukan.
2. Cutting Header (Pemotong padi)
Pisau pemotong berbentuk segitiga digunakan untuk memotong bagian
batang padi, pisau ini berjumlah 26 buah yang bergerak secara
horizontal dan perlu diperhatikan dalam perawatannya agar proses
pemotongan berjalan dengan baik tanpa mengurangi produktivitas
pemanenan.
3. Conveyor (Pembawa hasil potongan padi)
Konveyor berfungsi mengumpulkan batang padi yang sudah terpotong
kearah tengah dimana terdapat konveyor kanvas. Konveyor kanvas ini
selanjutnya membawa padi ini ke bagian perontokan, berbeda dengan
konveyor mangkuk berfungsi membawa bahan (butiran gabah) ke
7
bagian atas, sedangkan Konveyor screw membawa bahan (butiran
gabah) dalam arah horizontal.
4. Contoller (Pengendali)
Mesin pemanen padi combine harvester memiliki beberapa tuas yang
memiliki fungsi yang berbeda, sehingga diperlukan operator mesin
yang baik untuk mengoperasikan alat tersebut. Combine dapat
bergerak maju jika mesin penggeraknya hidup, kemudian masukkan
gigi transmisi utama dengan kecepatan low, netral, high, dan deep
dengan porseneling maju (1), (2), dan (3) dan mundur (R). Pastikan
pandangan operator/ pengemudi lurus ke depan atau mengontrol semua
sistemnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau
menimbulkan
kecelakaan.
5. Thresher (Perontok dan pembersih)
Berfungsi untuk merontokkan (melepaskan) butiran gabah dari
malainya gabah dari batang yang baru masuk. Gabah yang masih
belum terpisah dari malainya yang masih terkumpul dari hasil
8
penyaringan dibawa kembali oleh konveyor mangkok kebagian
perontok untuk dirontokkan kembali.
6. Centrifugal Blower
Adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau
memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu
ruangan tertentu, dalam hal ini blower menghembuskan angin untuk
membuang jerami, kulit, dan gabah kosong menuju pintu pengeluaran
kotoran.
7. Chaff Outlet (Pintu Pengeluaran)
Pintu pengeluaran jerami terdapat dibagian belakang combine
harvester berfungsi untuk tempat keluarnya kotoran yang terjadi saat
proses pemanenan berlangsung.
9
8. Grain Outlet
Bagian pengeluaran hasil gabah yang berfungsi untuk mengeluarkan
hasil pemanenan padi kedalam karung, memiliki 4 tusukan beras dan
dapat menampung 2 orang helper.
9. Track (Roda)
Bagian penggerak pada combine harvester berbentuk trak karet (full
track rubber belt), untuk memudahkan jalannya combine harvester
dalam kondisi tanah yang kering atau basah pada saat proses
pemanenan berlangsung.
10
b. Prinsip Kerja Mesin
Prinsip kerja dari mesin pemanen padi ini adalah (Niagakita, 2019) :
1. Padi yang dipotong termasuk jeraminya, semuanya dimasukkan ke
bagian perontokan.
2. Gabah hasil perontokan ditampung dalam tangki, dan jeraminya di
tebarkan secara acak di atas permukaan tanah.
3. Semua jenis combine ini dioperasikan dengan cara dikendarai (riding
type).Lebar pemotongan berkisar antara1,5 hingga 6 meter. Namun
yang populer adalah 4 meter.
4. Mesin sebagai sumber tenaga gerak adalah sekitar 25 hp per 1 meter
lebar pemotongan. Bagian penggerak majunya adalah menggunakan
roda, atau half-track type atau full-track type.
c. Mekanisme Kerja Mesin
Mesin Indo Combine Harvester memiliki mekanisme kerja sebagai berikut
(Ramadhan, 2018) :
1) Tanaman padi diusahakan dalam keadaan tegak, oleh pengemudi,
mesin lalu diarahkan dan dikaitkan ke reel guider,
2) Kemudian bagian bawah padi dipotong oleh cutting header
3) Hasil potongan lalu dibawa oleh conveyer menuju thresher untuk
dirontokkan
4) lalu dari perontokkan tadi menghasilkan gabah yang akan dibersihkan
dan dikeluarkan melalui grain outlet.
5) Kotoran dan jerami sisa perontokan dikeluarkan melalui chaff outlet,
sedangkan gabah masuk ke dalam kotak penampungan sementara dan
siap masuk ke dalam karung.
d. Cara Pengoperasian Mesin
Berikut adalah langkah-langkah pengoperasian mesin (Niagakita, 2019) :
1. Menghidupkan combine
Combine menggunakan mesin yang bahan bakar diesel, dimana cara
menghidupkannya dengan sistem starter yang menggunakan arus DC
(baterai). Sebelum menghidupkan pastikan dan perhatikan transmisi
11
utama, pengatur kecepatan, gas dalam keadaan netral dan tongkat
kopling dalam keadaan parking. Putar kunci kontak kekiri untuk
pemanas busi pijar dan tunggu hingga lampu padam. Kemudian
langsung putar kekanan untuk On-kan dan start dimulai, jangan
mengstarter lebih dari 5 detik karena dapat mengakibatkan over-hot
yang langsung merusak bagian-bagian sistem tersebut.
2. Memajukan/ menjalankan dan memundurkan combine.
Combine
dapat
bergerak
maju
jika
mesin
penggeraknya
hidup,kemudian masukkan gigi transmisi utama dengan kecepatan
low, netral, high dan deep dengan porseneling maju 1,2 dan 3 dan
mundur R. Pastikan pandangan operator/ pengemudi luruske depan
atau mengontrol semua sistemnya, agar tidak terjadi hal-halyang tidak
diinginkan atau menimbulkan kecelakaan.
3. Membelokkan combine
Sistem pembelokan pada combine hampir sama dengan sistem
pembelokan pada traktor. Namun sistem pembelokan combine lebih
efektif dikarenakan pembelokan combine kearah kiri dan kanan dapat
dioperasikan langsung hanya dengan satu tongkat saja.
4. Menghidupkan thresser, pisau pemotong pada combine
Sistem thresser pada combine sama dengan sistem thresser biasa
tapithresser pada combine dilengkapi dengan sistem transmisi pengatur
kecepatan putaran. Tarik tuas thresser,kemudian sesuaikan kecepatan
putarannya biar kan padi dan jerami dirontokkan selama 2-3 menit.
Dan jika ingin memotong padi, tarik tuas pisau lalu sesuaikan dengan
kecepatan putarannya dan juga jarak pemotongannya.
5. Menghentikan combine
Combine dapat dihentikan dengan cara perlahan-lahan, yakni cukup
tarik tuas kopling keposisi parking atau menginjak handle kopling
kemudian off-kan semua sistem transmisi. Dikarenakan combine
dilengkapi dengan system pengereman hidraulik otomatis bukannya
manual.
12
e. Kelebihan dan kelemahan
Mesin pemanen padi ini ternyata memiliki kelebihan sekaligus kelemahan
berikut diantaranya (Klikteknik, 2017) :

Kelebihan
1. Kapasitas kerja tinggi (1 – 2 Kg/menit).
2. Efisiensi kerja 0,26 – 0,80 H/jam.
3. Hanya membutuhkan 2-3 orang untuk panen dalam 1 hektar.
4. Biaya panen per hektar relatif lebih rendah dibandingkan dengan
cara tradisional.
5. Kehilangan gabah di sawah relatif lebih rendah sekitar ≤3%.
6. Kondisi gabah sudah bersih dengan kadar kotoran ≤2%.
7. Dapat dimiliki oleh kelompok tani ataupun perorangan untuk
system sewa.

Kelemahan
1. Biaya awal yang tinggi untuk pembelian mesinnya.
2. Memerlukan biaya operasional/perawatan mesin.
3. Memerlukan bahan bakar yang banyak untuk dapat bekerja
maksimal.
C. Tranplanter Jarwo (Jajar Legowo)
Salah satu teknologi unggulan untuk meningkatkan produksi padi yang
telah dihasilkan oleh Balitbangtan adalah teknologi transplanter padi, yaitu
Indo Jarwo Transplanter (Syahyuti dkk, 2015). Transplanter Jarwo adalah
mesin penanam padi yang digunakan pada areal tanah sawah kondisi siap
tanam untuk menanam bibit padi dari hasil semaian yang menggunakan tray
atau dapog dengan umur bibit sekitar 15 hari atau pada ketinggian bibit
tertentu. Mesin tanam ini dirancang agar dapat beroperasi pada lahan
berlumpur (puddle) dengan kedalaman kurang dari 40 cm. Oleh karena itu
mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung (Taufik
dalam Umar, 2017).
13
Teknologi temuan Balitbangtan ini merupakan mesin/alat pindah
tanam padi, dimana secara prinsip alat ini ditujukan untuk mengatasi kendala
keterbatasan tenaga kerja tanam dan pada saat yang sama petani mampu
menerapkan sistem penanaman padi “jajar legowo” sebagai salah satu
teknologi tanam unggulan Balitbangtan (Syahyuti dkk, 2015).
Sistem tanam jajar legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling
antara dua atau lebih, umumnya dua atau empat baris tanaman padi dan satu
baris kosong. Istilah Legowo di ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata
”lego” berarti luas dan ”dowo” berarti memanjang. Legowo di artikan pula
sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi
satu barisan kosong. Baris tanaman (dua atau lebih) dan baris kosongnya
(setengah lebar di kanan dan di kirinya) disebut satu unit legowo. Bila terdapat
dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1, sementara jika
empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1, dan seterusnya
(Ristiawan dkk, 2018).
Tanaman padi yang ditanam dengan sistem jarwo menggunakan
transplanter hanya membutuhkan biaya tanam sekitar 65 % dari sistem jarwo
secara manual. Sedangkan sistem tanam jarwo manual membutuhkan biaya
tanam lebih tinggi dari sistem tegel, yaitu sekitar 14 %, yang mana sistem
tegel merupakan sistem penanaman padi secara tradisional. Melalui
perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman padi yang ditanam
dengan sistem jarwo menggunakan transplanter memberikan keuntungan
paling tinggi dibandingkan yang lainnya. Pada usaha tani dengan sistem tanam
tegel keuntungan per ha adalah sekitar Rp14,2 juta, sedangkan dengan jarwo
dan jarwo transplanter masing-masing memberikan keuntungan Rp16,8 dan
Rp17,1 juta/ha (Syahyuti dkk, 2015). Penggunaan rice transplanter bermotor
akan memberikan dampak mempercepat waktu tanam, lebih seragam dan
apabila dioperasikan dalam luasan skala ekonomi yang optimal akan
memberikan keuntungan yaitu biaya tanam lebih murah (A., Athoilah, 2014).
Apabila dibandingkan dengan penanaman secara manual, maka
penggunaan mesin transplanter ini akan menggantikan 20-30 tenaga kerja.
14
Untuk sekali berjalan dapat menanam empat baris tanaman dengan jarak
tanam antar baris 20 cm dan jarak 'legowo' (gawang) 40 cm sedangkan jarak
dalam baris dapat diatur antara 10,13, dan 15 cm. Berdasarkan hasil uji
lapang, mesin ini memiliki kapasitas tanam 5,2 jam/ha atau 0.19 ha/jam,
jumlah tanaman per lubang 2-5 tanaman dengan kedalaman 30-60 mm. Mesin
dapat beroperasi pada lahan dengan kedalaman kaki (foot sinkage) maksimal
25 cm (A., Athoilah, 2014).
a. Bagian-bagian Mesin

Mesin tampak depan

Mesin tampak belakang
15

Bagian utama mesin
Rancangan mesin Indo Jarwo Transplanter (IJT) ini terdiri dari lima
komponen utama, yaitu (1) sistem penanam, (2) sistem pengumpan
bibit padi, (3) sistem transmisi dan penggerak, (4) sistem kendali dan
rangka utama serta (5) sistem pelampung (Umar dkk, 2017).
b. Prinsip Kerja Mesin
Umumnya prinsip dasar kerja dari alat tanam itu sama, baik jenis
yang didorong/ditarik tenaga manusia, ditarik hewan ataupun traktor.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan alur atau lubang (khusus tugal)
2. Mekanisme penjatuhan benih
3. Penutupan alur atau lubang (khusus tugal).
Khusus transplanter padi, Jumlah bibit yang ditarik oleh jarum
picker dari semaian dan diumpankan ke garpu penanam dipengaruhi oleh
kepadatan bibit dalam persemaian. Semakin padat persemaian ternyata
pengambilan bibit oleh garpu penanam semakin banyak sehingga jumlah
bibit yang tertanam juga banyak, karena akar bibit padi saling berkaitan
sehingga terikut setelah ditarik oleh garpu penanam (Umar dkk, 2017).
16
c. Mekanisme Kerja Mesin
Indo Jarwo transplanter adalah mesin modern untuk menanam bibit
padi dengan sistem penanaman serentak 4 baris. Panjang mesin Indo
Jarwo Transplanter keseluruhan adalah 2,48 m, lebar 1,70 m dan tinggi 86
cm. Motor penggerak yang digunakan motor bakar 4 tak, daya 3,5 kW dan
4,6 HP putaran 3600 rpm. Dalam sekali gerak perputaran roda, mesin ini
dapat membuat 4 jalur dengan jarak antar jalur 20-40-20 cm. Penggunaan
mesin ini relatif mudah dimana garpu penanam (picker) mengambil bibit
padi kemudian ditancapkan pada lahan yang kondisinya rata (Umar dkk,
2017).
d. Cara Pengoperasian Mesin
Langkah-langkah pengoperasian mesin ini adalah sebagai berikut
(Balitbangtan, 2013) :
1. Siapkan bibit di dalam tray dan rak yang tersedia
2. Atur tuas hidrolik pada posisi sesuai dengan kedalaman lahan, posisi
fix merupakan posisi standar pelampung pada saat penanaman.
3. Buat tanda/tandai posisi awal dan akhir operasional mesin pada lahan
sawah.
4. Atur posisi tanda batas jarak tanaman (rulling mark) pada mesin untuk
menandai jarak tanam antar baris tanaman.
5. Setelah mesin dinyalakan, atur kecepatan putar engine pada putaran
antara 3100 rpm - 3600 RPM. Kopling utama berada pada posisi
netral, setelah siap tuas perlahan-lahan dipindahkan pada posisi maju.
6. Perlahan-lahan tarik tuas kopling utama, tuas maju dan penanam pada
posisi ON.
7. Posisi operator harus pada posisi tegak lurus dan memperhatikan
mascot tengah
8. Pada saat akan belok, tuas penanam ditarik pada posisi OFF
9. Perhatikan rulling mark pada saat belok dan memulai menanam pada
baris selanjutnya.
e. Kelebihan dan kelemahan
17
Mesin ini ternyata memiliki kelebihan sekaligus kelemahan, berikut
diantaranya (Aini dan Ichwan, 2017) :

Kelebihan
1. Mendukung sistem jajar legowo 2:1 dengan jumlah baris tanam 4
baris. Jarak tanam antar barisnya 20 cm, jarak tanam legowo 40
cm.
2. Kapasitas tanam cukup tinggi 6 jam/ha.
3. Jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 10 - 18cm.
4. Penanaman yang presisi (akurat).
5. Tingkat kedalaman tanam yang dapat diatrur. 6. Jumlah tanaman
dalam satu lubang berkisar 2 – 4 tanaman per lubang. 7. Jarak dan
kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal
dan seragam.

Kelemahan
a. Lebar antar barisan (20 cm) tidak dapat diubah.
b. Tidak bisa dioperasikan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm.
c. Diperlukan alat angkut untuk membawa mesin ke sawah atau
ketempat lain.
d. Perlu bibit dengan persyaratan khusus.
e. Harga masih relatif mahal sehingga tidak terjangkau petani.
18
BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan :
Berdasarkan rumusan masalah maka kesimpulan dari pembahan ini adalah
teknologi-teknologi yang
telah ada pada bidang pertanian dan pangan
khususnya pada aspek penanaman dan pemanenan mencakup diantaranya
yaitu Indo Combine Harvester dan Transplanter Jajar Legowo. Dalam
penerapannya Combine Harvester adalah sebuah mesin panen modern yang
digunakan
untuk
kegiatan
pemanenan,
karena
mampu
melakukan
pemotongan, perontokan, pengeringan gabah dan pemecah jerami dalam satu
kali pengoperasian
sehingga melalui teknologi pertanian ini, petani akan
dimudahkan dalam urusan pemanenan padi. Sedangkan pada kegiatan
penanaman, Transplanter Jarwo hadir sebagai mesin penanam padi yang
digunakan pada areal tanah sawah kondisi siap tanam untuk menanam bibit
padi dari hasil semaian yang menggunakan tray atau dapog dengan umur bibit
sekitar 15 hari atau pada ketinggian bibit tertentu.
19
DAFTAR PUSTAKA
A. Athoillah, S. Doni Anggit, Sulistyosari, N., Pitoyo, J., dan Prabowo, A. 2014..
Pengembangan Mesin Tanam-Pindah Bibit Padi Indo Jarwo Transplanter.
Di dalam: Susila, E.T., Basunanda, P., Taryono, Sulistyaningsih, E.,
Nurudin, M., Rohman, M.S., Widianto, D., dan Respatie, D.W. Prosiding
Seminar Nasional Pengembangan dan Pemanfaatan IPTEKS untuk
Kedaulatan Pangan: Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,.
September 2014. Yogyakarta: Fakultas Pertanian UGM. 16-21.
Aini, F.N., dan Ichwan, M.Y. 2017. Mesin Penanam dan Alat Penanam
Tradisional. Gresik: Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Gresik.
Arwati, S. 2018. Pengantar Ilmu Pertanian Berkelanjutan. Makassar: Inti Media
Tama.
Balitbangtan. 2013. Buku Panduan Penggunaan Transplanter Jajar Legowo 2:1.
Banten: Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.
Hariyadi, P. 2010. Penguatan Industri Penghasil Nilai Tambah Berbasis Potensi
Lokal Peranan Teknologi Pangan untuk Kemandirian Pangan. Southeast
Asian Food & Agricultural Science and Technology (SEAFAST) LPPM
IPB: 19(4).
Jannah, A. R., Toiba, H., dan Andriatmoko. N.D., 2019. Niat Adopsi Petani dalam
Menggunakan Teknologi Combine Harvester. Habitat: 30(2): 71-78.
Klikteknik. 2017. Tips Memilih Alat Panen Sesuai Kebutuhan (Online)..
(https://www.klikteknik.com/blog/tips-memilih-alat-panen-sesuaikebutuhan.html). Di akses 10 Oktober 2019.
Kristianingrum, S. 1997. Perkembangan Teknologi Pengolahan Pangan dan
Pengaruhnya terhadap Konsumen. Cakrawala Pendidikan: 2: 141-146.
Niagakita, 2019. Prinsip Kerja Mesin Panen Padi Atau Combine Harvester
(Online). (https://niagakita.id/2018/06/10/mengenal-prinsip-kerja-mesinpanen-padi-combine-harvester-pada-penerapan-usaha-budidayapertanian/). Di akses 10 Oktober 2019.
Ramadhan, K.P.A.B.P. 2018. Unjuk Kerja Mesin Pemanen Padi (Combine
Harvester) Merek Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo di Kecamatan Sragi,
Lampung Selatan. Lampung: Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Bandar Lampung.
20
Ristiawan, I., Parekke, S., Despryanto, E., Zakwan, M.A., dan Rompi, W. 2018.
Rancang Bangun Alat Penanam Padi dengan Sistem Penggerak Manual
dan Motor Bakar. Dinamika: 10(1): 23-29.
Sadono, D. 2008. Pemberdayaan Petani: Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian
di Indonesia. Jurnal Penyuluhan: 4(1): 65-74.
Swastika, D.K.S. 2004. Beberapa Teknik Analisis dalam Penelitian dan
Pengkajian Teknologi Pertanian. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian : 7(1): 90-103.
Syahyuti, Saliem, H.P., Susilowati, S.H., Kariyasa, K., Suhartini, S.H.,.
Supriyatna, Y., dan Ariningsih, E. 2015. Temuan-Temuan Pokok dan
Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian dari Hasil-Hasil
Penelitian PSEKP Tahun 2014. Jakarta: IAARD Press, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
Techno-Geek. 2019. 5 Teknologi Pertanian yang Diterapkan di Indonesia.
(Online). (https://kumparan.com/techno-geek/5-teknologi-pertanian-yangditerapkan-di-indonesia-1552762206695143071). Di akses 15 September
2019.
Tim Perekayasa. 2014. Buku Panduan Penggunaan Mesin Indo Combine
Harvester. Banten: Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.
Umar, S., Hidayat, A.R., Pangaribuan, S. 2017. Pengujian Mesin Tanam Padi
Sistim Jajar Legowo (Jarwo Transplanter) Di Lahan Rawa Pasang Surut..
Jurnal Teknik Pertanian Lampung 6(1) : 66-67.
21
22
Download